Denudasional
Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang
2019
KATA PENGANTAR
Dengan meyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah sehingga kami dapat meyelesaikan makalah geomorfologi tentang
Bentuk Lahan Denudasional.
Makalah geomorfologi ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
informasi dari berbagai sumber, sehingga kami sanagat mengucapkan terima kasih
kepada para penulis yang telah kami jadikan sumber bahan makalah ini.
Terlepas dari itu semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak, dan agar
menjadi inspirasi bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas maka dapat di rumuskan masalah, yaitu :
1.Pengertian dari bentuk lahan asal denudasional ?
2.Aspek-aspek apa saja yang terkait dengan lahan denudasional?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1.Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Geomorfologi
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pelapukan adalah proses berubahnya sifat fisik dan kimia batuan di permukaan
dan atau dekat permukaan bumi tanpa di sertai perpindahan material. Pelapukan dapat
dibagi manjadi pelpukan fisik, dan pelapukan biotic. Pelapukan fisik merupakan proses
pecahnya batuan menjadi ukuran yang lebih kecil tanpa diikuti oleh perubahan
komposisi kimia batuan. Perubahan kimia merupakan proses berubahnya komposisi
kimia batuan sehingga menghasilkan mineral sekunder. Factor pengontrol pelapukan
adalah batuan induk, aktivitas organism, topografi, dan iklim. Didalam evolusi
bentanglahan yang menghasilkan bentuklahan dedasuonal M. W. Davis mengemukakan
adanya3 faktor yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan struktur geologi, proses
geomorfologi, waktu. Dengan adanya factor tersebut maka dalam evolusinya,
bentuklahan melewati beberapa stadium ; stadium muda, stadium dewasa, stadium tua.
3
miring, pola tidak teratur, banyak lembah-lembah kering dan erosi lereng/back erosion,
penggunaan lahan tegalan atau kebun campuran dan proses geomorfologi selalu
meninggalkan bekas di lereng-lereng bukit dan terjadi akumulasi di kaki lereng, serta
kenampakan longsor lahan lebih sering dijumpai.
Umumnya bentuk lahan ini terdapat pada daerah dengan topografi perbukitan
atau gunung dengan batuan yang lunak (akibat proses pelapukan) dan beriklim basah,
sehingga bentuk strukturnya tidak nampak lagikarena adanya gerakan massa batuan.
Pembagian bentuk lahan denudasional dapat dilakukan dengan lebih rinci dengan
mempertimbangkan : batuan, proses gerak massa yang terjadi dan morfometri.
a. Aspek Morfografi
b.Aspek Morfometri
Suatu bentuk lahan yang dinyatakan dalam kuantitatif. Dalam arti kata bahwa aspek ini
mengukur pada aspek sebuah bentuk lahan.Seperti ketinggian gunung, Kemiringan
lereng. Dan jika dikaitkan dengan lahan denudasional maka yang dikaji adalah
Kemiringan lereng,ketinggian perbukitan, besar energi yang mendorong,dan berapa
banyak unsur-unsur yang terkandung disalam sebuah lahan denudasional.
4
2.Aspek Morfokronologi
Proses Terbentuknya Bentuk Lahan Asal Denudasional.
Ø Pelapukan
Akibat dari proses ini pada batuan terjadi perubahan warna, misalnya kuning-
coklat pada bagian luar dari suatu bongkah batuan. Meskipun proses pelapukan ini
berlangsung lambat, karena telah berjalandalam jangka waktu yang sangat lama maka di
beberapa tempat telah terjadi pelapukan sangat tebal. Ada juga daerah-daerah yang hasil
pelapukannya sangat tipis, bahkan tidak tampak sama sekali, hal ini terjadi sebagai
akibat dari pemindahan hasil pelapukan pada tempat yang bersangkutan ke tempat lain.
Tanah yang kita kenal ini adalah merupakan hasil pelapukan batuan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pelapukan adalah:
- Limestone, resisten pada iklim kering tetapi tidak resisten pada iklim
basah
- Granit, resisten pada iklim basah tetapi tidak resisten pada iklim
kering.
5
c. Vegetasi, atau tumbuh-tumbuhan mempunyai peran yang cukup besar
terhadap proses pelapukan batuan. Hal ini dapat terjadi karena:
d. Topografi
Jenis-jenis pelapukan
- Komposisi batuan
Ada mineral yang mudah bereaksi dengan air, oksigen dana gas asam
arang, ada juga yang sulit. Bagi mineral yang mudah bereaksi dengan air,
oksigen dan gas asam arang akan cepat lapuk daripada mineral yang sulit
bereaksi dengan air, oksigen dan asam arang.
- Iklim
Daerah yang mempunyai iklim basah adan panas misalnya ilim hujan
tropis akan mempercepat proses reaksi kimia, sehingga batuan menjadi
cepat lapuk.
6
- Ukuran batuan
Makin kecil ukuran batuan makin intensif reaksi kimia pada batuan
tersebut berarti makin cepat pelapukannya.
yaitu perpindahan atau gerakan massa batuan atau tanah yang ada di lereng oleh
pengaruh gaya berat atau gravitasi atau kejenuhan massa air. Ada yang menganggap
masswasting itu sebagai bagian dari pada erosi dan ada pula yang memisahkannya. Hal
ini mudah difahami karena memang sukar untuk dipisahkan secara tegas, karena dalam
erosi juga gaya berat batuan itu turut bekerja.
Pada batuan yang mengandung air, gerakan massa batuan itu lebih lancar dari
pada batuan yang kering. Perbedaannya ialah bahwa pada masswasting, air hanya
berjumlah sedikit dan fungsinya bukan sebagai pengangkut, melalinkan hanya sekedar
membantu memperlancar gerakan saja. Sedang dalam erosi diperlukan adanya tenaga
pengangkut. Gerakan massa batuan pada dasarnya disebabkan oleh adanya
gayaberat/gravitasi atau gaya tarik bumi. Faktor-faktor pengontrol mass wasting antara
lain:
a. Kemiringan lereng.
Makin besar sudut kemiringan lereng dari suatu bentuk lahan semakin besar
peluang terjadinya Mass Wasting, karena gaya berat semakin berat pula.
b. Relief lokal,
7
Ketebalan hancuran batuan atau Debris diatas batuan dasar makin tebal hancuran
batuan yang berada diatas batuan dasar, makin besar pula peluang untuk
terjadinya Mass Wasting, karena permukaan yang labil makin besar pula.
Pada umumnya Mass wasting akan mengikuti alur bidang lemah dalam batuan,
karena orientasi bidang lemah tersebut akan lapuk lebih dahulu kemudian materi
yang lapuk akan bergerak.
e. Iklim
Kondisi iklim disuatu daerah akan mempengaruhi cepat atau lambatnya Mass
wasting.
3.Aspek Morfogenesis
Satuan Bentuk Lahan Asal Denudasioal
1. Pegunungan Denudasional
2. Perbukitan Denudasional
8
pulau tersebut adalah perbukitan denudasional terkikis sedang yang disebabkan oleh
gelombang air laut serta erosi sehingga terbentuk lereng-lereng yang sangat curam.
9
Gambar 4. Perbukitan Sisa Terpisah
10
Gambar 6. Lereng Kaki
11
Gambar 8. Rombakan Kaki Lereng
12
atau gelombang.
• Pembuatan Teras Tanah Lereng
Teras tanah berfungsi untuk memperkuat daya tahan tanah terhadap gaya
erosi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses denudasional merupakan proses yang cenderung mengubah bentuk
permukaan bumi yang disebut dengan proses penelanjangan. Proses yang utama adalah
degradasi berupa pelapukan yang memproduksi regolit dan saprolit serta proses erosi,
13
pengangkutan dan gerakan massa. Proses ini lebih sering terjadi pada satuan perbukitan
dengan material mudah lapuk dan tak berstruktur. Proses degradasi menyebabkan
agradasi pada lerengkaki perbukitan menghasilkan endapan koluvial dengan material
tercampur. Kadang proses denudasional terjadi pula pada perbukitan struktur dengan
tingkat pelapukan tinggi, sehingga disebut satuan struktural denudasional.
B. Saran
Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman kita semua
terhadap bentuk lahan denudasional. Dan tentu saja makalah ini tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu kami sebagai penulis memohon saran dan kritiknya agar
makalah ini kedepannya menjadi lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
· http://lutfiardiansyahsaputra.wordpress.com/2013/04/03/bentuk-lahan-asal-
denudasional/
· https://www.google.com/search?q=lereng+kaki&ie=utf-8&oe=utf
· https://www.google.com/search?q=pegunungan+denudasional&ie
14
· https://www.google.com/search?q=kerusakan+lahan&
· https://www.google.com/search?q=perbukitan+sisa+terpisah
· https://www.google.com/search?q=kerucut+talus
15