Disusun Oleh :
Nama : Annisa Fitria
NPM : 2002090234
Kelas : PGSD E4 PAGI
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami ucapkan kepada Allah swt atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini berjudul “Kebudayaan Lokal, Kebudayaan Nasional,
dan Kebudayaan Internasional Berdasarkan Teori Konsep, Tujuan,
Pelestarian Kebudayaan, dan Penyimpangan Kebudayaan”.
Makalah ini merupakan tugas Mata Kuliah Pendidikan Kebudayaan
Derah. Penulis berharap melalui makalah ini dapat menambah wawasan
kami khususnya dan juga para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna , oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Dengan makalah ini semoga bisa kita ambil pelajaran untuk kita
terapkan dalam kehidupan kita yang sebenarnya .
Penulis
Annisa Fitria
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………
BAB I……………………………………………………………...
PENDAHULUAN…………………………………………………
Latar Belakang……………………………………………….
Rumusan Masalah……………………………………………
Tujuan………………………………………………………..
BAB II……………………………………………………………..
PEMBAHASAN…………………………………………………..
A. KEBUDAYAAN LOKAL…………………………………..
Kebudayaan Lokal ACEH…………………………………..
Tari Saman…………………………………………….
Pelestarian Tari Saman………………………………..
Penyimpangan Tari Saman……………………………
B. KEBUDAYAAN NASIONAL………………………………
Kebudayaan Nasional
Reog Ponorogo…………………………………………
Pelestarian Reog Ponorogo…………………………….
Penyimpangan Reog Ponorogo………………………….
C. KEBUDAYAAN INTERNASIONAL……………………….
Kebudayaan Korea Selatan……………………………..
Cara Pelestarian Kebudayaan Korea Selatan……………
Penyimpangan Kebudayaan Korea Selatan…..…………
PENUTUP…………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu
Buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari bhuddi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengam budi dan
akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kebudayaan lokal, nasional, dan Internasional?
2. Bagaimana cara masyarakat melestarikan kebudayaan lokal,
nasional, dan internasional?
3. Apa penyimpangan yang ada di kebudayaan lokal, nasional, dan
internasional?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja kebudayaan lokal, nasional, dan
internasional
2. Untuk mengetahui cara agar tetap melestarikan kebudayaan
lokal, nasional, dan Internasional
3. Untuk mengetahui penyimpangan apa saja yang terdapat di
kebudayaan lokal, nasional, dan internasional
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kebudayaan Lokal
Kebudayaan Lokal Aceh
Aceh atau yang juga dikenal dengan Nanggroe Aceh
Darussalam merupakan suku pribumi yang memiliki akar
sejarah istimewa bagi Indonesia. Aceh juga mendapatkan
julukan Serambi Mekkah, hal ini dikarenakan aceh memiliki
nilai ideologis Islam yang melekat dan begitu kental dalam
kehidupan masyarakatnya.
Tari Saman
Tari Saman merupakan suatu tarian adat msyarakat
suku Gayo di Provinsi Aceh yang mengandalkan gerakan
tangan, badan, dan kepala penari dengan tempo yang cepat
tanpa adanya iringan musik. Tarian ini biasanya ditarikan
untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad ataupun pada
acara penting tertentu. Dalam tari saman sendiri, terdapat
banyak nasehat dan dakwah yang terkandung pada syair yang
dinyanyikan oleh para penari saman sehingga tari saman ini
memiliki fungsi keagamaan ataupun dakwah. Tidak hanya
itu, tari saman juga memiliki fungsi hiburan, adat istiadat,
integrasi sosial, pelestarian budaya, ekonomi, dan kreativitas.
Uniknya, asal usul tari saman ini masih belum dapat
dipastikan. Ada yang mengatakan bahwa tari saman sudah
ada sebelum Belanda datang ke Indonesia, di sisi lain
dikatakan bahwa nama tari saman diambil dari seorang ulama
bernama Syekh Saman yang berhasil mengembangkan agama
Islam dengan menggunakan tari saman sebagai medianya.
Selain sejarah, keunikan tari saman juga tidak kalah
menariknya untuk diketahui. Dulunya, tari saman hanya
boleh ditarikan oleh kaum pria berjumlah 10 orang saja,
namun seiring perkembangan zaman, tari saman juga
dimainkan oleh kaum wanita. Dalam mekanisme tari saman,
terdapat 3 bagian gerakan yang ditarikan secara urut, yaitu
gerakan pembuka, inti, dan penutup dimana di dalam bagian
tersebut terdapat berbagai gerakan lainnya, seperti gerakan
tunduk, memukul dada, angguk, singkih, langak, dan
sebagainya. Masing-masing gerakan tersebut juga
mengandung makna yang dalam, seperti penghormatan
kepada sesama, ungkapan kebahagiaan, pengucapan salam
dan doa kepada Allah dengan penuh hormat, sekaligus
menjadi pengingat manusia untuk berzikir kepada tuhan
dengan penuh hormat, sekaligus pengingat manusia untuk
berzikir kepada tuhan.
REFERENSI
https://edukasi.okezone.com/read/2022/02/16/624/2548062/
bagaimana-cara-melestarikan-dan-mengembangkan-tari-yang-ada-
di-indonesia
https://www.google.com/search?
q=penyimpangan+tari+saman+terhadap+tradisi+asalnya&oq=peny
impa&aqs=chrome.1.35i39l2j69i57j0i433i512j0i512l3j0i433i512l3.66
19j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
2. Kebudayaan Nasional
Kebudayaan Reog Ponorogo
Reog merupakan salah satu seni budaya yang berasal
dari jawa timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap
sebagai kota Asal Reog yang sebenarnya. Reog adalah tarian
tradisional dalam arena terbuka berfungsi sebagai hiburan
rakyat, mengandung unsur magis, penari utama adalah orang
berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah
beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping.
Reog salah satu budaya Indonesia yang masih sangat
kental dengan hal-hal yang berbau mistis dan ilmu kebatinan
yang kuat. Ada dua ragam bentuk Reog Ponorogo yang
dikenal saat ini, yakni Reog Obyog dan Reog Festival. Reog
modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara seperti
pernikahan, khitanan, dan hari-hari besar nasional. Seni Reog
Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian
pembukaan. Reog Obyog sering pentas di pelataran atau jalan
tanpa mengikuti pakem tertentu. Biasanya mengisi acara
hajatan, bersih desa, hingga pementasan semata untuk
menghibur. Sedangkan Reog Festival sudah mengalami
modifikasi dan ditampilkan sesuai pakem dalam acara
tahunan Festival Reog yang diadakan pemerintah Kota
Ponorogo sejak 1997.
BARONGAN harimau berhiasa bulu merak yang
tengah mengembang terus berputar-[utar. Terkadang bulu-
bulu itu seperti dikibas-kibaskan. Dibelakangnya ada
sepasukan prajurit berkuda (jathil) yang seolah sedang
berangkat perang. Tampak pula penari topeng pujangganong,
penari kelana sewandana, dan penabuh alat-alat gamelan.
Sementara berjalan di depan laksana pemimpin adalah para
warok, laki-laki berbadan gempal berseragam hitam dengan
bagian dada terbuka, wajahnya sangar, dengan kumis dan
jambang yang lebat. Mereka berjalan beriringan sambil
menari dengan lincah mengikuti suara gamelan dan teriakan-
teriakan “Hok’e..hok’e…Haaaaa..”
Selain itu, ada beragam versi asal-usul reog Ponorogo berlatar kerajaan.
Ada dua versi yang popular. Pertama, versi Wengker. Menceritakan Ki
Ageng Kutu (Demang Suryongalam), abdi Kerajaan Majapahit,
mendirikan padepokan di Wengker serta menciptakan kesenian reog
sebagai sindiran dan perlawanan kepada Raja Brawijaya V. Kedua, versi
Bantarangin. Mengisahkan lamaran Kelana Sewandana, raja
Bantarangin, kepada putri Kediri, Dewi Sanggalangit. Salah satu syarat
lamaran adalah dibuatkan gamelan model baru dan manusia berkepala
harimau.
Menurut Rido, seni reog Ponorogo bukan hanya bernilai seni atau
estetika, tapi juga mengandung nilai-nilai luhur. Nilai-nilai itu di
antaranya budi pekerti mulia sebagaimana disimbolkan melalui burung
merak, keberanian membela kebenaran (harimau),
patriotisme/kepahlawanan (tari jathil), optimisme (tari pujangganong),
dan kepemimpinan (tari kelana sewandana).
REFERENSI
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/reog-
ponorogo/
https://www.kompasiana.com/
tri92969/5d4157690d82301bb86c7882/melestarikan-dan-
melindungi-reog-ponorogo
https://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/sikap-
kita-terhadap-reog-dan-tari-pendet.htm#.Ylzg1ihBzIU
3. Kebudayaan Internasional
Kebudayaan Korea Selatan
Mengkonsumsi Kimchi
Kebanyakan dari kita pasti pernah melihat rumah tradisional Korea baik
itu dari foto maupun saat menonton film Korea. Hanok adalah sebutan
untuk rumah tradisional Korea Selatan. Rumah ini memiliki tampilan
unik dan artistik dari segi arsitekturnya. Desain Hanok mencerminkan
hubungan spiritual antara manusia dengan alam. Struktur bangunannya
membawa kita kembali pada kehidupan yang lebih sederhana dan
tenang.
Meski tidak banyak lagi bangunan di Korea Selatan yang mengusung
konsep rumah Hanok, tetapi rumah jenis Hanok masih tetap ada hingga
saat ini. Untuk melindungi budaya tersebut, Pemerintah Korea memugar
beberapa desa yang masih banyak terdapat bangunan rumah Hanok di
sana. Mereka menjadikannya sebagai desa tradisional dan
memanfaatkannya untuk kepentingan wisata.
Jajan Street-Food saat Dini Hari
Festival Boryeong Mud sudah ada sejak tahun 1998. Festival ini
diadakan setiap bulan Juli dan berjalan selama dua minggu. Karena
keunikannya, sudah banyak para wisatawan yang tertarik untuk
mengikuti festival lumpur ini. Di Korea Selatan bermain dengan lumpur
memang sudah menjadi kebiasaan dan tradisi. Masyarakat Korea Selatan
percaya dan meyakini bahwa lumpur berkhasiat bagus untuk kulit.
Dalam festival ini kamu akan menemukan gulat lumpur, pijat lumpur,
akupuntur, hingga berenang di kolam renang lumpur! Karena
dampaknya yang positif dan menarik banyak peminat, Festival Lumpur
Boryeong ini sudah membantu meningkatkan perekonomian lokal dan
mengembangkan kawasan Pantai di Daecheon setiap tahunnya.
REFERENSI
https://suneducationgroup.com/news-id/apa-saja-
yang-menjadi-khas-budaya-korea-selatan/
https://www.google.com/search?
q=+upaya+pelestarian+kebudayaan+korea+selatan&s
xsrf=APq-WBven_2F7E40CTmdbqubtqmPvvaW7A
%3A1650255254490&ei=luVcYrzQHdSgseMPjqOI
WA&ved=0ahUKEwi88-
3x35z3AhVUUGwGHY4RAgsQ4dUDCA0&uact=5
&oq=+upaya+pelestarian+kebudayaan+korea+selatan
&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyBwgjELACECdKBAh
BGAFKBAhGGABQjAhY0A5gixFoAXAAeACAAf
oBiAGHCpIBBTAuMS41mAEAoAEBwAEB&sclien
t=gws-wiz
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Budaya merupakan suatu asset yang dimiliki oleh setiap daerah,
bahkan budaya merupakan sebuah asset Negara. Setiap daerah di
Indonesia memiliki budaya yang berbeda, budaya-budaya ini
hendaknya di pelihara dan dilestarikan oleh masyarakat karena
budaya merupakan identitas Negara. Peran masyarakat sangatlah
penting dalam melestarikan budaya, namun pada kenyataannya saat
ini hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli terhadap budaya,
hal ini disebabkan adanya budaya-budaya asing yang masuk ke
Indonesia dan sangat di gandrungi oleh pemuda-pemudi yang ada di
Indonesia. Budaya asing semakin gencar mempengaruhi generasi
muda Indonesia hal ini dikarenakan adanya internet yang
mempermudah mereka mendapatkan informasi. Gaya ala harajuku,
k-pop style saat ini menjadi sedang marak dikalangan muda
Indonesia.