Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEMAHAMI KONSEP DAN TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA

DosenPengampu : I Made Ari Winangun, M.Pd.

Oleh:

Kelompok II

1. Ni Komang Adnyani (2111031044)


2. Ni Komang Ari Widiani (2111031065)
3. Gede Sanita (2111031083)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DHARMA ACARYA

STAHN MPU KUTURAN SINGARAJA

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini berjudul “Memahami konsep belajar dan pembelajaran dalam pembelajaran IPA“.
Dengan terselesainya makalah ini maka kami ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak
dosen selaku pembimbing dan semua pihak yang telah mendukung sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang dapat membangun demi
menyempurnakan penulisan makalah ini. Akhirnya atas segala sumbangsih yang telah diberikan
sehingga makalah ini dapat bermanfaat nantinya maka kami selaku penulis mengucapkan
terimakasih.

Singaraja, 10 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Pembahasan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 4

2.1 Konsep Belajar Dan Pembelajaran IPA .......................................................... 4


2.1.1 Konsep Belajar ....................................................................................... 4
2.1.2 Konsep Pembelajaran IPA ..................................................................... 5
2.2 Teori Belajar Dalam Pembelajaran IPA (Piaget, John Dewey, Bruner, Vygotsky
......................................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10


3.2 Saran ............................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran IPA merupakan suatu pembelajaran yang sangat penting diberikan untuk anak
Sekolah Dasar. Dimana pada saat ini masih banyak siswa yang belum sepenuhnya memahami
tentang konsep IPA itu sendiri.Oleh karena itu dengan memberikan pembelajaran IPA maka
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai pembelajaran IPA.
Pemberian pembelajaran IPA menjadikan siswa belajar aktif dalam kegiatan fisik maupun
mental. Seorang siwa akan menjadi kreatif, dan inovatif dalam mengamati lingkungan sekitar
dan memahami fenomena alam yang terjadi.

Tujuan utama pembelajarn Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )yaitu untuk membuat siswa
memahami tentang konsep IPA secara sederhana dan mampu memecahkan masalah dengan
berpikir secara ilmiah. Oleh karena itu penulis membuat makalah dengan judul “ Memahami
konsep dan teori belajar dalam pembelajaran IPA”.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berkut:
1. Bagaimana konsep belajar dan pembelajaran IPA?
2. Bagaimana terori belajar dalam pembelajaran IPA (Piaget, John Dewey, Bruner,
Vygotsky)?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dibelajar dan dapatkan tujuan penulisan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep belajar dan pembelajaran IPA.
2. Untuk mengetahui dan memahami teori belajar dalam pembelajaran IPA (Piaget, John
Dewey, Bruner, Vygotsky).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Belajar Dan Pembelajaran IPA


2.1.1 Konsep Belajar
Belajar adalah istilah yang paling vital dalam kehidupan manusia khususnya pada dunia
pendidikan, sehingga tanpa belajar tidak pernah ada pendidikan. Belajar merupakan suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, perubahan
dalam sikap dan tingkah laku, perubahan yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, keterampilan
kecakapan dan kemampuanya, dayareaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang
berkaitan dengan apa yang ada pada individu (Kumala, 2016).Belajar juga dapat diartikan
sebagai perubahan perilaku maupun pengetahuan yang relatif menetap disebabkan oleh
pengalaman.
Menurut Slameto belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Muhibbin Syah belajar adalah
kegiatan yang sangat fundamental tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung
pada prosesbelajar yang dialami siswa baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan
keluarganya sendiri.

Perubahan tingkah laku dari hasil perbuatan belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu,
fungsional, positif, aktif dan terarah. Perubahan tingkah laku tersebut tampak dengan jelas dalam
berbagai pengertian menurut pandangan ahli pendiidkan dan psikologi.

3
2.1.2 Konsep Pembelajaran IPA
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berproses melalui tahap perancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan untuk memfasilitasi
terjadi proses belajar pada anak didik dan dimaknai pula sebagai proses interaksi antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Dengan demikian,
efektivitas sebuah proses pembelajaran ditentukan oleh interaksi ketiga komponen tersebut.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan di sekolah
tingkat dasar. IPA merupakan bagian dari ilmu pengetauan atau sains yang berasal dari bahasa
inggris “science”. Kata “science” sendiri berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti saya
tahu. “science” terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan social) dan natural science (ilmu
pengetahuan alam). Jadi IPA adalah suatu ilmu yang mengkaji segala sesuatu tentang gejala yang
ada di alam baik benda hidup maupun benda mati. IPA dapat dijabarkan pada beberapa ilmu
seperti , astronomi, kimia, mineralogi, meteorologi, fisiologi dan biologi. Ilmu Pengetahuan
Alam didefinisikan juga sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dan
eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk mengasilkan suatu penjelasan tentang sebuah
gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu kemampuan untuk
mengetahui apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati,dan
kemampuan untuk menguji tindak lanjut eksperimen,serta dikembangkan dengan sikap ilmiah.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,
konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (BSNP, 2006). Dari
uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsep pembelajaran IPA lebih kepada proses
mengembangkan keterampilan untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan.

Adapun ruang lingkup bahan kajian IPA untu SD yaitu meliputi aspek-aspek sebagai
berikut :

4
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan serta kesehatan.
2. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3. Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bumi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi : tanha, bumi,tata surya, dan benda-benda langit.

2.2 Teori Belajar Dalam Pembelajaran IPA (Piaget, John Dewey, Bruner, Vygotsky)

1. Teori Piaget
Piaget mempunyai nama lengkap Jean Piaget, lahir di Swiss tepatnya di Neuchatel pada
tahun 1896. Piaget mengemukakan teori belajar dalam pembelajaran IPA, yaitu Teori
Perkembangan Kognitif.Teori belajar kognitif merupakan teori yang cukup memegang
peranan penting dalam praktik pembelajaran. Pada teori ini piaget mengemukakan bahwa
belajar adalah proses mental, bukan hanya peristiwa mekanistik yang tampak sebagai
perilaku atau behavioral. Menurut piaget seseorang mengalami perkembangan kognitif
melalui beberapa proses- proses adaptasi intelektual yang melibatkan skemata, asimilasi,
akomodasi dan equilibrasi.Skemata adalah kumpulan konsep atau kategori yang digunakan
untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Asimilasi adalah proses kognitif dan penyerapan
pengalaman baru ketika seseorang memadukan stimulus atau persepsi ke dalam skemata
yang sudah ada. Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam
situasi baru. Equilibration diartikan sebagai pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur
keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.
Piaget beranggapan bahwa sejak bayi lahir telah mempunyai sistem yang secara terus-
menerus mencari dan memberi tanggapan terhadap suatu rangsangan dan dengan melakukan
hal tersebut secara terus-menerus akan membentuk suatu kebiasaan dan kemampuan. Sistem
tersebut pada mulanya terbatas pada kebiasaan yang memerlukan tanggapan yang mudah
seperti menghisap dan menangkap. Tetapi secara terus-menerus kebiasaan-kebiasaan ini akan
berkembang menjadi lebih kompleks lebih terkordinasi dan mempunyai sebuah tujuan.

5
Pada teori perkembangan kognitif terdapat beberapa tahap yang dikemukakan oleh
piaget, yaitu :
a. Tahap Sensori Motor
Pada tahap ini dimulai dari anak berusia 0-2 tahun, ciri khusus anak pada masa ini
adalah penguasaan, atau yang piaget sebut sebagai konsep objek. Bayi mulai
bergerak dari tindakan refleks instintif pada saat lahir sampai permulaan
pemikiran simbolis dan membangun pemahaman tentang dunia dengan tindak
fisik.
b. Tahap Pra-Operasional
Tahap ini dimulai dari anak berusia 2-7 tahun, pada tahap inianak kelabui oleh
beberapa pengamatan, anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan
gambar.
c. Tahap Operasi Konkret
Tahap ini berawal dari anak berusia 7-11 tahun, pada usia ini anak mulai
menempuh pelajaran di SD. Pada tahap ini anak akan dapat berpikir secara logis
mengenai suatu peristiwa dan dapat mengklasifikasikan benda-benda.
d. Tahap Operasi Formal
Anak usia 11-14 atau 15 tahun sebelum memasuki masa dewasa. Pada usia ini
anak telah dapat melakukan operasi secara logis tapi masih mempunyai
pengalaman yang terbatas.
2. Teori Belajar John Dewey
Menurut teori belajar John Dewey, bahwa belajar tergantung pada pengalaman
dan minat siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan
terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Selain itu, dalam teori John Dewey
dapat diaplikasikan dalam pembelajaran siswa khususnya pada pembelajaran kognitif.
Pembelajaran kognitif menekankan pada keaktifan siswa dalam berpikir untuk
memecahkan masalah dengan cara mengkonstruksi masalah dengan pengetahuan dan
pengalaman. Adapun dalam memecahkan suatu masalah, siswa harus mengenali terlebih
dahulu masalah tersebut yang datangnya dari luar diri siswa itu sendiri.

6
Selanjutnya siswa dapat menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan
menentukan masalah yang dihadapinya. Kemudian siswa menghubungkan uraian-uraian
hasil analisisnya dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah
yang berdasarkan pada pengalaman siswanya sendiri.Lalu siswa menimbang
kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing. Selanjutnya
siswa mencoba mempraktekkan salahsatu kemungkinan pemecahan masalah yang
dipandangnya terbaik, apabila pemecahan masalah tersebut kurang tepat maka akan
dicoba kemungkinan yang lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat. Hal ini
tentunya akan melatih siswa untuk berpikir secara rasional dalam memecahkan masalah.
Proses pembelajaran kognitif harus dilakukan secara berkelanjutan agar ada
perkembangan dalam kemampuan berpikir siswa.

3. Teori Bruner
Jerome Seymour Bruner adalah salah satu yang paling dikenal dan berpengaruh
pada abad ke-20.Menurut Eisler (1993) Bruner merupakan salah satu ahli psikologi yang
berhasil dalam menerapkan prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh piaget(Nasution et
al., 2019). Bruner menganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan suatu kegiatan
pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan
menjelaskan gejala yang ada di lingkungan kita.Bruner beranggapan bahwa interaksi kita
dengan lingkungan sekeliling kita selalu menggunakan kategori-kategori.
Aktivitas-aktivitas seperti persepsi, konseptualisasi, dan pengambilan keputusan,
semuanya dapat dijelaskan dari sudut pandang pembentukan dan penggunaan kategori.
Contoh; apabila seseorang menemukan makhluk yang bergerak; orang itu akan berpikir
bahwa benda yang dia lihat itu bukanlah tumbuhan melainkan hewan karena atribut
bergerak tidak dimiliki oleh tumbuhan tetapi oleh hewan. Kemudian lebih meningkat
lagi, dilihat bahwa hewan tersebut mempunyai kaki empat. Dari kenyataan ini orang
tersebut akan berpikir bahwa hewan ini tentu bukan ikan dan bukan burung karena baik
ikan maupun burung tidak mempunyai empat kaki; yang mempunyai empat kaki adalah
hewan reptil atau mamalia; demikian dan seterusnya.

7
Berdasarkan teori diatas, Bruner menyusun suatu model belajar yaitu sebagai berikut:
1). Model belajar penemuan (discovery learning).
Bruner menganggap bahwa model belajar penemuan sesuai dengan hakiki
manusia yang selalu ingin mencari ilmu dengan aktif, memecahkan masalah dan
informasi yang akhirnya akan mendapatkan pengetahuan(Widiastuti, 2018). Pengetahuan
yang diperoleh melalui belajar penemuan mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-
kelebihan tersebut antara lain; pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lama atau
dengan kata lain akan lama untuk diingatnya dan akan lebih mudah untuk diingat
dibanding dengan cara-cara belajar yang lainnya. Sebagai contoh apabila seorang anak
diberi tahu bahwa es itu dingin, ada kemungkinan anak akan segera lupa apa yang baru
saja diberi tahu. Tetapi apabila suatu ketika anak memegang es dan dia akan merasakan
dingin, maka kemungkinna anak tersebut akan mengingatnya. Sehingga dengan prinsip-
prinsip dan konsep yang telah dimiliki akan mempermudah untuk menyesuaikan dengan
kondisi baru. Kelebihan lainnya yaitu dapat meningkatkan dan mengubah motivasi
belajar pencarian pujian dari luar (motivasi luar) ke kepuasan batin (motivasi dari dalam
diri).Model penemuan juga membekali siswa untuk belajar menemukan dan memecahkan
masalah dengan praktis.

2). Belajar sebagai proses kognitif

Bruner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia,


bagaimana manusia belajar atau memperoleh pengetahuan, menyimpan pengetahuan dan
menstransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai
pemeroses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses
aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang
diberikan kepada dirinya.Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu:

(1) proses perolehan informasi baru,

(2) proses mentransformasikan informasi yang diterima dan

(3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan

8
Menurut Bruner seiring dengan pertumbuhan kognitif, para pembelajar harus melalui tiga
tahap intelektual, meliputi Tahap Enaktif, Ikonik dan Simbolik:

a) Enaktif, seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi-aksi terhadap suatu
objek. Dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan ketrampilan dan pengetahuan
motorik seperti meraba, memegang, mencengkram, menyentuh, mengggit dan sebagainya.Anak-
anak harus diberi kesempatan bermain dengan berbagai bahan/alat pembelajaran tertentu agar
dapat memahami begaimana bahan/alat itu bekerja.

b) Ikonik, pembelajaran terjadi melalui penggunaan model- model dan visualisasi verbal.
Anak-anak mencoba memahami dunia sekitarnya melalui bentuk-bentuk perbandingan
(komparasi) dan perumpamaan, dan tidak lagi memerlukan manipulasi objek-objek pembelajaran
secara langsung.

c) Simbolik, siswa sudah mampu menggabarkan kapasitas berpikir dalam istilah-istilah


yang abstrak. Dalam memahami dunia sekitarnya anak-anak belajar melalui simbol-simbol
bahasa, logika, matematika dan sebagainya. Huruf dan lambang bilangan merupakan contoh
sistem simbol. Fase simbolik merupakan tahap final dalam pembelajaran.Adapun langkah-
langkah penerapan teori Bruner dalam pembelajaran IPA SD adalah sebagai yaitu:

a) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran,

b) Melakukan identifikasikarakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar dan


sebagainya),

c) Memilih materi pelajaran,

d) Menentukan topic-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-
contoh ke generalisasi),

e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan


sebagainya untuk dipelajari siswa,

9
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik, dan

g) Mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.

4. Teori Belajar Vygotsky


Lev Semenovich Vygotsky merupakan cendekia yang berasal dari Rusia, dia
seorang ahli dalam bidang psikologi, filsafat, dan sastra.Teori Vygotsky menawarkan
suatu potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-
kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky lebih banyak menekankan peranan orang dewasa
dan anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-
anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami
dunia luar dan memusatkan perhatian.
Menurut vygotsky (1962), keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian
mental berkembang melalui interaksi sosial langsung. Informasi tentang alat-alat,
keterampilan-keterampilan dan hubungan-hubungan interpersonal kognitif dipancarkan
melalui interaksi langsung dengan manusia. Vygotsky membedakan antara aktual
development dan potensial development pada anak.Actual development ditentukan
apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru.
Sedangkan potensial development membedakan apakah seorang anak dapat melakukan
sesuatu, memecahkan masalah di bawah petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan
teman sebaya.Teori Vygotsky yang lain adalah “scaffolding“. Scaffolding merupakan
suatu istilah pada proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak
melalui Zone of proximal developmentnya.
Scaffolding adalah memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan
selama tahap – tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan
memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang
semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang, seperti berubah pengetahuannya, perubahan dalam sikap dan tingkah laku, perubahan
yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, keterampilan kecakapan dan kemampuanya, daya
reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu yang mengkaji segala sesuatu tentang
gejala yang ada di alam baik benda hidup maupun benda mati. IPA berkaitan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis. Maka dapat disimpulkan bahwa konsep
pembelajaran IPA lebih kepada proses mengembangkan keterampilan untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Teori belajar menurut Piaget, John Dewey, Bruner dan Vygotsky. Menurut Piaget belajar
adalah proses mental, bukan hanya peristiwa mekanistik yang tampak sebagai perilaku atau
behavioral. Menurut teori belajar John Dewey, bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan
minat siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau
tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Teori belajar menurut Bruner yaitu menganggap bahwa
belajar dan persepsi merupakan suatu kegiatan pengolahan informasi yang menemukan
kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan gejala yang ada di lingkungan
kita.Bruner beranggapan bahwa interaksi kita dengan lingkungan sekeliling kita selalu
menggunakan kategori-kategori.Sedangkan teori belajar Vygotsky lebih banyak menekankan
peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Menurut
Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk
memahami dunia luar dan memusatkan perhatian.

11
3.2 Saran

Sebaiknya kita sebagai calon guru agar lebih memahami tentang pentingnya
pembelajaran IPA khususnya bagi anak sekolah dasar. Dimana nantinya kita mampu
memberikan materi pembelajarn yang dapat bermanfaat untuk peserta didik.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menjadi bahan acuan dan semangat
untuk mengkaji dan membuat makalah yang lebih baik lagi. Makalah ini mungkin masih belum
sempurna, oleh karena itu penulis masih membutuhkan saran dan perbaikan dari para pembaca.

12
Daftar Pustaka

Kumala, F. N. (2016). Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.In Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 8, Issue 9).
Kumala, F. N. (2016). Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.In Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 8, Issue 9).
Nasution, M. R., Sahri, D., & Devi, K. (2019).Teori Belajar Dalam Pembelajaran Tematik. 1–
69.
http://pendidikandila24.blogspot.com/2014/09/penerapan-teori-belajar-vygotsky.html?m=1

Kumala, F. N. (2016). Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.In Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 8, Issue 9).
Nasution, M. R., Sahri, D., & Devi, K. (2019).Teori Belajar Dalam Pembelajaran Tematik. 1–
69.
Widiastuti, N. L. G. K. (2018). Pendidikan IPA SD. Modul, 3.
https://books.google.co.id/books?id=4CBQEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=buku+tentan
g+konsep+belajar+dan+pembelajaran+ipa&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=buku
%20tentang%20konsep%20belajar%20dan%20pembelajaran%20ipa&f=false

Anda mungkin juga menyukai