Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

”KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD UNTUK MENCETAK GENERASI


EMAS”

Dosen Pengampu :

Drs. Purnomo, M.Pd

Disusun Oleh :

Sfrudin Wahyu Jadmiko (1401420144)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kurikulum dan
Pembelajaran di SD Untuk Mencetak Generasi Emas” Mata Kuliah Pengembangan
Kurikulum SD tepat pada waktunya dan untuk memenuhi tugas dari Bapak Drs. Purnomo,
M.Pd pada Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum SD. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang kurikulum pembelajran pada SD bagi para
pembaca dan juga bagi penyusun.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Purnomo, M.Pd selaku Dosen
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Semarang, 4 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4. . .5


B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................

A. Pelaksanaan Kurikulum Pendiddikan berbasis Karakter di Indonesia ........ 6....8


B. Karakteristik Generasi Emas ....................................................................... 8. .10
C. Upaya Membentuk Generasi Emas Yang Berkarakter ................................ 1011
BAB III PENUTUP .......................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman yang semakin modern pendidikan semakin dituntut harus
memberikan pelayanan yang profesional kepada publik khususnya para pelajar dan
masyarakat. Hal ini dikarenakan para pengguna jasa lembaga pendidikan semakin
kritis dalam memilih lembaga pendidikan sebagai tempat yang benar-benar layak
untuk menimba ilmu pengetahuan.
Disisi lain pada zaman yang semakin modern ini berbagai permasalahan yang
harus di hadapi oleh lembaga pendidikan. Pertama adalah mengimbangi kemajuan
ilmu informasi tekhnologi yang semakin canggih berdasarkan tingkat kualitasnya.
Perubahan yang cepat ini membawa konsekuensi bahwa program pendidikan harus
dipacu secepat mungkin mengikutinya. Kedua, lembaga pendidikan dituntut
menciptakan atau mengeluarkan output-output yang memiliki kualitas pengetahuan
yang tinggi. Tuntutan ini membawa konsekuensi bahwa lembaga pendidikan harus
benar-benar mengajarkan hal yang mendasar bagi peserta didik untuk dapat
berkembang secara kreatif agar dapat merespon ketidakpastian era global atau
perkembangan zaman.
Dengan adanya permasalah di atas diperlukannya lembaga pendidikan
memberikan upaya-upaya penyeimbangan dan penyelesaian masalah.Bangsa
Indonesia sesuai dengan cita-cita besarnya dalam pembentukan negara seperti yang
termaktub dalam pembukaan UUD RI tanggal 17 Agustus 1945 adalah menjadi
negara adil dan makmur. Adil diartikan terselenggaranya hukum dengan baik dan
beradab, makmur berarti tercukupinya kebutuhan sandang, pangan, papan. Artinya
bahwa sesuai dengan cita-cita pembentukan negara, Indonesia dicita-citakan menjadi
negara besar, kuat, disegani dan dihormati keberadaannya di tengah-tengah bangsa-
bangsa di dunia. Setelah 71 tahun Indonesia merdeka pencapaian cita-cita ini belum
sepenuhnya dipenuhi, meskipun kita sadari telah terjadi kemajuan dan capaian yang
telah diraih di bidang politik, keamanan, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat. Namun
kita harus tetap sadar dan lebih meningkatkan kemauan dan kemampuan kita karena
ke depan masih banyak persoalan dan tantangan yang lebih kompleks yang harus
diselesaikan.
Upaya kuat seluruh anak bangsa dengan semangat nasionalisme dalam
mewujudkan cita-cita harus tetap dilakukan secara sistematik, sistemik dan
berkelanjutan, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Meningkatkan
komitmen menjadikan pendidikan sebagai sarana utama untuk menuju terwujudnya
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam
pembangunan nasional. Oleh karena itu pemerintah bertekad memberikan perhatian
yang besar pada pembangunan pendidikan. Sampai saat ini, pemerintah telah
mengambil berbagai terobosan kebijakan pendidikan berskala besar. Kita semua
menyadari, bahwa hanya melalui pendidikanlah bangsa kita menjadi maju dan dapat
mengejar ketertinggalan dari bangsa lain,baik dalam bidang sains dan teknologi
maupun ekonomi. Peran pendidikan penting juga dalam membangun peradaban
bangsa yang berdasarkan atas jati diri dan karakter bangsa.
Apapun persoalan bangsa yang dihadapi komitmen kita untuk melaksanakan
pembangunan pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi dan berbagai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku tetap dipegang. Komitmen ini direalisasikan
dalam berbagai kebijakan dan program yang diarahkan untuk mencapai tujuan
meningkatnya kualitas sumber daya manusia demi tercapainya kemajuan bangsa dan
negara di masa depan, sebagaimana yang kita cita-citakan bersama. Ini menjadi
bagian penting yang menentukan perkembangan pendidikan di Indonesia guna
mencetak generasi emas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis karakter di Indonesia?
2. Apa saja kriteria generasi emas Indonesia?
3. Bagaimana upaya membentuk generasi emas di Indonesia yang berkarakter?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum pendidikan berbasis karakter di Indonesia.
2. Untuk menyebutkan apa saja kriteria generasi emas Indonesia.
3. Untuk menetahui upaya membentuk generasi emas di Indonesia yang berkarakter.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Kurikulum Pendiddikan berbasis Karakter di Indonesia


Sistem kurikulum pendidikan di Indonesia secara umum masih dititikberatkan
pada kecerdasan kognitif. Hal ini dapat dilihat dari orientasi sekolah-sekolah dan
instalasi lainnya yang masih disibukan dengan ujian, mulai dari ujian mid, ujian akhir
hingga ujian nasional. Ditambah latihan-latihan soal harian dan pekerjaan rumah
untuk memecahkan pernyataan persoalan di buku pelajaran yang biasanya tidak
relevan dengan kehidupan realita yang dijalani pada kehidupan sehari-hari.
Sedangkan kurikulum pendidikan yang berkaitan dengan pengetahuan moral dan
nilai-nilai yang berkaitan dengan karakter masih sedikit penerapannya. Banyaknya
kasus kriminalitas, seperti kasus pembunuhan remaja yang dilakukan oleh temannya
sendiri, terbongkarnya berbagai kasus korupsi yang dilakukann oleh pejabat negara.
Kasus kriminalitas tersebut dilakukan dari berbagai kalangan, baik muda maupun tua,
berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah, kaya maupun miskin. Dengan
semakin meningkatnya kasus kriminalitas yang terjadi, menunjukkan semakin
merosot pula moralitas bangsa Indonesia yang menjadi akar dari permasalahan ini.
Oleh karena itu, saat ini Indonesia membutuhkan sistem kurikulum pendidikan
yang dapat menanamkan nilai-nilai moral/ karakter yang baik pada generasi muda
bangsa yang akan membawa Indonesia menuju menjadi negara yang maju, yaitu
pendidikan karakter.
Kurikulum pendidikan berbasis karakter adalah upaya mendidik dengan
menanamkan nilai-nilai moral/ karakter yang baik kepada generasi bangsa.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang tidak hanya megutamakan kualitas
ilmu pengetahuan tetapi juga mengutamakan kualitas moral yang juga didukung oleh
skill. Untuk menjalankan kurikulum pendidikan berbasis karakter di Indonesia,
tentunya Indonesia perlu mengganti kurikulum pendidikan saat ini menjadi kurikulum
pendidikan karakter, artinya sistem yang dijalankan dalam dunia pendidikan pun juga
harus diubah, sehingga dapat sesuai dan sejala dangan kurikulum pendidikan karakter
yang diterapkan.
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna
yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah
membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan
warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang
baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum
adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat
dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks
pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur
yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina
kepribadian generasi muda.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah
mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari
SD Perguruan Tinggi. Menurut Mendiknas, Prof. Muhammad Nuh, pembentukan
karakterperlu dilakukan sejak usia dini. Jika karakter sudah terbentuk sejak usia dini,
kata Mendiknas, maka tidak akan mudah untuk mengubah karakter seseorang. Ia juga
berharap, pendidikan karakter dapat membangun kepribadian bangsa. Munculnya
gagasan program pendidikan karakter di Indonesia, bisa dimaklumi. Sebab, selama ini
dirasakan, proses pendidikan dirasakan masih belum berhasil membangun manusia
Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang menyebut, pendidikan telah gagal,
karena banyak lulusan sekolah atau sarjana yang piawai dalam menjawab soal ujian,
berotak cerdas, tetapi mental dan moralnya lemah. Banyak pakar bidang moral dan
agama yang sehari-hari mengajar tentang kebaikan, tetapi perilakunya tidak sejalan
dengan ilmu yang diajarkannya. Sejak kecil, anak-anak diajarkan menghafal tentang
bagusnya sikap jujur, berani, kerja keras, kebersihan, dan jahatnya kecurangan. Tapi,
nilai-nilai kebaikan itu diajarkan dan diujikan sebatas pengetahuan di atas kertas dan
dihafal sebagai bahan yang wajib dipelajari, karena diduga akan keluar dalam kertas
soal ujian. Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal ujian,
dan teknikteknik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan.
Pembiasaan untuk berbuat baik: pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria: malu
berbuat curang; malu bersikap malas; malu membiarkan lingkungannya kotor.
Karakter tidak terbentuk secara instan, tapi harus dilatih secara serius dan
proporsional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal. Di sinilah bisa kita
pahami, mengapa ada kesenjangan antara praktik pendidikan dengan karakter peserta
didik. Bisa dikatakan, dunia Pendidikan di Indonesia kini sedang memasuki masa-
masa yang sangat pelik. Kucuran anggaran pendidikan yang sangat besar disertai
berbagai program terobosan sepertinya belum mampu memecahkan persoalan
mendasar dalam dunia pendidikan, yakni bagaimana mencetak alumni pendidikan
yang unggul, yang beriman, bertaqwa, profesional, dan berkarakter, sebagaimana
tujuan pendidikan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional.

B. Karakteristik Generasi Emas


Dengan kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki dan bonus demografi yang
ada, maka bukan tak mungkin Indonesia menjadi salah satu poros utama kekuatan
dunia di masa yang akan datang. Pemerintah Indonesia sendiri telah menyusun
rencana jangka panjang untuk menyiapkan Indonesia menjadi salah satu kekuatan
utama dunia pada peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Salah satu cara
mencapai visi itu adalah dengan menyiapkan sumberdaya manusia berkualitas untuk
menjadi generasi emas yang dapat mengeksploitasi segala kekayaan yang dimiliki
Indonesia untuk kesejahteraan rakyat Indonesia secara khusus dan bagi dunia secara
umum.
Untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045, penting bagi dunia
pendidikan melakukan perubahan pada pola pikir. Pendidikan tidak hanya sekadar
dimaknai dengan transfer akademik (keilmuan) saja, melainkan dilengkapi dengan
karakter. Keseimbangan akademik dan karakter inilah yang perlu disiapkan sejak
sekarang. Keseimbangan penguasaan ilmu (akademik, keterampilan, dan karakter)
merupakan faktor kunci dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompetitif. Proses pembelajaran tidak cukup sekadar meningkatkan pengetahuan
melalui ‘core subjects’, melainkan harus dilengkapi dengan kemampuan kritis-kreatif,
karakter kuat, yang didukung pula dengan kemampuan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.Maka menjadi tugas dunia pendidikan di generasi sekarang
untuk menyiapkan generasi mendatang yang lebih baik dan berkualitas, yakni
generasi yang memiliki visi cemerlang dan kompetensi yang memadai serta memiliki
karakter yang kokoh, kecerdasan yang tinggi dan kompetitif.
Generasi emas 2045 merupakan generasi yang mampu membawa Indonesia
pada perbaikan kehidupan bangsa menjadi bangsa yang bermartabat, harmonis, dan
berkualitas. Untuk membangun generasi emas 2045 diperlukan asuhan, pendidikan,
dan latihan yang efektif sejak dini agar kemampuan mereka tumbuh dan berkembang
secara optimal. Generasi emas 2045 merupakan upaya yang dilakukan untuk
mewujudkan impian bangsa Indonesia, yaitu akan bangkitnya generasi emas yang
mampu memberikan kebaikan dan kebesaran bangsa Indonesia, serta melahirkan
peserta didik yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Agar tujuan tersebut dapat terwujud, maka menurut Andri Yuga
dalam membangun generasi emas 2014 pendidikan yang dilaksanakan harus
merupakan pendidikan yang berkualitas dari segi kurikulum, pendidik, serta sarana
dan prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan pendidikan. Untuk membangun
generasi emas 2045 kurikulum yang digunakan tidak hanya menekankan pada aspek
kognitif saja melainkan lebih menekankan pada pendidikan karakter, kompetensi
pendidikan dilaksanakan pendidik dengan proses pembelajaran yang aktif dan kreatif.
Hal pertama yang harus dilakukan dalam membangun generasi emas 2045
adalah melalui pendidikan usia dini yang sangat diperlukan untuk mengisi dan
memproses usia emas sehingga terbangun landasan yang kuat untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya. Hal ini perlu dilakukan melalui pendidikan anak usia dini
dan sekolah dasar yang berkualitas. Ketepatan cara mendidik waktu usia dini menjadi
modal penting bagi kelanjutan hidupnya di masa yang akan datang.Pendidikan yang
berkualitas diawali dengan pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang
berkualitas merupakan pembelajaran yang bukan hanya mengembangkan aspek
kognitif saja, melainkan harus mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik pula.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencipatakan pembelajaran yang
berkualitas adalah dengan menggunakan model-model, media, metode, dan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Generasi emas 2045 mewujudkan insan yang berkarakter, cerdas, dan
kompetitif. Insan Indonesia berkarakter adalah insan yang memiliki sifat pribadi yang
relatif stabil pada diri individu yang memiliki sikap dan pola pikir yang berlandaskan
moral yang kokoh dan benar. Seperti: iman dan takwa, pengendalian diri, sabar,
disiplin, kerja keras, ulet, bertanggung jawab, jujur , membela kebenaran, kepatutan,
kesopanan, kesantunan, taat pada peraturan, loyal, demokratis, sikap kebersamaan,
musyawarah, gotong royong, toleran, tertib, damai, anti kekerasan, hemat, konsisten.
Insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif, yaitu cerdas
spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis.
Insan Indonesia kompetitif, yaitu insan yang berkepribadian unggul dan gandrung
akan keunggulan, bersemangat juang tinggi, mandiri, pantang menyerah, pembangun
dan pembina jejaring, bersahabat dengan perubahan, inovatif dan menjadi agen
perubahan, produktif, sadar mutu, berorientasi global, pembelajar sepanjang hayat,
dan menjadi rahmat bagi semesta alam.

C. Upaya Membentuk Generasi Emas Yang Berkarakter


Dengan kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki dan bonus demografi yang
ada, maka bukan tak mungkin Indonesia menjadi salah satu poros utama kekuatan
dunia di masa yang akan datang. Pemerintah Indonesia sendiri telah menyusun
rencana jangka panjang untuk menyiapkan Indonesia menjadi salah satu kekuatan
utama dunia pada peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Salah satu cara
mencapai visi itu adalah dengan menyiapkan sumberdaya manusia berkualitas untuk
menjadi generasi emas yang dapat mengeksploitasi segala kekayaan yang dimiliki
Indonesia untuk kesejahteraan rakyat Indonesia secara khusus dan bagi dunia secara
umum.
Selama ini, sumberdaya manusia memang menjadi salah satu faktor utama
maju tidaknya suatu negara. Wilson dan Ernesto menyatakan bahwa sentra utama
kehidupan adalah SDM. Mereka mengatakan: “If you dig very deeply into any
problem, you will get people. The human being is the center and yardstick of
everything”. Tentunya, dalam pembangunan SDM ini harus disesuaikan pula dengan
karakteristik bangsa Indonesia. Pembangunan SDM berkualitas yang akan disiapkan
menjadi generasi emas ini nantinya bukan hanya mereka yang mempunyai kecakapan
hidup (life skill) namun juga kecakapan spiritual.
Didalam membentuk pribadi suatu generasi emas 2045 di perlukan suatu nilai-
nilai karakter didalamnya agar tercipta generasi penerus bangsa yang memiliki moral
dan kelakuan yang berbudi luhur, adapun upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara
memasukan pendidikan karakter pada sistem pendidikan, misalnya dimasukannya
pembelajaran karakter ke dalam kurikulum. Sehingga dalam mencapai target
pendidikan tidak hanya berfokus pada tercapainya target kemampuan pengetahuan
secara akademik namun juga berfokus pula pada pengetahuan secara psikologis dan
etitude.
Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh pendidikan dalam rangka mencapai
pembangunan generasi emas 2045 yaitu:
Pertama, penguatan peran pendidik dan peserta didik agar terjalin sinergi antara
implementasi kegiatan transfer ilmu yang tetap mengedepankan kualitas dengan
terwujudnya peserta didik yang bermoral dan memegang teguh semangat
nasionalisme. Penguatan semangat nasionalisme harus dimulai dengan
mengembalikan jati diri pelajar agar terbentuk pribadi yang mantap dan berakhlak
mulia
Kedua, penguatan primer. Orang tua adalah sosok yang sangat penting karena
merekalah yang menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak. Oleh karena itu,
peran orang tua diharapkan untuk lebih memerhatikan pendidikan yang diberikan
kepada anaknya dan mengenali kondisi psikologis agar menjadi sosok yang
berkarakter di lingkungan masyarakat.
Ketiga, mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri. Kegiatan ini merupakan
kegiatan diluar jam pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui layanan bimbingan konseling (BK) dan kegiatan
ekstrakurikuler. Layanan BK dapat dioptimalkan melalui komunikasi yang interaktif
antara guru,siswa dan orang tua siswa sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang
tidak diinginkan dari pengaruh negatif lingkungan. Kegiatan ekstra kurikuler
diharapkan dapat menyalurkan minat, bakat, kemandirian siswa dan kemampuan
bermasyarakat dan kehidupan beragama serta kemampuan untuk memecahkan
masalah. Kegiatan seperti Pramuka, Paskibra, KIR, kegiatan olahraga dan banyak lagi
kegiatan pengembangan diri yang dikembangkan oleh tiap-tiap sekolah diharapkan
dapat membangkitkan semangat kebangsaan sehingga diharapkan terbentuk pribadi
siswa yang memiliki jiwa pembaharu, bertanggung jawab, memiliki keberanian,
disiplin, tidak mudah menyerah, dan menjadi generasi emas bagi bangsa Indonesia.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam membentuk pribadi suatu generasi emas 2045 di perlukan suatu nilai-
nilai karakter didalamnya agar tercipta generasi penerus bangsa yang memiliki moral
dan kelakuan yang berbudi luhur, adapun upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara
memasukan pendidikan karakter pada sistem pendidikan, misalnya dimasukannya
pembelajaran karakter ke dalam kurikulum. Sehingga dalam mencapai target
pendidikan tidak hanya berfokus pada tercapainya target kemampuan pengetahuan
secara akademik namun juga berfokus pula pada pengetahuan secara psikologis dan
etitude.

B. Saran
Kepada seluruh lembaga pendidikan yang memiliki peran penting sebagai
pencetak generasi penerus yang berkualitas, diharapkan dapat menerapkan kegiatan
pembelajaran yang lebih mengarah pada menciptakan kemampuan dan kualitas
peserta didik baik dari segi intelektual, emosional maupun spiritualnya khususnya
karakternya.
Kepada pemerintah, dalam hal ini Dinas Pendidikan Nasional agar kiranya
lebih memperhatikan lagi kelayakan fasilitas sebagai sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan pembelajaran pada lembaga-lembaga pendidikan sekolah
maupun perguruan tinggi secara merata, sehingga lembaga-lembaga pendidikan yang
ada diseluruh wilayah Indonesia dapat menghasilkan generasi-generasi penerus sesuai
yang diharapkan.
Bagi para tenaga pengajar dan masyarakat kiranya memiliki hubungan baik,
pemerhati dan peduli pendidikan agar dapat mendukung upaya-upaya peningkatan
mutu pendidikan dan kualitas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ramli. 2013. Grand Desain Pendidikan Karakter Generasi Emas. Medan: Balferik
Manulang
Kemendiknas. 2010. Generasi Emas Indonesia: Menyambut Hari Pendidikan Nasional,
dalam
http://www.ykai.net/index.php?option=com_content&view=article&id=928:generasi
-emas-indonesia-menyambut-hari-pendidikan-
nasional&catid=117:terkini&Itemid=136, diakses pada 5 April 2017.

Anda mungkin juga menyukai