DASAR
MATA KULIAH: PENDIDIKAN IPS SD
Dosen Pengampu:
Kadek Yudiana, S.PD., M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelas A
Kelompok 3:
Ni Made Maya Apsari (2211031010)
Putu Astrita Dewi (2211031012)
Abelia Bintang Kholifah (2211031035)
Reni Mandabayan (2111031548)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Analisis Konten dan Materi
Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar”.
Pada kesempatan ini, kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Kadek
Yudiana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pendidikan IPS
SD yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan makalah
ini.
Akhirnya, penyusun berharap semogga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan masyarakat umum secara luas. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat diharapkan guna proses penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui konten pembelajran IPS di Sekolah Dasar.
2. Untuk mengetahui materi pembelajaran pada buku ajar Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial terbitan Kemdikbud di Sekolah Dasar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Fakta
Fakta dalam bahasa latin (factus) ialah segala sesuatu yang
tertangkap oleh manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah
menjadi suatu kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data.
Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang
sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari
dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang
lain yang sesungguhnya. Hubungan antara fakta dan kenyataan bahwa fakta
terungkap dari pengamatan atas kenyataan atau dapat juga dikatakan bahwa
kenyataan lahir karena dukungan fakta. Oleh karena itu, fakta dan kenyataan
terdapat hubungan timbal balik. Fakta juga berkaitan erat dengan data.
Fakta penting untuk susunan ilmu karena fakta tersebut membentuk
konsep dan generalisasi. Konsep tidaklah dipelajari dalam kekosongan,
melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta yang
khusus. Dari beberapa fakta yang khusus yang saling berkaitan maka
terbentuk suatu konsep atau pengertian. Namun karena begitu banyak fakta
dalam kehidupan sosial, maka tidak mungkin seorang guru harus
mengajarkan semuanya. Oleh karena itu guru harus memilih fakta yang
dapat membantu peserta didik untuk mampu memahami konsep dan
menggeneralisasikannya. Hubungan yang erat antara fakta dan konsep
dapat dilihat ilustrasi berikut:
1. Bangsa Indonesia berperang melawan penjajahan.
2. Bangsa Indonesia dan dunia berjuang melawan terorisme.
3. Bangsa dan negara Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri.
Fakta-fakta tersebut di atas tampak saling berhubungan dan
membentuk suatu gagasan atau konsep tentang kemerdekaan." Suatu bangsa
yang merdeka berani berkorban untuk memperjuangkan atau
mempertahankan kemerdekaannya, bebas menentukan nasibnya sendiri,
kedudukannya sederajat dengan bangsa lain. Jika anak-anak membaca
keadaan suatu bangsa lain seperti itu maka pikirannya terbentuk pengertian
atau konsep tentang kemerdekaan. Selanjutnya fakta merupakan tingkatan
yang paling rendah dari suatu abstraksi.
3
Dalam hubungannya dengan pembentukan konsep, fakta harus
dipilih secara selektif, agar tidak banyak fakta usang, sehingga sistem
berpikir menjadi kurang. Fakta yang harus dipilih adalah fakta yang dapat
dijadikan wadah atau pengikat atau dasar dari rincian apabila diperlukan.
Pemilihan fakta penting itu cukup sulit karena secara logika apa yang
penting menurut pakar ilmu pengetahuan belum tentu sejalan dengan
pemahaman siswa. Setiap guru atau calon guru harus mampu melihat dua
kepentingan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fakta
mempunyai ciri-ciri: (1) bersifat khas, (2) bersifat konkrit, dan (3) tidak
berulang- ulang. Maka dari itu fakta bersifat lepas, tidak terikat dengan fakta
lain secara logis. Fakta-fakta dalam IPS meliputi fakta yang berhubungan
dengan masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu jumlah fakta tidak
terbatas, sebanyak obyek, peristiwa atau proses yang terjadi dalam
masyarakat dan lingkungannya.
C. Konsep
Konsep yaitu suatu ide yang menggambarkan hubungan antara dua
atau lebih fakta seperti konsep kebutuhan manusia yang berkaitan dengan
berbagai hal, misalnya pakaian, makanan, keselamatan, pendidikan, cinta
dan harga diri. Konsep merupakan abstraksi atau pengertian abstrak, karena
merupakan ide tentang sesuatu (benda, peristiwa, hal-hal ) yang ada dalam
pikiran. Ia mengandung pengertian dan penafsiran (bukan berwujud fakta
konkrit). Konsep membantu kita dalam mengadakan penbedaan,
penggolongan atau penggabungan fakta disekeliling kita, misalnya, kita
mengenal banyak data perang, seperti perang diponegoro, perang paregreg,
perang aceh, dan sebagainya.
Komponen-komponen ilmu sosial terdapat banyak sekali konsep-
konsep, antara lain:
1. Konsep-konsep ilmu sejarah mengenal beberapa konsep, seperti ruang,
waktu, peristiwa
2. Konsep-konsep ilmu ekonomi mengenal beberapa konsep, seperti tukar-
menukar, uang, pasar
4
3. Konsep-konsep ilmu geografi mengenal beberapa konsep, seperti jarak,
morfologi, pola, lokasi, keterjangkauan
4. Konsep konsep ilmu antropologi mengenal beberapa konsep, seperti
kebudayaan, kepercayaan, adat
5. Konsep-konsep sosiologi mengenal beberapa konsep, seperti norma
sosial, kelompok sosial, organisasi sosial
6. Konsep-konsep psikologi sosial mengenal beberapa konsep, seperti
norma perilaku sosial, interaksi sosial
7. Konsep-konsep yang secara bersama-sama dimiliki oleh beberapa
disiplin ilmu itu disebut dengan istilah konsep inti (core concept).
D. Generalisasi
Generalisasi berasal dari kata "general" yang berarti bersifat umum
atau menyeluruh, sehingga yang dimaksud dengan generalisasi adalah suatu
kesimpulan yang diambil dan bersifat umum. Di pihak lain ada yang
mengartikan atau mendefinisikan generalisasi itu adalah suatu pernyataan
yang merupakan perpaduan atau gabungan dari dua konsep atau lebih
sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan berupa prinsip-prinsip hukum,
dalil, pendapat umum (opini).
Dalam ilmu sosial terdapat sejumlah ketrampilan yang dapat
diklasifikasikan menjadi ketrampilan berfikir, ketrampilan teknis dan
ketrampilan sosial. Sejumlah ketrampilan berfikir yang penting dalam ilmu
sosial diantaranya adalah menarik kesimpulan, membuat generalisasi,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Ketrampilan teknis yang berhubungan dengan generalisasi, dapat
diwujudkan melalui penggunaan berbagai media dan alat bantu dalam
mencari dan menyajikan informasi. Ketrampilan sosial bekaitan dengan
kemampuan untuk melakukan hubungan antar manusia, misalnya
berinteraksi dan berkomunikasi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam lingkup tertentu.
5
Dalam IPS ada dua jenis generalisasi, yakni:
1. Generalisasi sempuma, yakni generalisasi yang menempatkan seluruh
fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Contoh: sensus
penduduk.
2. Generalisasi tidak sempuma, berdasarkan sebagian fenomena yang
dilakukan untuk mendapatkan simpulan yang berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diselidiki. Contoh: hampir seluruh pria dewasa di
Indonesia senang memakai celana pantalon.
Generalasisi memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Sebagai tujuan umum studi sosial/IPS
2. Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran.
3. Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar.
4. Membantu dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan
pengajaran dalam kurikulum studi IPS.
Generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk
kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan
suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS. Jadi dapat disimpulkan bahwa
seseorang dikatakan menyusun generalisasi, apabila orang itu menarik dua
konsep atau lebih dengan sedemikian rupa sehingga saling berhubungan
satu dengan lainnya. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh berikut. Ada
ungkapan: "Makin primitif suatu masyarakat, lingkungan hidupnya akan
makin mempengaruhi cara hidup masyarakat itu" kita menemukan paling
sedikit tiga konsep, yaitu:
1. Masyarakat primitif.
2. Lingkungan hidup.
3. Cara hidup.
Ketiga konsep tersebut saling berhubungan dan memberi
keseimbangan antara yang satu dengan yang lain. Hubungan mereka sangat
erat sekali. Berubah yang satu akan mengubah yang lain. Bila tingkat
keprimitifan sekelompok orang itu berubah, maka kita akan mengantisipasi
bahwa lingkungan akan kurang berpengaruh terhadap cara hidup
6
masyarakat itu, karena masyarakat itu akan mengontrol secara baik
lingkungan hidupnya.
Perlu diketahui bahwa generalisasi harus ditulis sedemikian rupa
sehingga memiliki dasar keberlakuan yang luas. Generalisasi yang baik
adalah generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat atau benda.
Alasannya, apabila kita menyebutkannya berarti generalisasi yang kita buat
memiliki tingkat abstraksi yang rendah, tingkat keberlakuannya juga sempit
atau rendah.
Generalisasi harus ditulis sedemikian rupa sehingga siswa dapat
mengaplikasikannya dalam berbagai situasi yang bagaimanapun juga.
Contoh lain generalisasi yang tingkat abstraksinya rendah adalah kegiatan
siswa mengumpulkan data tentang bagaimana keadaan geografi
mempengaruhi cara hidup orang Bali dan menyimpulkan: "Keadaan
geografi Bali berpengaruh terhadap cara hidup penduduk Bali". Kesimpulan
pertama ini jelas memiliki tingkat keberlakuan yang terbatas karena
kesimpulan tersebut tidak berlaku bagi daerah-daerah lain atau tidak ada
jaminan bahwa kesimpulan itu akan berlaku di daerah lain.
Kesimpulan siswa tersebut sudah benar, tetapi tingkat
keberlakuannya terbatas atau sempit. Seandainya penelitian siswa tersebut
memberikan kesimpulan lain, maka akan dirumuskan (kesimpulan kedua)
seperti berikut ini: "Makin tinggi peradaban penduduk suatu daerah, makin
tinggi penduduk itu mengontrol hidupnya". Kesimpulan ketiga dapat juga
seperti berikut ini: "Tingkah laku orang dipengaruhi oleh kebudayaan
masyarakat tempat orang itu menjadi anggotanya". Generalisasi
(kesimpulan) kedua dan ketiga memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi
tingkat keberlakuan lebih umum. Dengan demikian apabila dilihat dari
tingkat keberlakuannya kita mengenal adanya generalisasi yang berlaku
terbatas dan generalisasi yang bersifat umum. Dari contoh-contoh di atas
dapat disimpulkan bahwa fakta itu konkret, dan dapat diobservasi,
disediakan, disentuh, dan dirasakan. Fakta bersifat khusus dan terjadi di
tempat kita melakukan observasi. Sebaliknya generalisasi lebih abstrak,
7
tidak dapat diobservasi secara langsung. Fakta dapat memberi penjelasan,
melalui penjelasan itulah kita dapat menyusun generalisasi.
8
bab A yang materinya meliputi sejarah kerajaan kerajann yang ada di
Nusantara seperti kerajaan bercorak Hindu, Budha dan Islam serta pada sub
bab A juga terdapat materi sejarah mengenai peninggalan pada masa
kerajaan Hindu-Budha dan Islam; Sub bab B pada bab 5 merupakan ruang
lingkup IPS pada cabang ilmu Geografi, dimana hal ini dapat dilihat dari
judul sub bab nya yaitu “ Daerahku dan Kekayaan Alamnya” pada buku
diberi contoh daerah Kabupaten Bima yang memiliki bentang alam yang
terdiri atas dataran tinggi, dataran rendah, dan beberapa daerahnya
berbatasan langsung dengan lautan serta memiliki curah hujan yang rendah,
berbagai Sumber Daya Alam (SDA) juga dijelaskan dalam buku tersebut;
Sub bab C pada bab 5 dalam ruang lingkup IPS menyampaikan mengenai
cabang ilmu IPS yaitu Sosiologi, hal ini terlihat dari judul sub bab nya yaitu
“Masyarakat di Daerahku” yang mana pada sub bab ini memaparkan materi
mengenai sumber mata pencaharian masyarakat di suatu daerah dan
terjadinya akulturasi dan asimilasi akibat banyaknya pendatang yang datang
ke suatu daerah.
9
Pada bab 7 “ Bagaimana Mendapatkan Semua Keperluan Kita?”
ruang lingkup Imu Pengetahuan Sosial yang disampaikan adalah Ekonomi.
Hal ini dapat dilihat pada materi IPS sub bab A yaitu “Aku dan
Kebutuhanku” yang mana materinya meliputi berbagai kebutuhan manusia
berdasarkan kepentingannya yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier;
Sub bab B yaitu Bagaimana Aku Memenuhi Kebutuhanku?” yang mana
materinya meliputi kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan cara tukar menukar barang atau barter sebelum adanya uang.
berkenalan dengan barang yang digunakan sebagai alat tukar, barang
tersebut harus berharga dan setara dengan barang yang ditukar contohnya
perhiasan, kulit hewan, beras gigi ikan paus dan lain sebagainya barang-
barang ini disebut dengan uang barang. Emas perak dan perunggu pernah
menjadi pengganti uang barang sebagai nilai tukar. Dengan adanya
penjelasan tersebut menandakan bahwa uang berfungsi sebagai alat tukar
yang bentuknya disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan zaman;
Sub bab C yaitu “Kegiatan Jual Beli Sebagai Salah Satu Pemenuhan
Kebutuhan” materinya meliputi skema alur kegiatan ekonomi yaitu kegiatan
produksi, distribusi, dan konsumsi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Tingkah laku orang di pengaruhi oleh kebudayaan masyarakat
tempat orang itu menjadi anggotanya. Generalisasi kedua dan ketiga
memiliki abstraksi lebih tinggi tingkat keberlakuan lebih umum. Dengan
demikian apabila di lihat dari tingkat keberlakuannya kita mengenal adanya
generalisasi yang berlaku terbatas dan generalisasi yang bersifat umum.
Dari contoh - contoh di atas dapat di simpulkan bahwa fakta itu kongret, dan
dapat di observasi, disediakan, disentuh, dan di rasakan. Ruang lingkup ilmu
pengetahuan sosial (IPS) yang di sampaikan dalam buku ajar IPAS kelas IV
SD terbitan Kemdikbud adalah sejarah, geografi dan sosiologi, antropologi,
ekonomi,, dan hukum. Keberagaman suku bangsa di Indonesia
menghasilkan banyak kebudayaan yang unik memiliki ciri khas tersendiri
sesuai dengan kebiasaan, perilaku dan nilai-nilai baik yang ada pada
masyarakat tersebut yang di wariskan oleh nenek moyang yang biasa
disebut dengan krearifan lokal, yang di maksud adalah kearifan lokal
berbasis budaya.
3.2. Saran
Sebaiknya generalisasi lebih abstrak, tidak dapat diobservasi secara
langsung. Fakta dapat memberi penjelasan, melalui penjelasan itulah kita
dapat menyusun generalisasi. Penting juga untuk diajarkan kepada siswa
terutama pada tingkat dasar. Media buku menjadi hal yang sangat dasar
yang perlu dimiliki oleh siswa untuk belajar mengenal materi IPS. Sebagai
mata pelajaran, IPS menjadi sebuah materi yang perlu dikembangkan lebih
luas. Sebagai bentuk pengembangan pembelajaran IPS
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrazaq, N. (2021). Analisis Konten Materi IPS SD/MI pada Buku Bandung
Purba Karya T Bachtiar dan Dewi Syafriani (Doctoral dissertation, UIN
Sunan Gunung Djati Bandung).
Endayani, H. (2017). Pengembangan Materi Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
IJTIMAIYAH Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya, 1(1).
Hersita, A. F., Kusdiana, A., & Respati, R. (2020). Pengembangan Media Infografis
Sebagai Media Penunjang Pembelajaran IPS Di SD. Pedadidaktika: Jurnal
Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(4), 192-198.
Suhaemi, A., Asih, E. T., & Handayani, F. (2020). Peranan Media Pembelajaran
Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Belajar IPS SD. Jurnal
Holistika, 4(1), 36-45.
Widodo, A., Indraswati, D., Sutisna, D., Nursaptini, N., & Anar, A. P. (2020).
Pendidikan IPS Menjawab Tantangan Abad 21: Sebuah Kritik Atas Praktik
Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. ENTITA: Jurnal Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Dan Ilmu-Ilmu Sosial, 2(2), 185-198.
Yuliatin, Y., Suprijono, A., & Yani, M. T. (2022). Pengembangan Buku Ajar
Pendamping Berbasis Budaya Lokal Tradisi Manganan untuk Penguatan
Karakter pada Pembelajaran IPS Di SD. Jurnal Basicedu, 6(5), 8897-8908.
12