Anda di halaman 1dari 52

KARYA TULIS ILMIAH

“Keberagaman Kebudayaan Jawa Timur”

Disusun Oleh:
Anggota Kelompok 2
1. Zulis Lailatul Fitriah (210803102019)
2. Farah Salsabil Rahma (210803101057)
3. Cagiva Alaysia Fatiha (210803101042)
4. Yusrizal Jofi Firdaus (210803101064)
5. Yusuf Muhammad Irfan (210803101040)
6. Asyitah Nabila Firdausy (210803101047)
7. Dimas Very Rahmadhani (210803101044)
8. Affanda Bagus Syah Putra (210803101041)
9. Miftahul Fudin Cahyaningtrias (210803101048)
10. Muhammad Aditya Putra Rahardika (210803101045)

MATA KULIAH UMUM BAHASA INDONESIA


UNIVERSITAS JEMBER
2021

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................3

BAB 1 LATAR BELAKANG ...............................................................................................4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................5
1.3 Tujuan ..............................................................................................................................5
1.4 Manfaat ............................................................................................................................5

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................6

2.1 Pengertian Jawa Timur ....................................................................................................6


2.2 Penduduk Jawa Timur......................................................................................................6
2.3 Seni dan kebudayaan Jawa Timur....................................................................................7

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................................9

3.1 Teknik Pengumpulan Data ...............................................................................................9


3.2 Teknik Analisis Data .......................................................................................................9

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................10

4.1 KEBUDAYAAN SURABAYA (Cagiva Alaysia fatiha) ................................................10


4.2 KEBUDAYAAN JEMBER (Muhamad Aditya Putra Rahardika) ..................................14
4.3 KEBUDAYAAN BONDOWOSO (Affanda Bagus Syah Putra) ....................................17
4.4 KEBUDAYAAN JOMBANG ( Zulis Lailatul Fitriah) ............................................................... 19
4.5 KEBUDAYAAN SITUBONDO (Dimas Very Rahmadhani) ..................................................... 25
4.6 KEBUDAYAAN BANYUWANGI (Asyitah Nabila) ................................................................. 28
4.7 KEBUDAYAAN PASURUAN (Yusrizal Jofi Firdaus)..................................................33
4.8 KEBUDAYAAN MALANG (Miftahul Fudin Cahyaningtrias) ................................................. 35
4.9 KEBUDAYAAN MADURA (Farah Salsabil Rahma) ................................................................ 38
4.10 KEBUDAYAAN PONOROGO (Yusuf Muhammad Irfan) ...................................................... 44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................46


6
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................................46
5.2 Saran ................................................................................................................................46

BAB V DAFTAR PUSAKA .................................................................................................47

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kita
dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah yang berjudul "Keberagaman Kebudayaan Jawa
Timur" dengan tepat waktu. Karya Tulis Ilmiah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Selain itu, Karya Tulis Ilmia ini bertujuan menambah wawasan tentang
kebudayaan yang ada di Jawa Timur bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Angel selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Kita menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Jember, Desember 2021

Kelompok 2

3
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.-Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi.Dari berbagai definisi tersebut, dapat
diperoleh pengetian bahwa Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia
sehingga dalam kehiduapan sehari-hari.Sementara itu,perwujudan kebudayaan adalah benda
benda yang bersifat nyata,misalnya pola -pola perilaku,Bahasa,peralatan hidup,organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan masyarakat.

Indonesia adalah Salah satu negara yang memiliki keberagaman kebudayaan yang
menarik dan unik serta dikenal di berbagai negara.Hal ini mengakibatkan turis turis asing
datang untuk mengetahui kebudayaan kebudayaan Indonesia. Provinsi Jawa Timur adalah
provinsi yang terkenal dengan kekayaan keberagaman suku. Bermacam-macam suku dengan
kebudayaan masing-masing tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur.Kebudayaan Jawa Timur
meliputi adat istiadat masyarakat Jawa Timur, keberagaman kesenian-keseniannya, rumah adat
tradisinal Jawa Timur, dan lain-lain.Di era modern ini, mudahnya mendapatkan informasi
tentang kebudayaan kebudayaan asing mengakibatkan banyak masyarakat Indonesia menganut
budaya asing dan melupakan budaya sendiri. Perkembangan teknologi dan masuknya budaya
barat ke Indonesia, tanpa disadari secara perlahan telah menghancurkan kebudayaan daerah
dengan kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Timur,Pengaruh budaya luar dapat sangat cepat
menyebar luas di berbagai kalangan. Rendahnya pengetahuan menyebabkan akulturasi
kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan
daerah. Masuknya kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara
mentah atau apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar biasa terhadap
kebudayaan asli. Salah satu upaya dalam menanamkan kecintaan terhadap budaya asli kita
adala memberikan pembelajaran budaya Indonesia melalui sistem berbasis multimedia yang
terkomputerisasi. Dengan multimedia pengenalan tentang kebudayaan Indonesia akan lebih
menarik, interaktif dan praktis.. Dengan multimedia pengenalan tentang kebudayaan Indonesia
akan lebih menarik, interaktif dan praktis. Pada kesempatan ini penulis mengambil obyek

4
tentang kebudayaan Indonesia dalam tugas akhir semester yang berjudul “Keberagaman
Kebudayaan Di Jawa Timur”

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat dipaparkan dari penjelasan di Latar Belakang
adalah sebagai berikut:

1. Apa saja bahasa daerah yang digunakan oleh penduduk Jawa Timur?
2. Apa saja senjata tradisional Jawa Timur?
3. Apa saja jenis-jenis pakaian khas yang digunakan di Jawa Timur?
4. Apa saja tarian adat yang berasal dari Jawa Timur?
5. Apa saja makanan khas yang berasal dari Jawa Timur?
6. Apa saja upacara adat yang ada di Jawa Timur?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengenal kebudayaan daerah Jawa Timur yang jarang diketahui


2. Mengetahui kebudayaan dari berbagai daerah yang ada di Jawa Timur
3. Melestarikan kebudayaan daerah jawa timur

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai informasi bagi yang ingin mengenal kebudayaan Jawa Timur


2. Sebagai pedoman khusus bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Jawa Timur
3. Sebagai bahan pelestarian bagi penduduk Jawa Timur
4. Sebagai penambah wawasan dan kekreatifan bagi penulis

5
BAB II
KAJIAN TEORITIK

2.1 Pengertian Jawa Timur


Jawa Timur merupakan sebuah provinsi yang berada di bagian timur Pulau Jawa yang
merupakan bagian dari negara Indonesia, dan Kota Surabaya merupakan Ibu Kotanya.Jawa
Timur memiliki wilayah yang terluas diantara enam provinsi di Pulau Jawa, dan jumlah
penduduknya menempati peringkat kedua yang terbanyak di Indonesia. Di bagian utara, Jawa
Timur berbatasan dengan Laut Jawa, pada bagian timur berbatasan dengan Selat Bali, pada
bagian selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia, dan pada bagian barat, berbatasan dengan
Provinsi Jawa Tengah.

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki berbagai jenis tempat
wisata.Daerah Jawa Timur ini, memiliki berbagai jenis objek wisata alam seperti gunung,
pantai, gua, hingga air terjun.Jawa Timur juga dikenal sebagai pusat industri dan keuangan
dalam kawasan Tengah dan Timur Indonesia.

2.2 Penduduk Jawa Timur


Dilansir pada Jatim.bpgs, pada tahun 2020 jumlah penduduk Jawa Timur adalah
sebanyak 40.665.696 jiwa, dengan kabupaten atau kota yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak adalah Kota Surabaya dengan penduduk sebanyak 2.874.314 jiwa.

A. Suku Bangsa
Penduduk Jawa Timur mayoritas bersuku Jawa, namun penduduk Jawa Timur sangat
heterogen. Penduduk bersuku Jawa hampir menyebar diseluruh wilayah Jawa Timur, namun
ada suku-suku lain seperi Suku Madura yang mendiami wilayah Pulau Madura dan juga
sebagian daerah Tapal Kuda, di daerah tersebut, Suku Madura menjadi mayoritas suku yang
dianut oleh penduduknya. Terdapat juga Suku Kangean yang mendiami Pulau
Kangean.Terdapat Suku Bawean yang mendiami Pulau Bawean, dan Suku Osing yang
mendiami Sebagian wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Selain penduduk asli, terdapat juga para pendatang yang merupakan orang dari luar Jawa
Timur, yaitu Tionghoa yang merupakan suku yang signifikan dan dapat menjadi mayoritas
dibeberapa daerah di Jawa Timur.Terdapat juga penduduk dengan keturunan Arab yang sering
ditemukan di daerah perkotaan.

B. Bahasa
Bahasa yang resmi digunakan di Jawa Timur adalah Bahasa Indonesia. Namun,
terdapat beberapa bahasa daerah yang seringkali menjadi bahasa yang digunakan
penduduknya dalam berkomunikasi, diantaranya adalah Bahasa Jawa, Bahasa Madura,
Bahasa Bajo, dan Bahasa Kangean.

6
Sebagian besar penduduk Jawa Timur berkomunikasi dalam Bahasa Jawa.Ciri khas
Bahasa Jawa adalah berterus terang, dan cenderung tidak bersifat normatif. Di Ibu Kota
Jawa Timur, yaitu Kota Surabaya, bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah
Bahasa Jawa dengan dialek Surabaya, atau yang biasa dikenal dengan sebutan
‘Suroboyoan’.

C. Agama
Penduduk Jawa Timur mayoritas menganut agama Islam, Sebagian ada yang
menganut agama Kristen dan Katolik, dan ada juga yang menganut agama Hindu, dan
agama Buddha.Mayoritas penduduk Jawa masih memegang teguh kepercayaan
Kejawen.Penduduk dengan Suku Madura sangat kuat dan taat dalam menjalankan agama
Islam.

Penduduk lain yang bukan penduduk asli Jawa Timur seperti penduduk yang
keturunan Tionghoa mayoritas menganut agama Buddha, Kristen, Katolik, dan
Konghucu, namun ada juga Sebagian kecil yang menganut agama Islam.

2.3 Seni dan Kebudayaan Jawa Timur


Seni dan budaya merupakan hal yang diciptakan oleh manusia yang berkaitan dengan
cara hidup dan bertumbuh bersama-sama pada suatu kelompok sosial yang memiliki unsur
estetika yang turun menurun dari generasi ke generasi selanjutnya.

Menurut Sartono Kartodirdjo, seni budaya adalah sistem yang koheren, yang dapat
digunakan untuk menjalankan komunikasi yang efektif melalui satu bagian seni yang bisa
menunjukkan keseluruhan maksudnya.

A. Kesenian
Daerah Jawa Timur mempunyai sejumlah kesenian yang khas.Salah satunya
adalah Ludruk yang merupakan salah satu kesenian yang terkenal, umumnya kesenian
Ludruk ini dimainkan oleh pemain laki-laki. Kesenian khas Jawa Timur yang lain adalah
Reog, yang merupakan ikon kesenian Jawa Timur. Kesenian Reog, dalam
pementasannya disertai dengan ‘kuda lumping’ dan kental dengan suasana
supranatural.Kesenian khas Jawa Timur yang lainnya adalah Wayang Kulit Purwa,
Topeng Dalang, dan Besutan.

Seni tari tradisional Jawa Timur dikelompokan dalam beberapa gaya, yaitu gaya
Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa dengan gaya Osing, dan tarian gaya
Madura. Terdapat juga seni tari klasik di Jawa Timur antara lain yaitu tari Gandrung, tari
Gambyong, tari Srimpi, tari Bondan, dan tari Kelana.

Jawa Timur juga memiliki kesenian yang menyerupai barongsai, yang biasanya
ditemui di dua daerah, yaitu Kota Bondowoso dan Kota Jember. Kesenian yang dimaksud
adalah, Singo Ulung yang merupakan kesenian khas Kota Bondowoso, dan Can-

7
Macanan Kadduk yang merupakan kesenian khas Kota Jember. Namun, kedua kesenian
tersebut sudah jarang ditemui.

B. Kebudayaan
Daerah Jawa Timur memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang mendapatkan
banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, yang dikenal sebagai Mataraman.Daerah tersebut
dulunya merupakan kekuasaan Kesultanan Mataram, yang meliputi Karesidenan
Madiun, Karesidenan Kediri, dan Sebagian Bojonegoro.

Penduduk Jawa Timur, mempunyai ikatan yang berdasarkan persahabatan, dan


territorial. Banyak upacara adat yang seringkali diselenggarakan, seperti ‘tingkepan’
yang merupakan upacara adat untuk merayakan kehamilan tujuh bulan bagi anak
pertama, upacara ‘babaran’ yang merupakan upacara adat untuk menjelang kelahiran
bayi, upacara’ sepasaran’ yang merupakan upacara adat untuk merayakan bayi yang telah
berusia lima hari, upacara ‘pitonan’ yang merupakan upacara untuk merayakan bayi yang
telah berusia tujuh bulan, upacara ‘sunatan’, dan upacara ‘pacangan’.

Umumnya, penduduk Jawa Timur menganut perkawinan monogami. Sebelum


lamaran, pihak lelaki akan melakukan acara “nako’ake” yang merupakan acara untuk
menanyakan apakah sang Wanita telah memiliki calon suami atau tidak. Kemudian akan
dilakukan lamaran. Dahulu, upacara perkawinan akan diawali dengan acara ‘temu’ atau
‘kapanggih’, namun masyarakat di pesisir utara biasanya memiliki kebiasaan untuk
keluarga Wanita yang datang untuk melamar pria.

8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode studi
dokumen bertujuan untuk melengkapi data agar mendukung pengembangan penelitian
ini.Penulis mencari informasi dengan membaca refrensi dari beberapa buku, jurnal, situs web
dan makalah yang berkaitan dengan topik yang di teliti.Penulis memperoleh data dengan
mendapatkan sumber lewat riil maupun data dan juga membaca buku yang tersedia di
perpustakaan umum pada masing-masing daerah.

3.2 Teknik Analisis Data


Data yang dianalisa dilakukan dengan teknik kualitatif yaitu penelitian yang terbatas
pada usaha mengungkapkan suatu masalah sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan
penyingkapan fakta dengan menggunakan analisis non statistik dalam proses analisisnya. Hasil
pengumpulan data kemudian dilakukan analisis data merupakan proses mangatur dan memilah
urutan data, mengorganisasi kedalam suatu olah, kategori dan satuan dasar.

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kebudayaan Surabaya (Cagiva Alaysia fatiha)

Seperti yang kita ketahui bahwa, Kota Surabaya merupakan bagian dari Provinsi Jawa
Timur. Kota Surabaya juga menjadi kota terbesar yang menempati posisi kedua di Indonesia.
Surabaya dikenal dengan kota pahlawan dan kota multi etnis, dimana banyak sekali etnis yang
ada seperti, etnis Melayu, Cina, India, dan Eropa. Maka dari itu sudah jelas bahwa, Surabaya
memiliki banyak sekali kebudayaan dan keberagaman. Namun karena banyaknya budaya lain
yang masuk kedalam Kota Surabaya, menjadikannya ancaman bagi budaya lokal Surabaya
sendiri. Sedangkan hal tersebut merupakan identitas Surabaya atau kebudayaan Surabaya yang
menjadi ciri khas pembeda Kota Surabaya dibanding dengan kota-kota Indonesia yang tidak
banyak orang ketahui.

Dari banyak nya etnis yang ada di Surabaya, Bahasa Jawa Dialek Arekan Surabaya
(BJDS) merupakan salah satu kebudayaan yang tak banyak diketahui masyarakat namun,
sangat melekat di jiwa Arek-Arek Suroboyoan.Banyak masyarakat yang hanya mengetahui
masyarakat Surabaya menggunakan bahasa jawa ngoko/kasar. Hal ini dikarenakan gaya bicara
masyarakat Surabaya yang sangat terbuka dan tampak bertempramen kasar. Semua ini berawal
dari sejarah Bahasa Jawa Dialek Arekan Surabaya yang juga mewarisi budaya dan bahasa
pesisiran sebagai bahasa transisi dari bahasa Jawa Majapahitan ke bahasa Jawa Baru Jawa
Tengahan.Bahasa Jawa Dialek Arekan Surabaya merupakan bahasa yang lugas, spontan, dan
sangat berkarakter.Karena Bahasa jawa dialek arekan Surabaya yang berkarakter, Bahasa
Dialek Arekan Surabaya tak hanya digunakan sebagai alat komunikasi.Bahasa Dialek Arekan
Surabaya juga sering kali digunakan pada seni pertunjukan kebudayaan Surabaya yaitu Ludruk
yang menggunakan dalam Bahasa Dialek Arekan Surabaya dalam pementasannya.

Sumber: https://asyraafahmadi.com/in/pengetahuan/spesialisasi/persenjataan/senjata-
tradisional/bionet

Kebudayaan yang kedua adalah senjata tradisional yaitu Bionet.Jarang sekali


masyarakat mengetahui senjata ini.Maka dari itu, sebagai penerus bangsa sebaiknya kita harus
mengenali budaya kita sendiri.Menurut sejarahnya, senjata tradisional Bionet juga tidak jelas
ditemukan di Surabaya di bagian mana.Senjata tradisional bionet seringkali digunakan untuk

10
berperang, menusuk, dan digunakan untuk menjaga diri dari serangan musuh. Hal ini terjadi
karena senjata tradisional Bionet memiliki bentuk yang lurus, meskipun Bionet lebih pendek
daripada pedang dan memiliki sisi yang yang tidak terlalu tajam, Bionet memiliki ujung yang
sangat runcing dibandingkan senjata yang lain.

Sumber: https://tengahviral.com/pakaian-adat-jawa-timur/

Seperti yang kita tahu bahwa, pakaian adat juga menjadi kebudayaan bagi suatu
daerah. Kota Surabaya sendiri sudah menetapkan Peraturan Walikota Surabaya nomor 60
Tahun 2009 tentang Busana Resmi Duta Wisata Cak dan Ning Surabaya. Yang ditetapkan
langsung oleh walikota Surabaya bapak Drs. H. Bambang Dwi Hartono, M.Pd. hal ini bertujuan
untuk membanggakan kebudayaan Kota Surabaya dan melestarikan kebudayaan sendiri. Baju
cak & ning Surabaya ini sering kali digunakan dalam acara pemilihan gadis dan bujang yaitu
kontes cak dan ning. Cak yang mempunyai arti laki-laki memakai baju beskap berwarna putih
gading, rantai jam dengan bandul hiasan kuku macan berwarna merah, jarik yang bercorak
khas Surabaya, sandal terompah, dan yang terakhir ada odheng yang digunakan di kepala
dengan bentuk segitiga yang terbuat dari kain batik. Sedangkan ning sendiri menggunakan
kebaya dan kerudung berenda, menggunakan jarik pesisir, sepatu selop tertutup, dan
menggunakan beberapa aksesoris anting-anting, gelang kaki warna emas dan peniti
renteng.Pakaian adat kebudayaan Surabaya ini tak hanya digunakan sebagai identitas saja,
namun juga memiliki makna di setiap elemennya.Ciri khas tersebut dalam pandangan Ki Hajar
Dewantara dianggap sebagai puncak-puncak dalam kebudayaan daerah yang dapat
mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga tersendiri.

11
Sumber: http://www.cintaindonesia.web.id/2018/05/tari-sparkling-surabaya-
tarian.html

Menurut (Aris setiawan dkk, 2015) Tarian ini diciptakan pada 2007 sebagai bentuk respons
terhadap kehidupan yang menggambarkan Surabaya.Dalam kamus bahasa Inggris kata sparkling berarti
berkilauan. Diaztiarni memahami (berkaitan dengan karya tarinya) berkilauan merupakan wujud sebuah
kota yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi. Berkilauan merupakan aktivitas keramaian yang
terus bergulir. Di samping itu berkilauan dapat diartikan cahaya lampu yang di setiap jalanan Kota
surabaya selalu memberikan penerangan. Tari Sparkling sendiri adalah representasi logo Sparkling
dari Surabaya yang muncul lebih dulu pada tahun 2005.Maka sering kali tarian ini sangat asing
terdengar ditelinga kita.Tari Sparkling adalah kebudayaan tari kreasi baru yang dibentuk
dengan gabungan tari modern dan beberapa kebudayaan tari Jawa Timur seperti Tari Remo
Putri, Jejer, Tayub, dan Jaranan yang tumbuh di Surabaya.Dalam tarian sparkling
menggambarkan jati diri dan semangat masyarakat Kota Surabaya. Gerakan Tari Sparkling
terdapat 5 bagian makna yang diartikan sebagai keindahan, keramaian, dan suasana yang
memprentasikan Kota Surabaya saat ini. Tari sparkling ditampilkan oleh 5 penari yang
menggambarkan 5 wilayah yang ada di Surabaya, yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Barat,
Surabaya Timur, Surabaya Utara dan Surabaya Selatan. Para penari akan menggunakan
kemben dan kebaya transparan utuk atasan dan bagian bawahnya menggunakan kain batik khas
Jawa Timur disertai kain emas untuk aksesorisnya. Sampai saat ini Kota Surabaya masih
berusaha menyerbarluaskan Tari Sparkling yang sering kali ada di beberapa acara atau untuk
persembahan selamat datang.

Sumber: https://sulawesion.com/warna/asal-usul-rujak-cingur-surabaya-ternyata-pernah-jadi-

12
favorit-raja-firaun/

Salah satu makanan khas daerah Surabaya adalah rujak cingur.Makanan ini terbuat
dari bahan dasar rujak dan cingur, sehingga disebut sebagai rujak cingur.Rujak merupakan
makanan yang terbuat dari campuran berbagai buah dan sayuran yang dihidangkan dengan
bumbu rujak.Sedangkan cingur merupakan irisan mulut atau moncong sapi yang telah direbus
dan dicampurkan ke dalam hidangan.Rujak cingur berbeda dengan makanan rujak pada
umumnya karena menggunakan cingur atau bibir sapi di dalam bahannya.Hal tersebut
membuat rujak cingur memiliki rasa yang khas karena terdapat cingur yang memiliki tekstur
kenyal dan gurih mirip seperti kikil sapi. Rujak cingur terdiri dari timun, kecambah, kangkung,
dan kacang panjang, kemudian ditambah lontong, tahu, tempe, dan cingur. Lalu semua bahan
tersebut dicampur dengan bumbu yang terbuat dari olahan petis udang, gula merah, bawang
goreng, cabai, kacang tanah yang telah digoreng, garam, dan irisan tipis pisang biji yang masih
muda atau yang biasa disebut dengan pisang klutuk, kemudian ditambahkan sedikit air matang
untuk mengencerkan, kemudian semua bahan tersebut diulek sampai halus dan siap
dicampurkan dengan bahan-bahan isian. Rujak cingur biasanya disajikan dengan tambahan
kerupuk udang dan menggunakan alas pincuk dari daun pisang atau piring.

Sumber: https://travelingyuk.com/tradisi-di-surabaya/234546

Menurut (Steven Librianto Goenawan dkk, 2018) Gulat Okol adalah olahraga tradisional
yang terkenal di kawasan Surabaya Barat.Tradisi ini terus dilestarikan secara turun temurun untuk
menjaga tali silaturahmi antar sesama warga. Namun, Gulat Okol saat ini jarang sekali di
lakukan. Hal ini sebabkan karena adanya era globalisasi sehingga Kota Surabaya sudah banyak
dipengaruhi oleh tradisi luar.Gulat Okol sendiri bertujuan untuk memanggil hujan.Tradisi
Gulat Okol tidak mengenal batasan umur, mulai dari anak-anak hingga dewasa maupun tua
dapat mengikuti acara ini. Gulat Okol biasanya dilakukan saat musim kemarau tiba bersamaan
dengan acara sedekah bumi. Dalam Gulat Okol sendiri alat yang digunakan adalah udeng dan
sabuk. Gulat okol di lakukan oleh dua orang yang akansaling menjatuhkan lawan di atas
panggung yang diberi alas jerami. Udeng dan selendang sendiri mempunyai arti persahabatan
yang sejalan dengan makna dari acara tersebut yaitu menjaga tali silahturahmi.

13
4.2 KEBUDAYAAN JEMBER (Muhamad Aditya Putra Rahardika)
Jember adalah sebuah wilayah kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah
provinsi jawa timur. Dan ada berbagai ragam di kabupaten Jember ini, Berikut definisi dari
berbagai kebudayaan di Kabupaten Jember:

Jember, daerah yang merupakan pertemuan dua titik budaya, yaitu Jawa dan Madura
(Pandhalungan).Karena hal itulah, Jember akhirnya memiliki ciri khas bahasa campuran
tersendiri. Contoh kata pandalungan:
“Siah…” Kata ungkapan keraguan akan sebuah pernyataan. Biasanya kata’siah’
terpakai di awal kalimat keraguan yang akan kita ungkapkan.
“Mara…” Ini adalah kata serapan dari bahasa Madura, yang berarti ayo.

“Cek…” kata ini biasanya sebagai penekanan dalam ungkapan meyakinkan.


“Mak Tager…”Kata yang berfungsi untuk meyakinkan kembali.

“Boh…” Kalimat yang mengungkapkan keheranan.


“Ceremeh” Ceremeh adalah kata yang berarti cerewet.

Sumber: https://rzhakim.blogspot.com/2015/01/golok-pace-buatan-mpu-dari-
jember.html
Golok pace adalah jenis golok buatan para pandai besi yang hidup di tlatah Jember.
Dengan kata lain, bisa dibilang golok pace adalah 'Made in Jember' dan sekitarnya. Orang-
orang Jember biasa menyebutnya wedung pace atau beddung pace.Panjang bilah rata-rata
diatas 45 cm, lebarnya tidak lebih dari 2,5-3 cm, sedangkan ketebalannya rata-rata 5-6mm,
dengan pangkal bilah yang lebih kecil dari bagian ujung bilah.

14
Sumber: https://jatim.antaranews.com/foto/240869/tari-lahbako

Tari lahbako adalah tari tradisional yang menceritakan tentang kehidupan para petani
tembakau di Jember, Jawa Timur. Tari lahbako ditarikan oleh beberapa penari perempuan
dengan gerakan yang menggambarkan aktivitas para petani di ladang tembakau. Tari lahbako
adalah salah satu kesenian tradisional yang terkenal di Jawa Timur dan menjadi salah satu ikon
di kota Jember.

Sumber: https://koran.tempo.co/read/ramadhan/281746/karnaval-patrol-ramaikan-
malam-ramadan

Musik Patrol adalah salah satu jenis musik yang terkenal di berbagai tempat di Jawa
Timur khususnya di Jember. Musik patrol yang dirancang meciptakan irama dan instrumen
yang sangat dinamik untuk mengiringi sebuah lagu-lagu tradisional dari Jawa, Madura, dan
Banyuwangi yang terbuat dari bambu dan kayu yang disebut kentongan.Pada zaman dahulu,
musik patrol pertama digunakan oleh masyarakat desa untuk ronda dalam usaha
membangunkan warga apabila terjadi bahaya di desa sekitar. Ketukan atau pukulan dari alat
musik patrol tersebut yang sangat indah dan ditambahi dengan iringan vokalis yang
menyanyikan lagu-lagu tradisional Madura, menjadikan keharmonisan musik patrol di
Kota/Kabupaten Jember semakin lebih kental dengan nuansa pendalungan.

15
Sumber:
https://www.google.com/search?q=suwar+suwir&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ve
d=2ahUKEwi5xOCq2sL0AhVEzTgGHV3RCgQQ_AUoAXoECAEQAw&biw=1280
&bih=601&dpr=1.5#imgrc=kUD5oB4bCnF9iM

Suwar-suwir adalah makanan khas Jember yang memiliki tekstur keras dan tampilan
yang berwarna-warni. Diolah dari bahan dasar tape singkong dan gula, suwar-suwir awalnya
hanya memiliki rasa khas Sirsak. Namun, kini Toppers sudah bisa memilih lebih banyak varian
rasa dari suwar-suwir.

Sumber: https://www.majalah-gempur.com/2012/11/ungkapkan-rasa-syukur-nelayan-
puger.html

Larung sesaji ini dilaksanakan setiap tahun pada Bulan Muharram dalam penanggalan
Hijiriah atau Bulan Suro dalam istilah Jawa. Di wilayah setempat, arak-arakan sesaji disebut
Jolen. Para nelayan memikul sesaji dari balai desa menuju pelabuhan yang berjarak sekitar 500
meter. Yang bertujuan untuk agar para nelayan selamat dalam melalut dan mendapatkan rezeki
yang barokah untuk keluarganya.

16
Sumber: https://pesonajatim.com/jember-festival-carnival-yang-mendunia/

JFC adalah sebuah even karnaval busana yang setiap tahun digelar di Kabupaten
Jember. Karnaval ini digagas oleh Dynand Fariz yang juga pendiri JFC Center. Sebanyak 2000
an peserta berkarnaval dalam 4 hari penyelenggaraan event meliputi Kids Carnival, Artwear
Carnival, Waci, dan Grand Carnival. Di jalan utama kota Jember disaksikan oleh ratusan ribu
penonton di kanan dan kiri jalan. Mereka terbagi dalam 10 defile yang masing-masing defile
mencerminkan tren busana pada tahun yang bersangkutan.

4.3 KEBUDAYAAN BONDOWOSO (Affanda Bagus Syah Putra)


Bondowoso adalah Salah satu kabupaten yang ada di provinsi jawa timur. Kabupaten
bondowoso berada di Kawasan yang dikenal dengannama tapal kuda termasuk juga beberapa
kabupaten lainnya. Kabupaten ini juga memiliki sejarah yang sangat terkenal yaitu Sejarah
Gerbong Maut serta banyak ditemukan situs situs zaman megalitikum yang dijaga dan dirawat
oleh pemerintah kabupaten bondowoso sendiri. . Bondowoso merupakan kabupaten yang
memliki keanekaragaman,mulai dari suku,Bahasa,agama,budaya serta makanan
khas.Keanekaragaman ini membuat banyak turis lokal maupun interlokal yang berkunjung
untuk berwisata ataupun melakukan penelitian.

Bahasa Madura adalah Bahasa mayoritas yang digunakan oleh masyarakat Bondowoso
tetapi keberagaman masyarakat Bondowoso menyebabkan adanya pencampuran antara
penggunaan Bahasa Jawa dan Bahasa Madura,tidak hanya itu terdapat kampung Arab dimana
keturunan orang orang arab mendiami kampung tersebut sehingga menimbulkan pencampuran
Bahasa Madura dengan Bahasa Arab. Pencampuran ini terjadi karena adanya interaksi antar
budaya dari Suku Madura dan Suku Arab salah satu contohnya yaitu kerja sama dalam
berbisnis.

Bondowoso juga dikenal dengan keseniannya yang sangat menarik dan


bergaman,salah satunya adalah Tari Topeng Kona.

Sumber gambar :https://dolandolen.com/6-seni-kebudayaan-unik-milik-bondowoso-


yang-wajib-dolaners-ketahui-dan-pelajari/

Tari Topeng Kona dimainkan oleh para penari yang menggunakan topeng putih
ataupun kuning dan didominasi dengan busana serba merah yang melambangkan
keberanian.Tari Topeng Kona biasanya diselenggarakan saat acara bersih desa di Desa

17
Blimbing, Kecamatan Tapen.Biasanya tari ini satu paket dengan tari Singo Ulung.Tarian
Topeng Kona melambangkan kegagahan dan keberanian perjuangan rakyat Bondowoso untuk
membangun Bondowoso lebih mapan.

Bondowoso atau dikenal dengan Bumi Ki Ronggo ini juga memiliki kebudayaan batik
khas dari Bondowoso sendiri yaitu Batik Bondowoso dengan motif daun sabreng (daun
singkong),kopi dan bluefire.

Sumber Gambar :http://batikunikbondowoso.blogspot.com/2014/05/mengenal-batik-


bondowoso.html

Batik Bondowoso ini adalah gebrakan dari Didi Setiawan seorang seniman local yang
Bersama kakaknya membuat batik dengan ciri khas Bondowoso,metode Didi dalam membuat
batik banyak dicela oleh orang lain,dengan mencetak langsung medium daun-daunan ke
kain,Didi berhasil menciptakan motif daun singkong dan kopi. Dipilihnya motif daun singkong
dan kopi adalah karena Kabupaten Bondowoso banyak memproduksi makanan atau benda
dengan berbahan dasar singkong sehingga disebut sebagai Kota Tape dan menjadi salah satu
penghasil kopi terbaik di Indonesia.Batik ini mengikuti perkembangan zaman dengan
mengambil motif dari salah satu wisata di Kawah Ijen yaitu bluefire.Biasanya Batik
Bondowoso banyak dipertunjukkan pada festival festival di Kabupaten Bondowoso sendiri.

18
Sumber Gambar :https://www.mongabay.co.id/2017/09/19/sejarah-kopi-bondowoso-dalam-
buku-republik-kopi-bagian-2/ , https://travelingyuk.com/oleh-oleh-bondowoso/34312

Seperti yang kita ketahui diatas, Bondowoso disebut sebagai Kota Tape. Julukan ini
sudah menjadi legenda bagi Kabupaten Bondowoso,banyaknya potensi wisata alam dan hasil
pertanian dan perkebunan serta menjadi salah satu penghasil Tape terbesar di Indonesia adalah
latar belakang adanya julukan ini tetapi Kota Tape sempat diubah menjadi Bondowoso
Republik Kopi. pada tahun 2013 Kopi Arabika Java Ijen Raung asal Bondowoso mendapat
pengakuan dunia dengan memperoleh sertifikat internasional. Hal ini membuat Bupati
Bondowoso, Amin Said Husni, pada tahun 2016 lalu, mendeklarasikan kabupatennya
sebagai “Republik Kopi”. Pada tahun 2018, dari 3000 ton produksi kopi Arabika
Bondowoso, sepertiganya mampu diekspor menembus pasar dunia.

Gelar Republik Kopi yang disandang oleh Kabupaten Bondowoso memang tidaklah
berlebihan. Dari 34 unit perkebunan milik PTPN XII, hanya ada 4 unit kebun yang
mengembangkan komoditas tanaman kopi Arabika. kebun kopi tersebut dihasilkan kopi
arabika bertaraf internasional yang terkenal dengan sebutan Java Coffee Jampit, Java Coffee
Blawan, dan Java Coffee Pancoer.

Sumber Gambar :https://correcto.id/beranda/read/34060/tragis-ritual-ojung-tradisi-


mendatangkan-hujan-dengan-meneteskan-darah-dari-bondowoso

Kebudayaan terakhir adalah Ritual Ojung. Ritual ini dilakukan sebagai permohonan
untuk memanggil hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ritual ojung, dua orang pria
berhadapan dengan bertelanjang dada sambil menggenggam erat sebatang rotan. Pertarungan
ini akan dipimpin oleh seorang wasit.warga Desa Ramban Kulon, Kecamatan Cermee, Desa
Ramban Wetan, Plalangan dan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, menggelar acara ritual turun
temurun dari para leluhurnya yang diberi nama "Selamatan Gugur Gunung". Rangkaian
acaranya, dimulai dari Istighatsah, pembacaan Tahlil, pembacaan doa, membacakan puji-

19
pujian, makan bersama, dan pertandingan Ojung, sebagai simbol doa untuk meminta hujan jika
kemarau tiba.

4.4 KEBUDAYAAN JOMBANG ( Zulis Lailatul Fitriah)

Jombang merupakan sebuah kabupaten yang berada di provinsi Jawa Timur.Kata


Jombang diambil dari warna ijo dan abang, kedua warna tersebut menjadi warna dasar lambing
daerah Jombang.Ijo artinya subur, makmur, dan tentram.Tidak hanya itu, ijo juga
menggambarkan kaum santri.Sedangkan abang artinya berani dan menggambarkan kaum
nasionalis.Jombang juga dikenal dengan sebutan Kota santri.Karena di Jombang banyak sekali
tempat menimba ilmu agama seperti pondok pesantren.Bahkan Jombang juga menjadi tempat
pusat pondok pesantren, hal ini dikarenakan hamper seluruh pendiri pesantren pernah berguru
di Jombang.Tidak hanya itu, banyak sekali tokoh yang dilahirkan dari Jombang, seperti
Presiden RI ke-4 yaitu KH. Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy’ari dan
KH Wahid Hasyim, dan masih banyak tokoh lainnya.

Bahasa daerah Jombang biasanya disebut dengan dialek Jombang. Dialek Jombang ini
mempunyai arti sebuah dialek Jawa yang diturunkan di daerah Jombang. Kosa kata dialek
Jombang mengandung 70% berasal dari dialek Surabaya, 29% dari dialek Mataram, 1%
sisanya merupakan kosakata khas daerah Jombang sendiri. Contoh kosa kata Jombang adalah
sebagai berikut :

a. Arek = anak
b. Cak / cacak = mas
c. Glati = pisau
d. Ket = sejak
e. Sumer = panas
f. Kate = akan, dll

Berikut ini merupakan pembagian Bahasa daerah yang ada di Kabupaten Jombang
berdasarkan letak Kecamatannya :

1. Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno, Wonosalam, Jogoroto, Mojoagung,


Sumobito, Kesamben, Peterongan

Dari ke-8 Kecamatan diatas, mempunyai Bahasa daerah yang sama. Secara
umum, Bahasa daerah Jombang pada Kecamatan tersebut memiliki latar belakang
Bahasa dialek etnis Jawa Timuran asli. Hal ini ditandai dengan logat bicara yang
berciri sebagai berikut :

a. Menggunakan akhiran –se atau –tah

Contohnya : nang ndi se, babah se, yo’opo se, iyo tah, agih tah, dll

20
b. Penekanan ucapan kata sifat biasa dipanjangkan

Contohnya : adoh menjadi uadoh, gedhe menjadi guedhe, dll

2. Kecamatan Tembelang, Plandaan, Poso, Kabuh, Kudu, Ngusikan

Bahasa daerahnya tercermin dengan Bahasa campuran antara etnis pesisir


utara yaitu Bahasa Osing dan Bahasa jawa – Tengahan. Hal ini bisa dibuktikan
dengan kebiasaan penggunaan Bahasa mereka sehari – hari. Contohnya : kowe,
kuwi, ora, piye ta, dll

3. Kecamatan Megaluh, Perak, Diwek, Gudo

Ke-4 Kecamatan tersebut memiliki campuran dari etnis Jawa – Tengahan,


Mataram, dan sedikit etnis Jawa – Timuran. Hal ini dikarenakan daerahnya
berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk, dan Kediri. Logat bicaranya pun masih
budaya Jawa – Timuran. Contohnya : piye se, ora se, dll

Hal lain yang menjadi janggal pada Bahasa daerah Jombang adalah tata Bahasa yang
belum sepenuhnya benar dan belum menguasai tingkatan Bahasa karma. Masyarakat Jombang
menyadari akan hal itu, tetapi masih tetap dilakukan karena sudah menjadi suatu kebiasaan dari
turun – menurun sampai saat ini.

Sumber :https://karyapemuda.com/senjata-tradisional-jawa-timur/

Pada umumnya senjata clurit memiliki bilah melengkung yang memiliki


mata pisau pada sisi bagian dalam. Senjata ini umumnya runcing pada bagian ujungnya
dan memiliki pegangan tangan sekitar 20cm. Senjata ini sangat mudah ditemukan
dipulau Jawa, akan tetapi dengan berbagai sebutan. Karena Celurit adalah alat yang
digunakan para petani untuk memotong rumput atau mencari makanan hewan ternak
dan dapat disebut juga sabit.

21
Sumber :https://karyapemuda.com/senjata-tradisional-jawa-timur/

Bendo ini merupakan sebutan masyarakat Jombang pada senjata yang satu
ini.. Senjata tradisional bendo ini jarang banyak orang yang mendengarnya. Hal
dikarenakan bendo yang tidak terlalu populer di masyarakat, dan biasanya terdapat di
beberapa tempat saja salah satunya adalah Kabupaten Jombang. Bentuknya senjata
tradisional ini seperti pisau dapur, senjata ini juga mempunyai sarung yang berfungsi
untuk menutupi mata pisau yang tajam.

Sumber :https://www.instagram.com/p/CNWrjOcDts5/?utm_medium=copy_link

Pakaian adat Kabupaten Jombang identik dengan kebaya dan dipadukan


dengan kain batik. Panggilan guk ditujukan untuk pria Jombang, sedangkan Yuk
ditujukan untuk wanita Jombang. Baju guk ini berbentuk beskap atau jas yang
dikenakan dengan celana kain. Selain itu, biasanya juga ditambahkan aksesori seperti
kain jarik dengan motif batik dan penutup kepala yang khas yaitu Odheng. Odheng
menjadi ciri khas untuk pakaian adat Jawa Timur salah satunya Kabupaten Jombang.
Bentuknya seperti segitiga yang dibuat dari kain batik. Baju Yuk dikenakan dengan
bawahan kain batik dan atasan baju kain bermoel kutu baru, biasanya dipadukan dengan
selendang berenda yang dijadikan sebagai penutup kepala. Aksesori tambahan kerap
digunakan dengan baju Yuk yaitu kalung, anting, dan gelang.

22
Sumber :https://m.merdeka.com/jatim/mengenal-tari-remo-khas-jombang-karya-seniman-
jalanan-yang-melegenda.html

Tari remo merupakan tarian trandisional Jawa Timuryang menggambarkan keberanian


seorang pangeran atau raja yang berjuang di medan perang. Biasanya tarian ini ditunjukkan
pada saat pergelaran kesenian Ludruk. Tidak hanyai itu, tarian ini biasanya digunakan untuk
menyambut tamu besar.Tari remo ini biasanya dibawakan oleh seorang pria dengan gerakan
yang gagah berani. Tetapi seiring berjalannya waktu, tari remo ini tidak hanya dibawakan oleh
seirang pria tetapi biasa di bawakan oleh seorang wanita juga. Atau biasa disebut dengan tari
remo putri. Gerakan tari remo lebih mengutamakan gerakan kaki dan tangan yang rancak dan
dinamis. Pada pergelangan kaki sang penari, ada sebuah lonceng kecil sehinggara pada saat
kaki mereka bergerak menghasilkan bunyi lonceng tersebut. Biasanya lonceng kecil itu juga
menandai apabila ada penari lainnya yang salah dalam melakukan gerakan.

Sumber :https://kabarjombang.com/sosial-budaya/kesenian-sandur-manduro-kabuh-warisan-
budaya-jombang/amp/

Tari Bapang Sandur Manduro ini berasal dari desa Manduro Kecamatan Kabuh
Kabupaten Jombang. Tari Bbapang Sandur Manduro ini adalah sebuah tari yang berbentuk
teater didalamnya mengandung berbagai ilmu seni. Pada saat menari, penari memakai topeng.
Topeng – topeng tersebut memiliki karakteistik yang berbeda – beda.

23
Sumber :https://jombangkab.go.id/berita/tari-topeng-klono-sewu-membuka-kegiatan-bulan-
berkunjung-ke-jombang-2019

Tarian Kolosal Klono Sewu ini berasal dari Desa Jati Duwur Kecamatan Kesamben
Kabupaten Jombang. Ki Purwo adalah sorang seniman yang meninggalkan sebuah karya seni
berupa wayang dan beliau menciptakan sebuah tarian yang dipadukan dengan topeng yang
beliau buat. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah memberikan penghargaan untuk
Kabupaten Jombang berupa warisan budaya, dan sebagai bentuk penghargaan tersebut
ditampilkan dalam sebuah bentuk kolosal.

sumber :https://travelingyuk.com/nasi-kikil-jombang/64178/

Salah satu makanan khas Jombang adalah nasi kikil. Tidak hanya itu, nasi kikil khas
Jombangan ini juga menjadi makanan favorit Presiden RI yang ke-4 yaitu KH Abdurrahman
Wahid atau biasa disebut Gus Dur. Nasi kikil khas Jombang biasanya ditandai dengan adanya
nangka muda, empal daging, hati, dan paru-paru yang ditaruh diatas pincuk daun pisang

24
Sumber :https://uniknyaadatjombang.blogspot.com/2019/11/uniknya-tradisi-kota-
jombang.html?m=1

Sedekah Desa biasanya didilakukan setiap setahun sekali, lebih tepatnya adalah pada
hari jadi desa tersebut. Acara ini berlangsung dengan cara berkumpul pada satu titik tengah
desa dengan doa, istighosah, dan solawat agar desa tersebut tehindar dari bahaya dan warganya
selalu rukun dan tentram. Acara ini dilakukan dengan masyarakat desa membawa sebuah
tumpeng yang menjadi syarat utama serta makanan berupa nasi ataupun lainnya dan juga
minuman. Sebelum dimulainya acara, makanan dan minuman tersebut dikumpulkan menjadi
satu. Setelah dilakukanya doa maka masyarakat tersebut diperbolehkan untuk memakan
makanan dan minuman yang mereka bawa serta saling tukar menukar antara masyarakat 1
dengan lainnya.

Sumber :https://harakah.id/sedekah-atau-selamatan-untuk-orang-meninggal-apakah-
pahalanya-akan-sampai/

Slametan erupakan tradisi yang dilakukan sehari – hari serta pelaksanaannya pada saat
momen tertentu. Contohnya : slametan untuk membangun rumah, merayakan pertambahan
usia, slametan 3 bulan kehamilan, dll. Slametan ini dilakukan dengan berdoa bersama sebagai
bentuk rasa syukur dan memohon keselamatan kepada Allah SWT.

4.5 Kebudayaan Situbondo (Dimas Very Rahmadhani)

Situbondo adalah kabupaten yang terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, di
kawasan Tapal Kuda dan dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran
dan lokasi usaha perikanan. Dengan letaknya yang strategis, di tengah jalur transportasi darat
Jawa-Bali, kegiatan perekonomiannya tampak aktif.Situbondo mempunyai
pelabuhan Panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan

25
di pulau Jawa yang dibangun pada era kolonial Belanda.Situbondo sendiri memiliki
keanekaragaman, mulai dari Bahasa, suku, agama, dan makanan khas.

Bahasa yang digunakan mayoritas masyarakat Situbondo yakni Bahasa Madura,


mengapa demikian?Dikarenakan posisi Situbondo yang lurus dengan Madura.Sehingga pada
zaman dahulu banyak para pedagang dari Madura yang pergi atau merantau ke Situbondo.Di
pulau Madura sendiri terdapat beberapa macam dialek, seperti Sumenep, Sampang,
Pamekasan, dll. Keistimewaan selanjutnya adalah dialek yang berbeda dalam satu kota.
Situbondo bagian timur (Panarukan-Banyuputih) dialek yang digunakan dekat dengan gaya
sumenep, sedangkan Situbondo bagian barat (Panarukan-Besuki) dialek yang digunakan
dekat dengan Sampang. Penggunaan dialek yang berbeda itu membuat keunikan
tersendiri.Dialek yang dipakai dari barat Panarukan-Besuki sedikit "sangghit". Perbedaan itu
yang membuat keduanya saling meledek satu sama lain.

Selanjutnya, Situbondo juga dikenal dengan keseniannya yang sangat menarik dan
beragam, salah satu contohnya yakni “Topeng Mongkor”.

Sumber :https://memontum.com/151011-inovasi-topeng-mongkor-kesenian-khas-
situbondo-yang-kian-eksis-di-tengah-pendemi-covid-19

Tari kreasi Topeng Mongkor merupakan tari kreasi yang berasal dari Kabupaten
Situbondo.Tari tersebut memiliki keunikan tersendiri, yaitu menggunakan properti topeng
yang diletakkan di belakang kepala serta keterkaitannya dengan budaya lokal yang ada di
Kabupaten Sitibondo, namun keunikan tersebut masih jarang diminati oleh masyarakat
Kabupaten Situbondo.Hal tersebut dikarenakan masyarakat setempat kurang memahami
bentuk penyajian tari dan budaya lokal yang terdapat di Kabupaten Situbondo.Berkaitan
dengan hal tersebut, maka diperlukan pembahasan mendalam mengenai bentuk penyajian tari
kreasi Topeng Mongkor dan budaya lokal masyarakat Kabupaten Situbondo.

26
Sumber :https://fitinline.com/article/read/batik-situbondo/

Batik situbondo adalah batik khas masyarakat Kabupaten Situbondo.Motif utamanya


adalah biota laut dengan warna utama yaitu warna pasir dan biru laut.Alat utama untuk
membuat Batik Situbondo adalah lidi atau canting. Batik Situbondo digunakan sebagai
seragam sekolah dan pada acara formal masyarakat Kabupaten Situbondo.

Sumber :https://www.idntimes.com/food/dining-guide/tenda-bersajak-nations/6-
kuliner-khas-situbondo-c1c2

Salah satu kuliner yang wajib anda cicipi ketika datang ke Situbondo, Jawa Timur,
yakni Tajin Palappa. Tajin Palappa adalah kuliner asal Madura.Dalam bahasa daerah Madura,
Tajin artinya adalah bubur, dan palappa adalah bumbu.Makanan khas Madura ini bisa menjadi
kuliner khas Kabupaten Situbondo karena sebagian besar masyarakatnya pendatang dari Pulau
Madura.

Berbeda dengan bubur ayam pada umumnya, bubur satu ini justru tidak menggunakan
suwiran ayam sama sekali melainkan dilengkapi dengan sayuran dan tahu. TajinPalapa biasa
disajikan dengan rebusan sayur kangkung dan taoge yang kemudian di atasnya dibubuhi bumbu
kacang yang encer. Tajin Palapa akan semakin lezat disantap dengan bakwan atau biasa disebut
Hongkong di Situbondo. Kuliner tradisional ini sudah dihidangkan secara turun-temurun. Di
Situbondo sendiri, Tajin Palappa banyak dijual di pinggir jalan oleh para pedagang kaki lima.
Jika anda sudah pernah ke Situbondo, pedangan kaki lima tersebut akan banyak ditemui di Jl.
Kenanga, Jl. Cenderawasih, Jl. Semeru, Jl.Pb Sudirman dan lainnya. Kalian juga bisa
menemukan Tajin Palapa ini saat Pemda Situbondo mengadakan festival kuliner.

27
Sumber : https://www.boombastis.com/tradisi-ojung/80341

Ojhung atau Ojung adalah suatu kebudayaan dari Desa Bugeman, Kecamatan Kendit,
Kabupaten Situbondo, dimana kebudayaan ojhung itu sendiri telah dianut dan dilakukan oleh
para leluhur dan nenek moyang (pembabat) Desa Bugeman terdahulu. Kebudayaan ini telah
dilakukan secara turun temurun. Tradisi ini sebelumnya dilaksanakan atas dasar masyarakat
Desa Bugeman memiliki hajat atau tujuan yaitu untuk meminta hujan kepada sang kuasa dan
juga untuk menghindari bencana atau penolak bala Desa Bugeman, Kecamatan Kendit,
Kabupaten Situbondo.Selain simbol rasa syukur kebudayaan Ojhung kepada sang kuasa,
kebudayaan ini juga digunakan oleh masyarakat Desa Bugeman sebagai pertandingan atau
hiburan desa setempat yang diikuti oleh masyarakat Desa Bugeman, meliputi anak-anak, para
pemuda desa, orang tua dan lain-lain.

4.6 Kebudayaan Pasuruan ( Yusrizal Jofi Firdaus )

Sumber:
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fsu
mut%2Fsejarah-8-februari-sebagai-hari-jadi-kota-pasuruan-kotanya-para-santri-
kln.html&psig=AOvVaw16ZoN3ud-
iYdjb9dys3ins&ust=1638332570390000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxq
FwoTCMiI1Mmev_QCFQAAAAAdAAAAABAD

28
Kota Pasuruan adalah sebuah kota yang berada di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota
Pasuruan terletak 60 km sebelah tenggara Kota Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur dan
355 km sebelah barat laut Kota Denpasar, Bali. Seluruh wilayah Kota Pasuruan berbatasan
dengan Kabupaten Pasuruan, dan kota ini bersuhu panas. Pasuruan juga memliki beberapa
kebudayaan.Kebudayaan ini yang menjadi ciri khas masyarakat pasuruan. Beberapa
kebudayaan tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

Mayoritas agama yang dipeluk oleh masyarakat pasuruan yaitu Islam.Namun, ada
beberapa kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat Pasuruan.Sedikitnya ada 5
kepercayaan berada di wilayah Kora Pasuruan.Kelima aliran terpantau mulai muncul dan
berkembang sejak 2012 silam. Kelima aliran kepercayaan itu, diantaranya Kawruh Batin Tulis
Tanpa Papan Kasunyatan; Sapto Darmo; Ilmu Sejati, Sangkan Paran Budi Luhur; dan
Paguyuban Ngesti Tunggal. Aliran-aliran kepercayaan tersebut tersebar dibeberapa tempat,
seperti di Mancilan, Jl Pasar Ikan, dan beberapa lokasi lainnya.Mereka terbentuk secara
berkelompok.Dipastikan keberadaan mereka tidak mengganggu umat beragama yang ada di
sekitar lokasi, di mana mereka tinggal.

Tentunya Bahasa Indonesia menjadi Bahasa formal yang digunakan di Kota Pasuruan.
Namun, dalam kesehariannya masyarakat Pasuruan menggunakan Bahasa Jawa karena kota
Pasuruan terletak di Pulau Jawa. Namun juga tidak sedikit masyarakat dalam kesehariannya
menggunakan Bahasa Madura. Sudah tidak lazim lagi bahwa Bahasa Madura sering digunakan
di pesisir utara Jawa Timur, khususnya di daerah Pasuruan

Sumber : https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3306225/makna-filosofi-busana-
isyana-khas-kabupaten-pasuruan
Pakaian adat yang ada di Kota Pasuruan yaitu “Isyana”.Busana khas pasuruan tersebut
berupa jubah lengkap dengan blankon kuncir.Busana tersebut mulai dikenalkan sejak tiga
tahun lalu dan selalu dipakai pejabat dalam sejumlah kegiatan terutama peringatan hari jadi
kabupaten.Perancang busana ini yaitu bupati Pasuruan Irsyad Yusuf atau Gus Irsyad.Secara
filosofis, Busana Isyana ini menggali semua potensi dan mewakili Kabupaten
Pasuruan.Wilayah Kabupaten Pasuruan pernah masuk dalam kekuasaan Mpu Sindok.Mpu
Sindok sendiri bergelar Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa saat diangkat menjadi
raja.Dinastinya disebut Dinasti Isyana. Maka dari itu, kata “Isyana” terbentuk dari sana.Jubah
warna gelap yang melengkapi busana khas tersebut melambangkan mayoritas warga
Kabupaten Pasuruan yang merupakan kalangan santri.Sementara hiasan bordir motif bunga
sedap malam di jubah melambangkan potensi UKM dan kekayaan alam.

29
Kota Pasuruan Merupakan kota yang memliki beberapa tarian khas. Masyarakat
melestarikan tarian tersebut supaya tidak tergeser oleh zaman. Tarian tersebut antara lain
Tarian terbang Bandung, Tari Merak Abyor, Kencring Wirasari, Pencak Silat Kuntu, Tabuh
Lesung dan Seni Hadrah Ishari.

Sumber :
https://1.bp.blogspot.com/X8A1vsdzYNg/WbNZAQh339I/AAAAAAAAAGk/am
3LapbTuacUIIWi4fvMbARcqVwfmBLnQCLcBGAs/s1600/terbang-bandung.jpg

Tari Terbang Bandung dimainkan oleh dua atau lebih grup ‘Terbang’ dimana
pemainnya adalah wanita. Istilah "bandung" berarti "Banding". Tari terbang Bandung terdiri
dari dua orang penabuh ketipung (kendang), satu orang penabuh jidor (bedug keci) dan empat
orang penabuh terbang (rebana berukuran medium) sekaligus penari.Durasi penampilan sekitar
10 menit.Untuk syair-syair lagu yang dimainkan kebanyakan bercerita tentang Hasan-Husein,
Fajar Shodiq, Fatimah dan lain sebagainya.Drama tari Terbang Bandung ini merupakan
perbandingan permainan instrumen, kecakapan menari dan kemegahan tata busana antara dua
grup terbang yang sedang bertanding.

Sumber : https://i0.wp.com/qudsfata.com/wp-content/uploads/2017/11/tm1-
1.jpg?fit=700%2C470&ssl=1

Tari Merak Abyor ini merupakan tari-tarian khas Pasuruan dan pernah ditampilkan
pada acara PON tahun 2000 di Sidoarjo, juga pernah meraih sepuluh penyaji terbaik Festival
Karya tari Merak pada Gelar Seni Budaya dan Pariwisata Jawa Timur tahun 1998/1999. Tari
merak abyor ini merupakan kreasi Sanggar Tari Dharma Budaya Pasuruan yang diilhami oleh
tari merak yang ada.

30
Sumber : https://fahmirizalaristi.files.wordpress.com/2016/06/fa6e0-
new03.jpg?w=320&h=256

Tari Kencring Wirasari adalah sebuah tari rakyat garapan Sanggar Tari
Dharma Budaya Pasuruan yang mengungkapkan gerak gemulai prajurit putri yang
sedang melepaskan lelah sambil menari.Tarian ini melambangkan semaraknya gerak
dan gemerincingnya gongseng sebagai penggugah semangat prajurit dengan gerakan
yang lincah, enerjik dan menarik. Tari Kencring Wirasari ini dijiwai oleh semangat
Suropati Wiranegara yang merupakan symbol perjuangan masyarakat Kota Pasuruan.

Sumber: https://lh3.googleusercontent.com/proxy/-
rUqlUebcgK5AtXTRs2G9rg6ZZVrdhKNGbJAsQ0Ps4C-K-
WRdPG_nE18_miZHwKcbaz4o8F15EcKGfUfb6sMFMRxwth6n5ku9-HInvk-
jZXCHaFdLZyB8eNS_mfKRK4W_tU1Sa8akeX7gEyfaFGw9TIsmZjfpQPtRfpE
_FY

Pencak Silat merupakan Seni bela diri tradisional asal Indonesia.Namun


didalamnya terdapat tarian yang mematikan.Campuran antara seni tari dan bela diri
yang membuat pencak silat unik.Di pasuruan sendiri, ada pencak silat yang terkenal
yaitu pencak silat kuntu.Pencak Silat Kuntu merupakan seni bela diri yan sudah cukup
tua usianya.Padepokan Pencak Silat Kuntu yang berada di Pedukuhan Mancilan sudah
ada sejak jaman Belanda.Pencak silat Kuntu teus berkembang dan telah menghasilkan
banyak pendekar.Pendekar Kuntu tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan fisik,
tetapi juga berusaha mengisi tubuhnya dengan kekuatan kanuragan sehingga memiliki
kekebalan tertentu.Selain untuk pertahanan diri, gerakan-gerakan dalam pencak silat ini
cukup indah dan mengandung nilai seni.

31
Sumber:
https://1.bp.blogspot.com/j5QJzb3NEvo/WbNbS8C9DFI/AAAAAAAAAG0/2rV
YouVESmIG2ptU1oQefLePFtLcgzCnQCLcBGAs/s1600/kotekanlesung291109-
590x379.jpg

Tabuh Lesung adalah suatu kesenian yang unik dan menarik dari Kota
Pasuruan.Kesenian ini dimainkan oleh masyarakat pedesaan saat musim panen padi
tiba.Dengan menggunakan lesung berukuran panjang kurang lebih 3 m, ditabuh oleh 6
orang atau lebih menghasilkan bunyi-bunyian yang indah untuk dinikmati.Selain
sebagai hiburan pada saat menumbuk padi, pada masa perjuangan Kotekan Lesung ini
dimanfaatkan sebagai isyarat rahasia untuk membantu para pejuang saat pasukan
Belanda tiba.Para penabuh biasanya memainkan lagu-lagu tertentu seperti Londo Teko
dan Rok-rok Asem.

Sumber : https://assets-a1.kompasiana.com/items/album/2018/12/15/dsc-0311-
2-5c13ee4412ae9404736f5df5.jpg

ISHARI adalah kelompok kesenian hadrah yang didirikan oleh K.H


Abdurrahim dari Pasuruan atas kemudian, begitu pesatnya pertumbuhan ISHARI itu
pada tahun 1959 K.H. Wahab Hasdullah membentuk sebuah wadah buat organisasi dan
dideklarasikan oleh tokoh- tokoh ISHARI, tapi pada waktu itu K.H Abdullah Wahab
sudah wafat (almarhum) dan digantikan oleh putra beliau(K.H Abdurrahim) yang
bernama K.H Muhammad bin Abdurrahim beliau berdua akhirnya membentuk wadah
dari jamiyah hadrah ini menjadi nama ISHARI

Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas tersendiri.Makanan khas tersebut


sebagai makanan sehari-hari atau sebagai oleh-oleh.Tenytunya Kota Pasuruan memiliki
beberapa makanan khas yang bisa dijadikan oleh-oleh

32
Pertama ada Bipang Jangkar.Jajanan legendaris masih eksis sejak 1948.Biasanya
bipang jangkar dilirik sebagai buah tangan, karena rasanya bervariasi. DIbuat dari beras
ketan, kini rasanya ada kopi, mangga, stroberi, susu vanila, kelapa, dan sebagainya.

Sumber : https://www.jejakpiknik.com/wp-content/uploads/2019/07/permen-
jahe-Foto-By-jetgriyomapan.com_-630x380.jpg

Permen jahe merupakan perpaduan antara rasa pedas dari jahe dan manis dari
gulanya. Ini yang membuat banyak orang ketagihan.Kemasan kertasnya yang masih
terjaga dengan tulisan aksara jawa menjadi nilai tersendiri bagi masyarakat pulau jawa
khususnya daerah Pasuruan.

Sumber:https://d99i6ad9lbm5v.cloudfront.net/uploads/image/file/7957/klpon_ceni
l_lupis_pasuruan_3.jpg

Terbuat dari tepung tapioka, cenil khas Pasuruan punya bentuk memanjang dan
warna-warni.Supaya rasanya lebih lezat, terdapat parutan kelapa di atasnya.Biasanya,
cenil mudah ditemukan di kawasan Apollo hingga Gempol.

Ada banyak makanan tradisional Kota Pasuruan yang belum disebutkan. Makanan
tradisional tersebut antara lain Nasi punel, Klepon, Botok Tempe, Rawon Sate Komoh
dan lain-lain.

Masyarakat Pasuruan merupakan masyarakat yang religius.Maka dari itu ada upacara
adat untuk memperingati sesuatu dalam kegiatan tertentu. Upacara tersebut dikenal
sebagai “Petik Laut”

33
Sumber : https://cdn.timesmedia.co.id/images/2018/03/20/Laut.jpg

Upacara adat petik laut merupakan upacara atau tradisi tahunan yang
dilakukan masyarakat kampung nelayan di Ngemplakrejo, Kabupaten Pasuruan,
Provinsi Jawa Timur.Dalam upacara ini, berbagai jenis kapal dikerahkan ke tengah laut
untuk dilarung.Pemandangan ini sangat menarik untuk menjadi destinasi wisata bagi
pengunjung domestik dan turis asing.Upacara ini merpakan ungkapan rasa syukur dan
sekaligus tolak bala.Warga berdoa bersama di suatu aula atau tempat pertemuan yang
telah ditentukan oleh panitia pelaksana.Kegiatan ini turut diwarnai dengan sedekah
makanan.Beragam kuliner khas jawa dibagikan kepada masyarakat yang hadir. Nasi
tumpeng, ayam bakar, urap-urap dan beragam masakan desa diberikan kepada
masyarakatyang ikut doa bersama.

4.7 KEBUDAYAAN BANYUWANGI (Asyitah Nabila)

Kebudayaan yang terdapat di Banyuwangi beraneka ragam, karena letak geografisnya


yang dekat dengan Pulau Bali. Suku asli Banyuwangi adalah suku Osing dan Suku yang
menetap di banyuwangi yaitu suku Jawa dan suku Madura. Banyuwangi memiliki
bahasa tersendiri dari suku Osing, bahasa Osing hampir sama dengan kosa kata bahasa
Bali yaitu Tusing Masyarakat Banyuwangi memiliki ciri khas Osing karena
kecenderungan menarik diri dari dengan masyarakat pendatang setelah perang Puputan
Bayu. Suku Osing memiliki budaya yang unik seperti Kebo-keboan, Barong Ider Bumi,
Gandrung.

Suku Madura di Banyuwangi sebagian besar bekerja sebagai nelayan di daerah


pesisir; di perkebunan dan sebagai pedagang. Suku Madura di Banyuwangi sebanyak
56% dari keseluruhan penduduk Banyuwangi, kebudayaan Suku Madura di
Banyuwangi, diantaranya Macaan, Petik laut.Dan Suku terakhir adalah Suku Jawa,
kebudayaan Suku Jawa di Banyuwangi yaitu Baritan, Sapi-sapian.

34
Sumber : https://perkim.id/cagar-budaya/keunikan-rumah-adat-osing-banyuwangi/

Rumah adat yang terdapat di Banyuwangi yaitu rumah adat suku Osing dapat
dijumpai di Desa Kemiren Banyuwangi dan itu sudah tidak banyak lagi. Dan juga ada
bangunan paglag, yaitu semacam gazebo seperti menara yang cukup tinggi dan
dibangun di sekitar sawah ketika menjelang panen.

Sumber : https://asyraafahmadi.com/in/pengetahuan/spesialisasi/persenjataan/senjata-
tradisional/buding/

Senjata tradisional Banyuwangi adalah Bunding, Bunding adalah senjata berbentuk


pisau besar mirip seperti golok dengan sarung yang terbuat dari kayu. Bunding berasar
dari suku Osing Banyuwangi yang digunakan sebagai pekerjaan, mempertahankan diri
dari binatang buas dan ancaman musuh.

Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gandrung_Banyuwangi

Kesenian khas Banyuwangi yang paling terkenal di Banyuwangi adalah


Gandrung.Gandrung dimainkan oleh lelaki, dan berupa pentas tari juga nyanyian yang
dimainkan semalaman, tari Jejer Gandrung sebagai bagian dari kesenian gandrung
sebagai tari selamat datang di berbagai acara.

35
Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gamelan

Musik tradisional Banyuwangi contohnya ialah Gamelan, nada yang digunakan


adalah laras sledro jawa, teknik memainkankannya cepat juga dinamis seperti gamelan
Bali. Selain itu juga ada Kuntulan yang menggunakan instrument terbang (rebana),
merupakan pengaruh budaya Islam.Juga ada music Gedhongan atau Othek yang biasa
dimainkan oleh kaum Ibu dari keluarga petani.

Sumber : https://m.merdeka.com/jatim/kebo-keboan-upacara-tradisi-di-banyuwangi.html

Berbagai upacara adat Banyuwangi masih banyak di lakukan.Suku Osing memiliki


beberapa tradisi seperti Kebo-keboan, mepe kasur, Tumpeng sewu, Barong, Seblang,
Gredoan.Sementara itu, untuk upacara adat Banyuwangi yang dilakukan golongan
lainnya, yaitu tradisi petik laut, ritual Nyepi, Melasti, dan Ogoh-Ogoh; tradisi jenang
suro dan endog-endogan; tradisi Imlek dan perayaan Cap Go Meh; Tradisi Saulak.

Sumber : https://www.kompas.com/food/read/2020/09/30/150700875/15-makanan-khas-
banyuwangi

Makanan khas banyuwangi ada berbagai macam yaitu Pecel pitik Pecel pitik
merupakan makanan yang berisi nasi dengan lauk ayam. Lauk ayam ini menjadi ciri
khas pecel pitik; Rawon Penyajian rawon biasa dilengkapi dengan nasi putih, taburan
kecambah, sambal dan kerupuk udang; Rujak soto Makanan ini terdiri dari rujak
sayuran dengan isi rebusan kangkung, kacang panjang, kubis, kembang turi, tahu dan
tempe. Kemudian disiram dengan kuah soto dan tambahan daging babat; Pindang

36
koyong adalah olahan ikan berkuah. Daging ikan lembut direbus bersama kuah
berbumbu yang benig, lalu ditambahkan irisan belimbing wuluh dan cabai rawit;dan
sebagainya.

4.8 KEBUDAYAAN MALANG ( Miftahul fudin cahyaningtrias )

Malang adalah salah satu Kota terbesar di jawa timur.Salah satu Kota paling keren
yang menawarkan latar belakang alam yang mempesona. Bahkan, Malang disebut
dengan banyak nama. Dari Kota apel, Kota batu, kota budaya, jawa timur di paris, kota
susu, kota kuliner hingga kota militer. Selain itu, Malang juga merupakan pusat
perbelanjaan dan pariwisata yang menyenangkan.Tidak jarang wisatawan lokal
maupun mancanegara datang ke Malang untuk menikmati keragaman wisata
budaya.maka tak heran jika malang memiliki banyak destinasi wisata yang tak
terlupakan.

Pada dasarnya, malang memiliki kebudayaan yang banyak sekali. Salah satunya yaitu
malang memiliki berbagai Bahasa yang dinilai unik dan sudah menjadi ciri khas sebagai
identitas budaya mulai dari Bahasa jawa timuran, hingga bahasa walikan ( kebalikan ).
Namun mayoritas masyarakat malang menggunakan boso walikan, atau dalam Bahasa
Indonesia berarti Bahasa yang dibalik. Hal ini karena kebanyakan kata dalam Bahasa
malang diucapkan dengan cara dibalik. Seperti “kamu” menjadi “umak”, “saya”
menjadi “ayas” dan lain-lain. Tidak hanya itu. Membalik kata dalam Bahasa malangan
juga harus nyaman saat didengar. Misalnya kata “suwun” atau dalam Bahasa Indonesia
berarti terima kasih. Misalnya “terima kasih” berasal dari bahasa jawa “suwun” kalau
dibalik harusnya jadi “nuwus”. Tapi karena tidak nyaman didengar akhirnya diucapkan
jadi '”nowus”.
Keunikan bahasa Malangan yang menjadi ciri khas bukan tanpa alasan. Hal tersebut
dikarenakan bahasa Malangan sebagai petunjuk identitas agar masyarakat Malang lebih
mudah dikenali dengan gaya bahasa yang digunakannya dalam berkomunikasi.
Meskipun awalnya terdengar asing, namun tidak butuh waktu lama untuk memahami
pesan dengan gaya Malangan tersebut. Penggunaan bahasa yang fleksibel dengan
penggunaan bahasa Jawa atau bahasa Indonesia, membuat bahasa Malangan tidak
terlalu sulit untuk dipahami.
Meskipun demikian, bahasa Malangan tentu harus terus dijaga agar masyarakat
Malang tidak kehilangan identitas budayanya. Memang, bahasa sudah digunakan
sehari-hari dalam berkomunikasi, namun tetap harus terdapat bentuk penjagaan agar
tidak tergusur oleh bahasa modern lainnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika
bahasa tersebut disebarluaskan agar semakin populer dan semakin menarik untuk
digunakan dalam berkomunikasi.

37
Sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/pakaian-pengantin-malang-keprabon/
Seperti yang kita ketahui, pakaian adat merupakan ciri khas kebudayaan suatu daerah.
Kota malang memiliki ciri khas tersendiri dalam penggunaan busana pernikahan. Salah
satu pakaian pengantin yang biasa digunakan oleh masyarakat malang adalah busana
pengantin malang keprabon. Dalam pakaian ini, si mempelai perempuan menggunakan
sanggul dengan bentuk ukel keprabon dan menggunakan perhiasan kepala jamang yang
menyerupai mahkota. Selain itu, perhiasan lainnya digunakan oleh mempelai
perempuan dan laki-laki berupa kalung hara, klat bahu, keyora fatma, subang kundela
yang digunakan di telinga,3 buah gelang kono, cincin yang disematkan di jari telunjuk
dan ibu jari, binggel kono untuk hiasan kaki, dan pending pitaloka sebagai aksesoris
pinggang. Untuk pakaian, baik mempelai perempuan maupun mempelai laki-laki
menggunakan dodot taman sari dan kain nyamping malangan. Yang berbeda adalah
penggunaan dodot untuk mempelai perempuan yang menutupi dari bagian dada sampai
kaki sedangkan mempelai laki-laki menggunakan dodot dari pinggang sampai kaki.

Sumber : https://surabaya.liputan6.com/read/4086624/mengenal-4-tari-tradisional-
khas-malang
Kebudayaan yang ke tiga adalah tari topeng malangan. Tari topeng adalah salah satu kesenian
tari tradisional yang sekilas mirip dengan wayang wongan atau wayang orang. Saat menari,
para pemain menggunakan topeng. Mereka harus menjiwai karakter topeng bisa menjiwai
gerak tariannya juga. Tari topeng malangan mengandung makna kehidupan dari watak
manusia,yang terkadang Bahagia, sedih. Tertawa, malu dan lainnya. Makna dari hal ini bisa
dilihat jelas bahwa dari banyaknya karakter topeng yang digunakan dalam kesenian tari ini.
Selain karakter topengnya, makna bisa dilihat dalam penggunaan warna topengnya. Contoh
warna putih melambangkan kesucian, warna hijau melambangkan kehidupan dan warna merah

38
melambangkan hawa nafsu. Salah satu Gerakan tari yang khas dalam tari topeng malangan
ialah kedua kaki dibuka lebar kurang lebihnya jaraknya tiga telapak, dengan posisi kaki
mengahadap kesamping kanan dan kiri. Gerakan ini sering disebut tanjak. Sama seperti
Gerakan tarian lainnya, tari topeng malangan juga membutuhkan Gerakan seluruh tubuh, mulai
dari kepala, tangan, badan hingga kaki. Untuk detail gerakannya, sesuai dengan kisah yang
dibawakan.

Sumber : https://sweetrip.id/kuliner/resep-bakso-malang-komplit
Salah satu makanan daerah khas malang yaitu bakso malang. Bakso biasanya hanya
berisikan daging bulat dengan sayuran lalu tahu dan kuah. Sedangkan bakso malang benar
benar komplit. Dimulai dengan baksonya sendiri, tahu putih dan pangsit.Dan ciri khas
makanan ini adalah bakwan yang renyah. Tambahannya adalah kuah hangat yang gurih. Semua
tersaji menjadi satu, menambah kenikmatan dalam menyantap kuliner satu ini. Bakso malang
memiliki bakso berukuran kecil dengan warna yang sedikit kecoklatan. Tekstur baksonya yang
empuk oleh daging Ketika disantap.

Sumber : https://lifestyle.sindonews.com/berita/1371651/156/mengenal-entas-entas-
ritual-adat-asli-arek-malang
Kebudayaan terakhir yaitu upacara adat entas-entas. Entas-entas merupakan salah
ritual upacara adat yang sampai sekarang masih sering diadakan. Upacara ini sering
dilakukan oleh masyarakat daerah Tengger di desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten
malang. Penduduk di Kawasan yang terletak tidak jauh dari gunung bromo mayoritas
beragama hindu. Istilah entas-entas berasal dari Bahasa jawa “entas” yang artinya
mengangkat. Tujuan upacara ritual ini biasanya diadakan untuk memperingati kematian
agar arwah dan keluarga yang telah meninggal bisa diangkat sehingga mendapatkan
tempat yang lebih baik. Upacara ini juga bisa disebut sebagai ritual penyucian roh
leluhur. Saat melakukan ritual, keluarga yang ditinggalkan biasanya menyediakan
boneka Bernama petra sebagai tempat arwah Kembali. Boneka tersebut terbuat dari

39
daun dan Bunga dan nantinya akan dibersihkan oleh seorang pemandu adat. Selain
boneka, keluarga juga menyediakan kulak yaitu wadah bamboo berisi beras, kambing
putih sebagai kendaraan roh, dan kain Panjang yang dibentangkan. Inti dari upacara
kematian ini adalah mengembalikan manusia kepada unsur alaminya, yaitu tanah, kayu,
air dan panas. Upacara ini sekilas mirip dengan upacara ngaben di bali namun bedanya,
yang dibakar disini adalah boneka sebagai perwujudan keluarga yang telah meninggal.

4.9 KEBUDAYAAN MADURA (Farah Salsabil Rahma)

Sumber: https://travel.kompas.com/read/2021/08/28/093100927/suku-madura-
penghuni-pulau-madura-yang-gemar-merantau?page=all

Suku Madura merupakan suku bangsa yang paling banyak penduduknya di


Indonesia.Orang Madura berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya lainnya
seperti Kangean, Raas, Sapudi dan Gili Raja.Orang Madura tersebar di berbagai tempat
di Indonesia, khususnya Jawa dan Kalimantan.Pulau Madura selalu ramai dikunjungi
wisatawan pada waktu-waktu tertentu, yang tidak mengherankan.Apalagi saat
menggelar upacara adat. Di sisi lain, bahasa Madura mudah dikenali karena aksen dan
dialek tradisionalnya yang kental. Hal ini tentu saja membuat orang Madura sangat
menonjol ketika berbicara, sekalipun berbahasa Indonesia.
Di Pulau Madura terdapat beberapa dialek, antara lain:
1. Dialek Sampang
2. Dialek Bangkalan
3. Dialek Pamekasan
4. Dialek Kangean
5. Dialek Sumenep
Dialek standar yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Madura adalah dialek
Sumenep.

40
Sumber: https://greatnesia.id/senjata-tradisional-madura/

Clurit / Arit adalah senjata tradisional di Jawa Timur yang berasal dari suku Madura.
Rokhyanto dan Marsuki mencontohkan dalam judul Sikap Masyarakat Madura
Terhadap Tradisi Carok: Kajian Fenomenologis Nilai Budaya Masyarakat Madura
(2015) bahwa arit merupakan senjata melengkung dengan ujung yang sangat tajam,
digunakan dalam duel maut untuk menjaga harga diri. , yaitu budaya carok.Namun,
ketika tanah Madura diduduki oleh Belanda dan sekutunya, arit menjadi senjata utama
Madura melawan kolonialisme.Sabit yang digunakan oleh Madrasah biasanya
membawa ritual tradisional, yang memberikan arit kekuatan magisnya.

Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pakaian-adat-madura/

Sumber: https://budayaindonesiaaa.wordpress.com/2014/12/21/baju-pesaan/

Pakaian adat pria (pesanan) Pesa'an adalah kemeja hitam longgar yang dipadankan
dengan kemeja bergaris merah hitam, atau merah putih.Warnanya melambangkan
ketegasan dan keberanian.Tatanan tersebut dipadukan dengan celana panjang longgar
di sepanjang mata kaki pria. Pakaian akan dikenakan dengan odheng (ikat kepala).
Menggunakan ikat kepala dalam posisi tegak telah menjadi simbol status pria di
masyarakat.

Pakaian adat wanita madura biasanya memakai kebaya Ranconan atau pakaian adat
transparan berbentuk kutu baru, dengan bra kontras yang pas di badan.Pakaian memiliki
makna filosofis menghargai keindahan dan keindahan tubuh.Bagian bawah adalah

41
sarung batik dengan berbagai pola. Biasanya dilengkapi dengan odhet atau stagen
sepanjang 15 cm untuk membuat pinggang terlihat ramping.

Sumber: https://www.facebook.com/306227672882100/photos/tari-muang-sangkal-tari-
tradisional-yang-selalu-ditampilkan-untuk-menyambut-keda/1380062552165268/

Tari Muang Sangkal merupakan salah satu kesenian khususnya seni tari yang populer
dan menjadi ikon di Pulau Madura.Tari Muang Sangkal yang berasal dari Kabupaten
Sumenep, Madura adalah tarian yang dilakukan untuk ritual tolak bala atau menjauhkan
dari bahaya.Ciri khas dari Tari Moang Sangkal ini ada pada jumlah penarinya yang
harus ganjil dan penari tidak boleh dalam keadaan menstruasi (datang bulan).Para
penari juga membawa sebuah mangkok kuning (cemong) yang isinya aneka macam
kembang.

Tari Rondhing menampilkan parade yang berlangsung pada zaman penjajahan dahulu
kala. Oleh karena itu, tari memiliki nama lain yaitu tari Barris. Gerakan-gerakan dalam
tarian ini tidak terlepas dari hantaman kaki di lantai.Para penari juga terlihat sangat
tegap dan lincah.Tarian Madras ini umumnya dibawakan oleh enam orang penari.Saat
ini tarian ini digunakan sebagai tarian untuk menyambut tamu yang dianggap
penting.Selain itu, sering dilakukan pada upacara pembukaan acara di daerah
Madura.Dulu yang menari hanya laki-laki, tapi sekarang perempuan sering terlihat
menari.

42
Sumber: http://annujum17.blogspot.com/2015/06/tari-peccot.html

Tarian Pecut merupakan tarian yang terinspirasi dari Tari Kelana atau Tari
Ngremo.Tarian ini memiliki gerakan yang dinamis, dan para penari menggunakan
lonceng di kakinya untuk membuat tarian lebih hidup dan hidup.Tarian Madura juga
dilakukan secara kolektif dan membawa cambuk. Cambuk akan membuat raungan
keras. Biasanya para pemuda dan pemudi menampilkan tarian ini pada pembukaan
acara Karapan Sapi di Madura.

Sumber: https://merahputih.com/post/read/tajin-sobih-bubur-khas-madur-yang-menggugah-
seleratajin-sobih-bubur-khas-madura-sekali-lirik-langsung-pengin-cicip

Tajin sendiri adalah istilah untuk memasak bubur, dan nama Sobih adalah nama
sebuah desa kecil di Kabupaten Karan Madura. Kelezatan semacam ini biasanya
dijajakan oleh ibu-ibu yang sudah lanjut usia, digendong di atas kepala, dan dijajakan
kemana-mana. Hidangan ini terdiri dari berbagai isian, ada yang mirip dengan bubur
sumsum tulang, dan ada jenis lainnya.Kemudian simpan makanan di atas daun pisang
dan tambahkan saus gula merah. Rasa masakan ini manis dan gurih. Selain tepung
kanji, jajanan lain yang juga dijual adalah lopes dan cette.

43
Sumber: https://travelingyuk.com/rujak-corek/114433

Namun, rujak ini memiliki beberapa keunikan di wilayah Madura.Rujak ini


disebut rujak corek.Nama ini didasarkan pada bagaimana salad dibuat.Bahan utama
salad adalah mentimun.Cuci mentimun dan kupas.Kemudian bagian dalam yang
lembut "dikikis" atau dikeruk, dan dicampur dengan bumbu khusus di dalam
lesung.Setelah tercampur rata dengan bumbu, masukkan bumbu ke dalam timun yang
sudah dikeluarkan.Cara memakannya adalah dengan menggigit jus mentimun.

Sumber: https://lifestyle.okezone.com/read/2017/09/29/298/1785683/okezone-week-
end-menilik-sejarah-dan-keistimewaan-sate-madura

Makanan khas Madura adalah Sate Madura.Siapa yang tidak kenal dengan jajanan
yang satu ini. Berbicara tentang sate, semua orang pasti akan memperhatikan sate
madura. Bahan sate yang digunakan sangat beragam dan ada yang berbahan dasar
ayam, sapi atau kambing. Sedangkan untuk bumbu satenya terbuat dari kacang tanah,
kecap, dan beberapa bumbu lainnya. Daging yang dipotong kecil-kecil ditusuk dengan
bambu kecil, kemudian dibakar di atas api arang, setelah setengah matang disangrai
dengan bumbu. Setelah matang, angkat bumbu dan tuangkan di atas sate. Makanan jenis
ini paling enak disajikan hangat dengan lontong.

Sumber: https://lifestyle.okezone.com/read/2017/09/29/298/1785683/okezone-week-end-
menilik-sejarah-dan-keistimewaan-sate-madura

Selain sate, makanan khas Madura lainnya yang terkenal di daerah ini adalah Soto
Madura (Soto Madura). Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki masakan ala Soto,
namun rasa dan bahan Soto berbeda-beda di setiap daerah. Seperti halnya soto madura,
soto ini juga sangat khas, kuahnya menggunakan kemiri. Ternyata warna kuahnya
menjadi kuning keruh, dengan aroma yang agak khas. Bahan baku dasar pembuatan
Soto Madura adalah ayam, ditambah bumbu lainnya. Masakan ini enak disantap dengan
nasi panas, ditaburi bawang goreng dan kentang yang diiris tipis sebelum digoreng.

44
Sumber: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5517586/mengenal-karapan-sapi-tradisi-
khas-masyarakat-madura

Setiap bulan Agustus/September, masyarakat Madura akan mengadakan tradisi


tahunan Karapan Sapi. Dalam tradisi ini, setelah balapan, para joki berlomba dengan 2
ekor sapinya untuk kecepatan hingga garis finis.

Sumber: https://gambarmadura.wordpress.com/2011/11/24/upacara-adat-nadar-nyadar-di-
sumenep/

Upacara Nadar adalah tradisi mendoakan leluhur yang sudah meninggal. Upacara ini
dilakukan tiga kali dalam setahun, dan biasanya berlangsung dengan sangat
meriah.Nadar dimulai pada sore hari, di mana masyarakat akan datang ke makam
leluhur.

Sumber: https://rahmadhidayat404.wordpress.com/budaya/petik-laut-atau-sadakoh-bumih/

Tradisi yang juga dikenal dengan nama Petik Laut ini dilaksanakan sebagai ungkapan
rasa syukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME.Rokat Tase umumnya dimulai
dengan pembacaan istighosah dan tahlil, kemudian diikuti dengan menghanyutkan
sesaji ke laut.

45
Sumber: https://www.lontarmadura.com/syukuri-sumber-air-warga-gelar-ojung/

Ritual Ojung adalah sejenis permainan tradisional yang melibat dua orang pemain,
khususnya laki-laki, di mana keduanya akan beradu fisik dengan membawa senjata
rotan sepanjang 1 meter sebagai alat pukul.Ritual Ojung biasanya dilakukan dengan
tujuan memohon turunnya hujan.

4.10 KEBUDAYAAN PONOROGO (Yusuf Muhammad Irfan)

Kabupaten Ponorogo biasa dikenal dengan sebutan Kota Reog atau Bumi
Reog karena daerah asal dari kesenian Reog. Setiap tahun Kota Ponorogo merayakan
Grebeg Suro pada bulan Muharram dan juga Pesta rakyat. Pada acara tersebut
ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, yaitu Festival Nasional Reog
Ponorogo, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah
Doa di Telaga Ngebel.

Sumber: 5 Tokoh Reog Ponorogo Paling Penting Perannya


(superadventure.co.id)

Kabupaten Ponorogo sebagai sebuah kota yang di kenal dengan asal Atraksi Reog
Ponorogo memiliki beragam objek dan daya tarik wisata. Tentu saja sebagai atraksi
utamanya adalah Reog itu sendiri. Namun sebagai kota asal Seni Budaya Reog, ternyata
tidak setiap hari kita bisa menjumpai pagelaran seni tradisional ini.

46
Banyak pertanyaan yang diajukan oleh wisatawan lokal ataupun mancanegara,
bahkan masyarakat dari daerah di luar Kabupaten Ponorogo yang menanyakan tentang
Reog Ponorogo. Pertanyaan yang sering kali sulit dijawab adalah ”Kapan saya bisa
melihat Reog Ponorogo di sana?” atau “Apakah Reog selalu ada saat saya berkunjung di
sana?” atau yang satu ini, “Di mana saya bisa melihat Reog bila sewaktu-waktu
berkunjung kesana?”. Hal tersebut sangat sulit dijawab bahkan oleh sebagian besar
masyarakat Ponorogo. Kebanyakan jawaban yang diberikan yaitu seputar Grebeg Suro
dan Festival Reog yang diselenggarakan di Aloon-aloon Ponorogo.

Hal itu tentu saja aneh, mengingat Ponorogo sebagai kota asal Reog, namun ternyata
tidak lazim diadakan sebagai rutinitas untuk menarik kunjungan wisatawan. Setelah
mengkonfirmasi masalah tersebut dengan Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Ponorogo,
ada sedikit harapan bagi semua kalangan masyarakat untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan di atas.

Disparda Ponorogo menjelaskan, bahwasanya Kab. Ponorogo memiliki rutinitas


untuk menampilkan Reog Ponorogo sebagai Atraksi Budaya. Rutinitas diadakan
bertepatan dengan adanya bulan purnama atau setiap tanggal 14 menjelang 15 kalender
jawa atau kalender islam. Beberapa alasan yang muncul adalah karena biaya pengadaan
pagelaran Reog tidak sedikit, sehingga di jadwalkannyalah pada setiap Malam Bulan
Purnama.

Sumber: √ 11 Makanan Khas Ponorogo + Harga dan Rekomendasi Resto


(foodnesia.net)

Makanan khas Ponorogo yang tidak kalah viral yaitu adalah Jenang Mirah,
Jenang atau biasa disebut dodol menjadi salah satu makanan khas Ponorogo yang sangat
diburu oleh pengunjung dari luar kota.

Berasal dari pencetusnya yang bernama Mirah.Jenang mirah dapat ditemui di


outletnya di Jalan Raya Ponorogo-Trenggalek Km 7 dan di toko oleh – oleh lainnya.
Rasanya yang menggugah selera terdiri dari rasa manis, legit, dan memiliki aroma harum
yang khas pembuatnya. Jenang mirah terbuat dari beras ketan, gula kelapa dan santan
kelapa tanpa bahan pengawet. Proses memasaknya pun masih terbilang tradisional
menggunakan tungku kayu. Jenang ini dapat bertahan di luar ruangan selama satu

47
minggu.

Sumber : Banyuwangi - Merdeka.com | Tahun baru Hijriyah, warga Banyuwangi gelar


Festival Grebeg Suro

Grebeg Suro adalah acara tradisi budaya tahunan masyarakat Ponorogo dalam wujud
pesta rakyat. Terdiri dari Festival Nasional Reog Ponorogo, Pawai Lintas Sejarah dan
Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel. Grebeg Suro merupakan
acara tahunan yang dirayakan setiap tanggal 1 Muharram (1 Suro pada kalender Jawa).
Acara ini merupakan kegiatan awal dalam menyongsong Tahun Kunjungan Wisata Jawa
Timur setiap tahun.
Rangkaian Grebeg Suro dengan penyerahan pusaka ke makam bupati
pertama Ponorogo. Kemudian disusul pawai menuju pusat kota dengan
menunggang bendi dan kuda yang dihiasi yang diiring bersama-sama. Selanjutnya ada
Festival Nasional Reog Ponorogo di alun-alun kota yang terletak di Pusat Kota. Tak
hanya Reog asli Ponorogo saja yang tampil ketika Grebeg Suro dimulai, Reog di Jawa
Timur bahkan dari Kutai Kartanegara, Jawa Tengah, Balikpapan, dan Lampung akan
turut tampil memeriahkan festival ini.

48
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,


yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Indonesia adalah Salah satu negara yang
memiliki keberagaman kebudayaan yang menarik dan unik serta dikenal di berbagai
negara.Provinsi Jawa Timur adalah provinsi yang terkenal dengan kekayaan
keberagaman suku. Penduduk bersuku Jawa hampir menyebar diseluruh wilayah Jawa
Timur, namun ada suku-suku lain seperi Suku Madura yang mendiami wilayah Pulau
Madura dan juga sebagian daerah Tapal Kuda, di daerah tersebut, Suku Madura menjadi
mayoritas suku yang dianut oleh penduduknya. Terdapat juga Suku Kangean yang
mendiami Pulau Kangean.Selain penduduk asli, terdapat juga para pendatang yang
merupakan orang dari luar Jawa Timur, yaitu Tionghoa yang merupakan suku yang
signifikan dan dapat menjadi mayoritas dibeberapa daerah di Jawa Timur.Bahasa yang
resmi digunakan di Jawa Timur adalah Bahasa Indonesia.Sebagian besar penduduk
Jawa Timur berkomunikasi dalam Bahasa Jawa. Di Ibu Kota Jawa Timur, yaitu Kota
Surabaya, bahasa yang digunakan dalam keseharian adalah Bahasa Jawa dengan dialek
Surabaya, atau yang biasa dikenal dengan sebutan ‘Suroboyoan’. Jawa Timur juga
memiliki kesenian yang menyerupai barongsai, yang biasanya ditemui di dua daerah,
yaitu Kota Bondowoso dan Kota Jember.Daerah Jawa Timur memiliki kebudayaan dan
adat istiadat yang mendapatkan banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, yang dikenal
sebagai Mataraman. Penduduk Jawa Timur, mempunyai ikatan yang berdasarkan
persahabatan, dan territorial. Umumnya, penduduk Jawa Timur menganut perkawinan
monogami.

5.2 Saran

Keberagaman kebudayaan Jawa Timur merupakan kebudayaan yang


terbentuk dari berbagai macam suku, ras, maupun agama yang berbeda-beda sehingga
banyak tantangan-tantangan yang selalu menakuti tentang keutuhan nilai kebudayaan,
maka dari itu kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus tetap mempertahankan
dan melestarikan kebudayaan yang ada di daerah kita supaya menuju bangsa yang
luhur, abadi, makmur dan bermartabat.

49
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Supriyono, A, Richard. Hartono, Samuel. “Taman Seni dan Pusat Pelatihan Kebudayaan
Tradisional Jawa Timur di Kediri” Jurnal eDimensi Arsitektur Vol. 1, No. 2. Surabaya.
2013.
Darmoko.“Budaya Jawa Dalam Diaspora: Tinjauan Pada Masyarakat Jawa di Suriname”
Jurnal.Universitas Indonesia.
Rakhman, Arif. “Sanggar Teater di Yogyakarta” Laporan Keuangan. (Tanpa Tahun).
Aguspri. “Kebudayaan Jawa Timur” (Tanpa Tahun).
Wahyu Teropong, 2021. Mempertahankan peradaban seni budaya masyarakat
Situbondo.Situbondo.
Sasongko, Aditya Dimas Wahyu (2014). "Pengembangan Desain Motif Kerang pada Batik di
Desa Peleyan ".Situbondo.
Moh.Imron, 2009. Komunitas Penulis Muda Situbondo ”Lezatnya Tajin Palappa”. Situbondo
Siregar Riyan. 2018. Mempopulerkan makanan tradisional lewat tajin palappa.
Disertasi.Yogyakarta. Universitas negeri Yogyakarta.
Islama, Nur Sofi. 2013. “Nilai-Nilai Kekerasan Dalam Tradisi Ojung Masyarakat Desa
Bugeman,Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo”. Skripsi. Jember:
Universitas Jember.
Alifian, Muhammad Afnani. 2021, Ragam ojung ritual selamatan desa masyarakat Bugeman.
Situbondo.
Oktarina, C.A. 2010. PERAN CAK DAN NING SURABAYA DALAM STRATEGI
PROMOSI K OTA SURABAYA. 4 (2): 385-396
Goenawan, S.T., S., Arief Agung, dan Cahyadi, J. 2018.Perancangan Video Profile Gulat Okol
Se bagai Media Pendukung Destinasi Wisata Budaya di Surabaya.Jurnal
Universitas Kristen Petra. 4 (2): 310-348
Kartika, P.C., dan Mubarok, I.W. 2017. ISTILAH ASING PRODUK BAHASA
SUROBOYOAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KEARIFAN LOKAL
KOTA SURABAYA: K AJIAN SOSIOLINGUISTIK. Istilah Asing. 2 (1): 59-68
Setiawan, A., Yarno, dan Wijayadi, H. 2015. Tari Sparkling Surabaya Kajian Struktur, Makna
Si mbol, dan Identitas. Didaktis. 15 (3): 1-136
Afandi, A. 2008.Surabaya ya Rujak Cingur [Online], 1 Juni. Didapat dari:
http://arifafandi.blogdetik.com/2008/06/01/surabaya-ya-rujak-cingur/ [Diakses 26 November
2021]
Pinem,Alpandi.2020.” Tragis! Ritual ojung, tradisi mendatangkan hujan dengan meneteskan
darah dari bondowoso”,” https://correcto.id/beranda/read/34060/tragis-ritual-ojung-tradisi-
mendatangkan-hujan-dengan-meneteskan-darah-dari-bondowoso”, diakses pada 27 November
2021 pukul 10.20.
Agmasari,Silvita.2016.”Bondowoso Juga Punya Batik,Ini Pembuatannya..”.
https://travel.kompas.com/read/2016/06/01/150500827/bondowoso.juga.punya.batik.ini.keuni
kan.pembuatannya.,diakses pada 27 November 2021 pukul 10.24.

50
Satrio,Agusta Ferry.2016.”Tradisi Ojung hingga Murid Sunan Kalijag di Bondowoso6”,
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/136247/tradisi-ojung-hingga-murid-sunan-
kalijaga-di-bondowoso , diakses pada 27 November 2021 pukul 10.30.

Lin rachmawaty, 2012, “Lawikan kera ngalam di tengah arus globalisasi”, surabaya.

Asnaya danirmala, 2018, “Makna simbol pesan pakaian adat pernikahan malangan keprabon
dalam prosesi adat temu manten”, malang.

Melany, 2015, “Tari topeng malangan sebagai alternatif wisata budaya kota malang” , malang.

Budi Hartono, Umi Wisapti Ningsih, dan Nila Fithria Septiarini, 2011, “Perilaku konsumen
dalam pembelian bakso di malang” malang.

Julian dwi masyithoh, 2021, “KOMUNIKASI RITUAL ENTAS-ENTAS DI DESA NGADAS


KABUPATEN MALANG”, Universitas Muhammadiyah Malang

Litaay, Adeline Grace M. "Harmonisasi Dalam Perbedaan: Representasi Nilai-Nilai Islam Dan
Hindu-Budha dalam Tari Muang Sangkal dari Sumenep, Madura." In The 6th LITERARY
STUDIES CONFERENCE, vol. 11, p. 96. 2018.

Rochana, T., 2012. Orang Madura: Suatu Tinjauan Antropologis. Humanus, 11(1), pp.46-51.

Karuniawati, I. (2009). TRADISI KARAPAN SAPI SEBAGAI INDEKS, IKON, DAN SIMBOL
KEBUDAYAAN MADURA (SEBUAH ANALISIS SEMIOTIKA) (Doctoral dissertation,
University of Muhammadiyah Malang).

Fadli, F., & Sudrajat, A. (2021).Praktik Sosial Kolektor Keris Di Kabupaten


Jombang.Paradigma, 10(1). Retrieved from
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/42931 (diakses 22 September
2021)

Ayu Titis R, S. & Wahyudi (2017), Rekonstruksi Gerak pada Tari Remo Tawi Jombang
https://journal.isi.ac.id/index.php/joged/article/view/1890 (diakses 29 November 2021)

Wiwit, D, F. (2018), Digitalisasi Kuliner dan Wisata Halal Daeraj Jombang Melalui Aplikasi
"Jombang Halal Tourism" https://journal.trunojoyo.ac.id/dinar/article/view/5004 (diakses 29
November 2021)

LULUK SHOIMAH, NIM.: 121211132017 (2016) VARIASI BAHASA JAWA DI


KABUPATEN JOMBANG: KAJIAN DIALEKTOLOGI. Skripsi thesis, Airlangga
University. https://repository.unair.ac.id/56270/ (Diakses 29 November 2021)

51
Vita Ayu Anggraeni, 2018, “Tidak Hanya Reog, Anda Harus Tahu Budaya lain dari
Ponorogo”[Foto] Tidak Hanya Reog, Anda Harus Tahu Budaya Lain dari Ponorogo Ini
(goodnewsfromindonesia.id) Diakses pada 29 November 2021

Dewi Ayu Permatasari, 2010, “Pentas Reyog Malam Bulan Purnama sebagai Atraksi Wisata
Rutin di Kabupaten Ponorogo” Pentas Reyog Malam Bulan Purnama sebagai Atraksi Wisata
Rutin di Kabupaten Ponorogo | Ponorogopedia's Blog (wordpress.com) Diakses 29 November
2021

Akta Notaris Nomor 02 Tahun 2006 tentang Perkumpulan Dewan Kesenian Jember (DKJ)
(arsip Gatot Sukarman).

Bruce J. C. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar, terjemahan oleh Sahat Simamora. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Peraturan Bupati Jember Nomor 60 Tahun 2006 tentang Dewan Kesenian Kabupaten Jember
[arsip Dewan Kesenian Jember dari Gatot Sukarman].

Peraturan Walikota Medan Nomor 10 Tahun 2014.Online [dikutip pada tanggal 18 Februari
2018].

Purnomo, Heri. 2011. Peranan Pura Mangkunegaran Terhadap Pelestarian Benda- Benda
Sejarah (Studi tentang Museum Pura Mangkunegaran). Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.

Rustiani, Rinda. 2016. Strategi Kantor Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Jember Dalam
Pemanfaatan Cagar Budaya Sebagai Obyek Pariwisata Di Wilayah Kabupaten Jember Tahun
2010-2015. Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Jember: Universitas Jember.

52

Anda mungkin juga menyukai