Disusun Oleh :
Della Muslianti 2313034019 Made Septiana 2313034020
Zulkarnaen 2313034024 Azzahra Hafido 2313034074
Sindi Nurhasanah 2313034075 Melinda Safitri 2313034077
Isna Eni 2313034079 Ani Herawati 2313034080
Tri Rahma Dayanti 2313034083 Nabila Aini 2313034086
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan juga karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan juga tepat waktu guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah “ Dasar dasar ips ” yang dibimbing oleh bapak Dr. Pargito,
M.Pd. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan para ahli, dan
jurnal, kemungkinan daripada itu makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, maka kami mengharapkan
masukan serta saran dari dosen untuk membangun pengalaman kami dan kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca juga perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun, selama ini mata pelajaran IPS selalu dianggap sebelah mata oleh
sebagian orang, dan banyak yang mengatakan bahwa IPS merupakan pelajaran yang
membosankan dan kurang menantang karena kebanyakan materinya hanya berupa
hapalan, dan hal ini merupakan masalah bagi mata pelajaran IPS itu sendiri. Masalah ini
semakin serius manakala dihadapkan pada kenyataan bahwa, selama ini mata pelajaran
1
IPS kurang mendapatkan perhatian yang semestinya. Padahal sebenarnya mata pelajaran
IPS merupakan pelajaran yang sangat penting karena dengan belajar IPS dapat
membimbing siswa beradaptasi dalam lingkungan sosialnya, dan dapat membantu siswa
dalam menghadapi masalah-masalah social yang terjadi di masyarakat dengan lebih
bijaksana.
1. Hakikat IPS
2. Historis pendidikan IPS di Indonesia
2. Tujuan pendidikan IPS
3. Fokus perhatian ilmu ilmu sosial
4. IPS dalam Kurikulum 2013
5. IPS dalam Kurikulum Merdeka Belajar
6. Hakikat Pembelajaran IPS Terpadu
7. Permasalahan Pembelajaran IPS Terpadu
8. Permasalahan Pembelajaran IPS di SMA
9. Pembaharuan dalam Pembelajaran IPS di Sekolah
2
1. Melalui pemahaman nilai-nilai sejarah dan nilai kebudayaan masyarakat peserta
didik memiliki kesadaran dan juga rasa kepedulian terhadap lingkungan dan
masyarakat.
2. Dalam memecahkan masalah sosial, peserta didik memahami beberapa konsep
dasar dan metode-metode dari ilmu sosial. Sehingga peserta didik dapat
menerapkan konsep dan metode tersebut untuk menyelesaikan masalah.
3. Peserta didik mampu menggunakan model-model dan proses berpikir yang
digunakan untuk membuat sebuah keputusan dalam menyikapi masalah atau isu
sosial yang sedang berkembang di masyarakat.
4. Peserta didik mampu menganalisis isu sosial dengan kritis, dan mampu
mengambil keputusan yang tepat.
5. Siswa mampu mengembangkan potensi yang ada dengan mampu membangun diri
sendiri untuk lebih bertanggung jawab untuk membangun kesadaran masyarakat
6. Melakukan analisis terhadap kurikulum IPS dalam memahami misi serta tujuan
yang harus dipenuhi atau dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
yaitu standar kompetensi.
7. Menetapkan materi IPS yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan sosial
peserta didik.
8. Menemukan materi ajar, media, strategi, metode, pendekatan dan penilaian dalam
pembelajaran yang tepat agar siswa juga mudah untuk mengembangkan
keterampilan sosial nya
3
BAB II
PEMBAHASAN
Mata pelajaran yang termasuk kelompok IPS pada tingkat SMA ini meliputi
sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi, dan sejarah. Istilah IPS di sekolah dasar
merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah
konsep disiplin ilmu social, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah social
kehidupan. Materi IPS untuk jenjang Sekolah Dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu
karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogic dan psikologis serta
karakteristik kemampuan berfikir peserta didik yang bersifat holistic. (Sapriya, dkk,
2008:2- 3).
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS
atau Social Studies. Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran IPS dikenal dengan social
studies, jadi istilah IPS merupakan terjemahan social studies. Berikut pengertian IPS yang
dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan IPS di Indonesia :
4
ilmu politik, dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan
materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
3. S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan
sejumlah mata pelajaran social. Dinyatakan bahwa, IPS merupakan bagian kurikulum
sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas
berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi social.
Dari beberapa pengertian di atas, pada intinya bahwa hakikat Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu social seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya, yang mana di dalamnya berisi
tentang kajian manusia dan dunia sekelilingnya.
Tujuan pembelajaran IPS yang sudah dijelaskan diatas dapat tercapai dengan
menjalankan program-program pembelajaran IPS di sekolah dengan memperhatikan
beberapa kriteria yaitu:
1. Melalui pemahaman nilai-nilai sejarah dan nilai kebudayaan masyarakat peserta didik
memiliki kesadaran dan juga rasa kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat.
5
2. Dalam memecahkan masalah sosial, peserta didik memahami beberapa konsep dasar
dan metode-metode dari ilmu sosial. Sehingga peserta didik dapat menerapkan konsep
dan metode tersebut untuk menyelesaikan masalah.
3. Peserta didik mampu menggunakan model-model dan proses berpikir yang digunakan
untuk membuat sebuah keputusan dalam menyikapi masalah atau isu sosial yang sedang
berkembang di masyarakat.
4. Peserta didik mampu menganalisis isu sosial dengan kritis, dan mampu mengambil
keputusan yang tepat.
5. Siswa mampu mengembangkan potensi yang ada dengan mampu membangun diri
sendiri untuk lebih bertanggung jawab untuk membangun kesadaran masyarakat. Dengan
potensi tersebut dapat dimanfaatkan (Aniek Rahmaniah, 2012).
1. Melakukan analisis terhadap kurikulum IPS dalam memahami misi serta tujuan yang
harus dipenuhi atau dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu standar
kompetensi.
2. Menetapkan materi IPS yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan sosial peserta
didik.
6
3. Menemukan materi ajar, media, strategi, metode, pendekatan dan penilaian dalam
pembelajaran yang tepat agar siswa juga mudah untuk mengembangkan keterampilan
sosial nya
7
• Kurikulum IPS tahun 1984-1990
8
Pendididikan IPS pada tahun 2006 mengalami perubahan di beberapa konten
materi IPS. Pengkajian dimulai sejak tahun sebelumya dimana para pakar pendidikan
melakukan pengkajian tentang proses pembelajaran yang kemudian memunculkan
kopsep pembelajaran untuk mengganti istilah mengajar. Pembelajaran mengedepankan
konsep penguasaan materi minimal yang diukur menggunakan KKM oleh siswa yang
kemudian disebut dengan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas
(mastery learning). Hasil pemikiran tersebut kemudian memunculkan konsep itu dalam
pembentukan kurikulum sebelumnya yang tidak bertahan lama yaitu kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) yang digagas tahun 2003, implementasi tahun 2004. Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) berjalan selama dua tahun yang kemudian dialakukan
peninjauan ulang sehingga memunculkan kurikulum 2006 yang disebut dengan istilah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini diperkuat dengan
dikeluarkanya undang-undang sisdiknas baru yang disahkan yaitu undang-undang
sisdiknas nomor 20 tahun 2003. Perkembanganya kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) secara teknis didukung dengan munculnya permen nomor 22 tahun 2006 tentang
standar isi. Dalam permen ini dimuat materi yang distandarkan dengan menggunakan
istilah Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). SK dan KD merupakan
standar yang dibuat oleh pemerintah dimana dalam menyampaikan muatan materi oleh
guru kepada siswa tidak boleh dikurangi namun dapat ditambah dan dikembangkan sesuai
dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik di masing-masing sekolah.
9
kompetensi inti. Jika dilihat perbedaanya terletak pada titik tekanya, dimana kompetensi
inti ada penekanan sikap spiritual yang harus dimiliki oleh para lulusan. Mata pelajaran
pendidikan IPS pada kurikulum 2013, sudah lebih mengalami pengintegrasian materi
terutama di sekolah dasar dan menengah pertama. Lebih terpadu dalam proses
pembelajaranya. Menggunakan model keterpaduan integrated yang merupakan model
keterpaduan yang mana suatu tema merupakan topik-topik yang beririsan dan tumpang
tindih dari bidang-bidang keilmuan (Depdiknas, 2011). Sedangkan di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) materi pendidikan IPS masih tetap disampaikan secara terpisah
atau secara parsial yang salah satu tujuanya adalah untuk mempersiapkan dan membekali
peserta didik kejenjang berikutnya yaitu perguruan tinggi.
Konsep – konsep diperkaya dengan fakta – fakta yang ada dalam masyarakat dan
lingkungan dalam sekelilingnya. Oleh sebab itu calon guru IPS harus mengetahui dengan
baik konsep – konsep dasar dan generalisasi IPS serta fakta – fakta dilingkungan
masyarakat dan alam sekelilingnya. Fokus perhatian setiap cabang ilmu sosial beraneka
ragam coraknya. Sebagai contoh dapat dipaparkan dalam daftar titik berat perhatian ilmu
– ilmu sosial berikut :
10
Antropologi Kebudayaan
Fsikologi Kejiwaan
Sejarah Waktu
Geografi Ruang
Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran IPS tercantum dalam struktur Kurikulum
2013 untuk SD/MI dan SMP/MTs. Di SMA dan SMK tidak ada mata pelajaran IPS tetapi
mata pelajaran yang terkait dengan disiplin-disiplin ilmu yang secara tradisional
dikelompokkan ke dalam kelompok Ilmu-ilmu Sosial.
Manfaat IPS bagi peserta didik dapat dilihat dalam empat hal yaitu:
A. Tujuan IPS
Tujuan pendidikan IPS adalah “untuk menghasilkan warga negara yang memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat dan bangsanya, religius, jujur,
demokratif, kreatif, kritis, analitis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa
ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap
pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi serta produktif.”
Pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat adalah pengetahuan penting yang
memberikan wawasan kepada peserta didik mengenai siapa dirinya, masyarakatnya,
bangsanya, dan perkembangan kehidupan kebangsaan di masa lalu, masa sekarang, dan
yang akan datang. Sikap religius, jujur, demokratis adalah sikap yang diperlukan oleh
seorang warganegara di masa kini maupun masa depan. Kebiasaan senang membaca,
kemampuan belajar, rasa ingin tahu merupakan kualitas yang diperlukan untuk belajar
seumur hidup. Kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik memberikan kesempatan
kepada siswa mata pelajaran IPS untuk selalu sadar dan berinteraksi dengan lingkungan
tempat tinggalnya. Kualitas lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan
berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya. Komunikasi adalah
11
kemempuan penting untuk kehidupan abad ke-21 (Dyer, 2006). Kemampuan komunikasi
mendasariinteraksi sosial yang tak dapat dihindari, semakin baik kemampuan
berkomunikasisemakin baik interaksi yang terjadi.
2) Keterampilan: berfikir logis dan kritis, membaca, belajar (learning skills, inquiry),
meecahkan masalah, berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat-
berbangsa
3) Nilai: nilai- nilai kejujuran, kerja keras, sosial, budaya, kebangsaan, cinta damai, dan
kemanusiaan serta kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut.
4) Sikap: rasa ingin tahu, mandiri, menghargai prestasi, kompetitif, kreatif dan inovatif,
dan bertanggungjawab. Konten tersebut dikemas dlam bentuk Kompetensi Dasar.
Kompetensi Dasar IPS SMP dikemas secara integratif dengan menggunakan aspek
geografis sebagai elemen pengikat.
C. Pembelajaran IPS
Ketercapaian tujuan mata pelajaran IPS didukung oleh proses pembelajaran yang
dirancang dalam Kurikulum 2013 dan berlaku juga untuk IPS. Ada dua hal dalam
pembelajaran IPS yaitu pendekatan pengembangan materi ajar yang selalu dikaitkan
dengan lingkungan masyarakat (konstektual) di satuan pendidikan dan model
pembelajaran yang dikenal dengan istilah pendekatan saintifik. Dalam pendidikan
saintifik dikenal ada lima langkah peristiwa pembelajaran, keliam langkah tersebut
adalah:
1) Mengamati (observasing)
2) Menanya (questioning/asking)
12
3) Mengumpulkan informasi (experimenting/exploring)
Penilaian hasil belajar untuk IPS adalah penilaian hasil belajar otentik dan
mengurangi tes dengan jawaban yang bersifat discreate (hanya memiliki satu jawaban
benar). Hakiki IPS adalah penggunaan data, pengorganisasian data, pemaknaan data, dan
mengkomunikasikan hasil menjadi primadona untuk penilaian hasil belajar otentik.
Dengan penilaian hasil belajar otentik ini maka kemampuan berpikir, nilai dan sikap serta
penerapannya dalam kehidupan nyata menyebabkan kualitas peserta didik yang belajar
IPS berbeda secara signifikan dari apa yang telah menjadi praktek pembelajaran IPS yang
banyak dilakukan di masa kini dan masa lalu.
13
observasi, menemukan arsip, wawancara, atau pengambilan gambar guna menambah
kedalaman pengetahuan.
14
efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan
membentuk skema (konsep), sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan
kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebulatan
pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui
pembelajaran terpadu.
15
dianggap sebelah mata oleh sebagian orang dan dianggap sebagai pelajaran yang
membosankan dan kurang menantang karena kebanyakan materinya hanya berupa
hapalan.
16
Permasalahan selanjutnya adalah mengajar berpusat pada buku teks. Hal tersebut
sering terjadi pada pembelajaran IPS yaitu siswa diminta untuk membaca materi ataupun
topik yang ada dibuku pelajaran setelah itu siswa diminta untuk menuliskan isi dari
pikirannya atas apa yang telah dipahami dari materi yang telah dibaca. Tujuannya adalah
agar siswa memahami apa yang telah dibaca, namun ada dampak negatifnya yaitu peserta
didik akan merasa bosan dan karena kekurangan referansi dari buku lain sehingga siswa
tidak dapat mengembangkan pikirannya karena hanya berpatokan dengan satu sumber
saja. Oleh karena itu guru seharusnya bisa memberikan alternatif untuk mencari referensi
lain seperti dari televisi, koran ataupun internet (Muhammad Kaulan Karima, 2018).
Persepsi peserta didik dan masyarakat terkait prospek kerja IPS yang minim.
Karena adanya anggapan bahwa pembelajaran IPS tidak penting, karena bisa dipelajari
17
sendiri. Konteks pembelajaran IPS adalah masyarakat, sedangkan pembelajaran IPA
mempelajari bagaimana membuat gedung, jembatan atau lain sebagainya, jelas
pembelajaran IPA akan lebih menjajikan prospek kerjanya dibandingkan IPS. Adanya
perbandingan antara IPA dan IPS didalam masyarakat ataupun lingkungan sekolah, ini
menjadikan siswa yang mengambil jurusan IPS akan merasa terkucilkan karena selalu
dibanding-bandingkan. Selalu dianggap remeh bahwa pembelajaran IPS itu pembelajaran
yang membosankan dan lain sebagainya.
Dari permasalahan yang telah dijelaskan diatas dapat diatasi dengan mengubah
pola pikir dan pandangan masyarakat terhadap pembelajaran IPS. Guru bisa
menggunakan isu-isu sosial yang berkembang di Indonesia dan kemudian diterapkan
kepada materi pembelajaran sehingga siswa bisa lebih aktif dalam menganalisis isu-isu
sosial yang sedang berkembang dengan memanfaatkan teknologi untuk mencari beberapa
informasi. Selain itu guru juga harus lebih aktif untuk mengembangkan materi dan
pemanfaatan teknologi untuk bidang pendidikan.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran IPS adalah menyangkut
pembaharuan pembelajarannya di sekolah yang dilakukan oleh para guru. Sementara ini
praktik pembelajaran dilakukan oleh para guru IPS masih berkutat pada cara-cara (model)
pembelajaran konvensional (tradisional), yang kurang mendukung bagi perkembangan
semua potensi yang dimiliki peserta didik. Pola lama ini harus diganti dengan pola baru,
apabila kita mengharapkan pembelajaran IPS memiliki fungsi dalam pembangunan
nasional dewasa ini atau di masa datang.
18
pembelajaran bagi peserta didik di sekolah, merupakan prioritas yang harus diperhatikan
secara serius. Sehingga pembelajaran IPS dengan menggunakan cara konvensional dapat
ditinggalkan oleh para guru. Mereka perlu dibekali tentang pola pembelajaran IPS terpadu
dengan mantap, dan dilatih dengan model-model pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Dengan demikian, pembelajaran IPS yang diterima oleh peserta didik menjadi
bermakna, baik untuk kehidupan pribadinya maupun untuk kehidupannya dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Harus disadari secara mendalam oleh guru-
guru IPS bahwa, penerapan terpadu dalam pembelajaran IPS mengandung arti yang
strategis untuk pembangunan nasional atau kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, di era globalisasi mengharuskan adanya perubahan dalam strategi
dan metode mengajar, antara lain dengan lebih memperhatikan keragaman dan nilai-nilai
manusia universal, sistem dan isu-isu global serta keterkaitan dengan masyarakat dunia
dan sejarah global. Oleh karena itu, dalam kerangka pendidikan global, penanaman
pemahaman tentang keindonesiaan dengan memasukkan kearifan atau unsur kelokalan
dalam pembelajaran IPS akan membantu peserta didik dalam meningkatkan dan
mengembangkan wawasan internasionalnya.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pembelajaran IPS di SMA bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan
kemampuan siswa dalam memahami berbagai fenomena sosial, ekonomi, dan politik
yang terjadi di lingkungan sekitar mereka.
3. Dalam pembelajaran IPS di SMA, siswa diajarkan untuk menjadi warga negara
yang aktif, peduli, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya.
6. Selain materi utama seperti geografi, sejarah, dan ekonomi, dalam pembelajaran
IPS di SMA juga mencakup aspek-aspek seperti kebudayaan, politik, lingkungan, dan
masyarakat.
7. Pada intinya, pendidikan IPS di SMA bertujuan untuk membekali siswa dengan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi
warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat dan menghadapi tantangan
sosial, ekonomi, dan politik di masa depan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru & Sofan Amri. 2011. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu.
FKIP Unud.
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/edueksos/article/download/635/
651 Diakses pada 11 November 2023 pikul 11.07
21
Hidayat B,2020. Tinjawan Historis Pendidikan IPS di Indonesia.
https://ejournal-
pasca.undiksha.ac.id/index.php/PIPS/article/download/3493/1742 Diakses pada
11 November pukul 13.14
22