MAKALAH
PENGELOLAAN BIMBINGAN BELAJAR
“ Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Bimbingan Belajar”
Diajukan sebagai tugas Pengelolaan Bimbingan Belajar yang dibimbing oleh :
Leny Suryaning Astutik, M.Pd.
DISUSUN OLEH
1. Aldiza Sakti Kurniastuti ( 19186206041 )
2. PianaAnggraini ( 19186206047 )
3. Bambang Tedi S ( 19186206064 )
Dengan rahmat dan puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karna berkat rahmat dan karunia-Nya Makalah Pengelolaan Bimbingan Belajar ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan Makalah Pengelolaan Bimbingan Belajar ini sesuai dengan rencana dan
target yang telah ditentukan.
Kami menyadari di dalam Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata kami mengharapkan Makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Maka dari itu, yang membuat kita harus belajar untuk membuat hasil yang menarik
dan mengesankan ketika kita membaca sebuah makalah. Di luar itu, penulis sebagai manusia
biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala
kerendahan hati kami selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaatnya untuk masyarakat luas.
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1.Latar Belakang...............................................................................................................
1.2.Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3.Tujuan Makalah.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Karakteristik Sumber Daya Manusia yang Dibutuhkan Pembelajaran.........................
2.2 Cara Merekrut Pegawai.................................................................................................
2.3 Kriteria Pengajar atau Tentor Handal............................................................................
2.4 Problematika Pengajar/Tentor.......................................................................................
2.5 Problematika Siswa.......................................................................................................
2.6 Problematika Karyawan dan lain-lain...........................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1.Kesimpulan....................................................................................................................
3.2.Saran..............................................................................................................................
DAFTARPUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TujuanPenulisan
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Karakteristik Sumber Daya Manusia yang
Dibutuhkan Pembelajaran
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Cara Merekrut Pegawai
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Kriteria Pengajar atau Tentor Handal
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Problematika Pengajar/Tentor
5. Untuk Mengetahui dan Memahami Problematika Siswa
6. Untuk Mengetahui dan Memahami Problematika Karyawan
BAB II
PEMBAHASAN
(a) Memiliki kemampuan dalam menguasai keahlian dalam suatu bidang yang berkaitan
dengan iptek,
(b) Mampu bekerja secara profesional dengan orientasi mutu dan keunggulan, dan
(c) Dapat menghasilkan karya-karya unggul yang mampu bersaing secara global sebagai
hasil dari keahlian dan profesionalitasnya (Suyanto & Abbas, 2001).
Dilengkapi oleh Tilaar dalam Suyanto & Abbas (2001) yang memberikan empat
ciri utama agar seorang guru terkelompok ke dalam guru yang profesional. Masing-
masing adalah :
(1) Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang (mature and developing
personality),
(3) Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, dan
9. Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu (Suyanto & Abbas, 2001)
a. Untuk menetapkan kebutuhan rekrutmen sekolah masa sekarang dan yang akan
datang hubungannya dengan perencanaan SDMdan job analysis.
b. Untuk meningkatkan sejumlah calon tenaga pendidik dan kependidikan dengan biaya
minimum.
c. Untuk membantu meningkatkan angka keberhasilan dari proses seleksidengan
menurunkan sejumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu rendah
(underqualified) atau bermutu terlalu tinggi (overqualified) dengan jelas.
d. Untuk membantu menurunkan kemungkinan tenaga pendidik dan kependidikan yang
setelah direkrut dan diseleksi, akan hengkang dari sekolah setelah beberapa saat
kemudian.
e. Untuk memenuhi tanggung jawab sekolah bagi program tindakan persetujuan dan
hukum lain serta kewajiban sosial yang berurusan dengan komposisi tenaga pendidik
dan kependidikan.
f. Untuk mengawali identifikasi dan menyiapkan tenaga pendidik dan kependidikan
potensial yang akan menjadi calon tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai.
g. Untuk meningkatkan keefektifan sekolah dan individu dalam jangka pendek dan
panjang.
h. Untuk mengevaluasi keefektifan teknik dan pencarian rekrutmen yang beragam dari
semua jenis tenaga pendidik dan kependidikan.
Dalam dunia pendidikan, rekrutmen atau penarikan calon pegawai disebut dengan
istilah sistem rekrutmen guru ( tenaga pendidik dan kependidikan). Untuk memperoleh
guru yang berkualitas baik ( sebagai pendidik, pengajar, pemimpin ), maka dalam sistem
perekrutan guru harus melalui beberapa tahapan seleksi, yaitu : seleksi adminitrasi,
wawancara, tes praktik mengajar (guru), pembinaan, orientasi dan penempatan.
Setiap lembaga harus mampu menempatkan pegawainya pada posisi yang tepat.
Artinya, tempatkan mereka pada posisi yang sesuai dengan ketrampilan masing-masing.
Ketidaktepatan menempatkan posisi pegawai akan menyebabkan pekerjaan menjadi
kurang lancar dan tidak dapat memperolehhasilyang maksimal. Disamping itu, semangat
dan kegairahan kerja pegawai akan menurun. Karena sesungguhnya masalah
menempatkan pegawai pada posisi yang tepat merupakan faktor yang sangat penting
dalam usaha membangkitkan semangat dan kegairahan kerja. Begitu pula halnya dalam
lembaga pendidikan, kepala sekolah harus mampu menempatkan posisi calon tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan yang baru direkrut sesuai dengan kebutuhan dan
ketrampilan serta bakat yang dimilikinya agar pegawai baru tersebut dapat bekerja
dengan maksimal dan usaha perekrutan menjadi efektif.
Dari berbagai uraian tentang tenaga pendidik dan kependidikan, rekrutmen dan
strategi, maka yang dimaksud dengan strategi rekrutmen tenaga pendidikdan
kependidikan adalah taktik atau cara sekolah/lembaga pendidikan untuk menarik/mencari
dan menyeleksi calon tenaga pendidik dan kependidikan yang jujur, amanah, bertanggung
jawab, berakhlak mulia dan berprestasi baik sehingga sekolah dapat memperoleh orang-
orang atau tenaga pendidik dan kependidikan yang paling sesuai dengan kebutuhan kerja
yang ada dan sejalan dengan visi dan misi sekolah/lembaga pendidikan tersebut, hal ini
sangat sesuai dengan ajaran agama Islam.
Strategi yang digunakan dalam merekrut tenaga pendidik dan kependidikan yang
baik harus dapat mengidentifikasi bagaimana pegawai akan di rekrut, darimana mereka
berasal dan kapan mereka harus direkrut calonJadi tenaga ada beberapa tahapan yang
perlu diperhatikan dalam pendidik dan kependidikan, yaitu: perencanaan dananalisis
kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan,seleksi administratif, wawancara, tes
praktik mengajar (guru), serta pembinaan, orientasi dan penempatan pegawai yang
diterima harus sesuai dengan kebutuhan lembaga dan kompetensi yang dimilikinya.
Ada tujuh macam sifat yang harus dimiliki oleh seorang pengajar atau tentor handal :
Penguasaan terhadap materi pelajaran merupakan harga mutlak bagi seorang guru ahli.
Penguasaan terhadap materi pelajaran itu bisa diperoleh seorang guru melalui proses
pendidikannya secara formal di perguruan tinggi, di kursus-kursus, di pelatihan atau
melalui bacaan-bacaan yang terkait dengan materi pelajaran yang diampunya.
Pedagogi yang dimaksud disini adalah pedagogi secara umum. Secara umum,
Pedagogi itu mencakup banyak hal. Diantaranya adalah ilmu tentang bagaimana
seorang guru memotivasi muridnya, mengelola murid-muridnya di dalam kelas,
bagaimana merancang dan mengadministrasikan tes.
Salah satunya adalah menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Dari kompetensi inti pedagogik
yang pertama ini dikembangkan empat macam kompetensi, yaitu: 1) Memahami
karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-
emosional, moral, spiritual dan latar belakang sosial budaya, 2) Mengidentifikasi
potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu, 3) Mengidentifikasi bekal
ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu, dan 4) Mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu
Seorang guru ahli harus menguasai pedagogi atau ilmu mengajar yang khusus
berkaitan dengan mata pelajaran yang diampunya yakni ilmu tentang bagaimana cara
mengajarkan materi pelajaran yang diampunya.
Di dalam sistem pendidikan nasional, syarat pengajar yang ketiga ini sama dengan
kompetensi pedagogi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Salah satu kompetensi
inti dalam aspek pedagogik, yang harus dikuasai oleh guru mata pelajaran di SD/MI,
SMP/M.Ts, SMA/MA dan SMK/MAK, adalah menguasai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik. Ini merupakan kompetensi ini yang kedua dalam
aspek pedagogik. Kompetensi inti ini dikembangkan menjadi dua macam. Yaitu : 1)
Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 2) Menerapkan berbagai pendekatan,
strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.
Seorang guru ahli itu memiliki pengetahuan yang terorganisir dengan baik. Hal inilah
yang membedakan antara seorang guru ahli dan guru bukan ahli Pengetahuan guru ahli
lebih terintegrasi dari pada pengetahuan guru bukan ahli. Pendapat ini didukung oleh
hasil penelitian terhadap lesson plan guru. Di dalam lesson plan itu tampak terintegrasi
antara materi pelajaran dengan metodologi pengajaran.
5. Memiliki pengetahuan tentang konteks sosial dan konteks politik tempat dia bertugas,
Seorang guru ahli harus memiliki pengetahuan tentang konteks sosial dan politik
tempat mereka mengajar. Murid-murid yang ada di kelas itu pasti mempunyai
keanekaragaman. Mereka akan mempunyai latar belakang yang berbeda; sosial,
politik, ekonomi, budaya dan agama. Mereka juga pasti mempunyai tingkat kecerdasan
yangn berbeda pula. Motivasi, minat dan bakatnya sudah pasti berbeda pula. Itulah
konteks sosial, politik dan budaya yang dihadapi guru di lapangan. Meskipun
demikian, mereka adalah murid-murid yang secara hukum memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan yang layak. Harus diingat oleh guru bahwa mendapatkan
pendidikan yang layak merupakan hak setiap warga negara yang dijamin oleh undang-
undang Republik ini (UndangUndang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1)
Seorang guru ahli itu bertindak secara efisien dalam menyelesaikan masalah. Dalam
menjalani aktivitas pendidikan, seorang guru pasti akan menemukan berbagai
permasalahan. Suka atau tidak suka, permasalahan itu akan datang dan timbul silih
berganti. Dalam hal ini, bukan persoalan suka atau tidak suka. Ketika dihadapkan
dengan permasalahan dalam pendidikan, seorang guru harus mengerahkan segenap
upaya untuk mengatasi dan menyelesaikannya. Tentunya, penyelesaian masalah yang
diinginkan adalah penyelesaian masalah yang tepat sasaran dan tepat waktu, tidak
berlarut-larut dan tidak terkesan asal-asalan. Masalah pendidikan harus segera
diselesaikan oleh seorang guru dengan cepat, tepat, efektif dan efisien
Ketika menyelesaikan masalah, seorang guru ahli itu menggunakan pemikiran dan
penalaran yang kreatif. Ketika suatu masalah timbul, seorang guru akan mendeteksi
dan mengidentifikasi masalah itu. Dengan cara ini, seorang guru akan memahami
karakteristik suatu masalah. Setelah mengetahui karakteristik masalah, seorang guru
akan mencoba mencari solusi untuk menyelesaikannya.
Pengelolaan kelas merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh pengajar atau
tentor dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah suatau usaha yang dilakukan oleh
pengajar untuk menciptakan, memelihara, dan mengembangkan iklim belajar yang
kondusif. Suasana kelas yang kondusif akan dapat mengantarkan siswanya pada
prestasi akademik maupun nonakademik. Adapaun ciri-ciri kelas yang kondusif, yaitu:
tenang, dinamis, tertib, suasana saling menghargai, saling mendorong, kreativitas
tinggi, persaudaraan yang kuat, berinteraksi dengan baik, dan bersaing sehat untuk
kemajuan.Sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai secara efektif
dan efesien.
Adapun permasalahan yang terjadi di dalam pengelolaan kelas itu dikarenakan adanya
berbagai macam karakteristik atau tingkah laku yang bervariasi dari peserta didik.
Menurut Made Pidarta, masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan
perilaku peserta didik adalah:
Menurut Syaiful Bahri Djamarah “Metode adalah cara atau siasat yang diperlukan
dalam pengajaran, sebagai strategi, metode memperlancar kearah pencapaian tujuan
pembelajaran”. Berbagai macam metode yang dapat diterapkan dalam proses belajar
mengajar, seperti ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, simulasi, dan lain-lain.
Guru/pengajar harus mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan materi yang akan disampaikan.
Menurut Rusman dalam Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
guru menjelaskan bahwa “Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan
kelemahan dilihat dari bebagai sudut, namun yang penting bagi guru metode manapun
yang digunakan harus jelas dengan tujuan yang ingin dicapai.
Diantara syarat-sayarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan
metode pembelajaran adalah:
a. Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah
belajar siswa.
b. Dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan
inovasi dan ekspotasi.
c. Harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
d. Harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
e. Harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
Adapun beberapa masalah guru terkait metode pembelajaran, antara lain adalah:
a. Pemilihan metode yang kurang relevan dengan tujuan pelajaran dan materi
pelajaran.
b. Guru kurang terampil dalam menggunakan metode pembelajaran.
c. Guru sangat terikat pada satu metode saja.
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat
berhimpun semua anak didik dan dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru.
Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif.
Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan
pembelajaran.
Oleh karena itu, penggunaan metode dalam pelaksanaan pembelajaran sangat perlu
diperhatikan agar teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru
pada saat penyajian bahan pelajaran tepat dan sesuai materi pelajaran sehingga siswa
tidak merasa jenuh/bosan terhadap pelajaran tersebut.
Hubungan guru dengan siswa atau peserta didik di dalam proses belajar mengajar
merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran
yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika
hubungan guru dengan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat
menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan.
Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar salah satu disebabkan kurangnya
hubungan komunikasi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya
sehingga proses interaksi menjadi vakum. Adanya hambatan- hambatan tertentu,
misalnya kadang-kadang masih ada sikap otoriter dari guru, sikap tertutup dari guru,
siswa yang pasif, jumlah siswa yang terlalu banyak, sistem pendidikan, keadaan dan
latar belakang guru sendiri maupun para siswanya.
Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui contact-hours di dalam hubungan
guru-siswa. Contact-hours atau jam-jam bertemu antara guru-siswa, pada hakikatnya
merupakan kegiatan di luar jam-jam presentaasi di depan kelas seperti biasanya.Selain
itu, semua perlu dikembangkan sikap demokratis dan terbuka dari para guru perlu ada
keaktifan dari pihak siswa dan juga harus bersikap ramah, sebaliknya siswa juga harus
bersikap sopan. Masing-masing guru perlu mengetahui latar belakang baik guru
maupun siswa.
Tugas guru adalah bagaimana harus mendesain agar menciptakan agar menciptakan
proses belajar mengajar yang lebih optimal. Guru seharusnya dapat mengembangkan
interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secra harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks, rumit dan unik, karena memiliki
ciri-ciri/karakteristik tertentu yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan
peserta didik yang lain. Oleh karenanya, belajar adalah masalah individual, dalam arti
bahwa belajar akan terjadi karena individu itu sendiri yang melakukannya. Penggunaan
media dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat bermanfaat sekali bagi guru
dalam hal menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Karena dengan
adanya media dapat memudahkan pemahaman peserta didik dalam memahami materi
yang sulit dipahami jika hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru saja.
Oleh karena itu, guru tidak boleh meremehkan yang namanya media atau bahkan
meninggalkan media sebagai alat bantu pembelajaran. Akan tetapi, guru harus mampu
mencari media dan menggunakan media tersebut untuk membantu terlaksananya KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Banyak sekali masalah-masalah yang seringkali kita temukan dalam lingkungan siswa
Sekolah. Hal tersebut sangat mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Sebagai seorang
pendidik kita wajib faham dan mengerti berbagai masalah tersebut demi berhasilnya
rangkaian proses belajar mengajar. Permasalan-permasalahan tersebut antara lain;
Hal tersebut sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Karena akal yang sehat
terdapat pada tubuh yang sehat. Jadi, jelas sekali bahwa kesehatan itu sangat
berpengaruh. Andaikan saja, peserta didik kurang sehat atau dalam keadaan sakit,
untuk berkonsentrasipun sangat sulit ia dapatkan karena kondisi tubuhnya yang kurang
fit.
2. Masalah psikologis
Keadaan psikis anak juga berpengaruh proses belajar anak akan berjalan dengan baik
jika psikisnya mendukung. Misalnya saja ketika si peserta didik mempunyai masalah,
ia akan terbebani dengan masalah tersebut dan konsentrasi belajarnya akan sangat
berkurang
3. Masalah sosial.
Banyak sekali permasalahan sosial di dalam negara kita ini. Contohnya saja
kemiskinan, hal ini akan berpengaruh pada peserta didik karena sedikit sekali sekolah
pada era ini berlabelkan sekolah gratis. Padahal sering sekali kita jumpai anak-anak
yang kurang mampu untuk mengenyam Pendidikan.
5. Masalah motivasi.
Pemberian motivasi pada peserta didik ini juga sangat penting. Karena dengan
dorongan motivasi yang telah di berikan padanya ia akan mampu untuk bersemangat
dalam proses belajar tak hanya orang tua pendidikpun hendak memberikan motivasi
kepada peserta didik agar tetap bersemangat dalam belajar.
Biasanya alasannya cukup beragam, mulai dari bawahan yang tidak memberikan
kinerja memuaskan, atasan yang gagal memberikan feedback dengan cara yang benar,
atau adanya kesalahpahaman saat berkomunikasi. Meskipun normal terjadi pada
sebuah perusahaan, satu hal yang menyebabkan masalah ini bisa berbahaya pada
perusahaan adalah ketika hal tersebut mempengaruhi kinerja. Konflik personal antara
atasan dan bawahan dapat menyebabkan kemunduran bagi perusahaan atau
terhambatnya pencapaian tujuan seperti yang telah direncanakan sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti pekerjaan yang kurang menantang, gaji yang
kurang pantas, kondisi kerja dan rekan kerja yang kurang mendukung, atau
ketidaksesuaian kepribadian dengan pekerjaan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini agar menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Putri. 2010. Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) DARUL MUTTAQIEN Parung Bogor. Skripsi.
Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/download/1328/1055. Diakses
Pada 21 Oktober Pukul 08.00 WIB.
https://kepripedia.com/problematika-guru-dan-siswa-dalam-proses-pembelajaran/2/.
Diakses Pada 21 Oktober Pukul 08.00 WIB.