Anda di halaman 1dari 33

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (21 November 2021)

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN ALAT – ALAT PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

Oleh :

Nama : Ronaa Nabiilah

NIM : 3211421170

Nama Dosen :1. Prof. Dr. Erni Suharini, M. Si.

2. Dr. Edy Trihatmoko, S.Si., M.Sc.

Nama Asisten : Prisma Tia Ningrum

LABORATORIUM GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
A. JUDUL
PENGENALAN ALAT – ALAT PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis dan macam alat geomorfologi dasar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari masing – masing alat praktikum geomorfologi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari alat-alat geomorfologi dasar.
4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari alat-alat geomorfologi dasar.
5. Mahasiswa dapat mengetahui bagian – bagian alata yang digunakan untuk praktikum
geomorfologi.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat 2. Bahan
a. Soil teskid a. Kertas Cover
b. Soil tester b. Kertas HVS
c. Hand Level
d. Pnetrometer
e. Laser Distance Meter
f. Altimeter
g. PH Meter
h. Peta Geomorfologi
i. Thermometer Tanah
j. Kompas Geologi
k. Palu Geologi
l. Roll meter
m. Hp
n. Buku
o. Laptop
p. Pensil
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Geomorfologi
a) Menurut Cooke
Geomorfologi merupakan studi bentuk lahan dan pemekarannya pada sifat alamiah
asal mula, proses pengembangan dan komposisi materialnya.
b) Menurut Van Zuidam
Geomorfologi merupakan studi bentuk lahan dan proses-proses yang
mempengaruhi pembentukannya dan menyelidiki hubungan antara bentuk dan proses
dalam tatanan keruangannya.

c) Menurut Verstappen
Geomorfologi merupakan ilmu pengetahuan tentang bentuk lahan pembentuk muka
bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan air laut, dan menekankan pada asal
mula dan perkembangan di masa mendatang serta konteksnya dengan lingkungan.

Menurut saya Geomorfologi merupakan ilmu pengetahuan yang membahas bentuk


lahan dan bagaimana proses bentuk lahan tersebut terjadi.
2. Ilmu Bantu Geomorfologi
a. Hidrologi
Ilmu yang mempelajari tentang sistem perairan di daratan. Kita bisa mempelajari
tentang sistem akuifer air Tanah, faktor infiltrasi hingga kecepatan infiltrasi Tanah.
b. Meterologi dan Klimatologi
Meteorologi Ilmu yang mempelajari tentang fenomena cuaca dan dinamikanya.
Kita bisa belajar tentang faktor-faktor yang memengaruhi cuaca suatu daerah, ramalan
cuaca dan anomalinya dari waktu ke waktu. Klimatologi Ilmu yang mempelajari
khusus tentang sejarah iklim dan perubahannya di Bumi dari masa ke masa. Fenomena
perubahan iklim dapat dianalisa dan diprediksi di masa depan dengan bantuan
klimatologi.
c. Astronomi
Ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit di luar angkasa serta
interaksinya dengan Bumi. Berbagai fenomena seperti gerhana, meteor hingga pasang
surut laut merupakan dampak dari interaksi Bumi dengan benda langit lain seperti
bulan dan matahari atau asteroid.
d. Geomorfologi
Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk permukaan bumi dan segala proses
atau mekanisme yang terjadi didalamnya. Ada banyak morfologi seperti patahan,
lipatan, kubah garam, cekungan, sand dune dan lainnya yang bisa kita pelajari
mekanisme dan sebarannya.
e. Geologi
Ilmu yang mempelajari struktur, sejarah dan perkembangan Bumi dari masa ke
masa. Kita bisa memahami tentang bagaimana sejarah bumi dan umur batuannya.
f. Oseanografi
Ilmu yang mempelajari perairan laut beserta semua hal yang ada di dalamnya.
Contoh fenomena yang bisa dipelajari diantaranya palung laut, salinitas, terumbu
karang hingga zona abisal.
g. Antropogeografi
Ilmu yang mempelajari sebaran bangsa di permukaan bumi dalam sudut geografis.
Berbagai suku bangsa tersebar di bumi dan berkembang dengan karakternya masing-
masing seperti bangsa Romawi, Nordic, Arab hingga bangsa Aztec.
h. Paleontologi
Ilmu yang mempelajari fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan di masa pra
sejarah. Dengan mempelajari fosil maka kita akan mengetahui sejarah kehidupan di
masa lalu sebelum manusia muncul dan melihat perkembangannya dari waktu ke
waktu.
i. Biogeografi
Ilmu yang mempelajari sebaran mahluk hidup terutama flora fauna di permukaan
bumi. Contohnya kita bisa mempelajari zonasi fauna Wallace atau pulau-pulau
endemic di dunia seperti Socotra, Galapagos, Komodo dan Madagaskar.
j. Vulkanologi
Ilmu yang mempelajari tentang gunung api dan semua hal yang terkait di dalamnya.
Kita bisa mengetahui tipe-tipe gunung api di dunia, kekuatan letusan dan sejarah
pembentukannya.
3. Proses – Proses Geomorfik
- Tenaga Endogen (Tektonisme, Vulkanisme, Gempa Bumi)
• Tektonisme
Tenaga yang berasal dari dalam bumi disebut dengan endogen. Tenaga endogen
merupakan penyebab permukaan bumi tidak rata dan adanya pebedaan kulit bumi
antar lempeng. Secara umum, aktivitas endogen dibagi menjadi tiga yaitu
vulkanisme, tektonisme, dan seisme. Tenaga endogen yang diakibatkan oleh
peristiwa tektonisme adalah benua dan pegunungan. Ada dua proses tektonisme
yang memengaruhi bentukan ini, yaitu:
- Epirogenesa atau gerak vertikal lambat berupa pengangkatan dan penurunan
permukaan bumi yang luas, seperti benua. Saat bumi bergerak naik (epirogenesa
negatif) permukaan air laut tampak turun, seperti yang terjadi di Teluk Hudson.
Sebaliknya, jika bumi bergerak turun (epirogenesa positif), permukaan air laut
tampak naik seperti yang terjadi di Pantai Timor.
- Orogenesa atau gerak pembentukan pegunungan yang terjadi di wilayah yang lebih
sempit dan proses yang relatif cepat. Proses ini menyebabkan terbentuknya
pegunungan seperti yang terjadi di pegunungan muda Sirkum Pasifik. Proses ini
meliputi peristiwa lipatan (fold) dan patahan.
• Vulkanisme
Peristiwa vulkanisme sendiri dihasilkan dari peristiwa intrusi magma dan ekstrusi
magma. Bentukan tenaga endogen yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme
berupa adanya berbagai macam bentuk dan tipe letusan gunung berapi. Hal ini
karena peristiwa vulkanisme menyebabkan masing-masing gunung berapi
memiliki tekanan gas, kedalaman waduk, juga kecairan magma yang berbeda.
• Gempa Bumi / Seisme
Seisme atau gempa bumi merupakan satu peristiwa endogen yang berperan dalam
membentuk permukaan bumi. Peristiwa seisme bisa dipengaruhi oleh aktivitas
vulkanik, reruntuhan (terban) dan aktivitas tektonik yang disebabkan oleh dislokasi
batuan litosfer. Contoh bentukan yang tersebentuk dari peristiwa seisme adalah
reruntuhan batuan gunung, runtuhan gua-gua besar, hingga pergeseran lempeng
tektonis.
- Tenaga Eksogen (pelapukan, pengikisan, pengendapan, amblesan)
Tenaga eksogen bersifat merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan tenaga
endogen. Tenaga eksogen menyebabkan perubahan bentuk atau relief permukaan
bumi. Berikut bentukan yang dihasilkan oleh tenaga eksogen:
• Pelapukan
Peristiwa pelapukan adalah proses hancurnya batuan dari bentuk gumpalan
menjadi butiran yang lebih kecil. Pelapukan juga dapat dipengarui oleh air,
dimana terdapat lapisan dari gumpalan batuan yang larut dalam air. Peristiwa ini
dipengaruhi oleh temperatur, iklim, gletser, dan komposisi kimia, dan mineral-
mineral penyusun.
• Pengikisan/Erosi
Erosi dan abrasi (erosi akibat air laut) merupakan persitiwa pengikisan yang
disebabkan oleh media gerak seperti air sungai, angin, gelombang laut, dan
gletser.
• Pengendapan/Sedimentasi
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material yang didukung oleh media
air, angin, dan es dalam suatu cekungan. Contoh bentukan proses sedimentasi
adalah meander (sungai yang berkelok-kelok), delta, tanggul alam, sand dune
(gumuk pasir, hingga slip dan tombolo.
• Amblesan
Amblesan merupakan turunnya permukaan tanah akibat terjadinya perubahan
volume pada lapisan-lapisan batuan di bawahnya.

4. Konsep Dasar Geomorfologi


1. The same physical processes and laws that operate today operated throughout
geological time, although not always with the same intensity as now. Proses dan
hukum fisika yang terjadi saat ini terjadi juga di sepanjang waktu geologi, meskipun
tidak dengan intensitas gang sama antara kedua kejadian.
Konsep ini terkenal dengan konsep uniformitarianisme yang awalnya dicetuskan
oleh James Hutton. "The present is the key to the past", didefinisikan terlalu kaku yaitu
menganggap kejadian geologi sekarang dan pada masa lampau terjadi dengsn
intensitas yang sama. Di sini, Thornburry tidak beranggapan demikian, melainkan
lebih terbuka untuk menyatakan bahwa intensitas kejadian geologi antara dua waktu
bisa saja berbeda.
2. Geological structure is a dominant control factor in the evolution of landforms and is
reflected in them. Struktur geologi merupakan salah satu faktor pengontrol dominan
dalam evolusi bentang alam dan tercermin pada daratan tersebut.
Faktor pengontrol utama yang mempengaruhi bentuk bentang alam adalah struktur
geologi beserta prosesnya. Struktur geologi tersebut dapat berupa lipatan, rekahan,
sesar, dll.
3. To a large degree the Earth’s surface possesses relief because the geomorphic
processes operate at different rates. Banyak relief yang terbentuk di permukaan bumi
akibat perbedaan kecepatan pembentukan.
Batuan pada permukasn atau kerak bumi memiliki litologi yang berbeda-beda
hingga stratigafi yang berbeda-beds. Hal ini menyebabkan perbedaan tingkat resistensi
dan gradiasi antara daerah satu dan lainnya, sehingga pada relief yang terbentuk pun
bisa sangat banyak. Perbedaan dalam komposisi bahan san struktur dalamnya tidak
hanya tercermin dalam geomorfologi regional melainkan juga pada topografi lokal.
4. Geomorphic processes leave their distinctive imprint upon landforms, and each
geomorphic process develops its own characteristic assemblage of landforms. Proses
geomorfologi meninggalkan bekas/jejak khusus pada bentang alam dan tiap proses
menghasilkan karakter yang terkumpul pada muka bumi.
Proses yang terjadi baik secara fisika maupun kimia akan meninggalkan
karakteristik tersendiri. Peristiwa endogen san eksogen juga memberikan bentuk relief
yang khas. Contoh peristiwa banjir, tanah longsor, pembentukan delta, dll.
5. As the different erosional agents act upon the Earth’s surface there is produced an
orderly sequence of land forms. Terdapat agen erosional yang berbeda pada
permukaan bumi, menghasilkan pola urutan yang sesuai dengan kondisinya.
Siklus geomorfologi bisa saja memiliki lola keteraturan, tetapi semuanya mengikuti
pola pembagian muda, dewasa, dan tua. Bisa saja salah satu dari tiga utrutan tersebut
tidak dijumpai, bergantung dengan agen erosional yang terjadi pada daerah tersebut.
6. Complexity of geomorphic evolution is more common than simplicity. Evolusi
geomorfologi kompleks lebih umum daripada yang sederhana.
Ketika geologist menginterpretasi suatu daerah biasanya mereka mempelajari dari
bentuk produk singkapan. Satu data saja tidak cukup, karena untuk mempelajari
geomorfologi yang cangkupannya besar akan ada banyak kemungkinan femomena
geologi yang terjadi sehingga kompleksitas data dan interpretasi sangat dituntut oleh
seorang geolog.
7. Little of the Earth’s topography is older than Tertiary and most of it no older than
Pleistocene. Sedikit topografi bumi yang berusia lebih tua dari Tersier, kebanyakan
berusia tidak lebih tua dari Pleistosen.
Arshley (1991) memperkirakan setidaknha 90% daratan yang ada sekarang
terbentuk psda post-Tersier dan mungkin sekitar 99% terbentuk pada post-tengah
Miosen.
8. Proper interpretation of present-day landscapes is impossible without a full
appreciation of the manifold influences of the geologic and climatic changes during
the Pleistocene. Interpretasi bentuk muka bumi saaf ini tidak mungkin tanpa pengaruh
geologi dan perubahan iklim selama Plestoisen.
Gletser dan diatrofisme adalah dua peristiwa bssar yang terjadi selama Plestoisen
dan menghasilkan dampak besar hingga sekarang. Gletser memberikan dapak pada
sungai Ohio dan Missouri yang kita lihat sekarang. Diatrofisme berperan dam
pembentukan bentang alam lautan pasifik.
9. An appreciation of world climates is necessary for a proper understanding of the
varying importance of the different geomorphic processes. Penting untuk mempelajari
perubahan iklim dunia dalam pemahaman proses geomorfologi.
Pengaruh perubahan iklim dapat dirasakan secara langsung maupun tidak secara
langsung. Contoh hang dirasakan tidak langsung adalah pertumbuhan vegetasi yang
bisa berpengaruh terhadap struktur soil, hasil erosi, dll. Secara langsung, dapat
dipelajari dari intensitas pengendapan, perubahan suhu harian, pelapukan kimia, dll.
10. Geomorphology, although concerned primarily with present-day landscapes, attains
its maximum usefulness by historical extension. Selain untuk mempelajari bentuk
bumi masa kini, geomorfologi juga digunakan untuk mempelajari bentuk muka bumi
masa lalu.
Paleomorfologi adalah cabang paleontologi yang mempelajari geomorfologi zaman
dahulu. Sejatinya dengan mempelajari priduk bentukan aktivitas geologi masa lalu,
kita juga bisa mempelajari geomorfologi masa purba karena proses geomorfologi pasti
sudah terbentuknya batuan.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan.
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum.
3. Mahasiswa mencari informasi tentang praktikum.
4. Mahasiswa menonton video penjelasan alat – alat praktikum geomorfologi
5. Mahasiswa membuat tabel pengamatan gambar alat – alat praktikum geomorfologi.
6. Mahasiswa mengidentifikasi masing – masing fugsi alat praktikum geomorfologi.
7. Mahasiswa mengidentifikasi bagian – bagian alat pada masing – masing alat praktikum
geomorfologi.
8. Mahasiswa menjelaskan langkah – langkah penggunaan alat praktikum geomorfologi.
9. Mahasiswa menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan.
10. Mahasiswa mengambil kesimpulan dari pengamatan dan analisis yang dilakukan.
11. Mahasiswa menyusun laporan praktikum.
12. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepasa asisten praktikum.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a) Soil Testkid

- Fungsi alat:
a. H2O2 untuk mengetahui kandungan organik dalam tanah
b. Alfa bifiridil untuk mengetahui tingkat drainase pada tanah
c. HCL untuk mengetahui kandungan kapur pada tanah
d. Pipet untuk mengambil cairan soil teskid
- Bagian – bagian alat
1. Kotak penyimpan
2. Botol H2O2, botol alfa bifiridil, HCL
3. Pipet
- Langkah kerja
1. Mahasiswa menyiapkan cairan soil teskid
2. Mahasiswa menentukan objek
3. Mahasiswa membersihkan tanah dari vegetasi yang mengganggu
4. Mahasiswa mengambil cairan menggunakkan pipet
5. Mahasiswa meneteskan cairan ke tanah yang akan di ukur
6. Mahasiswa melihat reaksi yang timbul pada tanah: jika di tetes H202 tanah
berubah semakin gelap menandakan kanungan organik dalam tanah tinggi. Bila di
tetes alfa bifiridil tanah menyerap secara cepat menandakan drainase tanah bagus.
Jika di tetes HCL timbul buih maka tanah terseut mengandung kapur
7. Mahasiswa merapihkan dan meletakkan alat kembali ketempat semula
b) Soil Tester

2 1

- Fungsi alat:
Soil tester juga dikenal dengan pH meter. Soil tester tanpa menggunakan
baterai,dan bekerja secara analog. Alat ini digunakan untuk mengukur 3 nilai
parameter yang terdapat dalam tanah yaitu kelembaban, suhu, dan pH tanah.
- Bagian – bagian alat:
1. Skala
2. Tuas Tanah
3. Tuas Pengunci
- Langkah Kerja:
1. Mahasiswa menyiapkan sampel tanah yang berbeda dengan tanah yang
digunakan pada alat pH meter dan soil tester.
2. Mahasiswa menancapkan soil tester kebagian tanah.
3. Mahasiswa memencet tombol tuas pengunci.
4. Mahasiswa bisa melihat hasil kelembapan dan pH nya di skala.
5. Mahasiswa mencatat hasil di kertas
6. Mahasiswa merapikan kembali alat yang telah digunakan
c) Hand Level

1 4

3 2

- Fungsi alat
Alat ini digunakan untuk mengukur kemiringan suatu lereng yang terdiri
dari skala busur derajat.

- Bagian – bagian alat


1. Busur/Skala
2. Lensa Pembidik
3. Waterpass
4. Tuas Penggerak

- Langkah Kerja
1. Mahasiswa menentukan suatu objek yang akan kita bidik
2. Mahasiswa membidik dalam keadaan tengkurap supaya hasil lebih maksimal
3. Mahasiswa mulai membidik objek(lereng) dan diliat melalui lensa pembidik
4. Mahasiswa menggerakkan tuas dan waterpassnya untuk melihat kemiringan
lereng
d) Pnetrometer

1 4

- Fungsi alat
Penetrometer digunakan untuk mengukur sifat fisik tanah yang disebabkan
oleh adanya tahanan penetrasi tanah. Pegukuran tanah dengan menggunakan
penetrometer sangat mudah untuk memperoleh data tahanan tanah. Penggunaan
penetrometer dimaksudkan untuk menilai kondisi tanah dan sifat sifat fisik tanah
lainnya.

- Bagian-Bagian Alat
1. Badan Alat

2. Pegangan alat

3. Skala penetrometer

4. Tangkai alat

5. Mata alat

- Langkah Kerja
1. Mahasiswa merakit terlebih dulu penetrometer
2. Mahasiswa memastikan kondisi tanah tidak terganggu atau terhalang bebatuan
3. Tancapkan alat penetrometer ke tanah dengan gaya tekan yang tetap sampai
permukaan tanah
4. Pastikan jarum penunjuk skala bergerak stabil, sampai menunjukkan hasilnya

e) Laser Distance Meter

3
2

1
5
6

7
4

- Fungsi Alat

1. Mengukur tidak secara langsung menggunakan tilt sensor terintegrasi, seseorang


bisa mengukur dengan cepat&mudah mengukur keminringan hingga kurang lebih
45 derajat apalagi kecenderungan diatas tanah.
2. Mengukur jarak horizontal dan selebihnya ketika objek tidak dapat ditargetkan
dengan langsung, pagar atau dinding yang berdiri di garis pandang akan sangat
bermanfaat ketika pengukuran.
3. Mengukur sudut & fungsi stake out.

- Bagian-Bagian Alat

1. Badan Alat
2. Display
3. Measure Button
4. Tombol +-
5. Unit
6. Pytagoras
7. Tombol OFF/DEL

- Langkah Kerja

1. Mahasiswa memasang baterai 9 volt

2. Mahasiswa menekan tombol MEAS untuk menghidupkan alat

3. Mahasiswa mentukan bidang sasaran tembak atau diukur

4. Mahasiswa menggunakan meteran ini di dalam ruangan.


6
f) Altimeter 3

5 2

4
7
1

- Fungsi Alat

Alat digital ini gabungan dari 3 jenis alat berupa Altimeter yaitu alat yang
digunakan untuk mengetahui ketinggian suatu tempat, Barometer digunakan untuk
mengukur tekanan udara, dan Kompas Digital digunakan untuk menentukan arah mata
angin menggunakan medan magnet bumi.

- Bagian-Bagian Alat

1. Badan Alat
2. Layar/display
3. Tombol reset
4. Tombol senter
5. Tombol sensor
6. Tombol start/finish
7. Tombol mode
- Langkah Kerja

1. Mahasiswa mekan tombol on,


2. Mahasiswa memilih salah satu dari 4 tombol mode tersebut,
3. Mahasiswa memencet tombol tersebut,
4. Mahasiswa memiliki opsi lain yaitu bisa memencet tombol mode yang lain.
5. Mahasiswa menunggu beberapa menit untuk melihat hasilnya
6. Mahasiswa mencatat hasil pengamatan
7. Mahasiswa menekan tombol reset untuk mematikan alat
8. Mahasiswa merapikan dan menyimpan alat
g) PH Meter
2

5
4

- Fungsi Alat
Mengukur kesuburan tanah, mengukur pH tanah(keasaman tanah), dan suhu dalam
tanah Kadar pH dalam tanah akan menunjukkan beberapa unsur-unsur dalam tanah seperti
aluminium (Al), besi (Fe), hingga mangan (Mn). Di samping itu, pH meter tanah juga
berfungsi untuk mengontrol pengaruh suatu sistem pengolahan pertanian.
- Bagian-Bagian Alat
1. Badan Alat
2. Layar
3. Tuas Belakang
4. Tombol On
5. Tombol Off
6. Tuas Sensor
- Langkah Kerja
1. Mahasiswa menyiapkan pH meter dan tanah di dalam wadah kecil
2. Mahasiswa menekan tombol on pada pH meter
3. Mahasiswa menancapkan tuas sensor pada tanah
4. Mahasiswa melihat hasilnya berupa pH, temperature
h) Peta Geomorfologi
2

5
1
6
3
7
9
8
- Fungsi Alat
Peta Geomorfologi digunakan untuk inventarisasi lahan pertanian, untuk
mempelajari masalah-masalah penggunaan lahan secara ekstensif, dan sebagai dasar untuk
mengembangkan peta terhadap penggunaan yang lebih bervariasi lagi.
- Bagian-Bagian Alat
1. Map face atau muka peta
2. Perian satuan geomorfologi
3. Symbol geomorfologi & topografi

4. Lipatan Foto Udara


5. Petunjuk Letak Peta
6. Indeks Lokasi
7. Skala Angka & Skala Garis
8. Judul & Penerbit
9. Penampang Geomorfologi

- Langkah kerja
1. Letakkan peta di tempat yang datar
2. Tentukan daerah yang akan kita amati proses geomorfologinya
3. Cocokkan dengan perian satuan geomorfologi
4. Catat informasi yang diperoleh dalam perian satuan geomorfologi
5. Setelah mencatat informasi tersebut rapikan kembali peta ke tempat semula
i) Thermoter Tanah 2

- Fungsi Alat
Termometer tanah adalah sebuah termometer yang khusus dirancang untuk
mengukur suhu tanah. Alat ini berguna pada perencanaan penanaman dan juga
digunakan oleh para ilmuwan iklim, petani, dan ilmuwan tanah.
- Bagian-Bagian Alat
1. Badan Alat
2. Pegangan Alat
3. Layar Monitor
4. Tombol ON/OFF
5. Tangkai Alat
6. Mata Alat
- Langkah Kerja
1. Mahasiswa menyiapkan alat thermometer tanah
2. Mahasiswa menentukan objek tanah yang akan diukur
3. Mahasiswa menekan tombol on
4. Mahasiswa membersihkan objek yang mengganggu pengukuran, seperti
bebatuan
5. Mahasiswa menancapkan thermometer ke dalam tanah
6. Mahasiswa melihat hasil yang berada di layar
7. Mahasiswa mencatat hasil pengukuran
8. Mahasiswa mematikan alat
9. Mahasiswa merapikan dan mengembalikan alat pada tempatnya
j) Kompas Geologi

10
9
8

6 5

4
7

3 11
1
2
- Fungsi Alat
Mengukur arah mata angin dan untuk mengukur kedudukan bidang atau garis.
- Bagian-Bagian Alat
1. Badan alat
2. Penutup Kompas
3. Cermin
4. Mata sapi
5. Skala dalam
6. Skala luar
7. Jarum penunjuk
8. Klinometer
9. Tuas penggerak
10. Pegangan Kompas
11. Benang fisir
- Langkah Kerja
1. Mahasiswa menyiapkan Kompas geologi
2. Mahasiswa menentukan objek yang akan dicari
3. Mahasiswa menaruh Kompas geologi pada bidang datar
4. Mahasiswa mengukur strike
5. Mahasiswa menempelkan sisi West (W) badan Kompas ke bidang batuan dengan
lengan kompas searah dengan strike
6. Mahasiswa mengamati dan mencatat derajat yang sudah ditunjukkan oleh jarum
7. Mahasiswa mengukur dip
8. Mahasiswa menempelkan sisi East (E) badan Kompas ke batuan dengan lengan
Kompas tegak lurus dengan strike.
9. Mahasiswa mencatat hasil yang telah ditunjukkan.
10. Mahasiswa merapikan kembali alat seperti semula.
k) Palu Geologi

3
1

- Fungsi Alat
Palu geologi digunakan untuk mengambil sampel batuan yang ada dalam bentuk
outcrop (singkapan).

- Bagian Alat
1. Badan alat
2. Pegangan alat
3. Tangkai alat
4. Mata alat yang tumpul
5. Mata alat yang runcing
- Langkah Kerja
1. Mahasiswa menyiapkan palu geologi
2. Mahasiswa mencari sampel batu yang akan dipalu
3. Mahasiswa membersihkan sekitar batu yang sekiranya mengganggu seperti rumput/
yang lainnya.
4. Mahasiswa memalu batuan yang besar menggunakan bagian mata alat yang runcing
5. Mahasiswa memalu batuan yang lebih kecil menggunakan mata alat bagian tumpul
6. Mahasiswa menyimpan sampel batuan di wadah sampel
7. Mahasiswa merapikan kembali alat ke tempat semula
l) Roll Meter

5
2

3
1

- Fungsi Alat
Roll meter digunakan untuk mengukur Panjang atau lebar suatu objek dan juga luas
suatu objek.
- Bagian-Bagian Alat
1. Badan alat
2. Pegangan alat
3. Tuas penggerak
4. Meteran
5. Mata alat
- Langkah Kerja
1. Mahasiswa menyiapkan alat roll meter
2. Mahasiswa menentukan objek yang akan diukur
3. Mahasiswa menancapkan mata alat
4. Mahasiswa menarik meteran
5. Mahasiswa menulis hasil objek yang telah diukur
6. Mahasiswa merapikan kembali alat ke tempat semula.
2. Analisis

Kelebihan, kekurangan, dan prinsip kerja dari alat alat praktikum geomorfologi :

1. Soil testkit

Kelebihan mudah disimpan, tidak memerlukan ruang lebih untuk menyimpan


serta cara penggunaan alat yang mudah. Kekurangan, penetapan hara yang kurang
sensitif dibandingkan dengan uji tanah di laboratorium, serta apabila cairan ini
mengenai kulit akan menyebabkan kulit kita gatal. Prinsip kerja, Terdiri atas tiga
cairan. Pertama, alfa-alfa dipridil yang digunakan untuk mengetahui tingkat drainase
tanah. Apabila cairannya cepat terserap maka tingkat drainase tanah tersebut tinggi.
Kedua, cairan HCL yaitu cairan yang digunakan untuk mengetahui kandungan kapur
pada tanah. Apabila mengandung kapur, maka setelah diteteskan dengan cairan HCL
tersebut, tanah akan berbuih atau berbusa. Ketiga, cairan H2O2, yaitu cairan yang
digunakan untuk mengetahui kandungan organik pada tanah. Apabila setelah
diteteskan dengan cairan H2O2 tanah tersebut berwarna pekat atau gelap, berarti tanah
tersebut memiliki kandungan organik yang tinggi.

2. Soil tester

Kelebihan alat yang praktis sehingga mudah dibawa kemana-mana karena


ukurannya yang kecil, Alat ini juga tidak menggunakan tenaga atau bahan yang habis
pakai. Kekurangan, apabila digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama, maka
pengukuran menjadi tidak akurat seperti awal. Pertingan alat ini jugabukan dalam
brntuk digital sehingga membutuhkan ketelitian yang tinggi agar tidak salah dalam
membaca angka skalanya. Prinsip kerja, prinsip kerja soil tester adalah pada bagian
bawah dari soil tester akan menangkap adanya H+ dan OH- pada tanah sehingga dapat
menentukan pH dari tanah tersebut (Prinsip Elektroda).

3. Hand level

Kelebihan Praktis dan ekonomis dengan berbagai kegunaan, harga yang murah dan
mudah digunakan. Kekurangan, apabila terlalu banyak gerak alatnya kurang pas dalam
mengukur, Kurang akurat dan hanya berfungsi dalam pekerjaan skala kecil. Prinsip
kerja, untuk mengukur kemiringan vertical, seperti kemiringan lereng suatu bukit.

4. Pnetrometer

Kelebihan dapat diperoleh hasil pengukuran yang relatif cepat dan sederhana
tentang kondisi dan kapasitas pemuatan tanah. Kekurangan, alatnya yang susah untuk
dibawa kemana-mana karena alatnya yang relatif besar dan berat serta harga dari alat
ini yang cukup mahal. Prinsip kerja, Prinsip kerja ari alat ini yaitu mengukur daya
dukung tanah dengan menusukkan jarum dari Pnetrometer. Alat ini berfungsi untuk
mengetahui kekuatan tanah dalam menompang beban di atasnya dengan satuan
Kg/Cm2.

5. Laser distance meter

Kelebihan hasil pengukuran yang cepat dan akurat, pengunaan alat yang sangat
simpel dan mudah, serta alat ini juga dapat melakukan penyimpanan pengukuran jarak.
Kekurangan, kekurangan dari alat ini yaitu apabila digunakan pada tempat yang
terang/ terkena sinar mataharimaka laser tidak akan terlihat, dan alat ini menggunakan
daya baterai yang bisa habis saat kita melakukan pengukuran. Prinsip kerja, alat ini
digunakan untuk mengukur jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain. Prinsip
kerja alat ini adalah adanya sinar laser yang dipancarkan ke objek dan hasil akan
muncul secara otomatis.

6. Altimeter

Kelebihan bentuknya yang kecil ringan sehingga mudah dibawa, praktis.


Kekurangan cara menetralkan alat ini harus dibawa ke tempat yang memiliki
ketinggian 0° dan hasilnya kurang akurat. Prinsip kerja, prinsip kerja alat ini yaitu
tekanan udara, yaitu setiap ketinggian memiliki tekanan udara yang berbeda.
7. PH meter

Kelebihan PH digital ini yaitu pemakaiannya bisa berulang-ulang tanpa


mengistirahatkan alat, dan nilai PH yang terukur cukup akurat. Namun PH Digital juga
memiliki kekurangan yaitu memerlukan kalibrasi PH Meter. Prinsip kerja alat ini yaitu
semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam begitupun
sebaliknya, karena pada batang PH Digital berisi larutan elektronik analog. Alat ini
ada yang digital dan ada juga yang analog.

8. Peta geomorfologi

Alat yang digunakan untuk menunjukkan suatu lahan, bentuk lahan, dan topografi.
Peta geomorfologi memiliki kelebihan yaitu dapat menggambarkan atau
menampakkan kenampakan benran alam baik berupa dataran, peginungan, lembah,
serta dapat membantu memberikan penjelasan tentang faktor pengontrol satuan
geomorfik yang ada. Kekurangan dari alat ini yaitu relief daerah yang dinyatakan tidak
digambarkan secara 100%, selain itupeta geomorfologi yang berukuran besar
menyulitkan untuk dibawa karena peta tidak boleh dilipat.

9. Thermometer tanah

Alat ini berprinsip kerja pada pemuaian air raksa. kelebihan dari alat ini yaitu
mudah dan praktis untuk dibawa, dan pengoperasiannya yang cukup sederhana.
Namun alat ini memeiliki kekurangan yaitu kemampuannya terbatas hanya untuk
mengukur suhu diatas permukaan tanah.

10. Kompas geologi

Kompas geologi adalah alat yang berguna bagi ahli geologi untuk mengukur
kemiringan lereng, mengukur azimuth pada kelurusan struktur geologi, ataupun
mengukur kemiringan lapisan batuan. Ringan, sehingga mudah untuk dibawah-bawah,
Mudah digunakan, tidak memrlukan sumber tegangan, harga relative murah. Piringan
kompas mudah bergerak sehingga mempersulit dalam perhitungan besar sudut
Kompas, skala pada kompas mudah bergerak, waktu pengukuran yang lama, tingkat
akurasi rendah
11. Palu geologi

Palu geologi untuk memecah batuan dengan cara dipukulkan. Mempermudah


dalam memecahkan batuan yang keras (metamorf dan batuan beku), mempermudah
dalam pengambilan sampel batuan. Memakan tempat karena ukurannya yang lumayan
besar sedikit susah dibawa karena berat.

12. Roll meter

Roll meter mengukur Panjang suatu objek dengan satuan meter. Praktis dan Cepat ,
Memiliki tingkat ketelitian 0,5 mmc.Tidak perlu dikalibrasi, menghasilkan ukuran cm
atau inch (jika diperlukan). Kekurangannya yaitu perlu dikonversikan ke diameter
(jika diperlukan) memiliki daya renggang dan daya muai yang (mungkin)
mempengaruhi hasil, selama mengukur, pita meter terputar/terbalik atau naik-turund.
Untuk lebih akurat, diperlukan dua orang.
G. KESIMPULAN
Menurut Verstappen geomorfologi merupakan ilmu pengetahuan tentang bentuk lahan
pembentuk muka bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan air laut, dan menekankan
pada asal mula dan perkembangan di masa mendatang serta konteksnya dengan lingkungan.
Ilmu bantu geomorfologi ada 11 yaitu hidrologi, meteorologi, klimatologi, oseanograsi,
antropogeografi, biografi, geologi, geomorfologi, paleontologi, astronomi, dan vulkanologi.
Proses geomorfik ada 2 yaitu tenaga endogen dan eksogen.
Alat-alat praktikum geomorfologi ada 12 yaitu soil testkit H2O2 untuk mengetahui
kandungan organik dalam tanah, alfa bifiridil untuk mengetahui tingkat drainase pada tanah,
HCL untuk mengetahui kandungan kapur pada tanah, pipet untuk mengambil cairan soil teskid.
soil tester adalah pada bagian bawah dari soil tester akan menangkap adanya H+ dan OH- pada
tanah sehingga dapat menentukan pH dari tanah tersebut (Prinsip Elektroda). Hand level untuk
mengukur kemiringan vertical, seperti kemiringan lereng suatu bukit. Pnetrometer untuk
mengetahui kekuatan tanah dalam menompang beban di atasnya dengan satuan Kg/Cm2.
Laser distance meter digunakan untuk mengukur jarak antara satu tempat dengan tempat yang
lain. Altimeter digunakan untuk mengetahui ketinggian suatu tempat. PH meter Mengukur
kesuburan tanah, mengukur pH tanah(keasaman tanah), dan suhu dalam tanah Kadar pH dalam
tanah akan menunjukkan beberapa unsur-unsur dalam tanah seperti aluminium (Al), besi (Fe),
hingga mangan (Mn). Di samping itu, pH meter tanah juga berfungsi untuk mengontrol
pengaruh suatu sistem pengolahan pertanian. Peta geomorfologi digunakan untuk inventarisasi
lahan pertanian, untuk mempelajari masalah-masalah penggunaan lahan secara ekstensif, dan
sebagai dasar untuk mengembangkan peta terhadap penggunaan yang lebih bervariasi lagi.
Thermometer tanah digunakan untuk mengukur suhu tanah, berguna pada perencanaan
penanaman dan juga digunakan oleh para ilmuwan iklim, petani, dan ilmuwan tanah. Kompas
geologi mengukur arah mata angin dan untuk mengukur kedudukan bidang atau garis. Palu
geologi Palu geologi digunakan untuk mengambil sampel batuan yang ada dalam bentuk
outcrop (singkapan). Roll meter digunakan untuk mengukur Panjang, lebar, dan luas suatu
objek.
DAFTAR PUSTAKA
Baulu, H., Prasetya, K., & Suprijono, A. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Langsung Dengan
Menggunakan Media Film Dan Powerpoint Terhadap Kompetensi Siswa tentang
Tektonisme. The Indonesian Journal of Social Studies. Vol, 2(1)
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpips/article/download/2025/2336

Geografi, Guru. (2017). "Ilmu Bantu Geografi" https://www.gurugeografi.id/2017/05/ilmu-bantu-


geografi.html. (Diakses pada 20 November 2021, pukul 01.20 WIB)

Hadi, Taufiq. (2015). "Konsep Dasar Geomorfologi".


https://www.scribd.com/doc/260210394/Konsep-dasar-Geomorfologi-docx.
(Diakses pada 20 November 2021, pukul 02.00 WIB)

Ir. Soetoto, S.U, 2019. GEOMORFOLOGI. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Misliniyati, Rena. (2011). "STUDI PROSES GEOMORFOLOGI DENGAN PENDEKATAN

ANALISIS UKURAN BUTIR SEDIMEN".(Jurnal Vol. 3 No. 1 Oktober 2011).


https://ejournal.unib.ac.id/index.php/inersiajurnal/article/download/6703/332
(Diakses pada 20 November 2021, ukul 02.36 WIB)

Nancy, Yonanda. (2021). "Mengenal Tenaga Eksogen dan Endogen: Perbedaan, Bentuk, &
Dampaknya". https://tirto.id/mengenal-tenaga-eksogen-dan-endogen-
perbedaan-bentuk-dampaknya-gaHB. (Diakses pada 20 November 2021, pukul
01.27 WIB)

Pendidikanmu. (2021). "Pengertian Geomorfologi Menurut Para Ahli, Proses dan Klasifikasi".
https://pendidikanmu.com/2021/05/pengertian-geomorfologi-menurut-para-
ahli.html. (Diakses pada 20 November`2021, pukul 01.013 WIB)

Setiawan, Parta. (2021). "Pengertian Geomorfologi dan Menurut Ahli Geografi".


https://www.gurupendidikan.co.id/geomorfologi/. (Diakses 20 November 2021,
pukul 01.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai