Anda di halaman 1dari 37

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 1

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
buku ini. Shalawat dan salam tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, maka Buku ini disusun sesuai dengan kualifikasi
Pendidikan Guru. Pengguna Buku ini secara mandiri dapat mengukur tingkat
ketuntasan yang dicapainya.
Mata kuliah ini akan mengkaji tentang hal-hal yang berhubungan dengan
industri kreatif dan bagaimana perkembangannya sampai saat ini dan hal-hal
yang menyangkut sebagai sektor penting di indonesia.
Kompetensi yang diharapkan dapat Anda capai melalui mata kuliahi adalah
Anda akan mampu memanfaatkan pengetahuan mengenai industri kreatif.
Kompetensi tersebut akan dapat dicapai melalui pencapaian kompetensi-
kompetensi pendukung seperti yang tergambar pada Peta Kompetensi yang berisi
hasil Analisis Instruksional mata kuliah berikut ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa modul ini tentu punya banyak
kekurangan. Untuk itu penulis menerima masukan dan kritikan konstruktif dari
berbagai pihak demi kesempurnaannya di masa yang akan datang. Akhirnya
kepada Allah jualah penulis bermohon semoga semua ini menjadi amal saleh bagi
penulis dan bermanfaat bagi pembaca.

Cirebon, Juni 2021


Penulis,

Hema Widiawati, M.Pd

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------- 2


DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------- 3
BAB I PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA ------------------------ 4
BAB II KONSEP INDUSTRI KREATIF------------------------------------------------ 6
Pengertian Industri Kreatif -------------------------------------------------- 6
Tujuan Industri Kreatif ------------------------------------------------------ 7
Manfaat Industri Kreatif ----------------------------------------------------- 8
Ciri Industri Kreatif ---------------------------------------------------------- 9

BAB III SEKTOR INDUSTRI KREATIF ----------------------------------------------- 11


BAB IV KOMPONEN INDUSTRI KREATIF ------------------------------------------ 16
Komponen Pembungkus --------------------------------------------------- 16
Komponen Inti -------------------------------------------------------------- 16
Komponen Pendukung ------------------------------------------------------ 17

BAB V MULTIPLE EFFECT INDUSTRI KREATIF ------------------------------------- 18


Konsep Multiple ------------------------------------------------------------ 18
Dampak Ekonomi ----------------------------------------------------------- 19
BAB VI METODE INDUSTRI KREATIF ---------------------------------------------- 21
Analisis SWOT -------------------------------------------------------------- 21
Tahapan-tahapan Analisis SWOT-------------------------------------------- 22
BAB VII SISTEM KERJA INDUSTRI KREATIF ---------------------------------------- 23
Sistem Kerja Industri Kreatif ------------------------------------------------- 23
Metode Kerja Industri Kreatif ----------------------------------------------- 27
BAB VIII JEJARING KERJASAMA --------------------------------------------------- 31
Mengenal Budaya Jejaring Kerjasama -------------------------------------- 31
Mengenal Budaya Jejaring Kerjasama Menuju Industri Kreatif -------------- 34
DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------- 37

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 3


BAB I
PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA

Indonesia memulai memperkenalkan ekonomi kreatif di masyarakat


sejak pemerintahan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak
saat itu, konstribusi ekonomi kreatif mulai menyumbangkan devisa negara
dan penyerapan tenaga kerja yang luas. Dengan keberhasilan program
tersebut, maka pemerintah Joko Widodo melanjutkan rancangan jangka
panjang sampai Tahun 2025 dalam pengembangan ekonomi kreatif di
Indonesia. Dalam pembangunan nasional, Ekonomi kreatif memiliki peran
sentral dalam mewujudkan lima misi utama pembangunan jangka panjang
nasional 2005-2025 sebagaimana tertuang dalam Undang Undang Nomor
17 Tahun 2007, yaitu: (1) Terwujudnya masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab; (2) Terwujudnya bangsa yang
berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan
sejahtera; (3) Terwujudnya pemerataan pembangunan dan berkeadilan; (4)
Terwujudnya Indonesia asri dan lestari; dan (5) Terwujudnya peranan
Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia internasional.

Istilah pertama kali muncul pada tahun 1990-an dan digunakan untuk
menggambarkan semua industri berdasarkan kreativitas yang dihasilkan
kekayaan intelektual (Henry, 2009). Higghs & Cunningham (2008)
menegaskan bahwa ekonomi kreatif merupakan spektrum yang luas dari
industri kreatif yang meliputi, komponen penting dari pertumbuhan
perekonomian, lapangan kerja dan perdagangan internasional di era global
saat ini. Ekonomi kreatif merupakan ekosistem yang memiliki hubungan
saling ketergantungan antara rantai nilai kreatif (creative value chain);
lingkungan pengembangan (nurturance environment); pasar (market) dan
pengarsipan (archiving) (Kemenparekraf, 2014). Ekonomi kreatif tidak
hanya terkait dengan penciptaan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga
penciptaan nilai tambah secara sosial, budaya dan lingkungan. Oleh karena
itu, perlu disusun sebuah model pengembangan ekonomi yang mampu
meningkatkan daya saing, juga dapat meningkatkan kualitas hidup Bangsa
Indonesia, seperti tampak gambar berikut ini:

Setelah bergulir sekitar 6 tahun di Indonesia, Ekonomi Kreatif dan


Industri Kreatif semakin hangat dibicarakan baik oleh pemerintah, swasta
dan pelakunya sendiri. Khususnya pemerintah sudah semakin menaruh
perhatiannya. Sedikitnya ada Departemen Perdagangan, Departemen
Perindustrian, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen
Komunikasi dan Informasi, dan Departemen Tenaga Kerja. Karena istilah
"industri" pada Industri Kreatif, menimbulkan banyak interpretasi,

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 4


bagaimanakah mencocokkan secara kontekstual antara Ekonomi Kreatif,
Industri Kreatif dengan Undang-undang No. 5/1984 tentang Perindustrian.
Sebagai bahan untuk berkontemplasi, berikut disajikan berbagai sudut
pandang mengenai Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif. Dalam Rencana
Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan
oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evoluasi ekonomi
kreatif. Berdasarkan dokumen rencana ini dapat diketahui bahwa adanya
pergeseran dari era pertanian ke era industrialisasi lalu ke era informasi
yang disertai dengan banyaknya penemuan di bidang teknologi informasi
dan komunikasi serta globalisasi ekonomi. Perkembangan industrialisasi
menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah
dan efisien.
Adanya target lebih murah dan lebih efisien dalam proses produksi dan
distribusi berakibat pada pergeseran konsentrasi industri dari negara barat
ke negara berkembang seperti Asia karena tidak bisa lagi menyaingi biaya
yang lebih murah di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Jepang.
Fenomena ini mengarahkan industri-industri di negara maju untuk
mengoptimalkan sumber daya manusia dan kreativitas. Untuk itu sejak
tahun 1990an perekonomian dunia mulai bergeser menuju perekonomian
yang didukung oleh kreativitas dengan istilah ekonomi kreatif melalui
industri kreatif.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 5


BAB II
KONSEP DASAR INDUSTRI KREATIF

A. Pengertian Industri Kreatif


Industri kreatif adalah proses penciptaan, kreativitas, dan ide dari
seseorang atau sekelompok orang yang dapat menghasilkan sebuah karya,
tanpa mengeksploitasi sumber daya alam, serta dapat dijadikan produk
ekonomi yang menghasilkan.
Kreatifitas yang dihasilkan harus dapat membuka lapangan pekerjaan
yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, industri ini harus dikembangkan, sebagai
salah satu penopang perekonomian Indonesia. Mengingat semakin
menipisnya sumber daya alam.
Pengertian Industri Kreatif menurut beberapa ahli, diantaranya yaitu:
1. Departemen Perdagangan RI
Menurut Departemen Perdagangan RI dalam Suryana (2013) “Industri
kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi
dan daya cipta individu tersebut.”

2. UK DCM Task Force


Menurut UK DCM Task Force dalam Suryana (2013) “Industri kreatif
merupakan industri yang berasal dari kreativitas individu, keterampilan dan
bakat secara potensial menciptakan kekayaan, dan lapangan pekerjaan
melalui eksploitasi dan pembangkitan kekayaan intelektual dan daya cipta
individu”

3. UNTAC dan UNDP dalam Creativity Economy Report


Menurut UNTAC dan UNDP dalam Creativity Economy Report dalam
Suryana (2013) “Industri kreatif dapat didefinisikan sebagai siklus kreasi,
produksi serta distribusi barang dan jasa yang menggunakan kreativitas
dan modal intelektual nonriil atau jasa-jasa artistik yang memiliki
kandungan kreatif, nilai-nilai ekonominonriil, dan objek pasar.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwaindustri yang


berasal dari kreativitas individu, talenta, bakat dan keterampilan dalam
produksi sampai distribusi barang dan jasa yang berpotensi meningkatkan
kesejahteraan.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 6


B. Tujuan Industri Kreatif
Berbagai jenis industri kreatif memiliki beberapa tujuan dalam
melaksanakan kegiatan bisnisnya, karena dalam industri ini akan terdapat
banyak gagasan, ide,, maupun kreatifitasan yang luar biasa sehingga bisa
memberikan serangkaian tujuan tertentu dalam dunia perekonomian suatu
negara.
Lebih lengkapnya berikut dibawah ini adalah beberapa tujuan industri
kreatif yaitu sebagai berikut;

1. Memberikan Kontribusi Ekonomi yang Signifikan


Perlu anda ketahui bahwa industri kreatif yang ada dalam suatu
negara umumnya bisa memberikan kontribusi yang cukup baik untuk
negara itu sendiri terutama dalam bidang ekonomi. Kontribusi yang
diberikan industri kreatif adalah sebuah kemajuan dan pekembangan dalam
bidang ekonomi yaitu adanya tambahan pemasukan bagi negara.
Bahkan pada dasarnya industri kreatif tidak hanya sekedar
memberikan tambahan pemasukan negara, akan tetapi bertindak pula
sebagai alat bagi negera atau pemerintah dalam menerapkan kebijakan
yang sesuai dengan roda perputaran perekomian agar menjadi lebih cepat
dan baik pula.
Maka dari itu industri kreatif ini bisa kita lihat nantinya dapat
membantunya dalam menghadapi segala permasalah di zaman globalisasi
ini dengan meningkatkan suatu perekonomian negara.

2. Menciptakan Iklim Bisnis yang Kondusif dan Positif


Industri kreatif hadir dalam dalam dunia perekonomian bukan untuk
menciptakan persaingan yang tidak sehat ataupun monopoli atas kebijakan
yang bisa dilakukan dengan seenaknya sendiri. Akan tetapi industri kreatif
hadir sebagai usaha atau ekonomi kreatif yang bertujuan untuk
memberikan dan menciptakan iklim bisnis yang baik dan kondusif.
Dimana proses bisnis ini berlangsung dengan cara semua pihak
bersaing dengan sehat yaitu mengembangkan bisnisnya dengan kombinasi
inovasi maupun kreatifitas agar memberikan hasil yang maksimal. Iklim
bisnis yang kondusif dan positif ini berdampak positif untuk perkembangan
perekonomian karena akan ada dampak positif dari iklim tersebut yang
mampu menjadikan perekonomian suatu negara lebih kuat dan berkualitas.

3. Menciptakan Masyarakat yang Kreatif dan Inovatif


Masyarakat yang kreatif dan inovatif pada umumnya dapat terbentuk
melalui industri kreatif yang muncul dalam suatu negara. Perlu anda
ketahui bahwa masyarakat adalah sumber atau penggerak utama dalam
perekonomian negara.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 7


Maka dari itu pada saat masyarakat memiliki daya saing yang tinggi
dan sikap kreatif yang baik maka hal tersebut akan membantu negara atau
pemerintah dalam meningkatkan dan mengambangkan perekonomian.
Bahkan dengan adanya masyarakat yang kreatif dan inovatif maka hal
tersebut akan membantu setiap bisnis untuk menciptakan produk yang
lebih berkualitas dan mampu meningkatkan pendapatan per kapita.
Sehingga negara akan lebih berkembang dan maju dalam bidang
ekonominya.

4. Menggali serta Mengembangkan Potensi segala yang dimiliki oleh suatu


negara
Industri kreatif mampu menggali dan mengembangkan arti potensi
diri yang dimiliki setiap negara. Hal ini dapat terjadi karena setiap manusia
berkesempatan untuk mengmbangkan dirinya melalui bisnis ekonomi yang
dijalankan.
Terlebih lagi bisnis yang dibangun merupakan bisnis kreatif yang akan
memiliki ciri atau keunikan tersendiri dan bisa membukan peluang yang
cukup baik dipasaran. Maka dari itu setiap negara mampu menggali
potensinya masing-masing dan bisa mengembangkan setiap usahanya
dengan lebih baik lagi.

5. Mengurangi Tingkat Kemiskinan


Maraknya industri kreatif di suatu negara tentunya akan membuat
banyak orang memiliki kesempatan bekerja dari bisnis yang ada tersebut.
Sehingga secara tidak langsung kondisi semacam itu bisa mengurangi
tingkat kemiskinan yang ada disuatu negara.

6. Mengurangi Jumlah Pengangguran


Pada dasarnya kemiskinan dan pengangguran adalah dua hal yang
saling berkaitan. Apabila manusia tidak bekerja maka kehidupannya tidak
akan memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehingga dengan adanya industri kraetif ini maka hal tersebut akan
membuka lapangan kerja yang lebih luas dan bisa membantu mengurangi
jumlah pengangguran yang ada di suatu negara.

C. Manfaat Industri Kreatif


Sebagaimana telah dikemukakn bahwa unsur rupa adalah meliputi
garis, raut, warna, tekstur, ruang, dan gelap terang. Unsur-unsur ini dalam
perwujudannya secara total dalam karya seni perlu diatur, disusun, atau
ditata. Cara pengaturan, penyusunan, atau penataan unsur-unsur rupa
sehingga menjadi bentuk karya seni rupa disebut prinsip-prinsip seni rupa.
Prinsip memiliki padanan kata asas, sehingga prinsip seni rupa dapat
disebut pula asas seni rupa. Kata seni rupa dalam beberapa sumber lazim
disebut sebagai desain. Oleh karena itu, pula prinsip atau asas seni rupa
Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 8
disebut prinsip atau asas desain. Upaya pengaturan, penyusunan, penataan
atau pengorganisasian adalah persoalan komposisi. Dengan demikian,
sebutan singkat prinsip atau asas desain adalah komposisi.
Perkembangan industri kreatif membuat perubahan yang sangat
signifikan terhadap gaya hidup dan perekonomian dunia khususnya di
Indonesia. Perubahan ini telah memberikan berbagai manfaat seperti
munculnya inovasi dan kreativitas baru untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Berikut beberapa manfaat industri kreatif:
1. Menjadi penggerak utama ekonomi kreatif
2. Solusi dalam pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu
3. Menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan daya cipta dan kreasi seseorang
4. Mengangkat kearifan lokal dan mengkreasi potensi lokal yang memiliki
nilai-nilai kultural, dikembangkan menjadi suatu produk yang memiliki
nilai tambah
5. Tumbuhnya daerah kreatif yang berkembang dan terkoordinasi

D. Ciri Industri Kreatif

Industri kreatif mempunyai beberapa ciri, diantaranya yaitu:

1. Unsur utamanya yaitu kreativitas, keahlian, dan talenta yang berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual.
2. Berbasis pada ide atau gagasan.
3. Produk yang dihasilkan adalah produk kreatif yang memiliki siklus hidup
singkat, resiko yang tinggi, margin yang tinggi, keanekaragaman yang tinggi,
persaingan yang tinggi, dan mudah ditiru.
4. Penyediaan produk kreatif langsung pada pelanggan dan mendukung
penciptaan nilai kreatif sektor lain yang secara tidak langsung berhubungan
dengan pelanggan.
5. Diperlukan kerjasama dan kolaborasi yang baik antara berbagai pihak yang
berperan dalam industri kreatif, seperti kaum intelektual, dunia usaha, dan
pemerintah.
6. Industri kreatif bisadikembangkan secara luas dan tidak terbatas di
berbagai badan usaha.
7. Konsep yang dibangun bersifat relatif.

Caves (2000) sebagai salah satu pakar juga mengemukakan industri kreatif dicirikan
oleh tujuh sifat ekonomi, antara lain:

1. Nobody knows principle (Tidak ada yang tahu prinsip): Ketidakpastian


permintaan ada karena reaksi konsumen terhadap suatu produk tidak diketahui
sebelumnya, juga tidak mudah dipahami sesudahnya.
2. Art for art’s sake (Seni demi seni): Pekerja peduli dengan orisinalitas,
keterampilan profesional teknis, harmoni, dan lain-lain dari barang-barang
kreatif dan bersedia menerima upah yang lebih rendah daripada yang
ditawarkan oleh pekerjaan yang ‘membosankan’.
3. Motley crew principle (Prinsip kru motley): Untuk produk kreatif yang relatif
kompleks (mis., Film), produksi memerlukan input yang sangat beragam.
Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 9
Setiap input yang terampil harus ada dan tampil pada level minimum untuk
menghasilkan hasil yang berharga.
4. Infinite variety (Variasi tak terbatas): Produk dibedakan berdasarkan kualitas
dan keunikan; setiap produk adalah kombinasi input yang berbeda yang
mengarah ke berbagai pilihan yang tak terbatas (mis., karya penulisan kreatif,
baik puisi, novel, skenario layar atau lainnya).
5. A list/B list (Daftar / daftar B): Keterampilan dibedakan secara vertikal.
Seniman diberi peringkat berdasarkan keterampilan, orisinalitas, dan
kemahiran mereka dalam proses dan / atau produk kreatif. Perbedaan kecil
dalam keterampilan dan bakat dapat menghasilkan perbedaan besar dalam
kesuksesan (finansial).
6. Time flies (Waktu berlalu): Saat mengoordinasikan proyek-proyek yang
kompleks dengan input yang beragam, waktu merupakan hal yang terpenting.
7. Ars longa: Beberapa produk kreatif memiliki aspek ketahanan yang meminta
perlindungan hak cipta, memungkinkan pencipta atau pemain untuk
mengumpulkan sewa.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 10


BAB III
SEKTOR INDUSTRI KREATIF

Di Indonesia, Industri kreatif sedang berkembang denga cepat, para


ahli dan pakar ekonomi menyatakan bahwa pedapatan negara sebagian
disumbang oleh industri kreatif yang terus bertumbuh dan berkembang
pada setiap saat. Industri kreatif sendiri menurut Kementrian Perdagangan
Indonesia adalah industri yang berasal dari pemanfaatan aktifitas,
ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengekploitasi daya kreasi
dan daya cipta individu tersebut.
Industri kreatif saat ini memang memiliki peranan yang sangat penting
pada perekonomian suatu negara, bukan hanya di negara berkembang
seperti Indonesia. Hal ini tidak bisa dipisahkan karena industri kreatif
memiliki peran meningkatkan perekonomian sebuah negara secara global.
Industri kreatif erat hubunganya dengan tingkat kreativitas manusia
sebagai sumber daya utama penggerak roda perekonomian. Banyaknya
sektor industri kreatif yang tercipta adalah sebagai buah dari kreativitas dan
inovasi yang dikembangkan oleh seseorang.
Setiap tahunnya, perkembangan industri kreatif di Indonesia selalu
bertambah dan berkembang. Dalam perjalananya Pemerintah Indonesia
melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi kreatif telah mengidentifikasi
lingkup industri kreatif yang terdiri dari 15 sub sektor, berikut merupakan
penjelasan dari sub sektor yang termasuk ke dalam industri kreatif.

1. Periklanan (Advertising)

Sektor industri kreatif yang pertama adalah advertising atau


dunia periklanan. Advertisisng mencakup segala bentuk industri kreatif
yang bergerak dibidang jasa periklanan atau biasa juga disebut
kmunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu.

Kegiatan ini meliputi proses kreasi atau pembuatan ide, operasi,


dan distribusi dari periklanan yang dihasilkan, misalnya riset pasar,
perencanaan komunikasi periklanan, media periklanan luar ruang,
produksi material periklanan, promosi dan kampanye relasi publik.

Selain itu, advertising juga mecakup tampilan periklanan di


media cetak (surat kabar dan majalah) dan elektronik (televisi dan
radio), pemasangan berbagai poster serta gambar, penyebaran
selebaran, pamflet, edaran, brosur dan media reklame sejenis lainnya,
distribusi serta penyewaan kolom untuk iklan.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 11


2. Arsitektur

Sektor industri kreatif selnjutnya adalah arsitektur, arsitektur sendiri


adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara
menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design, landscape
architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya sebagai
contoh industri ini bergerak dengan projek projek seperti bangunan warisan
sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan
teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan
elektrikal.

3. Pasar Barang Seni


Sektor industri kreatif ketiga adalah pasar barang dan seni. Kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli khas suatu
daerah, handmade, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan
sejarah yang tinggi melalui media lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan
juga online melalui internet, prodk dari industri ini biasanya berupa barang-
barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film.

4. Kerajinan (Craft)
Sektor seni selanjutnya adalah kerajinan atau juga biasa disebut
craft. Craft adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi
pembuatan, produksi dan distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh
tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai proses penyelesaian
produknya langsung dari tangan pengrajin. Hasil dari produk-produk
kerajinan berupa barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat
alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak,
tembaga, perunggu dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah liat, dan
kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah
yang relatif kecil (Limited edition).

5. Desain
Sektor seni yang kelima adalah desain, Desain adalah kegiatan
kreatif yang terkait dengan kreasi menggunkan desain grafis, desain
interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan
jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

6. Industri Pakaian (Fashion)


Sektor keenam adalah industri pakaian, kegiatan kreatif fashion yang
terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris
mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 12


produk berikut distribusi produk fesyen. Pada dewasa ini Indonesia
kebanjira industri kreatif dibidang fashion muslim yang berkembang sangat
pesat dan memunculkan nama-nama baru yang tentu saja berbakat.

7. Video, Film dan Fotografi


Sektor selanjutnya adalah industri video, film, dan fotografi, sama halya
dengan industri fashion yang berkembang pesat Kegiatan kreatif yang
terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta
distribusi rekaman video dan film sedang mengalami masa pertumbuhan
yang terbilang cukup pesat juga. Termasuk di dalamnya penulisan skrip,
dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi atau festival film .

8. Permainan Interaktif (Game)


Sub sektor selanjutnya adalah industri game. Kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan
video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub-sektor
permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi
juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

9. Musik
Sektor selanjutnya adalah industri musik. Kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukkan, reproduksi, dan
distribusi dari rekaman suara. Meski industri ini sempat meredu terhalang
oleh issue pembajakan kini pegiat seni musik menggunakan media
pembelian lagu di internet menggatikan besntuk fisik sebuah album

10.Seni Pertunjukan (Showbiz)


Sektor kesepuluh dalah industri pertunjukan. Kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukkan.
Misalnya, pertunjukkan wayang, balet, tarian tradisional, tarian
kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk
musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukkan, tata panggung,
dan tata pencahayaan.

11.Penerbitan dan Percetakan


Sektor kesebelas adalah industri penerbitan dan percetakan.Kegiatan
kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal,
koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan
pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai,
uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham dan surat
berharga lainnya, paspor, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus
lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 13


pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan
lainnya, termasuk rekaman mikro film.

12.Layanan Komputer dan Piranti Lunak (Software)


Sektor selanjutnya adalah industri komputer dan perangkat lunak.
Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi,
termasuk layanan jasa komputer, pengolahan data, pengembangan
database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis
sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan
piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.

13.Televisi & Radio (Broadcasting)


Sektor ke tigabelas adalah industri pertelvisian. Kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi
(seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran,
dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station
relay (pemancar) siaran radio dan televisi.

14.Riset dan Pengembangan (R&D)


Sektor selanjutnya adalah industri riset dan pengembangan. Kegiatan
kreatif terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan
teknologi, serta mengambil manfaat terapan dari ilmu dan teknologi
tersebut guna perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru,
material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk yang berkaitan dengan humaniora,
seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni serta jasa
konsultansi bisnis dan manajemen.

15.Kuliner

Sub sektor terakhir adalah industri kuliner.Kegiatan kreatif ini


termasuk baru, kedepan direncanakan untuk dimasukkan ke dalam sektor
industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan produk
makanan olahan khas Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya di
pasar ritel dan passar internasional. Studi dilakukan untuk mengumpulkan
data dan informasi selengkap mungkin mengenai produk-produk makanan
olahan khas Indonesia, untuk disebarluaskan melalui media yang tepat, di
dalam dan di luar negeri, sehingga memperoleh peningkatan daya saing di
pasar ritel modern dan pasar internasional.

Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa Indonesia memiliki


warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya merupakan
sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia. Hanya saja, kurangnya
perhatian dan pengelolaan yang menarik, membuat keunggulan komparatif
tersebut tidak tergali menjadi lebih bernilai ekonomis. Kegiatan ekonomi

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 14


kreatif sebagai prakarsa dengan pola pemikir cost kecil tetapi memiliki
pangsa pasar yang luas serta diminati masyarakat luas diantaranya usaha
kuliner, assesoris, cetak sablon, bordir dan usaha rakyat kecil seperti
penjual bala-bala, bakso, comro, gehu, batagor, bajigur dan ketoprak.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 15


BAB IV
KOMPONEN-KOMPONEN PEMBENTUK PRODUK

Komponen-komponen pembentuk produk terdiri dari tiga unsur penting, yaitu


sebagai berikut:
1. Komponen Inti Produk
Pada komponen inti produk terbagi menjadi dua jenis. Pertama, bentuk
fisik produk, yang meliputi: bentuk, dimensi, dan ukuran. Kedua, dilihat
dari segi fungsional produk, yang meliputi: performance, dan spesifiksi
teknis.
2. Komponen Pembungkus Produk
Komponen ini meliputi:
a. Nama dan alamat produsen, sebagai bentuk pertanggung jawaban
produsen kepada customer.
b. Keterangan halal, produk yang beredar dipasaran hendaknya
mencantumkan sertifkat halal dari LPPOM MUI dan BPOM.
c. Izin edar, produk yang di pasarkan hendaknya sudah memiliki izin
edar secara resmi sesuai peraturan pemerintah.
d. Kode produksi, produk yang dipasarkan hendaknya memiliki kode
produksi agar dapat menyakinkan costumer bahwa produk tersebut
terjamin keamanannya.
e. Berat bersih, menunjukkan berat bersih atau isibersih dalam
kemasan sebuah produk.
f. Daftar bahan yang digunakan atau komposisi, berkaitan dengan
bahan-bahan yang digunakan dalam produk tersebut.
g. Tanggal kadarluarsa, merupakan hal yang paling penting dalam
sebuah produk, agar konsumen bisa mengetahui lamanya kemasan
tersebut dapat dikonsumsi.
3. Komponen Pendukung Produk
Komponen ini meliputi: (1) Delivery, yaitu proses transaksi barang
dengan pembayaran barang terlebih dahulu, kemudian barang akan
dikirim oleh tim ekspedisi kepada konsumen. (2) Instalansi, yaitu
tempat produksi dari sebuah produk yang terdapat alat/bahan yang
dibutuhkan dari alat yang berat hingga alat-alat kecil lainnya yang

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 16


dibutuhkan. (3)Perbaikan dan perawatan, yaitu menggambarkan
program layanan untuk membantu pelanggan mempertahankan produk
yang dibeli dalam kondisi yang baik. (4) Bentuk layanan lain yang
relevan, yaitu segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen. (5) Suku cadang, yaitu produk
jadi tanpa perubahan bentuk lagi. (6) Jaminan, yaitu tanggung jawab
penghasil produk, apabila barang yang dijual terdapat kesalahan dalam
memproduksinya. Produk dengan jaminan dapat dikembalikan kepada
produsen atau dibawa ke pusat perbaikan untuk diperbaiki, diganti, atau
dikembalikan uangnya.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 17


BAB V
MULTIPLE EFFECT INDUSTRI KREATIF

A. Konsep Multiple
Ismayanti, 2010 mengatakan bahwa proses Multplier effect adalah
proses yang menunjukkan sejauh mana pendapatan nasional akan berubah
efek dari perubahan dalam pengeluaran agregat. Multiplier bertujuan untuk
menerangkan pengaruh dari kenaikan atau kemerosotan dalam
pengeluaran agregat ke atas tingkat keseimbangan dan terutama ke atas
tingkat pendapatan nasional.
Pengukuran multipiler adalah pengaruh pengeluaran tambahan yang
diperkenalkan dalam ilmu ekonomi. Hal tersebut mencakup marginal dari
perubahan rata-rata. Di dalam kasus kepariwisataan (contoh) pengeluaran
tambahan pada suatu daerah dapat berbentuk apa saja, termasuk (a)
pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan yang sedang berkunjung
terhadap barang-barang dan pelayanan, (b) investasi dari luar, (c)
pengeluaran pemerintah, contohnya biaya yang dikeluarkan untuk
infrastruktur, (d) mengekspor barang-barang karena dorongan dari
pariwisata. Belinda, 2013 menyatakan bahwa pengeluaran dapat dianalisa
sebagai berikut:
1. Pengeluaran langsung Dalam kepariwisataan pengeluaran dilakukan
oleh pengunjung pada barang dan pelayanan dalam penginapan,
restoran, toko, fasilitas wisata lainnya yang memproduksi barang wisata
yang akan diekspor atau investasi dalam pariwisata.
2. Pengeluaran tidak langsung Mencakup transaksi inter bisnis yang mana
hasil dari pengeluaran langsung seperti pembelian barang oleh pemilik
toko dari supplier lokal dan pembelian yang dilakukan oleh supplier
lokal dari memborong.
3. Pengeluaran induksi Pengeluaran induksi merupakan peningkatan
pengeluaran konsumen hasil dari pendapatan tambahan pribadi yang
dihasilkan dari pengeluaran langsung.

Nilai multiplier ekonomi merupakan nilai yang menunjukan sejauh mana


pengeluaran wisatawan akan menstimulasi pengeluaran lebih lanjut, sehingga
pada akhirnya meningkatkan aktivitas ekonomi di tingkat lokal. Menurut
terminologi, terdapat tiga efek multiplier, yaitu efek langsung (direct effect),
efek tidak langsung (indirect effect) dan efek lanjutan (induced effect). Ketiga
efek ini digunakan untuk menghitung nilai ekonomi yang selanjutnya
digunakan untuk mengestimasi dampak ekonomi di tingkat lokal. Konsep
multiplier dapat dilihat dari jenis dampak secara langsung, tidak langsung dan
dampak lanjutan yang mempengaruhi akibat dari tambahan pengeluaran
Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 18
pengunjung ke dalam ekonomi lokal atau ekonomi nasional. Meta dalam
Prasetio, 2011 menjelaskan bahwa formula untuk menghitung nilai pengganda
dari pengeluaran wistawan dapat dilakukan dengan cara; (1) Lokal
pendapatan Keynesian Multiplier dimana nilai yang dihasilkan dari pengeluaran
lebih atau pengurangan dari pengeluaran yang digandakan untuk mengetahui
penambahan dan pengurangan pendapatan lokal. Keynesian merupakan
metode terbaik untuk merefleksikan keseluruhan dampak dari pengeluaran
lebih dari ekowisata bahari. (2) Rasio pendapatan multiplier yakni nilai yang
diperoleh dari peningkatan dan penurunan pendapatan langsung dari ekonomi
lokal yang digandakan untuk memperoleh hasil peningkatan dan penurunan
total pendapatan lokal.

B. Dampak Ekonomi

Dampak ekonomi mengacu pada perubahan pemasaran, pendapatan,


lapangan pekerjaan dan lainnya, yang berasal dari kegiatan wisata. Secara
umum pariwisata bertujuan untuk memperoleh manfaat ekonomi, baik
keuntungan untuk industri wisata, pekerjaan bagi komunitas lokal, dan
penerimaan bagi daerah obyek wisata. Pariwisata memiliki pranan penting
karena kegiatan ini menciptakan lapangan pekerjaan di wilayah terpencil
yang pada awalnya hanya merasakan manfaat pembangunan ekonomi yang
rendah dibandingkan wilayah lain yang lebih maju. Belinda, 2013
menjelaskan bahwa dampak terhadap penerimaan devisa dan pendapatan
pemerintah merupakan aspek yang tidak diperhitungkan dalam
menganalisis dampak dari suatu tempat wisata yang relatif kecil. Sehingga
pada tempat-tepat wisata yang relatif kecil. Sehingga pada tempat-tepat
wisata yang relatif kecil atau dalam cakupan sebuah desa, dampak yang
ingin dilihat adalah pada aspek pendapatan masyarakat, kesempatan kerja,
hargaharga, distribusi manfaat, kepemilikan dan kontrol serta
pembangunan di sekitar tempat wisata.
Lebih lanjut Belinda juga menjelaskan bahwa dampak ekonomi dari
kegiatan wisata atau berbagai kegiatan ekonomi dapat dikelompokkan pada
tiga kategori, yaitu dampak langsung (direct), dampak tidak langsung
(indirect), dan dampak lanjutan (induced). Dampak langsung ditimbulkan
dari pengeluaran wisatawan secara langsung, seperti pengeluaran pada
restoran, penginapan, transportasi lokal dan lainnya. Selanjutnya, unit
usaha yang menerima dampak langsung tersebut akan membutuhkan input
(bahan baku dan tenaga kerja) dari sektor lain, dan hal ini akan
menimbulkan dampak tidak langsung (indirect). Selanjutnya jika pada
sektor tersebut mempekerjakan tenaga kerja lokal, pengeluaran dari tenaga
kerja lokal akan menimbulkan dampak lanjutan (induced) di lokasi wisata
tersebut.
Dampak lanjutan (induced) adalah perubahan dalam kegiatan ekonomi
yang dihasilkan dari pengeluaran rumah tangga dari pendapatan yang

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 19


diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari wisata. Misalnya saja
pegawai restoran atau parkir yang didukung secara langsung maupun tidak
langsung oleh kegiatan wisata membelanjakan pendapatan mereka di
daerahnya untuk perumahan, makanan, transportasi, dan kebutuhan
lainnya. Transaksi, pendapatan, dan pekerjaan yang dihasilkan dari
pengeluaran rumah tangga meningkatkan gaji, atau pendapatan pemilik
usaha merupakan dampak lanjutan. Namun jika industri yang memperoleh
dampak langsung mendatangkan input dari luar lokasi wisata maka
perputaran uang tidak menimbulkan dampak tidak langsung tetapi suatu
kebocoran ekonomi (economic leakages). Kebocoran ekonomi wisata
disebabkan oleh uang yang dibelanjakan wisatawan setelah diterima orang-
orang pada transaksi 1, 2, 3 dan seterusnya yang tidak dibelanjakan dan
tidak memberi pengaruh pada kegiatan perekonomian setempat. Menurut
Yoeti, 2008 terdapat beberapa bentuk kebocoran ekonomi wisata itu antara
lain:
1. Sebagian uang yang diterima ditabung (saving) untuk keperluan
berjaga-jaga untuk kebutuhan di waktu yang akan datang.
2. Ada sebagian uang yang diterima itu digunakan untuk membiayai
keperluan impor barang-barang di luar negeri.
3. Ada sebagian uang itu yang dibayarkan kepada orang-orang asing yang
bekerja di sektor pariwisata, setelah diterima langsung ditransfer ke
negara asalnya.
4. Ada sebagian dari uang itu digunakan untuk mengimpor keperluan hotel
di luar negeri.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 20


BAB VI
METODE INDUSTRI KREATIF
(MENGGUNAKAN TEKNIK SWOT)

A. Analisis SWOT
“Menurut Kotler Philip (2008) berpendapat bahwa :ʽʽAnalisis SWOT
adalah bentuk evaluasi yang mempertimbangkan terhadap kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang ada diperusahaan.” Menurut
Gitosudarmo (2000) dan Rahmat 2012, “ Analisis yang dapat mengetahui
Strength, weaknesses, opportunity, dan treath sering disebut analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2008) mengemukakan bahwa “Analisis SWOT untuk
membandingkan antara dari faktor eksternal peluang (opportunities) dan
ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strength) dan
kelemahan (weaknesses).”

Gambar 1 Matrik SWOT


Pada matrik diatas dengan melihat kuadaran diagram SWOT, yaitu:
(Pearce&Robinson, 2008 dalam Rahmat 2012) :
1. Pada sel pertama adalah bawasannya yang menguntungkan pada
industry dalam menghadapi beberapa peluang dan memiliki beberapa
kekuatan yang bertujuan untuk mendukung dalam memanfaatkan
peluang-peluang yang ada.
2. Pada sel kedua, dimana suatu keadaan industri yang sudah diidentifikasi
dari beberapa kekuatan yang ada untuk menghadapi situasi lingkungan
industri yang tidak menguntungkan.
3. Pada sel ketiga, dimana terdapat kondisi lingkungan industri dalam
menghadapi peluang yang ada. Yang terdapat bahwa harus

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 21


menghilangkan kelemahan dan memperbanyak peluang yang
dimunculkan.
4. Pada sel keempat, dimana suatu keadaan situasi yang paling tidak
menguntungkan dimana industri mengalami suatu ancaman besar dari
posisi sumber daya yang lemah. Keadaan situasi ini akan membutuhkan
strategi yang dapat mengurangi atau mengarahkan kembali keadaan
dalam produk atau pasar yang sudah dianalisis melalui analisis SWOT.

B. Tahapan-tahapan pengolahan analisis SWOT:


1. Melakukan hitungan antara skor (a) dan bobot (b) poin pada faktor
serta jumlah total yang dikalikan skor dan bobot ( c =axb) pada
setiap faktor Strength-WeaknessOpportunities-Threath.
2. Selanjutnya melakukan pengurangan antara dari jumlah total faktor
Strength dengan Weakness (d = S-W) dan pada faktor Opportunities
dengan Threath (e = O-T) : maka diperoleh angka (d = x) dan
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara itu
untuk perolehan angka (e = y) dan selanjutnya menjadi nilai atau
titik pada sumbu Y.
3. Mencari keadaan posisi suatu kondisi yang ditunjukan oleh titik (x,y)
pada kuadran SWOT.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 22


BAB VII
SISTEM KERJA INDUSTRI KREATIF

A. Sistem Kerja Industri Kreatif


Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani “system” yang artinya
adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara
teratur untuk mencapai tujuan bersama.Sistem kerja adalah serangkaian
dari beberapa pekerjaan yang berbeda kemudian dipadukan untuk
menghasilkan suatu benda atau jasa yang menghasilkan pelanggan atau
keuntunganperusahaan/organisasi.Sistem kerja melibatkan banyak faktor
manusiadan adanya keterkaitan pola kerja manusia dengan alat atau
mesin, faktor-faktor yang dikombinasikan antara manusia dan alat
tersebut suatu prosedur atau tahapan kerja yang sudah tetap dan di
dokumentasikan sehingga menghasilkan suatu sistem kerja yang
konsisten dan dapat menghasilkan hasil kerja yang berkualitas.Sistem
Kerja adalah suatu kesatuan yang terdiri dari manusia, bahan, mesin,
peralatan dan lingkungan. Keberadaan hal-hal tersebut dalam suatu
sistem adalah karena adanya suatu misi tertentu yang harus dijalankan.

1. Machine Assembling
Definisi assembling adalah perakitan komponen/item akhir pada
satu titik yang terdiri dari sejumlah bagian yang kemudian di satukan
untuk melakukan fungsi tertentu.Pengertian assembling dalam industri
yaitu menggabungkan beberapa komponen baik itu barang jadi maupun
setengah jadi, menjadi suatu produk baru tanpa mengubah bentuk fisik
dan susunan kimiawi komponen-komponen pendukungnya.Contohnya
perusahaan alat listrik, karseri mobil, dll. Pada proses produksinya
perusahaan ini sama sekali tidak mengubah bentuk fisik dan susunan

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 23


kimiawi dari komponen pembentuk produk yang di lakukan adalah
menggabungkan tiap komponen dengan cara yang tepat agar bisa
bekerja sama dengan baik.

2. Marketing
Marketing ialah suatu rangkaian kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan konsumen.Caranya dengan membuat produk,
menentukan harganya, tempat penjualannya dan mempromosikan
produk tersebut kepada para konsumen. Atau definisi marketing yakni
suatu perpaduan antara kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan
untuk bisa mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga
perusahaan bisa mengembangkan produk, harga, pelayanan, dan
melakukan promosi agar kebutuhan konsumen bisa terpenuhi serta
perusahaan mendapatkan sebuah keuntungan. Marketing memang
sangat erat kaitannya dengan kegiatan kehidupan kita sehari-hari
karena objeknya yaitu konsumen. Biasanya kita sebagai konsumen
sering dihadapkan pada beberapa pilihan seperti memilih merek dari
produk tertentu yang hendak kita beli, dimana kita akan membelinya
dan menentukan waktu atau kualitas saat melakukan pembelian.

3. Bussines Comunication
Banyak orang yang tergoda untuk memberi pengertian dari satu
istilah yang terdiri atas dua kata berdasarkan pengertian masing-
masing kata. Tapi biasanya cara merumuskan pengertian seperti itu
tidak menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Kita bisa mengambil
misal untuk pengertian rumah sakit. Bila kita merumuskan pengertian
rumah sakit dengan menjelaskan lebih dulu pengertian rumah sebagai
tempat tinggal dan sakit sebagai keadaan yang tidak baik dialami
manusia, maka bila kita gabungkan dua kata itu menjadi rumah sakit
akan menjadi apa maknanya? Oleh sebab itu, kita berusaha menangkap
makna komunikasi bisnis bukan sebagai paduan makna komunikasi dan
bisnis, melainkan merupakan satu kesatuan yang memiliki makna
khas.Untuk itu, kita mengutip saja penjelasan pakar komunikasi
bisnis.Rosenblatt, et al., (1977:3) mendefinisikan komunikasi bisnis
sebagai “pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi dan
sebagainya yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara
personal atau impersonal melalui simbol-simbol atau sinyal-sinyal untuk
mencapai tujuan organisasi”.Dalam definisi tersebut, bila kita
perhatikan secara seksama, mengandung 6 unsur pokok komunikasi
bisnis, yaitu:
a. bertujuan, berarti komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya sejalan dengan pencapaian tujuan
organisasi/lembaga. Bisa saja tujuan komunikasi tersebut bersifat

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 24


formal atau informal, tapi tidak bersifat sosial kecuali yang sejalan
dengan tujuan utama organisasi/lembaga,
b. pertukaran, kegiatan ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih
yakni komunikator dan komunikan,
c. gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang
bentuknya beragam bergantung tujuan, situasi dan kondisinya,
d. saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka
atau melalui siaran televisi yang menjangkau jutaan orang secara
bersamaan,
e. simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat
dimengerti untuk menyampaikan atau mempertukarkan pesan.
Simbol bisa bersifat positif atau abstrak; sinyal bisa berbentuk verbal
atau nonverbal. Tapi yang terpenting adalah bagaimana pesan yang
disampaikan bisa dimengerti dengan baik,
f. pencapaian tujuan organisasi.

Kita akan memperhatikan pada butir 6, yaitu pencapaian tujuan


organisasi. Kita tentu tahu bahwa setiap organisasi, apa pun bentuknya,
pasti didirikan dengan maksud dan tujuan tertentu yang biasanya
dikemukakan dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART)
organisasi tersebut. Bisa juga dilihat dalam visi dan misi organisasi
tersebut. Begitu juga halnya dengan organisasi bisnis, tentu akan
memiliki tujuan tertentu. Misalnya organisasi bisnis didirikan dengan
tujuan memberikan keuntungan bagi pemegang saham dan
menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.Biasanya tujuan
organisasi bisnis dikategorikan menjadi (a) tujuan produktif dan (b)
tujuan memelihara.
Dengan demikian, dalam komunikasi bisnis, selain kita
memperhatikan tujuan yang hendak dicapai organisasi juga harus
memperhatikan tujuan komunikasi yang akan kita lakukan. Kita ambil
saja rumusan tujuan komunikasi yang paling populer yaitu (a)
menginformasikan, (b) mendidik, (c) menghibur, dan (d)
mempengaruhi. Dalam komunikasi bisnis, tujuan komunikasi tersebut
tentu saja merupakan bagian dari upaya mencapai tujuan organisasi
bisnis. Komunikasi bisnis ini, bisa berlangsung di antara sesama
karyawan/staf satu organisasi bisa juga dengan orang lain yang berada
di luar organisasinya.
Bila komunikasinya merupakan perintah pada bawahan tentu
komunikasi itu berlangsung di lingkungan organisasi.Namun bila ada
pemberitahuan kepada masyarakat luas, tentu komunikasinya
berlangsung dengan orang yang berada di luar
organisasinya.Komunikasi bisnis juga bisa terjadi antara satu organisasi
dengan organisasi lainnya. Satu perusahaan mengirimkan surat pada

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 25


perusahaan pemasoknya, misalnya, merupakan contoh komunikasi
yang berlangsung antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
Komunikasi seperti apa yang diharapkan dilakukan?
Tentu saja komunikasi yang efektif.Komunikasi yang
memungkinkan tercapainya tujuan organisasi.Dalam prosesnya,
komunikasi yang dilakukan itu bisa saja tujuannya menginformasikan,
mendidik, menghibur atau mempengaruhi.Manakala si karyawan tadi
menjelaskan produk yang dihasilkan organisasinya dia sedang
melakukan komunikasi yang tujuannya menginformasikan.Saat si
karyawan mendapatkan penjelasan dari atasannya bagaimana perilaku
yang diharapkan organisasi maka tujuan komunikasi itu adalah
mendidik. Saat si karyawan bersama karyawan lain menikmati makan
siang sambil bertukar cerita lucu, maka tujuan komunikasinya adalah
menghibur.
Namun saat si karyawan berusaha mempengaruhi pengambilan
keputusan kliennya agar menggunakan produk organisasinya maka
komunikasinya jelas bertujuan mempengaruhi. Ada pun bentuk
komunikasi bisnis yang dilangsungkan pada umumnya bisa
dikategorikan seperti berikut ini:
a. Komunikasi dari atasan pada bawahan (downward communications)
yang merupakan penyampaian pesan dari orang yang dalam hierarki
organisasi lebih tinggi pada orang yang menjadi bawahannya.
Biasanya komunikasi seperti ini bersifat instruksi atau perintah.
b. Komunikasi dari bawahan pada atasan (upward communications)
yang merupakan kebalikan dari komunikasi pada butir a. Di sini
orang yang lebih rendah posisinya dalam hierarki organisasi
menyampaikan gagasan atau umpan-balik pada atasannya. Biasanya
berupa usulan, saran atau masukan. Pada beberapa organisasi,
dengan pendekatan manajemen partisipatif, banyak pimpinan
mendapatkan gagasan yang baik dari bawahannya melalui
komunikasi seperti ini.
c. Komunikasi pada sesama (sideways communications) yang
merupakan proses komunikasi yang berlangsung di antara orang
yang sama kedudukannya dalam hierarki organisasi seperti
komunikasi di antara sesama manajer, sesama supervisor atau
sesama karyawan. Komunikasi seperti ini biasanya berlangsung
dalam bentuk koordinasi misalnya antara bagian keuangan dengan
bagian SDM.
d. Komunikasi multisaluran (multichannel communications) yang
merupakan komunikasi yang berlangsung dengan menggunakan
berbagai saluran di antara orang dari berbagai jenjang jabatan.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka
saluran komunikasi menjadi begitu beragam. Bukan hanya dalam
bentuk tertulis seperti nota atau memo dan telepon tapi juga bisa
Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 26
dalam bentuk video-conference, memanfaatkan fasilitas messenger
atau berkirim SMS.
Sedangkan kegiatan komunikasinya sendiri dapat dilakukan
dalam wujud kegiatan seperti:
a. Briefing, yang memungkinkan berlangsung komunikasi antara ketua
tim atau para manajer dengan para stafnya. Pada banyak organisasi,
briefingini dilakukan setiap hari atau seminggu sekali.
b. Rapat, yang dilakukan untuk berkomunikasi dengan suasana yang
relatif formal.
c. Komunikasi tatap-muka, yang bisa menjadi ruang untuk terjadinya
pertukaran gagasan dan informasi secara santai dan informasi.

B. Metode Kerja Industri Kreatif

Metode kerja adalah cara kerja yang standar dan efektif akan
meningkatkan produktivitas perusahaan, baik itu produktivitas produksi
maupun produktivitas kerja karyawan berupa kerja dengan penyelesaian
pekerjaan yang tepat waktu tanpa menghilangkan faktor kualitas kerja
dan kualitas produk, jika pekerjaan tersebut menghasilkan produk.Setiap
metode kerja, umumnya dilakukan atau dibuat oleh orang yang terdapat
pada area tersebut, seperti pengawas maupun supervisor atau level di
atasnya, yang kemudian di lakukan menjadi standar operasional kerja.

1. Proses Kemitraan
Kemitraan dilihat dari perspektif etimologis diadaptasi dari kata
partnership, dan berasal dari akar kata partner. Partner dapat
diterjemahkan “pasangan, jodoh, sekutu, atau kampanyon”. Makna
partnership yang diterjemahkan menjadi persekutuan atau perkongsian.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 27


Bertolak dari sini maka kemitraan dapat dimaknai sebagai bentuk
persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan
kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan
dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang
usaha tertentu, atau tujuan tertentu, sehingga dapat memperoleh hasil
yang baik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata mitra adalah
teman, kawan kerja, rekan. Sementara kemitraan artinya perihal
hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Hafsah menjelaskan
pengertian kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh
dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan.Karena merupakan strategi bisnis maka keberhasilan
kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang
bermitra dalma menjalanan etika bisnis. Hal demikian sesuai dengan
pendapat Ian Linton yang mengatakan bahwa Kemitraan adalah sebuah
cara melakukan bisnis di mana pemasok dan pelanggan berniaga satu
sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama.
Prinsip-Prinsip Kemitraan, Wibisono merumuskan tiga prinsip
penting dalam kemitraan, yaitu:
a. Kesetaraan atau keseimbangan (equity).Pendekatannya bukan top
down atau bottom up, bukan juga berdasarkan kekuasaan semata,
namun hubungan yang saling menghormati, saling menghargai dan
saling percaya. Untuk menghindari antagonisme perlu dibangun rasa
saling percaya. Kesetaraan meliputi adanya penghargaan, kewajiban,
dan ikatan.
b. Transparansi. Transparansi diperlukan untuk menghindari rasa saling
curiga antar mitra kerja. Meliputi transparansi pengelolaan informasi
dan transparansi pengelolaan keuangan.
c. Saling menguntungkan.Suatu kemitraan harus membawa manfaat
bagi semua pihak yang terlibat.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan secara


lebih konkrit adalah:
a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat;
b. Meningkatkan nilai tambah bagi pelaku kemitraan;
c. Meningkatkan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil;
d. Meningkatkan pertumbuahan ekonomi pedesaan,wilayah dan
nasional;
e. Memperluas lapangan kerja;
f. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 28


Dalam proses implementasinya, kemitraan yang dijalankan tidak
selamanya idealkarena dalam pelaksanaannya kemitraan yang
dilakukan didasarkan pada kepentingan pihak yang bermitra.Menurut
Wibisono, Kemitraan yang dilakukan antara perusahaan dengan
pemerintah maupun komunitas/masyarakat dapat mengarah pada
tiga pola, diantaranya:
a. Pola kemitraan kontra produktif
Pola ini akan terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola
konvensional yang hanya mengutamakan kepentingan
shareholdersyaitu mengejar profit sebesar-besarnya. Fokus
perhatian perusahaan memang lebih bertumpu pada bagaimana
perusahaan bisa meraup keuntungan secara maksimal, sementara
hubungan dengan pemerintah dan komunitas atau masyarakat
hanya sekedar pemanis belaka. Perusahaan berjalan dengan
targetnya sendiri, pemerintah juga tidak ambil peduli, sedangkan
masyarakat tidak memiliki akses apapun kepada perusahaan.
Hubungan ini hanya menguntungkan beberapa oknum saja,
misalnya oknum aparat pemerintah atau preman ditengah
masyarakat. Biasanya, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
hanyalah digunakan untuk memelihara orang-orang tertentu saja.
Hal ini dipahami, bahwa bagi perusahaan yang penting adalah
keamanan dalam jangka pendek.

b. Pola Kemitraan Semiproduktif


Dalam skenario ini pemerintah dan komunitas atau masyarakat
dianggap sebagai obyek dan masalah diluar perusahaan.
Perusahaan tidak tahu program-program pemerintah, pemerintah
juga tidak memberikan iklim yang kondusif kepada dunia usaha
dan masyarakat bersifat pasif. Pola kemitraan ini masih mengacu
pada kepentingan jangka pendek dan belum atau tidak
menimbulkan sense of belongingdi pihak masyarakat dan low
benefitdipihak pemerintah. Kerjasama lebih mengedepankan aspek
karitatif atau public relation,dimana pemerintah dan komunitas
atau masyarakat masih lebih dianggap sebagai objek. Dengan kata
lain, kemitraan masih belum strategis dan masih mengedepankan
kepentingan sendiri (self interest) perusahaan, bukan kepentingan
bersama (commont interest) antara perusahaan dengan mitranya.

c. Pola Kemitraan Produktif


Pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai subyek dan dalam
paradigma commont interest.Prinsip simbiosis mutualisme sangat
kental pada pola ini. Perusahaan mempunyai kepedulian sosial dan
lingkungan yang tinggi, pemerintah memberikan iklim yang
kondusif bagi dunia usaha dan masyarakat memberikan dukungan
Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 29
positif kepada perusahaan. Bahkan bisa jadi mitra dilibatkan pada
pola hubungan resourced based patnership,dimana mitra diberi
kesempatan menjadi bagian dari shareholders. Sebagai contoh,
mitra memperoleh saham melalui stock ownershipProgram.
2. Visi Strategi
3. Budaya
4. Memimpin/mengelola
5. Proses bisnis/orang
6. Isi, struktur dan sistem,
7. Hasil-hasil pelanggan,
8. Pelanggan
9. Hubungan kerjasama,
10. Reportase

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 30


BAB VIII
JEJARING KERJASAMA

A. Mengenal Budaya Jejaring Industri Kreatif

Budaya dan ekonomi kreatif bisa saling mengisi dan menghidupi.


Indonesia telah memiliki cetak biru pengembangan ekonomi kreatif yang
dituangkan dalam Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009 Tentang
Pengembangan Ekonomi Kreatif. Di dalam Inpres tersebut memuat 14
subsektor yang masuk di dalam ekonomi kreatif, yaitu periklanan,
arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion, film –
video - fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan,
penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan
televisi, serta riset dan pengembangan.
Dalam upaya pengembangan kebudayaan yang menggandeng
industri kreatif Indonesia, telah disusun kebijakan dan program yang berisi
antara lain keseimbangan antara pelestarian dan pengembangan,
menjamin keragaman unsur kebudayaan, keterpaduan antara pembinaan,
pengelolaan dan pemanfaatan, pengembangan sumber daya manusia
inovatif, perlindungan hak kekayaan intelektual, dan penciptaan jejaring
antarpelaku industri budaya. Sedangkan program yang telah dirancang
berisi pengembangan nilai budaya, pengelolaan keragaman budaya,
pengelolaan kekayaan budaya, dan pengembangan industri budaya.
Perlu ditegaskan bahwa ekonomi berbasis kreativitas bukan menjual seni
dan budaya, tetapi mengenalkan sambil melestarikan nilai-nilai luhur yang
ada di dalamnya. Bila melihat 14 subsektor yang ada dalam ekonomi
kreatif, tentunya ada banyak kolaborasi yang bisa terwujud antara seni
budaya dan subsektor-subsektor tersebut di atas. Sebagai contoh, melalui
seni pertunjukan yang sudah dilakukan oleh banyak pihak, baik
pemerintah dan swasta, dengan membawa kesenian tradisional ke
mancanegara. Begitu pula dalam periklanan banyak merek yang membuat
iklan dengan menampilkan kekayaan budaya dan keindahan alam negara
ini.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 31


Industri kreatif berbasis budaya merupakan produk pelestarian
budaya yang berpotensi untuk menarik wisatawan dan dapat secara
langsung dikemas menjadi paket wisata yang sangat khas bagi suatu
daerah atau wilayah. Dengan kekhasannya tersebut, maka jati diri
masyarakat dari tempat tersebut akan sangat nyata dan dapat dengan
mudah dikenal. Masing-masing destinasi akan memiliki penanda (icon)
yang khas dan menjadi jati diri bagi daerah tersebut yang dapat
digunakan dalam berbagai sektor perekonomian, misalnya perdagangan,
industri, investasi, dan pariwisata.
Salah satu contoh fenomena yang bisa dikatakan sukses dalam
memadukan kreativitas dan budaya adalah yang terjadi di kota Bali dan
Yogyakarta. Di dua kota tersebut para pelaku usaha di bisnis clothing
mampu menjadikan simbol-simbol budaya yang dituangkan dalam desain
kaus menjadi semacam oleh-oleh khas. Tentu saja, hal tersebut bisa
dilakukan juga di kota-kota lainnya. Apalagi, kreativitas berbasis budaya
bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Potensi ekspor Indonesia bisa saja naik dan bisa saja turun. Ketika
nilai ekspor turun, perekonomian sebaiknya memaksimalkan sector
ekonomi domestik. Industri kreatif dapat mengisi pasar domestik dengan
hasil yang berkualitas sama atau lebih baik dengan produk impor. Industri
kreatif berbasis jasa seperti musik dan piranti lunak, dapat didistribusikan
secara digital sehingga dapat menghemat operasional yang berkaitan
dengan infrastruktur fisik.
Penduduk yang banyak, sejalan dengan keanekaragaman budaya dan
kultur dari masyarakat Indonesia. Promosi-promosi budaya di Indonesia
terkadang terkendala pada kesulitan mencari pemirsa, baik pribumi
maupun para turis mancanegara. Salah satu alasan sulitnya mencari
pemirsa, ialah sajian yang terlalu tradisionil.
Bagi para pelaku industri kreatif, keragaman sosial dan budaya dapat
menjadi sumber kreasi dan inovasi karena dapat memberikan suatu
gagasan dan hasil tontonan pagelaran budaya dengan lebih modern dan
kontemporer serta sarat kepopuleran, seperti desainer, arsitek, pagelaran
musik, dan pentas pagelaran perupa.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 32


Usaha untuk tetap meregenerasi warisan budaya kepada generasi
muda tetap harus selalu digalakan dan pemanfaatan kearifan serta
warisan budaya ini juga butuh kerjasama antara stakeholder seperti
pemerintah pusat dan daerah serta pelaku industri kreatif, sehingga
kelestarian warisan budaya dapat terjamin dan tetap menjadi sesuatu
yang dapat dinikmati Bangsa Indonesia.
Pemerintah haruslah memiliki kepekaan dan apresiasi terhadap
aspirasi rakyat. Memahami bahwa di dalam membangun insan Indonesia
yang cerdas tidak dapat dijalankan hanya dalam jangka pendek, karena
pembangunan kecerdasan berarti ada proses pembelajaran, pemuliaan
dan pengkayaan. Untuk itu aktor pemerintah harus dapat menempatkan
birokrasi secara proporsional, transparan dengan semangat mencapai
interaksi yang sejajar. Peran utama Pemerintah dalam pengembangan
industri kreatif adalah:

1. Katalisator, fasilitator dan advokasi yang memberi rangsangan,


tantangan, dorongan, agar ide-ide bisnis bergerak ke tingkat
kompetensi yang lebih tinggi. Tidak selamanya dukungan itu haruslah
berupa bantuan finansial, insentif ataupun proteksi, tetapi dapat juga
berupa komitmen pemerintah untuk menggunakan kekuatan politiknya
dengan proporsional dan dengan memberikan pelayanan administrasi
publik dengan baik;
2. Regulator yang menghasilkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan people, industri, insititusi, intermediasi, sumber daya, dan
teknologi. Pemerintah dapat mempercepat perkembangan industri
kreatif jika pemerintah mampu membuat kebijakan-kebijakan yang
menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi industri kreatif. Pemerintah
juga harus mengatur bahwa kebijakan yang telah dikeluarkan
dijalankan dengan baik.
3. Konsumen, investor bahkan entrepreneur. Pemerintah sebagai investor
harus dapat memberdayakan asset negara untuk menjadi produktif
dalam lingkup industri kreatif dan bertanggung jawab terhadap
investasi infrastruktur industri. Sebagai konsumen, pemerintah perlu
merevitalisasi kebijakan procurement yang dimiliki, dengan prioritas

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 33


penggunaan produk-produk kreatif. Sebagai entrepreneur, pemerintah
secara tidak langsung memiliki otoritas terhadap badan usaha milik
pemerintah (BUMN).
4. Urban planner. Kreativitas akan tumbuh dengan subur di kota kota
yang memiliki iklim kreatif. Agar pengembangan ekonomi kreatif ini
berjalan dengan baik, maka perlu diciptakan kota-kota kreatif di
Indonesia. Pemerintah memiliki peran sentral dalam penciptaan kota
kreatif (creative city), yang mampu mengakumulasi dan
mengkonsentrasikan energi dari individu-individu kreatif menjadi
magnet yang menarik minat individu/perusahaan untuk membuka
usaha di Indonesia. Ini bisa terjadi karena inidividu/perusahaan
tersebut merasa yakin bisa berinvestasi secara serius (jangka panjang)
di kota-kota itu, karena melihat adanya potensi suplai SDM yang
berpengetahuan tinggi yang bersirkulasi aktif di dalam daerah itu.
Sebagai contoh, seperti Silicon Valley di San Jose Amerika, Mumbai,
Bangalore di India, Shanghai di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) adalah
kota-kota yang sudah dijuluki sebagai kota kreatif. Banyak kota-kota di
Indonesia yang memiliki energi yang cukup untuk dijadikan kandidat
kota kreatif seperti kota Bandung, Kota Jakarta, Kota Semarang, dan
sebagainya.

B. Mengembangkan Budaya Jejaring Kerjasama Menuju Industri Kreatif

Creative and Cultural Industries, berkaitan dengan sektor-sektor


usaha kreatif yang berbasis kreativitas. Sektor usaha kreatif adalah
kombinasi antara seni, bisnis, budaya dan teknologi yang dapat
meningkatkan kesejahteraan dan penyerapan lapangan kerja bagi banyak
orang. Sektor tersebut dalam jangka panjang dapat menjadi leading
sectoruntuk pengembangan ekonomi perkotaan.
Dalam jangka pendek. Program yang dapat dilaksanakan adalah
Creative Cultural Industrial Project, yaitu program untuk mengembangkan,
melestarikan, dan komersialisasi berbagai produk budaya dan produk
kreatif. Melalui program ini akan dioptimalkan berbagai produk kreatif dari
berbagai sektor usaha kreatif yang potensial untuk dikembangkan.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 34


Kekayaan budaya dan keragaman produk harus terpelihara dan
termanfaatkan secara optimal sebagai modal dasar pertumbuhan kota.
Untuk itu melalui program Creative Cultural Industries Project, dilakukan
identifikasi yang seksama dan standardisasi produk kreatif untuk
selanjutnya dilakukan pemberian paten.
Dalam jangka menengah, program Creative Human Resources
Development Projects perlu untuk dikedepankan. Tujuannya adalah untuk
menyediakan SDM yang handal dan berkelanjutan. SDM Kreatif adalah
mata rantai keberlangsungan industri kreatif yang tidak boleh hilang. Oleh
karena itu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
SDM tersebut mutlak harus dilakukan. Untuk memenuhi kebutuhan SDM
kreatif, salah satu caranya adalah dengan melakukan induksi sarjana
kreatif. Hal ini dimaksudkan untuk melatih kemampuan sarjana sebagai
inovator dan inventor produk kreatif. Selain itu perlu juga dilakukan
benchmarking SDM kreatif dengan luar negeri. Caranya adalah dengan
meningkatkan akses internasional pengembangan SDM kreatif.
Creative Hubs and Districts Creative hubs adalah kreatifitas yang
dimanifestasikan dalam bentuk yang spesifik seperti komplek bangunan,
dan lingkungan kreatif lainnya. Sektor dan aktivitas kreatiBf seringkali
terlihat dari cluster yang teridentifikasi pada wilayah tertentu. Creative
hubs biasanya dibentuk dari mengelompoknya sebuah 16 interdependesi
dan interkoneksitas antara bisnis, institusi, tempat dan sumber daya
kultural. Sedangkan Creative Districts adalah sebuah tempat dimana
keragaman, keotentikan, dan konektivitas aktivitas bersatu dalam satu
wilayah yang menghasilkan aktifitas kreatif.Dalam jangka pendek,
program yang berkaitan dengan creative hubs and districts adalah
Creative District Projects. Program ini dimaksudkan untuk
mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri kreatif. Di tingkat
kelurahan, perlu di kembangkan sebuah pusat kegiatan atau produk
kreatif. Selain itu pusat-pusat kebudayaan juga perlu dipelihara dan
dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan kreatifitas. Sarana dan
prasarana juga perlu disediakan sehingga mudah diakses dan
dimanfaatkan untuk mengembangkan produk dan kegiatan kreatif..
Pemanfaatan teknologi internet, peningkatan teknologi proses usaha
Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 35
kreatif serta pembentukan pusat inovasi bagi UKM kreatif adalah hal yang
dapat dilakukan untuk mendukung program ini. Selain itu kerjasama
dengan perguruan tinggi untuk mendukung kemajuan dan akselerasi
sektor usaha kreatif juga perlu dilakukan. Diantaranya dalam bidang
penelitian dan pengembangan sumber daya alternatif yang mendukung
sektor kreatif. Dalam jangka panjang program Creative Local Natural
Resources Project perlu dilakukan. Program ini adalah memberdayakan
secara optimal sumber daya pasokan lokal untuk mendukung
pertumbuhan sektor kreatif. Dengan demikian dalam jangka panjang akan
banyak nilai tambah yang dihasilkan dari pengembangan potensi lokal
tersebut.
Creative Regulation Creative Regulation adalah bidang yang berkaitan
dengan aspek regulasi yang mendukung perkembangan dan pertumbuhan
produk dan kegiatan kreatif. Aspek ini merupakan seperangkan kebijakan
yang harus ada yang akan menjadi koridor bagi pertumbuhan kreatifitas.
Program jangka pendek yang harus dilakukan adalah Creative Regulation
Design Project, yaitu program penyusunan landasan hukum kota kreatif
dan penyusunan rencana strategis pengembangan wilayah yang
terintegrasi dengan sektor usaha kreatif. Produk dari program ini adalah
tersusunnya payung hukum pencanangan kota kreatif dan dokumen
rencana strategis kota kreatif.
Dalam jangka menengah, perlu dilakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan peraturan dan kebijakan yang telah disusun. Selain itu juga
perlu adanya perlindungan dan advokasi hukum bagi usaha kreatif. Semua
kegiatan tersebut tercakup dalam program Creative Evaluation of
Regulation Projects. Dalam jangka panjang perlu di tekankan adanya
penguatan jaminan kepastian hukum yang merupakan inti dari program
Creative Law Enforcement Projects. Tujuan dari program ini adalah adanya
kepastian hukum pelaksanaan regulasi kota kreatif.

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 36


DAFTAR PUSTAKA

___________. https://digilib.unila.ac.id/10920/6/BAB%20II.pdf

___________.
https://books.google.co.id/books?id=1qFLDwAAQBAJ&pg=PA95&dq
=Budaya+jejaring+industri+kreatif&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjjyL
_8rKHnAhVLb30KHTwSAJgQ6AEIMjAB#v=onepage&q=Budaya%20j
ejaring%20industri%20kreatif&f=false

Ramli, Rizal. 2009. Pembaharuan dan Pemberdayaan, Permasalahan, Kritik,


dan Gagasan Menuju Indonesia Masa Depan.( Jakarta : UI Pers).

Fiske, J. (2004). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar


Paling
Komprehensif.(Terjemahan Yosal Iriantara dan Idi Subandy
Ibrahim). Yogyakarta: Jalasutera.

Fitriawati, Mia.
https://repository.unikom.ac.id/56645/1/APB_Materi%20Analisis%20Proses%
20Bisnis.pdf

Kotler, Philip dan Gary Armstrong.Dasar-Dasar Pemasaran.Jilid 1. Alih Bahasa


:

Alexander Sindoro. Jakarta. Prenhalindo. 1997.hal 235.

Muhammad Ekka Januar Akbar. 2018. Perancangan dan Analisis dari


Automation
Gasket Assembling Machine untuk Pengurangan Jumlah Tenaga
Kerja.JurnalElectrical Engineering Study Program.Vol. 3.No. 1. Hal
50-58.

N. Fajria. (2014). http://eprints.polsri.ac.id/669/3/BAB%20II.pdf

Suryana, Ekonomi Kreatif : Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang, (Jakarta:


Salemba Empat, 2013), hal 96

Yunita, Erma. (2010). http://repository.uin-


suska.ac.id/11187/1/2010_201072KOM.pdf

Pendidikan Keterampilan Industri Kreatuf | 37

Anda mungkin juga menyukai