Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

ENUMERASI BAKTERI URIN

DISUSUN OLEH

KELAS B-01

M. Qisthi Lazuardi Herman (1507101010001)


Sartiwi (1507101010012)
Devia Alfiza Sari (1507101010121)
Wizurai Wisesa (1507101010013)
Hasya Washilah (1507101010103)
Fahmi (1507101010025)
Cut Raysa Anggita (1507101010030)
Dhea Maghfirah (1507101010006)
Fathia Yashinta (1507101010024)
Syifa Nabilah (1507101010023)
Miftahul Rauhan (1507101010008)
Afriani Nur Rizki (1507101010064)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2016/2017
1. Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 18 Mei 2017
2. Judul Praktikum : Enumerasi Bakteri Urin
3. Landasan Teori :

Mikrobia dapat tinggal dimana-mana atau yang kita kenal dengan istilah
kosmopolitan (tanah,air dan sebagai simbiosis dari organisme lain), serta mikrobia
bersifat mikroskopis, yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop, salah
satunya adalah bakteri. Mikrobia dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat
dialam. Bakteri merupakan makhluk hidup yang sering ditumbuhkan dalam medium
untuk tuujan suatu penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan mikrobia berbentuk
koloni-koloni yang sulit dihitung jumlah bakterinya.Pertumbuhan mikroba dapat
diketahui dengan adanya pertambahan ukuran, pertambahan jumlah, dan perubahan
total kandungan materi selular dari mikroba di dalam suatu populasi (Hogg 2005).

Mengingat hal tersebut, terjadinya pertumbuhan mikroba dapat diketahui


dengan melakukan perhitungan terhadap jumlahnya atau kandungan biomassanya.
Enumerasi mikroba adalah teknik yang digunakan untuk mengestimasi jumlah
mikroorganisme dalam suatu bahan atau sampel. Pengertian enumerasi mikorba
tersebut menyatakan bahwa jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan sangat
bervariasi dan sulit diketahui dengan pasti, sehingga diperlukan cara perhitungan
tertentu untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan. Teknik
enumerasi mikroba ada dua yakni metode enumerasi mikroba secara langsung dan cara
tidak langsung (Gobel, 2008).

Salah satu metode enumerasi mikroorganisme secara tidak langsung ialah total
plate count (TPC) atau enumerasi mikroba dengan metode angka lempeng total (ALT).
Metode enumerasi mikroorganisme dengan TPC mempunyai prinsip hanya menghitung
jumlah bakteri yang hidup, yaitu yang dapat membelah dan membentuk keturunan.
Dengan kata lain, metode total plate count disebut juga dengan metode viable count.
Metode total plate count tidak dapat menghitung setiap sel tunggal bakteri, akan tetapi
menghitung jumlah koloni yang jelas terlihat atau representatif (Madigan dkk. 2011)

Penghitungan jumlah koloni berdasarkan pada alasan bahwa setiap koloni yang
terlihat merupakan hasil dari pemebelahan sel tunggal bakteri, walaupun sebenarnya
tidak selamanya tepat . Mengingat hal tersebut, metode total plate count diekspresikan
dalam colony forming unit (CFU), bukannya sel tunggal, per unit volum (Hogg 2005).
Colony forming unit merupakan unit yang membentuk koloni, satu koloni
merepresentasikan satu sel tunggal. Metode perhitungan mikroorganisme total plate
count dapat dilakukan dengan dua jalan, yaitu secara spread-plate dan pour-
plate (Madigan dkk. 2011).

Umumnya, koloni yang dihitung pada metode TPC sulit dihitung karena koloni
yang akan dihitung sangat banyak. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu
serial pengenceran. Sampel yang akan diperiksa biasanya diencerkan sebanyak 10 kali
pada setiap seri. Pengenceran dilakukan sampai konsentrasi tertentu, kemudian diambil
sejumlah volume tertentu dari pengenceran dan ditanam secara pour plate atau spread
plate di atas medium yang sesuai. Setelah diinkubasikan, ambil cawan petri yang
mempunyai pertumbuhan koloni antara 30 – 300 koloni. Jumlah mikroorganisme per 1
ml sampel dapat diperoleh dengan mengkalikan jumlah CFU yang terhitung dengan
volume sampel yang diinokulasikan, kemudian dibagi dengan pengenceran yang
digunakan (Tortora dkk. 2010:).

Ketika melakukan metode TPC, sampel harus diencerkan terlebih dahulu. Hal
tersebut bertujuan agar koloni mikroba lebih mudah dihitung. Jika tidak dilakukan
pengenceran, jumlah koloni akan sangat padat dan sulit dihitung. Menurut standar,
jumlah koloni yang baik untuk dihitung pada setiap cawan petri berkisar antara 30
sampai 300 koloni. Untuk menghitung sampel mikroba maka langkah pertama yang
dilakukan adalah dengan melakukan pengenceran sampel. Masing-masing seri
pengenceran diinokulasikan ke dalam cawan petri secara spread plate. Selain itu,
sampel diinokulasi secara duplo yang bertujuan untuk membandingkan hasil inokulasi
pada kedua cawan petri. (Madigan dkk. 2011).

Keuntungan menggunakan metode enumerasi mikroorganisme secara tidak


langsung adalah perhitungan hanya kepada mikroba yang masih hidup sehingga
hasilnya lebih akurat. Kekurangan dalam metode perhitungan tidak langsung adalah
membutuhkan waktu inkubasi yang lama sehingga hasilnya tidak didapat dengan waktu
yang cepat. Perhitungan mikroba secara tidak langsung memiliki sensitifitas yang tinggi
sehingga metode tersebut cocok digunakan untuk deteksi sensitif dari kontaminasi
mikroba pada makanan dan materi yang lain(Madigandkk.2011).
4. Alat dan Bahan
4.1.Alat
 Cawan Petri
 Timbangan analitik
 Autoklaf
 Colony counter
 Spritus
 Pipet tetes
 Korek Api

4.2. Bahan
 Media nutrient agar
 Akuades steril
 Spesimen urin segar

5. Cara Kerja
Prosedur praktikum adalah sebagai berikut:
 Pour Plate
- Specimen urin diencerkan beberapa kali ( kelipatan 10 )
- 1 mL urin hasil pengenceran ditambahkan dalam larutan media ( Nutrient
Agar, Plate Colony Agar )
- Media dibiarkan mengeras dan di inkubasi pada suhu 37oC, overnight
- Hitung koloni
- Hasil : jumlah koloni X pengenceran X luas plate
6. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
6.1. Hasil Pengamatan

No Sampel Pengenceran Jumlah Koloni

1 Urin 101 24
2 Urin 102 4
3 Urin 103 4

Hasil hitung koloni:

Jumlah organisme = jumlah koloni X pengenceran X luas plate

1. Jumlah organisme = 24 x 10

= 240 CFU/ml

2. Jumlah organisme = 4 x 100

= 400 CFU/ml

3. Jumlah organisme = 4 x 1000

= 4000 CFU/ml

6.2.Pembahasan

Enumerasi Bakteri adalah teknik yang digunakan untuk mengestimasi jumlah


bakteri dalam suatu bahan atau sampel. Pengamatan koloni dilakukan selama tahap 24
jam dan 48 jam. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan sudah mulai terlihat secara
signifikan pada waktu 48 jam, kemungkinan pada waktu tersebut merupakan fase log
dari pertumbuhan mikroba. Fase log merupakan fase mikroba mengalami pembelahan
sel. Ketika pengamatan pada tahap 24 jam dilakukan, kemungkinan mikroba masih
berada pada fase lag, yaitu fase mikroba tidak mengalami pembelahan sel dan
peningkatan aktivitas metabolisme.

Urin dapat diambil dengan menggunakan tiga cara yaitu Aspirasi supra pubik,
Urin kateter, dan Urin pancar tengah. Pada praktikum ini pengambilan urin yang
digunakan menggunakan cara pengambilan urin pancar tengah, dimana sepertiga urin
pertama dibuang, lalu urin yang diambil adalah urin sepertiga tengahnya. Metode
yang digunakan adalah metode pour-plate dengan pengenceran 10,100,1.000 dan
media yang digunakan adalah plate colony agar (PCA).

Pada pengenceran pertama yaitu 10-1 diperoleh jumlah bakteri 240 CFU/mL. pada
pengenceran kedua yaitu 10-2 diperoleh jumlah bakteri 400 CFU/mL dan pada
pengenceran ketiga yaitu 10-3 diperoleh hasil 4000 CFU/mL.
Pada ketiga pengenceran tersebut membuktikan bahwa nilainya tidak bermakna
yaitu berkisar antara 102 – 104 dan nilainya berada dibawah nilai 105 yang berarti
menunjukkan tidak adanya UTI (Urinary Tract Infection),kecuali pada pengambilan
urin secara aspirasi suprapubik dan cystoscopy.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa pada urin sampel yang diperiksa tidak
menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.

Hasil biakan bakteri urin


pengenceran 10-1

Hasil biakan bakteri urin


pengenceran 10-2
Hasil biakan bakteri urin
pengenceran 10-3

7. Kesimpulan
Semakin rendah pengenceran semakin banyak bakteri yang ditemukan dari hasil
biakan di media tanam agar dan semakin sedikit pengenceran maka semakin sedikit
bakteri yang terdapat dalam biakan.

8. Daftar Pustaka

Madigan, M. T., J. M. Martinko, D. A. Stahl, D. P. Clark. 2011. Brock biology of


microorganisms, 13th ed.

Tortora, G. J., B. R. Funke & C. L. Case. 2010. Microbiology: An introduction,


10th ed.

Hogg, S. 2005. Essential microbiology. John Wiley and Sons, Ltd

Gobel, Risco, B., dkk., 2008, Mikrobiologi Umum Dalam Praktek, Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai