Anda di halaman 1dari 28

i

EKSISTENSI TARI TRADISIONAL TERHADAP


KEMAJUAN INDONESIA












Karya Tulis Ini Untuk Memenuhi Tugas Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester 2

Elsi Novitasari
XI IPA 5



SMA NEGERI 2 CIBINONG
Jl.Karadenan No.5 Cibinong Bogor 16913 Jawa Barat
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Eksistensi Tari Tradisional Terhadap Kemajuan
Indonesia ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2013/2014 di SMAN 2 Cibinong dan telah mendapat
persetujuan sebagai karya tulis.







Cibinong, 30 Maret 2014
Disetujui Oleh


Rahma Dewi Hartati, S.Pd.
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya karya tulis
ilmiah yang berjudul Eksistensi Tari Daerah terhadap Kemajuan Bangsa Indonesia ini,
karena hanya dengan karunia, hidayah dan ridho-Nyalah saya dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini.
Tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini antara lain adalah untuk memenuhi
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia 2014 ini. Selain itu karya tulis ilmiah ini juga
dapat ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Karya tulis ilmiah ini dapat
membantu untuk mengetahui manfaat keberadaan tari daerah bagi bangsa Indonesia.
Dan disisi lain dengan dibuatnya karya tulis ini semoga dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun pembaca
Adapun beberapa kendala yang saya alami ketika pembuatan karya tulis ilmiah
ini, antara lain ketika pencarian materi yang saya lakukan dengan cara mencari di
internet dan mencari beberapa referensi dari buku-buku.
Ucapan terima kasih tak lupa saya tujukan kepada pihak yang telah memberi
motivasi dan membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, antara lain:
1. Orang tua, yang selalu memberikan doa dan motivasi.
2. Ibu Rahma Dewi Hartati, S.Pd. selaku pembimbing dan guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia, yang telah memberikan ilmu dan pengarahan yang berupa
bimbingan dalam bidang bahasa, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Siswa-siswi kelas XI IPA 5 SMAN 2 Cibinong
iv

4. Semua rekan rekan yang telah membantu penulisan dalam mengumpulkan
data dan mendukung penulis dalam proses penyelesaian karya tulis ini.
Sangat dimungkinkan karya tulis ilmiah ini memiliki kekurangan karena penulis
masih dalam tahap pembelajaran. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari keterbatasan penulis pada penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan kita pengetahuan baru, bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya. Amin ya Rabbal alamin.

Cibinong, 30 Maret 2014
Penulis

5

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................... i
KATA PENGANTAR . ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang . 1
1. 2 Identifikasi Masalah . 4
1. 3 Rumusan Masalah 4
1. 4 Manfaat Penelitian .... 4
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Definisi Eksistensi ... 6
2.2 Definisi Tari Tradisional ..... 7
2.2.1 Macam-Macam Tari Tradisional ... 8
2.2.2 Fungsi Tari Tradisional .. 8
2.3 Hipotesis . 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Tujuan Penelitian . 10
3. 2 Waktu dan Tempat Penelitian .. 10
3. 3 Metode Penelitian . 10
3. 4 Sumber Data . 11
3. 5 Teknik Pengolahan Data .. 12
BAB IV ANALISIS DATA
4.1 Deskripsi Data . 13
4.2 Hasil Analisis Data . 14
6

BAB V PENUTUP
5. 1 Kesimpulan .. 17
5. 2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA . 20
BIODATA PENULIS . 21
LAMPIRAN 22







7

7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di zaman modern seperti sekarang, atau yang lebih dikenal sebagai era Globalisasi,
eksistensi suatu ciri khas dari bangsa sangatlah penting karenanya akan memengaruhi
kemajuan bangsa tersebut serta membedakan Negara itu dari Negara lainnya. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia Eksistensi merupakan keberadaan, kehadiran yang
mengandung unsur bertahan. Eksistensi merupakan kunci penentu perkembangan atau
kemunduran ciri khas dari bangsa. Melalu eksistensi tersebut, orang-orang dapat
mengenal bahkan dapat melestarikannya untuk kemajuan bangsanya. Tetapi jika
eksistensi itu tidak ada, maka ciri khas bangsa tersebut akan meredup dan lama-kelamaan
akan hilang karena tidak ada yang tahu bahkan tidak banyak yang ingin melestarikannya.
Eksistensi bersifat lentur tergantung dari seberapa besar kita dapat menggali potensi-
potensi yang ada pada ciri khas bangsa yang dapat memajukan bangsa serta
mengaharumkan suatu Negara di kancah Internasional.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-
budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia
1
. Kebudayaan
merupakan penggabungan yang kompleks dari agama, adat istiadat, norma yang berlaku,
perilaku masyarakat, dan aturan-aturan yang berada pada Negara tersebut. Kebudayaan
setiap Negara pasti berbeda-beda dikarenakan pola hidup, norma, dan adat istiadat yang

1
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya: Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya, ( Bandung: Remaja Rosda karya,
2006) h.25.


8

8

digunakan berbeda. Kebudayaan bukan semata terbentuk karena adanya warisan dan
generasi yang terus-menerus ada, tetapi karena proses pemahaman dan pembelajaran
nenek moyang terhadapan apa yang telah mereka miliki dan telah mendarah daging dalam
tubuh mereka.
Setiap Negara mempunyai ciri khas yang membedakannya dari Negara lain serta
menjadi lambang dari Negara tersebut. Indonesia kaya akan peninggalan kebudayaan
yang berasal dari berbagai macam daerah, salah satunya adalah Tarian Tradisional atau
Tarian Daerah. Tari adalah gerak tubuh yang berirama dan selaras dengan musik, serta
ritme yang dibawakan untuk mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran yang
dilakukan di tempat dan waktu tertentu oleh seseorang maupun kelompok orang. Tarian
tradisional adalah tarian yang lahir dan berkembang di daerah tersebut dan menjadi ciri
khas dari suatu Negara dan diakui oleh daerah tersebut. Tarian daerah Indonesia sangat
beragam karena setiap daerah di Indonesia memiliki perbedaan dalam budaya. adat, dan
pola perilakunya, sehingga menjadikan Indonesia sebagai Negara yang memiliki
kebudayaan yang berbeda di setiap provinsi dan daerahnya.
Perkembangan kebudayaan Indonesia mengalami pasang naik dan surut, adakalanya
kebudayaan Indonesia surut. Dewasa ini, perkembangan kebudayaan Indonesia di jendela
internasional sedang mengalami pasang naik. Salah satu kebudayaan Indonesia yang
sedang berkembang pesat yaitu Tarian Tradisional. Tarian Tradisional sejak tahun 2000-
an telah banyak dipertunjukkan di luar negeri, dan banyak sekali tanggapan positif yang
didapatkan Indonesia. Tarian Indonesia semakin sering dipertunjukkan dalam acara luar
negeri, seperti Kantor Kedutaan Besar Indonesia di Negara lain, dan saat memperingati
hari kemerdekaan Indonesia di Negara lain. Pujian pun melimpah untuk kekayaan budaya
yang Indonesia miliki. Pandangan orang-orang terhadap kebudayaan Indonesia sangat
9

9

positif, bahkan mereka sampai ingin dapat mempelajari tarian Indonesia dengan cara
mengikuti kegiatan pelatihan tari di Negara masing-masing.
Namun, apa hubungannya Tari Tradisional dengan kemajuan suatu bangsa?
Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dengan berbagai macam cara, bukan hanya
kekayaan dalam arti ekonominya, namun juga kekayaan dalam konteks kebudayaan juga
termasuk. Negara maju pasti akan mengembangkan kebudayaan yang dimiliki Negara
tersebut, karena ia menghargai hasil karya nenek moyang dahulu. Dengan Tari
Tradisional yang beragam, suatu negara akan dapat menarik perhatian para turis untuk
datang dan melihat kebudayaan yang dimiliki negara tersebut, dengan begitu, Negara
tersebut akan mengalami suatu peningkatan dalam bidang pariwisata yang akan
memajukan Negara tersebut. Suatu Negara juga dapat dihargai dari kebudayaan yang
dimilikinya, suatu Negara tidak akan lengkap jika tidak mempunyai kebudayaan. Tari
Tradisional yang sebagai simbol suatu Negara akan lebih mudah menarik perhatian turis
mancanegara untuk melihat dan penampilan dari tari daerah.
Tari daerarah dapat dijadikan sebagai alat untuk mendongkrak popularitas dan
ekonomi Negara. Jika suatu Negara telah terkenal dan disegani oleh Negara lain, maka
manfaat yang sangat banyak akan melimpah kepada Negara tersebut, sebagai contoh,
akan ada banyak Negara yang membantu suatu Negara jika Negara tersebut telah
terkenal, dan masih banyak manfaat lainnya dengan tingginya popularitas kebudayaan
suatu Negara.
Jika suatu bangsa tidak memiliki tarian daerah, maka dapat dipastikan bahwa Negara
tersebut tidak memiliki kebudayaan yang mendalam dan masyarakat di dalam suatu
bangsa tersebut tidak peduli serta bersifat individualis.
Tidak ada salahnya jika kita mempelajari dan melestarikan kebudayaan Negara kita
sendiri, seandainya hal itu tidak dapat mengangkat perekonomian bangsa ini paling tidak
10

10

kita telah melestarikan peninggalan nenek moyang kita. Namun jika hal itu akan dapat
membantu perekonomian bangsa ini, berarti dengan hal kecil seperti melestarikan
kebudayaan, kitatelah bisa merubah nasib bangsa ini. Bedasarkan masalah yang ada maka
penulis tertarik mengambil judul Eksistensi Tari Tradisional Terhadap Kemajuan
Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah berikut:
1. Apa hubungan eksistensi tari tradisional dengan kemajuan bangsa?
2. Apa manfaat tari tradisional bagi Indonesia?
3. Mengapa tarian tradisional memengaruhi kemajuan bangsa?
4. Apa yang terjadi jika suatu bangsa tidak memiliki tarian tradisional?

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah
berikut:
Bagaimana pengaruh Eksistensi Tarian Tradisional terhadap Kemajuan Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian
Bagi pembaca :
A. Untuk membagi wawasan mengenai kebudayaan Indonesia
B. Untuk mengetahui pengaruh eksistensi tari tradisional terhadap kemajuan suatu
bangsa
Bagi penulis :
A. Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
11

11

B. Untuk mengetahui pengaruh eksistensi tari tradisional terhadap kemajuan suatu
bangsa
12


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Eksistensi
Eksistensi merupakan pemikiran manusia yang memanfaatkan semua
pengetahuan objektif dan sekaligus juga mengatasi pengetahuan objektif tersebut.
Dengan pemikiran itulah manusia mau menjadi dirinya sendiri yang menampakkan
bahwa dia adalah mahluk eksistensi
2
. Jadi eksistensi juga dapat disebut sebagai
keberadaan yang memperkuat suatu hal yang dapat memengaruhi dasar pemikiran.
Artinya, kebenaran cara berpikir manusia dibuktikan melalui tindakannya yang
berdasarkan pemikiran itu.
Sejak awal Jaspers menerangkan eksistensi selalu behubungan dengan
Transendensi. Tidak ada eksistensi tanpa transendensi. Bereksistensi, menurut
Jaspers selalu berdiri di hadapan Transendensi. Transendensi itu menyembuyikan
dirinya dari eksistensi manusia, yang menjadi dasar dari kebebasan manusia itu
sendiri. Dengan paham ini, Jaspers ingin mengatakan bahwa kebebasan manusia
tidak hanya diberi lewat kebijaksanaan Ilahi, tetapi juga melalui apa yang
tersembunyi. Transendensi atau yang Ilahi berbicara atau bertindak lewat tanda-
tanda yang harus dipahami dan dikenal manusia dengan menafsirkannya. Dengan
menafsirkan tanda-tanda itu serta bagaimana cara manusia menyikapinya akan
memberi dasar dari eksistensi manusia. Dengan menafsir dan memberi keputusan

2
Harry Hamersma, Filsafat Eksistensial Karl Jaspers, (Jakarta: Gramedia, 1985) hlm.
9.
13


terhadapnya manusia menentukan menjadi apa dirinya untuk selama-lamanya.
Filsafat eksistensi bukan hanya filsafat yang hanya merenungkan kebenaran, tetapi
juga menghayati dan menghidupi kebenaran. Dengan ini yang hendak dikatakan
Jaspers adalah kebenaran cara berpikir manusia dibuktikan oleh sikap dan
tindakannya. Itulah dasar sebagai manusia yang bereksistensi
3
.
Keberadaan manusia dan segala sesuatu yang ada di bumi memiliki hubungan
dengan Transendensi karena keberadaan segala sesuatu yang ada di bumi
merupakan ciptaan dari Sang Ilahi. Transendensi sangat erat hubungannya dengan
eksistensi, karena pola pikir manusia yang bereksistensi merupakan karunia dari
Ilahi.
2.2 Definisi Tari Tradisional
Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam, terbentang dari pulau
Sumatera hingga pulau Papua yang memiliki perbedaan yang mencolok yang
disebabkan karena perbadaan norma, adat istiadat, dan perilaku manusia ditiap
daerah, hal tersebut didukung oleh Soedarsono yang mengungkapkan bahwa tari
tradisional adalah semua tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup
panjang dan selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada
4
. Dalam tari tradisional
tersirat pesan yang berisi pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai dan norma yang
ingin disampaikan oleh pembuat gerakan tari kepada para penonton ataupun
masyarakat yang ada.

3
Charles F. Wallraff, Karl Jaspers: An Introduction to His Philosophy, (New Jersey:
Princeton University Press, 1970) hlm. 182-183.
4
Asri Widayati, Fungsi Kesenian Ledhek dalamUpacara Bersih Desa di Dusun
KarangTengah, Desa Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul, http://
eprints.uny.ac.id/9106/3/bab 2-07209241008.pdf, (diakses pada 17 Februari 2014
pukul 16.37).
14


2.2.1 Macam-Macam Tari Tradisional
Berdasarkan nilai artistik garapannya, tari tradisional dibedakan menjadi tiga
yaitu
5
:
1. Tari Primitif, yaitu tarian yang sangat sederhana dalam arti belum mengalami
penggarapan koreografis secara baik mulai dari bentuk geraknya maupun
iringannya, serta busana dan tata riasnya kurang diperhatikan. Tari Primitif
sudah jarang dipentaskan dan jarang dijumpai keberadaannya, kemungkinan
hanya di daerah terpencil atau pedalaman saja.
2. Tari Klasik, yaitu tari yang sudah baku baik gerak, maupun iringannya. Oleh
karena itu, tari klasik merupakan garapan kalangan raja atau bangsawan yang
telah mencapai nilai artistik yang tinggi dan telah menempuh perjalanan yang
cukup panjang.
3. Tari Rakyat, yaitu tarian yang sederhana dengan pola langkah dan gerakan
badan yang relatif mudah dan sudah mengalami penggarapan koreografis
menurut kemampuan penyusunnya. Tari rakyat terlahir dari budaya masyarakat
pedesaan atau luar tembok Kraton, dan tidak mengacu pada pencapaian standar
estetik yang setinggi-tingginya sebagaimana tari klasik

2.2.2 Fungsi Tari Tradisional
Menurut Soedarsono dalam Asri Widayati yang membagi fungsi tari menjadi
tiga, yaitu
6
:

5
Ibid.
6
Ibid.
15


1. Tari Sebagai Upacara yang khusus berfungsi sebagai sarana upacara agama dan
adat,
2. Tari Bergembira atau tari pergaulan
3. Tari Teatrikal atau Tontonan. Tari yang berfungsi sebagai sarana dalam upacara
adat banyak terdapat di daerah-daerah bertradisi kuat dan memiliki system
kepercayaan yang kuat pula. Sebagai tari bergembira atau tari pergaulan yang
digunakan sebagai sarana mengungkapkan rasa gembira atau untuk pergaulan
antara wanita dan laki-laki. Sebagai tari teatrikal atau tontonan yang merupakan
tarian yang garapannya khusus untuk dipertunjukkan dan diselenggarakan
ditempat-tempat pertunjukan khusus. Misalnya, Gedung Pertunjukan, Panggung,
maupun Arena Terbuka.

2.3 Hipotesis
Berdasarkan teori yang ada, dapat disimpulkan bahwa eksistensi dapat
memengaruhi tingkat kemajuan Indonesia karena dengan keberadaan kebudayaan
yang nyata, Indonesia dapat dikatakan maju dalam sudut padang budaya dan
Indonesia dapat menarik perhatian para penikmat seni dari luar negeri untuk datang
ke Indonesia dan menjadi salah satu sumber devisa Negara.
16


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini memiliki tujuan, yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimana keberadaan tari daerah di mata masyarakat
b. Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap perkembangan
tari daerah
c. Untuk mengetahui keterkaitan antara tari tradisional dengan kemajuan suatu
bangsa
d. Untuk mengetahui pengaruh eksistensi tari tradisional terhadap kemajuan
Indonesia

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2014 dan
peneliti tidak terikat tempat.

3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif mengutamakan
bahan-bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran-ukuran lain yang
bersifat eksak. Metode yang termasuk dalam metode kualitatif ini, yaitu sebagai
berikut
7
:


7
Titi Priyono, Sociology 1 For Senior High School Year X, (Jakarta: Yudhistira, 2011)
hlm. 14.
17



a. Metode Historis
Metode ini menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di
masa lampau untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
b. Metode Komparatif
Metode mengumpulkan data dengan membandingkan dua atau lebih
kelompok atau data-data sosial dari suatu masyarakat dengan masyarakat
yang lain. Metode ini berguna untuk memperoleh perbedaan dan persamaan
serta sebab-sebab perilaku masyarakat pada masa silam dan sekarang.
c. Metode Historis-Komparatif
Metode ini dilakukan dengan cara mengombinasikan metode historis dan
metode komparatif.
d. Metode Studi Kasus
Metode ini bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala
nyata dalam kehidupan masyarakat. Dalam metode ini, pengambilan data
dilakukan melalui wawancara, kuisioner, dan teknik partisipasi aktif.
Partisipasi aktif dilakukan dengan cara ikut serta dalma kehidupan sehari-
hari suatu masyarakat atau kelompok sosial yang diteliti.

3.4 Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian adalah hasil analisis observasi.
Pengamatan melalui angket kepada dua puluh responden yang merupakan siswa kelas
XI.

18


3.5 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan merupakan hasil reduksi data yang
disajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini:
No
Jenis
Tarian
Jenis
Kegiatan
Unsur Tarian
Perbandingan
Gerakan Kostum Musik Mengetahui
Tidak
Mengetahui




19


BAB IV
ANALISIS DATA

4.1 Deskripsi Data
Penelitian ini didukung data angket dari 20 responden yang merupakan siswa kelas
XI yang berada di lingkungan SMA Negeri 2 Cibinong. Dari data yang dikumpulkan
diperoleh informasi yaitu hanya 4 orang yang mengetahui secara utuh baik dari unsur
tarian yang berupa gerakan, kostum dan musik dari Tari Yapong dan semua responden
mengetahui secara utuh mengenai Tari Merak dan Tari Jaipong yang berasal dari Jawa
Barat. Dalam data pengamatan yang berupa angket merupakan kuisioner yang berguna
untuk mengetahui mengenai pengetahuan responden terhadap kebudayaan yang berasal
dari daerahnya dan luar daerah.
Berdasarkan data pengamatan yang diterima, hanya sedikit yang mengetahui
kebudayaan yang berasal dari daerah lain, seharusnya kita mengetahui seluruh
kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa kita meskipun tidak tinggal di daerah tersebut.
Peneliti berharap agar semua orang menghargai kebudayaan yang dimiliki oleh
Indonesia, meskipun tidak dapat melestarikannya, tetapi kita wajib untuk mengetahui
dan mengenal kebudayaan tersebut karena kebudayaan tersebut juga termasuk bagian
dari bangsa. Untuk kebudayaan yang berada di daerah yang kita tinggali, kita wajib
untuk mengetahui dan melestarikan kebudayaan tersebut karena kebudayaan tersebut
telah menjadi identitas yang mewakili suatu daerah dan alangkah baiknya jika kita
mempelajari serta dapat membawanya untuk mengharumkan nama Indonesia di jendela
internasional sebagai Negara dengan kebudayaan yang beraneka ragam.


20


0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Gerakan
Kostum
Musik
Tari Yapong
Tari Merak
Tari Jaipong
4.2 Hasil Analisis Data
Berikut peneliti sajikan dalam bentuk diagram analisis.






Diagram 4.1
Diagram di atas merupakan data dari responden yang mengetahui unsur tarian
berupa gerakan, kostum dan musik. Hanya 4 responden yang mengetahui gerakan dari
Tari Yapong, 18 responden yang mengetahui gerakan Tari Merak dan 20 responden
yang mengetahui gerakan Tari Jaipong. Dari diagram di atas juga dapat disimpulkan
hanya 3 responden yang mengetahui kostum dari Tari Yapong, 20 responden
mengetahui kostum dari Tari Merak serta 19 responden mengetahui kostum dari Tari
Jaipong serta 3 responden yang mengetahui musik dari Tari Yapong, 12 responden yang
mengetahui musik dari Tari Merak dan 20 responden yang mengetahui musik dari Tari
Jaipong.


21


0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Gerakan Kostum Musik
Tari Yapong
Tari Merak
Tari Jaipong
Diagram 4.2
Diagram di atas merupakan data pengamatan dari responden yang tidak
mengetahui unsur tarian yang berupa gerakan, kostum dan musik. Dari diagram di atas
dapat disimpulkan bahwa 16 responden tidak mengetahui gerakan dari Tari Yapong, 2
responden yang tidak mengetahui gerakan Tari Merak dan tidak ada responden yang
tidak mengetahui gerakan dari Tari Jaipong. Dari data di atas juga dapat disimpulkan
bahwa setidaknya 17 responden tidak mengetahui kostum dari Tari Yapong, dan tidak
ada responden yang tidak mengetahui kostum dari Tari Merak dan hanya 1 responden
yang tidak mengetahui kostum dari Tari Jaipong serta terdapat 16 responden yang tidak
mengetahui musik dari Tari Yapong, 8 responden yang tidak mengetahui musik dari
Tari Merak dan tidak ada responden yang tidak mengetahui musik dari Tari Jaipong.
22


0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Mengetahui Tidak Mengetahui
Tari Yapong
Tari Merak
Tari Jaipong








Diagram 4.3
Diagram di atas merupakan data dari pengamatan yang diperoleh berdasarkan
angket kepada 20 responden yang mengetahui atau tidak mengetahui Tari Yapong, Tari
Merak dan Tari Jaipong. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa hanya 4 responden
yang mengetahui keberadaan Tari Yapong, 20 responden mengetahui keberadaan Tari
Merak serta 20 responden juga mengetahui keberadaan Tari Jaipong serta 16 responden
tidak mengetahui keberadaan Tari Yapong dan tidak ada responden yang tidak
mengetahui keberadaan Tari Merak dan Tari Jaipong.
Dari ketiga diagram di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan tari daerah
yang terdapat di daerah yang kita tinggali lebih diminati daripada tarian daerah yang
terdapat di luar wilayah.
23


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Indonesia merupakan Negara dengan beragam kebudayaan yang tersebar
dari Sabang hingga Merauke menjadikan Indonesia sebagai salah satu objek
pariwisata yang diminati oleh Negara lain dan banyak wisatawan
berbondong-bondong untuk berlibur serta mempelajari kebudayaan
Indonesia, hal ini membuktikan bahwa keberadan kebudayan bangsa dapat
memajukan di bidang ekonomi dan pariwisata yang membuat banyak
wisatawan tertarik untuk mengunjungi dan dapat dijadikan sebagai devisa
Negara. Selain itu, keberadaan tari daerah juga membuat Indonesia diakui
dalam dunia internasional dengan Negara yang memiliki kebudayaan yang
tak terbatas, sehingga dapat disimpulkan semakin banyaknya kebudayaan
yang dimiliki, maka manfaat yang diterima akan semakin banyak pula.
2. Banyak masyarakat yang menaruh perhatian lebih pada tari daerah dan ingin
mempelajarinya, namun sayangnya Tari daerah yang berasal dari wilayah
yang ditinggali lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan dengan tari
daerah di luar wilayahnya. Hal ini dibuktikan dengan pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti yang hasilnya menyatakan bahwa 16 dari 20
responden tidak mengetahui tari daerah yang berasal dari luar wilayahnya.
Sangat disayangkan hal ini, karena seharusnya rakyat Indonesia tidak
memilih-milih dalam melestarikan kebudayaan karena kita merupakan satu
24


bangsa, satu jiwa dan satu tanah air, sudah selayaknya kita melestarikan
semua kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
3. Tari daerah merupakan satu kesatuan antara gerakan, kostum, dan musik.
Hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena itu merupakan unsur yang
melengkapi keindahan tari daerah. Sayangnya banyak masyarakat yang
hanya mengetahui tariannya saja tanpa mengetahui unsurnya seperti gerakan,
kostum dan musik. Tetapi, banyak pula yang hanya mengetahui kostum dari
tarian daerah tersebut, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat hanya melihat
suatu tarian dalam wujud penampilannya saja. Seharusnya kita memahami
keseluruhan unsur tarian jika kita ingin melestarikannya, dan sudah
sepatutnya kita mengenal ciri khas dari unsur tarian yang berada di tiap
daerah.

5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut:
1. Masyarakat harus lebih memahami karakteristik dan unsur tarian daerah,
jangan hanya mengetahui sebatas kostumnya saja, tetapi lebih mendetail
karena hal itu penting dalam melestarikan kebudayaan bangsa.
2. Masyarakat seharusnya mengetahui semua kebudayaan yang dimiliki
Indonesia, dan tidak memilih-milih dalam melestarikannya karena
Indonesia itu satu bangsa dan sudah selayaknya masyarakat melestarikan
kebudayaan milik bangsa.
3. Meningkatkan kreativitas dalam melestarikan kebudayaan, sehingga
banyak masyarakat yang tertarik untuk ikut serta dalam melestarikannya
25


karena hal itu dapat meningkatkan ekonomi bangsa dan ciri khas suatu
bangsa.
26


DAFTAR PUSTAKA

Hamersma, Harry. 1985. Filsafat Eksistensial Karl Jaspers. Jakarta: Gramedia.
Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 2006. Komunikasi Antarbudaya: Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Priyono, Titi. 2011. Sociology 1 For Senior High School Year X. Jakarta: Yudhistira.
Wallraff , Charles F. 1970. Karl Jaspers: An Introduction to His Philosophy. New
Jersey: Princeton University Press.
Widayati, Asri. Fungsi Kesenian Ledhek dalam Upacara Bersih Desa di Dusun
Karang Tengah, Desa Ngalang, Gedangsari, Gunung kidul. http://
eprints.uny.ac.id/9106/3/bab 2-07209241008. (diakses pada 17 Februari 2014).
27


BIODATA PENULIS

Penulis dari karya tulis ilmiah ini bernama
Elsi Novitasari. Penulis lahir di Pagar Alam,
tanggal 4 November 1997. Penulis lahir dari
pasangan Irwan dan Yulinar Evita. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Mempunyai satu saudara perempuan yang
tak lain adalah saudara kembarnya.
Penulis pernah bersekolah di TK
Walisongo (2002-2003). Dan melanjutkan di
SD Negeri 03 Bojonggede (2003-2009). Kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1
Bojonggede (2009-2012). Dan sekarang sedang duduk di kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2
Cibinong (2012-sekarang). Karya tulis ilmiah ini merupakan karya tulis kedua setelah
karya tulis yang berjudul Perbedaan Ekonomi dan Sosial yang Signifikan Pada
Pengemis dan Masyarakat Kaum Menengah Atas Kota Bogor. Penulis dapat dihubungi
melalui
email: elsinovitasari9d@yahoo.com
twitter:
@elsinovitasr
28

Anda mungkin juga menyukai