Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BIOPRODUK BERBASIS TANAMAN

DOSEN PENGAMPU:
Sri Nanan B. Widiyanto, Prof.
Khalilan Lambangsari, S.T., M.Si
Lili Melani, S.T., M.Sc, Ph.D

Nama: Sophia Jasmine Makarim

NIM: 11219021

Kelompok: 4
BORANG NILAI MODUL 2

Bagian Nilai Maksimal Nilai yang diperoleh Keterangan


Header 5
Latar Belakang 15
Tujuan 5
Teori Dasar 15
Alat dan Bahan 10
Cara Kerja 15
Data Pengamatan 5
Hasil dan Pembahasan 20
Kesimpulan 5
Daftar Pustaka 5
Total 100
Tanggal Praktikum: 9 Februari 2021

Nama (NIM) Asisten:

MODUL 2
STRUKTUR DAN ORGAN PENGHASIL METABOLIT PADA TUMBUHAN
i. Latar Belakang
Tumbuhan memiliki berbagai manfaat bagi manusia dan hewan. Tumbuhan
merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup lainnya. Tumbuhan dapat
dimanfaatkan langsung bagian-bagiannya seperti buah dan bunga ataupun
memanfaatkan zat yang terkandung di dalam tumbuhan tersebut.. Banyak obat-obatan
penting yang berasal dari ekstrak bahan alami seperti morfin, aspirin, dan penisillin.
Tumbuhan memiliki dua jenis metabolisme, yaitu metabolisme primer dan
metabolisme sekunder. Molekul kecil seperti gula, asam amino, protein, dan
polisakarida merupakan bagian dari metabolisme primer. Semua sel hidup memiliki
metabolisme primer yang mirip. Metabolisme sekunder adalah sejumlah senyawa
kimia yang diproduksi oleh sel tumbuhan melalui jalur metabolisme yang berasal dari
jalur metabolisme primer. Metabolit sekunder dideskripsikan sebagai antibiotik,
antijamur, dan antivirus. Oleh karena itu, metabolit sekunder ini bisa melindungi
tumbuhan dari patogen (Hussein & El-Anssary, 2018).
Senyawa metabolit sekunder yang dimiliki tumbuhan ini memiliki berbagai
fungsi, termasuk sebagai pelindung dari serangan hama/penyakit (phytoaleksin),
melindungi tumbuhan dari stress lingkungan, sebagai atraktan atau penarik serangga
penyerbuk, sebagai zat pengatur tumbuh, pelindung terhadap sinar ultraviolet, dan
sebagai alat untuk bersaing dengan tanaman lain (alelopati) (Saifudin, 2014). Pada saat
ini mulai dikembangkan bioproduk yang memanfaatkan senyawa metabolit sekunder
dari berbagai macam tumbuhan. Salah satu contohnya ialah senyawa glikosida
flavonoid pada tanaman Citrus yang memiliki berbagai aktivitas farmakologi seperti
antikanker dan antioksidan (Fahrurroji & Riza, 2020). Salah satu cara untuk
mengetahui dan meneliti kandungan senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan
adalah dengan menggunakan alat bantu mikroskop.
ii. Tujuan
1. Menentukan aliran sitoplasma pada sel mesofil tanaman Hydrilla menggunakan
mikroskop cahaya
2. Menentukan perbedaan akar monokotil tanaman Zea mays dan akar dikotil
tanaman Ramunculus menggunakan mikroskop cahaya
3. Menentukan perbedaan batang monokotil tanaman Zea mays dan batang dikotil
tanaman bunga matahari menggunakan mikroskop cahaya
4. Menentukan perbedaan daun monokotil tanaman Zea mays dan daun dikotil
tanaman Citrus
5. Menentukan keberadaan kloroplas pada daging buah Capsicum annuum
menggunakan mikroskop cahaya
6. Menentukan keberadaan kromoplas pada daging buah Capsicum annuum
menggunakan mikroskop cahaya
7. Menentukan keberadaan amiloplas pada umbi kentang menggunakan mikroskop
cahaya
8. Menentukan keberadaan lipida pada biji Ricinus communis dengan menggunakan
reagen Sudan III pada mikroskop cahaya
9. Menentukan jenis metabolit sekunder (terpenoid/alkaloid) pada daun jeruk (Citrus)
dan batang mint (Mentha) yang ditetesi Neutral red untuk terpenoid dan reagen
Jeffrey untuk alkaloid.

iii. Teori Dasar


Metabolisme merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel yang
akan mengubah suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme terbagi menjadi dua proses
yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah proses yang melibatkan
penyusunan energi kimia melalui sintesis senyawa organik, sedangkan katabolisme
adalah proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa organik melalui proses
respirasi. Hasil metabolisme dalam organisme hidup dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu metabolit primer dan sekunder. Senyawa yang termasuk dalam
metabolisme primer adalah senyawa yang terlibat dalam jalur metabolisme primer
seperti glikolisis, siklus krebs, dan fotosintesis (Novitasari, 2017). Metabolit sekunder
umunya tidak terlalu penting bagi pertumbuhan, namun berfungsi sebagai alat untuk
bertahan hidup di alam. Metabolit sekunder sangat penting bagi kesehatan manusia
serta ekonomi bagi masyarakat karena mengandung antibiotik, agen antitumor, bio-
insektisida, dan fungsi lainnya (Sanchez & Demain, 2011).
Tumbuhan berbunga (angiospermae) dibagi menjadi dua jenis yaitu monokotil
dan dikotil. Perbedaan utama antara monokotil dan dikotil ialah pada monokotil
terkandung satu kotiledon di embrionya dan dikotil mengandung dua kotiledon pada
embrionya. Perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil dapat terlihat dari
struktur batang, akar, daun, dan struktur lainnya. Perbedaan pada struktur ini dapat
dilihat lebih lanjut dengan alat bantu mikroskop. Mikroskop merupakan instumen yang
menghasilkan gambar yang telah diperbesar dari ukuran aslinya sehingga
memudahkan proses pengamatan. Ada beragam jenis mikroskop, seperti mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron.
Tipe sayatan yang dapat digunakan dalam pengamatan struktur tumbuhan
adalah : (1) Sayatan melintang/cross section dimana bagian tumbuhan disayat tegak
lurus dengan sumbu horizontal, (2) Longitudinal Tangensial section yaitu bagian
tanaman dipotong tegak lurus terhadap bagian radial longitudinal, (3) Longitudinal
Radial section yaitu bagian tanaman dipotong langsung pada bagian tengah, dan (4)
Paradermal section yaitu bagian tanaman disayat pada permukaan organ tanaman
sejajar dengan permukaannya (Alponsin, 2019)

iv. Alat dan Bahan


Alat:
• Mikroskop cahaya
• Kaca objek dan kaca penutup
• Silet
• Petri dish
• Pinset
• Jarum jara
• Kuas
• Botol reagen berisi air/pewarna
Bahan:
• Reagen : I₂KI, Sudan III, H₂O
• Kertas saring/tissue
• Reagen Neutral Red
• Reagen Jeffrey
• Daun Hydrilla
• Akar zea mays
• Matriks penyokong empulur, wortel
• Batang zea mays dan bunga matahari
• Daun citrus dan daun zea mays
• Umbi kentang
• Capsicum annum
• Daun jeruk (Citrus) dan batang mint (Mentha)

v. Cara Kerja
v.i. Penggunaan Mikroskop

Diperhatikan bahwa
Mikroskop lensa objektif dengan
Dinyalakan
diperhatikan dan perbesaran paling Condensor
lampu dan
dipastikan bahwa kecil (4x atau 10x) dinaikkan hingga
disesuaikan
saat akan dipakai berada posisi tegak posisi paling atas
intensitas cahaya
dalam keadaan off lurus dengan meja
preparat

Jarak kedua lensa


Makrometer dan
okuler disesuaikan Perbesaran Lensa objektif dan
mikrometer
dengan jarak antar diubah dengan minyak imersi digunakan
digunakan untuk
pupil mata kiri dan pengatur lensa ketika spesimen yang
memfokuskan
kanan. Spesimen objektif diputar diamati berukuran kecil
spesimen
diamati

Setelah selesai diamati, lensa objektif


Kontras bayangan dikembalikan pada posisi lensa 4x tegak lurus,
disesuaikan dengan posisi meja preparat diturunkan, preparat
pengatur diafragma dikeluarkan, mikroskop dimatikan, meja preparat
diputar dan mikroskop dibersihkan, sisa minyak imersi
dibersihkan,serta mikroskop dikembalikan

v.ii.Pembuatan Sayatan
a. Sayatan segar tanpa matriks penyokong
Petri dish diisi
Dibuat beberapa sayatan
dengan akuades. Dilakukan
jaringan/organ dengan silet tajam.
Disiapkan Disiapkan setetes penyayatan dalam
Hasil sayatan diletakkan di petri dish
bahan yang air/pewarna diatas satu arah atau dua
yang berisi air atau diletakkan
dibutuhkan kaca objek apabila arah saat menyayat
langsung diatas reagen pada kaca
sayatan diletakkan jaringan/organ
objek
di kaca objek

Sudut sayatan diupayakan Diambil satu atau dua sayatan yang tipis,
Sayatan dilepaskan
seteliti mungkin agar diperoleh diletakkan di atas kaca objek yang telah
dari silet dan
sayatan yang tepat. bahan yang diberi reagen. Kaca tutup diletakkan di
dimasukkan ke
akan disayat dan silet atas spesimen dengan pinset. Diupayakan
dalam air dengan
sebaiknya dalam keadaan salah satu ujung kaca tutup berada
kuas
lembab dekat/menempel pada bagian tepi reagen.

Kaca tutup diturunkan Kelebihan air dihilangkan menggunakan


perlahan agar tidak ada kertas saring/tissue atau ditambahkan reagen
gelembung udara yang bila perlu dengan meneteskannya pada salah selesai
terjebak dalam satu ujung kaca tutup dan ditarik dengan
spesimen kertas saring pada sisi yang berlawanan

b. Sayatan segar dengan matriks penyokong

Materi/spesimen disisipkan
Bahan matriks penyokong Matriks dipegang erat
(misal batang/akar kecil dan
disiapkan, dibuat belahan tapi jangan sampai
lunak, atau daun yang tipis) yang
memangan radial pada spesimen yang akan
akan disayat pada belahan
matriks tersebut disayat ditekan
matriks

Dibuat sayatan setipis Langkah selanjutnya


mungkin dengan sudut Sayatan diletakkan dilakukan seperti langkah
yang tepat. Langkah ini dalam cawan petri pada pembuatan sayatan
dilakukan beberapa kali tanpa matriks

Selesai

v.iii. Pengamatan Sel Tumbuhan


Latihan 1. Pengamatan sel utuh

Spesimen diamati
Daun tersebut
dibawah mikroskop.
Diambil segmen daun diletakkan di atas kaca
Digambar dan ditandai
Hydrilla objek yang ditetesi air.
semua bagian dan
Ditutup dengan kaca
organel sel

Diperhatikan apakah
aliran sitolasma dapat Selesai
diamati

Latihan 2. Pengamatan struktur organ akar, batang, dan daun monokotil dan dikotil
a. Akar

Stuktur akar tumbuhan Struktur yang terlihat diamati dan


monokotil dan dikotil diamati diberi keterangan lengkap

Selesai
b. Batang

Diamati struktur batang jagung


Selesai
dan bunga matahari

c. Daun

Ditunjukkan epidermis atas dan


Diamati struktur daun Citrus bawah, jaringan mesofil, dan
jaringan pembuluh

Dibandingkan antara daun


Selesai
tumbuhan dikotil dan monokotil

Latihan 3. Pengamatan organel sel


a. Plastida
Dibuat preparat dari daging buah Dibuat preparat dari daging buah
Capsicum annuum untuk diamati Capsicum annuum untuk diamati
kloroplasnya kromoplasnya

Dibuat preparat dari umbi


kentang untuk diamati Selesai
amiloplasnya

b. Oleosom – organel penyimpan lipida

Dibuat penampang melintang biji


Digunakan reagen Sudan III
Ricinus communis

Diamati lipida yang ada pada


Selesai
kedua tumbuhan tersebut

Latihan 4. Deteksi alkalois dan terpenoid (histokimia)


Sayatan diletakkan di
Disediakan daun jeruk Dibuat sayatan
atas kaca preparat,
(Citrus) dan batang melintang dan atau
ditutup dengan
mint (Mentha) memanjang
coverglass

Diamati dibawah mikroskop


Ditetesi dengan (terpenoid akan menghasilkan
Neutral red atau warna merah ketika ditetesi
Jeffrey lalu didiamkan Neutral red dan alkaloid akan
selama 2-3 menit berwarna kuning-oranye ketika
ditetesi Jeffrey)

Selesai

vi. Data Pengamatan


Tabel 6.1 Pengamatan sel utuh
Spesimen Hasil Pengamatan Literatur
Daun Hydrilla

Tabel 6.2 Pengamatan struktur organ akar, batang, dan daun monokotil dan dikotil
Spesimen Hasil Pengamatan Literatur
MONOKOTIL
Akar Zea mays
Batang Zea mays

Daun Zea mays

DIKOTIL
Akar Ramunculus

Batang bunga matahari

Daun Citrus

Tabel 6.3 Pengamatan organel sel


Spesimen Hasil Pengamatan Literatur
KLOROPLAS
Capsicum annuum

KROMOPLAS
Capsicum annuum

AMILOPLAS
Umbi kentang

LIPIDA
Biji Ricinus communis

Tabel 6.4 Deteksi alkaloid dan terpenoid (histokimia)


Spesimen Hasil uji Alkaloid Keterangan Hasil Uji Terpenoid Keterangan
(+/-) (+/-)
Daun Jeruk
(Citrus)

Batang mint
(Mentha)

vii. Hasil dan Pembahasan

viii. Kesimpulan

1. Pada sel mesofil tanaman Hydrilla dapat dilihat aliran sitoplasmanya pada
bagian penyusun ibu tulang daun yang memanjang di bagian tengah daun
(Rondonuwu, 2014)
2. Pada akar monokotil tanaman Zea mays, terdapat lebih dari 6 jari-jari xylem
(arc) sehingga disebut polyarch sedangkan pada akar dikotil tanaman
Ramunculus, jumlah berkas xylem sebanyak 5 atau pentarch (Charisma, et.al,
2019)
3. Perbedaan batang monokotil tanaman Zea mays dan batang dikotil tanaman
bunga matahari terlihat pada ikatan pembuluhnya dimana batang monokotil
memiliki ikatan pembuluh yang letaknya tersebar dan tidak beraturan
sedangkan batang dikotil memiliki ikatan pembuluh yang tersusun teratur pada
satu lingkaran (Muhadjir, 1988)
4. Perbedaan daun monokotil tanaman Zea mays dan daun dikotil tanaman Citrus
adalah pada daun tanaman monokotil, sel-sel penutupnya berbentuk seragam dan
spesifik sedangkan pada daun tanaman dikotil sel-sel penutupnya berbentuk ginjal
(Haryanti, 2010)
5. Keberadaan kloroplas pada daging buah Capsicum annuum dapat terlihat di sel
parenkimnya (Nugroho, 2014)
6. Keberadaan kromoplas pada daging buah Capsicum annuum dapat terlihat pada
sel epidermisnya (Weryszko-Chmielewska & Michalojc, 2011)
7. Keberadaan amiloplas pada umbi kentang dapat diketahui dengan adanya butiran
besar amilum sederhana yang akan berwarna ungi jika diuji dengan reagen I₂KI
(Peterson, et.al, 2008)
8. Biji Ricinus communis mengandung lipida setelah dilakukan uji dengan reagen
Sudan III (Yuldasheva et.al, 2002)
9. Dari uji metabolit sekunder, diketahui bahwa daun jeruk mengandung terpenoid
dan alkaloid serta batang mint juga mengandung alkaloid dan terpenoid (Mehmood
et.al, 2015)

ix. Daftar Pustaka

Charisma, A. M., Nurrosyidah, I. H., Farm, S., & M Farm, A. (2019). Modul


Praktikum Botani Farmasi. CV. Penerbit Qiara Media.
Fahrurroji, A., & Riza, H. (2020). Karakterisasi Ekstrak Etanol Buah Citrus
amblycarpa (L), Citrus aurantifolia (S.), dan Citrus sinensis (O.). Jurnal
Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 7(2), 100-113.
Haryanti, S. (2010). Jumlah dan distribusi stomata pada daun beberapa spesies
tanaman dikotil dan monokotil. Anatomi Fisiologi, 18(2), 21-28.
Hussein, R. A., & El-Anssary, A. A. (2019). Plants Secondary Metabolites: The Key
Drivers of The Pharmacological Actions of Medicinal Plants. Herbal
Medicine, 1, 13.
Mehmood, B., Dar, K. K., Ali, S., Awan, U. A., Nayyer, A. Q., Ghous, T., &
Andleeb, S. (2015). In vitro assessment of antioxidant, antibacterial and
phytochemical analysis of peel of Citrus sinensis. Pakistan journal of
pharmaceutical sciences, 28(1).
Muhadjir, F. (1988). Karakteristik tanaman jagung. Jagung. Central Research
Institute for Food Crops (CRIFC), Bogor.
Novitasari, R. (2017). Proses respirasi seluler pada tumbuhan. In Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, 89-96.
Nugroho, H. (2014). Peran Anatomi dalam Studi Biosintesis dan Akumulasi Metabolit
Sekunder pada Tumbuhan.
Peterson, R. L., Peterson, C. A., & Melville, L. H. (2008). Teaching plant anatomy
through creative laboratory exercises. NRC Research Press.
Rondonuwu, S. B. (2014). Fitoremediasi limbah merkuri menggunakan tanaman dan
sistem reaktor. Jurnal Ilmiah Sains, 14(1), 52-59.
Saifudin, A. (2014). Senyawa alam metabolit sekunder teori, konsep, dan teknik
pemurnian. Deepublish.
Sanchez, S & Demain, A. L. (2011) Secondary Metabolites. Comprehensive
Biotechnology, 1. 131-143
Weryszko-Chmielewska, E., & Michalojc, Z. (2011). Anatomical traits of sweet
pepper (Capsicum annuum L.) fruit. Acta Agrobotanica, 64(4).
Yuldasheva, N. K., Ul'chenko, N. T., & Glushenkova, A. I. (2002). Lipids of Ricinus
communis seeds. Chemistry of Natural Compounds, 38(5), 413-415.

Anda mungkin juga menyukai