Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

- BENTUKLAHAN KARST ……………………….………....…………. 1

A. PROSES KARSTIFIKASI ……….…………………….…………. 2


B. KLASIFIKASI KARST ….…………………………………...…... 5
C. SATUAN BENTUKLAHAN KARST …..……………………….. 8

- LATIHAN SOAL ………...………………………………………........ 16

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema proses pelarutan batugamping …………………...…… 3
Gambar 1.2 Proses pelarutan yang diikuti oleh pembentukkan .................... 4
Gambar 1.3 (a) Stadium Muda, (b) S. Dewasa, dan (c) S. Tua .................... 5
Gambar 1.4 Tower karst …………………................................................... 7
Gambar 1.5 Tropical Doline (cocpits) dan plan view contour ..................... 8
Gambar 1.6 Klasifikasi bentuklahan karst .................................................... 9
Gambar 1.7 (a) Perkembangan doline menjadi uvala dan (b) Perkembangan
lembah menjadi uvala ……………....................................……………... 9-10
Gambar 1.8 (a) Border polje, (b) Struktural, dan (c) Base-level ……...…. 10
Gambar 1.9 Ilustrasi lembah buta ……………………………………....... 11
Gambar 1.10 Kerucut Karst formasi Wonosari Kabupaten Malang ……... 11
Gambar 1.11 Menara karst Southern Guilin Guangxi, China …………..... 12
Gambar 1.12 (a) Dataran Karst dan (b) Dataran Aluvial Karst Malang .… 12
Gambar 1.13 Sistem sungai bawah tanah kawasan Karst-Goa Coban
Perawan Malang ………………………………………………………….. 13
Gambar 1.14 Stalaktit kawasan Endokarst-Goa Coban Perawan Malang ... 13
Gambar 1.15 Stalakmit kawasan Endokarst-Goa Coban Perawan Malang . 14
Gambar 1.16 Tower Karst of Paninsular Thailand ……………………….. 14
Gambar 1.17 Bentukan tirai pada kawasan Endokarst-Goa Coban Perawan
Malang ……………………………………………………………………. 15
Gambar 1.18 Bentukan teras pada kawasan Endokarst-Goa Coban Perawan
Malang ……………………………………………………………….…… 15
BENTUKLAHAN KARST Modul
(Karst Landform)
Bentuklahan karst secara harfiah berasal dari bahasa Jerman yang
merupakan turunan dari bahasa Slovenia “Kras” dan memiliki arti “gersang
batu”. Pada awalnya penamaan di Slovenia ini tidak memiliki hubungan dengan
proses pelarutan batuan atau batu gamping seperti saat ini sehingga relatif sulit
diidentifikasi lebih lanjut. Istilah “Kras” juga didasarkan pada wilayah yang
dicirikan adanya suatu area batu kapur dengan minim vegetasi yang terletak di
Timur Laut Tireste (Pavlous). Kemudian setelah diturunkan ke Bahasa Jerman
yang memiliki kesamaan karakteristik bentangalam, istilah “Karst” secara resmi
dijadikan sebagai salah satu penamaan pada bentuklahan asal pelarutan batuan
(batuan karbonat–batugamping–dolomit) oleh International Geology and
Geomorphological Bibliography.
Bentuklahan karst memiliki bentuk relief dan drainase khusus yang
perkembangannya pada formasi batuan mudah larut dengan air. Salah satu
batuan yang mudah mengalami pelarutan oleh air yaitu batugamping. Formasi
pada batugamping membentuk topografi karst dengan lapisan tebal, banyak
retakan (diaklas), curah hujan tinggi, dan terletak pada elevasi yang tinggi
(Santosa, 2015). Topografi karst umumnya juga ditemukan pada jenis batuan
evaporite seperti halit, gipsum, dan anhidrat yang mencirikan porositas sekunder
(kekar dan sesar intensif). Akan tetapi, sebaran batuan karbonat yang lebih luas
menyebabkan karst banyak berkembang pada batuan karbonat.
Beberapa ahli geomorfologi menggunakan istilah karst sebagai wilayah
dengan batuan gamping yang dicirikan oleh drainase permukaan yang langka,
solum tanah yang tipis, dan terdapat cekungan-cekungan tertutup (doline) serta
keberadaan sistem drainase dominan di bawah tanah (Summerfield, 1991).
Batuan karbonat–batugamping–dolomit merupakan jenis batuan sedimen
umumnya berbentuk di lingkungan laut (dangkal). Berbeda dengan batuan
sedimen lainnya, batugamping terbentuk secara kimia. Batugamping jenis
terumbu yang berasal dari akumulasi beberapa jenis binatang dan tumbuhan
yang hidup di pinggiran laut dangkal yang telah mati. Proses selanjutnya diikuti
dengan adanya perubahan mutu lingkungan hidup atau gejala dinamika bumi
seperti proses pengangkatan yang membentuk endapan batugamping setelah
melewati proses pembatuan selama ruang dan waktu geologi masih tersedia.
Ciri-ciri bentuklahan karst menurut Haryono (2013): (1) Terdapat cekungan
tertutup atau lembah kering dalam berbagai ukuran dan bentuk, (2) Sulitnya
terdapat drainase dan aliran sungai permukaan, dan (3) Indikasi sistem drainase
bawah tanah yang ditandai dengan adanya goa.

Bentuklahan Karst 1
Modul
A. PROSES KARSTIFIKASI
Proses karstifikasi merupakan proses pembentukkan bentuklahan karst
yang dipengaruhi oleh faktor pendorong dan pengontrol. Faktor pendorong
bentuklahan karst yaitu temperatur dan penutupan lahan di atasnya.
Sedangkan faktor pengontrol bentuklahan karst yaitu terdiri dari: (1) batuan
mudah larut, kompak, tebal, dan mempunyai rekahan yang relatif banyak; (2)
curah hujan cukup (>250 mm/tahun); dan (3) batuan yang terekspos di
ketinggian sehingga dapat terjadi perkembangan sirkulasi air atau drainase
secara vertikal (Haryono, 2013).
Proses karstifikasi secara kimiawi adalah akibat adanya zat padat yang
mengandung mineral karbonat, zat cair atau air yang mengandung unsur-
unsur terlarut tertentu, dan udara yang mengandung gas karbondioksida
(White, 1988). Sementara skema pelarutan batugamping diawali dengan
adanya pelarutan CO2 di dalam air dan membentuk H2CO3. Larutan H2CO3
yang tidak stabil akan terurai menjadi H- dan HCO32-. Kemudian ion H-
menguraikan CaCO3 menjadi Ca2+ dan HCO32-. Skema reaksi kimia secara
umum terjadi di kawasan batugamping sebagai berikut:

Gambar 1.1 Skema proses pelarutan batugamping (Trudgil, 1985)

Proses karstifikasi umumnya terjadi pada interface (batas) adalah


transfer massa dan difusi serta reaksi kimia lebih dominan terjadi pada air.
Kondisi ini kemudian diurutkan dengan tahapan proses karstifikasi menurut
Bogli (1980) yaitu apabila :
1. Ketika terjadi hujan, gas karbondioksida (CO2) di atmosfer masuk ke
dalam air melalui proses difusi.
2. Aliran air yang mengandung CO2 bersenyawa membentuk asam
karbonat (carbonic acid) dengan reaksi kimia CO2 (di air) + H2O
H2CO3, sehingga dapat dikatakan bahwa gas karbondioksida larut
dalam air.

Bentuklahan Karst 2
Modul
3. Karena H2CO3 merupakan asam kuat, maka dapat mengalami
dissociation (perpecahan) yaitu yang pertama H2CO3 HCO3- + H+
dan yang kedua adalah HCO3- CO32-+ H+ dengan proporsi yang
kecil dibawah pH 8,4 sehingga dapat diabaikan.
4. Ketika air dan batuan karbonat berinteraksi, terjadi pelepasan ion dan
kemudian terjadi reaksi pelarutan karbonat CaCO3 Ca2++ CO3.
+
Kemudian ion CO3- bergabung dengan ion H yang lepas sehingga
CO32-+ H+ HCO3-.

Gambar 1.2 Proses Pelarutan yang Diikuti oleh Pembentukkan Bikarbonat


(Bogli, 1980)

Secara umum proses karstifikasi sering disebut dengan proses solusional


yang proses reaksi kimia yang sangat dominan yaitu pelarutan (dissolution)
batugamping dari air yang kaya akan gas karbondioksida. Sedikitnya terdapat
dua syarat utama pada formasi karst yaitu terbentuk oleh air yang memiliki
sifat yang tidak jenuh (undersaturated) terhadap batuan karbonat dan air
tersebut harus mampu mengangkut produk hasil pelarutan ke tempat lain
seperti aliran air freatik dan air hujan (meteoricwater) yang kaya akan
karbondioksida dengan pergerakan secara gravitasi masuk ke formasi karst
dan membentuk lorong-lorong solusional di bawah tanah (Jankowski, 2001).
Menurut Jankowski (2001) proses karstifikasi juga dapat mengalami
percepatan menurut apabila terjadi:
1. Perubahan suhu airtanah karst. Apabila terjadi penurunan suhu
airtanah akan mempercepat proses pelarutan khususnya pada akuifer
karst berbatuan karbonat (CaCO3) karena terkait dengan jumlah gas
karbondioksida yang meningkat seiring dengan turunnya suhu air.

Bentuklahan Karst 3
Modul
2. Perubahan derajat keasaman (pH) air. Proses karstifikasi ditandai
dengan adanya reaksi pertama pada perpindahan massa dan reaksi
kimia antar udara dan air yaitu pH air akan menurun apabila
kandungan karbondioksida yang terlarut pada air bertambah sehingga
menyebabkan air tidak dalam keadaan jenuh.
3. Perubahan dari adanya pengaruh ion lain. Pada sistem SKD (Sistem
Karst Dinamis), ion mayor selai Ca2+ dan HCO3- biasanya juga
terlarut dalam air biasanya Mg2+ punya proporsi yang cukup tinggi,
sementara SO42- biasanya terlarut dalam jumlah yang kecil. Pengaruh
ion-ion tersebut adalah terhadap kemudahan untuk melarutkan batuan
gamping (solubility).
4. Perubahan adanya pencampuran (mixing) dengan komponen-
komponen air lainnya.

Batuan dengan kandungan CaCO3 yang tinggi akan sangat mudah untuk
larut sehingga semakin mempercepat perkembangan bentuklahan karst.
Umumnya resistensi batuan dapat menentukan kestabilan morfologi karst
seperti; (1) apabila terdapat batuan lunak, maka setiap kenampakan karst
yang terbentuk seperti karren dan bukit akan cepat hilang karena intensitas
proses pelarutan ataupun dipengaruhi oleh erosi dan gerak massa batuan (2)
ketebalan menentukan terbentuknya sirkulasi air secara vertikal lebih tinggi
sehingga kemungkinan proses karstifikasi lebih cepat, dan (3) rekahan batuan
merupakan jalan masuknya air membentuk drainase vertikal dan
berkembangnya sungai bawah tanah serta peningkatan konsentrasi pelarutan.
Pembentukkan topografi karst melalui proses yang sangat lama,
sehingga dapat dikategorikan menjadi tiga tahapan yaitu stadium muda,
dewasa, dan tua. Perkembangan pada stadium muda yaitu terjadi proses
pelarutan mineral melalui struktur diaklas yang semakin lama semakin
membesar membentuk lubang-lubang ponor, kemudian ponor berkembang
semakin intensif menjadi ladokan-ladokan berbentuk corong yang terus
berkembang menjadi dolin-doline hingga awal pembentukkan uvala,
kemudian uvala dapat terus berkembang mengikuti alur sungai pendek
dengan aliran air masuk melalui ponor yang diakhiri dengan pembentukkan
sistem sungai bawah tanah.
Pada stadium dewasa akan terbentuk beberapa ledokan yang kemudian
runtuh membentuk graben, dan pada setiap ledokan dapat dijumpai
konsentrasi aliran air yang membentuk pola polje. Selanjutnya perkembangan
pada stadium tua yaitu permukaan tanah asli telah hilang secara menyeluruh
membentuk permukaan yang kasar, doline banyak mengalami kerusakan

Bentuklahan Karst 4
Modul
sehingga permukaan tanah turun, terbentuk lembah-lembah baru
menyebabkan batuan dasar tersingkap, permukaan yang tidak teratur
membentuk menara lereng curam atau bentukan sisir memanjang, aliran air
sering keluar masuk melalui sistem gua, dan batuan yang tersingkap
membentuk bukit sisa terisolir (hum). Perkembangan kawasan karst
berdasarkan stadia (Petersen) dapat diperhatikan pada gambar berikut 1.3

Gambar 1.3 (a) Stadium Muda, (b) Stadium Dewasa, dan (c) Stadium Tua (Patersen,
2010)

B. KLASIFIKASI KARST
Persebaran topografi karst telah banyak ditentukan di berbagai wilayah
di permukaan bumi dengan tipe-tipe yang berbeda. Variasi topografi karst
telah banyak dijelaskan dengan beberapa klasifikasi tipe-tipe karst yang
secara umum dibedakan menjadi tiga kelompok (Haryono, 2013) yaitu:
1. Klasifikasi Cvijic (1914)
Pembagian tipe karst menurut Cvijic (1914) yaitu holokarst, monokarst,
dan karst transisi. Penjelasan tipe karst berdasarkan Cvijic meliputi:

Bentuklahan Karst 5
Modul
a. Holokarst: merupakan tipe karst dengan perkembangan sempurna
dari sudut pandang bentuklahannya maupun hidrologi bawah
permukaannya. Karst tipe ini dapat terjadi apabila perkembangan
karst secara horisontal dan vertikal tidak terbatas; batuan karbonat
masif dan murni dengan kekar vertikal yang menerus dari permukaan
hingga batuan dasarnya; serta tidak terdapat batuan impermeable yang
berarti. Di Indonesia karst tipe ini jarang ditemukan, karena besarnya
curah hujan menyebabkan sebagian besar karst dipengaruhi oleh
proses fluvial.
b. Monokarst: merupakan karst dengan perkembangan tidak sempurna
(parsial) dengan hanya mempunyai sebagian ciri bentuklahan karst.
Merokarst berkembang di batugamping yang relatif tipis dan tidak
murni. Perkembangan secara vertikal tidak sedalam perkembangan
holokarst dengan perubahan relief yang cepat. Erosi lebih dominan
apabila dibandingkan dengan pelarutan dan sungai permukaan
berkembang. Monokarst pada umumnya tertutup oleh tanah, tidak
ditemukan karren, dolin, goa, swallowhole berekembang hanya
setempat-setempat. Sistem hidrologi tidak kompleks, alur sungai
permukaan dan bawah permukaan dapat dengan mudah diidentifikasi.
c. Karst Transisi: merupakan karst yang secara dominan berkembang
di batuan karbonat yang cukup tebal sehingga memungkinkan untuk
pembentukkan karst pada bawah tanah. Kondisi ketebalan tidak
sedalam pada kawasan karst holokarst sehingga evolusi karst lebih
cepat. Pada tipe ini lembah fluvial lebih banyak dijumpai dan polje
hampir tidak ditemukan. Contoh holokarst di Indonesia antara lain
Karst Gunung Sewu (Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan), Karst
Karangbolong (Gombong), dan Karst Maros (Sulawesi Selatan).
2. Klasifikasi Sweeting (1972)
a. True Karst: merupakan klasifikasi karst yang tahap
perkembangannya sempurna (holokarst) yang dapat diketahui dengan
adanya karst doline yang disebabkan oleh pelarutan vertikal.
b. Fluvio Karst: merupakan hasil akumulasi antara proses fluvial dan
proses pelarutan. Fluvio karst pada umumnya terjadi di daerah
berbatuan gamping yang dilalui oleh sungai alogenik (sungai berhilir
di daerah non-karst). Sebaran batugamping baik secara lateral
maupun vertikal yang jauh lebih kecil daripada true karst dan
perkembangan sirkulasi bawah tanah juga terbatas disebabkan oleh
muka air tanah lokal.

Bentuklahan Karst 6
Modul
c. Tropical Karst: pengaruh dari presipitasi yang besar menghasilkan
aliran permukaan sesaat yang lebih besar, sedangkan evaporasi
menghasilkan re-kristalisasi larutan karbonat membentuk lapisan
keras di permukaan. Hal ini menyebabkan doline membulat seperti di
iklim sedang jarang ditemukan dan digantikan oleh doline berbentuk
bintang yang tidak beraturan. Doline tipe ini sering disebut cockpit.
Klasifikasi karst pada daerah tropis umumnya dibedakan menjadi 2
bagian meliputi:
1) Turm karst: merupakan tipe karst yang sering dijumpai di daerah
tropis. Tipe karst ini dicirikan oleh bukit-bukit dengan lereng
terjal, biasanya ditemukan dalam kelompok yang dipisahkan satu
sama lain dengan sungai atau dataran aluvial. Tower karst
terbentuk dari hasil pelarutan lateral oleh muka air tanah yang
sangat dangkal atau oleh sungai alogenik yang melewati
singkapan batugamping. Ukuran bukit menara sangat bervariasi
dari pinacle kecil hingga blok dengan ukuran beberapa kilometer
persegi. Permukaan tidak teratur disebabkan oleh depresi-depresi
dan koridor dengan kedalaman hingga 150 meter. Kontak dari
bukit menara dengan dataran aluvium merupakan tempat
pemunculan mataair dan perkembangan gua.

Gambar 1.4 Tower karst (Routledge, 2011)

2) Kagelkarst: merupakan kumpulan bukit yang menyerupai


bentuk kerucut dan sambung-menyambung. Pada celah antar
bukit membentuk cekungan dengan bentuk menyerupai bintang
(cockpit). Depresi atau Cockpit yang terkontrol kekar atau sesar
ini oleh Lemann disebut gerichteter karst (karst oriente).
Bentukan kagel karst dapat diperhatikan pada gambar berikut.

Bentuklahan Karst 7
Modul

Gambar 1.5 Tropical Doline (cocpits) dan plan view contour


(Williams, 1969)

C. SATUAN BENTUKLAHAN KARST


Satuan bentuklahan karst (solusional) dapat dibedakan menjadi bentukan
eksokarst dan endokarst. Pada bentukan eksokarst yaitu bentuk-bentuk asal
proses pelarutan dengan dominasi batuan karbonat yang umumnya dapat
dibedakan menjadi bentuklahan karst negatif dan positif. Bentuklahan positif
yaitu topografi lahan berada di bawah permukaan rata-rata yang diakibatkan
oleh proses pelarutan yang diikuti dengan runtuhan atau terban. Pada
bentuklahan positifnya yaitu terletak di atas ketinggian rata-rata permukaan
setempat yang juga dipengaruhi oleh pelarutan atau lahan sisa-sisa pelarutan.
Klasifikasi satuan bentuklahan karst yaitu meliputi:
1. Eksokarst
Eksokarst yaitu bentuklahan karst yang umumnya terbentuk di atas
permukaan tanah yang membentuk lahan-lahan negatif dan positif.
Bentukan negatif pada bentuklahan karst yaitu meliputi:
a. Doline: berasal dari kata “dolina” dalam bahasa Slavina yang berarti
lembah. Doline merupakan bentuk tertutup yang bulat atau lonjong
dengan ukuran diameter biasanya lebih besar dari 1 meter, rata-rata
doline bervariasi dalam ukuran sekitar 2 hingga 100 meter dan dari
10 hingga 1000 meter pada diameternya (Sweeting, 1972,
VanZuidam 1985). Doline secara umum dapat dibedakan menjadi
Solution doline (funnelsink), collapsedoline, subsidencedolin,
dropoutdoline, burieddoline, coprockdoline, dan suffosiondoline.
Identifikasi jenis bentuklahan doline dapat diperhatikan pada gambar
berikut.

