Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN DASAR DAN PENAMAAN LAIN PENDIDIKAN LUAR

SEKOLAH
MATA KULIAH :
KETERAMPILAN PENERAPAN KONSEP PENDIDIKAN
MASYARAKAT

Dosen Pengampu :
Dra. Rosdiana, M. Pd
Yang Disusun Oleh :
Kelompok IV
1. Erin Lusiana Simanjuntak
2. Elita Harahap
3. Nazwa bil Syifa

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan perlindungan-Nya, sehingga
kami dapat menyusun makalah ini. Pembuatan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keterampilan Penerapan Konsep Pendidikan Mastarakat. Pada kesempatan ini, kami
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd., selaku dosen pengampu mata
kuliah Keterampilan Penerapan Konsep Pendidikan Masyarakat. Makalah ini merupakan salah
satu tugas CBR (Critical Book Review) Mata Kuliah Keterampilan Penerapan Konsep
Pendidikan Masyarakat Program Studi S1 BK pada UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.
Kami menyadari bahwa penyusunan dalam laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik, sanggahan dan saran yang membangun yang nantinya
dapat dijadikan sebagai rujukan dalam pembuatan laporan kedepannya sehingga tidak ditemukan
lagi kesalahan yang sama. Akhir kata kami ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar …….……………………………………………………………………..

Daftar Isi ………………………………………………………………………..…………

Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………………….


1.1 Latar Belakang ….……………………..……………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah ……………….…...………………………………………………
1.3 Tujuan Pembahasan.......................................................................................................

Bab II Pembahasan ..…………………..…………………………….……………..….….


2.1 Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah..…..……………………….............
2.2 Faktor Pendukung Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah .......................................

Bab III Penutup ………………..……..………………………………….………….…….


3.1 Kesimpulan ………..……………………..…..…………………….…………………

Daftar Pustaka ………………………..……………………………………………..……


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Hal
ini disebabkan pendidikan luar sekolah melakukan pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat
dan berkelanjutan sehingga potensi yang dimiliki seseorang dapat dikembangkan secara
maksimal. Pendidikan Luar Sekolah (PLS) adalah setiap usaha pelayanan pendidikan yang
diselenggarakan di luar sistem sekolah, berlangsung seumur hidup, dijalankan dengan sengaja,
teratur dan berencana yang bertujuan untuk mengaktualisasi potensi manusia (sikap, tindak dan
karya) sehingga dapat terwujud manusia seutuhnya yang gemar belajar-mengajar dan mampu
meningkatkan taraf hidupnya.
Setiap pendidikan tentu memiliki program yang tersusun dan terencana secara mandiri
ataupun bagian dari pendidikan yang lebih luas. Oleh karenanya terdapat sejarah untuk melalui
proses atau tahap- tahap program yang terencana tersebut. Dalam pembahasan makalah ini maka
akan menjelaskan berbagai macam hal yang bersangkutan mengenai “Sejarah Perkembangan
Pendidikan Luar Sekolah”.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana sejarah perkembangan Pendidikan Luar Sekolah?
b. Apa saja faktor pendukung perkembangannya?

1.3 Tujuan Pembahasan


a. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Pendidikan Luar Sekolah
b. Untuk mengetahui faktor pendukung perkembangannya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah


Pendidikan luar sekolah adalah terjemahan dari kata sosial pendidikan. Kegiatan
pendidikan luar sekolah atau tidak resmi telah hadir di dunia ini sama kecuali dengan kehadiran
manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya. Setelah itu jumlah manusia makin
berkembang, situasi pendidikan ini muncul dalam kehidupan kelompok dan masyarakat.
Kegiatan pendidikan dalam kelompok dan masyarakat telahdilakukan oleh umatmanusia jauh
sebelumnya pendidikan resmi lahir di dalam kehidupan masyarakat. Adapun yang
mempengaruhi perkembangan pendidikan luar sekolah mereka, misalnya :

1. Pengaruh Pendidikan Tidak Resmi


Pada waktu kehadirannnya, pendidikan luar sekolah terpengaruh oleh pendidikan tidak
resmi, yaitu kegiatan yang khususnya berlangsung dalam keluarga. Dalam kehidupan keluarga
terjadi interaksi antara orang tua dengan anak atau sebaliknya. Padapada dasarnya kegiatan
tersebut menjadi akar tumbuhnya perbuatan mendidik yang dikenal dewasa ini.

2. Pengaruh Tradisi Masyarakat


Dalam masyarakat terdapat tradisi dan adatistiadat yang mengemudi penduduk untuk
belajar, berusaha dan bekerjasama. Kegiatan pembelajaran dilakukan untuk melestarikan dan
mewariskan Kebudayaan secara turun temurun. Kegiatan pembelajaran yang asli ini lah yang
termasuk ke dalam kategori pendidikan tradisional yang kemudian menjadi akar pertumbuhan
pendidikan tidak resmi.

3. Pengaruh Agama
Agama dapat memberikan motivasi kepada masyarakat bahwa belajar merupakan
kewajiban yang ditetapkan Allah SWT untuk dilakukan oleh setiap orang .Syarat utama yang
perlu dimiliki oleh setiap individu untuk melakukan kegiatan belajar adalah kemampuan
membaca, oleh sebab itulah, wahyu pertama yang diturunkan allah SWT Kepada Rasul-Nya,
untuk disampaikan kepada manusia, adalah perintah untuk membaca. “Bacalah dengan nama
tuhanmu yang telah menjadikan?” (Qs.Al-Alaq, ayat 1).
Adapun beberapa alasan timbulnya pendidikan luar sekolah menurut Soeleiman Joesoep
(2004:71) ada lima, yaitu kesejahteraan, kebutuhan pendidikan, keterbatasan sistem
persekolahan, potensi sumber belajar dan keterlantaran pendidikan luar sekolah.3 Terbentuknya
pendidikan luar sekolah ditentukan oleh beberapa aspek, diantaranya :
1. Aspek pelestarian budaya Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan yang terjadi
dan berlangsung di lingkungan keluarga dimana (melalui berbagai perintah, tindakan dan
perkataan) ayah dan ibunya bertindak sebagai pendidik. Dengan demikian pendidikan luar
sekolah pada permulaan kehadirannya sangat dipengaruhi oleh pendidikan atau kegiatan yang
berlangsung di dalam keluarga. Di dalam keluarga terjadi interaksi antara orang tua dengan anak,
atau antar anak dengan anak. Pola-pola transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan
kebiasaan melalui asuhan, suruhan, larangan dan pembimbinganPada dasarnya semua bentuk
kegiatan ini menjadi akar untuk tumbuhnya perbuatan mendidik. Semua bentuk kegiatan yang
berlangsung di lingkungan keluarga dilakukan untuk melestarikan dan mewariskan kebudayaan
secara turun temurun.
2. Aspek Teoritis, salah satu dasar pijakan teoritis keberadaan PLS adalah teori yang
diketengahkan Philip H. Cooms (1973:10), tidak satupun lembaga pendidikan: formal, informal
maupun nonformal yang mampu secara sendiri-sendiri memenuhi semua kebutuhan belajar
minimum yang esensial. Atas dasar teori di atas dapat dikemukakan bahwa, keberadaan
pendidikan tidak hanya penting bagi segelintir masyarakat tapi mutlak diperlukan keberadaannya
bagi masyarakat lemah (yang tidak mampu memasukan anak-anaknya ke lembaga pendidikan
sekolah) dalam upaya pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan kualitas hasil belajar dan
mencapai tujuan pembelajaran yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Aspek dasar pijakan Ada tiga dasar pijakan bagi PLS sehingga memperoleh legitimasi dan
berkembang di tengah-tengah masyarakat yaitu: UUD 1945, Undang-Undang RI Nomor 2 tahun
1989 dan peraturan pemerintah RI No.73 tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah. Melalui
ketiga dasar di atas dapat dikemukakan bahwa, PLS adalah kumpulan individu yang
menghimpun dari dalam kelompok dan memiliki ikatan satu sama lain untuk mengikuti program
pendidikan yang diselenggarkan di luar sekolah dalam rangka mencapai tujuan belajar. Adapun
bentuk-bentuk satuan PLS, sebagaimana diundangkan di dalam UUSPN (Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional) tahun 1989 pasal 9:3 meliputi: pendidikan keluarga, kelompok
belajar, kursus dan satuan pendidikan sejenis. Satuan PLS sejenis dapat dibentuk kelompok
bermain, penitipan anak, padepokan persilatan dan pondok pesantren tradisional.
4. Aspek kebutuhan terhadap pendidikan Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan tidak hanya
pada masyarakat daerah perkotaan, melainkan masyarakat daerah pedesaan juga semakin meluas.
Kesadaran ini timbul terutama karena perkembangan ekonomi, kemajuan iptek dan
perkembangan politik. Kesadaran juga tumbuh pada seseorang yang merasa tertekan akibat
kebodohan, keterbelakangan atau kekalahan dari kompetisi pergaulan dunia yang menghendaki
suatu keterampilan dan keahlian tertentu. Atas dasar kesadaran dan kebutuhan inilah sehingga
terwujudlah bentukbentuk kegiatan kependidikan baik yang bersifat persekolahan ataupun di luar
persekolahan.
5. Aspek keterbatasan lembaga pendidikan sekolah Lembaga pendidikan sekolah yang
jumlahnya semakin banyak bersifat formal atau resmi yang dibatasi oleh ruang dan waktu serta
kurikulum yang baku dan kaku serta berbagai keterbatasan lainnya. Sehingga tidak semua
lembaga pendidikan sekolah yang ada di daerah terpencilpun yang mampu memenuhi semua
harapan masyarakat setempat, apalagi memenuhi semua harapan masyarakat daerah lain. Akibat
dari kekurangan atau keterbatasan itulah yang memungkinkan suatu kegiatan kependidikan yang
bersifat informal atau nonformal diselenggarakan, sehingga melalui kedua bentuk pendidikan itu
kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.

2.2 Faktor Pendukung Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah


Dalam dunia pendidikan terjadi beberapa perkembangan yang disebabkan oleh era
globalisasi dan teknologi, banyak sekolah era sekarang ini yang berbasis teknologi. Namun
dengan demikian masih banyak ditemukan beberapa daerah yang masih belum mendapatkan
pendidikan yang mencukupi seperti daerah terpencil atau dari masyarakat kalangan bawah.5
Maka PLS sangatlah penting adanya untuk solusi terhadap anakanak yang kurang mampu, putus
sekolah, ataupun yang harus bekerja membantu orang tuanya. Sedangkan PLS ditopang oleh
tiga faktor yaitu :
1. Para Praktisi Masyarakat
Penyelenggaraan pendidikan di masyarakat yang dilakukan oleh para praktisi di dorong
oleh hasrat dan rasa pengabdian mereka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan bangsa
terhadap pendidikan. Para praktisi dalam masyarakat adalah para pemuda terdidik, pemuka
masyarakat, pemimpin organisasi, guru-guru sekolah dan tenaga sukarela lainnya. Pendekatan
yang dilakukan oleh para praktisi didasarkan atas suatu pandangan bahwa pendidikan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat itu merupakan bagian penting dan sebagai pendekatan dasar
dalam pembangunan, PLS mempunyai fungsi untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
jadi pelaku utama dalam berbagai sektor pembangunan. PLS mempunyai peranan untuk
membantu sekolah dan masyarakat dalam upaya pemecahan masalah, PLS adalah sebagai
pelengkap, penambah, dan pengganti pendidikan sekolah.
2. Berkembangnya Kritik Terhadap Pendidikan Sekolah
Faktor kedua yang mendorong perkembangan pendidikan luar sekolah adalah munculnya
berbagai kritik terhadap kelemahan pendidikan sekolah serta akibat lain yang ditimbulkan oleh
jalur pendidikan itu. Kritik terhadap pendidikan sekolah ini mulai berkembang dalam dunia
pendidikan pada tahun 1960. Gejala-gejala yang menunjukan adanya krisis pendidikan sekolah
adalah :
a) Ketidak cocokan antara kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
kebutuhan nyata peserta didik.
b) Ketidak sesuaian antara pendidikan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.
c) Ketidak seimbangan yang terus menerus anatra pendidikan dan dunia kerja.
d) Ketidak mapanan lembaga pendidikan sekolah untuk memberi kesempatan pemerataan
pendidikan bagi segi semua kelompok di masyarakat.
e) Meningkatkan biaya penyelenggaraan pendidikan yang tidak diimbangi oleh kemampuan
negara terutama negara berkembang untuk membiayainya.
3. Paraperencana Pendidikan Untuk Pembangunan
Paraperencana pendidikan untuk pembangunan sangat dipengaruhi oleh sejumlah laporan
penelitina dan karya ilmiah lainnya yang dihasilkan oleh berbagai lembaga atau badan-badan
internasional. Pada tahun 1972 Seers menitik beratkan tujuan pembangunan pada 3 hal yaitu :
a. Untuk mengurangi kemiskinan
b. Menanggulangi pengangguran
c. Mengatasi ketidakadilan dalam pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Para perencana telah meneliti ruang lingkup PLS dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pendidikan nonformal bagi pembangunan. Dari hasil penelitian ditingkat regional
memberikan informasi dan akhirnya memberi masukan bagi para perencana pendidikan untuk
pembangunan dalam mengembangkan upaya kordinasi semua program pendidikan luar sekolah
ditingkat lokal, regional dan nasional dalm konteks pembangunan di daerah masing-masing
BAB III
KESIMPULAN

A. Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah


Kegiatan pendidikan luar sekolah atau nonformal telah hadir didunia ini salah satunya
dengan kehadiran manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya. Setelah jumlah manusia
makin berkembang, situasi pendidikan ini muncul dalam kehidupan kelompok dan masyarakat.
Kegiatan pendidikan dalam kelompok dan masyarakat telah dilakukan oleh umat manusia jauh
sebelum pendidikan formal lahir didalam kehidupan masyarakat.
B. Faktor Pendukung Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan Luar Sekolah sangatlah penting adanya untuk solusi terhadap anak-anak yang
kurang mampu, putus sekolah, ataupun yang harus bekerja membantu orang tuanya. Sedangkan
Pendidikan Luar Sekolah ditopang oleh tiga faktor yaitu para praktisi masyarakat,
berkembangnya kritik terhadap pendidikan sekolah, dan para perencana pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Syukri, M. OTONOMI DAN PEMBERDAYAAN. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah.

4(2).Kusuma, A. M., Fitriani, A. I., Alfa, A., Kusuma, H. A., & Indonesia, M. N. J. T. Sejarah Perkembangan
Pendidikan Luar Sekolah.

Kusuma, A. M., Fitriani, A. I., Alfa, A., Kusuma, H. A., & Indonesia, M. N. J. T. Sejarah Perkembangan
Pendidikan Luar Sekolah.

Anda mungkin juga menyukai