Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN DAN TRANSISI PERKEMBANGAN

DISUSUN OLEH:

Kelompok 9:

1. Yuni Syafitri (2220210014)


2. Salsa Havida Nurli (2220210021)

DOSEN PENGAMPU:

Dini Anggraeni, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan terimaka puji dan syukur kepada allah SWT,karena berkat
dan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan Makala ini tepat pada waktunya tak lupa
sholawat dan salam kami limpahkan kepada allah SAW,pada para sahabatnya,keluarganya
sampai kepada kita umat-umatNya.allhamdulillah makalah yang kami buat berjudul Pendidikan
dan transisi perkembangan makala ini kami dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Pendidikan keluarga Makala ini tersusun,oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih.kami
menyadari Makala ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu kami berharap kritik dan saran
membangun dari semua pihak guna sempurnanya Makala ini.akhirnya kami berharap mudah-
mudahan Makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi dunia Pendidikan.amin

Palembang, oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan anak usia dini...................................................................................3
a. Tujuan pendidikan untuk anak usia dini...............................................................................4
b. Fungsi pendidikan untuk anak usia dini...............................................................................4
c. Prinsip pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini........................................................5
B. Transisi Perkembangan.........................................................................................................6
a. Transisi ditinjau dari Kurikulum PAUD dan SD dalam memfasilitasinya...........................6
b. Transisi Ditinjau Dari Pihak Orang tua Dan Guru...............................................................7
c. Perkembangn Kemampuan Sosial Emosional Anak Di Masa TransisiPAUD-SD...............9
e. Perkembangn Kemampuan Fisik dan Motorik Anak Di Masa TransisiPAUD-SD............10
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA......................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan dan transisi perkembangan adalah dua konsep yang saling terkait dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan individu. pendidikan dan transisi perkembangan
mencakup sejumlah faktor yang memengaruhi bagaimana individu tumbuh dan berkembang
sepanjang hidup mereka. Seperti keluarga, budaya, status ekonomi, dan akses ke sumber daya
pendidikan, dapat mempengaruhi bagaimana individu mengalami pendidikan dan transisi
perkembangan.

Pendidikan adalah proses formal dan informal di mana individu memperoleh


pengetahuan, keterampilan, nilai, dan wawasan yang diperlukan untuk berfungsi dalam
masyarakat. Ini mencakup pendidikan formal di sekolah, perguruan tinggi, dan universitas, serta
pembelajaran informal melalui pengalaman sehari-hari, interaksi sosial, dan sumber-sumber
lainnya. Pendidikan memberikan landasan penting bagi perkembangan individu, membantu
mereka memahami dunia, membangun kompetensi, dan mempersiapkan diri untuk peran sosial
dan ekonomi yang beragam.

Transisi perkembangan merujuk pada perubahan signifikan dalam kehidupan individu


yang memengaruhi perkembangan mereka. Ini bisa mencakup transisi dari satu tahap kehidupan
ke tahap lain, seperti transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja, atau dari pendidikan formal
ke dunia kerja. Transisi perkembangan juga bisa melibatkan perubahan dalam peran sosial,
status, dan tanggung jawab. Transisi ini sering kali merupakan momen kunci dalam kehidupan
individu yang memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan sosial mereka.

Penting untuk memahami hubungan antara pendidikan dan transisi perkembangan agar
dapat memberikan dukungan yang sesuai kepada individu dalam menghadapi perubahan dalam
hidup mereka. Pendidikan yang baik dapat membekali individu dengan keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk menghadapi transisi perkembangan dengan sukses,
sementara transisi yang baik dapat membantu individu mencapai potensi mereka dalam
pendidikan dan kehidupan secara keseluruhan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Pendidikan untuk anak usia dini?
2. Jelaskan tujuan dan manfaat pendidik untuk anak usia dini, serta jelaskan prinsip
Pendidikan apa saja untuk anak usia dini?
3. Mengapa program transisi PAUD sangat penting?
4. Jelaskan bagaimana transisi bisa ditinjau dari orang tua dan guru?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu Pendidikan dan transisi perkembangan
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat, tujuan, dan prinsip dari Pendidikan
3. Mengetahui tentang transisi ditinjau dari kurikulum dan orang tua/guru

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan anak usia dini
Setiap makhluk hidup membutuhkan pendidikan,baik pendidikan formal, nonformal
maupun informal. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses yang membantu manusia untuk
mengembangkan diri sehingga mampu menghadapi segala perubahan yang terjadi dalam
kehidupan dan proses interaksi secara sadar, sistematis, terencana, dan sistematis antara pelatih
dengan peserta didik atau lingkungan untuk mewujudkan potensi peserta didik secara utuh..
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Oleh karena itu, peningkatan penyelenggaraan PAUD berperan penting dalam
memajukan pendidikan di masa mendatang Pentingnya pendidikan anak usia dini bermula dari
kesadaran bahwa masa kanak-kanak merupakan masa emas karena antara usia 0 sampai 5 tahun
perkembangan fisik, motorik dan bahasa anak mengalami percepatan yang pesat Selain itu, anak
usia 2-6 tahun penuh dengan keseruan. Di PAUD, konsep belajar sambil bermain menjadi
landasan.1

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan
untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara utuh atau menekankan pada
perkembangan seluruh aspek kepribadian anak. Secara kelembagaan, pendidikan anak usia dini
juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar
tumbuh kembang, serta pada koordinasi motorik,kecerdasan emosional. kecerdasan majemuk,
dan kecerdasan mental. Menurut undang-undang, istilah anak usia dini di Indonesia sekarang
diberikan kepada anak-anak sejak lahir sampai usia lanjut. Selain itu, Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini adalah kegiatan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun dan melalui pemberian insentif pendidikan dilaksanakan untuk memajukan
pertumbuhan fisik dan perkembangan agar anak siap melanjutkan pendidikannya.2

1
Mansur, 2009. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar
2
Depdiknas. 2002. Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

3
a. Tujuan pendidikan untuk anak usia dini
Tujuan pendidikan untuk anak usia adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman orang tua dan guru serta mereka yang terlibat dalam pendidikan dan pengembangan
anak usia dini. Tujuan yang ingin dicapai khususnya:

1. Mampu mengenali perkembangan fisiologis anak usia dini dan menerapkan hasil
pengenalan tersebut pada perkembangan fisiologis yang relevan.
2. Mampu memahami perkembangan kreativitas pada anak usia dini dan tindakan yang
terkait dengan perkembangannya.
3. Mampu memahami kecerdasan majemuk dan kaitannya dengan perkembangan anak usia
dini.Memahami pentingnya bermain dalam perkembangan anak usia dini.
4. Memahami pentingnya bermain dalam perkembanganusia anak usia dini
5. Memahami hakikat belajar dan penerapannya pada perkembangan anak.3

b. Fungsi pendidikan untuk anak usia dini


fungsi pendidikan anak usia dini adalah memberikan stimulus kultural kepada anak. Pendidikan
pada usia dini sebenarnya merupakan ekspresi daristimulasi kultural tersebut. Berdasarkan tujuan
Pendidikan anak usia dini dapat ditelaah beberapa fungsi program stimulasi edukasi, yaitu:

1. Fungsi adaptasi, untuk membantu anak beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dan

beradaptasi dengan keadaan mereka sendiri.

2. Fungsi sosialisasi, membantu anak untuk memperoleh keterampilan sosial, berguna


dalam masyarakat dan dalam kehidupan sehari-hari anak.
3. Fungsi perkembangan berkaitan dengan perkembangan berbagai potensi anak. Setiap
unsur potensi anak membutuhkan situasi atau lingkungan yang dapat mengembangkan
potensi tersebut secara optimal, sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi anak dan
orang-orang disekitarnya.

3
Hartoyo, Bambang. 2004. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Materi Tutor dan Pengelolaan
Pendidikan Anak Usia Dini, di BPPLSP Regional III Jawa Tengah

4
4. Fungsi permainan berkaitan dengan pemberian kesempatan kepada anak untuk bermain,
karena pada hakekatnya bermain merupakan hak anak.seumur hidup. Melalui bermain,
anak mengeksplorasi dunianya dan membangun pengetahuannya sendiri.
5. Fungsi Ekonomi, pendidikan yang terencana padaanak merupakan investasi jangka
panjang yang dapat menguntungkan pada setiap rentang perkembangan selanjutnya.
Terlebih lagi investasiyang dilakukan berada pada masa keemasan (the golden age) yang
akan memberikan keuntungan nerlipat ganda. Pendidikan ditaman kanak-kanak
merupakan salah satu peletak bagi perkembangan selanjutnya.4

c. Prinsip pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini


Ada beberapa prinsip pembelajaran dalam Pendidikan anak usia dini, beberapa di antaranya
disajikan pada bagian berikut, di antaranya:

1. Anak sebagai pembelajar aktif Pendidikan harus membimbing anak untuk menjadi
pembelajar yang aktif. Pelatihan yang dirancang secara kreatif menghasilkan peserta didik
yang aktif. Proses pendidikan yang demikian merupakan bentuk pembelajaran yang berbasis
pembelajaran aktif bagi anak atau biasa disebut dengan metode pembelajaran siswa aktif
(CBSA = Student Active Learning).
2. Anak-anak belajar secara sensual dan melalui panca Indera Anak-anak menyerap informasi
dengan indranya,anak-anak melihat melalui bayang-bayang yang ditangkap mata, anak-anak
mendengar suara dengan telinganya, anak-anak dapat merasakan panas dan dingin dengan
sentuhannya, anak-anak dapat membedakan bau dengan hidungnya, dan anak-anak dapat
membedakan rasa yang berbeda dengan lidanya. Oleh karena itu, pembelajaran anak harus
mengarahkan anak pada berbagai kemampuan yang dapat dirasakan oleh seluruh panca
inderanya. Anak membangun pengetahuannya sendiri.
3. Anak-anak dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda-beda.Dalam konsep ini, anak dapat
belajar melalui pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya sejak lahir, serta pengetahuan
yang diperoleh sepanjang hidupnya.
4. Anak berpikir dengan benda-benda konkrit Dalam konsep ini, anak-anak harus dibiarkan
belajar dengan benda-benda nyata sehingga mereka tidak melamun atau bingung. Tujuannya

4
Suryadi. 2011. Manajemen PAUD, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

5
adalah untuk mendorong anak berpikir melalui metode pembelajaran yang menggunakan
benda nyata sebagai contoh bahan ajar.
5. Anak-anak belajar tentang lingkungan Pendidikan adalah pekerjaan sadar, dilakukan dengan
sadar, ditujukan untuk membantu anak mencapai potensinya secara maksimal, agar anak
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

B. Transisi Perkembangan
Transisi perkembangan adalah proses perpindahan peran anak sebagai peserta didik
PAUD menjadi peserta didik SD dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan belajar baru.
pembelajaran anak usia dini saling terkait dan saling tergantung pada semua aspek
perkembangan. Sebagian besar selama ini PAUD lebih menitikberatkan dan menjejalkan
pada penguasaan kognitif akademis, sementara afektif dan psikomotori seolah di nomor
duakan. Sehingga fenomena ini menciptakan ketatnya persaingan untuk masuk SD favorit
yang meyebabkan orangtua berupaya meningkatkan kompetensi anak sedini dan semaksimal
mungkin. Lebih jauh fenomena ini mungkin akan menyingkirkan pengalaman belajar yang
seharusnya membantu mengembangkan masa perkembangan anak yang berperan penting
bagi anak untuk jangka Panjang.

a. Transisi ditinjau dari Kurikulum PAUD dan SD dalam memfasilitasinya


Sistem pendidikan anak usia dini yang tidak menonjolkan ketaatanterhadap peraturan
sekolah, memperkuat pemahaman bahwa PAUD adalahtempat bermain sambil belajar dan
sehingga meskipun PAUD dianggapsebagai tempat bersekolah, kebijakan kebijakan aturan tidak
terlalu mengikat berbeda dengan Sekolah dasar, dimana anak mulai belajar menaati
peraturan,mengikuti perintah guru, membentuk tanggung jawab dalam mengerjakantugas dan
lain sebagainya. Seperti sudah diungkapkan sebelumnya bahwamemahami makna kesiapan
bersekolah tidak hanya terbatas pada kesiapansecara akademik saja. Anak yang sudah mampu
membaca, berhitung danmenulis dianggap sebagai anak yang sudah siap memasuki dunia
sekolah, padahal jika dilihat dalam bingkai yang lebih luas, kesiapan akademik bukanlah satu
satunya faktor penentu kesiapan anak untuk bersekolah.Kesiapan pada aspek-aspek lain juga
penting diperhatikan. Dengan demikianmaka harus ditinjau kembali bagaimana kurikulum yang
ada di lapangan,sehingga mengetahui bagaimana transisi kesiapan bersekolah ini

6
dilaksanakanatau justru diabaikan. The National Education Goals Panel, menyatakan 5dimensi
yang berperan dalam kesiapan bersekolah, meliputi kesehatan fisik dan perkembangan motorik,
perkembangan sosial-emosional, perkembangankognitif, perkembangan bahasa, serta motivasi
dan sikap kerja anak.5

Di sisi lain, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja samadengan UNICEF dan
World Bank telah mengevaluasi program PendidikanAnak Usia Dini di 33 provinsi di Indonesia
dan menemukan bahwa para gurumengajari anak-anak untuk menghafal angka dan huruf agar
lulus tesKesiapan Bersekolah untuk masuk Sekolah Dasar favorit.6

b. Transisi Ditinjau Dari Pihak Orang tua Dan Guru


Kesiapan bersekolah diartikan oleh Fitzgerald & Stommen sebagaikemampuan anak
mencapai tingkat perkembangan emosi, fisik, dan kognisiyang memadai sehingga anak mampu
atau berhasil dengan baik di sekolah.Sementara menurut Brenner, kesiapan anak untuk
bersekolah adalahkematangan dalam mempersepsi dan kemampuan untuk menganalisis
sertamengintegrasikan apa yang telah diterimanya. Menurut Papalia dkk rentangusia sekolah
adalah 7-12 tahun. Saat memulai bersekolah, sebagian anak merasakan ketidaknyamanan,
mereka mengalami ketegangan dan kecemasanuntuk bersekolah. Hal ini disebabkan karena
terjadi perubahan sistemlingkungan sosial yang cukup signifikan bagi anak. 7

Hal inilah yang seringkali menjadi titik tekan orang tua dalammenentukan kesiapan anak
memasuki sekolah. Selain kemampuan akademik,kemampuan kognitif lain yang perlu
diperhatikan adalah bagaimanakemampuan ketajamaan penglihatan anak, kemampuan
membedakan benda benda, kemampuan membedakan mana figure(fokus) dan mana ground(latar
belakang), dapat mengikuti instruksi, tenang dan dapat memusatkan perhatian.Kesiapan emosi
dapat dilihat dari sikap anak yang dapat mengerti perasaanorang lain, sabar dalam menunggu
giliran, menujukkan sikap yang mudahdiatur guru, berani dan merasa nyaman saat ditinggal

5
Regina Musfita, “Transisi PAUD ke jenjang SD: Ditinjau Dari Muatan Kurikulum Dalam Memfasilitasi
Proses Kesiapa Belajar Bersekolah” , dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Vol. 2, No. 1, 2019, hlm 415-416
6
Regina Musfita “ Transisi PAUD ke jenjang SD: Ditinjau Drai Muatan Kurikulum Dalam Memfasilitasi
Proses Kesiapan Belajar Bersekolah” , Hlm.417
7
Regina Musfita, “ Transisi PAUD kejenjang SD: Ditinjau Dari Muatan Kurikulum Dalam Memfasilitasi
Proses Kesiapan Belajar Bersekolah” , Hlm 418

7
orang tuanya, tidak mudah marah, dapat mendengarkan pembicaraan orang lain, tidak
egosentris,mampu meregulasi diri secara baik, menerima guru sebagai pelindungnya disekolah,
memahami tanggung jawab pribadi, melakukan aktivitas secaramandiri. Kesiapan secara sosial
juga dapat dilihat dari kemampuan anak dalam menyesuaikan diri kepada guru dan teman-
temannya. Anak dapat bekerja sama di dalam kelompok, mau membantu dan berbagi kepada
teman,mengontrol perilaku saat berinteraksi kepada orang lain. berteman dan berinteraksi dg
teman sebaya atau orang dewasa serta mampu menerima danmengekspresikan dengan bahasa
aktif.

Dukungan beberapa faktor psikologis terhadap kesiapan anak bersekolah merupakan


faktor kontributif terhadap suksesnya anak di sekolah.Anak dapat menyesuaikan diri dengan
aturan yang diterapkan, memahami perintah guru serta mampu mengikuti pembelajaran tentang
pengetahuanmaupun keterampilan yang diberikan guru secara baik sampai waktu pulangtiba.
Demikian indikasi kesiapan yang dapat dijadikan patokan bagi orang tua.Selain indikator
perilaku seperti telah dipaparkan, terdapat tes khusus yangdigunakan untuk mengetahui kesiapan
anak bersekolah secara lebih konkret,dikenal dengan NST. (NST) merupakan suatu alat tes yang
digunakan untuk mengungkap kesiapan anak saat akan masuk sekolah dasar, meliputi
kesiapanfisik dan kesiapan psikis. Kesiapan psikis ini terdiri dari kemasakan emosi,sosial, dan
mental. Tes kesiapan bersekolah (NST) bersifat non verbal, dandisajikan secara individual. Tes
ini terdiri dari 10 sub tes yang berisi gambar-gambar atau melengkapi gambar sekaligus
jawabannya, yang masing-masingmengungkap kemampuan yang berbeda, yaitu;

(1) Pengamatan dankemampuan membedakan

(2) motorik halus

(3) pengertian tentang besar, jumlah dan perbandingan

(4) ketajaman pengamatan

(5) pengamatan kritis

(6) konsentrasi

(7) daya ingat

(8) pengertian tentang objek dan penilaianterhadap situasi

8
(9) memahami cerita

(10) gambar orang, yaitu mengerti bagian bagian tubuh dipergunakan untuk apa.

Prosedur dari tes ini dengan caraanak diminta mengerjakan semua tes, kemudian
diskoring dan dikonsultHasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan
pemahamanantara orang tua, anak dan guru mengenai konsep kesiapan bersekolah dantransisi
positif ke sekolah. 8

Banyak orang tua cenderung menganggap transisi ke sekolah akan berjalan mulus bila
didukung dengan kesiapan kemampuan anak yang berkaitan dengan kesiapan sosio-emosi,
motorik dan bahasa. Transisi dariTaman Kanak-kanak ke Sekolah Dasar merupakan suatu bentuk
transisivertikal, dimana anak berubah status dari jenjang pendidikan non formal,menuju jenjang
pendidikan formal yang lebih tinggi tingkatannya. Selama fase transisi ini seorang anak harus
menyesuaikan diri dengan perubahanlingkungan, identitas sosial, jaringan sosial, serta metode
belajar mengajar.

c. Perkembangn Kemampuan Sosial Emosional Anak Di Masa TransisiPAUD-SD


Kematangan emosi adalah kondisi atau reaksi perasaan yang stabil saatmenghadapi
masalah sehingga dapat mengambil keputusan atau tindakandidasari dengan suatu pertimbangan
dan tidak mudah berubah - ubah.

1. Ciri perkembangan social emosional anak usia 6-8 tahun


a. Menunjukkan kemandirian
b. Menyukai pertemanan dan kerjasama, khususnya dengan jenis kelaminyang sama
c. Ingin disukai dan diterima.
d. Ingin menjadi yang pertama dan bersifat kompetitif
e. Menunjukkan antusias, rasa senang dan menyukai kejutan
f. Mudah kecewa dan membutuhkan motivasi dalam menghadapikegagalan
g. Menyukai humor

8
Regina Musfita, “Transisi PAUD ke jenjang SD: Ditinjau Dari Muatan Kurikulum Dalam Memfasilitasi
Proses Kesiapan Belajar Bersekolah” , Hlm 418-419

9
2. Kemampuan social emosional yang perlu dikuasi anak usia 6-8 tahun
a. Mandiri
b. Peduli terhadap lingkungan sekitar.
c. Mampu bekerjasama dalam kelompok (biasanya dengan jenis kelaminyang sama)
d. Resisten (bertahan) dengan menggunakan verbal
e. Mengetahui resiko terhadap sebuah tindakan
f. Menujukkan empati

3. Aktivitas kemampuan emosional


a. Libatkan anak dalam merancang kegiatan berbasis proyek
b. Ajak anak bermain peran/drama dengan tema yang di sepakati
c. Diskusikan bersama anak kejadian di dalam kelas untuk menumbuhkan empati, misalnya:
apa yang harus di lakukan ketika adatemannya kehilangan mainan
d. Libatkan anak dalam kegiatan membaca buku cerita bergambar yangdi sukai dengan
pilihan tema tentang kemandirian, kerja sama,komunikasi dan empati

4. Aktivitas kemampuan social


a. Libatkan anak untuk berdikusi tentang aturan dan kesepakatansebelum memulai kegiatan
tertentu (dirumah dan di sekolah)
b. Libatkan anak pada kegiatan permainan dengan peraturan dalamkelompok kecil
c. Beri kesempatan pada setiap anak untuk memimpin sebuah kegiatan
d. Ajak anak mendiskusikan peristiwa dan perasaannya.9

e. Perkembangn Kemampuan Fisik dan Motorik Anak Di Masa TransisiPAUD-SD


Memasuki usia sekolah sangat penting untuk menanamkankecintaanNakan gerakan dan
landasan yang diperlukan bagi anak-anak untuk bergerak dengan baik dan lebih banyak
bergerak. Gizi yang cukup danaktivitas fisik yang beragam memainkan peran penting dalam
perkembanganfisik dan motorik anak khususnya untuk fungsi otak.

9
Iis Faridah, dkk, Bahan Ajar Program Transisi PAUD-SD, (Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini :
Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi 2021), hlm 16-19

10
1. Ciri perkembangan social emosional anak usia 6-8 tahun
a. Bekerja dengan berbagai alat (menggunting, menulis, mengikat, bermain bola, dan
sebagainya)
b. Aktif dan penuh energy
c. Rentang konsetrasi terbatas
d. Melakukan kegiatan fisik/olahraga dengan kontrol yang baik

2. Kemampuan social emosional yang perlu dikuasi anak usia 6-8 tahun
a. Mengontrol kecepatan gerakan
b. Sadar ruang dan arah pada gerakan (spasial)
c. Koordinasi gerakan dan kontrol jari jemari-tangan secara konsisten
d. Kemampuan koordinasi, keseimbangan, kelenturan, kelincahan dankesigapan tubuh
e. Membutuhkan kegiatan aktif untuk pelepasan energy
f. Berpartisipasi dalam permainan dengan aturan

3. Dukungan kegiatan pada kemampuan motoric halus anak Menulis, menggambar,


melukis, memainkan alat musik, menggunakankomputer dan mouse, membuat kerajinan
tangan, dan eksplorasi di luar kelas agar menemukan banyak ide dan bahan-bahan alam
untuk berkreasi.

4. Dukungan kegiatan pada kemampuan motoric kasar anak Permainan lompat tali,
permainan engklek, permainan halang rintangdengan banyak ragam gerakan, yoga,
senam dan tarian. Pada masa pandemik kegiatan olahraga dapat dilakukan di rumah
dengan dukunganorang tua10

10
Iis Fridah, dkk, Bahan Ajar Program Transisi PAUD-SD, hlm 22-24

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Keterlibatan didefinisikan sebagai
keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong untuk
memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab dalam mencapai
tujuan tersebut yang terdiri atas empat tiga indikator yaitu (1) keterlibatan dalam bentuk ekonomi
(2) keterlibatan dalam bentuk tenaga (3) keterlibat dalam bentuk fikiran / gagasan.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan
untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara utuh atau menekankan pada
perkembangan seluruh aspek kepribadian anak. Secara kelembagaan, pendidikan anak usia dini
juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar
tumbuh kembang, serta pada koordinasi motorik,kecerdasan emosional. kecerdasan majemuk,
dan kecerdasan mental.

Dalam proses transisi diperlukan adanya keterlibatan, kerjasama dankomunikasi antara


anak-anak, keluarga, sekolah, dan masyarakat yang merupakanfaktor penting dalam
mempromosikan dan mendukung kesiapan sekolah dantransisi positif ke sekolah. Selain itu,
dibutuhkan kebijakan pemerintah dalam pendidikan anak usia dini, seperti kurikulum Taman
Kanak-kanak dan SekolahDasar yang mendukung proses transisi yang positif, terutama
memberikan panduan untuk kesiapan sekolah dan praktik transisi ke sekolah. Karena hinggasaat
ini belum ada program khusus dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkaitan dengan
transisi ke sekolah dan kesiapan bersekolah. Sehingga perluadanya tindak lanjut yang spesifik
akan hal transisi ini.

12
DAFTAR PUSAKA

Mansur, 2009. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Depdiknas. 2002. Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas

Hartoyo, Bambang. 2004. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Materi Tutor dan
Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini, di BPPLSP Regional III Jawa Tengah

Suryadi. 2011. Manajemen PAUD, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Regina Musfita, “Transisi PAUD ke jenjang SD: Ditinjau Dari Muatan Kurikulum
Dalam Memfasilitasi Proses Kesiapa Belajar Bersekolah” , dalam Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Vol. 2, No. 1, 2019, hlm 415-416

Regina Musfita “ Transisi PAUD ke jenjang SD: Ditinjau Drai Muatan Kurikulum
Dalam Memfasilitasi Proses Kesiapan Belajar Bersekolah” , Hlm.417
Regina Musfita, “ Transisi PAUD kejenjang SD: Ditinjau Dari Muatan Kurikulum
Dalam Memfasilitasi Proses Kesiapan Belajar Bersekolah” , Hlm 418

Regina Musfita, “Transisi PAUD ke jenjang SD: Ditinjau Dari Muatan Kurikulum
Dalam Memfasilitasi Proses Kesiapan Belajar Bersekolah” , Hlm 418-419

Iis Faridah, dkk, Bahan Ajar Program Transisi PAUD-SD, (Direktorat Pendidikan Anak
Usia Dini : Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi 2021), hlm 16-19

Iis Fridah, dkk, Bahan Ajar Program Transisi PAUD-SD, hlm 22-24

13

Anda mungkin juga menyukai