Bentuklahan Karst 8
Modul

Gambar 1.6 Klasifikasi bentuklahan karst (van Zuidam 1985; Frumkin


2013; Petersen, 2010)

b. Uvala: merupakan doline majemuk (compounddoline) yang berasal


dari gabungan doline-doline yang terbentuk pada stadium
perkembangan karst tingkat lanjut. Beberapa doline yang membentuk
lekuk topografi atau lembah besar. Ukuran uvala berkisar antara 500-
1000 meter dengan kedalaman 100-200 meter. Perbandingan dan
perkembangan doline serta lembah menjadi uvala dapat diperhatikan
pada gambar berikut.

(a).

Bentuklahan Karst 9
Modul

(b).

Gambar 1.7 (a) Perkembangan doline menjadi uvala dan (b)


Perkembangan lembah menjadi uvala (White, 1988 dalam Haryono)

c. Polje : yaitu ledakan tertutup yang luas dan memanjang di daerah


topografi karst, mempunyai dasar mendatar, dan dinding terjal.
Kondisi ini dimungkinkan menjadi gabungan sistem gua yang runtuh
dan lantai dasar yang tertutup oleh sedikit sedimen aluvium. Ukuran
panjang dan lebar polje dapat mencapai beberapa kilometer.
Pembagian klasifikasi polje yaitu meliputi border polje perbatasan,
structural polje, dan baselevel polje. Perbedaan jenis polje dapat
diperhatikan pada gambar berikut.

(a)

(b)

(c)

Gambar 1.8 (a) Border polje, (b) Struktural polje, dan (c) Base-level polje
(Ford and Williams, 1989 dalam Routledge 2013)

Bentuklahan Karst 10
Modul
d. Lembah Buta (Blind Valley) merupakan bentukan lembah yang
mendadak terputu atau buntu dan ditandai oleh adanya sungai di
lembah tersebut kemudian hilang karena mengalir ke dalam tanah.
Identifikasi bentukan lembah buta dapat diperhatikan pada gambar
berikut.

Gambar 1.9 Ilustrasi lembah buta (Jennings, 1971 dalam Routledge 2013)

Pembentukkan bentuklahan karst khususnya pada jenis eksokarst juga


terdapat bentukan positif yang terbentuk relatif bersamaan dengan
bentukan-bentukan negatif. Pembentukkan lahan positif umumnya dapat
dipengaruhi oleh intensitas pelarutan yang terus menerus sehingga
membuat permukaan lahan karst bergelombang dan beberapa bentuk juga
dipengaruhi oleh pengangkatan. Pembagian jenis bentukan positif
meliputi:
a. Kerucut karst (kygel karst/butte) merupakan bentuklahan karst tropik
yang dicirikan oleh sejumlah bukit-bukit berbentuk kerucut yang
biasnya berada di antara cockpit yang saling berkesinambungan pada
suatu garis yang mengikuti pola kekar. Kerucut karst merupakan
bentuk positif yang paling banyak ditemukan di Indonesia dengan
stadia perkembangan tingkat lanjut. Kenampakkan kerucut karst dapat
diperhatikan pada gambar berikut.

Gambar 1.10 Kerucut Karst formasi Wonosari Kabupaten Malang (Pict by


Hikamsyah, 2018)

Bentuklahan Karst 11
Modul
b. Menara karst (turm karst) merupakan perbukitan berlereng curam
secara vertikal yang berdiri tegak diantara dataran aluvial. Menara
karst umumnya berasosiasi dengan daratan fluvial yang dipengaruhi
oleh proses pengikisan tingkat lanjut. Kenampakkan topografi menara
karst dapat diperhatikan pada gambar berikut.

Gambar 1.11 Menara karst Southern Guilin Guangxi, China (Frumkin, 2011)

c. Dataran Aluvial karst dan dataran karst: merupakan satuan


bentuklahan karst yang dapat dicirikan dengan adanya cakupan
wilayah pada daerah karst yang relatif datar dan sempit. Pada
permukaan lahan terdapat beberapa sedimen aluvium yang dibawa
oleh aliran sungai dan umumnya dimanfaatkan sebagai sawah tadah
hujan karena sarana irigasi yang sangat minim sehingga hanya
didominasi oleh perkembangan produksi lahan kering. Topografi pada
dataran aluvial karst dan dataran karst dapat diperhatikan pada gambar
berikut.

Gambar 1.12 (a) Dataran Karst dan (b) Dataran Aluvial Karst Malang (Pict
by Hikamsyah, 2018)

2. Endokarst
Sistem pembentukkan endokarst yaitu secara dominan dipengaruhi
oleh proses pelarutan tingkat lanjut. Hal ini menjadi pembeda antara
kawasan karst dan kawasan batu batugamping yang umumnya terdapat di
atas permukaan tanah. Ciri umum pada kawasan endokarst yaitu tingginya
proses geokimia sehingga menyebabkan keadaan lingkungan membentuk
sistem hidrosfera dan biosfera yang diawali oleh pembentukan di

Bentuklahan Karst 12
Modul
permukaan dan di bawah permukaan tanah. Sistem hidrosfera atau tata air
sebagian besar membentuk sistem aliran bawah-permukaan tanah yang
kemudian membentuk jaringan saluran dan sungai bawah tanah.
Sedangkan pada biosfera yaitu diwakili oleh jenis tumbuhan dan hewan
yang mampu menyesuaikan lingkungan lorong gua yang termasuk pada
kawasan gelap abadi. Satuan bentuklahan yang dapat ditemukan pada
kawasan endokarst yaitu pada mulut, lorong dan ornamen gua yang
meliputi:
a. Sungai sistem karst: Authigenic adalah aliran sungai bawah tanah
yaitu pergerakan sungai permukaan yang nampak di permukaan tanah
yang kemudian tiba-tiba menghilang masuk ke dalam sistem sungai
bawah tanah, yang kemudian muncul-masuk kembali di permukaan,
dan demikian seterusnya sehingga bermuara di pantai. Gambar aliran
authigenic dapat diperhatikan pada gambar.

Gambar 1.13 Sistem sungai bawah tanah kawasan Karst-Goa Coban Perawan
Malang (Pict by Hikamsyah, 2018)

b. Stalaktit: yaitu salah satu ornamen dalam gua yang terletak di bagian
atas dinding yang dipengaruhi oleh pelarutan batuan karbonat yang di
bawa oleh tetesan air hasil pergerakan aliran air yang vertikal.
Semakin tinggi curah hujan dan permeabilitas lahan maka akan
mempercepat perkembangan stalaktit. Bentukan stalaktit pada
kawasan endokarst dapat diperhatikan pada gambar.

Gambar 1.14 Stalaktit kawasan Endokarst-Goa Coban Perawan Malang (Pict


by Hikamsyah, 2018)

Bentuklahan Karst 13
Modul
c. Stalakmit: yaitu pasangan dari stalaktit yang tumbuh di lantai gua
akibat adanya tetesan air dari langit-langit gua yang mencapai lantai
gua. Bentukan stalakmit pada kawasan endokarst dapat diperhatikan
pada gambar.

Gambar 1.15 Stalakmit kawasan Endokarst-Goa Coban Perawan Malang


(Pict by Hikamsyah, 2018)
d. Tiang (column) merupakan hasil pertemuan atau penyatuan antara
stalaktit dan stalakmit yang membentuk tiang kemudian
menghubungkan antara langit-langit dan lantai gua. Bentukan tiang
pada kawasan endokarst dapat diperhatikan pada gambar.

Gambar 1.16 Tower Karst of Paninsular Thailand (pict by Gillespie, 2015)

e. Tirai (gordyn) merupakan bentukan ornamen gua yang terbentuk


akibat air yang menetes melalui bidang rekahan memanjang pada
langit-langit dan beberapa di dinding gua yang membentuk lembaran
tipis secara vertikal. Bentukan tirai pada kawasan endokarst dapat
diperhatikan pada gambar.

Bentuklahan Karst 14
Modul

Gambar 1.17 Bentukan tirai pada kawasan Endokarst-Goa Coban Perawan


Malang (Pict by Hikamsyah, 2018

f. Teras (travertin) merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir


dari satu lantai gua dibagian atas ke lantai gua yang lebih rendah.
Bentukan tirai pada kawasan endokarst dapat diperhatikan pada
gambar.

Gambar 1.18 Bentukan teras pada kawasan Endokarst-Goa Coban Perawan


Malang (Pict by Hikamsyah, 2018)

Bentuklahan Karst 15
Modul
IDENTITAS MAHASISWA
Nama :
NIM :
Offering :
1. Bentangalam Kars adalah Bentangalam yang terbentuk pada daerah dengan
litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukan relief yang khas, aliran
sungainya tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan meninggalkan lembah kering
yang kemudian keluar di tempat lainsebagai mata air yang besar. (Bloom,
1979). Identifikasi ciri khusus yang terdapat pada kawasan karst Malang
Selatan berikut.

Jawaban:.............................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
......................................................................................................
2. Karstifikasi merupakan proses pembentukan bentuklahan karst yang
dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor pengontrolnya. Jelaskan
perbedaan karstifikasi pada batuan penyusun bentuklahan karst berikut.

Bentuklahan Karst 16
Modul
Jawaban:.............................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
......................................................................................................

3. Stadia perkembangan bentuklahan karst yang terdiri dari stadia muda,


dewasa, dan tua. Berdasarkan stadia perkembangannya, identifikasi stadia
pada kawasan karst Malang Selatan dengan memperhatikan kenampakan
topografi 3 dimensi berikut.

Jawaban:.............................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
......................................................................................................

4. Kawasab karst Malang Selatan umumnya juga memiliki karakteristik yang


sama dengan kawasan karst yang berkembang di daerah tropis. Karakteristik
bentuklahan karst yaitu ditandai dengan beberapa faktor yang meliputi.
a. Ketebalan Batugamping :
..............................................................................................................
...............................................................................................................
b. Struktur Geologi:
......................................................................................................................
..........................................................................................................
c. Sifat Fisik Batugamping :
..............................................................................................................
..............................................................................................................

Bentuklahan Karst 17
Modul

Berdasarkan gambar di atas, identifikasi karakteristik dari ciri-ciri lahan karst


secara lebih spesifik yang meliputi:
a. Solum tanah:
......................................................................................................................
..........................................................................................................
b. Diaklas batuan:
......................................................................................................................
..........................................................................................................
c. Warna batuan:
......................................................................................................................
..........................................................................................................
7. Identifikasi klasifikasi dari bentuk mayor pada bentuklahan karst berdasarkan
Peta Topgrafi berikut.

Bentuklahan Karst 18
Modul
Jawaban:...................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.............................................................................................................

9. Formasi geologi pada Malang Selatan umumnya masih memiliki kemiripan


dengan zona fisiografi Jawa yaitu termasuk pada Zona Pegunungan Selatan.
Jelaskan pembentukan kawasan karst Malang Selatan yang dipengaruhi oleh
tektonik lempeng hingga klasifikasi batuannya berdasarkan Peta Geologi
berikut.

Jawaban:...................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

10. Pada perkembangan kawasan karst di atas permukaan atau eksokarst yaitu
dapat dibedakan menjadi bentukan negatif dan bentukan positif. Bentukan
negatif diantaranya Doline, Uvala, Polje dan bentukan positif yang terdiri dari
kerucut karst, menara karst, dataran aluvial karst. Tentukan bentuklahan
eksokarst Malang Selatan berdasarkan kenampakan 3 dimensi wilayah berikut
ini serta perbandingannya.

Bentuklahan Karst 19
Modul

Jawaban:
A :....................................................................................
B :....................................................................................
C :....................................................................................
D :....................................................................................
E :.....................................................................................
F :....................................................................................

11. Pada pembetukan kawasan endokarst, stalakmit merupakan bagian dari


ornamen gua. Jelaskan mengepa di Kawasan Malang Selatan stalakmit
tidak begitu berkembang seperti gua-gua Zona Pegunungan Selatan Jawa.

Jawaban:...........................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................

Bentuklahan Karst 20

Anda mungkin juga menyukai