Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SATUAN OPERASI

PENCAMPURAN DAN HOMOGENISASI

Dosen Pengampuh : Anisum, S.TP., M.Sc.

DISUSUN OLEH:

SISWANDI / 1741201100695

HABUNALLAH / 1941201100727

AFFAN IRSYAD THORIQ / 2041201100739

EKA HANDRIANI / 2141201100760

ULTRI ISMINARTI / 2141201100765

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

SEKOLAH TINGGI PERTANIAN

KUTAI TIMUR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sangatta, 17 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

2.1 Pengertian Pencampuran................................................................................6

2.2 Pengertian Homogenesis................................................................................6

2.3 Macam-macam Alat Pencampur....................................................................7

2.3.1 Mortar dan Stamper.................................................................................7

2.3.2 Blender.....................................................................................................8

2.3.3 Homogenizer............................................................................................9

2.3.4 Mixer........................................................................................................9

2.3.5 Propeller Mixer......................................................................................10

2.4 Penerapan Proses Homogenesis...................................................................11

2.4.1 Pada Industri Pangan.............................................................................11

2.4.2 Pada Industri Farmasi............................................................................12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................13

3.1 Kesimpulan...................................................................................................13

3.2 Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencampuran merupakan proses yang menyebabkan tercampurnya suatu


bahan ke bahan lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam fasa yang
berbeda. Pencampuran dapat dipisahkan menjadi komponen aslinya secara
mekanis. Pencampuran dapat bersifat homogen atau heterogen. Tujuan dari proses
pencampuran yaitu mengurangi ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam
komposisi, temperatur atau sifat-sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan atau
terjadinya homogenisasi, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran.
Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya kesamaan dalam setiap titik
dalam pencampuran, baik reaksi kimia, perpindahan panas, dan perpindahan
massa. Dampak tersebut merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran adalah ukuran partikel bentuk
dan pengaduk dari masing-masing komponen, kadar air permukaan bahan pangan
dan karakteristik aliran masing-masing bahan.

Homogenisasi merupakan suatu proses penyeragaman ukuran partikel


dalam upaya mempertahankan kestabilan dari sebuah campuran yang terbentuk
dari dua fase yang tidak dapat menyatu. Homogenisasi juga merupakan operasi
ganda penurunan droplet (ukuran partikel) dari fase terdispersi dan sekaligus
mendistribusikannya secara uniform ke dalam fase kontinu. Jika fase terdispersi
ini adalah liquid, maka yang diperoleh adalah emulsi setelah homogenisasi, dan
jika solid yang dihasilkan adalah suspense (Wirakartakusumah, 1992).
Penyeragaman ukuran dilakukan dengan proses pengecilan ukuran partikel pada
fase terdispersi. Proses pengecilan ukuran terjadi karena gaya yang timbul akibat
perlakuan mekanik yang diberikan, sehingga menyebabkan pemecahan pada
partikel terdispersi. Homogenizer mixer adalah suatu alat yang digunakan untuk
menghomogenkan dua zat agar menjadi seragam.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pencampuran?


2. Apa yang dimaksud dengan homogenesis?
3. Apa saja macam-macam alat pencampuran dan homogenesis?
4. Apa saja contoh industri yang menggunakan teknik homogenesis?
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencampuran

Pencampuran dapat didefinisikan sebagai proses di mana dua atau lebih


komponen dalam kondisi campuran terpisah atau kasar diperlakukan sedemikian
rupa sehingga setiap partikel dari salah satu bahan terletak sedekat mungkin
dengan partikel bahan atau komponen lain (Madinah, 2008). Pencampuran
(mixing) adalah proses yang menyebabkan tercampurnya suatu bahan ke bahan
lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam fasa yang berbeda. Dalam kimia,
suatu pencampuran (mixing) adalah sebuah zat yang dibuat dengan
menggabungkan dua zat atau lebih yang berbeda tanpa terjadi reaksi kimia,
sementara tidak ada perubahan fisik dalam suatu pencampuran, sifat kimia suatu
pencampuran seperti titik lelehnya dapat menyimpang dari komponennya.
Pencampuran dapat dipisahkan menjadi komponen aslinya secara mekanis.
Pencampuran dapat bersifat homogen atau heterogen. Sedangkan proses
pencampuran juga memiliki tujuan, agar kegiatan pencampuran tersebut memiliki
hasil yang tepat.

Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi ketidak samaan atau


ketidakrataan dalam komposisi, temperature atau sifat-sifat lain yang terdapat
dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi, kebersamaan pada setiap titik
dalam pencampuran. Dampak hasil pencampuran adalah terjadinya homogenitas,
kebersamaan pada setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari hasil
pencampuran adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya reaksi kimia,
terjadinya perpindahan panas, dan perpindahan massa. Dampak tersebut
merupakan tujuan akhir suatu proses pencampuran.

2.2 Pengertian Homogenesis

Homogenisasi dapat didefinisikan sebagai proses pen- capaian


homogenitas suatu produk dengan memodifikasi ukuran partikel (Dhankhar
2014). Homogenisasi adalah operasi ganda penurunan droplet (ukuran partikel)
dari fase terdispersi dan sekaligus mendistribusikannya ke dalam fase kontinu.
Jika fase terdispersi ini adalah liquid, maka yang diperoleh adalah emulsi setelah
homogenisasi, dan jika solid yang dihasilkan adalah suspensi. Untuk
menghomogenisasi suatu campuran, maka campuran tersebut haruslah
mempunyai konsistensi yang mudah untuk diperlakukan.

Homogenisasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses


penyeragaman ukuran partikel dari suatu campuran. Campuran hasil homogenisasi
dapat berupa larutan, emulsi, atau suspensi. Proses homogenisasi biasanya
dilakukan dengan bantuan alat yang disebut homogenizer. Proses homogenisasi
terdapat dalam berbagai industri meliputi farmasi, kosmetik, dan bahan pangan.
Produk hasil proses homogenisasi diantaranya susu, saus, mayonnaise, dll.
Kebutuhan melakukan homogenisasi tidak hanya dalam skala industri saja, skala
kecil yaitu penelitian di laboratorium pun dilakukan.

Metode homogenisasi suatu campuran dipilih berdasarkan beberapa faktor,


diantaranya sifat bahan awal, sifat yang diinginkan dari produk akhir, dan
instrumen yang akan digunakan. Sifat-sifat tersebut akan mempengaruhi durasi
proses homogenisasi. Sebagai contoh, jika campuran mengandung senyawa
kristalin, campuran tersebut perlu dipanaskan terlebih dahulu untuk melelehkan
senyawa kristalin. Hal ini diperlukan untuk mempermudah pengendapan kristal.
Berdasarkan karakteristik dari campuran yang akan dihomogenisasi,
homogenisasi terbagi menjadi dua kategori. Pembuatan emulsi langsung dari dua
cairan terpisah akan disebut sebagai homogenisasi primer, sedangkan
pengurangan ukuran partikel dalam emulsi yang ada akan disebut sebagai
homogenisasi sekunder.

2.3 Macam-macam Alat Pencampur

2.3.1 Mortar dan Stamper

Mortar dan stamper digunakan untuk menggiling partikel ke dalam bubuk


halus (triturasi). Penggabungan cairan (levigasi) dapat mengurangi ukuran partikel
lebih lanjut. Mortar dan stamper terbuat dari kaca, porselin, wedgwood atau
marmer. Kaca lebih baik digunakan untuk pencampuran bentuk sediaan cairan dan
semi padat (Madinah, 2008).

2.3.2 Blender

Blender dilengkapi dengan pengadukan pisau, melalui pengadukan dengan


kecepatan tinggi akan memberikan energi kinetik yang dapat menggerakkan
cairan dalam wadah sehingga dapat mendispersikan fase dispersi ke dalam
medium dispersinya. Selain itu blender juga dapat menghomogenkan campuran
dan memperkecil ukuran partikel. Dengan adanya pengadukan mengakibatkan
terjadinya tumbukan antarpartikel dispers. Bila tumbukan terjadi terus-menerus
maka terjadi transfer massa sehingga ukuran partikel menjadi semakin kecil.
Ukuran partikel yang kecil biasanya sukar homogen karena gaya kohesivitasnya
tinggi sehingga cendrung memisah. Namun kelemahan alat ini adalah muah
terbentuk buih/busa yang dapat menggangu pengamatan selanjutnya. Penggunaan
emulgator hidrokarbon akan membuat makromolekul dari hidrokarbon terpotong-
potong sehingga dapat mempengaruhi kestabilan emulsi yang terbentuk
(Lieberman HA, Lachmann L. 1994).
2.3.3 Homogenizer

Homogenizer paling efektif dalam memperkecil ukuran fase dispers


kemudian meningkatkan luas permukaan fase minyak dan akhirnya meningkatkan
viskositas emulsi sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya ”creaming”.
Homogenizer bekerja dengan cara menekan cairan dimana cairan tersebut dipaksa
melalui suatu celah yang sangat sempit lalu dibenturkan ke suatu dinding atau
ditumbuhkan pada peniti-peniti metal yang ada di dalam celah tersebut.
Homogenizer umumnya terdiri dari pompa yang menaikkan tekanan dispersi pada
kisaran 500-5000 psi, dan suatu lubang yang dilalui cairan dan mengenai katup
penghomogenan yang terdapat pada tempat katup dengan suatu spiral yang kuat.
Ketika tekanan meningkat, spiral ditekan dan sebagian dispersi tersebut bebas di
antara katup dan tempat (dudukan) katup. Pada titik ini, energi yang tersimpan
dalam cairan sebagian tekanan dilepaskan secara spontan sehingga produk
menghasilkan turbulensi yang kuat dan shear hidrolik. Cara kerja homogenizer ini
cukup efektif sehingga bisa didapatkan diameter partikel rata-rata kurang dari 1
mikron tetapi homogenizer dapat menaikkan temperatur emulsi sehingga
dibutuhkan pendinginan (Lieberman HA & Lachmann, 1994).

2.3.4 Mixer

Mixer memiliki sifat menghomogenkan sekaligus memperkecil ukuran


partikel tapi efek menghomogenkan lebih dominan. Mixer biasanya digunakan
untuk membuat emulsi tipe batch. Terdapat berbagai macam mixer yang dapat
digunakan dalam pembuatan sediaan semi padat. Dalam hal ini sangat penting
untuk merancang dan memilih mixer sesuai dengan jenis produk yang diproduksi
atau sedang dicampur. Sebagai contoh: salah satu aspek desain mixer yang
penting adalah seberapa baik/tahan dinding internal dari mixer. Hal ini karena
terdapat beberapa permasalahan dengan baja tahan karat dari mixer sebab mata
pisau pengikis harus fleksibel cukup untuk memindahkan/mengaduk bagian dalam
dinding mixer. Atau dengan kata lain, mata pisau atau pengaduk harus mampu
mengaduk atau memindahkan bahan yang melekat pada dinding mixer tanpa
merusak dinding mixer. Jika proses pengadukan tidak berjalan dengan baik
(masih banyak bahan yang menempel/tersisa pada dinding mixer), maka hasil
pencampurannya tidak akan homogen. Oleh karena mixer mempunyai aksi
planetary mixing maka kemampuannya untuk mencampur fase air, fase minyak
dan emulgator sangat tergantung pada macam pengaduk yang digunakan. Selain
spesifikasi untuk tiap alatnya, harus diperhatikan pula agar tidak terlalu banyak
udara yang ikut terdispersi ke dalam cairan karena akan membentuk buih atau bisa
yang menggangu saat melakukan pembacaan volume sedimentasi (Lieberman HA
& Lachmann, 1994).

2.3.5 Propeller Mixer

Untuk pencampuran liquid, propeller mixer adalah jenis yang paling


umum dan memuaskan, alat ini terdiri dari tangki silinder yang dilengkapi dengan
propeller atau blender beserta motor pemutar, bentuk propeller, impeller, blender
didesain sedemikian rupa untuk efektivitas pencampuran dan disesuaikan dengan
viskositas fluida. Pada jenis alat pencampur ini, diusahakan untuk menghindari
tipe aliran monoton yang berputar melingkari dinding yang sangat kecil
konstribusinya terhadap pengaruh pencampuran.

2.4 Penerapan Proses Homogenesis

2.4.1 Pada Industri Pangan

Proses pencampuran banyak dilakukan di dalam industri pangan, seperti


pencampuran susu dengan coklat, tepung dengan gula, minyak dengan air, larutan
gula dengan konsentrat buah-buahan, atau CO dengan air, dan kegiatan
pencampuran melibatkan berbagai jenis alat pencampur. Derajat keseragaman
pencampuran diukur dari sampel yang diambil selama pencampuran, jika
komponen yang dicampur telah terdistribusi melalui komponen lain secara
random, maka dikatakan pencampuran telah berlangsung dengan baik. Contoh
pangan yang menggunakan proses homogenesis adalah pada produk susu UHT
dan salad dressing.

Salah satu unit operasi yang penting dalam menjaga mutu dari susu UHT
adalah proses homogenisasi. Pada susu UHT, proses homogenisasi ini menjadi
sangat penting mengingat umur simpannya yang relatif lama. Dengan demikian,
pada industri pengolahan susu UHT, ukuran partikel lemak merupakan parameter
yang diamati atau diukur oleh disivi quality control (QC) untuk mengkonfirmasi
kesuksesan dari proses homoge- nisasi yang dilakukan (Sitanggang et al., 2019).
Salad Dressing merupakan salah satu jenis makanan yang menggunakan
proses pencampuran (homogenisasi) dengan prinsip pencampuran minyak dengan
air. Digunakan pula zat pengemulsi sebagai komponen yang dapat menjaga
stabilitas pencampuran bahan sehingga salad dressing tidak mudah terpisah
lapisan minyak dan airnya.

2.4.2 Pada Industri Farmasi

Berbeda dengan bidang pangan, pada bidang farmasi penggunaan


homogenizer ini lebih luas. Pada bidang farmasi, homogenizer digunakan untuk
mencampurkan dua larutan yang memiliki perbedaan kepolaran. Biasanya, hal ini
dilakukan untuk membuat beberapa sediaan farmasi seperti emulsi dan pasta.
Homogenizer mampu mencampurkan dua larutan yang memiliki sifat kepolaran
yang berbeda. Dan hal ini yang sangat dibutuhkan oleh suatu proses pembuatan
sediaan farmasi. Seperti pada pembuatan sediaan pasta.

Sediaan pasta biasanya dilakukan untuk pembuatan obat kulit. Dan untuk
sediaan obat salep, dibutuhkan beberapa bahan yang memiliki tingkat kepolaran
yang berbeda. Seperti air dan minyak. Untuk menyatukan dua jenis bahan yang
berbeda sifat polarnya, akan sulit jika hanya melakukan pengadukan secara
manual. Sehingga, tahapan ini perlu dilakukan dengan menggunakan alat
homogenizer.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Pencampuran (mixing) adalah proses yang menyebabkan tercampurnya


suatu bahan ke bahan lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam
fasa yang berbeda. Homogenisasi bisa disebut juga dengan pencampuran
beberapa zat yang terkait untuk membentuk suspensi atau emulsi.
Homogenisasi dilakukan jika zat atau campuran bahan memiliki
kandungan yang berukuran cukup besar sehingga tidak memungkinkan
kondisi campuran seragam.
2. Terdapat berbagai macam alat yang digunakan dalam proses pencampuran
dan homogenesis, yaitu : mortar dan stamper, blender, homogenizer, mixer
dan propeller mixer.
3. Penggunaan alat pencampuran biasanya paling banyak digunakan dalam
industri pangan dan farmasi. Berbagai macam bahan seperti cairan, semi
padat dan padat memerlukan pencampuran selama mereka menjadi
formulasi bentuk sediaan.

3.2 Saran

Penggunaan alat pencampuran dan homogenesis sebaiknya digunakan


sesuai dengan fungsinya, agar alat yang tersebut tetap terjaga kualitas kerjanya.

 
DAFTAR PUSTAKA

Dhankhar P. 2014. Homogenization fundamentals. IOSR J Engi 4(5): 01–08. DOI:


h10.9790/3021- 04540108.

Lieberman HA, Lachmann L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi I.


Jakarta: UI Press.

Madinah J. 2008. Tech Lectures for the Pharmacy Technician: Section XXIV – Principles
of Compounding. USA: Tech Lectures.

Sitanggang, A. B., Assa’adiyah, A. L., & Syah, D. (2019). Evaluasi Derajat


Homogenisasi (Homodegree) dan Korelasinya dengan Ukuran Partikel Lemak
Susu Sterilisasi Komersil. Jurnal Mutu Pangan : Indonesian Journal of Food
Quality, 6(1), 24–29. https://doi.org/10.29244/jmpi.2019.6.24

Wirakartakusumah, Subarna, A., Arpah, M., Syah, D. dan Budiwati, S. I. 1992. Petunjuk
Laboratorium Peralatan Unit Proses Industri Pangan. Bogor : Pusat Antar
Universitas, IPB.

Anda mungkin juga menyukai