Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RAGAM BAHASA DAERAH ( BAHASA BETAWI )


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sosiolinguistik

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh :

Muhammad ‘Afif Muslim (19104020044)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

SEMESTER GENAP 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena dengan taufik, rahmat, dan inayah-Nya
penulis dapat menyusun makalah ini. Shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW. yang kita nanti-nanti syafa’atnya di hari kiamat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan
makalah dari mata kuliah Sosiolinguistik tentang “Ragam Bahasa Daerah ( Bahasa Betawi )".

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca sekalian untuk makalah ini supaya nantinya makalah
ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada bapak
dosen Pengembangan Kurikulum yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Yogyakarta, 01 April 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
Pendahuluan.............................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
Pembahasan..............................................................................................................................5
A. Sejarah Bahasa Betawi........................................................................................................5
B. Jenis-jenis dialek bahasa Betawi.........................................................................................6
D. Bentuk Kosa Kata bahasa Betawi.......................................................................................8
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................................9
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia
tidak akan bisa melanjutkan kelangsungan hidup mereka dengan baik dan teratur
tanpa adanya bahasa. Mereka tidak bisa berinteraksi dengan mudah dan baik jika
mereka tidak menguasai bahasa antara satu sama lain dan dengan tidak adanya
kesinambungan tersebut mereka juga tidak dapat menangkap ekspresi kejiwaan
maupun keinginan yang diutarakan oleh lawan komunikasinya. Hal ini juga yang
menyebabkan adanya sekat dan kurang terkaitnya emosional satu sama lain.
Bisa dikatakan bahwa bahasa sebagai salah satu kebutuhan primer yang
mempunyai peran sebagai pengatur sirkulasi kelanjutan hidup. Bahkan, bahasa juga
dapat dikategorikan sebagai senjata yang paling ampuh untuk membentengi diri dan
negeri dari ancaman-ancaman perpecahan.
Indonesia memiliki beragam bahasa daerah di dalamnya berdasarkan daerah,
kebudayaan, dan sukunya. Salah satunya ialah bahasa Betawi yang akan dibahas pada
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah munculnya bahasa Betawi?
2. Apa saja jenis-jenis dialek bahasa Betawi?
3. Bagaimana bentuk kosa kata bahasa Betawi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah munculnya bahasa Betawi
2. Mengetahui jenis-jenis dialek bahasa Betawi
3. Mengetahui bentuk kosa kata bahasa Betawi

4
BAB II

Pembahasan

A. Sejarah Bahasa Betawi


Bahasa Betawi lahir dari perjalanan panjang sejarah. Bahasa Betawi termasuk
salah satu bentuk dialek bahasa Melayu. Keistimewaannya adalah mudah digunakan
untuk berkomunikasi dengan suku-suku bangsa lain yang paham bahasa Indonesia.
Bahasa Betawi merupakan hasil pembauran bahasa-bahasa antar suku dan
dipengaruhi unsur bahasa asing (Arab, Belanda, Portugis, Inggris, dan Cina).
Bahasa Melayu dialek Nusa Kalapa telah dipergunakan di Jakarta paling tidak
sejak abad ke-10. Bahasa Melayu dialek Jakarta atau Bahasa Betawi ini terdapat
kosakata yang tergolong “Betawi Kawi”, yang dipengaruhi oleh bahasa Melayu
Polinesia dan bahasa Kawi-Jawi. Bahasa Betawi yang dipergunakan sejak abad ke-10,
mendapat pengaruh dari bahasa Portugis mulai abad ke-16.
Pada awalnya Bahasa Melayu digunakan oleh orang-orang atau penduduk asli Jakarta
dan menjadi dasar bahasa Indonesia. Mudah sekali berbaur dengan bahasa Indonesia
karena banyak persamaan antara keduanya, sehingga sering pula disebut bahasa
Indonesia dialek Jakarta.
Perbedaan utamanya hanya pada ucapan sejumlah kata-kata yang pada kedua
bahasa itu belum ada padanannya. Umumnya penduduk Betawi asli mengucapkan
bunyi a menjadi e, misalnya Abah =Abe, Ada =Ade, Saja =Saje, dan lainnya, yang
banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab, bahasa Cina, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda.
Pada masa pra Sumpah Pemuda bahasa Indonesia yang masih disebut bahasa Melayu
menjadi alat komunikasi atau bahasa yang sering dipergunakan di dalam pergaulan
sehari-hari antara suku-suku bangsa Indonesia atau antara bangsa Indonesia dan
bangsa asing sehingga bahasa Melayu adalah menjadi semacam jembatan yang
mengakrabkan pergaulan dan memesrakan hubungan antara suku-suku bangsa dari
pelbagai daerah Indonesia.
Bahasa Melayu dialek Betawi yang untuk mudahnya biasa disebut bahasa
Betawi, merupakan ciri kebudayaan yang paling menonjol dari orang Betawi,
digunakan mereka secara turun temurun sebagai bahasa sehari-hari.
Berdasarkan penggunaan bahasa oleh masyarakat pendukungnya, wilayah
yang dapat dianggap sebagai wilayah budaya Betawi itu meliputi seluruh wilayah

5
DKI Jakarta, sebagian besar wilayah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor,
Kecamatan Batu Raya di Kabupaten Krawang dan Kabupaten Tangerang.
Perkembangan selanjutnya terdapat gaya berbahasa Indonesia dengan
campuran bahasa Betawi yang disebut “Prokem betawi”.
Gaya berbahasa ini tidak hanya diucapkan dalam obrolan santai, melainkan telah
masuk dalam media surat menyurat seperti gini atau dong, sih serta kata deh. Bahkan
media surat kabar yang terbit di jakarta pun terpengaruh juga dengan prokem betawi.

B. Jenis-jenis dialek bahasa Betawi

Pembagian jenis-jenis dialek bahasa Betawi terbagi berdasarkan wilayahnya.


1. Betawi Tengah
Dialek Betawi Tengahan ini dituturkan di pusat kota Jakarta dan
sekitarnya, seperti; Tanah Abang, Kebon Jeruk, Palmerah, Kemayoran.
Kramat Jati, Menteng, Jatinegara, Senen, dan Kawasan lainnya. Dialek ini
memiliki ciri khas, yaitu; umumnya akhiran yang berfonem ‘a’ Berubah
menjadi ‘è’ taling = /ɛ/, seperti pada; ada > adè, apa > apè, siapa > siapè, dan
lainnya. Akan tetapi, tidak kesemuanya berubah menjadi demikian, seperti
pada contoh kata; buka > Buka’, nganga > nganga’, dan doa > do’a.
Contoh kalimat dalam subdialek Tengahan:
‘’Abisnyè itu bocah asal nyelonong ‘ajè si, tumpah dah tu kupi kena sénggol!”
“habisnya anak itu asal main lewat saja, alhasil tumpahlah kopi itu
tersenggolnya!”
“Gini-ari pentér amat panasnyè,’ènaknyè sih jemur rengginang.”
“Hari ini panasnya terik sekali, waktunya cocok untuk menjemur rengginang.”
2. Betawi Pinggir
Bahasa Betawi Pinggiran atau biasa disebut Betawi Ora ini rata-rata
dituturkan di pinggiran daerah dari pusat ibukota, seperti; Pulo Gadung,
Kebayoran Lama, Cakung, Cilandak, Duren Sawit, Pasar Minggu, Cipayung,
dan sekitarnya. Juga Bekasi, Kab. Bekasi, Depok, Tangerang, Kab.
Tangerang, utara Kabupaten Bogor, dan utara Kabupaten Karawang. Tidak
seperti subdialek Tengahan yang mengganti akhiran fonem 'a' menjadi 'è',
subdialek ini tetap menjadi 'a' (kadang dengan glottal stop), dan sering pula

6
menekan menjadi 'ah', seperti pada contoh; saya > sayah, siapa > sapah,
kenapa > napah dan ada > ada', kata > kata', dan iya > iya'.
Contoh kalimat dalam subdialek Pinggiran:
"Sumbrah bet romannyah, tengari-ngari ginih makan di tengah kebon, nasi
timpalannya sayur asem 'ama ikan témbang, lalabnya pucuk putat."
"Nikmat sekali rasanya, siang hari seperti ini makan di tengah kebun, dengan
nasi berlauk sayur asam dan ikan tembang, juga lalap pucuk daun putat "
"Ètt dah, kunyungan trèkélan baè' si lu, mangkanyah kalo orang-tua ngomong
tuh diwaro'in, jatoh kan lu dari pu'unan ."
"Astaga, sudah dibilangi kau malah main panjat pohon, makanya jika orang
tua menasehati indahkanlah nasehat tersebut, alhasil jatuhlah kau dari pohon
itu."
3. Colloquial Jakarta Indonesian (Bahasa Jaksel)
Belakangan, bahasa percakapan (Bahasa gaul) masyarakat Jabodetabek
juga digolongkan Sebagai ragam Bahasa Betawi.
4. Melayu Cocos
Bahasa terkait lainnya adalah Bahasa Melayu Cocos, dialek dari
Bahasa Melayu yang dituturkan oleh masyarakat Melayu yang mayoritas
mendiami wilayah Kepulauan Cocos (Keeling) dan Pulau Natal yang
merupakan wilayah bagian/teritori dari negara Australia.Selain di Australia,
Bahasa ini juga dituturkan oleh diaspora masyarakat keturunan Melayu Cocos
di Sabah, Malaysia. Jumlah penutur Bahasa ini mencapai sekitar 5.100 jiwa[6]
dengan 1.100 jiwa penutur pada tahun 1987 di Australia khususnya di
Kepulauan Cocos & Pulau Natal/Pulau Christmas, sedangkan di Sabah,
Malaysia jumlah penutur Bahasa ini memiliki Populasi sekitar 4.000 jiwa pada
tahun 2000. Secara linguistik, Bahasa Melayu Cocos dihasilkan dari kreol
yang bersumber dari Bahasa Melayu Baku dengan beberapa kosakata
tambahan/pengaruh Bahasa Jawa dan Bahasa Betawi, hal ini tidak terlepas
dari sejarah penduduk Kepulauan Cocos (Keeling). Bahasa ini digunakan
sebagai bahasa pengantar kedua di sekolah setelah Bahasa Inggris. Bahasa
Indonesia juga memiliki status yang dihargai dan juga memberikan pengaruh
ragam Bahasa pada Bahasa Melayu Cocos dikarenakan Bahasa Indonesia
merupakan sebuah bagian dialek dari Bahasa Melayu dalam bentuk baku yang

7
secara resmi dipakai menjadi Bahasa pemersatu dan Bahasa Nasional
Masyarakat Indonesia.

Betawi Pinggir Betawi Tengah Arti dalam bahasa


Indonesia
Apa Apè Apa
Siapa Siapè Siapa
Pegimana/begimana/gimana Pegimanè/begimanè/ Bagaimana
gimanè
Kenapa/ngapah Kenapè/ngapè Kenapa
Ada Adè Ada
Iya Iyè Iya (baiklah)
Aja/baè Ajè Saja
Kaga/ngga/ga/ora Kaga/ngga/ga Tidak
Gua/saya Guè/ayè/sayè Aku
Baba Babèh Ayah
Biarin/bagén Biarin Biarkan
Amat/bangat Amat/banget Sangat
Berantakan Berantakan Berserakan/bersepah
Masa/ilok? Masa? Apa betul?

D. Bentuk Kosa Kata bahasa Betawi

8
9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa sebagai salah satu kebutuhan primer yang mempunyai peran sebagai
pengatur sirkulasi kelanjutan hidup. Bahkan, bahasa juga dapat dikategorikan sebagai
senjata yang paling ampuh untuk membentengi diri dan negeri dari ancaman-ancaman
perpecahan. Bahasa daerah menunjukkan seorang manusia berasal dan adat yang ia
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul (2012). Folklor Betawi : kebudayaan & kehidupan orang Betawi : Edisi ke-
Cetakan pertama : Beji Timur, Depok.
Chaer, Abdul (2009). Kamus dialek Jakarta : Edisi ke-Edisi revisi: Depok: Masup Jakarta.
Aslinda, dan Syafyahya, Leni.Pengantar Sosiolinguistik. 2007. Bandung: PT Refika Aditama
Ganesh TH. Si Jampang Jago Betawi.. 1968. Komik 10 Jilid, Tentang Ganesh

11

Anda mungkin juga menyukai