Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERKEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN


DI INDONESIA

DOSEN :
Wawan Wardiman, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Nurul Ainun - 105331105521
Adhe Safitri - 105331105021

PRODI PENDIDKAN BAHASA DAN


SASTRA INDONESIA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena
dengan karunia dan rahmat-Nya lah kami masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk
dapat menulis dan menyusun tugas makalah ini.

Shalawat serta salam tak lupa kami ucapkan kepada baginda Nabiullah Nabi
Muhammad SAW. Dimana atas perjuangan beliau kita akhirnya keluar dari zaman
kebodohan menuju zaman peradaban, semoga kelak kita semua bisa mendapatkan syafaat
dari Beliau. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
kami di semester satu tahun ajaran 2021/2022 dengan judul makalah yaitu “Pengantar
pendidikan”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Wawan Wardiman S.Pd,
M.Pd selaku dosen di mata kuliah saat ini yang telah memberikan tugas kepada kami
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami sebagai penulis.

Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami
sadar hal itu perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
bersifat konstruktif, kami berharap semoga gagasan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja khususnya dalam ranah pendidikan.

Makassar, 25 November 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
A. Sistem Pendidikan Nasional.......................................................................................5
B. Perkembangan Pendidikan Nasional..........................................................................5
C. Dasar Dan Tujuan Pendidikan Nasional......................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan.

Sistem pendidikan indonesia yang telah dibangun dari dulu sampai sekarang ini ternyata masih belum
mampu sepenuhnya mennjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang akan datang,
program pemerataan dan penigkatan kualitas pendidikan yang selama ini menjadi fokus pembinaan
masih mejadi masalah yang menonojol dalam dunia pendidikan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pendidikan nasional?
2. Bagaimana perkembangan pendidikan nasional?
3. Apa dasar dan tujuan pendidikan nasional?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pendidikan Nasional


Bisa dikatakan bahwa setiap negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan demi cita-
cita nasional bangsa yang bersangkutan. Beranjak dari sinilah nantinya dikenal pendidikan nasional
yang didasarkan kepada filsafat bangsa dan cita-cita nasionalnya.

Pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara yang berdasarkan kepada sosial,
psikologis, ekonomis, dan politis, dimana dengan jalan pendidikan tersebut ditunjukan untuk
membentuk ciri khusus atau watak bangsa yang bersangkutan, yang sering juga disebut dengan
kepribadian nasional. Yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional adalah satu keselurahan
yang terpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini, sistem pendidikan nasional
tersebut merupakan suatu sistem yang besar dan kompleks, yang didalam nya tercakup beberapa
bagian.

Tujuan sistem pendidikan nasional, berfungsi memberikan arah pada semua kegiatan pendidikan
dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Tujuan pendidikan nasional tersebut, merupakan tujuan
umum yang hendak dicapai oleh semua satuan pendidikannya, meskipun setiap satuan pendidikan
tersebut mempunyai tujuan-tujuan sendiri, namun tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional.

B. Perkembangan Pendidikan Nasional


Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat. Pendidikan tidak lain merupakan
proses tranmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, ketrampilan dan aspek prilaku-prilaku lainnya
kepada generasi kegenerasi. Dengan pengertian tersebut, sebenernya upaya diatas sudah dilakukan
sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari adalah hasil
dari hubungan kita dengan orang lain, baik dirumah, sekolah, tempat bermain, pekerjaan dan lainnya.
Dengan kata lain dimana pun kita berada kita akan belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan.

Bagi suatu masyarakat, hakikat pendidikan diharapkan mampu berfungsi menunjang kelangsungan
kemajuan hidupnya, agar masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka diteruskan nilai-nilai,
pengetahuan, ketrampilan,dan bentuk tata prilaku lainnya bagi generasi muda. Tiap masyarakat selalu
berupaya meneruskan kebudayaannya dengan proses adaptasi tertentu sesuai coraknya masing-masing
priode zamannya kepada generasi muda melalui pendidkan atau secara khusu melalui interaksi sosial.
Dengan demikian fungsi pendidikan tidak lain adalah sebagai proses sosialisasi (Nasution : 1999).

1. Proses pembelajaran

Proses pembelajaran pada dasarnya mengantar para pelajar untuk memulai belajar, jadi tidak
menjadikan para pelajar pandai karena mereka harus menjadikan diri mereka sendiri untuk pandai
sesuai dengan kemampuan intelektual yang ada pada mereka. Jadi, pembelajaran merupakan proses
yang terbatas dan tidak langsung penanaman nilai-nilai dilaksanakan pada proses pembelajaran
(J. Drost : 1994)

Seseorang mulai mendapatkan pendidikan sejak memperoleh pengalaman dalam lingkungannya,


terutama lingkungan keluarga di mana anak dilahirkan dalam keadaan lemah tidak berdaya.
Kelangsungan dalam proses hidupnya sangat tergantung kepada pertolongan orang tuanya atau orang
yang menyusui dan mengasuhnya. Anak yang dalam keadaan lemah tidak berdaya tersebut,
sebenarnya telah menyimpan beberapa potensi pembawaan yang serba memungkinkan untuk
ditumbuhkan dan dikembangkan bagi kelangsungan hidup dan pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

2. Lembaga Pendidikan Nasional


 Lembaga pendidikan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan.
 Lembaga pendidikan sekolah
Pada dasarnya pendidikan disekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang
sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu, kehidupan sekolah
adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam
masyarakat kelak.
1) Pendidikan Dasar
 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
 SMP/MTS
2) Pendidikan Menengah
 SMU dan Kejuruan
 Madrasah Aliyah
3) Pendidikan Tinggi
 Akademik
 Institut
 Sekolah Tinggi
 Universitas
 Lembaga pendidikan di masyarakat

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah.
Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu
setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian
berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

Lembaga pendidikan yang dalam istilah UU Nomor 2 Tahun 1989 disebut jalur pendidikan luar
sekolah ini, bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan kerja peserta didik yang berguna bagi usaha memperbaiki taraf hidupnya.

3. Perkembangan Pendidikan

Memasuki era milenium ketiga kita memasuki didunia tanpa batas . ditandai sebagai abad informasi
dimana ilmu pengetahuan berkambang dan tersebar dengan sangat cepat. Di dalam koonndisi inilah
universitas dan pendidikan tinggi akan hidup berkembang. Memesuki era milenium yang penuh
persaingan pendidikan tinggi memerlukan pebaruan dan peerlu di tingkatkan mutunya. serta merajut
kerja sama,baik pendidikan dalam maupun luar negri,dan lembaga pendidikan Internasional.masalah
tidak terlepas dari aspek visi dan misi pendidikan dalam era globalisasi.

a. Dimensi Lokal
 Akuntanbilitas
 Relevasi (Program Pendidikan Yang Nyata)
 Kualitas (Meningkatkan Mutu Kinerja)
 Otonomi Kelembagaan (Lembaga Pendidikan Tinggi Yang Bersifat Kreatif)
 Jaringan Kerjasama (Memiliki Lembaga Riset)
b. Dimensi Global
 Kompertitif
 Kualitas
 Jaringan Kerjasama

4. Paradigma Baru Pendidikan Nasional

Kata Paradigma adalah cara dan pola yang mendasari pemahaman, sedangkan "paradigma baru"
berarti cara atau pola baru dalam melakukan sesuatu. Dengan demikian, bila dihubungkan dengan
paradigma baru pendidikan nasional. Pembaruan pendidikan terjadi adanya pembaruan paradigma.
Pembaruan paradigma pendidikan nasional harus dapat mengembangkan tingkah laku yang menjawab
tantangan internal dan global. Pembaruan paradigma pendidikan nasional Bertujuan :

1) Mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan internal dan global.


2) Paradigma tersebut haruslah mengarah kepada lahirnya generasi bangsa Indonesia yang
bersatu dan demokratis.
3) Pendidikan dan penyusunan kurikulum yang sentralistik
4) Proses pendidikan haruslah dapat meningkatkan kemampuan berkompetisi di dalam kerja
sama, inovatif, dan meningkatkan kualitas.
5) Paradigma baru pendidikan nasional dapat mengembangkan kebhinekaan menuju satu
masyarakat Indonesia yang bersatu dan demokratis.
Dengan demikian, paradigma baru pendidikan nasional haruslah dituangkan dalam bentuk kebijakan
pemerintah (Tilaar, 2000:19).

5. Program Pendidikan Nasional

Program pendidikan pembukaan UUD 1945. dan dijabarkan melalui UU RI No. 2 tahun 1989 tentang
sistem pendidikan nasional. Menurut Tirtaraharja (2000:268-269) ada lima jenis program pendidikan
yang sesuai dengan kondisi masa kini dan dapat mengantisifasi masa depan, yaitu :

Pendidikan umum,Pendidikan keguruan,Pendidikan luar biasa,Pendidikan kedinasan,Pendidikan


keagamaan. Selanjutnya, sesuai dengan konsep desantralisasi pendidikan Nasional dan Lokal, dua
macam kurikulum pada setiap lembaga pendidikan, yaitu :

a) Kurikulum nasional
b) Kurikulum lokal
Isi kurikulum nasional dinyatakan dalam UU RI No. 2 tahun 1989 pasal 30 ayat 1 bahwa "isi
kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan
satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional".

Sedangkan kurikulum lokal berisikan ciri-ciri khas pada setiap daerah mengenai adat istiadat, bahasa,
kesenian, tata krama pergaulan, kebudayaan, kondisi alam, dan lingkungan sosialnya (Tirtaraharja,
2000:271-274).

6. Pengelolaan Pendidikan Nasional

Pengelolaan pada dasarnya berarti bagaimana menjaga, mengarahkan, mengevaluasi, dan


menyesuaikan rencana-rencana yang telah disusun rapi agar visi pendidikan yang telah ditetapkan
dapat dicapai secara bertahap.
Pengelolaan pendidikan di dalam pelaksanaannya mengacu pada kurikulum nasional dan lokal. Jadi
pengelolaan pendidikan meliputi bidang prioritas (Tilaar, 2000:155), yaitu:

1) Peningkatan kualitas
2) Peningkatan inovasi dan kreativitas
3) Membangun jaringan kerja sama (networking), dan
4) Pelaksanaan otonomi daerah.

Bidang-bidang prioritas tersebut tentu dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan, baik jalur
sekolah maupun luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan
belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jenjang pendidikan memiliki
perkembangan yang bertahap terdiri pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi.

C. Dasar Dan Tujuan Pendidikan Nasional


Persoalan dasar dan tujuan pendidikan merupakan masalah yang sangat fundamental dalam
pelaksanaan pendidikan oleh karena dari dasar pendidikan itu akan menetukan corak dan isi
pendidikan, dan dari tujuan pendidikan akan menentukan arah mana anak didik dibawa. Tujuan
Pendidikan nasional:

Rumusan menurut SK Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan No. 104/BHG.0 tanggal 1
maret 1946: Tujuan pendidikan adalah untuk menanamkan jiwa patrotisme.

Menurut UU No. 4 tahun 1950 (UU Pendidikan dan Pengajaran) Tujuan pendidikan dan pengajaran
ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

Menurut Ketetapan MPRS Nomor II Tahun 1966: Tujuan pendidikan ialah mendidik anak ke arah
terbentuknya manusia yang berjiwa pancasila dan bertanggung jawab atas terselenggaranya
masyarakat sosialis indonesia yang adil dann makmur material dan spiritual.

Rumusan tujuan Pendidikan menurut sistem pendidikan nasional pancasila dengan penetapan presiden
No. 19 tahun 1965, yang berbunyi: tujuan pendidikan nasional , baik yang diselenggarakan oleh
pemerrintah maupun swata, dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan tinggi.

Menurut ketetapan MPRS No. XXVII tahun 1966: Tujuan pendidikan ialah membentuk manusia
pacasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh pembuka UUD 1945 dan isi
UUD 1945.

Menurut Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 tentang GBHN tujuan pendidikan nasional sebagai
berikut: Pembangunan dibnidang pendidikan berdasarkan atas falsafah negara pancasila dan
diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang berpancasila dan untuk
membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya.

Menurut TAP MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN: Bab IV D (Pendidikan): Pendidikan nasiional
berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap tuhan Yang Maha Esa,
Kecerdasan, Keterampilan, Mempertinggi budi pekerti, Memperkuat kepribadian, dan mempertebal
semangat kebangsaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan suatu negara di jadikan indikator kemajuan suatu bangsa, yang tangguh di
era globalisasi dan perkembangan IPTEK yang berdasarkan nilai-nilai NKRI perkembangan
pendidikan tersebut ditunjukan untuk membentuk ciri khusus atau watak bangsa yang
haruslah dapat meningkatkan kemampuan dalam berkompetisi di abad milenium ini serta
dapat bersaing di dalam negri maupun di dunia Internasional.

B. Saran
UU Nomor 2 Tahun 1989 Pendidikan tinggi bersifat fungsional dan praktis yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja peserta didik yang berguna
bagi usaha memperbaiki taraf hidupnya. Pendidikan haruslah dapat meningkatkan
kemampuan berkompetisi di dalam kerja sama, inovatif, dan meningkatkan kualitas.
DAFTAR PUSTAKA

A. Atmadi, Y. Setiyaningsih. (2000). Transformasi pendidikan . Yogyakarta.

M.Sc.Ed, P. D. (2010). Paradigma Baru Pendidikan Nasional . Jakarta.

HASBULLAH. (1999). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta.

Nata, A. (2001). Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Indonesia. Jakarta.

Tilaar, HAR. 1999. Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Tirtaraharja, Umar. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai