Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KELAYAKAN ISI DAN BAHASA PADA BUKU

TEKS KELAS X SMA/MTS KURIKULUM 2013


TERBITAN KEMENDIKBUD 2015

Penulis : Annisa Diah Pertiwi (1813041045)

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Mata Kuliah : Buku Teks Bahasa Indonesia
Dosen : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X
SMA/MA/SMK/MAK Terbitan Kemendikbud 2015 sebagai tugas akhir mata
kuliah Buku Teks Bahasa Indonesia.
Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca agar kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, saya berharap supaya makalah yang
telah saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Lampung Timur, 18 Juni 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Landasan Teori ....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Analisis Aspek Kelayakan Isi...............................................................3
2.2 Analisis Aspek Kelayakan Bahasa.......................................................3

BAB III PENUTUP


Simpulan.....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Buku ajar atau buku teks merupakan salah satu instrumen dalam sebuah
proses belajar mengajar. Buku ajar termasuk media yang penting guna
tercapainya tujuan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Buku ajar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengajarkan dan belajar
sebuah disiplin keilmuan. Buku ajar juga membantu guru dalam menentukan
materi yang akan disampaikan pada hari ini dan besok atau memfasilitasi
siswa untuk bisa mempelajari materi yang 282 telah disampaikan atau
mempersiapkan apa yang menjadi materi pada esok hari. Oleh karena itu,
buku ajar atau buku teks haruslah sempurna dari berbagai aspek dalam
menyajikan materi-materi yang akan dijadikan sumber informasi bagi
masyarakat, khususnya peserta didik dan guru.Buku ajar adalah buku
pegangan untuk suatu matakuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang
terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi dan
disebarluaskan (Kepmendiknas, No 36 Tahun 2001).
Pengajaran Bahasa Indonesia di SMA tidak dapat dipisahkan dari adanya
buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang memenuhi syarat
akademik.Buku teks berperan untuk menunjang suatu program pengajaran
(Tarigan, 1986: 13). Namun banyak guru Bahasa Indonesia yang masih
menggunakan buku pelajaran Bahasa Indonesia dengan kurikulum lama,
sementara sekarang kurikulum sudah berganti menjadi kurikulum 2013.
Dikhawatirkan rendahnnya prestasi pelajar di bidang Bahasa Indonesia
dipengaruhi oleh salahnya pemilihan buku pelajaran Bahasa Indonesia yang
tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada saat ini.
Bahasa yang digunakan dalam buku ajar atau buku teks harus diperhatikan
dari berbagai kriteria kebahasaan. Melalui bahasa yang baik dan benar maka
semua pesan dan informasi yang ingin disampaikan oleh penulis kepada
pembaca dapat diterima dengan baik. Oleh karena itu, bahasa menjadi salah

4
satu kriteria penilaian dalam sebuah buku ajar atau buku teks. Agar terjadi
komunikasi yang efektif melalui buku teks pelajaran, ada beberapa komponen
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan bahasa dalam ragam tulisan,
yakni (1) kemampuan berbahasa siswa, (2) kaidah bahasa, (3) pilihan kata,
(4) gaya bahasa, (5) keterbacaan (B. P. Sitepu, 2012: 108).
Banyaknya penerbit dan pengarang buku teks pelajaran Bahasa Indonesia
yang ada saat ini sangat memungkinkan munculnya penyajian materi dengan
gaya bahasa yang berbeda-beda maupun segala sesuatu yang bisa
memengaruhi pemahaman peserta didik. Bahkan bisa dikhawatirkan banyak
buku teks pelajaran yang kurang atau tidak layak digunakan peserta didik dan
guru karena tidak sesuai dengan aturan kelayakan buku teks pelajaran Bahasa
Indonesia yang ditentukan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
serta tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Melihat berbagai permasalahan tersebut, maka penelitian terhadap buku
teks pelajaran Bahasa Indonesia dirasa sangat penting untuk dilakukan. Selain
untuk mengetahui kelayakan sebuah buku teks, analisis buku teks pelajaran
ini juga dapat dijadikan acuan oleh guru dalam memilih buku teks pelajaran
yang memenuhi kriteria sebagai bahan ajar yang baik dan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Buku ajar yang akan dijadikan bahan penelitian
adalah buku ajar bahasa Indonesia kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015.
Penelitian ini dinilai penting untuk dilaksanakan karena dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil terkait layak atau tidaknya
buku ajar bahasa Indonesia kurikulum 2013 kelas X SMA/MA/SMK/MAK
yang telah beredar di masyarakat. Selain itu, dari penelitian ini informasi
yang disajikan dapat dijadikan refrensi bagi guru-guru bahasa Indonesia
dalam memilih dan menilai buku ajar yang baik dan tepat untuk digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar.

B. LANDASAN TEORI

ASPEK KELAYAKAN ISI BUKU TEKS

5
1. Buku Teks dan Kurikulum
Buku teks atau buku pelajaran adalah buku yang berisi uraian
bahan tentang mata pelajaran atau bidang tertentu, yang disusun secara
sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi
pembelajaran dan perkembangan siswa untuk diasimilasikan.Buku ini
dapat dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah (Agustina, 2011: 10).
Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari
kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan
topik/subtopik dan rinciannya (Ruhimat, 2011:152). Kurikulum
mengambil bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar tidak hanya
terbatas pada waktu sekarang saja, tetapi juga memperhatikan bahan ajar
dan berbagai pengalaman belajar pada waktu lampau dan yang akan
datang (Dakir, 2010: 3).

2. Penilaian Kelayakan Isi

Dalam hal kelayakan isi, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu
(1) kesesuaian uraian materi dengan standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran
yang bersangkutan; (2) keakuratan materi; dan (3) materi pendukung
pembelajaran (Muslich, 2010: 292).

a. Kesesuain Uraian Materi dengan KI dan KD


Indikator kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD ini diarahkan
pada hal-hal berikut:
a) Kelengkapan Materi
Materi yang disajikan dalam buku teks minimal memuat semua materi
pokok bahasan dalam aspek ruang lingkup yang mendukung
tercapainya SK dan KD yang telah dirumuskan dalam kurikulum mata
pelajaran yang bersangkutan.
b) Keluasan Materi

6
Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh-contoh, dan
pelatihan yang terdapat dalam buku teks sesuai dengan kebutuhan
materi pokok yang mendukung tercapainya SK dan KD. Materi
(termasuk contoh dan latihan) dalam buku teks menjabarkan subtansi
minimal (fakta, konsep, prinsip, dan teori) yang terkandung dalam SK
dan KD.
c) Kedalaman Materi
Materi yang terdapat dalam buku teks memuat penjelasan terkait
dengan konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh, dan pelatihan agar
siswa dapat mengenali gagasan atau ide, mengidentifikasi gagasan,
menjelaskan ciri suatu konsep atau gagasan, dapat mendefinisikan,
menyusun formula/rumus/aturan, mengonstruksi pengetahuan baru,
dan menerapkan pengetahuan sesuai dengan SK dan KD yang telah
dirumuskan. Uraian materinya harus sesuai dengan ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik yang dituntut SK dan KD. Tingkat kesulitan
dan kerumitan materi disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kognitif siswa.

b. Keakuratan Materi
a) Akurasi Konsep dan Definisi
Materi dalam buku teks harus disajikan secara akurat untuk
menghindari miskonsepsi yang dilakukan siswa. Konsep dan
definisi harus dirumuskan dengan tepat (well defined) untuk
mendukung tercapainya SK dan KD.
b) Akurasi Prinsip
Prinsip yang merupakan salah satu aspek yang digunakan untuk
menyusun suatu teori. Prinsip-prinsip yang tersaji dalam buku teks
perlu dirumuskan secara akurat agar tidak menimbulkan multi
tafsir bagi siswa.
c) Akurasi Prosedur

7
Prosedur merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai suatu sasaran tertentu. Prosedur harus dirumuskan
secara akurat sehingga siswa tidak melakukan kekeliruan secara
sistematis.
d) Akurasi Contoh, Fakta, dan Ilustrasi
Konsep, prinsip, prosedur, atau rumus harus diperjelas oleh
contoh, fakta, dan ilustrasi yang disajikan secara akurat. Dengan
cara demikian, siswa tidak hanya memahami suatu pengetahuan
secara verbalistis.
e) Akurasi Sosial
Penguasaan siswa atas konsep, prinsip, prosedur, atau algoritma
harus dibangun oleh soal-soal yang disajikan secara akurat.

c. Materi Pendukung Pembelajaran


a) Kesesuaiannya dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Materi (termasuk contoh, latihan, dan daftar pustaka) yang
terdapat dalam buu teks harus sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi.
b) Keterkinian Fitur, contoh, dan rujukan.
Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) mencerminkan
peristiwa atau kondisi terkini. Keterkinian ini terlihat pada sumber
atau rujukan yang digunakan. Pada umumnya rujukan yang layak
digunakan dalam buku teks maksimal menggunakan rujukan lima
tahun terakhir.
c) Penalaran (Reasoning)
Penalaran ini berperan pada saat siswa harus membuat
kesimpulan. Oleh karena itu materi dalam buku teks perlu memuat
uraian, contoh, tugas, pertanyaan, atau soal latihan yang
mendorong siswa untuk secara runtut membuat kesimpulan yang
sahih (valid). Materi dapat pula memuat soal-soal terbuka (open-
ended problem), yaitu soal-soal yang menuntut siswa untuk
memberikan jawaban atau strategi penyelesaian yang bervariasi.

8
d) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Untuk menumbuhkan kreativitas siswa, sajian materi dalam buku
teks perlu memuat beragam strategi dan latihan pemecahan
masalah. Pemecahan masalah meliputi memahami masalah,
merancang model, memeriksa hasil (mencari solusi yang layak),
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
e) Keterkaitan Antar Konsep
Keterkaitan antar-konsep dalam buku teks dapat dimunculkan
dalam uraian atau contoh. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
siswa dalam membangun jaringan pengetahuan yang utuh. Selain
itu, perlu juga ditunjukkan keterkaitan antara pelajaran satu dan
pelajaran atau keterkaitan antara materi yang sedang dipelajari dan
kehidupan sehari-hari agar siswa menyadari manfaat materi
tersebut dalam kehidupan.
f) Komunikasi (Writeand Talk)
Materi dalam buku teks hendaknya memuat contoh atau latihan
untuk mengomunikasikan gagasan, baik secara secara tertulis
maupun secara lisan, untuk memperjelas keadaan atau masalah
yang sedang dipelajari atau dihadapi.
g) Penerapan (Aplikasi)
Materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, contoh, atau
soal-soal yang menjelaskan penerapan suatu konsep dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat
menerapkan dalam kehidupan nyata setiap konsep yang dipelajari.
h) Kemenarikan Materi
Materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, strategi,
gambar, foto, sketsa, cerita sejarah, contoh, atau soal-soal menarik
yang dapat menimbulkan minat siswa untuk mengkaji lebih jauh.
Apabila siswa tertarik terhadap materi yang dipelajari, ia akan
terangsang untuk mempelajarinya lebih jauh.
i) Mendorong untuk Mencari Informasi Lebih Jauh

9
Materi dalam buku teks hendaknya memuat tugas-tugas yang
mendorong siswa untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari
berbagai sumber lain seperti internet, buku, artikel, dsb.
j) Materi pengayaan (enrichment)
Materi dalam buku teks sebaiknya menyajikan uraian, contoh-
contoh, atau soal-soal pengayaan yang berkaitan dengan topik
yang dibicarakan sehingga sajian materinya lebih luas atau lebih
dalam daripada materi yang dituntut KD. Dengan pengayaan ini,
diharapkan siswa mempunyai kompetensi yang lebih luas dan
kaya.

ASPEK KELAYAKAN BAHASA BUKU TEKS

Kualitas buku teks salah satunya dapat dilihat dari kelayakan bahasa.
Kelayakan penggunaan bahasa dalam materi buku teks dapat ditinjau dari
beberapa aspek.

1. Lugas
Materi dinilai lugas ditinjau dari tiga aspek yaitu keefektifan kalimat,
ketepatan kata, kebakuan istilah (Urip Purwono, 2008:16-18). Berikut
adalah penjelasan dari masing-masing aspek.
2. Keefektifan kalimat
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu
membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam
proses pembelajaran adalah dengan penggunaan bahasa yang digunakan
cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar ketika
belajar secara mandiri (Ika Lestari, 2013:
Sesuai dengan uraian tersebut Tarigan (2009: 23) menyebutkan bahwa
bahasa dalam buku teks haruslah sesuai dengan bahasa siswa, kalimat-
kalimatnya efektif, terhindar dari makna ganda, serta sederhana, sopan
dan menarik. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan
pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud
si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat

10
sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat,
hubungan antar bagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
3. Ketepatan kata
Ketepatan pemilihan kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan, hal atau
barang yang akan diamanatkan, dan kesesuaian atau kecocokan dalam
menggunakan kata. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan
sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada
imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa yang dipikirkan oleh
penulis.
4. Kebakuan istilah
Kebakuan adalah kesesuaian dengan kaidah ejaan, lafal, struktur, dan
pemakaiannya. Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah istilah teknis yang telah baku digunakan dalam
bahasa.
5. Komunikatif
Selain lugas bahasa dalam buku teks juga harus komunikatif. Komunikatif
dapat dinilai dari aspek yaitu pemahaman terhadap pesan atau informasi
dan kesantunan bahasa. Maksudnya adalah pesan atau informasi
disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi
tulis bahasa Indonesia. Selain itu bahasa yang digunakan memiliki nilai
kehalusan, baik, sopan, sesuai adat atau kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat. Tarigan (2009: 23) menjelaskan bahwa buku teks yang baik
berusaha untuk memantapkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
6. Dialogis dan Interaktif
Bahasa yang digunakan dalam penyajian materi harus dialogis dan
interaktif.
7. Kemampuan memotivasi peserta didik
Bahasa dalam buku teks harus mampu memotivasi peserta didik, artinya
bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik
membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut
secara tuntas.

11
8. Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa
Depdiknas (2006: 39) menyebutkan bahwa dalam penyusunan materi
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesesuaian meliputi
ketepatan tata bahasa dan ketepatan ejaan. Maksudnya adalah tata kalimat
yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu kepada kaidah tata
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta ejaan yang digunakan
mengacu kepada pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
9. Penggunaan Istilah, Simbol, dan Ikon
Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep harus konsisten
serta penggambaran simbol atau ikon harus konsisten antar- bagian dalam
buku. Karena dengan penggunaan istilah yang konsisten dapat
mempermudah siswa memahami isi buku. Sebagaimana pendapat Solchan
(2014: 546) bahwa buku teks harus menggunakan istilah, kosakata, dan
simbol-simbol yang mempermudah pemahaman isi buku teks.

12
BAB II
PEMBAHASAN ANALISIS

A. ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS

Berdasarkan rujukan yang digunakan dalam menganalisis kelayakan isi


dalam buku teks, penulis menenukan beberapa aspek terkait analisis yang
termuat dalam buku teks Indonesia kelas X SMA/MA/SMK/MAK terbitan
dari Kemendikbud tahun 2015, adapun hasil analisis dan pembahasannya
sebagai berikut:
1. Kesesuaian Uraian Materi dengan KD dan KI
1) Kelengkapan Materi
Materi yang disajikan dalam buku teks Bahasa Indonesia keluaran
Kemendikbud tahun 2015 ini, telah mencangkup aspek-aspek ruang
lingkup yang terkonteks dengan kehidupan sehari-hari serta diimbangi
dengan aspek spiritual dalam pengembangan mental peserta didik.
Pada bab 1 dengan topik “Membuat Laporan Teks Observasi, buku
tersebut secara gamblang menjelaskan mengenai keragaman yang ada
di Indonesia. Keragaman tersebut berupa keberagaman suku, budaya,
adat istiadat dan juga agama. Dari pembahasan tersebut peserta didik
dapat memahami konteks keanekargaman yang ada di Indonesia
sekaligus menumbuhkan sikap toleransi terhadap sesama walaupun
berbeda ras. Selain itu dari membahasan tersebut, peserta didik dapat
memaknai adanya perbedaan dengan saling menghormati satu sama
lain.
Pada bab 2 dengan topik “Teks Eksposisi”, buku teks tersebut
mengarahkan peserta didik untuk membuat sebuah teks yang selain
memuatan pengetahuan, namun dapat juga menggerakkan orang lain
untuk melakukan hal-hal positif. Sebagai contoh, pada halaman 51
dalam deskripsi awal dalam bab 2, buku teks tersebut memberikan

13
arahan kepada peserta didik untuk membuat teks ekplanasi yang
berhubungan dengan lingkungan hidup serta menaruh kalimat ajakan
untuk saling bahu-membahu untuk menjaga lindungan bersama-sama.
Dari sajian pembahasan dalam bab 3 dengan topik “Teks Anekdot”,
selain terdapat arahan/kiat-kiat dalam menulis teks anekdot, namun
peserta didik juga diarahkan untuk dapat mengekspresikan
tanggapannya terkiat fenomena yang terjadi di kehidupan. Selain itu,
dalam rangka pengekspresian tersebut harus diiikuti dengan sikap
tanggung jawab atas tulisannya tersebut.
Dalam pembahasan “Cerita Rakyat” pada bab 4, buku teks tersebut
menggambarkan cerita masa lalu yang kisahnya pada dasarnya sangat
relate sekali dengan kehidupan budaya masyarakat Indonesia.
Kearifan lokal, pengetahuan kebudayaan, dan juga cara hidup/norma-
norma yang berlaku di Indonesia disampaikan dengan jelas dalam bab
ini. Hal ini selain bertujuan untuk mengenalkan budaya Indonesia,
namun juga untuk membangun sikap peserta didik yang baik, santun,
dan sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia.

2) Keluasan Materi
Jika dilihat dari aspek-aspek yang mendukung pembelajaran dan
pemahaman dalam buku teks, seperti konsep, prosedur, definisi,
contoh-contoh, dan pelatihan, buku teks Bahasa Indonesia kelas X
keluaran Kemendikbud ini telah mecangkup aspek-aspek tersebut.
Adapun, sebagai contoh dapat dilihat pada bab 5 dengan topik
“Membuat Kesepakatan melalui Negosiasi”, bab tersebut dimulai
secara terstruktur yang diawali dengan deskripsi pengantar mengenai
contoh kegiatan negosiasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian setelah tujuan pembelajaran disajikan, buku teks
menjabarkan apa itu definisi negosiasi yang diikuti dengan penjelasan
mengenai cara bernegosiasi. Selain itu, buku tersebut juga menyajikan
contoh-contoh dalam bernegosiasi sehingga peserta didik bisa
mendapat gambaran atau referensi terkait cara bernegosiasi secara

14
praktikal. Pelatihan dalam bab tersebut dilakukan secara berseling
dengan pembahasan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat
melakukan praktik lebih banyak agar dapat lebih memahami konsep
dari negosiasi.

