Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN

Makalah ini disusun guna memenuhi UTS Mata Kuliah

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)

Dosen pengampu : Ahmad Syarif, M.Pd

Disusun oleh :

Malika Nurul Audina

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM LAA ROIBA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Konsep Dasar
Pendidikan” dengan lancar. Penulisan makalah ini merupakan kewajiban dan sebagai tugas
mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam Institut Agama Islam Laa Roiba Bogor.

Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapatkan
bimbingan dan nasehat, serta bantuan dari berbagai pihak. Berkaitan dengan hal tersebut
kami mengaturkan banyak terima kasih kepada

1. Bapak Ahmad Syarif, M.Pd. yang sudah memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada kami,

2. Bapak dan ibunda kami tercinta, terimakasih untuk nasehat-nasehatnya,

3. Teman-teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah terimakasih atas


bantuannya,

4. dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, kami terus menunggu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dan positif. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak
yang berkepentingan.

Bogor, 25 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Pendidikan ........................................................................................ 2
2.2 Fungsi Pendidikan .................................................................................................... 3
2.3 Tujuan Pendidikan ................................................................................................... 4
2.4 Batasan-Batasan Pendidikan .................................................................................... 7
2.5 Batasan-Batasan Pendidikan Menurut Fungsinya ................................................... 7
2.6 Unsur-Unsur Pendidikan .......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan semua usaha atau kebutuhan yang diperlukan oleh manusia
baik secara formal maupun informal agar manusia memperoleh ilmu dan dapat melakukan
atau menggapai apa yang diinginkannya dalam jangka waktu pendek ataupun jangka waktu
yang lama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah konsep dasar pendidikan itu?
2. Apa saja fungsi dan tujuan pendidikan?
3. Bagaimakah batasan-batasan pendidikan menurut fungsinya?
4. Terdiri dari apa sajakah unsur-unsur pendidikan itu?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui konsep dasar pendidikan
2. Mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan
3. Mengetahui batasan-batasan pendidikan
4. Mengetahui unsur-unsur pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Pendidikan


Pendidikan bagi manusia menjadi penting sebagai upaya untuk melakukan
proses yang terencana dan berkesinambungan sebagai dasar untuk mengembangkan
potensi dan hakikat kemanusiaannya. Pendididkan di selenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik. Pendidikaan bukan hanya berlangsung di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat kuliah kita. Pendidikan akan di mulai
setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang
hidup ia akan mampu menerima pengaruh pengaruh yang posistif. Oleh karena itu proses
pendidikan akan berlangsung dalam keluarga , sekolah dan masyarakat.

Manusia hidup di dalam lingkungan tertentu, di dalam lingkungannyalah setiap


orang memperoleh berbagai pengalaman yang turut berpengaruh terhadap perkembangan
pribadinya. Dalam arti luas semua pengalaman hidup yang berpengaruh positif terhadap
perkembangan pribadi seseorang adalah pendidikan. Sebab itu dimana lingkungan
seseorang hidup merupakan lingkungan pendidikan baginya. Ada tiga jenis lingkungan
pendidikan yaitu :

1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan
seseorang sekaligus merupakan dasar kepribadian anak. Pendidikan anak di perolah
melalui interaksi antara orang tua dan anak.
Berbagai faktor yang terjadi dalam keluarga mempengaruhi kualitas hasil pendidikan
anak. Jenis keluarga, gaya kepemimpinan orang tua, kedudukan anak dalam urutan
anggota keluarga , fasilitas yang ada dalam keluarga, hubungan keluarga dengan dunia
luar status ekonomi orang tua akan mempengaruhi situasi pendidikan anak. Yang pada
akhirnya akan mempengaruhi pribadi anak.

2. Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan
lembaga tempat dimana terjadi sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga
mempengaruhi pri badi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah di selenggarakan
secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada dalam kehidupan dala kata
lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu sekolah

2
tidak bisa di pisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan
perkembangan budayanya. Materi yang di berikan di sekolah berhungan langsung
dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral, dan agama berhubungan
langsung dengan pengembangan teknologi dan sains serta pengembangan kecakapan
kecakapan tertentu.

3. Masyarakat
Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang di selenggarakan di
luar keluarga dan sekolah. Philip H. Coombs (Uyoh Sadulloh 1994:65)
mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di masyarakat antara lain :
a. Program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah
b. Program pemberantasan buta huruf
c. Penitipan bayi dan penitipaan anak pra sekolah
d. Kelompok pemuda tani
e. Perkumpulan olahraga dan rekreasi
f. Kursus kursus ketrampilan
Pada masyarakat tradisional pendidikan cukup di laksanakan di lingkungan
keluarga dan masyarakat saja. Akan tetapi dalam masyarakat modern, keluarga tidak
dapat lagi memenuhi semua kebutuhan dan aspirasi pendidikan bagi anak anaknya,
baik menyangkut pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan untuk melaksanakan
perannya di dalam masyarakat. Dengan demikian sekolah dan masyarakat berfungsi
untuk melengkapi pendidikan yang tidak dapat di berikan oleh keluarga. Keluarga di
harapkan bekerja sama dan mendukung kegiatan pendidiakn di sekolah dan di
masyarakat.

2.2 Fungsi Pendidikan


Fungsi pendidikan antara lain:
1. Menanamkan keterampilan yang diperlukan untuk ikut ambil bagian dalam demokrasi.
2. Mengembangkat bakat yang dimiliki oleh setiap orang demi kepentingan pribadi dan
masyarakat.
3. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk dapat mencari nafkah.
4. Melestarikan budaya.
5. Mengurangi pengendalian orang tua.
6. Sebagai sarana untuk mengakomodir perselisihan paham atau perbedaan pandangan
antara pihak satu dan lainnya.

3
7. Menjaga sistem kelas sosial.
8. Pendidikan sekolah sianggap mampu memperpanjang masa remaja seseorang karena
peserta didik dianggap masih bergantung secara psikologis dan finansial orang tua.

Menurut Davis Popenoe, pendidikan memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan


dengan perkembangan persepsi soaial seseorang seperti sumber inovasi sosial, sarana
pengajaran tentang danya berbagi corak daan kultur kepribadiaan.

2.3 Tujuan Pendidikan


Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di dalam
pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju
oleh pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat
dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan juga
dapat didefinisikan sebagai salah satu unsur dari pendidikan yang berupa rumusan
tentang apa yang harus dicapai oleh para peserta didik.
Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde
Baru, demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu
mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan
perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.
Ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatan dan  luasnya berlainan.
Yaitu tujuan umum atau pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan
tujuan instruksional.
A. Tujuan Umum atau Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan ini
digambarkan harapan masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seorang manusia yang
dihasilkan proses pendidikan atau manusia yang terdidik. Adapun yang dimaksud
dengan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum yang hendak dicapai oleh
seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rumusan kualifikasi terbentuknya setiap
warga negara yang dicita-citakan bersama.
Perumusan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat memberikan arah yang
jelas bagi setiap usaha pendidikan di Indonesia. Untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan nasional tersebut, dibutuhkan adanya lembaga-lembaga pendidikan yang
masing-masing mempunyai tujuan tersendiri, yang selaras dengan tujuan nasional.
Oleh karena itu, setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan

4
tujuan pendidikan nasional, bahkan harus menopang atau menunjang tercapainya
tujuan tersebut.
Tujuan pendidikan menurut Langeveld adalah membentuk manusia dewasa
baik jasmani maupun rohani. Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah
membangun manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat
meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga Negara yang berjiwa pancasila
yang mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti luhur dan
berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil dan dapat mengembangkan dan
menyuburkan tingkat demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama
manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu megembangkan daya
estetika, sanggup membangun diri dan masyarakat.

B. Tujuan Intitusional
Tujuan Institusional adalah tujuan pendidikan yang akan di capai oleh suatu
lembaga pendidikan tertentu. Tujuan Institusianal itu sendiri harus bersumber dari
tujuan umum pendidikan dan merupakan penjabaran tujuan umum yang telah
digariskan oleh negara.
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola
kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang berbeda-
beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus dipikul oleh setiap lembaga dalam
rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan keterampilan tertentu.
Sebagai subsistem pendidikan nasional, tujuan institusional untuk setiap
lembaga pendidikan tidak dapat terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini
disebabkan setiap lembaga pendidikan ingin menghasilkan lulusan yang akan
menunjang tinggi martabat bangsa dan negaranya, yang bertekad untuk
mempertahankan falsafah Pancasila sebagai dasar Negara, di samping kemampuan
dan keterampilan tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga.
Dengan demikian, perumusan tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga hal: 
Tujuan Pendidikan Nasional, Kekhususan setiap lembaga dan Tingkat usia peserta
didik. Tujuan institusional itu dicapai melalui pemberian berbagai pengalaman belajar
kepada peserta didiknya.

C. Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola kemampuan
serta keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga, yang sebenarnya

5
merupakan tujuan intitusional dari oleh bagan pendidikan tersebut. Atau dapat juga
diartikan sebagai tujuan yang ingin dicapai dari suatu bidang studi pada suatu sekolah/
lembaga pendidikan, yang masih bersifat umum. Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang
dirumuskan secara formal pada kegiatan kurikuler yang ada pada lembaga-lembaga
pendidikan. Tujuan kurikuler sifatnya lebih khusus jika dibandingkan dengan tujuan
institusional, tetapi tidak boleh menyimpang dari tujuan institusional. Seperti
misalnya, tujuan kurikulum di sekolah-sekolah ada mata pelajaran kewarganegaraan
yang berbeda dibandingkan dengan SMP.
Tujuan mata pelajaran untuk Kewarganegaraan di sekolah-sekolah tersebut
disebut tujuan kurikuler sesuai dengan kurikulum pada masing-masing sekolah.
Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional, yang berarti lebih
khusus dari pada tujuan Institusional.

D. Tujuan instruksional
Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa dan
anak didik sesudah melewati kegiatan instruksional yang bersangkuatan dengan
berhasil.
Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah selesai
proses belajar mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan penjabaran
dari tujuan kurikuler, yang merupakan perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas.
Tujuan Instruksional dapat dibagi menjadi dua, yaitu Tujuan Instruksional Umum
(TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Dalam merumuskan tujuan tujuan instruksional ini, terlebih-lebih tujuan
instruksional khusus harus berorientasi kepada peserta didik, atau kepada output-
oriented. Tujuan Instruksional akan mempengaruhi pemilihan materi, metode, strategi,
dan lainnya demi mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
Tujuan pendidikan harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan
Nasional untuk mengakomodasikan berbagai tuntutan peran yang multi dimensional.
Secara umum, pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan
anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan: Kepribadian kuat, religius dan
menjunjung tinggi budaya luhur, Kesadaran demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Kesadaran moral hukum yang tinggi dan
kehidupan yang makmur dan sejahtera.

6
2.4 Batasan-Batasan Pendidikan
Batasan-batasan pendidikan dipaparkan sebagai berikut.
a. Pendidikan Sebagai Proses
Pendidikan mengacu pada tindakan mengembangkan kecerdasan, kemampuan berpikir
kritis, pemahaman sosial dan budaya dan pemahaman diri sendiri. Pendidikan
dipandang sebagai proses aktif dan dinamis yang berlangsung terus menerus baik
secara formal maupun informal. Dalam proses ini seseorang akan mempelajari hal-hal
baru dan dapat dijadikannya pengalaman dan dapat berlangsung sepanjang hidupnya.
b. Pendidikan Sebagai Produk
Pendidikan sebagai produk yaitu sesuatu yang dihasilkan dari input tertentu yang
dalam hal ini adalah intruksi atau pengalaman. Pengalaman yang diterima melalui
pembelajaran (pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai) merupakan hasil dari sebuah
pembelajaran tersebut.

Pendidikan sebagai produk hanya ketika mengasimilasi budaya masyarakat


manapun dan di transmisikan dari satu generasi ke generasi lainnya.

2.5 Batasan-Batasan Pendidikan Menurut Fungsinya


Batasan-batasan pendidikan menurut fungsinya dibagi menjadi beberapa bagian,
antara lain.
1. Proses Transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya pendidikan diartikan sebagai kegiatan
pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal-hal yang perlu
ditransformasikan misalnya bahasa sehari-hari, kebiasaan menerima tamu, makanan
sehari-hari, proses perkawinan, dll.
Ada tiga bentuk transformasi budaya antara lain nilai-nilai budaya yang cocok
atau sesuai untuk diteruskan, kejujuran dan tanggung jawab.

2. Proses Pembentukan Pribadi


Pendidikan dikatakan sebagai kegiatan yang sistematis dan terarah. Oleh
karena itu dapat berlangsung dalam semua situasi dan kondisi, disemua lingkungan
yang saling mengisi (rumah, sekolah, masyarakat).

7
3. Proses Menyiapkan Warga Negara
Suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik menjadi warga
negara yang baik.

4. Proses Penyiapan Tenaga Kerja


Penyiapan tenaga kerja industry kompeten diantaranya pendidikan vokasi
industry berbasis kompetensi, pelatihan industry, pemagangan industri dan
penempatan kerja dan sertifikasi kompetensi wajib.

5. Definisi Pendididkan Menurut GBHN


GBHN 1988 (BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan
nasional sebagai berikut: pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan
untuk meningkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

2.6 Unsur-Unsur Pendidikan


Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Oleh karena itu peserta didik
adalah subjek atau pribadi yang otonom yang ingin diakui keberadaannya.

2. Orang yang membimbing (pendidik)


Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasarannya adalah peserta didik. Peserta didik mengalami
pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Oleh karena itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang
tua, guru , pemimpin program pembelajaran, latihan dan masyarakat.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)


Pada dasarnya interaksi ini adalah sebuah komunikasi timbal balik antara
peserta didik dan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan secara optimal maka perlu melalui proses komunikasi intensif
dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

8
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat
melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitas
penggunannya.

b. Tempat peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)


Lingkungan pendidikan biasanya disebut dengan tri pusat pendidikan yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)


6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep dasar pendidikan berisi tentang fungsi pendidikan, tujuan pendidikan,
batasan-batasan pendidikan dan juga unsur-unsur pendidikan. Tujuannya untuk memuat
gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan.
Pendidikan harus berkontribusi untuk menyelesaikan pengembangan setiap orang. Semua
orang di masa kecil dan remaja harus menerima pendidikan yang melengkapi mereka
untuk mengembangkan bakat dan pengetahuan mereka. Pendidikan dapat diadapatkan
baik dari keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitar.

3.2 Saran
Sebagai calon pendidik kita harus dapat melaksanakan tugas dengan baik oleh karena
itu sebaiknya sebagai calon pendidik kita harus benar-benar mengkaji pengertian
pendidikan, unsur-unsur pendidikan dan system pendidikan. Karena semakin luas
pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula pemahaman orang tersebut dalam
pendidikan dilingkungannya.

10
DAFTARPUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan S.L.La Sulo.2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Husamah, Restian, A. & Widodo, R. (2015). Pengantar Pendidikan. Malang: UMM Press

Rahmat, Abdul. 2014. Pengantar Pendidikan Teori, Konsep dan Aplikasi. Gorontalo: Ideas
Publishing

12

Anda mungkin juga menyukai