Apa bedanya budaya peduli dan peduli budaya? Dalam kacamata budaya,
keduanya hakikatnya sama, hanya wujudnya yang berbeda. Budaya peduli, sering
disebut ide atau gagasan, inti dari budaya.Sementara itu, peduli budaya adalah
wujud yang kedua: aktivitas.
Contoh konservasi budaya Indonesia bisa berupa tarian tradisional seperti:
Tari topeng
Seni tari menjadi salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh
Indonesia. Setiap daerah memiliki tari-tarian dengan keunikannya sendiri.
Misalnya, Tari Topeng dari Cirebon, Jawa Barat, merupakan seni tari pertunjukan
yang sarat akan simbol-simbol bermakna yang diharapkan bisa dipahami oleh
penontonnya. Simbol-simbol yang dimaksud bisa berupa nilai kepemimpinan,
cinta, atau kebijaksanaan yang disampaikan melalui media Tari Topeng.
Tari Saman
Tari saman punya banyak nama. Bukan hanya tari seribu tangan, tapi juga
Saman Gayo di Aceh Tenggara dan Tengah, Saman Lokop di Aceh Timur , dan
Saman Aceh Barat di Aceh Barat.
Tarian tradisional Melayu ini asal mulanya dari daerah Aceh Tenggara
tepatnya di dataran tinggi Gayo. Nama “Saman ” diambil dari nama pencipta dan
pengembang tari Saman yaitu Syeikh Saman . Ia adalah salah seorang ulama yang
menyebarkan agama Islam di Aceh . Itu sebabnya syair atau lagu yang digunakan
dalam tari saman adalah bahasa Arab dan Aceh. Biasanya syair yang dipakai
dalam tari saman berisi pesan-pesan dakwah, sindiran, pantun nasehat, dan pantun
percintaan.
Tari Merak
Tari Merak merupakan tarian kreasi baru dari tanah Pasundan yang diciptakan
oleh Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950 dan dibuat ulang oleh Irawati
Durban pada tahun 1965. Sesuai dengan namanya, Tari Merak banyak terinspirasi
oleh keanggunan gerak dan warna ekor burung merak. Banyak orang salah
mengira jika tarian ini bercerita tentang kehidupan dan keceriaan merak betina,
padahal tarian ini bercerita tentang pesona merak jantan yang terkenal pesolek.
Tari Pendet
Tari Pendet sendiri merupakan sebuah pernyataan dari persembahkan yang di
tuangkan dalam bentuk kesenian tari. Menajdi semakin populer karena kesenian
ini sangat mudah di tarikan oleh semua orang dan tidak perlu dengan latihan yang
intensif.
Menurut sejarah tarian ini dulunya diciptakan oleh seorang Maestro yang
berasal dari bali yaitu I Wayan Rindi pada Tahun 1967. Dahulunya tari pendet
merupakan tarian yang bersifat sakral dan hanya di pentaskan di Pura pada saat
ada ritual keagamaan tertentu. Oleh I Wayan Rindi seni tari ini di ubah menjadi
kesenian yang dapat dipentaskan tidak hanya pada setiap ritual keagamaan.