Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Nilai Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Sukarjo, M. Pd.
Disusun oleh :
Lavenia Ayu Caella 1401420388
ROMBEL H
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga telah dapat menyelesaikan sebuah Makalah yang menjadi
tugas yang berkaitan dengan materi pertemuan ke 13 yaitu “Permasalahan pendidikan formal dan
solusi pemecahannya”. Tugas ini ditulis dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar
Ilmu Pendidikan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan Tugas ini. Semoga apa yang telah kami
usahakan ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang.
Kami menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapakan saran dan masukan yang membangun dari seluruh pihak demi perbaikan ke depan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan
pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab
tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan
demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang
berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang
baik.
Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Pendidikan harus mampu mempersiapkan
warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif,
kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan
mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengembangan pendidikan?
2. Bagaimana pendidikan karakter di sekolah dasar?
3. Apa pentingnya pendidikan karakter di usia sekolah dasar?
4. Bagaimana cara mengembangkan pendidikan karakter untuk anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pengembangan pengertian pengembangan
pendidikan
2. Untuk mengetahui dan memahami pendidikan karakter di sekolah dasar
3. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya pendidikan karakter di usia sekolah dasar
4. Untuk mengetahui dan memahami cara mengembangkan pendidikan karakter untuk anak
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (menjadikan maju yaitu
baik dan sempurna) atau pemerintah yang selalu berusaha dan pembangunan secara bertahap
dan teratur yg menjurus ke sasaran yg dikehendaki. (KBBI).
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai
remaja yang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti. (J.J. Rousseau).
Menurut Juhn Dewey, Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal
ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang
muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan sosial.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1)
2
pelajaran yangberisikan tentang pesan-pesan moral, misalnya pelajaran agama,
kewarganegaraan, dan pancasila. Namun proses pembelajaran yang dilakukan adalah dengan
pendekatan penghafalan (kognitif). Para siswa diharapkan dapat menguasai materi yang
keberhasilannya diukur hanya dengan kemampuan anak menjawab soal ujian (terutama dengan
pilihan berganda). Karena orientasinya hanyalah semata-mata hanya untuk memperoleh nilai
bagus, maka bagaimana mata pelajaran dapat berdampak kepada perubahan perilaku, tidak
pernah diperhatikan. Sehingga apa yang terjadi adalah kesenjangan antara pengetahuan moral
(cognition) dan perilaku (action). Semua orang pasti mengetahui bahwa berbohong dan korupsi
itu salah dan melanggar ketentuan agama, tetapi banyak sekali orang yang tetap melakukannya.
Tujuan akhir dari pendidikan karakter adalah bagaimana manusia dapat berperilaku sesuai
dengan kaidah-kaidah moral.
Menurut Berman, iklim sekolah yang kondusif dan keterlibatan kepala sekolah dan para
guru adalah faktor penentu dari ukuran keberhasilan interfensi pendidikan karakter di sekolah.
Dukungan saran dan prasarana sekolah, hubungan antar murid, serta tingkat kesadaran kepala
sekolah dan guru juga turut menyumbang bagi keberhasilan pendidikan karakter ini, disamping
kemampuan diri sendiri (melalui motivasi, kreatifitas dan kepemimpinannya) yang mampu
menyampaikan konsep karakter pada anak didiknya dengan baik.
3
negara.” Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan
siap mem¬pertang¬gungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Pembentukan karakter meru¬pakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU
Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak
mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter,
sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang
bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Pendidikan karakter di nilai sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini karena
pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai,
sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Nilai-nilai positif
dan yang seharusnya dimiliki seseorang menurut ajaran budi pekerti yang luhur adalah amal
saleh, amanah, antisipatif, baik sangka, bekerja keras, beradab, berani berbuat benar, berani
memikul resiko, berdisiplin, berhati lapang, berhati lembut, beriman dan bertaqwa, berinisiatif,
berkemauan keras, berkepribadian, berpikiran jauh ke depan, bersahaja, bersemangat, bersifat
konstruktif, bersyukur, bertanggung jawab, bertenggang rasa, bijaksana, cerdas, cermat,
demokratis, dinamis, efisien, empati, gigih, hemat, ikhlas, jujur, kesatria, komitmen,
kooperatif, kosmopolitan (mendunia), kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, manusiawi, mawas
diri, mencintai ilmu, menghargai karya orang lain, menghargai kesehatan, menghargai
pendapat orang lain, menghargai waktu, patriotik, pemaaf, pemurah, pengabdian,
berpengendalian diri, produktif, rajin, ramah, rasa indah, rasa kasih sayang,rasa keterikatan,
rasa malu, rasa memiliki, rasa percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, semangat
kebersamaan, setia, siap mental, sikap adil, sikap hormat, sikap nalar, sikap tertib, sopan
santun, sportif, susila, taat asas, takut bersalah, tangguh, tawakal, tegar, tegas, tekun, tepat janji,
terbuka, ulet, dan sejenisnya.
Sejatinya pendidikan karakter ini memang sangat penting dimulai sejak dini. Sebab
falsafah menanam sekarang menuai hari esok adalah sebuah proses yang harus dilakukan
dalam rangka membentuk karakter anak bangsa. Pada usia kanak-kanak atau yang biasa
disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age) terbukti sangat menen¬tukan
kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
4
sekitar lima puluh persen variabilitas kecer-dasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak
berusia empat tahun. Peningkatan tiga puluh persen berikutnya terjadi pada usia delapan tahun
(SD), dan dua puluh persen sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua (SMP).
Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang
merupakan lingkungan pertama bagi pertum¬buhan karakter anak. Setelah keluar¬ga, di dunia
pendidikan karakter ini sudah harus menjadi ajaran wajib sejak sekolah dasar.
Anak-anak adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa di kemudian hari.
Karakter anak-anak yang terbentuk sejak sekarang akan sangat menentukan karakter bangsa di
kemudian hari. Karakter anak-anak akan terbentuk dengan baik, jika dalam proses tumbuh
kembang mereka mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri secara leluasa.
5
Pendidikan dasar merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Kerja sama
antara sekolah dengan keluarga merupakan hal yang sangat penting. Sekolah tidak
mungkinmengembangkan pendidikan karakter tanpa peran aktif orang tua. Kerjasama
keduanya diperlukan. Komunikasi sekolah dengan keluarga bisa bermacam-macam.
Mulai dari pertemuan orang tua, buletin sekolah, surat edaran, dll. Intinya, segala
macam cara dan alat komunikasi dengan orang tua bisa digunakan.
Prinsip Sehat
Pengembangan pendidikan karakter bertujuan membuat anak bertumbuh secara sehat.
Setiap program yang dibuat mesti mempertimbangkan kesehatan pertumbuhan anak
didik. Kesehatan yang dimaksud adalah kesehatan jasmani, rohani, dan psikologis.
Anak-anak mesti diajari bagaimana cara menjaga kesehatan. Mereka perlu
mengetahui dan mengenali makanan-makanan sehat di sekitar lingkungan sekolah
mereka.
Prinsip Kegembiraan
Program pendidikan karakter di tingkat dasar bertujuan membuat anak gembira.
Berbagai macam jenis permainan, dinamika kelompok, serta permainan lain ditujukan
agar anak merasakan dan mengalami kegembiraan. Kegembiraan ini tidak bersifat
individual, melainkan kegembiraan semua. Program pendidikan karakter yang
berhasil membuat semua anak menjadi riang dan gembira.
Prinsip Belajar
Mau tidak mau, lembaga pendidikan adalah sebuah tempat di mana anak menghayati
nilai belajar. Memupuk semangat belajar, membuat anak gemar membaca dan
bertanya merupakan sasaran setiap sekolah. Membuat anak kerasan dan nyaman di
sekolah adalah syarat utama lingkungan belajar yang baik.
Prinsip Kreatifitas
Jangan pernah mematikan kreatifitas siswa. Setiap anak adalah unik. Juga mereka
memiliki motivasi tertentu dalam bertindak. Pendidik perlu memahami motivasi
siswa sebelum memberikan penilaian. Memberikan pujian, dukungan, dan semangat
bagi setiap anak sangat diperlukan. Kreatifitas anak perlu diapresiasi dan dihargai.
Namun secara umum, prinsip-prinsip pengembangan pendidikan karakter yang dapat
diterapkan pada satuan pendidikan, yaitu:
6
a. Berkelanjutan
b. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya satuan pendidikan
c. Nilai tidak diajarkan tetapi melalui proses belajar
d. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan
7
a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter
b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran,
perasaan, dan perilaku
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun
karakter
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang
baik
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang
menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka dan membantu
mereka untuk sukses
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri dari para peserta didik
h. Memfungsikan seluruh staf satuan pendidikan sebagai komunitas moral yang
berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia kepada nilai dasar
yang sama
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun
inisiatif pendidikan karakter
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha
membangun karakter
k. Mengevaluasi karakter satuan pendidikan, fungsi staf sebagai pendidik karakter,
dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik
Secara umum, ada enam pilar pendidikan karakter, sebagaimana yang dirilis oleh
Character Counts! Coalition (a Project of the Joseph Institute of Ethcis, yang dapat
menjadi acuan, yaitu:
8
dan mendengar kebenaran dari pihak lain, serta ikhlas menjalankan kebenaran
tersebut.
c. Caring, Karakter ini mengembangkan kepedulian dan kesalehan sosial sebagai
manusia yang memiliki harga diri dan kehormatan. Karakter ini mengembangkan
aspek citra diri sebagai manusia yang peka terhadap lingkungan sosial dan
tenggang rasa dalam menjalani kehidupan bersama dengan penuh ketulusan.
d. Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan
menghormati orang lain. Karakter ini yang memberikan kesadaran diri bahwa
setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama, ingin dihargai,
diapresiasi, dihormati, dan dijaga perasaannya.
e. Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan
serta peduli terhadap lingkungan alam. Karakter ini mengembangkan kesadaran
diri tentang taat azas, kepatuhan kepada peraturan sebagai konsensus, dan
kepedulian terhadap lingkungan alam.
f. Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab,
disiplin, dan selalui melaksanakan sesuatu dengan sebaik mungkin. Karakter ini
membangun kesadaran diri tentang sikap kehati-hatian, kewaspadaan,
menjunjung tinggi hak dan kewajiban, serta bersikap profesional.
Berdasarkan pemikiran dan pandangan di atas, upaya yang harus dilakukan dalam
pengembangan dan pembentukan karakter pada satuan pendidikan adalah
mensosialisasikan nilai-nilai positif dan sekaligus menetapkan nilai-nilai tersebut
yang menjadi acuan pendidikan karakter, menetapkan pendekatan, model, dan strategi
pendidikan karakter yang diterapkan pada satuan pendidikan, melibatkan seluruh
sivitas akademika dan staf penerapan pendidikan karakter, membangun iklim satuan
pendidikan yang mendukung pembentukan karakter, menyusun kurikulum yang
berbasis pendidikan karakter, melibatkan pihak keluarga dan masyarakat dalam
pembentukan karakter pada satuan pendidikan, serta dilakukan evaluasi secara
berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan karakter pada
satuan pendidikan.
Pada sisi lain pendidikan karakter merupakan esensi dari pelaksanaan pendidikan,
baik di keluarga, sekolah, maupun di masyarakat. Dengan demikian, pendidikan
9
karakter merupakan tanggung jawab bersama, kapan dan dimana saja. Mengingat
pentingnya pendidikan karakter, maka harus dikembangkan dan diterapkan
berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah, rasional, sistematis, dan empiris. Oleh sebab itu,
penerapan pendidikan karakter di satuan pendidikan, khususnya di perguruan tinggi,
harus dimenej dengan baik, agar dapat diukur dan dievaluasi secara akuntabel dan
professional.
10
3. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan budi
pekerti dan akhlak mulia. Para guru (pembina program) melalui program pembiasaan
diri lebih mengedepankan atau menekankan kepada kegiatan-kegiatan pengembangan
budi pekerti dan akhlak mulia yang kontekstual, kegiatan yang menjurus pada
pengembangan kemampuan afektif dan psikomotorik.
4. Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya
karakter peserta didik. Lingkungan terbukti sangat berperan penting dalam
pembentukan pribadi manusia (peserta didik), baik lingkungan fisik maupun
lingkungan spiritual. Untuk itu sekolah dan guru perlu untuk menyiapkan fasilitas-
fasilitas dan melaksanakan berbagai jenis kegiatan yang mendukung kegiatan
pengembangan pendidikan karakter peserta didik.
5. Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
pengembangan pendidikan karakter. Bentuk kerjasama yang bisa dilakukan adalah
menempatkan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai fasilitator dan nara
sumber dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pendidikan karakter yang
dilaksanakan di sekolah.
6. Menjadi figur teladan bagi peserta didik. Penerimaan peserta didik terhadap materi
pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru, sedikit tidak akan bergantng kepada
penerimaan pribadi peserta didik tersevut terhadap pribadi seorang guru.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mendapatkan pengalaman dan
mengembangkan potensi diri dengan proses pembelajaran sepanjang hidup. Sekolah adalah
tempat yang strategis untuk pendidikan karakter karena anak-anak dari semua lapisan akan
mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu anak-anak menghabiskan sebagian besar
waktunya di sekolah, sehingga apa yang didapatkannya di sekolah akan mempengaruhi
pembentukan karakternya.
Pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar, dewasa ini sangat diperlukan dikarenakan
saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa. Karakter
di sini adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara
pandang, bepikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa Sejumlah nilai moral,
dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat pada orang lain, disiplin,
mandiri, kerja keras, kreatif.
B. Saran
Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Saran dan kritik
membangun dapat kami tamping agar menjadi evaluasi kami kedepannya. Kedepannya kami
akan mencari materi yang lebih baik daan persiapan yang lebih matang lagi. Terima kasih
12
DAFTAR PUSTAKA
http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-pengembangan-pendidikan-karakter.html
http://atariuz.blogspot.com/2013/03/pendidikan-karakter-di-sekolah-dasar.html
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/konsep-pendidikan-masa-depan.html
13