Anda di halaman 1dari 22

i

MAKALAH
PENGELOLAAN BIMBINGAN BELAJAR
“ Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Bimbingan Belajar”
Diajukan sebagai tugas Pengelolaan Bimbingan Belajar yang dibimbing oleh :
Leny Suryaning Astutik, M.Pd.

DISUSUN OLEH
1. Aldiza Sakti Kurniastuti ( 19186206041 )
2. PianaAnggraini ( 19186206047 )
3. Bambang Tedi S ( 19186206064 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BHINNEKA PGRI TULUNGAGUNG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat dan puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karna berkat rahmat dan karunia-Nya Makalah Pengelolaan Bimbingan Belajar ini dapat
diselesaikan tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan Makalah Pengelolaan Bimbingan Belajar ini sesuai dengan rencana dan
target yang telah ditentukan.

Kami menyadari di dalam Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata kami mengharapkan Makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Maka dari itu, yang membuat kita harus belajar untuk membuat hasil yang menarik
dan mengesankan ketika kita membaca sebuah makalah. Di luar itu, penulis sebagai manusia
biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala
kerendahan hati kami selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaatnya untuk masyarakat luas.

Tulungagung, 13 Oktober 2022

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1.Latar Belakang...............................................................................................................
1.2.Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3.Tujuan Makalah.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Karakteristik Sumber Daya Manusia yang Dibutuhkan Pembelajaran.........................
2.2 Cara Merekrut Pegawai.................................................................................................
2.3 Kriteria Pengajar atau Tentor Handal............................................................................
2.4 Problematika Pengajar/Tentor.......................................................................................
2.5 Problematika Siswa.......................................................................................................
2.6 Problematika Karyawan dan lain-lain...........................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1.Kesimpulan....................................................................................................................
3.2.Saran..............................................................................................................................
DAFTARPUSTAKA.........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak dapat dipungkiri sumber daya manusia sangat penting untuk dunia
pendidikan karena manusialah yang melakukan pendidikan. Manfaat pendidikan bagi
manusia yaitu manusia dapat menemukan jati dirinya dan juga menambah wawasan dari
apa yang belum dikatahui sebelumnya. Pendidikan menjadi sarana yang sangat cocok dan
strategis untuk mengembangkan norma dan nilai di masyarakat. Pendidikan yang baik
dan guru yang efektif berusaha memikirkan perkembangan kepribadian peserta didik dan
kehidupan, tetapi guru pun adalah pribadi, dan merupakan bagian dari proses pendidikan.
Sebagai suatu lembaga, pendidikan seringkali mengarah pada kristalisasi yang
mempertahankan apa yang telah ada, dibanding memikirkan pertumbuhan anak dan
kehidupan personel atau sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan,
tenaga pendidik adalah guru yang merupakan salah satu bidang penting dalam
manajemen pendidikan. Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang
mempunyai faktor penentu keberhasilan tujuan organisasi selain tenaga kependidikan
lainnya, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk
memberikan bimbingan yang muaranya akan menghasilkan output yang diharapkan.
Di dalam lembaga bimbingan belajar terdapat sumber daya manusia yang
keberadaannya merupakan ujung tombak pemegang peranan penting disamping sumber
daya lain dalam lembaga atau sering dikenal dengan sebutan Tutor yang berasal dari kata
Tu-Tor yang dalam Kamus Besar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : 1)
orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil
siswa (di rumah, bukan di sekolah); 2) dosen yang membimbing sejumlah mahasiswa
dalam pelajarannya, menurut Hamalik dalam Abi Masiku (2003:10)) mengemukakan
bahwa “Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan,
bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien dan efektif dalam
belajar”, Tutor merupakan subjek yang memberikan bimbingan dalam belajar Tutor
sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran orang dewasa. Tutor memasuki kelas
dengan bekal sejumlah pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan dan pengalaman ini
seharusnya melebihi dari yang dimiliki oleh peserta.
1.2 RumusanMasalah
1. Bagaimana Karakteristik Sumber Daya Manusia yang Dibutuhkan Pembelajaran ?
2. Bagaimana Cara Merekrut Pegawai ?
3. Bagaimana Kriteria Pengajar atau Tentor Handal ?
4. Bagaimana Problematika Pengajar/Tentor ?
5. Bagaimana Problematika Siswa ?
6. Bagaimana Problematika Karyawan dan lain-lain ?

1.3 TujuanPenulisan
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Karakteristik Sumber Daya Manusia yang
Dibutuhkan Pembelajaran
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Cara Merekrut Pegawai
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Kriteria Pengajar atau Tentor Handal
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Problematika Pengajar/Tentor
5. Untuk Mengetahui dan Memahami Problematika Siswa
6. Untuk Mengetahui dan Memahami Problematika Karyawan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik sumber daya manusia yang dibutuhkan pembelajaran (tenaga


pengajar berkualitas)

Sumber daya manusia yang berkualitas perlu dipersiapkan matang-matang untuk


mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Ciri-ciri SDM yang berkualitas tersebut adalah

(a) Memiliki kemampuan dalam menguasai keahlian dalam suatu bidang yang berkaitan
dengan iptek,

(b) Mampu bekerja secara profesional dengan orientasi mutu dan keunggulan, dan

(c) Dapat menghasilkan karya-karya unggul yang mampu bersaing secara global sebagai
hasil dari keahlian dan profesionalitasnya (Suyanto & Abbas, 2001).

Dilengkapi oleh Tilaar dalam Suyanto & Abbas (2001) yang memberikan empat
ciri utama agar seorang guru terkelompok ke dalam guru yang profesional. Masing-
masing adalah :

(1) Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang (mature and developing
personality),

(2) Mempunyai keterampilan membangkitkan minat peserta didik,

(3) Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, dan

(4) Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan

Upaya profesional (professional efforts) adalah upaya seorang guru untuk


menstransformasikan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan
mendidik dan mengajar secara nyata. Hal ini menyangkut upaya guru untuk dapat
membelajarkan siswa secara tuntas, benar, dan berhasil. Untuk itu guru harus menguasai
keahliannya, baik dalam disiplin ilmu pengetahuan maupun metodologi mengajarnya.
Selanjutnya untuk mewujudkan upaya-upaya profesional, terdapat sembilan tuntutan
karakteristik citra guru yang diidealkan, antara lain:
1. Memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketakwaan yang
mantap.

2. Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan


lingkungan dan perkembangan iptek.

3. Mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain.

4. Memiliki etos kerja yang kuat.

5. Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir.

6. Berjiwa profesional tinggi.

7. Memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material, dan nonmaterial.

8. Memiliki wawasan masa depan, dan

9. Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu (Suyanto & Abbas, 2001)

2.2 Cara Merekrut pegawai

Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga


Kependidikan tujuan umum rekrutmen adalah untuk menyiapkan sejumlah calon tenaga
pendidik dan kependidikan yang berkualitas dan potensial bagi sekolah. Tujuan spesifik
rekrutmen adalah sebagai berikut:

a. Untuk menetapkan kebutuhan rekrutmen sekolah masa sekarang dan yang akan
datang hubungannya dengan perencanaan SDMdan job analysis.
b. Untuk meningkatkan sejumlah calon tenaga pendidik dan kependidikan dengan biaya
minimum.
c. Untuk membantu meningkatkan angka keberhasilan dari proses seleksidengan
menurunkan sejumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu rendah
(underqualified) atau bermutu terlalu tinggi (overqualified) dengan jelas.
d. Untuk membantu menurunkan kemungkinan tenaga pendidik dan kependidikan yang
setelah direkrut dan diseleksi, akan hengkang dari sekolah setelah beberapa saat
kemudian.
e. Untuk memenuhi tanggung jawab sekolah bagi program tindakan persetujuan dan
hukum lain serta kewajiban sosial yang berurusan dengan komposisi tenaga pendidik
dan kependidikan.
f. Untuk mengawali identifikasi dan menyiapkan tenaga pendidik dan kependidikan
potensial yang akan menjadi calon tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai.
g. Untuk meningkatkan keefektifan sekolah dan individu dalam jangka pendek dan
panjang.
h. Untuk mengevaluasi keefektifan teknik dan pencarian rekrutmen yang beragam dari
semua jenis tenaga pendidik dan kependidikan.

Dalam dunia pendidikan, rekrutmen atau penarikan calon pegawai disebut dengan
istilah sistem rekrutmen guru ( tenaga pendidik dan kependidikan). Untuk memperoleh
guru yang berkualitas baik ( sebagai pendidik, pengajar, pemimpin ), maka dalam sistem
perekrutan guru harus melalui beberapa tahapan seleksi, yaitu : seleksi adminitrasi,
wawancara, tes praktik mengajar (guru), pembinaan, orientasi dan penempatan.

Untuk memperoleh guru yang berkualitas, perlu memperhatikan beberapa tahapan


rekrutmen di atas yaitu untuk mencari tahu mengenai latar belakang pendidikan,
pengalaman bekerja, motivasi dan keterangan lainnya yang dimiliki pelamar. Informasi
ini nantinya digunakan untuk mengetahui kemampuan, bakat, minat dan kompetensi si
pelamar serta untuk menentukan penempatan dan kompensasi yang sesuai dengan si
pelamar tersebut.

Setiap lembaga harus mampu menempatkan pegawainya pada posisi yang tepat.
Artinya, tempatkan mereka pada posisi yang sesuai dengan ketrampilan masing-masing.
Ketidaktepatan menempatkan posisi pegawai akan menyebabkan pekerjaan menjadi
kurang lancar dan tidak dapat memperolehhasilyang maksimal. Disamping itu, semangat
dan kegairahan kerja pegawai akan menurun. Karena sesungguhnya masalah
menempatkan pegawai pada posisi yang tepat merupakan faktor yang sangat penting
dalam usaha membangkitkan semangat dan kegairahan kerja. Begitu pula halnya dalam
lembaga pendidikan, kepala sekolah harus mampu menempatkan posisi calon tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan yang baru direkrut sesuai dengan kebutuhan dan
ketrampilan serta bakat yang dimilikinya agar pegawai baru tersebut dapat bekerja
dengan maksimal dan usaha perekrutan menjadi efektif.
Dari berbagai uraian tentang tenaga pendidik dan kependidikan, rekrutmen dan
strategi, maka yang dimaksud dengan strategi rekrutmen tenaga pendidikdan
kependidikan adalah taktik atau cara sekolah/lembaga pendidikan untuk menarik/mencari
dan menyeleksi calon tenaga pendidik dan kependidikan yang jujur, amanah, bertanggung
jawab, berakhlak mulia dan berprestasi baik sehingga sekolah dapat memperoleh orang-
orang atau tenaga pendidik dan kependidikan yang paling sesuai dengan kebutuhan kerja
yang ada dan sejalan dengan visi dan misi sekolah/lembaga pendidikan tersebut, hal ini
sangat sesuai dengan ajaran agama Islam.

Strategi yang digunakan dalam merekrut tenaga pendidik dan kependidikan yang
baik harus dapat mengidentifikasi bagaimana pegawai akan di rekrut, darimana mereka
berasal dan kapan mereka harus direkrut calonJadi tenaga ada beberapa tahapan yang
perlu diperhatikan dalam pendidik dan kependidikan, yaitu: perencanaan dananalisis
kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan,seleksi administratif, wawancara, tes
praktik mengajar (guru), serta pembinaan, orientasi dan penempatan pegawai yang
diterima harus sesuai dengan kebutuhan lembaga dan kompetensi yang dimilikinya.

2.3 Kriteria Pengajar atau Tentor handal

Ada tujuh macam sifat yang harus dimiliki oleh seorang pengajar atau tentor handal :

1. Menguasai materi pelajaran yang diampunya,

Penguasaan terhadap materi pelajaran merupakan harga mutlak bagi seorang guru ahli.
Penguasaan terhadap materi pelajaran itu bisa diperoleh seorang guru melalui proses
pendidikannya secara formal di perguruan tinggi, di kursus-kursus, di pelatihan atau
melalui bacaan-bacaan yang terkait dengan materi pelajaran yang diampunya.

2. Menguasai ilmu mengajar atau pedagogi,

Pedagogi yang dimaksud disini adalah pedagogi secara umum. Secara umum,
Pedagogi itu mencakup banyak hal. Diantaranya adalah ilmu tentang bagaimana
seorang guru memotivasi muridnya, mengelola murid-muridnya di dalam kelas,
bagaimana merancang dan mengadministrasikan tes.

Salah satunya adalah menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Dari kompetensi inti pedagogik
yang pertama ini dikembangkan empat macam kompetensi, yaitu: 1) Memahami
karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-
emosional, moral, spiritual dan latar belakang sosial budaya, 2) Mengidentifikasi
potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu, 3) Mengidentifikasi bekal
ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu, dan 4) Mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu

3. Menguasai metodologi pengajaran tentang materi pelajaran yang diampunya,

Seorang guru ahli harus menguasai pedagogi atau ilmu mengajar yang khusus
berkaitan dengan mata pelajaran yang diampunya yakni ilmu tentang bagaimana cara
mengajarkan materi pelajaran yang diampunya.

Di dalam sistem pendidikan nasional, syarat pengajar yang ketiga ini sama dengan
kompetensi pedagogi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Salah satu kompetensi
inti dalam aspek pedagogik, yang harus dikuasai oleh guru mata pelajaran di SD/MI,
SMP/M.Ts, SMA/MA dan SMK/MAK, adalah menguasai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik. Ini merupakan kompetensi ini yang kedua dalam
aspek pedagogik. Kompetensi inti ini dikembangkan menjadi dua macam. Yaitu : 1)
Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 2) Menerapkan berbagai pendekatan,
strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.

4. Memiliki pengetahuan yang terorganisir dengan baik,

Seorang guru ahli itu memiliki pengetahuan yang terorganisir dengan baik. Hal inilah
yang membedakan antara seorang guru ahli dan guru bukan ahli Pengetahuan guru ahli
lebih terintegrasi dari pada pengetahuan guru bukan ahli. Pendapat ini didukung oleh
hasil penelitian terhadap lesson plan guru. Di dalam lesson plan itu tampak terintegrasi
antara materi pelajaran dengan metodologi pengajaran.

5. Memiliki pengetahuan tentang konteks sosial dan konteks politik tempat dia bertugas,

Seorang guru ahli harus memiliki pengetahuan tentang konteks sosial dan politik
tempat mereka mengajar. Murid-murid yang ada di kelas itu pasti mempunyai
keanekaragaman. Mereka akan mempunyai latar belakang yang berbeda; sosial,
politik, ekonomi, budaya dan agama. Mereka juga pasti mempunyai tingkat kecerdasan
yangn berbeda pula. Motivasi, minat dan bakatnya sudah pasti berbeda pula. Itulah
konteks sosial, politik dan budaya yang dihadapi guru di lapangan. Meskipun
demikian, mereka adalah murid-murid yang secara hukum memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan yang layak. Harus diingat oleh guru bahwa mendapatkan
pendidikan yang layak merupakan hak setiap warga negara yang dijamin oleh undang-
undang Republik ini (UndangUndang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1)

6. Bertindak efisien (dalam menyelesaikan masalah), dan

Seorang guru ahli itu bertindak secara efisien dalam menyelesaikan masalah. Dalam
menjalani aktivitas pendidikan, seorang guru pasti akan menemukan berbagai
permasalahan. Suka atau tidak suka, permasalahan itu akan datang dan timbul silih
berganti. Dalam hal ini, bukan persoalan suka atau tidak suka. Ketika dihadapkan
dengan permasalahan dalam pendidikan, seorang guru harus mengerahkan segenap
upaya untuk mengatasi dan menyelesaikannya. Tentunya, penyelesaian masalah yang
diinginkan adalah penyelesaian masalah yang tepat sasaran dan tepat waktu, tidak
berlarut-larut dan tidak terkesan asal-asalan. Masalah pendidikan harus segera
diselesaikan oleh seorang guru dengan cepat, tepat, efektif dan efisien

7. Memilki pemikiran yang kreatif (dalam menyelesaikan masalah).

Ketika menyelesaikan masalah, seorang guru ahli itu menggunakan pemikiran dan
penalaran yang kreatif. Ketika suatu masalah timbul, seorang guru akan mendeteksi
dan mengidentifikasi masalah itu. Dengan cara ini, seorang guru akan memahami
karakteristik suatu masalah. Setelah mengetahui karakteristik masalah, seorang guru
akan mencoba mencari solusi untuk menyelesaikannya.

2.4 Problematika Pengajar/Tentor

Problematika pengajar/ tentor

1. Problematika pengajar dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh pengajar atau
tentor dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah suatau usaha yang dilakukan oleh
pengajar untuk menciptakan, memelihara, dan mengembangkan iklim belajar yang
kondusif. Suasana kelas yang kondusif akan dapat mengantarkan siswanya pada
prestasi akademik maupun nonakademik. Adapaun ciri-ciri kelas yang kondusif, yaitu:
tenang, dinamis, tertib, suasana saling menghargai, saling mendorong, kreativitas
tinggi, persaudaraan yang kuat, berinteraksi dengan baik, dan bersaing sehat untuk
kemajuan.Sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai secara efektif
dan efesien.

Adapun permasalahan yang terjadi di dalam pengelolaan kelas itu dikarenakan adanya
berbagai macam karakteristik atau tingkah laku yang bervariasi dari peserta didik.
Menurut Made Pidarta, masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan
perilaku peserta didik adalah:

a. Kurangnya kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok, dan


pertentangan jenis kelamin.
b. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-
cakap, pergi ke sana ke mari, dan sebagainya.
c. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan,
mengucilkan, dan merendahkan kelompok bodoh.
d. Kelas mentoleransi kesalahan-kesalahan temannya, menerima, dan mendorong
perilaku anak didik yang keliru.
e. Mudah mereaksi ke hal-hal negatif/terganggu, misalnya bila didatangi monitor,
tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
f. Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga yang alat- alat
belajarnya kurang, kekurangan uang, dan lain-lain.
g. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas
tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa peran guru/pengajar sangat


penting dalam pengelolaan kelas. Apabila guru/ pengajar mampu mengelola kelasnya
dengan baik, maka tidaklah sulit bagi guru/pengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.

2. Problematika pengajar dalam Menerapkan Metode Pembelajaran

Menurut Syaiful Bahri Djamarah “Metode adalah cara atau siasat yang diperlukan
dalam pengajaran, sebagai strategi, metode memperlancar kearah pencapaian tujuan
pembelajaran”. Berbagai macam metode yang dapat diterapkan dalam proses belajar
mengajar, seperti ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, simulasi, dan lain-lain.
Guru/pengajar harus mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan materi yang akan disampaikan.
Menurut Rusman dalam Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
guru menjelaskan bahwa “Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan
kelemahan dilihat dari bebagai sudut, namun yang penting bagi guru metode manapun
yang digunakan harus jelas dengan tujuan yang ingin dicapai.

Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran


tematik, antara lain sebagai berikut:

a. Metode ceramah, guru banyak berperan dalam menyampaikan isi pembelajaran


dengan cara presentasi di depan siswa.
b. Metode demonstrasi, siswa mendemonstrasikan cara kerja suatu proses, prinsip,
dan sebagainya.
c. Metode simulasi, metode pembelajaran dengan cara memainkan peran- peran
tertentu yang bukan sesungguhnya.
d. Metode tanya jawab berantai, guru memanggil seorang siswa untuk
mengemukakan pendapat/bertanya.
e. Metode diskusi, guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas dengan teman di
dekatnya secara berpasangan.
f. Metode penugasan, guru menugaskan siswa untuk mengamati objek,
mewawancarai sumber, melakukan kegiataan, dan membuat produk tertentu.

Diantara syarat-sayarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan
metode pembelajaran adalah:

a. Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah
belajar siswa.
b. Dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan
inovasi dan ekspotasi.
c. Harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
d. Harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
e. Harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam
kehidupan sehari-hari.

Adapun beberapa masalah guru terkait metode pembelajaran, antara lain adalah:
a. Pemilihan metode yang kurang relevan dengan tujuan pelajaran dan materi
pelajaran.
b. Guru kurang terampil dalam menggunakan metode pembelajaran.
c. Guru sangat terikat pada satu metode saja.

Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat
berhimpun semua anak didik dan dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru.
Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif.
Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan
pembelajaran.

Oleh karena itu, penggunaan metode dalam pelaksanaan pembelajaran sangat perlu
diperhatikan agar teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru
pada saat penyajian bahan pelajaran tepat dan sesuai materi pelajaran sehingga siswa
tidak merasa jenuh/bosan terhadap pelajaran tersebut.

3. Problematika Hubungan pengajar dalam Berinteraksi dengan Siswa

Hubungan guru dengan siswa atau peserta didik di dalam proses belajar mengajar
merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran
yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika
hubungan guru dengan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat
menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan.

Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar salah satu disebabkan kurangnya
hubungan komunikasi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya
sehingga proses interaksi menjadi vakum. Adanya hambatan- hambatan tertentu,
misalnya kadang-kadang masih ada sikap otoriter dari guru, sikap tertutup dari guru,
siswa yang pasif, jumlah siswa yang terlalu banyak, sistem pendidikan, keadaan dan
latar belakang guru sendiri maupun para siswanya.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui contact-hours di dalam hubungan
guru-siswa. Contact-hours atau jam-jam bertemu antara guru-siswa, pada hakikatnya
merupakan kegiatan di luar jam-jam presentaasi di depan kelas seperti biasanya.Selain
itu, semua perlu dikembangkan sikap demokratis dan terbuka dari para guru perlu ada
keaktifan dari pihak siswa dan juga harus bersikap ramah, sebaliknya siswa juga harus
bersikap sopan. Masing-masing guru perlu mengetahui latar belakang baik guru
maupun siswa.

Tugas guru adalah bagaimana harus mendesain agar menciptakan agar menciptakan
proses belajar mengajar yang lebih optimal. Guru seharusnya dapat mengembangkan
interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Bentuk-bentuk kegiatan belajar selain melalui pengajaran di depan kelas, perlu


diperhatikan bentuk-bentuk belajar yang lain. Guru dapat menanyai dan menangkap
keadaan siswa dan sebaliknya siswa mengajukan berbagai persoalan- persoalan dan
hambatan yang sedang dihadapi. Terjadilah suatu proses interaksi dan komunikasi
yang humanistik. Hal ini jelas akan sangat membantu keberhasilan studi para siswa.
Berhasil dalam arti tidak sekedar tahu atau mendapatkan nilai baik dalam ujian, tetapi
akan menyentuh pada soal sikap mental dan tingkah laku atau hal-hal yang intrinsik.

Dari beberapa uraian di atas dapat dipahami , bahwa ketika guru/pengajar/tentor


kurang berinteraksi dengan murid secara rutin akan menyebabkan proses belajar
mengajar menjadi kurang lancar, dan menyebabkan anak didik merasa ada jarak
dengan guru. Sehingga siswa segan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.

4. Problematika Guru dalam Media Pembelajaran

Selain permasalahan dalam hal pengelolaan kelas, yakni menerapkan metode


pembelajaran, terdapat masalah atau kendala lain yang sering dihadapi oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran yaitu sering tidak adanya penggunaan media sebagai
sarana penunjang kegiatan pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secra harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks, rumit dan unik, karena memiliki
ciri-ciri/karakteristik tertentu yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan
peserta didik yang lain. Oleh karenanya, belajar adalah masalah individual, dalam arti
bahwa belajar akan terjadi karena individu itu sendiri yang melakukannya. Penggunaan
media dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat bermanfaat sekali bagi guru
dalam hal menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Karena dengan
adanya media dapat memudahkan pemahaman peserta didik dalam memahami materi
yang sulit dipahami jika hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru saja.

Oleh karena itu, guru tidak boleh meremehkan yang namanya media atau bahkan
meninggalkan media sebagai alat bantu pembelajaran. Akan tetapi, guru harus mampu
mencari media dan menggunakan media tersebut untuk membantu terlaksananya KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

2.5 Problematika Siswa

Banyak sekali masalah-masalah yang seringkali kita temukan dalam lingkungan siswa
Sekolah. Hal tersebut sangat mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Sebagai seorang
pendidik kita wajib faham dan mengerti berbagai masalah tersebut demi berhasilnya
rangkaian proses belajar mengajar. Permasalan-permasalahan tersebut antara lain;

1. Masalah perkembangan jasmani dan kesehatan.

Hal tersebut sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Karena akal yang sehat
terdapat pada tubuh yang sehat. Jadi, jelas sekali bahwa kesehatan itu sangat
berpengaruh. Andaikan saja, peserta didik kurang sehat atau dalam keadaan sakit,
untuk berkonsentrasipun sangat sulit ia dapatkan karena kondisi tubuhnya yang kurang
fit.

2. Masalah psikologis
Keadaan psikis anak juga berpengaruh proses belajar anak akan berjalan dengan baik
jika psikisnya mendukung. Misalnya saja ketika si peserta didik mempunyai masalah,
ia akan terbebani dengan masalah tersebut dan konsentrasi belajarnya akan sangat
berkurang

3. Masalah sosial.
Banyak sekali permasalahan sosial di dalam negara kita ini. Contohnya saja
kemiskinan, hal ini akan berpengaruh pada peserta didik karena sedikit sekali sekolah
pada era ini berlabelkan sekolah gratis. Padahal sering sekali kita jumpai anak-anak
yang kurang mampu untuk mengenyam Pendidikan.

4. Masalah kesulitan dalam belajar.


Sebagai pendidik tugas kita adalah memahamkan siswa dalam pembelajaran agar
mampu menerima dan menerapkannya dalam kehidupan. Namun tak jarang beebrapa
siswa kesulitan dalam belajar. Hal tersebut bisa disebabkan oleh dua hal yaitu dari
peserta didik sendiri maupun pendidik. Jika dari peserta didik mungkin ia belum bisa
konsentrasi dalaam belajarnya. Sedangkan dari sudut pandang pendidik bisa saja
terjadi dari metode yang kurang tepat ataupun siswa kurang mengerti apa yang
pendididk jelaskan.

5. Masalah motivasi.
Pemberian motivasi pada peserta didik ini juga sangat penting. Karena dengan
dorongan motivasi yang telah di berikan padanya ia akan mampu untuk bersemangat
dalam proses belajar tak hanya orang tua pendidikpun hendak memberikan motivasi
kepada peserta didik agar tetap bersemangat dalam belajar.

2.6 Problematika Karyawan dan Lain-lain

1. Terjadinya konflik antara atasan dan bawahan.

Biasanya alasannya cukup beragam, mulai dari bawahan yang tidak memberikan
kinerja memuaskan, atasan yang gagal memberikan feedback dengan cara yang benar,
atau adanya kesalahpahaman saat berkomunikasi. Meskipun normal terjadi pada
sebuah perusahaan, satu hal yang menyebabkan masalah ini bisa berbahaya pada
perusahaan adalah ketika hal tersebut mempengaruhi kinerja. Konflik personal antara
atasan dan bawahan dapat menyebabkan kemunduran bagi perusahaan atau
terhambatnya pencapaian tujuan seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

2. Konflik antar sesama karyawan.

Misalnya, saat karyawan memiliki ketidaksetujuan yang mendalam tentang bagaimana


melakukan sesuatu, atau saat seorang karyawan merasa direndahkan. Masalah-masalah
tersebut bisa menjadi serius, dan bukan hanya untuk karyawan yang terlibat. Lama-
kelamaan masalah internal tersebut akan menyebabkan masalah lebih besar yang
mengakibatkan rusaknya kerja sama dalam perusahaan. Dampak terburuknya,
lingkungan kerja akan menjadi tidak kondusif dan mengganggu karyawan lainnya
yang semula tidak terlibat.

3. Buruknya komunikasi internal perusahaan.

Komunikasi yang tidak efektif dapat menyebabkan kegagalan perusahaan.


4. Ketidakpuasan karyawan terhadap perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti pekerjaan yang kurang menantang, gaji yang
kurang pantas, kondisi kerja dan rekan kerja yang kurang mendukung, atau
ketidaksesuaian kepribadian dengan pekerjaan.

5. Kurangnya pelatihan karyawan.


Hal ini menyebabkan kinerja karyawan dinilai tidak memadai, dan pribadi yang
bersangkutan yang disalahkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sumber daya manusia yang berkualitas perlu dipersiapkan matang-matang untuk


mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Ciri-ciri SDM yang berkualitas tersebut
adalah
(a) Memiliki kemampuan dalam menguasai keahlian dalam suatu bidang yang
berkaitan dengan iptek,
(b) Mampu bekerja secara profesional dengan orientasi mutu dan keunggulan, dan
(c) Dapat menghasilkan karya-karya unggul yang mampu bersaing secara global
sebagai hasil dari keahlian dan profesionalitasnya (Suyanto & Abbas, 2001).
2. Strategi yang digunakan dalam merekrut tenaga pendidik dan kependidikan yang baik
harus dapat mengidentifikasi bagaimana pegawai akan di rekrut, darimana mereka
berasal dan kapan mereka harus direkrut calonJadi tenaga ada beberapa tahapan yang
perlu diperhatikan dalam pendidik dan kependidikan, yaitu: perencanaan dananalisis
kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan,seleksi administratif, wawancara, tes
praktik mengajar (guru), serta pembinaan, orientasi dan penempatan pegawai yang
diterima harus sesuai dengan kebutuhan lembaga dan kompetensi yang dimilikinya.
3. Kriteria Pengajar atau Tentor handal yaitu Menguasai materi pelajaran yang
diampunya, Menguasai ilmu mengajar atau pedagogi, Menguasai metodologi
pengajaran tentang materi pelajaran yang diampunya, Memiliki pengetahuan yang
terorganisir dengan baik, Memiliki pengetahuan tentang konteks sosial dan konteks
politik tempat dia bertugas, Bertindak efisien (dalam menyelesaikan masalah), dan
Memilki pemikiran yang kreatif (dalam menyelesaikan masalah).
4. Problematika pengajar/ tentor yaitu Problematika pengajar dalam Pengelolaan Kelas,
Problematika pengajar dalam Menerapkan Metode Pembelajaran, Problematika
Hubungan pengajar dalam Berinteraksi dengan Siswa, Problematika Guru dalam
Media Pembelajaran.
5. Problematika siswa yaitu Masalah perkembangan jasmani dan kesehatan, Masalah
psikologis, Masalah sosial, Masalah kesulitan dalam belajar, Masalah motivasi.
6. Problematika karyawan yaitu Terjadinya konflik antara atasan dan bawahan, Konflik
antar sesama karyawan, Buruknya komunikasi internal perusahaan, Komunikasi yang
tidak efektif dapat menyebabkan kegagalan perusahaan, Ketidakpuasan karyawan
terhadap perusahaan, Kurangnya pelatihan karyawan.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini agar menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Budi. 2007. Pengaruh SDM Menuju Pendidikan Berkualitas. Makalah

Amalia, Putri. 2010. Strategi Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) DARUL MUTTAQIEN Parung Bogor. Skripsi.
Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Munawaroh, Qurotul. 2020. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Meningkatkan


Kemandirian Guru. Tesis. Ponorogo : Institusi Agama Islam Negeri

http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/download/1328/1055. Diakses
Pada 21 Oktober Pukul 08.00 WIB.

https://dosenmuslim.com/pendidikan/problematika-guru/. Diakses Pada 21 Oktober Pukul


08.00 WIB.

https://kepripedia.com/problematika-guru-dan-siswa-dalam-proses-pembelajaran/2/.
Diakses Pada 21 Oktober Pukul 08.00 WIB.

https://sleekr.co/blog/masalah-dan-keluhan-karyawan/. Diakses Pada 21 Oktober Pukul


08.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai