PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Abstrak
Seiring kemajuan teknologi, tidak sedikit penilitian-penelitian mikroorganisme dilakukan
guna memenuhi kebutuhan manusia. Mikroorganisme atau mikroorganisme sering
dimanfaatkan diberbagai sektor industri. Jenis jenis dari mikroorganisme sendiri
beranekaragam serta jumlahnya dialam sangat melimpah, sehingga dalam
mengisolasikannya diperlukan metode yang tepat agar diperoleh kultur murni. Dalam
percobaan ini menggunakan metode cawan tuang dan cawan gores. Percobaan isolasi
mikroorganisme ini bertujuan untuk melakukan isolasi mikroorganisme dengan teknik cawan
gores dan cawan tuang, sehingga diperoleh metode mana yang lebih cocok untuk
diaplikasikan. Prinsip kerja dalam percobaan ini adalah memisahkan suatu mikroorganisme
dari mikroorganisme lain dari suatu campuran. Percobaan ini dilakukan dengan
mensterilkan media dan cawan yang digunakan terlebih dahulu, kemudian memindahan
bakteri menggunakan jarum ose ke dalam media agar dan yang terakhir melakukan inkubasi
selama 24 jam.
i
Abstract
As technological development, a lot of research microbiological studies are
carried out to sufficient human necessary. Microbes or microorganisms are
often used in various industrial sectors. The types of microorganisms
themselves are diverse and the amount in natural be abundant, so that in
isolating them the right method is needed to obtain pure culture. In this
experiment using the pour plate method and the streak plate. The experiment of
isolation of microorganisms aims to isolate microorganisms by using a streak
and pour plate technique, so that which method is more suitable to be applied.
The principle of work in this experiment is to separate a microbe from a
mixture . This experiment was carried out by sterilizing the media and the plate
used first, then transferring the bacteria using the needle into the media, after
that incubated for 24 hours.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................................................i
ABSTRACT...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1....................................................................................................................Latar Belakang
.............................................................................................................................................1
1.2...............................................................................................................Rumusan Masalah
.............................................................................................................................................1
1.3.................................................................................................................................Tujuan
.............................................................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................2
2.1 Isolasi Mikroorganisme..................................................................................................2
2.2 Media Pertumbuhan Mikroorganisme............................................................................3
2.3 Isolasi Mikroorganisme..................................................................................................4
2.4 Autoklaf..........................................................................................................................5
2.5...................................................................................................................................... Inkubator
....................................................................................................................................................7
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................6
3.1. Alat dan Bahan...............................................................................................................6
3.2. Cara Kerja.......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
LAMPIRAN..............................................................................................................................vi
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
Untuk mempelajari cara-cara mengisolasi suatu mikroorganisme dari suatu campuran
dengan teknik cawan gores dan cawan tuang.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroorganisme merupakan jasad renik atau jasad hidup yang
memiliki ukuran sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Yang
termasuk dalam kelompok mikroorganisme yaitu bakteri, jamur, virus, dan juga
protozoa yang lebih besar. Setiap mikroorganisme dibedakan menjadi beberapa jenis
dan memiliki fungsi tersendiri. Beberapa diantaranya dapat menimbulkan penyakit dan
menyebabkan kerugian. Akan tetapi sebaliknya beberapa mikroorganisme juga dapat
menekan pertumbuhan bakteri pathogen dan dapat menyembuhkan penyakit. Bakteri
sendiri diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Berdasarkan bentuknya bakteri
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu basillus (bakteri basil) ,coccus (bakteri bulat) dan
spiral (bakteri spiral) (Novizan, 2002).
Berdasarkan pewarnaan gram bakteri dibedakan menjadi dua golongan,
bergantung pada reaksi dinding sel terhadap kristal violet. Bakteri gram positif
merupakan bakteri yang tetap berwarna ungu ketika diwarnai dengan kristal violet,
contohmya bakteri clostridium prefringens dan staphylococcus aureus. Sedangkan
bakteri yang kehilangan warna ungu ketika dibilas dengan alcohol dan tetap
mempertahankan warna merah safranin disebut bakteri gram negative, contohnya
Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Beberapa bakteri tidak mengalami
perubahan warna ketika ditambahkan kristal violet, contohnya Mycobacterium sp,. Hal
tersebut dikarenakan dinding bakteri tersebut mengandung banyak lipid, sehingga untuk
mengidentifkasinya digunakan pewarna tahan asam. Dibawah ini merupakan perbedaan
bakteri gram positif dan bakteri gram negative (Wardhani,2008) :
Table 2.1 tabel perbandingan bakteri gram positif dan bakteri gram negative
Struktur dinding selnya tebal sekitar 15-80 Struktur dinding selnya tipis sekitar 1-
nm berlapis tunggal atau monolayer. 15 mm berlapis tiga atau multilayer
2
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih dinding selnya mengandung lemak
normal (1-4%) ,peptidoglikan ada yang lebih banyak (11-12%) peptidoglikan
sebagai lapisan tunggal. komponen utama terdapat didalam lapisan kaku sebelah
merupakan lebih dari 50% berat ringan. dalam dengan jumlah sedikit ±10%
Mengandung asam tekoat. dari berat kering ,tidak mengandung
asam tekoat.
Gambar 2.1 Perbedaan dinding sel bakteri gram positif (sisi kiri) dan bakteri gram
negatif (sisi kanan) (wardhani,2008)
3
2.2 Media pertumbuhan mikroorganisme
Media pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri atas
campuran nutrisi yang dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembangbiak. Mikroorganisme menngonsumsi nutrisi pada media berupa molekul-
molekul kecil yang telah dirakit untuk menyusun komponen selnya. Media
pertumbuhan tersebut dapat sekaligus digunakan untuk isolasi mikroorganisme atau
mikroorganisme. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
yang berguna untuk membiakkan mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme dapat
tumbuh baik pada medium pertumbuhan tanpa perlakuan khusus; beberapa
mikroorganisme juga tumbuh dalam media khusus; dan beberapa mikroorganisme
lain hanya dapat tumbuh dalam sel hidup yang artinya tidak dapat hidup diluar sel
hidup (murwani,2015)
Terdapat 3 jenis media pertumbuhan mikroorganisme dalam bentuk cair
(broth), padat (agar) atau semisolid. Dalam media cair pertumbuhan mikroorganisme
ditandai dengan perubahan kekeruhan media pertumbuhan. Sedangkan pada media
padat pertumbuhan mikroorganisme ditandai dengan terbentuknya suatu koloni.
Media semisolid umumnya digunakan untuk melihat motilitas bakteri. Motilitas
bakteri merupakan pergerakan dari suatu bakteri. Bakteri sendiri dibagi menjadi dua
jenis yaitu bakteri motil dan non motil. Bakteri motil mempunyai alat gerak berupa
flagel, karena ukurannya yang kecil maka terkadang flagel tidak dapat dilihat dengan
mikroskop. Flagel bergerak dengan cara memutar (Murwani,2015)
Media untuk pertumbuhan mikroorganisme dibedakan menjadi beberapa jenis,
bergantung pada mikroorganisme yang diteliti. Dibawah ini merupakan beberapa jenis
media pertumbuhan mikroorganisme :
1. Medium nutiren mengandung semua unsur yang dibutuhkan mikroorganisme
untuk berkembang dan tidak bersifat selektif. Media ini sering digunakan di
laboratorium untuk pertumbuhan dan memelihara bakteri. Contoh media nutrient
adalah nutrient agar (NA) dan nutrient broth (NB)
2. Minimal medium hanya mengandung beberapa nutrient yang masih
memungkinkan untuk ditumbuhi mikroorganisme, dan tidak mengandung asam
amino. Umumnya digunakan untuk penelitian seperti rekombinasi genetik.
3. Medium selektif digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan bakteri yang
diinginkan dan sebaliknya untuk menekan bakteri yang tidak diinginkan. Sebagai
4
contoh Mannitol salt agar ( MSA) mengandung garam sodium koloid tinggi
(7.5%) dimana media ini selektif untuk menentukan Staphylococcus pathogen,
sedangkan staphylococcus yang tidak pathogen tidak dapat tumbuh dalam media
ini.
4. Media diferensial (Media indicator), media ini digunakan untuk mempermudah
membedakan bakteri yang diinginkan dan tidak diinginkan. Umumnya
ditambahkan nutrisi atau indicator tertentu. Sifat biokimiawi yang diperlukan
untuk pertumbuhan mikroorganisme mempengaruhi warna atau bentuk dari suatu
koloni. Sebagai contoh MSA dapat digunakan untuk membedakan S. aureus
dengan staphylococcus lainnya. S. aureu dapat memfermentasi mannitol yang
terdapat dalam media, sehingga koloni menjadi kuning. Dan sebaliknya
Staphylococcus lainnya tidak dapat memfermentasi manitol.
5. Enrichment medium
Nutrisi dan lingkungan medium hanya mendukung pertumbuhan bakteri yang
diinginkan. Medium selenite dan tetrathionate merupakan salah satu medium
selektif yang diperkaya , dipergunakan untuk isolasi Salmonella sp., dan
menurunkan tingkat pertumbuhan bakteri enteric lainnya. (Murwani,2015)
Biakan murni dapat berupa bakteri atau jamur. Bakteri merupakan organisme
uniseluler, relatif berbentuk sederhana, tidak memiliki membran inti (prokariot), dan
komponen utama penyusun dinding selnya adalah peptidoglikan. Sementara itu,
jamur merupakan organisme yang telah memiliki membran inti, berupa organisme
uniseluler atau multiseluler, dan komponen utama penyusun dinding sel umumnya
5
adalah kitin . Substrat dari mikroorganisme mempengaruhi Teknik isolasi untuk
memperoleh biakan murni. Terdapat beberapa teknik dalam isolasi mikroorganisme,
diantaranya teknik penuangan (pour plate) dan teknik cawan gores (streak method).
(Black,2008)
Dalam metode ini, koloni tersebar secara merata dalam medium solid
( medium padat).setelah diinkubasi , koloni individu diambil, dan dipindahkan ke
cawan lain untuk pemurnian. Disamping itu, isolasi dengan teknik tuang (pour plate)
sangat membantu dalam menghitung jumlah bakteri. Teknik ini memiliki satu
kelemahan yaitu diperlukan suhu tinggi untuk menjaga medium tetap cair yang dapat
membunuh beberapa spesies bakteri. Sebagai contoh , teknik penuangan dapat tidak
cocok dalam isolasi bakteri psychophilic. (sumbali, 2009).
6
2.3.2 Teknik penggoresan atau pengenceran (streak plate or dilution plate technique)
Teknik penggoresan (streak plate) merupakan salah satu metode klasik dalam
isolasi bakteri. Dalam teknik ini, jarum ose yang mengandung bakteri digoreskan
pada permukaan media padat agar-agar. Pertama, bakteri diambil menggunakan
jarum ose yang disterilkan di sebagian kecil dari permukaan medium. Dan inokulasi
loop dinyalakan untuk menghancurkan bakteri residual dan cawan yang mengandung
media diputar sekitar seperempat putaran. Jarum ose dipijarkan kemudian digunakan
untuk membuat satu set goresan,sehingga terbentuk populasi bakteri (Sumbali,2009)
Dalam teknik ini, sel bakteri individu dari sample menjadi terpisah lebih jauh,
dan jumlahnya berkurang di sektor berturut-turut. Setelah penggoresan, cawan
tersebut kemudian diinkubasi dalam suhu yang sesuai sehingga bakteri dapat tumbuh.
Sel baketri individu yang dipisahkan dengan teknik penggoresan dapat bertambah
banyak untuk menghasilkan koloni (atau klon) dapat berkembang biak terdiri dari sel-
sel yang berasal dari induk tunggal. Untuk memperoleh kemurnian spesies bakteri
yang diinginkan, sangat diperlukan penggoresan berulang dalam beberapa waktu di
cawan yang bersih. Kultur murni diperoleh ketika hanya ada satu type spesies bakteri
yang tumbuh dalam suatu cawan(Sumbali, 2009)
2.4 Autoklaf
Autoklaf merupakan alat sterilisasi yang memanfaatkan uap air panas yang
bertekanan tinggi, umumnya digunakan untuk mensterilisasi peralatan atau bahan
kultur yang tahan panas dan tidak rusak oleh panas. Proses sterilisasi pada autoklaf
mempertahankan panas didalam container yang tertutup menggunakan panas dibawah
tekanan atmosfer. Metode ini sangat efisien untuk proses sterilisasi pada larutan berair
7
atau suspense yang tidak mudah terdekomposisi oleh suhu tinggi. Efisiensi uap
sebagai pensteril karena sifat penetrasi bahan, serta fakta bahwa pada suhu tinggi
autoklaf menghidrolisis dan merusak protein spora bakteri. Yang artinya campuran
fisik dan pertimbangan biologis yang menentukan sterilisasi dapat dikurangi dengan
mengikuti prinsip sederhana dibawah ini :
a) Atmosfir tidak boleh terlalu panas, air tidak dapat mengembun pada
spora bakteri dan meningkatkan kadar airnya, sehingga air tidak dapat
melakukan tindakan toksiknya.
b) Suhu autoklaf harus cukup tingi
c) Waktu untuk pemaparan peralatan atau proses sterilisasi harus
cukup lama (McKeen,2018).
8
Gambar 2.4 Cara kerja autoklaf
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan isolasi mikroorganisme dari suatu
campuran yaitu :
9
1. Media agar
2. Kapas
3. Aquades
4. Kultur murni bakteri
3.2 Cara kerja
3.2.1 Isolasi mikroorganisme dengan teknik cawan gores
1. Siapkan satu buah cawan petri steril sebagai blangko
2. Membuat pembagian kuadran pada cawan petri menggunakan spidol
permanen pada dasar cawan petri.
3. Membuat media pertumbuhan mikroorganisme dan menuangkannya ke
dalam cawan petri.
4. Membungkus cawan petri yang berisi media pertumbuhan
mikroorganisme menggunakan kertas coklat.
5. Melakukan sterilisasi cawan petri yang berisi media pertumbuhan
mikroorganisme ( agar) menggunakan oven
6. Memanaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen, kemudian
dinginkan.
7. Menggunakan ose yang telah dingin untuk mengambil suspense sampel,
lalu menggores permukaan media agar dalam cawan petri.
8. Melakukan penggoresan sesegera mungkin setelah ose dingin,
menggoreskan ose dari kuadran 0 ke tepi kuadran 1 secara zigzag dan
tidak saling tumpeng tindih
9. Mengulangi langkah ke-5 untuk biakan dari kuadran I, II, dan kuadran III
secara berurutan. Setiap perpindahan kuadran, ose harus disterilkan
terlebih dahulu.
10. Melakukan inkubasi secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan
amati pertumbuhannya.
3.2.2 Isolasi mikroorganisme dengan teknik cawan tuang
1. Mengambil bakteri dengan cara menempelken jarum ose yang
sebelumnya sudah di sterilkan dan menempatkannya kedalam tabung
reaksi pertama yang sudah berisi agar kemudian tabung reaksi dikocok
dan ditutup.
2. Menuangkan agar berisi bakteri kedalam petri dish pertama dan
membungkusnya dengan kertas
10
3. Mensterilkan jarum ose dengan api bunsen dan memasukkannya kedalam
tabung reaksi kedua yang sudah berisi agar kemudian tabung reaksi
dikocok dan ditutup.
4. Setelah itu menuangkan agar dari tabung kedua kedalam petri dish kedua
dan membungkusnya.
5. Mensterilkan kembali jarum ose dengan api bunsen dan memasukkannya
kedalam tabung reaksi ketiga yang sudah berisi agar kemudian tabung
reaksi dikocok dan ditutup.
6. Menuangkan agar dari tabung ketiga kedalam petri dish ketiga dan
membungkusnya.
7. Melakukan langkah pertama hingga langkah keenam pada metode cawan
tuang tanpa sterilisasi jarum ose setiap perpindahan tabung reaksi.
8. Meletakkan semua petri dish dengan posisi terbalik, inkubasi pada suhu
30 selama 24 jam
11
DAFTAR PUSTAKA
Novizan. 2002. Membuat Dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Jakarta : Agro
Media Pustaka
iv
TIME SCHEDULE
3 hari.
11. Merapikan dan membersihkan tempat 09.45 – 09.50 Ahmad
praktikum
12. Mengembalikan alat 09.50 – 09.55 Iis
13. Evaluasi dan penutupan 09.55 – 10.00 Aslab
v
SKEMA KERJA
Hasil
vi
SKEMA ALAT
vi
No. Skema Prosedur Keterangan
1. Membuat pembagian kuadran
dengan menggunakan spidol
permanen pada dasar cawan petri
yang mengandung media.
vii
viii
TUGAS PENDAHULUAN
1. Bagaimana keadaan media pembanding (blangko)? Apakah kegunannya ?
Jawab : keadaan media pembanding (blangko) steril, artinya tidak ditambahkan
bakteri didalamnya.
2. Setelah melakukan isolasi bakteri dengan metode cawan gores, pada daerah manakah
bakteri terisolasi ? bandingkan dengan media pembanding !
3. Apakah pada permukaan agar yang tidak saudara gores tampak koloni? Jelaskan !
(jika terdapat atau tidak )
4. Apakah keunggulan dan kekurangan dari dua metode diatas?
a. Metode cawan gores
Kekurangan Kelebihan
penggunaan inokulum yang terlalau Menghemat waktu dan bahan
banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel waktu
digores.
Memerlukan keterampilan tinggi
Hanya terbatas contoh dapat disebarkan
pada media
Kekurangan Kelebihan
Memerlukan bahan dan waktu yang Pertumbuhan mikroorganisme dapat
cukup banyak tersebar merata pada media agar
kurang cocok apabila digunakan untuk metode ini Cocok untuk isolasi
isolasi mikroorganisme yang bersifat mikroorganisme yang bersifat anaerob
aerob
Tidak memerlukan keterampilan tinggi
5. Metode apakah yang paling efektif untuk sterilisasi liquida yang mungkin
mengandung bakteri pembentuk spora?
Jawab : metode yang paling efektif untuk sterilisasi liquida yang mungkin adalah
metode cawan tuang. Dimana metode ini menggunakan sterilisasi autoklaf,setelah
melalui beberapa percobaan telah dibuktikan bahwa dengan sterilisasi autoklaf dapat
ix
mematikan spora sebagai bentuk paling resisten bakteri. Prinsip kerja autoklaf dalam
membunuh spora selain menggunakan pemanasan dengan suhu 120 oC, disertai
dengan kelembaban dan tekanan.
6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya !
a) Monotrik merupakan bakteri yang hanya mempunyai satu flagela di salah satu ujung
sel tubuhnya. Contoh: Pseudomonas aeruginosa
x
b) Amfitrik merupakan bakteri yang mempunyai satu atau banyak flagela di kedua
ujung sel tubuhnya. Contoh: Aquaspirillum serpens
c) Lofotrik merupakan bakteri yang mempunyai banyak flagela di salah satu ujung sel
tubuhnya. Contoh: Pseudomonas fluorescen.
d) Peritrik merupakan bakteri yang mempunyai banyak flagela di seluruh permukaan
sel tubuhnya. Contoh: Salmonella typhosa.
e) Atrik merupakan bakteri yang tidak mempunyai flagela. Contoh: Escherichia coli.
a) Bakteri gram positif merupakan bakteri yang memiliki lapisan peptidoglikan tebal dan
dinding selnya mampu menyerap warna violet. Contoh bakteri gram positif adalah
bakteri ungu, Enterobacteria, Vibrio, dan lain-lain.
b) Bakteri Gram Negatif merupakan bakteri yang memiliki lapsan peptidoglikan tipis
dan dinding selnya mampu menyerap warna merah. Contoh bakteri gram negatif
adalah bakteri dengan genus Streptomyces, Streptococcus, Mycrobacterium
tuberculosis, dan lain-lain.
c) Bakteri Tidak Berdinding Sel merupakan bakteri yang tidak memiliki dinding sel
seperti bakteri Micoplasma.
xi