Anda di halaman 1dari 10

Menyimak Informatif

DOSEN PENGAMPU :
Drs. ANSORI, M. Si.
MATA KULIAH : MENYIMAK

OLEH :
DITA PUTRI PRATAMA ( 06021181924001 )
REKA DEVI YANI ( 06021281924011 )
SAPNA SAPIRA ( 06021281924014 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2019
Hakikat dan Ragam
Menyimak Teks Informatif
A. HAKIKAT TEKS INFORMATIF
Teks informatif ialah teks yang memuat berita, kabar, penjelasan atau
pemberitahuan tentang hal. Sumber atau pemberi informasi disebut informan,
yaitu orang yang memberikan informasi.

B. RAGAM TEKS INFORMATIF


Sebagai sumber informasi lisan, teks informatif terdapat dalam berbagai
bentuk berikut.
1. Teks berita
Teks berita, yaitu teks yang memuat informasi tentang kabar atau
pemberitahuan tentang sesuatu hal, yang disampaikan secara langsung oleh
pembicara atau pembawa pesan atau melalui radio dan televisi. Bahasa yang
digunakan di dalam teks berita bersifat lugas dan tegas. Teks berita yang
bersumber dari radio biasanya disampaikan dalam acara yang berjudul Warta
Berita atau yang sejenis, sedangkan yang disampaikan melalui televise biasanya
dikemas dalam acara yang diberi judul „Seputar Indonesia, Dunia dalam Berita,
Info Terkini, Aktualita atau judul-judul lainnya yang berkenaan dengan siaran
berita yang terdapat di berbagai saluran televisi. Karakter media yang berbeda
mengakibatkan berlainan pula sapaan yang digunakan oleh pembawa acara.
a. Sapaan pembaca teks berita radio
Teks berita di radio oleh pembawa acara warta berita biasanya dimulai dengan
sapaan sebagai berikut.
Selamat siang Pendengar. Saya, Indra, dari studio X akan menyampaikan berbagai
peristiwa yang hangat dan menarik yang terjadi sepanjang hari ini. Berita pertama
akan dimulai dengan berita dalam negeri. Selamat mendengarkan!
b. Sapaan pembaca teks berita televisi
Warta Berita yang disampaikan melalui televisi oleh pembawa acara biasanya
dimulai dengan sapaan sebagai berikut.
Selamat siang pemirsa. Kami di studio ini, Indra dan Indri, akan menyampaikan
berbagai peristiwa yang hangat dan menarik yang terjadi sepanjang hari ini. Berita
pertama akan kami mulai dengan berita dari dalam negeri. Selamat
mendengarkan! Silakan Indra! Baik Indri! Pemirsa. Komandan Jenderal Kopassus
Mayjen TNI Sriyanto menduga kuat delapan anggotanya sudah tewas dalam
musibah saat berlatih atraksi stabo. Pemutusan tali stabo yang menyebabkan
mereka tewas sudah sesuai prosedur, katanya …” dan seterusnya.
c. Sapaan pembacaan teks berita secara langsung tatap muka
Berita yang disampaikan secara langsung (tatap muka) di hadapan orang banyak,
biasanya digunakan sapaan, “Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,
Saudara- saudara yang saya hormati”, dan sebagainya. Dari ketiga sumber
informasi tersebut, diketahui bahwa sapaan yang digunakan untuk pendengar
berita berbeda. Penyiar radio menggunakan sapaan “pendengar yang terhormat”,
penyiar televisi menggunakan sapaan “pemirsa yang terhormat”, sedangkan
berita yang disampaikan secara tatap muka di hadapan orang banyak
menggunakan sapaan “Bapak-Bapak, Ibu- Ibu, Saudara-saudara.”, dan
sebagainya. Sapaan tersebut disesuaikan dengan ciri masing-masing suasana dan
media yang digunakan.

2. Teks Pidato
Teks Pidato, yaitu teks pembicaraan seseorang secara langsung (tatap
muka) di hadapan orang banyak yang memuat arahan atau kebijakan tentang hal
tertentu. Misalnya, pidato kebudayaan disampaikan seseorang yang berpengaruh
di bidang kebudayaan dalam rangka menyambut hari kebudayaan; pidato
kenegaraan disampaikan oleh kepala negara dalam rangka memperingati hari
kemerdekaan Negara; pidato keagamaan disampaikan oleh menteri agama pada
waktu menghadapi atau menyambut hari keagamaan; pidato ilmiah disampaikan
oleh seorang ahli pada acara yang berhubungan dengan keilmuan, dan seterusnya.
Keberhasilan seseorang di dalam berpidato ditandai oleh antusiasnya
pendengar mendengarkan isi pidatonya. Hal itu tidak lepas dari nada, ekspresi,
gaya, serta semangat berpidato seseorang. Seseorang yang berpidato dengan nada
monoton, tidak bersemangat, akan membuat pendengar bosan dan jenuh
mendengarnya. Sebaliknya, seseorang yang berpidato dengan nada suara
bervariasi dan bersemangat, akan membuat pendengar juga bersemangat
mendengarnya. Bung Karno adalah contoh seorang ahli pidato yang mampu
membuat pendengarnya dapat bertahan lama mendengarkan isi pidatonya. Itu
tidak lain karena nada suaranya yang bervariasi serta semangatnya dalam
berpidato yang membuat ia digelari sebagai orator atau ahli berpidato.
Seseorang yang akan berpidato, biasanya memulai pidatonya dengan
menyapa orang yang akan mendengarkan isi pidatonya. Kalimat sapaan yang
biasa digunakan seseorang pada waktu akan menyampaikan isi pidatonya ialah
sapaan yang sesuai dengan media yang digunakannya. Kalau ia berpidato
langsung di hadapan orang banyak biasanya digunakan sapaan, “Hadirin yang
saya hormati”; Kalau pidato disampaikan melalui radio, digunakan sapaan,
“Pendengar yang saya hormati”, sedangkan kalau pidato disampaikan melalui
televisi, sapaan yang digunakan adalah ”Pemirsa yang saya hormati”. Setelah
sapaan terhadap pendengar dilakukan barulah disampaikan isi pidatonya. Berikut,
contoh kutipan teks pidato dari Menteri Pendidikan Nasional dalam sambutan
Kongres Bahasa Indonesia, Oktober 2003.
Dari rumusan itu jelas tampak betapa rumitnya persoalan yang kita hadapi.
Segala dana dan daya perlu kita kerahkan agar tujuan tersebut dapat tercapai.
Anggaran pendidikan yang banyak dipertanyakan oleh masyarakat sedikit banyak
telah terjawab dengan adanya ketentuan yang tercantum dalam UUD 1945 yang
sudah diamendemen, Pasal 31, Ayat (4) yang berbunyi “Negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.” Walaupun demikian, hal itu
tidak menjamin bahwa tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan mudah
karena sarana utama yang diperlukan untuk menanamkan kesadaran, pengertian,
dan pemahaman tujuan pendidikan nasional itu bukanlah semata-mata dana. Di
sinilah bahasa Indonesia dapat berperan sebagai sarana utama untuk melancarkan
tercapainya tujuan tersebut, dalam arti bahwa semua pihak mulai dari pengelola
pendidikan sampai dengan masyarakat luas perlu berkomunikasi secara aktif dan
efektif agar dapat bersinergi dalam menggalang kebersamaan untuk mencapai
tujuan itu. Dengan kata lain, penguasaan bahasa Indonesia yang baik sangat
diperlukan oleh para pengelola dan pelaksana pendidikan, peserta didik, orang tua,
dan warga masyarakat pada umumnya sebagai modal utama untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Pendidikan nasional saat ini memperkenalkan dan
memasyarakatkan orientasi “baru” yang disebut dengan keterampilan hidup (life
skill) yang di dalamnya juga terdapat kompetensi berkomunikasi. Dengan
demikian, orientasi ini sejalan dengan harapan kita tadi agar kita semua mahir
berbahasa Indonesia. Dalam hubungan ini, Departemen Pendidikan Nasional
melalui Pusat Bahasa sedang mengembangkan sarana pengujian yang disebut Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).

3. Teks Ceramah
Kata ceramah asal mulanya dalam bahasa Melayu berarti nyinyir, banyak
bicara, cerewet. Kata ini mengalami perkembangan makna menjadi makna yang
positif, yaitu menyampaikan sesuatu di hadapan orang banyak untuk menambah
pengetahuan, pengalaman atau informasi tertentu. Ceramah keilmuan disampaikan
oleh seorang pakar keilmuan di hadapan kalangan akademisi atau ilmuwan.
Ceramah agama biasanya disampaikan kepada kelompok penganut agama tertentu
yang isinya memberikan petunjuk mengenai ajaran yang berkaitan dengan
perilaku seseorang dalam menjalani ajaran agama yang dianutnya. Teks ceramah
agama adalah teks yang isinya memuat ajaran-ajaran agama yang disampaikan
oleh seorang ahli agama atau ulama kepada umatnya. Untuk memulai
ceramahnya, penceramah biasanya memulai dengan kalimat-kalimat pembuka
atau ayat-ayat yang mengisyaratkan isi ceramahnya. Kata-kata sapaan yang
digunakan penceramah pada waktu akan berceramah disesuaikan dengan media
berceramahnya, di radio, televisi atau langsung kepada pendengarnya.

4. Teks Opini
Opini berarti pendapat, pikiran, pendirian atau pandangan. Teks opini
ialah teks yang memuat pendapat, pikiran, pendirian atau pandangan seseorang
tentang masalah tertentu yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Opini
dapat juga memuat kritik terhadap orang atau lembaga yang menangani masalah
tertentu. Opini seseorang tentang suatu hal dapat disimak melalui ceramah, pidato,
wawancara, ceramah, diskusi atau talk show. Berikut opini yang dikemukakan
seorang tokoh dalam memerangi korupsi melalui wawancara yang dilakukan
wartawan dengan tokoh tersebut.
Wartawan : Korupsi di tanah air sudah sangat parah dan tidak bisa lagi ditangani
dengan cara-cara biasa.
Bagaimana menurut Anda penanganan yang lebih optimal?
Tokoh : Hal itu sungguh memalukan dan tak mungkin terjadi kalau tidak
lantaran salah urus. Ironisnya lagi para pejabat tidak melaksanakan
amanat untuk menyejahterakan rakyat dan bangsa. Semula kita
mengharapkan penanganan korupsi dilakukan serius oleh aparat
penegak hukum. Namun, faktanya, lembaga penegak hukum justru
meng-identifikasikan adanya kolusi dengan pihak-pihak tertentu
yang sebenarnya harus dihadapi dengan keras. Dampaknya,
lumpuhlah lembaga penegak hukum.
Wartawan : Langkah atau mekanisme bagaimana yang patut dilakukan terhadap
pelaku korupsi ini?
Tokoh : Langkah yang mungkin dapat dilakukan ialah melalui pendekatan
budaya atau kultural. Pendekatan inilah sebenarnya yang relevan
ditangani oleh organisasi atau lembaga keagamaan sebagai kekuatan
sosial yang bergerak di bidang penataan kesadaran serta tata nilai
masyarakat.
Dari percakapan tersebut diperoleh gambaran mengenai pendapat atau pandangan
tokoh yang diwawancarai mengenai penanganan masalah korupsi, yaitu dengan
pendekatan budaya atau kultural keagamaan. Dengan pendekatan kultural
keagamaan ini, diharapkan terjadinya proses pengetukan hati koruptor untuk
mengerti akibat dari korupsi yang dilakukannya bagi dirinya sendiri maupun bagi
orang lain.
5. Teks Prosedural
Teks prosedural adalah teks yang memuat butir-butir atau langkah -
langkah kegiatan tertentu berupa petunjuk yang mudah diikuti pelaksanaannya. Di
televisi sering ditayangkan acara melakukan sesuatu, misalnya acara membuat
masakan, acara menjaga kesehatan, langkah yang dilalui dalam mengatasi suatu
masalah. Di pesawat udara, pramugari memperagakan langkah-langkah
penyelamatan diri jika terjadi sesuatu yang di luar perkiraan, seorang anggota
palang merah menjelaskan langkah – langkah awal yang dapat dilakukan untuk
menolong seseorang yang sakit atau mendapat kecelakaan. Dengan langkah-
langkah yang jelas dan teratur penyaji acara menjelaskan cara melakukan sesuatu
sehingga apa yang dilakukan itu dapat diikuti oleh pendengarnya.
Contoh:
“Saudara-saudara pecinta acara Dapur Kita”.
Kali ini Dapur Kita hadir di hadapan Anda kembali menyajikan acara untuk
mengisi waktu kosong Anda. Kami harap Anda akan bersamasama kami dalam
mengisi dapur kita pada hari ini.
Saudara,
Untuk mengisi kekosongan waktu Anda atau memenuhi kebutuhan rumah tangga
Anda, Anda dapat membuat berbagai macam usaha baik berupa makanan,
minuman, maupun usaha lainnya yang dapat Anda jual maupun Anda gunakan
sendiri. Bahannya adalah bahan yang mudah Anda temukan dan harganya pun
tidak terlalu mahal. Pepaya, misalnya dapat Anda jadikan makanan yang dapat
digunakan sebagai kawan peminum teh hangat atau untuk makanan kecil kalau
Anda bepergian ataupun untuk menyuguhi tamu Anda dengan makanan khas
buatan Anda sendiri.
Kali ini Dapur Kita akan menyajikan acara bagaimana memanfaatkan buah
pepaya yang banyak ditemui di pasar sebagai bahan sajian yang dapat dinikmati
keluarga Anda atau untuk disajikan kepada tamu Anda berupa manisan pepaya.
Untuk membuat manisan pepaya Anda perlu menyiapkan bahan-bahannya sebagai
berikut.
1. Pepaya mentah : 1 kg
2. Air kapur sirih : 2 lt
3. Gula pasir : ½ kg
4. Air bersih : 2 lt
5. Citrun zuur : 10 gr (satu s.d. makan)
6. Essence frambozen : 4 cc (dua s.d. teh)
Cara membuatnya:
1. Pepaya yang masih muda dikupas kulitnya, lalu diiris-iris, dibentuk
sesuai dengan selera Anda.
2. Setelah dibentuk sesuai dengan selera Anda, lalu direndam dengan
air kapur sirih selama satu jam.
3. Setelah direndam satu jam, lalu dicuci berulang kali sampai bersih.
4. Setelah dicuci bersih, lalu Anda rebus selama satu jam dengan 2 liter
air, masukkan sekaligus gula pasir, citrun zuur, dan frambozen.
5. Setelah direbus selama satu jam, angkatlah pepaya itu yang telah
manis rasanya.
6. Dinginkan pepaya tersebut yang sekarang telah menjadi manisan itu.
7. Setelah dingin, baru Anda simpan di dalam wadah, seperti kantong
plastik, stoples atau wadah lainnya.
8. Manisan tersebut siap Anda sajikan atau Anda jual sesuai dengan
keperluan Anda.
Dengan menyimak teks prosedural tersebut Anda akan memperoleh informasi
langkah-langkah membuat manisan pepaya.
Strategi Menyimak Informatif
Teks Berita dan Teks Pidato

A. STRATEGI MENYIMAK TEKS INFORMATIF


Langkah – langkah strategis menyimak teks informatif yaitu fokuskan
perhatian pada ide atau gagasan penting. Jangan mencoba menghafal apa yang
Anda simak. Tidak akan berhasil. Gagasan yang tidak penting atau telah Anda
pahami, dapat Anda abaikan. Catatlah kata-kata kunci atau ide-ide penting dari
materi yang Anda simak. Usai menyimak, baca ulang dan rangkaikan hasil
simakan secara utuh. Tujuannya pertama, untuk mengecek bahwa tidak ada hal
penting yang terlewat. Kedua, mengutuhkan dan mensistematikan hasil simakan.
Anda dapat mengungkapkan kembali hasil simakan secara singkat dengan bahasa
Anda sendiri. Ajukanlah pertanyaan tentang isi teks yang baru selesai Anda
simak. Jika Anda dapat menjawab dengan benar sekurang-kurangnya 80%, Anda
dianggap sebagai penyimak yang baik. Kurang dari itu, Anda harus bekerja keras
untuk melacak penyebab kekurangberhasilan dalam menyimak, dan berlatihlah
lagi.

B. PENERAPAN STRATEGI MENYIMAK INFORMATIF


Penerapan strategi menyimak informatif dapat dilakukan dengan cara –
cara berikut ini.
1. Menyimak Teks Berita
Teks berita, yaitu teks yang memuat informasi tentang kabar atau
pemberitahuan tentang suatu hal, seperti keadaan, peristiwa yang aktual, dan
hangat yang disampaikan melalui radio atau televisi. Bahasa yang digunakan di
dalam teks ini lugas dan tegas.
2. Menyimak Teks Pidato
Teks Pidato, yaitu teks yang memuat pembicaraan seseorang yang
ditujukan kepada orang banyak yang memuat arahan atau kebijakan tentang hal-
hal tertentu.
3. Menyimak Teks Ceramah
Kata ceramah asal mulanya dalam bahasa Melayu berarti nyinyir, banyak
bicara, cerewet. Kata ini mengalami perkembangan makna menjadi makna yang
positif, yaitu menyampaikan sesuatu di hadapan orang banyak untuk menambah
pengetahuan, pengalaman, visi dan misi tertentu. Misalnya, ceramah keilmuan dan
ceramah agama.
4. Menyimak Teks Opini
Opini berarti pendapat, pikiran, pendirian atau pandangan. Teks opini ialah
teks yang memuat pendapat, pikiran, pendirian atau pandangan seseorang tentang
masalah tertentu yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Selanjutnya,
terapkanlah strategi yang tepat untuk menyimak teks opini.
5. Menyimak Teks Prosedural
Teks prosedural adalah teks yang memuat informasi tentang petunjuk
melaksanakan sesuatu yang mudah diikuti pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai