Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Struktur tanah adalah susunan atau agregasi partike tanah ( pasir, debu,
atau tanah liat) yang terbentuk secara alami. Tapi ini dibatasi oleh tingkatan dan
bidang yang berbeda pada setiap ukuran dan bentuknya. Setiap bagian pada
struktur tanah itu saling saling terkait satu dengan yang lain oleh bahan organik
dan bagian zat alami lainnya. Ini yang membuat bentuk, ukuran, dan sifat dari
setiap bagian berbeda. Dalam geografi membuka cakrawala dunia menjelaskan
jika struktur tanah menggambarkan susunan gumpal tanah menjadi bentuk-bentuk
tertentu. ( Bambang Utoyo, 2006)
Kondisi Struktur tanah berhubungan dengan tingkat kegemburan atau
keremahan tanah. Sering kita temui di lingkungan tempat tinggal jenis-jenis tanah
yang kondisinya gembur dan mudah dicangkul. Sebaliknya tidak jarang dijumpai
tanah-tanah yang sifatnya padat, keras dan sulit diolah.sifat fisik tanah tersebut
pada dasarnya merupakan kondisi struktur tanah. Muhajir Utomo dkk dalam ilmu
tanah dasar-dasar dan pengelolaan, menjelaskan bahwa struktur tanah secara
alami ditentukan oleh tiga karakter, yakni bentuk, kelas, dan kekuatan kohesi.
(Muhajir Utomo, 2016).

1.2 Tujuan Praktikum

1. Dapat Menentukan tipe struktur tanah


2. Dapat Menentukan kelas struktur tanah
3. Dapat Menentukan derajat struktur tanah

1.3 Manfaat Praktikum

1. Agar Mahasiswa dapat menentukan tipe struktur tanah


2. Agar Mahasiswa dapat menentukan kelas struktur tanah
3. Agar Mahasiswa dapat menentukan derajat struktur tanah
II .TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Struktur Tanah

Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah


primer seperti pasir, debu, lempung membentuk agregat-agregat yang satu agregat
dengan agregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Struktur
horison-horison tanah sering berbeda satu dengan yang lainnya dan merupakan
penciri yang penting dari sifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan warna
tanah.struktur dapat memodifikasikan pengaruh struktur dalam hubungannya
dengan porositas, tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup dan
pertumbuhan.struktur tanah yang sempurna mampu memperbaiki sistem aerasi
dan gerakan air(Bale,2001)
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped. Sedangkan
ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat penggarapan
sawah disebut clod (Hardjowigeno,1992).
Pengamatan dilapangan pada umumnya didasarkan atas type struktur,
kelas struktur dan derajat struktur . ada macam-macam tipe tanah dan pembagian
bermacam-macam kelas pula. Di sini akan dibagi menjadi 7 tipe tanah yaitu: tipe
lempeng (platy) ,tipe tiang , tipe gumpal (blocky) , tipe remah (crumb) , type
granulair ,type butir tunggal dan tipe pejal (masif). Dengan pembagian kelas yaitu
dengan fase sangat halus, halus, sedang, kasar, dan sangat kasar. Untuk semua tipe
tanah dengan ukuran kelas berbeda –bedauntuk masing-masing tipe. Berdasarkan
tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas: tanah tidak beragregat dengan
struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah lemah (weak) yaitu tanah yang jika
tersinggung mudah pecah menjadi pecahan-pecahan yang masih dapat terbagi lagi
menjadi sangat lemah dan agak lemah tanah. Sedang atau cukup yaitu tanah
berbentuk agregat yang jelas yang masih dapat dipecahkan, tanah kuat (strong)
yaitu tanah yang telah membentuk agregat yang tahan lama dan jika dipecah
terasa ada tahanan serta dibedakan lagi atas sangat kuat dan cukupan (koorevaar,
1987).
2.2 Bentuk struktur tanah
Bentuk struktur tanah dibedakan menjadi :
1. Lempeng ( Platy ) : sumbu vertikal lebih pendek dari sumbu horisontal
2. Prismatik ( Prismatic) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu
horisontal. Sisi atas tidak membulat.
3. Tiang (columnar) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horisontal.
Sisi-sisi atas membulat
4. Gumpal bersudut ( angular blocky) : sumbu vertikal sama dengan sumbu
horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut membulat.
5. Gumpal membulat (subangular blocky) : sumbu vertikal sama dengan
sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut membulat.
6. Granuler (granular) : membulat, atau banyak sisi. Masing-masing butir ped
tidak porous.
7. Remah (crumb) : membulat atau banyak sisi, sangat porous.

2.3 Klasifikasi Tanah

Klasifikasi struktur tanah ( bukan klasifikasi tanah yang cocok untuk usaha
pertanian) sangat berkaitan dengan klasifikasi lapangan yang digunakan bagi
pembelahan morfologi tanah. Secara umum komponen pengklasifikasian tanah
meliputi ( Kartaspoetra, 1987) :
1. Tipe struktur meliputi bentuk dan susunan agregat.
2. Kelas struktur meliputi ukuran.
3. Derajat struktur yaitu kemantapan atau kekuatan agregat.

2.4 Derajat struktur tanah

Derajat struktur tanah dapat dibedakan menjadi (Mulyani ,1987) :


1. Yang tidak beragregat ,yaitu pejal (jika berkoherensi dan butir tunggal)
lepas-lepas (jika tidak berkoherensi).
2. Yang derajat strukturnya lemah, jika tersentuh akan mudah hancur,
derajatnya dapat dibedakan lagi menjadi sangat lemah dan agak lemah.
3. Yang derajat strukturnya cukup ,dalam hal ini agregatnya sudah jelas
terbentuk dan masih dapat dipecah-pecah.
4. Yang derajat strukturnya kokoh, agregatnya mantap dan jika
dipecahkan(dipecah-pecah) agak liat (terasa ada ketahanannya),derajatnya
dapat dibedakan lagi menjadi yang sangat kokoh dan yang cukup kokoh.
tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu
sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau saling melekat
menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal
(hardjowigeno,1987).
5. Tanah dengan struktur baik ( granuler dan remah) mempunyai tata udara
yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak
dapat saling bersinggungan dengan rapat.

2.5 Tipe-tipe struktur tanah

Berdasarkan bentuknya ,tipe-tpe struktur tanah bisa dibedakan menjadi


tujuh bagian yaitu:

1. Lempeng ( platy) , sumber vertikal pada lempeng pada dasarnya lebih


pendek dari sumbu horizontal.
2. Prismatik ( prismatic), prismatik merupakan kondisi tanah yang
memiliki sumbu vertikal lebih panjang daripada sumbu horizontal.
Lalu, sisi atas tanah tersebut berbentuk tidak membulat.
3. Tiang ( columnar ) , tiang merupakan struktur tanah yang memilki
sumbu vertikal lebih panjang daripada sumbu horizontal. Namun, sisi-
sis atasnya masih bisa terlihat dan berbentuk bulat.
4. Gumpal Bersudut (Angular Blocky) , jenis ini memiliki rusuk yang
bersegi tajam dan gumpal membulat. Lebih jelasnya ,rusuk dari
struktur tanah ini bersegi, tetapi tidak terlalu tajam.
5. Butiran (granular) , butiran umumnya memiliki bentuk yang
cenderung membulat dan terlihat memiliki banyak sisi. Selain,itu tiap-
tiap gumpalannya pun tidak berpori.
6. Remah (crumb) , remah memiliki bentuk yang membulat, banyak sisi,
dan tampak berpori.

2.6 Fungsi struktur tanah

Bronik dalam Soil Structure and Management mengatakan bahwa


struktur tanah bisa memberikan pengaruh penting dalam kondisi edafis dan
lingkungan. Nah , fungsi tersebut sering dinyatakan sebagai tingkat stabilitas
agregat atau bahan-bahan mineral tidak bergerak dalam lingkungan hidup
yang meliputi ; pasir ,debu ,batu, kerikil ,dan kapur. Kemudian, struktur
tersebut sangat memengaruhi aerasi ,infiltrasi, serapan, laju pergerakan, dan
ketersediaan air. Tak hanya itu, struktur itu pun berperan penting dalam
pertumbuhan tanaman. ( Bronik , 2005).

2.7 Pengaruh struktur tanah terhadap porositas tanah

Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang


terdapat dalam suatu volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara ,
sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang
poreus berarti tanh yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air
dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa , sebaliknya jika tanh
tidal poreus (Hakim ,1996).
III.METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Ilmu Tanah tentang struktur tanah ini di laksanakan pada hari
Sabtu, 24 April 2021, pukul 08:00 wita-Selesai. bertempat di Laboratorium
Sumber Lahan dan Air Gedung Teknik Pertanian, STIPER Kutai Timur.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Penggaris
2. Alat Tulis
3. Kertas
3.2.2 Bahan
1. Bongkahan tanah
3.3 Prosedur Praktikum
1. Menyiapkan alat tulis
2. Mencari lahan tanah yang dijadikan sampel percobaan.
3. Menggali tanah yang akan dijadikan sampel percobaan.
4. Mengambil beberapa bongkahan tanah yang sudah di gali tersebut akan
dijadikan sampel percobaan.
5. Menghancurkan bongkohan tanah yang sudah diambil dengan cara
memukul dengan kayu,bongkahan tanah yang hancur kemudian diambil
beberapa dari bongkahan tanah,bongkahan yang paling kecil kemudian di
ukur,hal ini dilakukan beberapa kali dari beberapa sampel dengan cara
yang sama untuk memperoleh beberapa sampel tanah dengan bentuk
bongkahan tanah yang berbeda
6. Menentukan tipe tanah dan mengukur tanah sesuai dengan pengarahan
praktikum.
7. Menentukan derajat dengan cara menekan tanah tersebut.
8. Mengamati bongkahan tanah atau sampel dan menggambarkannya,yang
sudah dipilih dan di sesuaikan dengan tipe tanah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan Sampel


Tabel 1. Hasil pengamatan struktur tanah
Sampel Gambar Ukuran Tipe Struktur Kelas
Struktur

T= 20 mm
1 P= 22 mm Remah(Granular Sangat
L= 12 mm ) Tebal

T= 7 mm
2 P= 24 mm Blocky Halus
L= 20 mm

T= 4 mm Sangat
3 P= 12 mm Granular Kasar
L= 14 mm

4.2 Pembahasan
Dalam pembentukan struktur tanah,terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya antara lain bahan organik, aktivitas makhluk hidup, sangat
mempengaruhi gembur tidaknya tanah. Karena semakin banyak aktivitas makhluk
hidup sangat mempengaruhi gembur tidaknya tanah.karena semakin banyak
aktivitas makhluk hidup maka tanah akan menjadi gembur dan mengakibatkan
struktur tanah menjadi lemah.contohnya cacing yang mampu menggemburkan
tanah karena aktifitasnya di dalam tanah. dalam tinjauan morfologi, struktur tanah
diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel
(cluster) yang disebut agregat ,yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta
mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak
teragregasi. Struktur tanah dibagi menjadi 7 macam yaitu struktur tanah remah,
granuler, gumpal membulat, gumpal bersudut, prismatic, tiang dan lempeng.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan mata.
Secara fisik, terlihat bahwa sampel tanah memiliki panjang, lebar, dan tebal yang
berbeda-beda ini dikarenakan struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang
menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu
dengan yang lain membentuk agregat. Struktur tanah yang berbentuk Gumpal
membulat vertikal berbentuk seperti kubus dengan permukan datar dan nampak
membulat tumpul pada tiap sisi-sisinya dan ukuran agregat vertikal horizontal
sama besar, bentuknya masih dibedakan lagi berdasarkan ujung-ujungnya atas
gumpal bersudut dan gumpal membulat dan masing-masing dibedakan menurut
kelas-kelasnya.
Menurut Handayanto struktur tanah dapat mempengaruhi sifat fisik tanah
yaitu pada kerapatan partikel, semakin mantap struktur tanah maka partikel
penyusunnya juga akan semakin rapat. Konsistensi tanah juga ditentukan oleh
seberapa mantap struktur tanah yang ada , misalnya pada jenis struktur remah
maka akan sulit mempertahankan bentuknya karena sangat halus, sebaliknya pada
struktur lempeng akan sangat kuat mempertahankan bentuknya karena sangat
padat. Selain itu warna tanah juga berhubungan dengan struktur pembentuk
tanahnya, misalnya pada tipe struktur tanah granuler dan remah, warnanya lebih
gelap karena mengandung banyak bahan organik. (Handayanto, 2009).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Struktur tanah adalah susunan atau agresasi partikel tanah (pasir, debu, atau
tanah liat) yang terbentuk secara alami. Tapi ini dibatasi oleh tingkatan dan
bidang yang berbeda pada setiap ukuran dan bentuknya.
2. Adapun macam-macam tipe struktur tanah yaitu: tipe lempeng, tipe tiang,
tipe prismatik, tipe gumpal bersudut, tipe butiran dan tipe remah.
3. Kelas struktur tanah dari tiga sampel yang telah diamati dengan tipe tiang
dan kelas tanah sedang memiliki panjang 12 mm, lebar 10 mm dan
memiliki panjang 10 mm. Tipe single grain dengan kelas tanah sedang
memiliki 4 mm dan lebar 5 mm. Tipe massive dan kelas tanah kasar
memiliki panjang 13 mm, tinggi 4 mm, dan lebar 7 mm.
4. Derajat struktur tanah yaitu yang derajat strukturnya kokoh ,dalam hal ini
agregatnya dapat di pecahkan dan terasa ketahanannya. Sehingga akar
tanaman sulit menembus tanah untuk tumbuh dan mencari unsur hara.  Struktur
tanah adalah susunan atau agresasi partikel tanah (pasir, debu, atau tanah liat) yang terbentuk secara alami. Tapi ini dibatas

5.2 Saran

1. Pada praktikum ini praktikan harus lebih memperhatikan dan teliti dalam
pengamatan agar tidak salah dalam menyimpulkan data.
2. Sebaiknya laporan di print ketika telah di acc,untuk menghemat biaya
pengeprinan.
3. Sebaiknya dalam mengamati struktur tanah harus lebih teliti agar hasilnya
sesuai dengan yang diinginkan.
4. Pada praktikum ini sebaiknya praktikan dapat melakukan praktikum
dengan sungguh-sungguh sehingga dapat mengetahui cara menentukan
strukrtur tanah dan pembagiannya.
DAFTAR PUSTAKA

Bale, A. 2001. Ilmu Tanah I . Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada :


Yogyakarta.
Bronik,2005.https://www.com.html diakses pada tanggal 30 April 2021
Hakim,2001.https://jamesparade.wordpress.com
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
Handayanto ,2009 https://id.scribd.com
Hardjowigeno. S., 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta.
Kartasapoetra. 2002. PengantarIlmu Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.
Koorevaar, D.,G. Menelik and C. Dirksen. 1987. Element of Soil Physics.
Development inSoil Science 13 (Anasir Fisika Tanah – Perkembangan di
Dalam Ilmu Tanah 13. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada : Yogyakarta.
Muhajir Utomo,2016 Dasar-Dasar dan Pengelolaan.https:www.kompas.com.
Mulyani Sutedjo. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai