Anda di halaman 1dari 4

Matematika Kartografi

Matematika kartograafi adalah bagian dari pengetahuan matematika dasar yang sangat erat hubungannya dengan teknik pembuatan eta yaitu proyekasi peta. Dalam pembuatan dan penyajian peta, perlu mematuhi kaidah-kaidah kartografi yaitu jenis proyeksi, konfigurasi grid, skala peta, pembagian dan ukuran lembar peta untuk penggambarannya. Semuanya itu tidak terlepas dari perhitungan matematis kartografi. Matematika kartografi ini bermula dari usaha yang dilakukan untuk menggambarkan permukaan bumi yang sebenarnya melengkung tersebut ke suatu bdang datar dengan kesalahan yang sekecil mungkin semua ini hanya mungkkin dapat dilakukan dengan bantuan unsur ilmu matematik yaitu proyeksi peta. Bagi kartografi (pembuat peta), pengetahuan mengenai peroyeksi peta sangat perlu dalam pembuatan peta yang benar sehingga tidak menyesatkan pembacanya.istilah-istilah yang dipakai dalam matematika kartografi yaitu :

1. Skala peta Skala peta adalah perbandungan jarak yang diukur di peta dengan jarak yang diukur di muka bumi. Contoh: jika suatu jarak di muka bumi sepanjang 4 km dan dipeta disajikan dengan panjang 5 cm, maka skala peta tersebut adalah 1 : 100.000, hal ini dapat dihitung sebagai berikut ; 1 km (1000 m) dimuka bumi sama dengan 1 cm dipeta. Skala dapat disajikan dengan skala angka atau skala garis. 2. Gratikul Gratikul adalah jaringan garis-garis yang digambar di atas peta. Secara horisontal dan vertikal, yang merepresentasikan fraksi paralel sebagai lintang dan fraksi dari meridian sebagai bujur pada daerah yang dipetakan tersebyt dengan invertal (selang) yang diinginkan. Bentuk setiap gratikul tergantung jenis dan macam proyeksi yang digunakan . ketebalan gratikul biasanya leboh tipis dari petanya sendiri. Garis gratikul dapat brupa : o Garis lurus atau lengkung o Sejajar atau konvergen o Jarak antara gratikul memunyai besaran yang tetap sama atau berubah dari posisi satu ke posisi lainnya. o Sudut yang dibentuk dari perpotongan lintang dan bujur dapat bervariasi besarnya. 3. Grid Grid adalah jaringan garis lurus dan lintang dan bujur yang saling berpotongan tegak lurus antara satu sama lain, yaang umumnya menyajikan posisi garis-garis proyeksi X (easting) dan garis-garis proyeksi Y (northing) yang diukur pada bumi yang digambar diata bidang datar dari suatu daerah. Besaran dan invertal hanya dapat berupa sistem lokal maupun sistem universal yang diakui dan berlaku untuk seluruh dunia, seperti UTM (Universal Transverse Mercato) grid.

4. Batas tepi Batas tepi atau margin adalah batas yang membatasi area suatu daerah yang dipetakan atau dibatas dari muka bumi dimana semua detail pea digambarkan. Batas tepi dapat berupa persegi empat yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan grid atau gratikul. Batas tepi dapat juga bila memungkinkan diambil dari pasangan lintang dan bujur dari peta tersebut. 5. Koordinat Geografi Koordinat adalah suatu sistem yang mempergunakan pasangan besaran lintang dan bujur yang saling berpotongan dan membentuk jaring-jaring dan dipergunakan untuk menentukan lokasi dipermukaan bumi. Sudut paralel (lintang) merupakan sudut yang diukur dari pusat bumi kearah posisi yang ditentukan di permukaan bumi dengan bidang equator (katulistiwa). Meridian (bujur) adalah besaran sudut yang di ukur ke arah barat atau timur dari bidang datum (tolok garis atau bidang acuan) yang dipilih, sebagai contoh telah ditetapkan internasional, yaitu bidang yang melalui titik yang terletak di Royal Observatory Green-wich dikenal sebagai Meridian No.I 6. Proyeksi Peta Proyeksi peta adalah pemindahan secara matematis dan pengaturan sistematis dari lintang dan bujur yang terletak pada bidang lengkung maupun bidang matematis lain yang merepresentasikan posisi di permukaan bumi dan dipindahkan ke atas suatu bidang datar yang disebut bidang proyeksi. Karena keperluan dan luas daerah yang dipetakan berbeda-beda, maka jenis dan macam proyeksipun akan berbeda-beda pula sesuai dengan keperluan tersebut. Beberapa jenis serta aspek posisi bidang proyeksi yang umum dipergunakan adalah : Proyeksi dengan bidang kerucut (conical) Proyeksi kerucut adalah jika suatu bidang pembungkus atau bidang proyeksi yang membungkus bidang bola berbentuk kerucut, maka proyeksi tersebut disebut proyeksi kerucut. Jika sumbu kerucut dansumbu bumi berhimpit dan bagian yang lancip dari kerucut terletak pada arah kutub maka proyeksi tersebut dikatakan/voyefo/kerucut normal. Proyeksi dengan bidang silinder (cylindrical) Proyeksi silinder adalah jika bidang pembungkus atau bidang proyeksi yang membungkus bidang bola berbentuk silinder maka proyeksi tersebut disebut proyeksi silinder. Proyeksi silinder normal adalah jika sumbu silinder dan sumbu bumi berhimpit. Jika sumbu silinder terletak pada bidang equator (katulistiwa) atau membentuk sudut 90o dengan sumbu bumi disebut transver. Disebut oblique atau miring bila sumbu silinder terletak pada arah selain tersebut diatas. Proyeksi dengan bidang datar (azimuthal)

Proyeksi bidang datar adalah jika persinggungan bidang proyeksi dengan bidang bola hanya pada satu titik atau juga disebut proyeksi zenithal.

7. Kompilasi peta Peta yang baik dan dapat dibaca dengan benar adalah peta yang sumber datanya baik dan akurat seperti data-data statistik, peta-peta, dan data-data geografis lainnya. Karena data-data tersebut berbeda proyeksi, tahun pembuatannya dan sumber datanya maka akan timbul perbedaan ketelitiannya. Untuk itu perlu diseleksi, dipilih dan dikomplikasi untuk menjadi peta yang ingin disajikan. Peta itu sendiri merupakan hasil pengecilan dari muka bumi, maka dalam proses kompilasi data dari skala besar ke skala kecil. Dalam proses kompilasi selalu diikuti oleh perubahan proyeksi dan isi peta, maka dalam kompilasi ini diikuti penyederhanaan, generalisasi dari unsur-unsur petanya. 8. Simbol peta Peta adalah merupakan gambaran yang berisi segala informasi dari semua unsur dimuka bumi (HADIWIDJOJO 1994), sehingga pemakai dapat berkomunikasi berdasarkan pensimbolan unsur-unsurnya. Dengan adanya jenis peta seperti telah diuraikan di penerbitan yang lalu, maka perlu memakai bahasa yang seragam dalam membaca peta. Bahasa peta itu disebut simbol yaitu untuk mengkomunikasikan unsur di muka bumi tersebut dengan peta yang dibuat. Di samping itu perlunya di atur prioritas pemakaian simbol, apakah simbol yang satu lebih penting dengan simbol yang lain. untuk menghindarkan penumpukan simbol perlu juga diperhatikan perbedaan simbol yang dipakai, sehingga pemakai awampun tidak sulit untuk membaca peta. Jenis, kelas dan kartografi simbol dapat dikategorikan menjadi titik, garis dan area, dan disajikan secara visual sebagai: kekerasan, orientasi dan bentuk. Karena kemampuan manusia dalam kondisi tertentu untuk memisahkan benda yang satu dengan benda yang lain yang terletak pada bidang yang sama sangat terbatas, maka perlu mengkombinasikan simbol-simbol yang dipakai agar lebih mudah. Peta haruslah mudah dibaca, baik dan jelas dalam kondisi pencahayaan dan mata normal (mata telanjang). Oleh karena peta dictak deengan alat yang disebut plotter, maka dalam pemilihan besar dan jarak simbol yang dipakai harus jelas, sehingga kejelasan dan kemudahan peta dapat terpenuhi. Ada beberapa ketentuan dalam pemilihan, pembuatan dan penempatan simbol dipeta, antara lain batas kemampuan persepsi, batas kemampuan pembedaan, kenampakan jarak pemisahan dan generalisasi (seleksi, penyederhanaan, pemindahan, penggabungan, pembesaran, penghalusan dan penghilangan). Dengan mengacu pada ketentuan diatas, maka informasi pada peta akan mudah dapat dibaca dengan mata telanjang. Informasi yang akan dipakai untuk menyusun isi peta didapatkan dari berbagai sumber, seperti data yang sudah ada maupun data baru. Pengumpulan data baru dapat berupa :

1) Survey lapangan, yaitu untuk mendapatkan data yang teliti dalam skala besar serta daerah yang relatif sempit. Survey lapangan dapat berupa pengukuran posisi, jarak dan sudut baik vertikal maupun horisontal dan vertikal maupun horisontal dan informasi lain yang berhubungan. 2) Foto udara adalah salah satu sumber data yang lebih lengkap dalam isi informasi dan daerah cakupannya 3) Data statistik adalah sumber data yang sangat penting untuk pembuatan peta tematik 4) Bank data, peranan data ini sangat menentukan dalam kesahihan peta yang dibuat, karena peta yang diuat format sudah dalam bentuk digital. 5) Peta dasar, kemutahiran edisi dan informasi yang terkandung dalam peta ini merupakan keharusan bila dipakai untuk membuat peta turunan. Dalam prakteknya, koleksi peta dasar dalam berbagai bentuk cetakan, skala dan jenis sangat berguna dalam pembuatan peta baru. Informasi lain yang berupa literature dan informasi-informasi terkini dapat dipakai sebagai sumber data untuk melengkapi isi peta.

Anda mungkin juga menyukai