Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS


RAGAM BUDAYA LUAR INDONESIA
Dosen Pengampu : Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S. Pd., M. Pd.

Kelompok 9

Safina Makarima (1401420294)


Katrien Widalaksita (1401420304)
Betha Centaury An – Nisa (1401420314)
Fadi Majid Muhammad (1401420324)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berkah dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“ Ragam Budaya Luar Indonesia “ Adapun tujun dari penyusunan dalam tugas makalah ini
yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Konsep Dasar IPS SD”.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa, makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari
dosen pengampu mata kuliah “Konsep Dasar IPS SD” Ibu Fitria kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki maka kami meminta kritik dan
saran yang sifatnya membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua
didalam dunia pendidikan. Dan semoga mampu menjadi pendidik yang patut di tauladani
oleh anak didik.

Oktober 2020

Penulis
2
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..4
C. Tujuan Pembahasan…………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli…………………………………………..5
B. Kebudayaan Asing di Indonesia………………………………………………………6
C. Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan lokal (Indonesia)……………...7
D. Saluran – saluran pada Globalisasi…………………………………………………..10
E. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi……………………………………………..11
F. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia dengan tetap membawa Budaya Asing..........14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................................16
B. Saran……………………………………………………………………………….....16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Globalisasi merupakan tantangan besar bagi setiap negara. Keadaan ini di tinjau oleh
bangsa Indonesia yang mengikuti arus globalisasi. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini
kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Hal ini dapat
kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan
seperti mabuk-mabukan, clubbing, memakai pakaian ketat, bahkan berciuman di tempat
umum seperti sudah lumrah di Indonesia.Kebudayaan orang-orang barat tersebut sifatnya
negatif dan cenderung merusak dan telah menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.
Sehingga melanggar norma-norma yang berlaku dan mempengaruhi kbudayaan bangsa
indonesia yang ketimuran.

B.     Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kebudayaan menurut para ahli ?


2. Bagaimana kebudayaan asing di indonesia?
3. Bagaimana pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan lokal / indonesia?
4. Apa saja saluran – saluran dalam globalisasi?
5. Apa dampak positif dan negatif globalisasi?
6. Bagaimana upaya melestarikan kebudayaan indonesia dengan tetap membawa budaya
asing ?

C.    Tujuan Penulisan

1. Agar dapat mengetahui apa itu kebudayaan


2. Agar dapat mengetahui kebudayaan asing di indonesia
3. Agar dapat mengetahui pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan lokal /
indonesia.
4. Agar mengetahui melalui saluran – saluran apa saja masuknya globalisasi.
5. Agar mengetahui dampak positif dan negatif globalisasi.
6. Agar dapat mengetahui bagaimana caranya melestarikan kebudayaan indonesia dengan
tetap membawa budaya asing.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli

Menurut  Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan


bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.

Menurut Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun


dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai


sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri
khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang


kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana


hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan


adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

5
B. Kebudayaan Asing di Indonesia

Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan


jati diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik.
Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke
Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena
terkadang globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab
bangsanya.

Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial
antar benua), ke Indonesia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu
kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia.
Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi
dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke
barat-baratan (westernisasi).

Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia


keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku
menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di
kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan
seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain
sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi
dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan
asing

Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah
budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat
dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan
bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas

Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan
Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan
masuk ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia.

6
Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus
membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem
pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial
kebudayaan yang mempunyai peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya.

Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang


pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam
pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.

Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur
seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan
sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu
lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya
hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan
telah membentuk derajat pengaruh tersendiri

Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya


hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya
kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak
serta melanggar norma-norma ketimuran sering kita tonton sehingga ditiru oleh orang-
orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-orang barat.

Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka
berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.

C. Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan lokal (Indonesia)


1. Pengaruh budaya asing terhadap sistem realigi / kepercayaan
Bergesernya sistem religi yang berakar pada kepercayaan tradisional menuju
sistem religi yang berlandaskan ajaran agama, merupakan contoh konkret adanya
pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan lokal. Bangsa Indonesia pada
awalnya menganut sistem kepercayaan kepada roh-roh leluhur maupun kekuatan gaib
yang diwariskan secara turun temurun. Namun, kini telah terkikis dengan adanya
ajaran agama yang menekankan kepada satu tujuan penyembahan yakni Tuhan Yang
Maha Esa. Meskipun demikian bukan berarti sistem religi tradisional yang merupakan
kebudayaan asli bangsa Indonesia telah punah. Hal ini tampak dalam bentuk upacara

7
adat tradisional yang telah mengalami penyesuaian dengan sistem religi yang
berdasarkan agama. Misal: upacara sedekah laut, upacara sekaten, dan upacara
yaqowiyu, merupakan bentuk-bentuk kebudayaan yang menggabungkan unsur religi
tradisional dengan agama.
2. Pengaruh budaya asing terhadap sistem pengetahuan
Setiap suku bangsa memiliki sistem pengetahuan yang membentuk unsur
kebudayaan lokal. Sebelum unsur pengetahuan kebudayaan asing memengaruhi
kebudayaan  lokal, nenek moyang kita telah mengenal pengetahuan tentang
kemaritiman, gejala alam, perubahan musim, berburu, bercocok tanam sampai
kepada pengetahuan tentang pengobatan tradisional. Masuknya kebudayaan asing
dengan membawa bentuk sistem pengetahuan yang lebih modern telah mengubah
cara pandang masyarakat terhadap keadaan alam sekitarnya. Pengetahuan tradisional
yang cenderung berlandaskan pada kemampuan intuitif yang irasional berubah ke
pola pemikiran yang lebih rasional. Misal: penemuan obat obatan tradisional
merupakan bentuk pengembangan pengetahuan tradisional terhadap khasiat
tumbuhan yang dipadukan dengan pengetahuan modern (ilmu farmasi), sehingga
menghasilkan obat yang alami dan bebas dari bahan kimia. Demikian halnya
pengaruh kebudayaan asing di bidang pengetahuan yang berkaitan dengan cara
bercocok tanam, telah mengubah pola kehidupan petani tradisional menjadi lebih
produktif.
3. Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Teknologi
Teknologi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang berkaitan dengan
peralatan yang dipergunakan manusia untuk mengubah keadaan sekitarnya maupun
keadaan dirinya demi terpenuhinya kebutuhan hidup. Sistem teknologi tradisional
yang menjadi unsur kebudayaan lokal menyangkut tentang:
a. alat-alat produksi
b. senjata
c. Wadah
d. alat untuk menyalakan api
e. makanan dan minuman;
f. pakaian dan perhiasan
g. tempat berlindung atau rumah
h. alat-alat transportasi.

8
Masuknya kebudayaan asing banyak memengaruhi teknologi tradisional yang
berdampak pada peningkatan kesejahteraan manusia. Mekanisasi dalam pertanian,
telah menggeser peralatan tradisional dengan alat modern dalam pengolahan tanah.
Hal itu membawa dampak terhadap peningkatan produksi pertanian.

4. Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Kesenian


Dari waktu ke waktu kesenian tradisional sebagai salah satu unsur kebudayaan
lokal mulai ditinggalkan oleh masyarakatnya terutama para generasi muda.
Masuknya kesenian mancanegara yang dirasa lebih menarik dan mewakili jiwa
muda, banyak menggeser ruang gerak kesenian tradisional. Salah satu upaya untuk
mempertahankan kesenian tradisional agar tetap lestari adalah dengan memadukan
unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kesenian tradisional tersebut. Misal:
kesenian musik campur sari, merupakan bentuk kesenian yang memadukan unsur-
unsur kesenian tradisional dengan unsur-unsur kesenian modern. Pementasan seni
pertunjukan tradisional, seperti: lenong dan wayang kulit, banyak menyisipkan
unsur-unsur kesenian modern untuk menarik penonton khususnya kalangan anak
muda.
5. Pengaruh Budaya Asing terhadap Bahasa
Bahasa merupakan sistem perlambang dalam komunikasi. Salah satu ciri suatu
suku bangsa adalah memiliki bahasa daerah yang merupakan bahasa komunikasi
antar warga dalam kelompok suku bangsa yang bersangkutan. Pengaruh kebudayaan
asing terhadap perkembangan bahasa daerah sangatlah besar. Terutama di daerah
pesisir, di mana penduduknya banyak berinteraksi dengan suku bangsa lain (asing)
yang memiliki komposisi bahasa yang berbeda dengan komposisi bahasa induknya.
Misal: bahasa Jawa yang diterapkan di daerah pesisir berbeda dengan bahasa Jawa
yang ada di daerah pedalaman.

Secara umum, pengaruh kebudayaan asing khususnya dalam bahasa, bukan


menghilangkan bahasa lokal, namun justru memperkaya perbendaharaan kata dalam bahasa
lokal tersebut. Banyak kata-kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari kata-kata bahasa
asing yang telah diserap menjadi kosakata bahasa Indonesia.

6. Pengaruh Budaya Asing dalam Era Globalisasi

Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, Indonesia telah memasuki era globalisasi.
Kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi telah menyebabkan masuknya

9
pengaruh budaya dari seluruh penjuru dunia dengan cepat ke Indonesia. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses terbentuknya sistem organisasi dan sistem
komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk mengikuti  sistem
serta kaidah-kaidah yang sama. Pada era globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara
dapat diketahui dengan cepat oleh negara lain melalui media massa, seperti televisi, radio,
surat kabar atau internet.

D. Saluran – saluran pada Globalisasi

Globalisasi berlangsung melalui saluran-saluran tertentu, seperti media massa, pariwisata


internasional, lembaga perdagangan dan industri internasional, serta lembaga pendidikan dan
ilmu pengetahuan.

Saluran-saluran globalisasi, antara lain sebagai berikut:

a.       Media Massa

Arus globalisasi diperoleh melalui media komunikasi massa, seperti radio, televisi,
surat kabar, film, dan internet. Globalisasi melalui media massa telah membuat dunia menjadi
seolah-olah tanpa batas. Melalui media massa, seperti televisi yang disiarkan dalam jaringan
satelit, peristiwa bencana Tsunami di Aceh pada tahun 2004 dapat diketahui di seluruh dunia.
Demikian juga dengan perkembangan internet yang telah memudahkan perkembangan iptek
dengan adanya kemudahan mengakses berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia dengan
murah dan cepat. Selain itu, dalam arus globalisasi, terjadi perubahan perilaku masyarakat di
bidang mode pakaian, peralatan hidup, dan makanan akibat pengaruh penyebaran informasi
dari luar negeri melalui media massa. Sebagai sarana pewarisan budaya pada era globalisasi,
media massa sangat berpengaruh dalam penyerapan budaya asing di masyarakat yang bersifat
positif dan negatif. Dampak positif budaya asing di media massa adalah masuknya iptek yang
menunjang kemajuan di segala bidang. Pengaruh negatif budaya asing di media massa adalah
terjadinya goncangan budaya karena adanya individu yang tidak siap menerima perubahan
dan pergeseran nilai-nilai budaya dan adat istiadat.

b.      Pariwisata Internasional

Berkembangnya sektor pariwisata internasional juga berpengaruh terhadap


penyebaran arus globalisasi. Kegiatan pariwisata internasional yang melibatkan banyak
negara dapat dilakukan dengan mudah karena adanya kemajuan sarana transportasi dan
telekomunikasi. Dengan meningkatnya kebutuhan wisata antarnegara menyebabkan

10
masuknya devisa yang sangat dibutuhkan untuk membiayai pembangunan suatu negara.
Dengan berkembangnya sektor pariwisata internasional, seseorang dapat dengan mudah
bepergian dari satu negara ke negara lainnya.

c.       Lembaga Perdagangan dan Industri Internasional

Globalisasi dalam perdagangan internasional ditandai dengan adanya pasar bebas.


Dalam era pasar bebas, setiap negara akan berlomba-lomba mengembangkan keunggulan
komparatif nya untuk menarik para investor dari luar negeri. Era pasar bebas juga ditandai
adanya kebebasan kontak perdagangan antarnegara tanpa dibatasi hambatan fiskal dan tarif.
Walaupun setiap negara bebas untuk menjalin hubungan perdagangan, namun tetap
diperlukan suatu wadah kerja sama di bidang ekonomi. Misalnya, pendirian dewan kerja
sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan dewan kerja sama ekonomi Amerika Utara
(NAFTA).

E. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi

Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi bidang sosial
budaya suatu bangsa. Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di kota-kota besar di
Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan
transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Arus globalisasi
yang penyebarannya sangat luas dan cepat tersebut membawa dampak positif dan negatif.
Dampak positif globalisasi, antara lain sebagai berikut:

1.   Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan


kehidupan manusia.

2.   Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan
efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.

3.   Kemajuan teknologi memengaruhi tingkat pemanfaatan sumber daya alam secara lebih
efisien dan berkesinambungan.

4.   Kemajuan iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai iptek sehingga bangsa
Indonesia mampu sejajar dengan bangsa lain.

Globalisasi juga mempunyai dampak negatif, antara lain sebagai berikut.

1.  Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme) sehingga kegiatan gotong


royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai ditinggalkan.

11
2.   Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan mengukur segala sesuatu
berdasarkan materi karena hubungan sosial dijalin berdasarkan kesamaan kekayaan,
kedudukan sosial atau jabatan. Akibat sikap materialisme, kesenjangan sosial antara golongan
kaya dan miskin semakin lebar.

3.   Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan
nilai-nilai agama.

4.   Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam
masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.

5.   Tersebar nya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai kesopanan dan budaya bangsa
melalui media massa seperti tayangan-tayangan film yang mengandung unsur pornografi
yang disiarkan televisi asing yang dapat ditangkap melalui antena parabola atau situs-situs
pornografi di internet.

6.   Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa, yang dibawa
para wisatawan asing. Misalnya, perilaku seks bebas (free sex).

Gejala individualisme di perkotaan, mobilitas penduduk yang tinggi serta efisiensi


merupakan kebiasaan hidup masyarakat kota yang telah terpengaruh budaya asing.
Namun, tidak bisa disangkal bahwa semua itu adalah karena pengaruh modernitas
kehidupan manusia. Kebutuhan manusia yang semakin beragam dan penghargaan atas
waktu menjadikan efisiensi dan kepraktisan sebagai sesuatu yang penting untuk manusia.
Dengan demikian, segala kebiasaan yang bersifat rumit disederhanakan agar lebih efisien.

Di Indonesia, modernitas adalah salah satu konsep yang menunjukkan adanya


interaksi antara budaya lokal dan budaya asing. Ciri-ciri modernitas adalah mobilitas
sosial yang tinggi, efisiensi, dan sikap individualisme. Hal-hal tersebut tidak bisa
dipungkiri telah mempengaruhi kehidupan manusia. Namun, setiap perubahan
kebudayaan mempunyai dampak positif dan negatif. Individualisme berdampak
negatif apabila mendorong individu untuk bekerja secara lebih produktif. Namun, di
sisi lain individualisme juga berdampak pada timbulnya sikap mementingkan diri
sendiri. Selain itu, sebagai dampak individualisme, kegiatan gotong royong dan
bentuk-bentuk kelembagaan sosial lainnya mulai diabaikan. Dengan demikian,
modernitas tidaklah harus dinilai secara positif atau negatif karena hal itu tergantung

12
pada bagaimana masyarakat dan individu memberikan penilaian sesuai dengan
konteks kebudayaannya.

Namun, sebenarnya kemodernan tidak bisa dijadikan alasan untuk


mengabaikan nilai-nilai kebersamaan, empati, dan solidaritas sosial. Oleh karena itu,
setiap individu harus memiliki kesadaran untuk tetap menghargai nilai-nilai tersebut.
Perwujudan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas sosial dalam masyarakat memang
tidak bisa diterapkan secara kaku. Misalnya, lebih sulit untuk menerapkan sikap
tersebut di dalam masyarakat perkotaan. Hal itu disebabkan sikap individualisme dan
budaya materialisme yang lebih tinggi pada masyarakat perkotaan. Oleh karena itu,
perwujudan sikap empati sosial di dalam masyarakat perkotaan tidak bisa diterapkan
dengan meniru kebersamaan masyarakat di daerah pedesaan. Perwujudan sikap
empati sosial tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk membantu
sesama yang mengalami musibah bencana alam. Contohnya pada saat terjadinya
bencana tsunami di Aceh, gempa Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan
bencana banjir di Jakarta tahun 2007, sikap kegotongroyongan dan kebersamaan
diwujudkan warga masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan sosial untuk
meringankan penderitaan korban bencana alam.

7.   Dampak / Pengaruh Positif  bagi Kebudayaan Nasional

Kebudayaan asing menjadi baik bagi kebudayaan nasional ketika kebudayaan


asing mampu memberi masukan kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian
kebudayaan nasional.

Selain itu, kebudayaan nasional menjadi menguntungkan bagi kebudayaan


nasional ketika mampu menyumbangkan nilai lebih bagi kebudayaan nasional.
Kebudayaan asing menjadi berguna bagi kebudayaan nasional manakala
kebudayaan asing tersebut diterima di dalam insan pelaku kebudayaan nasional.
Salah satu contoh kebudayaan asing yang memberi masukan kebudayaan yang
sesuai dengan kepribadian nasional adalah agama. Banyak agama yang masuk ke
Indonesia sesuai dengan kepribadian bangsa, sehingga hampir seluruh agama yang
masuk ke Indonesia dapat berkembang dengan baik. Sementara itu, salah satu
contoh kebudayaan asing yang memberi nilai lebih bagi kebudayaan nasional
adalah masuknya teknologi tinggi bagi Indonesia. Teknologi mampu membantu
manusia pada segala bidang. Nilai lebih didapatkan karena teknologi asing

13
mampu memberi bantuan bagi keseharian hidup manusia. Adapun salah satu
contoh kebudayaan asing yang berguna bagi kebudayaan nasional adalah lemari
es. Lemari es berguna menampung, mendinginkan, membekukan, dan
mengawetkan sesuatu.

F. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia dengan tetap membawa Budaya Asing

Kebudayaan  lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan


sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya.
Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat
bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan
perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih
kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini,
misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya
merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa.
Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai
dilupakan.

Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas
bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat
diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing
masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan
input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.

14
BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada

15
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.

B.       Saran

Semoga Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi tidak melunturkan jati
diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. Karena terkadang
globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab bangsanya.

DAFTAR PUSTAKA

Indriyawati, E. 2009. Antropologi 1 : Untuk Kelas XI SMA dan MA. Pusat Perbukuan
Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 137.
Lies, S. dan Budiarti, A. C. 2009. Antropologi Jilid 1 : Untuk Kelas XI SMA dan MA. Pusat
Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 137.

Shadily, Hasan. 2012. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta, PT.Pembangunan


Susanto,

Phil Astrid S. 2011. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sisial. Jakarta. Putra A. Bardin

16
Setiadi,Elly M 2012. “Ilmu sosial dan budaya bangsa”. Jakarta : kencana prenada media
group

Dinn wahyudin, dkk. 2008. “pengantar pendidikan”universitas tterbuka

Dyastriningrum. (2009). Antropologi XI. Jakarta: PT. Cempaka Putih.

Effendi, R. dan Malihah, E. (2007). Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi.


Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Mudra, M. (2008, 8 Juli). Budaya Indonesia Terkikis Budaya Barat. Suara Pembaruan

http://wahyurosidin.blogspot.com/2015/12/makalah-pengaruh-kebudayaan-asing.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai