Anda di halaman 1dari 21

Makalah

Mata Kuliah Konsep Dasar IPS


TAKEHOME EXAM
DOSEN PENGAMPUNG :
Drs. M. Husain, M.Pd

Nama : Muhammad Fazril


NPM : 2206104040011

RUANG 02

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, makalah tentang “IPS” dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Tersusunnya makalah ini semoga mendatangkan manfaat
yang besar untuk kita semua dan dalam rangka menambah wawasan pengetahuan
kita tentang IPS. Walaupun pada mulanya penyusunan makalah ini mengalami
banyak kesulitan dalam menyatukan berbagai materi penting untuk disusun agar
menjadi sebuah bacaan yang menarik untuk dibaca dan mudah dipahami oleh
pembaca dan dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka memudahkan
proses pembelajaran. Besar harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu
sumber belajar yang baik serta mendatangkan manfaat untuk seluruh pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, adanya kritik dan masukan dari
berbagai pihak untuk menyempurnakan makalah ini sangat dinantikan. Semoga
makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan umat manusia, dan
menjadi amal saleh bagi semua umat manusia.

Penulis

Muhammad Fazril
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…….………………………………………………………i
DAFTAR ISI...……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...........................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................2
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar IPS dan jelaskan
semua materi konsep dasar IPS..................................................2
1.2.2. Jelaskan latar belakang dan perkembangan IPS di Indonesia,
serta hubungkan dengan kurikulum SD atau sekolah dasar saat
ini...............................................................................................2
1.2.3. Jelaskan konsep data fakta dan generalisasi dalam sebuah
peristiwa di masyarakat yang bias dikaji menurut IPS..............2
1.3. TUJUAN.........................................................................................................2
1.3.1. Menjelaskan konsep dasar IPS.......................................................2
1.3.2. Menjelaskan latar belakang IPS di Indosenia serta kurikulum
saat ini................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1. Konsep Dasar IPS..........................................................................................3
2.2. PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA................................................7
2.2.1. Kurikulum IPS tahun 1974-1975...................................................7
2.2.2. Kurikulum IPS tahun 1984-1990...................................................7
2.2.3. Kurikulum IPS tahun 1994..............................................................8
2.2.4. Kurikulum IPS Tahun 2006 (KTSP).............................................9
2.2.5. Kurikulum IPS Tahun 2013..........................................................10
2.2.6. Kurikulum Merdeka.......................................................................11
2.3. KONSEP DATA, FAKTA, DAN RELIGIUS DALAM PERISTIWA
DI MASYARAKAT...................................................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
profesional adalah kemempuan dalam mengorganisir materi
pembelajaran. Untuk melakukan tugas tersebut, guru hendaknya
memiliki keterampilan bagaimana merencanakan pembelajaran tersebut
sesuai dengan karakteristik bahan materi pembelajaran disamping
karakteristik siswa, kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat
sekitarnya. Dalam makalah ini diuraikan tentang dimensi dan struktur
Pendidikan IPS (PIPS) yang akan menjadi dasar dan sumber
pembelajaran khususnya dalam pengorganisasian materi yang
diselenggarakan oleh guru. Proses pembelajaran di kelas untuk para
siswa hendaknya dapat mengarakan, membimbing, dan mempermudah
mereka dalam penguasaan sejumlah konsep dasar sehingga mereka
dapat membentukstruktur ilmu pengetahuannya sendiri. Tugas ini
sebenaranya tidak mudah mengingat kemampuan sisiwa sekolah
memiliki latar belakang kemampuan dan lingkungan yang berbeda.
Oleh karena itu, sangat perlu ada upaya pencarian dan penerapan model
pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar lebih berkualitas.
Penguasaan dan pengembangan dimensi dan struktur pembelajaran
dalam PIPS sangat penting bagi guru karena siswa sekolah menengah
diharapkan telah memiliki kemampuan berfikir abstrak dan parsial atau
spesialisasi serta berpikir analitis. Untuk memfasilitasi kebutuhan ini
mahasiswa calon guru perlu mempersiapkan model pembelajaran yang
tepat yang didukung oleh kemampuan penguasaan terhadap dimensi-
dimensi PIPS dan strukturnya.
1.2. RUMUSAN MASALAH

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar IPS dan jelaskan semua
materi konsep dasar IPS.
1.2.2. Jelaskan latar belakang dan perkembangan IPS di Indonesia,
serta hubungkan dengan kurikulum SD atau sekolah dasar saat
ini.
1.2.3. Jelaskan konsep data fakta dan generalisasi dalam sebuah
peristiwa di masyarakat yang bias dikaji menurut IPS.

1.3. TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.3.1. Menjelaskan konsep dasar IPS.


1.3.2. Menjelaskan latar belakang IPS di Indosenia serta kurikulum saat
ini
BAB II
PEMBAHASAN

1.4. Konsep Dasar IPS


IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu
tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomen klatur
filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social sience), maupun ilmu
pendidikan (sumantri 2001:89). Social Sience Education (SSEC) dan
National Council for Social Studies (NCSS), menyebut ips sebagai
“Social Sience Education” dan Social Studies. Dengan kata lain, ips
mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari jumlah mata pelajaran
seperti geografi ekonomi ilmu politik hukum sejarah antropologi,
psikologi, sosiologi dan sebagainya.
Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut
meliputi:
a. Ilmu Sosial
Ilmu Sosial (Sosial Science) merupakan disiplin intelektual yang
mempelajari manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah,
memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada
kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
b. Studi Sosial
Studi Sosial (Sosial Studies) merupakan suatu bidang pengkajian
tentang gejala dan masalah sosial. Studi sosial tidak selalu bertaraf
akademis bahkan merupakan bahan bahan pelajaran bagi siswa sejak
pendidikan dasar.
c. Pengetahuan Sosial
Ide IPS itu sendiri berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat.
Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies” istilah
tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite
yaitu “Commite of Sosial Studies” yang didirikan pada tahun 1913.
Tujuan dari pendirian lembaga tersebut adalah sebagai wadah
himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum ilmu ilmu
sosial di tingkat sekolah dan ahli ahli ilmu sosial yang mempunyai
minat yang sama.
Konsep dasar pendidikan yang ideal dapat dibagi dalam enam
macam:
1) Konsep dasar historis dasar yang memberikan persiapan kepada
pendidik dengan hasil pengalaman masa lalu, berupa UU dan
peraturannya maupun berupa tradisi dan ketetapannya.
2) Konsep dasar sosiologis dasar berupa kerangka budaya dimana
pendidikan nya itu bertolak dan bergerak, seperti memindahkan
budaya, memilih dan mengembangkannya.
3) Konsep dasar ekonomis dasar yang memberikan perspektif
tentang potensi-potensi manusia, keuangan, materi, persiapan
yang mengatur sumber keuangan dan bertanggung jawab
terhadap anggaran pembelanjaan.
4) Konsep dasar politik dan administrasi dasar yang memeberi
bingkai ideologi dasar yang digunakan sebagai tempat bertolak
untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang
telah dibuat.
5) Konsep dasar psikologis dasar yang memberi informasi tentang
watak peserta didik, pendidik, metode yang terbaik dalam
praktek,pengukuran dan penilaian bimbingan dan penyuluhan.
6) Konsep dasar filsafat dasar yang memberi kemampuan memilih
yang terbaik, memberi arah suatu sistem yang mengontrol dan
memberi arah kepada semua dasar-dasar yang lain.

Landasan-landasan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu meliputi


landasan filosofis, ideologis, sosiologis, antropologis, kemanusian,
politis, pedagogis dan religius:
a. Landasan Filosofis Memberikan gagasan pemikiran mendasar yang
digunakan untuk menentukan apa objek kajian dan domain apa saja
yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan Pendidikan
IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu (aspek ontologis). Bagaimana
cara, proses dan metode mengembangkan Pendidikan IPS sehingga
menentukan pengetahuan mana yang dianggap sah, valid, terpercaya
dan benar. Apa tujuan Pendidikan IPS sebagai disiplin ilmu ini
dibangun dan dikembangkan serta digunakan atau apakah manfaat
dari Pendidikan IPS ini telah dan akan memperkokoh body of
knowledge Pendidikan IPS untuk eksis dan berkembang lebih Konsep
Dasar IPS 13 luas lagi. Selama ini dikenal ada empat filsafat
pendidikan yang meliputi perenialisme, esensialisme, progresivisme,
dan rekonstruksionisme.
b. Landasan Ideologis Dimaksudkan dengan sistem gagasan mendasar
untuk memberi pertimbangan dan menjawab pertanyaan:
1) Bagaimana keterkaitan antara das sein Pendidikan IPS sebagai
pendidikan disiplin ilmu dan das solen Pendidikan IPS
2) Bagaimana keterkaitan antara teori-teori pendidikan dengan
hakikat dan praksis etika, moral, politik dan norma-norma
perilaku dalam membangun dan mengembangkan Pendidikan IPS.
Menurut O’Neil, ideologi dalam landasan ini telah dan akan
memberikan sistem gagasan yang bersifat ideologis terhadap
Pendidikan IPS yang tidak cukup diatasi hanya oleh filsafat yang
bersifat umum.
c. Landasan Sosiologis Memberikan sistem gagasan mendasar untuk
menentukan citacita, kebutuhan kepentingan, kekuatan, aspirasi serta
pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan
membangun teori-teori dan prinsip-prinsip Pendidikan IPS sebagai
pendidikan disiplin ilmu. Landasan ini memberikan dasar-dasar
sosiologis terhadap pranata dan institusi pendidikan dalam proses
perubahan sosial yang konstruktif.
d. Landasan Antropologis Memberikan sistem gagasan-gagasan
mendasar dalam menentukan pola, sistem dan struktur pendidikan
disiplin ilmu sehingga relevan dengan pola, sistem dan struktur
kebudayaan bahkan pola, sistem dan struktur perilaku manusia yang
kompleks. Landasan ini memberikan dasar-dasar sosio-kultural
masyarakat terhadap struktur Pendidikan IPS sebagai pendidikan
disiplin ilmu dalam prosesperubahan sosial yang konstruktif. 14
Konsep Dasar IPS
e. Landasan Kemanusiaan Menurunkan sistem gagasan-gagasan
mendasar untuk menentukan karakteristik manusia sebagai sasaran
proses pendidikan. Landasan ini sangat penting karena pada dasarnya
proses pendidikan ialah proses memanusiakan manusia.
f. Landasan Politis Memberikan arah gagasan-gagasan mendasar untuk
menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan
Pendidikan IPS. Peran dan keterlibatan pihak pemerintah dalam
landasan ini sangat besar sehingga pendidikan tidak mungkin steril
dari campur tangan unsur birokrasi.
g. Landasan Psikologis Memberikan gagasan-gagasan mendasar untuk
membentuk caracara Pendidikan IPS membangun struktur tubuh
disiplin pengetahuan, baik dalam tataran personal maupun komunal
berdasarkan entitasentitas psikologisnya. Hal ini sejalan dengan
hakikat dan struktur yang dapat dipelajari, dialami dan didervisifikasi,
diklasifikasikan oleh anggota komunitas Pendidikan IPS berdasarkan
kapasitas psikologis dan pengalamannya.
h. Landasan Religius Memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar
tentang nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa
Pendidikan di Indonesia. Landasan ini telah berlaku sejak zaman
Plato hingga Kant yang kemudian diakomodasi oleh Brameld melalui
karya-karya khususnya dalam filsafaf rekonstruksionisme. Landasan
religius ini telah dan akan menolak segala sesuatu yang bersifat relatif
semata yang tidak menempatkan agama sebagai landasan berfikir atau
kelompok manusia yang merasa menjadi pemenang dalam
mengembangkan peradaban manusia. Landasan religius yang
diterapkan di Indonesia menghendaki adanya keseimbagan antara
pengembangan materi yang berkembang dari interpretative
knowledge.

1.5. PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA


1.5.1. Kurikulum IPS tahun 1974-1975
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) diperkenalkan dalam
dunia pendidikan Indonesia ketika IKIP Bandung melaksanakan
Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) tahun 1972 yang
kemudian masuk kurikulum pendidikan nasional melalui
Kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk
pendidikan sekolah dasar dan menengah. Tahun 1974 pada
kurikulum SMP, pendidikan IPS itu mencakup Geografi, Sejarah,
dan ekonomi sebagai disiplin ilmu utama. Sedangkan Sosiologi,
Antropologo dan politi sebagai pendamping. Perkembangan
kurikulum 1974 yang kemudian disempurnakan pada tahun 1975
dengan mencakup 4 profil yaitu:
a. Pendidikan Moral Pancasila
b. Pendidikan IPS terpadu untuk SD
c. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP
d. Pendidikan IPS yg terpisah -- pisah di SMA
1.5.2. Kurikulum IPS tahun 1984-1990
Pada kurikulum 1984 format pendidikan IPS masih dipertahankan
namun ada penyempurnaan yaitu masuknya nilai-nilai P4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pada aspek
pendidikan moral. Kurikulum 1984 ini menyempurnakan dari
kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1974. Kurikulum 1984
sama denga 1974 nama IPS hanya digunakan pada mata pelajaran
di jenjang pendidikan dasar dan mengeah pertama. Yang berbeda
pada jenjang sekolah mengah atas (SMA) yang sudah
menggunakan disiplin ilmu itu sebagai penamaan mata pelajaran
yang berdiri sendiri. Pendidikan IPS disajikan secara terpisah
dalam arti jelas batasan-batasan materi yang diberikan, dan
memiliki GBPP masing-masing mata pelajaran sesuai dengan
disiplin ilmu yang disajikan. Kemudian konsep pembelajaran IPS
ini berkembang sampai tahun 1990-an dengan memiliki dua
konsep yaitu IPS yang diajarkan dalam tradisi "citizenship
transmission" dalam bentuk mata pelajaran pendidikan pancasila,
kewarganegaraan dan sejarah nasional. Pendidikan IPS yang
diajarkan dalam tradisi "social science" dalam bentuk pendidikan
IPS terpisah dari SMU, yang terkonfederasi di SLTP, dan yang
terintegrasi di SD.
1.5.3. Kurikulum IPS tahun 1994
Semenjak diberlakukannya Undang-Undang Sisdiknsd NO.2
Tahun 1989 pendidikan IPS mengalami perubahan. Pada
kurikulum 1994, materi pendidikan moral dan p4 tersebut
dijadikan 1 (satu) mata pelajaran yakni kewarganegaraan (PPKn)
(adanya Citizenship transmission). Selain itu pada kurikulum ini
disusun konten pendidikan IPS yang menurut Sapriya (dalam
B.Hidayat 2020:151) memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Mata pelajaran IPS untuk SD masih tetap menggunakan
pendekatan terpadu (integrated) dan berlaku untuk kelas III s/d
VI;
b. untuk kelas I dan II tidak secara eksplisit mata pelajaran yang
berdiri sendiri. Selian itu matapelajaran dibagi atas dua bagian,
yakni materi sejarah dan materi pengetahuan sosial.
Mata pelajaran IPS tidak mengalami perubahan pendekatan artinya
masih bersifat terkonfederasi (corelated) yang mencakup geografi,
sejarah, dan ekonomi koperasi.
Mata pelajaran IPS untuk SMA menggunakan pendekatan terpisah-
pisah (separated) atas mata pelajaran sejarah nasional dan sejarah
umum.
Maka pendidikan IPS di Indonesia yang diajarkan dalam suasana
transfer kewarganegaraan dalam bentuk PPKn tersebut. Kemudian
pendidikan IPS terpadu di SD, pendidikan IPS terkonfederasi di
SMP dan pendidikan IPS terpisah di SMA.
1.5.4. Kurikulum IPS Tahun 2006 (KTSP)
Pendidikan IPS pada tahun ajaran 2006 mengalami perubahan di
beberapa konten materi IPS. Pembelajaran mengedepankan konsep
penguasaan materi minimal yang diukur dengan menggunakan
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Hasil pemikiran tersebut
yang kemudian memunculkan pembentukan kurikulum
sebelumnya yang tidak tidak bertahan lama yaitu Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang dirancang pada tahun 2003 dan
diimpelementasikan pada tahun 2004.
KBK berjalan selama 2 tahun yang kemudian dilakukan peninjauan
ulang sehingga membentuk kurikulum baru yaitu kurikulum 2006
yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Seiring dengan dikeluarkannya KTSP, hal tersebut
diperkuat dengan UU SIDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003.
Perkembangan KTSP didukung oleh munculnya Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Dalam Permendikbud tersebut berisikan materi yang di standarkan
dengan menggunakan istilah Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD). SK dan KD merupakan standar yang
dibuat oleh pemerintah yang dimana dalam menyampaikan materi
dari guru kepada peserta didik tidak boleh dikurangi bobotnya,
namun boleh ditambah atau dikembangkan sesuai dengan
kemampuan dan karakterisktik peserta didik.
Penerapan pendidikan IPS dalam kurikulum ini, pada jenjang SD
belum mencakup dan membahas secara penuh seluruh disiplin ilmu
sosial. Pada jenjang SMP, sudah diberikan secara terintegrasi
namun belum mencakup dan membahas secara penuh disiplin ilmu
sosial yang disebut dengan IPS Terpadu dengan memadukan
materi pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi. Pada
jenjang SMA, sudah diberikan secara terpisah sebagai satu mata
pelajaran yang berbeda-beda antara sosiologi, geografi, sejarah,
maupun ekonomi.
1.5.5. Kurikulum IPS Tahun 2013
Perkembangan kurikulum berikutnya terjadi pada tahun 2013 dan
masih berlaku hingga tahun ajaran terakhir ini. Pemerintah
melakukan peninjauan yang kemudian menyusun kurikulum
terbaru yang bersifat keterbaruan. Kurikulum 2013 sudah
dilakukan revisi yaitu dengan dikeluarkannya Permendikbud RI
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Kurikulum 2013.
Pendidikan IPS pada Kurikulum 2013 sudah mengalami
pengintegrasian materi terutama di jenjang SD dan SMP yang lebih
terpadu dalam proses pembelajarannya dengan menggunakan
model keterpaduan integrated. Sedangkan di jenjang SMA, masih
tetap disamakan seperti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yaitu secara terpisah yang tujuannya untuk mempersiapkan
peserta didik ke jenjang Perguruan Tinggi.

Relevansi Pendidikan IPS dengan Pembelajaran Abad 21


Masyarakat umum masih beranggapan bahwa kebutuhan yang
harus dikuasai peserta didik dalam menghadapi abad 21 hanyalah
kemampuan terhadap teknologi dan informasi. Bidang ilmu yang
banyak diminati hanyalah yang berkaitan dengan ilmu eksakta atau
sains. Ilmu sosial hanya dipelajari untuk sebatas kewajiban saja.
Oleh karena itu, akhir-akhir ini Pendidikan IPS dan ilmu sosial
lainnya terdengar akan dihapus dari kurikulum. Padahal ilmu sosial
merupakan dasar dalam membentuk keterampilan sosial.
Keterampilan sosial merupakan salah satu unsur terpenting dalam
melakukan komunikasi, kolaborasi dan menjalin hubungan pada
masyarakat abad 21.
Keterampilan yang berkaitan dengan aspek sosial adalah
keterampilan berpikir kritis. Keterampilan tersebut diperlukan
untuk membantu siswa dalam beradaptasi dengan situasi baru,
fleksibel dan mampu menganalisis informasi yang didapat dengan
baik. Kreativitas dan inovasi mempunyai pengaruh yang tidak
diragukan lagi terhadap kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
setiap kegiatan pembelajaran hendaknya diarahkan untuk
pengembangan pemikiran kreatif, imajinatif dan inovatif.
Pada hakikatnya Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
yang dibentuk oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah
mengakomodasi nilai keterampilan abad 21. Siswa telah difasilitasi
untuk mengembangkan cara berpikir kritis, kolaborasi,
berkomunikasi dalam memecahkan permasalahan. Keterampilan
ini telah ada di dalam ilmu-ilmu sosial sebagai tujuan awal dari
Pendidikan IPS. Permasalahannya adalah seringkali muatan-
muatan keterampilan abad 21 yang terdapat dalam konsep ilmu
sosial tidak tersampaikan dengan baik dalam pembelajaran.
Implikasinya pembelajaran IPS tidak sesuai tanpa nilai-nilai sosial
yang merupakan kebutuhan terpenting dalam menghadapi
tantangan abad 21.
1.5.6. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran
intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal
agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk
memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh
pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target
capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten
mata pelajaran.
Pada tingkat SD ada beberapa perbedaan dalam hal mata pelajaran,
diantaranya adalah penggabungan mata pelajaran IPA dengan mata
pelajaran IPS ( IPAS) yang akan mulai diajarkan pada kelas III.
Tujuannya untuk menguatkan kesadaran peserta didik terhadap
lingkungan sekitarnya, baik dari aspek alam maupun sosial.
Pada buku saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka dijelaskan,
alasan penggabungan kedua mata pelajaran ini dilakukan lantaran
pada anak usia SD cenderung melihat segala sesuatu secara utuh
dan terpadu.
"Selain itu, mereka masih dalam tahap berpikir konkrit/sederhana,
holisitik, dan komprehensif, namun tidak detail. Penggabungan
pelajaran IPA dan IPS diharapkan dapat memicu anak untuk dapat
mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan,"
demikian bunyi buku saku tersebut.

1.6. KONSEP DATA, FAKTA, DAN RELIGIUS DALAM PERISTIWA


DI MASYARAKAT
Fakta adalah sebuah data atau informasi dari kejadian yang benar-benar
terjadi dan sudah divalidasi kebenarannya. Fakta sosial adalah bagaimana
seseorang bisa bertindak dikarenakan pengaruh dari hal yang di luar
individu tersebut, contohnya adalah seseorang berhenti ketika lampu
merah karena ada peraturan yang mengatur mengenai peraturan lalu
lintas. Pada dasarnya, fakta-fakta yang terkumpul akan membentuk suatu
konsep, dan ketika ada konsep-konsep yang saling berkaitan akan
membentuk sebuah generalisasi. Contoh fakta adalah Bapak Joko Widodo
adalah Presiden Negara Republik Indonesia.
Konsep adalah sebuah kesepakatan bersama untuk mendefinisikan atau
mendiskripsikan sesuatu yang bisa menjadi bantuan untuk pencarian
solusi terhadap suatu masalah. Dalam sebuah konsep terkandung hal yang
disebut atribut. Atribut sendiri adalah hal yang menjadi ciri khas pada
suatu konsep yang bisa membedakan sebuah konsep dengan konsep yang
lainnya. Berikut beberapa sifat dari konsep:
a. Konsep merupakan gambaran kasar dari benda, kejadian, ataupun
sebuah peristiwa yang bersifat abstrak
b. Konsep merupakan gabungan dari hal-hal yang bersifat umum
c. Konsep bersifat subjektif karena pemahamannya bisa berbeda dengan
orang lain
Generalisasi adalah suatu hal yang bisa menggamabarkan hubungan yang
ada pada konsep-konsep yang berkaitan. Jadi, dibutuhkan dua atau lebih
konsep untuk menyimpulkan sebuah generalisasi. Generalisasi harus
bersifat luas dan tidak spesifik kepada satu orang, satu benda, atau suatu
tempat. Ada beberapa jenis generalisasi, yaitu:
a. Deskriptif: jenis generalisasi yang menggambarkan suatu kondisi.
Contohnya adalah kebanyakan pusat kerjaan berada di pinggiran
sungai
b. Kausalitas: jenis generalisasi yang menggambarkan hubungan sebab
akibat. Contoh: Apabila sebuah golongan radikal menjadi pemimpin
maka akan tercipta pemerintahan yang tidak stabil
c. Acuan nilai: generalisasi yang menggambarkan perilaku seseorang.
Contohnya adalah orang baik akan disenangi banyak orang dan orang
jahat akan dibenci banyak orang
d. Universal: generalisasi yang menggambarkan kondisi sesuatu secara
luas dan berskala besar. Contoh negara yang baik adalah negara yang
bisa mensejahterakan rakyat dan mengoptimalkan penggunaan
sumber daya alamnya.
CONTOH :
a. Fakta

1) Mata pencaharian masyarakat yang tinggal di dataran rendah


adalah petani, peternak, dan pekerja industri
2) Mata pencaharian masyarakat yang tinggal di dataran tinggi
adalah berkebun, penyedia jasa rekreasi, dan penyedia jasa
penginapan
3) Mata pencaharian masyarakat yang tinggal di daerah pantai
adalah nelayan, pembuat kerajinan, dan penyedia rekreasi pantai
b. Konsep

Mata pencaharian

c. Generalisasi

Mata pencaharian dipengaruhi oleh kondisi geografis


BAB III
PENUTUP

IPS bukan bidang/ disiplin ilmu tetapi bidang kajian tentang masalah sosial
masyarakat. IPS dirancang untuk pendidikan dan persekolahan,
mempertimbangan psikologis dan pedagogis, latar belakang, kemampuan,
lingkungan dan perkembangan peserta didik. Sejarah (in in time), transmisi
budaya Geografi (man in space), adaptasi ekologis Sosiologi (man in life),
perjuangan hidup (struggle of life) dengan belajar IPS di harapkan
Mempersiapkan siswa untuk memahami social sciences, membentuk warga
negara yang baik. Konsep dasar ilmu sosial yang diracik untuk pengajaran IPS,
materi belajar yang diajarkan pada siswa untuk memahami masyarakat sebagai
sistem, masyarakat bersifat komplek/ syarat masalah yang memerlukan
pemecahan secara terintegrasi
IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari
cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan
prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat
persekolahan.
IPS memiliki beberapa landasan diantaranya landasan filosofis, landasan
ideologis, landasan sosiologis, landasan antropologis, dan landasan kemanusiaan.
Mempelajari IPS sama halnya dengan kita mempelajari beberapa bidang ilmu,
diantaranya geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi, dan antropologi.
Program Pendidikan IPS merupakan program pendidikan yang komprehensif yang
mencakup empat dimensi meliputi : dimensi pengetahuan (knowlegde), dimensi
ketrampilan (skill), dimensi nilai dan sikap (values and attitudes), serta dimensi
tindakan (action).
Mempelajari IPS mempunyai beberapa tujuan, diantaranya :
a. membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial;
b. kemampuan berkomunikasi;
c. kemampuan mengidentifikasi;
d. menganalisis;
e. menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi;
f. membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif; dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian
dari kehidupan tersebut;
g. membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS.
DAFTAR PUSTAKA

"Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran IPS", Klik untuk baca:


https://www.kompasiana.com/anggiastri9388/628c921953e2c339ac09ed23/
kurikulum-merdeka-dalam-pembelajaran-ips?page=1&page_images=1
Konsep dasar IPS untuk SD/MI/Penulis YuliaSiska, M.Pd./2019
https://books.google.co.id/books?id=9-
klDAAAQBAJ&lpg=PR1&ots=ILh_cm1Ux5&dq=konsep%20dasar
%20ips&lr&hl=id&pg=PR1#v=onepage&q&f=false
"Perkembangan Pendidikan IPS di Indonesia Dahulu Hingga Kini", Klik untuk
baca:
https://www.kompasiana.com/
muhammadfahrizal9631/628c8fe7f1f29806ab5202f2/perkembangan-pendidikan-
ips-di-indonesia-dahulu-hingga-kini?page=2&page_images=1
konsep, fakta, dan generalisasi https://www.msyarifah.my.id/ips-dalam-fakta-
konsep-generalisasi-dan-teori/

Anda mungkin juga menyukai