Oleh :
Putu Ayu Fajar Widaryanti
1505105009
Puji syukur saya panjatkan ke Khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
berkat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan laoran praktikum yang berjudul
“Antiklinal dan Sinklinal”.
Saya sangat berharap laporan praktikum ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Antiklinal dan sinklinal dari
geologi struktural. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan
praktikum ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
I. PENDAHULUAN
Secara umum geologi struktur adalah suatu ilmu yang memepelajari perihal
bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabakan
terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan. Beberapa
kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi
mengenai unsur-unsur struktur geologi seperti perlipatan (fold) rekahan
(fracture) patahan (fault) dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan
tektonik (tectonicunit).
1.2 Tujuan
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui tentang lipatan dan patahan pada
garis kontur.
1
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Lipatan
Lipatan adalah suatu bentuk struktur batuan sedimen yang melengkung atau
terlipat-lipat. Bentuk lahan ini termasuk kedalam bentuk lahan asal struktural.
Lipatan adalah suatu undulasi atau bentuk suatu gelombang pada permukaan
batuan yang membentuk suatu penekukan. Lipatan merupakan struktur geologi
yang terbentuk akibat adanya deformasi yang mengenai batuan. Apabila
pelipatan itu membentuk busur maka biasa disebut sebagai antiklin atau
antiform, sedang apabila pelipatan itu membentuk palung maka disebut sebagai
sinklin atau synform (Wilson, dkk., 1982 2.
2.2 Patahan
2
yang kurang elastis. Pada umumnya patahan dapat dibedakan menjadi beberapa
bentuk. Jenis jenis patahan yakni sebagai berikut :
3
III. METEDOLOGI
1. Peta Topografi
2. Penggaris
3. Alat tulis
4. Kertas Milimeter Blok
1. Lihat peta kontur tentang lipatan yang terdapat pada exercise 1 tentang
patahan
2. Amati pada peta tetanang lembah sinklinal, antiklinal, homoklinal, bukit
sinklinal, antiklinal, homoklinal. Dimana antiklinal merupakan adalah yang
membentuk busur/ punggung dan sinklinal yang membentuk palung/lembah.
3. Kemudian dari peta yang sama ditentukan tentang sungai subsequent yang
ditandai dengan warna biru, sungai resequent yang ditandai dengan warna
merah dan sungai obsequent yang ditandai dengan warna hijau.
4. Pada peta kedua tentang patahan adalah amati peta tersebut dengan
memperhatikan kerapatan garis kontur.
5. Kemudian tentukan dari patahan tersebut terbentukknya faut scarp dan
grabben
4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
5
Failt scraps and graben
4.2 Pembahasan
6
3. Pada peta patahan dapat dilihat dari kerapatan garis kontur yang memanjang.
Apabila garis kontur sangat rapat dan memanjang maka pada bagian tersebut
sudag terjadi sebuah patahan yang salah satu sisi bidangnya mengalami
penurunan dataran, apabila dalam garis kontur yang memanjang yang
memiliki kerapatan garis tetapi salah satu sisinya mengalami perengganggan
garis kontur maka hal tersebut dinamakan fault splinter.
4. Dari jenis patahan tersebut maka kita akan mengetahui fault scarps dan
graben, dimana fault scarp adalah dinding yang terjal ini dicirikan garis
kontur yang sangat rapat, sedangkan graben adalah penurunan dataran yang
ditandahkan beda ketinggian dari dua dataran yang dilewati patahan
7
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada bentuk lipatan yang membentuk palung/ lembah adalah sinklinal dan yang
membentuk busur adalah antiklinal . Sedangkan untuk patahan yang perlu
diperhatikan adalah kerapatan pada gatis kontur semakin rapat garis kontur dan
semakin banyak garisnya maka akan membentuk sebuah tebing terjal (fault scarp)
yang merupakan salah satu dataran yang mengalami penurunan (graben)
5.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA