Disusun oleh :
UNIVERSITAS GALUH
2022
KATA PENGANTAR
Atas rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, dan kemauan yang keras
di sertai bantuan dari berbagai pihak maka dapatlah di susun Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul: “Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan Indonesia Di
Kalangan Remaja” sebagai pemahaman tambahan.
Dan tak lupa kami hanturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada para
pembimbing yang telah memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis. Sudah
tentu hasil Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis
sangat memohon saran yang sifatnya konstruktif untuk kesempurnaannya. Semoga apa
yang dipaparkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan
pada khususnya. Dan dengan segala kritikan yang bertujuan untuk membangun dari
makalah ini penulis tetap sambut dengan hati yang ikhlas. Mudah-mudahan Tuhan
tetap memberkati kita semua, aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................
1.3 Manfaat dan Tujuan.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2.1 Definisi Kebudayaan...............................................................................
2.2 Perkembangan Kebudayaan Asing di Indonesia.....................................
2.3 Pengaruh Kebudayaan Asing terhadap Kebudayaan Indonesia di
Kalangan Remaja ....................................................................................
2.4 Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing..................................
Peranan Pemerintah.....................................................................
Peranan Tokoh Agama dan Budaya............................................
Peranan Orang Tua dan Keluarga................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Permasalahan yang akan di bahas dalam karya tulis ilmiah ini yaitu :
Dampak positif dan negatif serta akibat pengaruh masuknya budaya asing ke
Indonesia khusunya di kalangan remaja.
Bagaimana cara untuk mengantisipasi dampak negatif masuknya budaya asing
ke Indonesia yang banyak merusak adat kebiasaan dan dapat menimbulkan
perilaku yang menyimpang dimasyarakat.
Faktor-faktor utama penyebab masuknya budaya asing ke Indonesia.
Pengaruh budaya asing terhadap eksistensi jati diri bangsa Indonesia
Dalam karya tulis ini banyak sekali manfaat yang dapat diambil seperti
mengetahui hal-hal yang belum diketahui sebelumnya tentang pengaruh kebudayaan
Asing terhadap kebudayaan Indonesia di kalangan remaja. Serta bertujuan,
diantaranya untuk:
PEMBAHASAN
Sadarkah kita bahwa Indonesia sedang di jajah oleh Bangsa Asing dan dikuasai
secara halus? Apalagi sasaran utamanya adalah Remaja Indonesia, yang nanti
menjadi penerus bangsa di masa depan. Apa yang akan terjadi dengan Indonesia
nantinya?
Masih banyak lagi sisi negatif yang dimiliki yaitu, cara bergaul mereka yang
terlalu bebas yang di adopsi remaja kita menyebabkan banyak sekali penyimpangan
norma di Indonesia. Contoh lainnya jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga
mulai terpengaruh budaya luar. Masyarakat sekarang lebih memilih makanan-
makanan yang berasal dari luar seperti KFC, steak, burger, danlain-lain.
Selain dilihat dari sisi negatif, namun ada pula contoh yang dilihat dari sisi
positif,yaitu teknologi yangdimiliki orang asing lebih maju daripada orang Indonesia.
Mereka memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih maju dari bangsa
Indonesia. Dengan adanya orang asing di Indonesia kita bisa mendapatkan informasi
tentang teknologi dan kita bisa belajar lebih jauh, walaupun orang Indonesia memang
masih tertinggal jauh dalam teknologi. Jadi dengan datangnya orang asing ke
Indonesia mempunyai dampak negatif dan dampak positif. Oleh karena itu kita
khususnya remaja harus bisa memilih budaya yang seperti apa yang seharusnya kita
contoh dan budaya yang bagaimana yang memang harus di tinggalkan.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: “Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”
"Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai
budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan
alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggotaanggotanya
dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan
nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk
memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Selain dari pengaruh budaya asing pada masa lampau, perkembangan pesat era
globalisasi saat ini semakin menekan proses akulturasi budaya terutatama pengaruh
budaya Barat.
Indonesia di kenal sebagai negara multi etnis dan agama, dari situlah Indonesia
memiliki ragam Budaya yang berbeda-beda. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-
nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan Indonesia kini kian
memudar secara perlahan. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi
yang akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap kebudayaan asli
Indonesia. Dengan banyak berkembangnya media elektronik, kebudayaan barat dapat
dengan mudah masuk ke Indonesia,sehingga mulai mengubah pola pikir dan prilaku
masyarakat Indonesia. Kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia sebenarnya
memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat Indonesia. Dampak positif
misalnya, kreatifitas, inovasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup
disiplin dan profesionalitas dalan lain-lain. Nasmun dalam karya tulis lebih fokus
pada dampak negatif kebudayaan asing terhadap kebudayaan Indonesia khususnya di
kalangan remaja.
Peranan Pemerintah.
Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis melalui penataan
ulang sistem pendidikan terutama mengenai pengaturan kurikulum. Umumnya di
setiap sekolah menerapkan sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu
keagamaan kepada para remaja sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam
dalam se-minggu saja. Tentu saja ini kurang memadai waktunya untuk mengharapkan
sebuah perubahan prilaku siswa sehingga memerluikan penambahan jam pelajaran
atau kreatifitas guru bidang studi tersebut dalam bentuk kegiatan keagamaan di
lingkungan sekolah seperti kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik menurut
pandangan agama.
Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem pendidikan dan mendorong
kreatifitas guru bidang studi. Mengenai pelajaran dan pemahaman keagamaan
sesungguhnya tidak hanya terpaku pada bidang study agama yang dinilai waktunya
kurang memadai tersebut tetap setiap guru mata pelajaran umum juga dapat
memasukkan nilai-nilai agama ketika mengajar di hadapan siswanya. Misalnya, mata
pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan menciptakan langit dan
bumi, sejarah perjuangan nasional yang dipelopori atau dimpin oleh ulama atau
pejuang Islam seperti Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya. Tokoh-
tokoh pejuang tersebut sekaligus merupakan bentuk perlawan terhadap penjajahan
negara asing yang inin menguasai wilayah dan sumber daya ekonomi Indonesia juga
sekaligus menyebarkan kebuadyaannya.
Keutuhan dan kedaulatan NKRI pada saat ini masih mendapatkan berbagai
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar NKRI. Untuk menghadapi hal tersebut tidak ada jalan lain kecuali harus
kembali kepada eksistensi cita-cita proklamasi kemerdekaan republik Indonesia 17
Agustus 1945 dan menggalang kesepakatan bersama, yaitu loyalitas terhadap Negara
Kesauan Republik Indonesia ( NKRI ).
Teradisi dan budaya lokal dapat hilang secara perlahan-lahan karena
ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri. Perubahan social telah menimbulkan
dampak pada pola-pola hubungan social antarwarga masyarakat dan pola-pola
perilaku gaya hidup. Sebagaimana kita ketahui bahwa gaya hidup bebas atau liberal
telah berkembang dalam masyarakat sehingga sangat mempengaruhi jati diri
manusia, bangsa dan Negara Indonesia. Oleh karena itu, harus ada respon atau seleksi
sosial budaya yang berkembang dalam masyarakat.
Indonesia di kenal sebagai negara berbagai budaya dan agama, dari situlah
Indonesia memiliki ragam Budaya yang berbeda-beda. Di setiap budaya tersebut
terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan
Indonesia kini kian berkurang secara perlahan. Hal ini dikarenakan semakin
berkembangnya teknologi yang akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap
kebudayaan asli Indonesia.
Dengan banyak berkembangnya media elektronik, kebudayaan barat dapat
dengan mudah masuk ke Indonesia sehingga mulai merubah perilaku masyarakat
Indonesia. Kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia sebenarnya memiliki dampak
positif dan negatif bagi masyarakat Indonesia. Dampak positif misalnya, kreatifitas,
inovasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup disiplin dan
profesionalitas dalan lain-lain.
Namun dalam artikel ini lebih fokus pada dampak negatif kebudayaan asing
terhadap kebudayaan Indonesia khususnya di kalangan remaja. Dampak negatifnya
kebudayaan asing atau barat terhadap masyarakat Indonesia khususnya kalangan
remaja sudah sampai tahap memprihatinkan karena ada kecenderungan para remaja
sudah melupakan kebudayaan bangsanya sendiri.
Budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian misalnya. Para remaja
tidak ingin ingin dikatakan kampungan kalau tidak mengikuti cara berpakaian seperti
orang-orang barat karena dinilai modern dan mengikuti perkembangan zaman meski
memperlihatkan auratnya yang dilarangan oleh ajaran agama maupun bertentangan
dengan adat istiadat masyarakat secara turun temurun.
Para remaja juga merasa bahwa kebudayaan di indonesia sendiri terkesan jauh
dari kata moderen. Sehingga para remaja merasa gengsi apabila tidak mengikuti
perkembangan zaman meskipun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan
budayanya. Sehingga pada akhirnya para remaja lebih menyukai kebudayaan barat,
dibandingkan dengan kebudayaan kita sendiri.
Lifestyle yang berkiblat pada gaya orang barat Saat ini banyak
masyarakat Indonesia yang meniru gaya hidup atau lifestyle orang-orang bule
atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni melakukan sex bebas, berpakaian
mini, gaya hidup bebas tanpa ikatan atau biasa sering kita sebut dengan
kumpul kebo. Istilah ini digunakan kepada pasangan yang bukan muhrimnya
tetapi tinggal seatap tidak dalam tali pernikahan. Di Indonesia gaya hidup ini
tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa norma yakni norma agama,
norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang diberikan bagi yang
melanggar juga cukup berat terutama pada lingkungan sekitarnya. Orang-orang
yang melakukan “kumpul kebo” atau tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan
ini akan dipandang kurang pantas oleh warga sekitar. Sanksi yang diberikan
masyarakat tidak berat tetapi cukup menyakitkan karena bisa-bisa akan
mengucilkan orang yang melakukan kegiatan ini.
Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan
tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan
terjadinya ketimpangan antara wujud yang ditampilkan dan nilai-nilai yang
menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya. Teknologi
yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan
budaya dari lingkungan sosial. Pengaruh Budaya Asing terhadap Gaya Hidup
Remaja Indonesia
Indonesia dikenal sebagai negara multi etnis dan agama yang memiliki
ragam Budaya yang berbeda-beda. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-
nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan Indonesia
kini semakin memudar secara perlahan. Hal ini dikarenakan semakin
berkembangnya teknologi yang akhirnya dapat memberikan dampak negatif
terhadap kebudayaan asli Indonesia. Dengan banyak berkembangnya media
elektronik, kebudayaan barat dapat dengan mudah masuk ke Indonesia,
sehingga mulai mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat Indonesia.
Seperti telah dibahas diatas bahwa budaya asing bebas masuk begitu
saja, tanpa ada filterisasi. Seperti yang kita ketahui bahwa para remaja sifatnya
terbuka terhadap informasi yang datang dari luar, dan mereka juga suka
meniru. Para remaja juga merasa bahwa kebudayaan di negerinya sendiri
terkesan jauh dari moderenisasi. Sehingga para remaja merasa gengsi kalau
tidak mengikuti perkembangan zaman meskipun bertentangan dengan nilai-
nilai ajaran agama dan budayanya. Sehingga pada akhirnya para remaja lebih
menyukai kebudayaan barat, dibandingkan dengan kebudayaan negaranya
sendiri. Budaya-budaya tersebut dapat masuk dengan mudah melalui apa saja,
misalnya televisi dengan bentuk film, video klip, internet, dan macam-macam
alat tekhnologi lainnya. Sehingga para remaja mengubah gaya hidup mereka,
dimana mereka terbiasa dengan kehidupan malam, pergaulan bebas, narkotika
dan sebagainya. Secara otomatis, hal itu dapat menghilangkan norma
kesopanan dalam diri remaja indonesia yang seharusnya ada pada mereka
sebagai ciri khas masyarakat indonesia yang berbudi pekerti. Yang lebih
parahnya lagi, gaya hidup seks bebas yang sepertinya sudah lazim dikalangan
para remaja. Awalnya, mereka hanya menonton film porno yang didapat dari
internet, kemudian timbul rasa mereka ingin mencoba hal itu dan akhirnya
terjadi berbagai kemungkinan yang berbahaya, diantaranya: pelecehan seksual,
hamil diluar nikah, dan tertularnya virus HIV/AIDS.
Usia muda diibaratkan bagai bunga yang baru mekar, sehingga pikiran
mereka masih labil. Mereka hanya memikirkan nafsu sementara saja tanpa
memikirkan apa yang akan terjadi nantinya. Pengaruh negatif dari budaya
asing ini sangat merugikan dan meresahkan, karena dapat merusak moral
bangsa. Namun, disamping budaya asing membawa pengaruh negatif terhadap
moral remaja indonesia, kita sebenarnya juga dapat meniru hal yang positif
dari Bangsa asing. Pengaruh positif yang dapat kita ambil dari bangsa asing,
yaitu: kegigihan, kedisiplinan, kemajuan, dan perkembangan negara barat yang
menjadikan mereka maju dalam bidang perekonomian. Kita bangsa indonesia
jauh tertinggal dari bangsa barat dalam segi perekonomian dan politik. Hal itu
bisa kita contoh dan kita pelajari dari bangsa barat sehingga kita bisa selangkah
lebih maju dibandingkan sekarang.
Peranan Tokoh Agama dan Budaya Peranan para ulama dan budayawan
melalui program kerja organisasi keaagamaan dan sanggar-sanggar budaya sangat
strategis untuk menangkal masuknya budaya asing dalam masyarakat khususnya
kalangan generasi muda. Keterlibatan para tokoh agama dan budaya melalui program
kerja organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan yang
lainnya dapat diarahkan pada pembuinaan remaja agar memiliki ketahanan budaya
yang berbasis agama.
Begitu juga peranan para budayawan dan seniman melalui organisasi atau
sanggar seni dapat merancang program kerja yang diminati oleh kalangan remaja
sehingga mereka tidak tertarik dengan budaya hura-hura yang datang dari budaya
asing. Kalau hal ini dapat diperankan secara maksimal oleh para tokoh agama dan
budayawan, maka pola pembinaan generasi muda dapat diarahkan kepada penanaman
nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang lebih terarah dan terukur, baik dari
kegiatan-kegiatan internal sekolah seperti pada proses belajar-mengajar maupun di
luar sekolah seperti remaja masjid, kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan
ini remaja juga dapat berinterksi sosial secara langsung dengan masyarakat sebagai
pelaku sosial.
Peranan orang tua dan keluarga Keluarga merupakan lingkungan anak yang
paling banyak waktunya. Orang tua adalah figur utama dalam keluarga yang paling
bertanggujawab terhadap masa depan anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Oleh
karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas prilaku atau
akhlak anggota keluarga terutama anak- anaknya. Lingkungan keluarga dan
lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada
dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”.
Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya. Peran
orang tua sangat amat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia
bergaul, tetapi sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar
jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul.
Pada masyarakat modern, seorang remaja sangat tergantung pada cara orang
tua atau keluarga mendidiknya. Melalu interaksi dalam keluarga, remaja akan
mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan dan cita-cita dan nilai dalam keluarga
dan masyarakat. Selain itu, terdapat beberapa tindakan antisipasi yang perlu
dilakukan oleh generasi muda terhadap pengaruh asing yang sifatnya negatif,
diantaranya:
Bersikap Kritis dan Teliti Sebagai penerus bangsa,kita harus bersikap kritis dan
teliti terhadap hal-hal yang baru didatangkan dari luar, bagaimana kita bisa memfilter
apakah hal ini bisa membawa dampak baik atau buruk bagi kita. Bersikaplah kritis
terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang yang berkompeten
dibidangnya dan teliti apakah inovasi tersebut bisa sesuai dengan iklim indonesia dan
pastikan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di Indonesia.
Berilmu Pengetahuan Luas (IPTEK) Sebelum budaya asing itu masuk
sebaiknya kita telah mengetahui apa inovasi- inovasi yang masuk itu secara jelas dan
rinci. Kita bisa mengetahui keguanaan hal itu secara keilmuannya, seperti situs
jaringan facebook. Facebook saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat, dari
berbagai usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah
lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakan facebook sebagai
ajang caci maki dan hina dina. Jika kita mengetahui fungsi awal facebook itu sendiri
adalah untuk menjalin tali silaturahmi, kita tidak akan menyalahgunakan situs ini
untuk berbuat yang tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih dahulu
fungsinya untuk apa dan manfaatnya seperti apa.
Tanamkan “Aku Cinta Indonesia” Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat
istiadat yang ditularkan oleh nenek moyang kita adalah benar adanya dan dapat
membawa manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya.
Sehingga kita tidak mudah terbawa arus budaya asing yang membawa kita kepada
dampak yang negatif.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran