Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Syahrul Ramadhan (0103522069)
2. Jubaeda (0103522086)
PROGRAM PASCASARJANA
2023
1
Prakata
Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-Nya
berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah
berjudul “Konsep Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar” ini tanpa halangan. Tidak lupa
shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW. yang
syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca sekaligus menumbuhkan keingintahuan tentang kajian keilmuan
Bahasa Indonesia.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
PRAKATA …………………………………………………………………………….ii
3
BAB
PENDAHULUAN
1
permasalahan di luar dunia pendidikan. Anak yang tidak melanjutkan sekolah sudah
pasti akan menyebabkan putus sekolah. Anak tidak melanjutkan sekolah adalah
berhentinya siswa setelah selesai menempuh lembaga pendidikan formal. Anak yang
tidak melanjutkan sekolah sudah pasti akan menyebabkan anak putus sekolah. Ada
banyak potensi yang mempengaruhi keberlanjutan pendidikan yaitu diantaranya, bisa
berupa hambatan dalam menempuh pendidikan, keadaan ekonomi keluarga, atau
bahkan pemikiran masing – masing individu tentang seberapa jauh pemahaman mereka
dalam hal pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pendidikan anak
adalah sebagai berikut: Faktor–faktor tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu faktor
internal (keluarga dan orang tua) dan faktor eksternal (lingkungan serta sarana
informasi). Faktor internal terdiri dari beberapa hal yaitu umur orang tua, tingkat
pendidikan orang tua, dan status sosial. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan
pemerintah, informasi terhadap pendidikan, sarana pendidikan, serta jarak sarana
pendidikan
Dari latar belakang diatas, dapat kita rumuskan permasalahan sebagai berikut :
2
1.3 Tujuan
3
BAB II
Lenzen meninjau ilmu dari segi morfologis atau bentuk substansinya, sebagai
pengetahuan sistematis yang dihasilkan dari kegiatan kritis yang tertuju pada penemuan.
Ditinjau dari substansi atau isinya, ilmu pendidikan merupakan sebuah sistem
pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa organisasi isi ilmu pendidikan, sebagai sebuah sistem konsep
terbentuk dari unsur-unsur yang berupa konsep tentang variabel-variabel pendidikan
dan bagian-bagian yang berupa skema konseptual tentang komponen pendidikan.
3. metode scholastisism,
4
Setiap filsafat pendidikan bertujuan mengemukakan sebuah sistem konsep
keseluruhan ihwal pendidikan yang terbaik menurut pandangan atau aliran tertentu.
Setiap cabang ilmu pendidikan bertujuan menggambarkan apa adanya keadaan empirik
sebuah aspek yang menjadi ihwal pendidikan secara sistematis dan cermat argumentatif.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
5
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan
tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan
bantuan orang lain.
Pendidikan dapat ditinjau dari dua segi. Pertama pendidikan dari sudut
pandangan masyarakat di mana pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi
tua kepada generasi muda yang bertujuan agar hidup masyarakat tetap berlanjut, atau
dengan kata lain agar suatu masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang senantiasa
tersalurkan dari generasi ke generasi dan senantiasa terpelihara dan tetap eksis dari
zaman ke zaman. Kedua pendidikan dari sudut pandang individu di mana pendidikan
berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi dalam diri
setiap individu sebab individu bagaikan lautan yang penuh dengan keindahan yang tidak
tampak, itu dikarenakan terpendam di dasar laut yang paling dalam. Dalam diri setiap
manusia memiliki berbagai bakat dan kemampuan yang apabila dapat dipergunakan
dengan baik, maka akan berubah menjadi intan dan permata yang keindahannya dapat
dinikmati oleh banyak orang dengan kata lain bahwa setiap individu yang terdidik akan
bermanfaat bagi manusia lainnya.
Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata didik, lalu kata itu mendapat awalan
“me” sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan memberikan latihan.
Sedangkan secara terminologis mendefinisikan kata pendidikan dari berbagai tujuan ada
yang melihat arti pendidikan dari kepentingan dan fungsi yang diembannya, atau ada
yang melihat dari segi proses ataupun ada yang melihat dari aspek yang terkandung di
dalamnya.
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu
masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena
itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak,
6
orang Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu mengeluarkan dan
menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia.
Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare,
yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak.
Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah,
mengubah, kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian
sang anak. Sedangkan menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta
didik kepada yang diinginkan si pendidik yang diistilahkan dengan Educere. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik),
yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran.
7
Selain itu hakekat pendidikan juga mengarah pada asas-asas seperti :
3. Asas kodrat alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu
dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang
diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut
kodratnya.
5. Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan
duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan
keserasian dengan bangsa lain.
6. Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan
kodratnya sebagai makhluk Tuhan
8
2.3 Pendidikan Sekolah Dasar
9
Berikut pengertian pendidikan dasar termaktub Dalam undang – undang
sistem pendidikan nasional bab VI pasal 17 menyebutkan:
Sesuai yang tercantum dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Usaha di sini
berarti kegiatan atau perbuatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk
mencapai suatu maksud. Sadar adalah insyaf, yakin, tahu, dan mengerti. Sedangkan
terencana adalah menyusun sistem dengan landasan tertentu untuk kemudian
10
dilaksanakan. Perencanaan pendidikan secara sengaja dan sungguh-sungguh ini
tentunya dilakukan oleh insan pendidikan yang mempunyai kewenangan dan tanggung
jawab menyeluruh terhadap keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan, khususnya
pendidikan di sekolah. Dan penerapan filsafat pendidikan di dalamnya merupakan
faktor yang ikut menentukan dan membantu para pelaku pendidikan tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Ditinjau dari substansi atau isinya, ilmu pendidikan merupakan sebuah sistem
pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset.
2. Hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
● Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan
antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik;
● Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
● Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat;
● Pendidikan berlangsung seumur hidup; Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu.
3. Pendidikan Sekolah Dasar sebagai suatu proses yang bukan hanya memberi bekal
kemampuan intelektual dasar dalam membaca, menulis dan berhitung saja
melainkan juga sebagai proses mengembangkan kemampuan dasar peserta didik
secara optimal dalam aspek intelektual, sosial, dan personal, untuk dapat
melanjutkan pendidikan di SLTP atau yang sederajat.
4. Perencanaan pendidikan secara sengaja dan sungguh-sungguh ini tentunya
dilakukan oleh insan pendidikan yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab
menyeluruh terhadap keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan, khususnya
pendidikan di sekolah. Dan penerapan filsafat pendidikan di dalamnya merupakan
faktor yang ikut menentukan dan membantu para pelaku pendidikan tersebut.
12
3.2 Saran
Berdasarkan pemahaman pada uraian di atas, saran yang dapat kami ajukan adalah
sebagai berikut:
13
DAFTAR PUSTAKA
Asfar, A.M.I.T, dkk. (2020). Landasan Pendidikan: Hakikat dan Tujuan Pendidikan
(Implicationsof Philosophical Views of People In Education. Jurnal
Researchgate.(Obline).
https://www.researchgate.net/publication/338832544_LANDASAN_PENDIDIK
AN_HAKIKAT_DAN_TUJUAN_PENDIDIKAN_FOUNDATION_OF_EDUCA
TION_ESSENCE_AND_EDUCATIONAL_OBJE CTIVES, diakses tanggal 28
Februari 2023.
Cawidu, Harifudin. 1991. Konsep Kufr dalam Al-Qur'an: Suatu Kajian Teologis dengan
Pendekatan Tematik. Jakarta: Bulan Bintang. h. 13.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Md5RjASA7qMC&oi=fnd&pg=
PA1&dq=konsep+pendidikan+&ots=0-b-ZQsvzX&sig=MGfkFnfRF6jswhXHlmJ
nm6FsMpQ&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20pendidikan&f=false.
19-02-2023.
Ifwandi, M. 2020.Education.
https://www.smkn1perhentianraja.sch.id/read/5/pengertian-pendidikan-menurut-a
hli. Diakses pada tanggal 18 Maret 2023 pukul 21.18.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES. h 33
14