Anda di halaman 1dari 8

BELUM KELAR SEMUA YANK MAAP Q WES NGANTUK EHHHH CAPEK

1. Deskripsikan substansi apa saja yang terdapat dalam tujuan pendidikan menurut UU
Nomor 20 Tahun 2003, deskripsi dapat menunjuk Pasal, ayat, maupun sub ayat dalam
undang-undang tersebut!
Substansi yang terdapat dalam tujuan pendidikan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003
tersusun atas tiga kelompok bagian yang terdiri dari pendahuluan, batang tubuh, dan
penutup. Berikut penjabaran atas tiga kelompok bagian UU No. 20 Tahun 2003.
a) Pendahuluan
Bagian pendahuluan UU No. 20 Tahun 2003 memuat baagian konsideran beserta
definisi-definisi mengenai makna-makna daripada kata-kata yang terdapat dalam
UU No. 20 Tahun 2003. Lebih lanjut bagian pendahuluan UU No. 20 Tahun 2003
ditetapkan berdasarkan berbagai aspek pertimbangan, antara lain pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
b) Batang Tubuh
Berdasarkan bidang garapan Administrasi Pendidikan, bagian batang tubuh UU
No. 20 Tahun 2003 terdiri dari:
1) Peserta Didik
Dalam Bab V pasal 12 ayat 1 sampai ayat 4 UU No. 20 Tahun 2003 yang
menjelaskan bahwa peserta didik memiliki hak dan kewajiban antara lain
berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan minat dan bakat
serta kemampuannya.
2) Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dalam Bab XI pasal 39 sampai pasal 44 UU No. 20 Tahun 2003 yang
menjelaskan bahwa tugas pendidik adalah merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran serta melakukan pembimbingan dan pelatihan. Lebih
lanjut tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, serta pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan.
3) Sarana dan Prasarana
Dalam Bab XII pasal 45 yang terdiri dari 2 ayat yang menjelaskan bahwa setiap
satuan pendidikan wajib menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik.
4) Pendanaan Pendidikan
Dalam Bab XIII pasal 46 sampai pasal 49 yang menjelaskan bahwa pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggungjawab terhadap pendanaan
pendidikan dalam hal menyediakan sumber pendanaan pendidikan dengan
prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan serta pengarahannya yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5) Kurikulum
Dalam Bab X pasal 36 sampai pasal 38, pengembangan kurikulum dilakukan
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan potensi daerah
dan peserta didik.
6) Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Dalam Bab XV pasal 54 sampai pasal 56 yang menjelaskan bahwa hubungan
sekolah dengan masyarakat salah satunya berupa peran serta masyarakat
dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga,
organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.
c) Penutup
Bagian penutup UU No. 20 Tahun 2003 terdiri atas ketentuan pidana dalam Bab
XX pasal 67 sampai pasal 71 , ketentuan peralihan dalam BAB XXI pasal 72 sampai
pasal 74, dan ketentuan penutup dalam pasal 75 sampai pasal 77.

2. Apa dasar pokok yang digunakan dalam pendidikan nasional dan bagaimana
keberadaan pendidikan/sekolah asing di Indonesia!
a) Dasar pokok yang digunakan dalam pendidikan nasional berdasarkan UU No. 20
Tahun 2003 adalah sebagai berikut.
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia untuk mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.
c. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan.
d. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sitem Pendidikan Nasional tidak
memadai lagi dan perlu diganti.
e. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d
perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.
f. Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b) Berdasarkan Bab XVIII pasal 64 sampai pasal 65 UU No. 20 Tahun 2003 tentang
penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara lain, keberadaan
pendidikan/sekolah asing di Indonesia dapat diselenggarakan menggunakan
ketentuan yang berlaku di negara yang bersangkutan atas persetujuan Pemerintah
Republik Indonesia. Lembaga pendidikan oleh negara asing dapat terselenggara
dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Lembaga pendidikan asing terakreditasi atau diakui di negaranya sehingga
dapat menyelenggarakan pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Lembaga pendidikan asing pada tingkat pendidikan dasar dan menengah wajib
memberikan pendidikan agama dan kewarganegaraan bagi peserta didik
warga negara Indonesia.
3) Penyelenggaraan pendidikan asing wajib bekerja sama dengan lembaga
pendidikan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
mengikutsertakan tenaga pendidik dan pengelola warga negara Indonesia.
4) Kegiatan pendidikan yang menggunakan sistem pendidikan negara lain yang
diselenggarakan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apa saja yang harus ada pada kurikulum menurut terminologi kurikulum yang ada
pada UU Sisdiknas?
Menurut terminologi kurikulum yang ada pada UU Sisdiknas dalam pasal 37 yang
harus ada pada kurikulum diantaranya yaitu:
a. pendidikan agama,
b. pendidikan kewarganegaraan,
c. bahasa,
d. matematika,
e. ilmu pengetahuan alam,
f. ilmu pengetahuan sosial,
g. seni dan budaya,
h. pendidikan jasmani dan olahraga,
i. keterampilan/kejuruan,
j. muatan lokal.
Sedangkan untuk kurikulum pendidikan tinggi yang harus ada diantanya yaitu:
a. pendidikan agama,
b. pendidikan kewarganegaraan,
c. bahasa.

4. Apa makna dan implikasinya prinsip penyelenggaraan pendidikan menurut UU
Sisdiknas?
a) Berdasarkan Bab II pasal 4 UU No. 20 Tahun 2003 tentang prinsip
penyelenggaraan pendidikan maka makna prinsip penyelenggaraan pendidikan
adalah pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu
kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. Pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan diselenggarakan dengan
memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran. Kemudian pendidikan diselenggarakan
dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap
warga masyarakat. Lebih lanjut pendidikan diselenggarakan dengan
memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
b) Implikasi prinsip penyelenggaraan pendidikan berdasarkan Tambahan Negara RI
No. 4301 Penjelasan atas UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah perlunya strategi untuk pembaharuan sistem pendidikan. Strategi
pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang tersebut meliputi:
1) pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia,
2) pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi,
3) proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
4) evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan,
5) peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan,
6) penyediaan sarana belajar yang mendidik,
7) pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan
berkeadilan,
8) penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata,
9) pelaksanaan wajib belajar,
10) pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan,
11) pemberdayaan peran masyarakat,
12) pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat,
13) pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.

5. Beberapa waktu yang lalu terdapat dikotomi penyelenggaraan RSBI dan non-RSBI,
bagaimana keadaan ini menurut UU Sisdiknas?
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 RSBI/SBI dapat diselenggarakan selama telah
memenuhi standar nasional pendidikan dan kurikulum yang diatur dalam pasal 35 dan
36. Lebih lanjut berdasarkan permen diknas No. 78 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 8
dijelaskan bahwa SBI merupakan sekolah yang sudah memenuhi seluruh SNP yang
diperkaya dengan keunggulan mutu tertentu yang berasal dari negara anggota OECD
atau negara maju lainnya.

6. Penggunaan bahasa pengantar yang digunakan di sekolah, menggunakan bahasa
Indonesia. Bolehkah menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia, tinjaulah
menggunakan UU Sisdiknas!
Berdasarkan Bab VII Pasal 33 UU No. 20 Tahun 2003 bahasa Indonesia digunakan
sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Penggunaan bahasa selain
bahasa Indonesia di perbolehkan dengan ketentuan merujuk pada pasal 33 ayat 2
bahwa bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal
pendidikan apabila diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau
keterampilan tertentu. Lebih lanjut dalam pasal 33 ayat 3 bahwa bahasa asing dapat
digunakan sebagai bahasa pengantar dalam satuan pendidikan tertentu untuk
mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.

7. Apa fungsi dan kedudukan standar pendidikan nasional dalam konteks pengembangan
kurikulum?
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Bab IX pasal 35 ayat 2, fungsi dan kedudukan
standar pendidikan nasional dalam konteks pengembangan kurikulum salah satunya
adalah sebagai acuan pengembangan kurikulum. Sehingga setiap kurikulum yang
dikembangkan satuan pendidikan harus berdasar pada ketentuan-ketentuan standar
pendidikan nasional.

8. Apa yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum menurut UU Sisdiknas?
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Bab X pasal 36 dalam pengembangan kurikulum yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
a. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
c. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
1) peningkatan iman dan takwa,
2) peningkatan akhlak mulia,
3) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik,
4) keragaman potensi daerah dan lingkungan,
5) tuntutan pembangunan daerah dan nasional,
6) tuntutan dunia kerja,
7) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
8) agama,
9) dinamika perkembangan global,
10) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

9. Sebutkan pihak-pihak yang harus dilibatkan dalam pengembangan kurikulum sekolah?
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Bab X pasal 38 pihak-pihak yang harus dilibatkan
dalam pengembangan kurikulum sekolah adalah sebagai berikut.
a. Pemerintah, merujuk pada pasal 38 ayat 1 bahwa kerangka dasar dan struktur
kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah.
b. Setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikaan, merujuk pada pasal 38 ayat 2 bahwa
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah.

10. Untuk mengetahui hasil dari proses pendidikan, pengelolaan, dan manajemen
pendidikan perlu dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Jelaskan proses
tersebut menurut kacamata UU Sisdiknas!
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Bab XVII pasal 57 sampai pasal 60 untuk mengetahui
hasil dari proses pendidikan, pengelolaan, dan manajemen pendidikan perlu dilakukan
evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Proses-proses tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Proses evaluasi berdasarkan pasal 57 sampai pasal 59 dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kemudian
evaluasi dilakukan terhada peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada
jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
Lebih lanjut evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan
dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan
sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Pemerintah dan
pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan. Sementara itu masyarakat dan/atau organisasi profesi dapat
membentuk lembaga yang mandiri untuk melakukan evaluasi tersebut.
b. Proses akreditasi berdasarkan pasal 60 ayat 1 sampai 3 dilakukan untuk
menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Lebih lanjut
akreditasi dilakukan oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang
atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.
c. Proses sertifikasi berdasarkan pasal 61 ayat 1 sampai ayat 3 berbentuk ijazah dan
sertifikat kompetensi. Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan
terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah
lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.
Sementara itu sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan
lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan
terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji
kompetensi.

Anda mungkin juga menyukai