Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MIGRASI BANGSA-BANGSA
MASUK NUSANTARA

Dosen Pengampu:

Dr. Rahayu Permana, M.Hum.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Faiz Wahid NPM. 202015570009


Laura Muallane S NPM. 202215500002
Indah Cahyani Gulo NPM. 202215500036
Vanesa Fitri Oktaviani NPM. 202215500114
Daksa Rama Adhikara NPM. 202215570005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr. Rahayu Permana, M.Hum.
selaku dosen pengampu mata kuliah Geografi Sejarah yang telah membimbing kami dalam
mata kuliahnya

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Jakarta, Jum’at 26 Mei 2023

2
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4

1.3 Tujuan.....................................................................................................................................4

2.1 Melayu Tua dan Melayu Muda..............................................................................................5

2.2 Geografi Yunan dan Dongson................................................................................................5

2.3 Bangsa Negrito dan Wedid hubungan dengan bangsa bangsa Lautan Pasifik.......................6

2.4 Indonesia dan Polinesia..........................................................................................................7

2.5 Suku-suku Melanesia/Indonesia.............................................................................................9

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Migrasi yang terjadi di Asia Tenggara telah berlangsung selama bertahun-tahun, membuat
wilayah ini terkenal karena perpaduan budaya dari berbagai bangsa yang berbeda. Migrasi telah
mendorong pertumbuhan ekonomi baru di Asia Tenggara, memberikan peluang bagi para
pelancong dan investor, padat honorer. Migrasi juga telah melahirkan kegiatan sosial baru di
wilayah ini, di mana kepentingan publik, nilai, dan perspektif yang berbeda-beda mengikat para
pendatang lokal dan asing.

Nusantara, wilayah Asia Tenggara yang terdiri dari laut, pantai, dan pulau, telah bertahun-
tahun menarik perhatian pelancong dan orang-orang yang terpaksa berpindah. Beberapa bangsa
yang menjelajah dan bermigrasi masuk ke Nusantara adalah bangsa Indian, Arab, Cina, dan Eropa.

Sejak abad ke-7, bangsa India telah berinteraksi dengan Nusantara. Mereka juga membawa
kobaran agama Hindu-Buddha dan memperkenalkan teknik pembuatan perhiasan timah yang
canggih. Pemukim Arab juga masuk ke wilayah ini, menikmati hal-hal yang berhubungan dengan
air. Migrasi Cina ke Nusantara terutama terjadi sejak abad ke-15. Orang-orang Cina membawa
budaya mereka, menanam benih pertanian yang meningkatkan produksi makanan,
mengembangkan kerajinan, dan membangun industri. Migrasi Eropa ke wilayah ini terjadi pada
abad ke-16. Mereka membawa kompleks trading baru, produk baru, dan prinsip pemerintahan
baru, serta budaya Barat yang berbeda. Migrasi ini menyebabkan terbentuknya wilayah yang
beragam dan kaya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud melayu tua dan melayu muda?


2. Apa maksudnya dari Geografi Yunan dan Onson?
3. Bagaimana Bangsa Negrito dan Wedid hubungan dengan bangsa bangsa Lautan Pasifik?
4. Apa itu Bangsa Indonesia dan Polinesia?
5. Bagaiamana suku suku Melanesia/Indonesia?

1.3 Tujuan

1. mengetahui apa yang dimaksud Melayu Tua dan Melayu Muda


2. mengetahui apa itu Geografi Yunan dan Dongson
3. menjelaskan Bangsa Negrito dan Wedid hubungan dengan bangsa bangsa Lautan Pasifik
4
4. menjelaskan Bangsa Indonesia dan Polinesia
5. menjelaskan suku suku Melanesia/Indonesia

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Melayu Tua dan Melayu Muda

Cikal bakal mayoritas penduduk Indonesia saat ini berasal dari keturunan suku bangsa
Proto Melayu atau Melayu Tua. Mereka merupakan orang-orang Austronesia yang pertama
kali datang ke nusantara pada gelombang pertama (1500 SM). Bangsa Proto Melayu masuk
nusantara melalui dua jalur, yaitu jalur barat (Malaysia-Sumatera) dan jalur utara atau timur
melalui (Filipina-Sulawesi). Bila dibanding manusia purba pada masa itu, Bangsa Melayu Tua
dianggap memiliki kebudayaan lebih maju. Dilihat dari penemuan bukti kebudayaan
neolitikum yaitu hampir semua peralatan terbuat dari batu yang sudah dihaluskan. Hasil
kebudayaan zaman neolitikum dari orang-orang Austronesia yang terkenal adalah kapak
persegi. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan Sulawesi Utara. Suku bangsa
Indonesia saat ini yang termasuk keturunan Proto Melayu adalah suku Dayak dan Toraja.

Bangsa Deutro Melayu adalah nenek moyang bangsa Indonesia, merupakan orang-
orang Austronesia yang datang ke nusantara pada gelombang kedua (400-300 SM). Bangsa
Melayu Muda ini berhasil melakukan asimilasi dengan para pendahulunya yaitu bangsa
Melayu Tua. Bangsa Deutro Melayu masuk ke nusantara melalui jalur Barat. Dengan rute dari
Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Malaysia, hingga ke nusantara. Bangsa Deutro Melayu
dianggap mempunyai kebudayaan lebih maju dibandingkan bangsa Proto Melayu. Karena
sudah berhasil membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Peralatan dari perunggu dan
besi bangsa Deutro Melayu yaitu kapak sepatu, kapak corong, nekara, menhir, dolmen,
sarkofagus, kubur batu, dan punden berundak. Suku bangsa Indonesia yang termasuk
keturunan bangsa Melayu Muda adalah suku Jawa, Melayu dan Bugis.

2.2 Geografi Yunan dan Dongson

Yunnan adalah sebuah provinsi di Cina bagian barat. Peradaban Yunnan berakar pada
5.000 tahun sebelumnya dan terkenal dengan kebudayaannya yang unik. Adat istiadat Yunnan
terutama tercermin dalam musik, tarian, lagu, produk kerajinan, kebudayaan bangsawan, seni
5
pertunjukan dan bahkan bahasa. Berbeda dengan Provinsi di Cina Bagian Timur, kebudayaan
Yunnan memiliki kombinasi budaya seperti Cina, Tibet, Burma, dan India.

Kebudayaan Dongson adalah sebuah aliran kebudayaan yang telah berkembang di Asia
Tenggara sejak abad kedua sebelum masehi. Ini memiliki titik awal di Timur Laut Vietnam
dan berkembang jauh di segala penjuru. Istilah Dongson dibagi menjadi dua bagian, yaitu
Dong Nai dan Dong Dinh. Pertama diawali dengan peradaban semenanjung Indocina dan
berkembang ke daerah lain di Asia Tenggara, termasuk daerah tropis di sebuah daerah kecil
bernama Yunnan di Cina. Kebudayaan Dongson ditentukan oleh adat istiadat bangsawan,
ajaran agama, ekonomi, dan sejarah. Faktor-faktor ini berperan dalam membentuk budaya
Dong Son. Faktor utama yang mempengaruhi kebudayaan ini adalah budaya bangsawan
Indochina, kerajaan Funan, dan budaya bangsawan China. Efeknya tercermin dalam teknik
menyarung perhiasan, kebudayaan berternak, arsitektur, seni lukis, musik dan patung. Jenis
ukiran terkenal dari kebudayaan Dongson adalah drum. Drum adalah simbol spiritual dan
dianggap sebagai salah satu karya seni terbaik dari era Dongson. Patung dan relief juga
merupakan produk budaya yang diciptakan di era ini. Patung dan aksesoris terbuat dari logam
dan kayu. Karakteristik khusus dari patung dan relief Dongson adalah karakter lelaki dan
wanita dengan wajah oval, hidung runcing dan bulu mata jauh ke samping.

Peran Yunan dan Dongson dalam migrasi ke Nusantara adalah memberikan wawasan
baru yang menawarkan kebudayaan dan peradaban yang lebih baru juga. Orang-orang ini
memberikan kontribusi yang signifikan dengan memperkenalkan aromatis kuliner dan bahasa
mereka, serta intelektualisme dan ide-ide baru. Ini telah membawa peshat yang tidak ternilai
sepanjang sejarah dan pendatang Yunan dan Dongson telah membawa budaya dan sikap
terbuka, perdagangan, dan kebebasan budaya yang berguna juga dari Barat ke Nusantara.

2.3 Bangsa Negrito dan Wedid hubungan dengan bangsa bangsa Lautan Pasifik

Migrasi bangsa-bangsa di Nusantara adalah sebagai sejarah yang signifikan yang


menghubungkan budaya dan nilai-nilai antara beberapa kelompok masyarakat di mana terdapat
banyak alasan yang menghantarkan mereka ke Nusantara. Mengingat kompleksitas berbagai
kelompok masyarakat yang berkunjung kesini pada berbagai saat dalam sejarah, tugas
pemahaman kultur dan budaya yang diwariskan kepada sumber-sumber yang telah ada di sini
sebelumnya, menjadi sangat penting untuk mengerti pola penyebaran informasi di antara
bangsa-bangsa di seluruh Nusantara.

6
Salah satu bangsa yang dikenal sebagai pendorong pertumbuhan kultural di Nusantara
adalah bangsa Negrito. Bangsa Negrito yang datang dari beberapa daerah Asia Selatan seperti
India, Sri Lanka dan Thailand ini merupakan bangsa suku pribumi Nusantara yang
diidentifikasi oleh banyak ahli sebagai saudara-saudara dekat dari ras Negritoid lainnya.
Mereka dikenal sebagai suku primitif terawal di Nusantara dan berbagi banyak tradisi dan
budaya yang sama dengan suku asli yang lain di Nusantara.

Hubungan yang dekat antara Negrito dan bangsa-bangsa Lautan Pasifik merupakan
salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan ketika membahas migrasi pada zaman ini.
Bangsa-bangsa Lautan Pasifik adalah sekumpulan empat belas negara hubungan yang berlokasi
di Nusantara dan yang memiliki berbagai kesamaan dalam budaya dan tradisi budaya. Fakta
bahwa kebanyakan Negrito berbagi banyak kesamaan dengan bangsa-bangsa Lautan Pasifik
menyiratkan adanya hubungan bersejarah antara Negrito dan bangsa-bangsa Lautan Pasifik.

Ini dikonfirmasi oleh sejumlah penelitian yang mengindikasikan bahwa bahkan sebelum
zaman imperialisasi, terdapat migrasi penduduk Nusantara ke wilayah Lautan Pasifik.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya migrasi dalam membentuk lingkungan budaya dan
nilai-nilai lokal yang dimiliki oleh beberapa komunitas Lautan Pasifik. Ini juga menunjukkan
bahwa bangsa Negrito telah berinteraksi dengan cukup lama sehingga hubungan antara Negrito
dan bangsa-bangsa Lautan Pasifik mempengaruhi dan membentuk kebudayaan lebih dalam di
daerah itu.

Kesimpulannya, migrasi bangsa-bangsa ke Nusantara sarat dengan hal-hal penting yang


mendorong pertumbuhan budaya dan nilai-nilai di kawasan Nusantara, termasuk salah satunya
yang berasal dari bangsa Negrito. Bangsa Negrito adalah suku pribumi yang sangat menentukan
dan telah mendahului kemunculan beberapa bangsa lain, dan berbagi banyak nilai yang sama
dengan bangsa Lautan Pasifik. Hubungan dekat antara Negrito dan bangsa-bangsa Lautan
Pasifik membuat budaya dan nilai-nilai lokal ini diwariskan bahkan lebih mendalam. Selain itu,
migrasi ini juga telah berkontribusi pada perluasan jaringan yang luas di seluruh Nusantara.

2.4 Indonesia dan Polinesia

Pengaruhnya terhadap etnisitas Indonesia dan Polinesia. Pertama, perlu diketahui bahwa
sebelum melanjutkan pembahasan, ada beberapa bangsa yang telah berperan penting dalam
7
membentuk etnisitas Indonesia dan Polinesia saat ini. Bangsa-bangsa tersebut adalah bangsa
Cina, Arab, India, dan Eropa. Selama lebih dari satu milenium, suku-suku tersebut telah
berinteraksi dan bertukar ide dan budaya dengan suku-suku asli dari kedua wilayah tersebut,
membentuk keanekaragaman yang khas dan warisan yang kaya.

Migrasi bangsa-bangsa tersebut sudah berlangsung lama sebelum zaman pertengahan di


wilayah Nusantara. Pada awal abad ke tujuh, berbagai negara Eropa mulai menjajah wilayah
Asia Tenggara dan menggunakan pelabuhan di Indonesia sebagai pusat menyebarkan budaya,
agama dan kebiasaan mereka. India dan Arab turut pula mempengaruhi wilayah tersebut,
terutama India, yang mempengaruhi bahasa dan cara berpikir, serta melahirkan keyakinan baru.
Pada abad ke-14, Cina berpartisipasi juga pada migrasi Nusantara. Migrasi dari Cina ini
meliputi kebudayaan, agama, cara berpikir, teknologi, dan bahasa, yang merupakan bagian
penting dari warisan budaya Indonesia dan Polinesia hari ini.

Bangsa Indonesia berasal dari warisan budaya yang berbeda dan berumur berabad-abad,
yang berasal dari suku-suku asli dan migrasi bangsa-bangsa lain yang masuk ke wilayah ini.
Secara umum, bangsa Indonesia dikenal sebagai kelompok etnik yang berbeda-beda, namun
memiliki satu kesatuan yang kuat dan dihubungkan oleh bahasa dan keyakinan. Bangsa
Indonesia memiliki bahasa dan budaya lokal yang khas, serta kemampuan untuk mengenal
situasi unik yang dialami oleh satu wilayah.

Sama dengan Indonesia, bangsa Polinesia juga merupakan hasil campuran dari suku-
suku yang telah ada di wilayah tersebut dan dari migrasi yang telah terjadi seiring jalannya
waktu. Beberapa faktor memainkan peran penting dalam pembentukan identitas Polinesia, di
antaranya agama, adat istiadat, bahasa, dan kebudayaan. Suku-suku Polinesia memiliki
keyakinan dan ritual yang berbeda-beda, serta tradisi yang unik. Polinesia juga menjadi asal dari
beberapa bahasa yang umum digunakan di seluruh wilayah.

Dengan demikian, makalah ini berfokus pada migrasi bangsa-bangsa yang masuk ke
Nusantara dan pengaruhnya terhadap etnisitas Indonesia dan Polinesia. Migrasi tersebut telah
berlangsung lama sebelum zaman pertengahan, dengan berbagai bangsa-bangsa, seperti Cina,
Arab, India, dan Eropa, yang memiliki kontribusi besar pada pembentukan etnisitas di kedua
wilayah tersebut. Secara umum, bangsa Indonesia dan Polinesia dikenal sebagai campuran dari
suku-suku yang telah ada di wilayah ini dan migrasi suku-suku lain, dengan bahasa, keyakinan,
dan budaya khusus masing-masing.
8
2.5 Suku-suku Melanesia/Indonesia

Migrasi bangsa-bangsa telah menjadi sejarah dalam perjalanan manusia. Sejak zaman pra-
sejarah, manusia telah berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk berbagai alasan mulai dari
berkomunikasi, mencari makanan, atau berburu. Kebanyakan migrasi telah menciptakan
kerumitan etnik yang berbeda dari satu budaya ke budaya lain. Migrasi dari bangsa-bangsa lain di
wilayah Asia Tenggara telah menyebabkan perkembangan Nusantara. Masuknya bangsa-bangsa
dari area luar Nusantara, khususnya di wilayah Melanesia yang telah melahirkan berbagai pola
migrasi yang khas di Nusantara.

Suku-suku Melanesia/Indonesia masuk ke Indonesia


Suku-suku Melanesia/Indonesia telah lama berada di wilayah Nusantara sebelum migrasi lainnya.
Suku-suku Melanesia, juga dikenal sebagai suku pribumi, telah lama tradisional di Nusantara.
Beberapa di antara suku-suku ini telah meninggalkan jejak budaya yang tercatat dalam sejarah
secara keseluruhan. Penemuan terbaru menjelaskan bahwa perjalanan migrasi dari suku-suku
Melanesia ke wilayah Indonesia dimulai antara tahun 5.000 dan 4.000 SM. Penemuan ini
menunjukkan bahwa suku Melanesia pertama kali tiba di wilayah Nusantara sebelum pendatang
lain dan telah berdampingan dengan penduduk asli Nusantara sejak masa itu.

Migrasi suku-suku Melanesia/Indonesia ke wilayah Indonesia bisa dibedakan menjadi dua


kelompok besar. Kelompok pertama terdiri dari suku Melanesia yang tiba di Nusantara dari
Kepulauan Solomon di selatan. Suku-suku ini, yang kemudian menjadi suku asli Indonesia yang
dikenal dengan nama Dayak, Minang, dan Bugis, telah terpusat di wilayah Kalimantan dan
sekitarnya. Kelompok kedua dari suku-suku Melanesia termasuk suku Batak, Aceh dan Lampung
yang konon telah berpindah dari selatan menghampiri pantai barat pulau Jawa dan turun ke barat
daya Pulau Sumatra.

Kedatangan suku-suku Melanesia ini kemudian menyebarkan bahasa mereka dan budaya
mereka di seluruh wilayah Nusantara. Beberapa di antara suku-suku ini telah berdampingan
dengan penduduk asli Indonesia, biasa disebut penduduk proto Melayu, yang telah tinggal di
wilayah Indonesia sejak bertahun-tahun sebelum. Akhirnya, berbagai suku Melanesia dan
Indonesia ini akan berpadu menjadi populasi kompleks yang unik sesuai dengan sejarah
perjalanan dan cerita suku-suku Melanesia dan Indonesia yang telah membuat Indonesia tercipta.
.
9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahwa migrasi bangsa-bangsa masuk Nusantara telah membantu dalam pembentukan


budaya, bahasa, dan kebudayaan Indonesia yang kaya, beragam, dan unik. Berbagai bangsa dan
etnis yang berkontribusi pada budaya Nusantara membantu dalam membentuk identitas dan jati
diri Indonesia.Selain itu, migrasi telah memainkan peran penting dalam meningkatkan
keterampilan dan teknologi yang digunakan oleh para pemukim, membantu pengiriman barang
dan melayani kebutuhan yang berbeda antara penduduk lokal dan yang datang. Akhirnya,
migrasi masuk Nusantara telah membawa banyak manfaat pada sejarah, budaya, dan kemajuan
Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Trihanondo, Donny, and Didit Endriawan. "PERSILANGAN BUDAYA DALAM


PERGERAKAN MIGRASI AWAL MANUSIA KE INDONESIA DALAM PERSPEKTIF
BUDAYA VISUAL DI SUMATERA UTARA." ATRAT: Jurnal Seni Rupa 8.1 (2020): 091-100.

Rahman, Norhayati Ab. "Migrasi dunia melayu dengan induk Indonesia-Malaysia dalam
karya sasterawan negara arena wati." Melayu: Jurnal Antarabangsa Dunia Melayu 7.2
(2014): 192-211.

Qalyubi, Imam. "MEMBACA TEKS PERADABAN BESAR BANGSA NUSANTARA:


PERSPEKTIF SEJARAH dan LINGUISTIK Oleh."

11

Anda mungkin juga menyukai