3) Kedalaman Materi
Seperti yang telah dijelaskan dalam point ke 2 terkait keleluasan
materi dalam buku teks ini, kedalaman materi yang dikaji dalam buku
teks ini sudah sesuai dengan instruksi KD dan KI. Mulai dari konsep
sampai dengan praktiknya, buku teks ini telah memberi arahan yang
sesuai untuk diterapkan atau dipakai dalam pembelajaran untuk
peserta didik.
2. Keakuratan Materi
1) Akurasi Konsep dan Definisi
Kesesuaian antara konsep dengan definisi sangat diperhatikan dalam
menyajikan buku teks yang sesuai/layak. Dalam buku teks yang
dianalisis ini, peneliti menemukan bahwa buku ini memiliki
keakuratan dapat penyampaian konsep dan definisi tersebut. Hal ini
dapat dilihat pada bab 7 dengan topik “Teks Biografi”, buku ini
menyajikan konsep yang dingin dijabarkan diawal selanjutnya masuk
ke dalam pembahasan yang berisi definisi. Kedua aspek tersebut
saling melengkapi dapat menjelaskan satu sama lainnya, sehingga
tidak menimbulkan miskonsepsi oleh para peserta didik yang
menggunakan buku ini.
2) Akurasi Prosedur
Pada bagian materi yang mencangkup prosedur atau cara, buku teks
ini telah menyajikannya dengan baik. Dalam buku ini dapat dilihat
pada halaman 209 terkait dengan topik “Teks Biografi”. Salah satu
tujuan pembelajaran yang masuk dalam KD yaitu peserta didik
mampu menganalisis atau mengidentifikasi suatu teks biografi. Buku
tersebut menampilkan panduan atau cara yang dapat dilakukan oleh

15
peserta didik untuk dapat mengidentifikasi unsur-unsur dan informasi
dalam suatu teks yang dibaca atau didengar oleh peserta didik.
3) Akurasi Contoh, Fakta, dan Ilustrasi.
Pada bab ke-8 terkait topik “Puisi”, buku teks menampilkan
kombinasi antara contoh, fakta, dan ilustrasi dengan menyajikan
sebuah puisi. Kombinasi tersebut berupa tulisan mengenai contoh
puisi, yang diikuti dengan ilustrasi yang sesuai dan berhubungan
dengan puisi tersebut dan pada bagian akhir disajikan pula fakta-fakta
dibalik puisi tersebut seperti deskripsi penulis, latar belakang
dibuatnya puisi tersebut sampai makna yang terkandung dalam puisi
tersebut.
4) Akurasi Soal
Untuk menunjang pemahaman yang tidak hanya berkisar pada
pengetahuan, sebuah buku teks juga harus menyajikan latihan berupa
praktek. Dalam buku teks bahasa indonesia yang dianalisis ini,
peneliti menemukan bahawa dalam setiap bab, buku keluaran
Kemendikbud ini menyajikan latihan secara terlulis untuk mengasah
pengetahuan dan keterampilan menganalisi serta menggali
kemampuan menulis peserta didik. Selain itu, latihan juga disajikan
secara berseling dengan latihan yang berupa praktik sehingga peserta
didik mampu memahami secara utuh pelajaran yang disajikan.
3. Materi Pendukung Pembelajaran
1) Kesesuaian dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Jika dilhat secara general, buku terbitan Kemendikbud pada 2015 ini
telah menyajikan materi yang terlihat relevan dengan perkembangan
zaman dan teknologi jaman sekarang. Relevansi antara materi dengan
konteks kehiduapan masyarakat masa kini juga dapat terlihat dari
sajian materi-materinya. Pada halaman 92, disajikan contoh teks
anekdot yang berjudul “Maling Tertangkap CCTV”, dari judul
tersebut saja sudah dapat ditebak bagaimana penggambaran situasi
yang terjadi dalam teks tersebut. Seperti yang kita tahu, CCTV
merupakan salah satu produk perkembangan teknologi masa kini yang

16
memungkinkan untuk merekam suatu kejadian dengan kamera yang
dipasangan sebagai tujuan untuk memonitori aktivitas yang terjadi.
Jelas, cerita tersebut relevan karena zaman dahulu CCTV belum
umum digunakan atau bahkan belum ditemukan.
2) Kekinian Fitur, Contoh, dan Rujuan.
Kesinambungan antara fitur, contoh, rujukan dengan teknologi masa
kini menjadi point plus dalam buku ini. Hal ini karena pada dasarnya,
teknologi digunakan untuk mempermudah manusia dalam
memaksimalkan pekerjaannya. Atas dasar hal tersebut, buku ini
memanfaatkan salah satu fitur teknologi untuk dapat dijadikan sebagai
referensi atau rujukan oleh peserta didik untuk memperoleh informasi
lebih. Contohnya, pada 175 dengan topik “Debat”, terdapat link yang
dapat mengarahkan siswa untuk mengeksplore media internet untuk
mendapatkan informasi terkait contoh cara berdebat yang baik dan
benar.
3) Penalaran (Reasoning)
Aspek materi yang berkesinambungan antara satu sama lainnya dapat
memudahkan pesert didik dalam menyerap pengetahuan. Penyajian
informasi yang runtut dapat pula membuat peserta didik dapat
memahami materi secara terstruktur karena disajikan dengan runtut.
Sebagai contoh, pada bab 7 tentang “teks biografi”, materi disajikan
dengan pengantar mengenai cara menelaah teks biografi (seperti ciri
dan struktur), setelah itu peserta didik dibimbing untuk dapat
menemukan hal-hal menarik terkait hal-hal/karakter yang dapat
diteladani dari tokoh biografi. Selanjutnya peserta didik dibawa
ketahap yang lebih jauh yaitu menganalisis pokok-pokok informasi
dari teks yang dikaitkan dengan kebahasaan yang digunakan dalam
teks biografi untuk mendeksripsikan dengan jelas setiap point-point
yang unggul dari seorang tokoh. Setelah peserta didik mengetahui
konsepsi teks biografi, selanjutnya pada tahap terahir peseta didik
dapat menceritakan kembali teks biografi yang dianalisinya dengan
pola yang berbeda, sesuai dengan penguasaan kebahasaan dari

17
masing-masing peserta didik. Dengan melalui tahap demi tahap
tersebut, peserta didik dapat lebih melatih nalar untuk dalam
menyerap esensi dari pembelajaran teks biografi.
4) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pada buku ini, strategi untuk dapat menelaah masalah disajikan dalam
latihan problem solving. Sajian latihannya pun beragam, pada
halaman 255 dengan topik “Puisi”, untuk menelaah makna dalam
sebuah puisi peserta didik diminta untuk membaca sebuah puisi yang
telah disajikan dalam teks tersebut kemudian menginentifikasi aspek-
aspek dalam puisi seperti suasana dan tema dengan tujuan untuk
menelaah makna suatu puisi.

B. ANALISIS KELAYAKAN BAHASA

Dilihat secara general, buku teks Bahasa Indonesia kelas X


SMA/MA/SMK/MAK keluaran Kemendikbud 2015 ini telah mencangkup
aspek-aspek kelayakan bahasa dalam buku teks. Dimulai dari kelugasan
dalam menyampaikan point demi point dalam materi, bahasa yang digunakan
dalam buku teks ini dapat mudah untuk dipahami peserta didik setingkat
SMA/MA/SMK/MAK. Berkaitan dengan kelugasan bahasa yang digunakan,
kalimat-kalimat yang digunakan untuk membawa siswa pada esensi
pemahaman suatu materi dalam buku teks tersebut telah sesuai dengan
struktur kebahasaan dan tidak berbelit belit sehingga dapat dikatakan bahawa
kalimat-kalimat yang dipakai sudah mencangkup kalimat yang memiliki
efektivitas yang baik.
Pada halaman 79 tentang topik “Teks Anekdot”, terdapat penggunaan
bahasa yang gaul yaitu “move on” dalam wacana tersebut dijelaskan apa itu
definisi move on kan kenapa istilah tersebut dipakai dalam pembahasan
tersebut. Istilah kebahasaan tersebut digunakan untuk lebih menunjang
peserta didik dalam memahami konsepsi makna yang ingin disampaikan,
pemilihan istilah tersebut dirasa cukup dekat dengan peserta didik tingkat
SMA yang pada dasarnya udah dikategorikan sebagai remaja. Selain itu,

18
dengan penggunaan istilah tersebut dalam suatu wacana dapat memungkinkan
peserta didik untuk semangat dalam membaca karena kata-kata yang
digunakan cukup segar dan tidak membosankan.
Berkaitan dengan hal tersebut, suatu bacaan yang menarik dan relevan
dengan peserta didik akan cenderung dapat meningkatkan minat peserta didik
dalam belajar dalam rangka memotivasi siswa untuk berliterasi. Dalam poin-
poin yang disampaikan pada buku teks ini, peneliti menemukan bahwa bahasa
yang digunakan pada buku teks ini bersifat komunikatif dan dialogis. Salah
satu contohnya yaitu pada halaman 91 yang berupa instruksi peserta didik
untuk melakukan latihan, adapun kalimat yang tertera di sana yaitu “Bacalah
kembali teks anekdot yang telah kamu idetifikasi sebelumnya, kemudian
analisislah kritik/ sindiran yang ada di dalamnya dengan menggunakan tabel
berikut.” Penggunaan kalimat tersebut sangatlah terkesan komunikatif karena
menggunakan kata ganti orang kedua yang merujuk pada pembaca/peserta
didik.
Selain itu, satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
penggunaan kebahasaan dalam menyampaikan pengetahuan pada buku teks
yaitu kebakuan dalam penggunaan istilah dan juga kebahasaan yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Secara keselurhan
bahasa yang digunakan dalam buku ini sudah baik serta berpedoman dengan
kaidah Bahasa Indonesia sehingga kebahasaan dalam buku teks ini juga dapat
dijadikan acuan oleh peserta didik untuk belajar menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

19
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis kelayakan isi dan bahasa yang telah dilakukan
terhadap buku teks pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas X
SMA/MA/SMK/MAK yang diterbitkan oleh Kemendikbud tahun 2015, buku teks
ini layak digunakan sebagai bahan ajar untuk proses pembelajaran di
sekolahsekolah. Analisis kelayakan isi buku teks pelajaran Bahasa Indonesia
terbitan Kemendikbud ini sesuai dengan instrumen yang telah ditetapkan oleh
BNSP, meliputi Kesesuain Uraian Materi dengan SK dan KD (KI dan KD dalam
kurikulum 2013), Keakuratan Materi, dan Materi Pendukung Pembelajaran.
Selain itu bahasa yang digunakan pada buku teks ini selain dapat
memotivasi peserta didik dalam belajar juga dapat menjadi referensi dalam
menumbuhkan kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dilihat dari
komposisi materi yang berkesinambunagan satu sama lain, buku teks ini juga
dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang menarik dengan begitu diharapkan
peserta didik tidak akan cepat jenuh dalam membaca materi demi materi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Eka Sofia. 2011. Materi Ajar BTBI. Lampung: Universitas Lampung.

Firdaus, Aziz, dkk. 2014. Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Bahasa Indonesia
Terbitan Erlangga Kelas VII SMP/MTS. Jurnal Kata: Universitas
Lampung

Tarigan, Guntur 1986. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Aksara.

21

Anda mungkin juga menyukai