Anda di halaman 1dari 12

JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TERPADU


BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING
DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Silviana Nasrul
STKIP Adzkia Padang, Indonesia
Email: silviana.nasrul91@gmail.com

ABSTRACT

Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya pengembangan bahan ajar tematik terpadu yang
mampu meningkatkan kemajuan siswa dalam belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
perlu dicari solusi berupa pengembangan bahan ajar. Solusi ini diwujudkan dalam bentuk
mengembangkan bahan ajar tematik terpadu berbasis model Problem Based Learning yang valid,
praktis, dan efektif. Bahan ajar yang dirancang adalah buku guru dan buku siswa. Model pengembangan
menggunakan model 4-D yaitu: tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan
(develop) dan penyebaran (disseminate). Berdasarkan hasil validasi, maka rata-rata dari validasi RPP
yaitu 3,6 dan rata-rata validasi bahan ajar yaitu 3,8. Pada tahap praktikalitas, diperoleh hasil bahwa
bahan ajar praktis untuk digunakan. Penggunaan bahan ajar tematik terpadu dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Tingkat ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 78,6%. hasil penelitian
diperoleh bahwa bahan ajar tematik terpadu yang dikembangkan telah valid, praktis, dan efektif
digunakan sebagai salah sau bahan ajar tematik terpadu di kelas IV Sekolah Dasar.

Kata Kunci: Pengembangan bahan ajar, PBL

THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED THEMATIC TEACHING LEARNING MODEL


PROBLEMS BASED LEARNING IN THE GRADE FOUR ELEMENTARY SCHOOL

Abstract

This research is motivated importance of developing an integrated thematic teaching materials


that can increase a student's progress in learning .. To overcome these problems it is necessary to find
a solution in the form of the development of teaching . This solution is realized in the form of developing
an integrated thematic teaching on problem based learning model is valid , practical , and effective .
Designed teaching materials is a book teacher and student books .This type of research is the
development of research using a model 4-D: the definition define, design, developing and disseminate.
The results obtained, validation of lesson plan gained an average of 3.6 in the category of very valid.
Validation of teaching materials gained an average of 3.8 with very valid category. At this stage of the
practicalities, the result that has practical teaching materials to be used. The use of integrated thematic
teaching materials can enhance the activity and student learning outcomes. The student’s learning
achievement reached 78,6%. The research finding shows that the integrated thematic teacher material
is valid, practical, and effective to be used as one of the teaching materials in the fourth grade of
elementary school.

Keywords: Integrated Thematic Teaching Materials, Problem Based Learning Model

81

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

PENDAHULUAN bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan


Peran pendidikan penting untuk maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan harkat dan martabat suatu meningkatkan kualitas pendidikan, terutama
masyarakat dan bangsa. Pendidikan menjadi untuk mengimbangi padatnya materi
hal yang fundamental bagi kehidupan kurikulum. Di samping itu pembelajaran
seseorang, dengan pendidikan yang baik pola tematik akan memberi peluang pembelajaran
pikir dan sikap seseorang menjadi makin baik terpadu yang lebih menekankan pada
pula. Selain itu pendidikan merupakan salah partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar.
satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat
yang dinamis dan suatu kegiatan terencana. dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek
Program pembaharuan pendidikan kurikulum, dan aspek pembelajaran.
terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas Pemerintah melalui kurikulum 2013
pendidikan yang baik. Pemerintah melalui telah menyediakan buku guru dan buku siswa
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang di dalamnya sudah terdapat bahan ajar.
telah mengembangkan Kurikulum 2013 Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau
sebagai penyempurnaan kurikulum materi pembelajaran yang disusun secara
sebelumnya. Permendikbud Nomor 57 Tahun sistematis yang digunakan guru dan siswa
2014 tentang kerangka dasar dan struktur dalam proses pembelajaran di sekolah.
kurikulum SD/MI menyebutkan, bahwa Prastowo (2013: 36) menyatakan bahwa
“Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI “bahan ajar adalah sebahan ajar materi yang
dilakukan melalui pembelajaran dengan model disusun secara sistematis sehingga tercipta
tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI”. lingkungan/suasana yang memungkinkan
Kurikulum 2013 telah melaksanakan siswa untuk belajar”. Apabila bahan ajar
pembelajaran tematik terpadu yang kurang sesuai dengan kriteria maka muncul
memadukan dan mengintegrasikan beberapa berbagai permasalahan dalam proses
materi mata pelajaran dalam satu tema atau pembelajaran.
topik pembahasan. Kemendikbud (2014: 26) Salah satu yang diperhatikan dalam
mengatakan bahwa “pembelajaran tematik pengembangan bahan ajar adalah bahan ajar
terpadu adalah pembelajaran yang yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
menggunakan tema untuk mengaitkan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni
beberapa mata pelajaran dengan pengalaman bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik
kehidupan nyata siswa sehingga dapat dan lingkungan sosial siswa.
memberikan pengalaman bermakna bagai Guru pada era globalisasi ini haruslah
siswa”. Pernyataan tersebut dapat ditegaskan lebih aktif dan kreatif menerima perubahan.
82

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

Sebab guru yang lambat menerima perubahan, Dasar yang dikembangkan (2) indikator belum
merasa dirinya hebat, terpaku pada pendidikan ada penomoran, (3) tujuan pembelajaran yaitu
pola lama yang tidak sesuai dengan kebutuhan degree belum berdasarkan ruang lingkup yang
zaman, itulah guru yang telah merampas masa dituntut, (4) pengembangan tujuan
depan siswa. Selain itu, guru harus lebih pembelajaran kurang sesuai dengan indikator.
mampu lagi dalam mengembangkan bahan ajar Selanjutnya pada buku siswa yaitu: (1)
untuk memudahkan siswa dalam Langkah-langkah pembelajaran terputus dan
pembelajaran. Pengembangan bahan ajar pada tidak terdapat hubungan dari bacaan
kurikulum 2013 menggunakan pendekatan sebelumnya dengan bacaan selanjutnya; (2)
ilmiah atau Scientific sebagaimana yang telah belum adanya langkah-langkah PBL dalam
dikemukan. pembelajaran; (3) gambar yang disajikan
Berdasarkan studi pendahuluan yang kurang memberikan informasi yang mudah
peneliti lakukan di SD N 23 pasir Sebelah Kota dipahami siswa; (4) kurangnya ketepatan
Padang proses pembelajaran yang berlangsung dalam penggunaan istilah antara bacaan
kurang optimal. Penerapan kurikulum 2013, dengan pertanyaan.
guru beranggapan bahwa buku guru dan buku Untuk mengatasi permasalahan yang
siswa merupakan satu-satunya buku yang telah dikemukakan, perlu dilakukan
menjadi pedoman. Padahal dalam buku guru pengembangan bahan ajar tematik terpadu
maupun buku siswa cakupan materi dalam secara efektif dan kreatif serta berorientasi
bahan ajar tersebut masih sedikit. Bahan ajar pada model pembelajaran yang berbasis
yang dimiliki guru kurang mengajak siswa masalah. Model pembelajaran ini bertujuan
untuk memecahkan masalah yang terjadi di untuk memberikan pola dan langkah yang jelas
sekitarnya. Siswa kurang mampu berpikir serta terpadu dalam pengembangan bahan ajar
kritis, menganalisis, mencari solusi dari tematik terpadu yang akan dilakukan.
permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Pada Kesesuaian antara masalah dengan model
umumnya bahan ajar tidak dirancang oleh pembelajaran yang akan dipilih sangat perlu
guru, akan tetapi guru terlalu mengandalkan diperhatikan. Namun, agar lebih terarah dalam
penggunaan buku guru dan buku siswa yang penggunaannya, bahan ajar yang
telah diberikan pemerintah tanpa menganalisis. dikembangkan hendaknya menggunakan
Hasil analisis peneliti pada buku guru model yang sesuai dengan pembelajaran
dan buku siswa kelas IV SD tema 8 sub tema 3 tematik terpadu.
ternyata masih ada kesalahan dan kerancuan Pembelajaran tematik terpadu dalam
pada buku guru yaitu: (1) Pengembangan kurikulum 2013 mempunyai tiga model
indikator kurang sesuai dengan Kompetensi pembelajaran yang disarankan oleh
83

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

kemendikbud yaitu: Problem Based Learning pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
(PBL), Project Based Learning (PjBL), dan mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
Discovery Learning (DL). Penggunaan model Selain itu, model ini dapat meningkatkan
pembelajaran sangat membantu guru dalam kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
menyampaikan pesan pembelajaran. Dengan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal
model pembelajaran, guru dapat dengan mudah untuk belajar, dan mengembangkan hubungan
mengatur langkah-langkah pembelajaran yang interpersonal.
akan diterapkan kepada siswa. Oleh sebab itu, Berdasarkan fenomena yang telah
peran guru sangat diutamakan dalam dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk
merancang dan mengembangkan bahan ajar melakukan penelitian pengembangan dengan
sesuai dengan model pembelajaran yang judul: Pengembangan Bahan Ajar Tematik
mendukung secara optimal. Terpadu berbasis Model Problem Based
Salah satu model yang dapat Learning (PBL) di Kelas IV SD.
digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah Menurut Hosnan (2014: 302)
model Problem Based Learning (PBL). “langkah-langkah model PBL adalah sebagai
Kunandar (2011: 360) menyatakan bahwa berikut: (1) mengorientasikan siswa terhadap
“PBL merupakan pembelajaran yang masalah; (2) mengorganisasikan siswa untuk
menggunakan masalah dunia nyata sebagai belajar; (3) membimbing penyelidikan
suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang individual maupun kelompok; (4)
cara berpikir kritis dan keterampilan mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
pemecahan masalah, memperoleh (5) menganalisis dan mengevaluasi proses
pengetahuan, dan konsep yang esensial. pemecahan masalah”.
Selanjutnya Hosnan (2014:298) juga Pada dasarnya bahan ajar dibutuhkan
menyatakan bahwa “PBL adalah pembelajaran baik oleh guru maupun oleh siswa. Oleh karena
yang menggunakan masalah nyata atau itu, bahan ajar harus dirancang dan disusun
autentik dan berfikir terbuka sebagai konteks sedemikian rupa agar dapat digunakan oleh
bagi siswa untuk mengembangkan guru maupun siswa.
keterampilan menyelesaikan masalah dan Bahan ajar merupakan bahan-bahan
berpikir kritis serta membangun pengetahuan atau materi pembelajaran yang disusun secara
baru. sistematis yang digunakan guru dan siswa
Penerapan model PBL Problem Based dalam proses pembelajaran di sekolah.
Learning (PBL) mengarahkan peran aktif Menurut Hamdani (2011: 120),
siswa dalam memecahkan suatu masalah, “Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau
dengan demikian mereka dapat menerapkan materi yang disusun secara sistematis yang
84

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

digunakan untuk membantu guru atau memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu
instruktur dalam melaksanakan proses kompetensi secara runtuh dan sistematis
pembelajaran sehingga tercipta lingkungan sehingga secara akumulatif mampu menguasai
atau suasana yang memungkinkan siswa untuk semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
belajar”. Tematik terpadu merupakan
Selanjutnya Daryanto dan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa
Dwicahyono (2014: 171), “Bahan ajar adalah mata pelajaran ke dalam suatu tema.
seperangkat materi yang disusun secara Kemendikbud (2013: 26) menyatakan
sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis bahwa “tematik terpadu adalah pembelajaran
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang yang menggunakan tema sebagai pemersatu
memungkinkan siswa untuk belajar.” kegiatan pembelajaran yang memadukan
Bahan ajar memungkinkan siswa dapat beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu
mempelajari suatu kompetensi dasar secara kali tatap muka, untuk memberikan
runtut dan sistematis sehingga mampu pengalaman yang bermakna bagi siswa.”
menguasai semua kompetensi secara utuh dan Kemudian Prastowo (2013: 126) juga
terpadu. Berdasarkan pendapat di atas dapat berpendapat bahwa, “Pembelajaran tematik
disimpulkan bahwa bahan ajar adalah terpadu adalah pembelajaran terpadu yang
seperangkat materi yang disusun secara melibatkan beberapa pelajaran (bahkan lintas
sistematis sehingga tercipta lingkungan yang rumpun mata pelajaran) yang diikat dalam
memungkinkan siswa untuk belajar tema-tema tertentu.”
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang Berdasarkan pendapat di atas dapat
akan dikuasai dalam pembelajaran. disimpulkan bahwa tematik terpadu adalah
Pada penelitian ini bahan ajar yang pembelajaran yang menggunakan tema dalam
akan dikembangkan adalah bahan ajar mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
menggunakan model PBL pada tema 8 dapat memberikan pengalaman bermakna
subtema 2 Kurikulum 2013 pada siswa kelasIV kepada siswa. Selain itu tematik terpadu
Sekolah Dasar. disikapi sebagai sebuah wawasan dan aktivitas
Ciri-ciri bahan ajar menurut Majid berpikir dalam merancang pembelajaran yang
(2006: 174) sebuah bahan ajar paling tidak ditujukan untuk menghubungkan tema, topik,
mencakup antara lain: petunjuk belajar maupun pemahaman dan keterampilan yang
(petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan diperoleh siswa secara utuh dan padu.
dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, Pengembangan bahan ajar tematik
petunjuk kerja (dapat berupa lembar kerja) dan terpadu berbasis PBL dilakukan dengan
evaluasi. Dengan menggunakan bahan ajar tahapan yang terencana dan terstruktur. Tahap-
85

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

tahap yang dilakukan memperhatikan tahapan Ada beberapa langkah-langkah


model penelitian pengembangan, menerapkan model pembelajaran berbasis
pembelajaran tematik terpadu dan PBL. Tahap- masalah dalam pembelajaran. Menurut
tahap pengembangan bahan ajar yang Rusman (2011: 243) menyebutkan langkah-
dilakukan dengan menggunakan model 4-D langkah pembelajaran PBL adalah sebagai
meliputi pendefinisian (define), perancangan berikut: (1) orientasi siswa pada masalah; (2)
(design), pengembangan (develop), dan mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3)
penyebaran (disseminate). Akan tetapi, karena membimbing penyelidikan individual maupun
keterbatasan tenaga, biaya, dan waktu yang kelompok; (4) mengembangkan dan
dimiliki penulis, maka pada tahap penyebaran menyajikan hasil karya; (5) menganalisis dan
hanya akan dilakukan dalam skala terbatas. mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Adapun karakteristik bahan ajar tematik Hosnan (2014: 302) mengatakan
terpadu menurut Prastowo (2013:142) antara bahwa “penerapan model PBL terdiri atas lima
lain: “(1) menstimulasi siswa agar aktif; (2) langkah utama yaitu: (1) guru
menciptakan suasana pembelajaran yang memperkenalkan siswa dengan situasi
menyenangkan; (3) menyuguhkan masalah; (2) mengorganisasikan siswa untuk
pengetahuan yang holistic (tematik); dan (4) belajar; (3) membimbing penyelidikan
memberikan pengalaman langsung kepada individual dan kelompok; (4) mengembangkan
siswa”. dan menyajikan hasil karya dan menganalisis;
Berdasarkan paparan di atas maka PBL dan (5) mengevaluasi proses pemecahan
merupakan suatu model pembelajaran di dalam masalah.
kelas dimana pembelajaran dimulai dengan Berdasarkan pendapat di atas, langkah-
pemberian sebuah masalah atau masalahnya itu langkah Model PBL adalah: (1)
siswa yang menemukan sendiri, masalahnya Mengorientasikan siswa terhadap masalah; (2)
itu memiliki konteks dengan dunia nyata, siswa mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3)
terlebih dahulu diminta untuk mengobsevasi membimbing penyelidikan individual maupun
suatu fenomena, kemudian siswa diminta kelompok; (4) mengembangkan dan
untuk mencatat permasalahan-permasalahan menyajikan hasil karya; (5) menganalisis dan
yang muncul, maka siswa dapat memecahkan mengevaluasi proses pemecahan masalah”.
masalah secara sistematis dan logis, sehingga Langkah-langkah PBL tersebut dapat
siswa dapat memberdayakan, mengasah, diintegrasikan dengan aktivitas-aktivitas
menguji, serta mengembangkan kemampuan model saintifik sesuai dengan karakteristik
berfikir kritisnya dengan baik. pembelajaran dalam kurikulum 2013.

86

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

METODE PENELITIAN Berdasarkan pendapat di atas, dapat


Penelitian ini menggunakan penelitian ditarik simpulan bahwa penelitian
pengembangan. Penelitian pengembangan pengembangan adalah sebuah metode
merupakan istilah yang sering dipakai untuk penelitian yang digunakan untuk
metode penelitian dan pengembangan yang mengembangkan sebuah produk melalui
dalam bahasa Inggrisnya disebut Research and tahapan tertentu, hingga nantinya dihasilkan
Development (R&D). sebuah produk yang teruji tingkat kevalidan,
Menurut Gray, dkk (2009: 18) kepraktisan, dan keefektifannya terhadap
“Research and Development (R&D) is the kebutuhan.
process of researching consumer needs and Penelitian ini menggunakan model 4D
then developing products to fulfill those (four-D models). Menurut Thiangarajan
needs”. Sugiyono (2009: 297) mengemukakan (dalam Trianto, 2011: 184) pengembangan
bahwa “penelitian pengembangan adalah model four-D terdiri dari 4 tahap utama yaitu:
penelitian yang menghasilkan produk tertentu (1) define (menetukan materi); (2) design
dan menguji keefektifan produk tersebut”. (perancangan); (3) develop (pengembangan);
Penelitian pengembangan bukanlah dan (4) dessiminate (penyebaran). Tahap
penelitian untuk menemukan teori, melainkan penyebaran (disseminate) hanya dilakukan
penelitian yang digunakan untuk pada skala terbatas, yaitu pada SD N 23 Pasir
mengembangkan atau menghasilkan sebuah Sebelah karena keterbatasan biaya dan waktu.
produk melalui tahapan tertentu, hingga
nantinya dihasilkan sebuah produk yang teruji HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat kevalidan, kepraktisan, dan Hasil penelitian mengenai
keefektifannya terhadap kebutuhan. pengembangan bahan ajar tematik terpadu
Lebih lanjut Trianto (2011: 243) dengan menggunakan model Problem Based
mengemukakan bahwa penelitian Learning (PBL) untuk kelas IV SD. Hasil
pengembangan adalah suatu penelitian yang keseluruhan penelitian berdasarkan validitas,
dilakukan untuk mengembangkan produk atau praktikalitas dan efektivitas dapat di lihat pada
menyempurnakan produk tertentu. tabel di bawah ini:

87

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

Tabel 1. Validitas, Praktikalitas, dan Efektivitas

Aspek Rata-rata Deskriptor


Validasi
a. Hasil Validasi Bahan Ajar 3,70 Sangat Valid
b. Hasil Validasi RPP 3,74 Sangat Valid

Praktikalitas
a. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran 3,80 Praktis
b. Hasil Angket Praktikalitas untuk Guru
c. Hasil Angket Praktikalitas untuk Siswa 3,88 Praktis
d. Hasil Observasi Penggunaan Bahan Ajar
e. Hasil Wawancara 3,86 Praktis

Efektivitas (Tahap Pengembangan)


a. Aktivitas Siswa 83,51 Sangat Baik
b. Hasil Belajar:
1) Aspek Sikap 92,61 Sangat Baik
2) Aspek Pengetahuan 83,80 Sangat Baik
3) Aspek Keterampilan 90,94 Sangat Baik

Efektivitas (Tahap Penyebaran)


a. Aktivitas Siswa 92,54 Sangat Baik
b. Hasil Belajar:
1) Aspek Sikap 82,29 Sangat Baik
2) Aspek Pengetahuan 90,51 Sangat Baik
3) Aspek Keterampilan 81,94 Sangat Baik

Pengembangan bahan ajar tematik tahap perancangan ini merupakan kelanjutan


terpadu dengan model Problem Based dari tahap pendefinisian (define). Pada tahap
Learning (PBL) untuk kelas IV SD dengan perancangan (design) dilakukan perancangan
menggunakan model pengembangan 4-D. terhadap bahan ajar tematik terpadu dengan
Deskripsi data hasil penelitian dijelaskan menggunakan model PBL untuk kelas IV SD.
sebagai berikut: Bahan ajar disesuaikan dengan KI dan
Tahap Pendefenisian (Define) KD yang ditetapkan kurikulum, kemudian
Tahap pendefenisian dilakukan disusun sesuai dengan langkah-langkah pada
analisis pada beberapa aspek, yang meliputi: model PBL. Bahan ajar yang dirancang
analisis kurikulum, analisis kebutuhan, dan mendorong siswa untuk aktif, mampu berfikir
analisis karakteristik siswa. kritis dan mampu bertukar pikiran dalam
Tahap Perancangan (Design) pembelajaran. Bahan ajar dilengkapi dengan
Tahap perencanaan (design) gambar-gambar berwarna yang menarik bagi
merupakan tahap kedua dari model 4-D. Pada siswa. Dengan demikian, bahan ajar ini akan

88

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

disenangi siswa dan dapat menunjang dalam Sebelah. Penerapan uji efektivitas yang
proses pembelajaran. dilakukan pada tahap penyebaran sama halnya
Format dari penyusunan bahan ajar ini ketika uji efektivitas ketika uji coba produk
ini dimodifikasi dari struktur Bahan ajar dilakukan pada tahap pengembangan.
menurut Depdiknas yang terdiri atas: (1) cover, Bahan ajar tematik terpadu dengan
(2) kata pengantar, (3) daftar isi, (4) petunjuk model PBL dirancang untuk dapat digunakan
penggunaan, (5) KI dan KD yang akan dicapai, oleh guru dan siswa pada tema 8. Tempat
(6) judul, (7) tujuan yang akan dicapai, (8) tinggalku dan subtema 3. Aku Bangga dengan
tugas-tugas atau kegiatan, (9) informasi Daerah Tempat Tinggalku. Bahan ajar ini
pendukung, (10) refleksi, dan (11) daftar berfungsi sebagai alat bantu dalam
pustaka. pelaksanaan pembelajaran. Bahan ajar ini
Tahap Pengembangan (Develop) diharapkan dapat membantu siswa dalam
Tahap pengembangan ini bertujuan memahami materi sehingga memperoleh hasil
untuk menghasilkan bahan ajar tematik terpadu yang baik. Penelitian yang dilakukan bertujuan
dengan menggunakan model PBL yang valid, untuk mengetahui validitas, pratikalitas dan
praktis dan efektif, sehingga layak digunakan efektifitas dari bahan ajar tematik terpadu
dalam proses pembelajaran. Tahap dengan model PBL yang dikembangkan.
pengembangan ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: Validitas Bahan Ajar dan RPP
validasi desain, uji praktikalitas, dan uji Validitas bahan ajar dan RPP yang
efektivitas. telah dikembangkan dikatakan valid apabila
Tahap Penyebaran (Disseminate) memenuhi kriteria tertentu. Menurut Plomp
Tahap penyebaran merupakan tahap (2007:127) karakteristik dari produk yang
penggunaan bahan ajar pada ruang lingkup dikatakan valid apabila ia merefleksikan jiwa
yang lebih luas. Penyebaran ini dapat pengetahuan (state of the art knowledge). Hal
dilakukan pada kelas lain, sekolah lain, inilah yang dikatakan dengan validasi isi
ataupun guru lain. Pada penelitian ini, (content validiy). Selanjutnya, komponen-
penyebaran dilakukan pada skala terbatas yaitu komponen produk tersebut harus konsisten
kelas IV A SDN 23 Pasir Sebelah Kota Padang. satu sama lain (validitas konstruk). Oleh sebab
Tujuannya adalah untuk menguji efektivitas itu, validasi yang dilakukan terhadap bahan
penggunaan bahan ajar tersebut pada objek, ajar tematik terpadu dan RPP dengan model
situasi, dan kondisi yang berbeda. PBL pada penelitian ini menekankan pada
Tahap penyebaran dilakukan pada hari validitas isi (content validity) dan validitas
Senin sampai Rabu tanggal 25, 26, dan 27 konstruksi (construct validity).
April 2015 di kelas IV A SDN 23 Pasir
89

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

Berdasarkan analisis data penilaian melibatkan siswa secara aktif sehingga


validasi dari validator, maka validitas RPP dan menunjang pencapaian tujuan instruksional,
bahan ajar tematik terpadu dengan (c) memiliki sarana-sarana yang menunjang
menggunakan model PBL di kelas IV yang proses pembelajaran.
dikembangkan tergolong sangat valid. Efektivitas bahan ajar yang
Praktikalitas Bahan ajar dikembangkan dapat dilihat dari aktivitas dan
Sebuah bahan ajar yang baik di hasil belajar siswa termasuk hasil belajar aspek
samping memenuhi kriteria kevalidan juga sikap, pengetahuan dan keterampilan.
hendaknya bersifat praktis. Kepraktisan bahan
ajar berkaitan dengan kemudahan guru dan
SIMPULAN
siswa dalam menggunakannya. Menurut
1. Proses pengembangan bahan ajar tematik
Plomp (2007: 127) sebuah bahan ajar
terpadu berbasis model Problem Based
dikatakan praktis apabila bahan ajar tersebut
Learning (PBL) di kelas IV SD dilakukan
dapat digunakan dengan mudah oleh guru dan
dengan tahap pendefinisian, perancangan,
siswa dalam pembelajaran. Untuk melihat
pengembangan, dan penyebaran. Dapat
apakah bahan ajar yang telah dikembangkan
dijelaskan sebagai berikut: 1) tahap
praktis atau tidak, dilakukan uji coba pada
pendefinisan adalah melakukan analisis
siswa kelas IVB SDN 23 Pasir sebelah. Uji
buku guru dan buku siswa, 2) tahap
praktikalitas ini dapat dilakukan melalui
perancangan dilakukan dengan merancang
pengamatan pelaksanaan pembelajaran,
bentuk produk buku guru dan buku siswa
wawancara, dan pemberian angket kepada guru
berbasis model PBL, 3) tahap
dan siswa sebagai pengguna bahan ajar.
pengembangan dilakukan dengan uji
Efektifitas Bahan ajar
validasi bahan ajar oleh validator, dan 4)
Kualitas produk atau hasil
tahap penyebaran yang dilakukan secara
pengembangan dapat ditentukan berdasarkan
terbatas yaitu pada kelas lain dengan
validitas, praktikalitas, dan efektivitas bahan
sekolah yang sama.
ajar yang dikembangkan. Aspek efektivitas
2. Telah dihasilkan Bahan Ajar Tematik
dapat dilakukan apabila produk tersebut telah
Terpadu berbasis Model PBL di Kelas IV
valid dan praktis. Menurut Firman (2000:56),
Sekolah Dasar yang valid, praktis, dan
keefektifan program pembelajaran ditandai
efektif.. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
dengan ciri-ciri sebagai berikut: (a) berhasil
hasil validasi bahan ajar oleh validator ahli
mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan
dan praktisi pendidikan yang telah
instruksional yang telah ditetapkan, (b)
dilaksanakan, baik pada RPP dan bahan ajar
memberikan pengalaman belajar yang atraktif,
90

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

yang dikembangkan memperoleh skor rat- 2. Peneliti lain, dapat mengembangkan bahan
rata yaitu 3,60 dengan kategori sangat valid. ajar tematik terpadu dengan model PBL
Hal ini memberikan gambaran bahwa bahan pada materi lainnya dan lebih lanjut pada
ajar yang dikembangkan telah valid dan ruang lingkup sekolah yang lebih luas
dapat digunakan dalam pembelajaran dengan situasi dan kondisi yang berbeda
tematik terpadu. Praktikalitas bahan ajar untuk mendapatkan hasil yang lebih
diketahui dari hasil angket respons siswa sempurna. Bahan ajar yang telah
secara keseluruhan yang telah mengikuti dikembangkan dapat dijadikan sebagai
pembelajaran menggunakan bahan ajar. Hal acuan dalam mengembangkan bahan ajar
ini terlihat dari hasil pengamatan yang lain terutama yang berkaitan dengan
keterlaksanaan pembelajaran dengan rata- pembelajaran di SD.
rata 93,3% kategori sangat praktis, angket
respons guru rata-rata yaitu 88,9% dengan DAFTAR RUJUKAN
kategori praktis, angket respon siswa rata-
Gray, dkk. (2009). Educational Research:
rata 82,5% dengan kategori praktis. Competencies for Analysis and
Applications ( 9 th ed). New
Efektivitas diketahui melalui aktivitas siswa
Jersey: Pearson Education Inc.
dan hasil belajar. Adapun hasil pengamatan
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar.
aktivitas siswa rata-rata 92,5 dengan
Bandung: Pustaka Setia.
kategori sangat tinggi dan hasil belajar
Hosnan. (2014). Model Saintifik dan
siswa secara umum menunjukkan hasil
konstektual dalam Pembelajaran
yang sangat baik artinya penggunaan bahan Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
ajar tematik terpadu berbasi PBL sudah
Kemendikbud. (2013). Panduan Teknis
efektif dilaksanakan. Penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta :
Kemendikbud.

SARAN Kemendikbud. (2014). Buku Guru Kelas IV


Tema Tempat Tinggalku (Edisi
1. Untuk guru SD, berdasarkan hasil validitas,
Revisi). Jakarta : Kemendikbud
praktikalitas, dan efektifitas yang telah
Kemendikbud. (2014). Buku Siswa Kelas IV
dilaksanakan, bahan ajar tematik terpadu
Tema Tempat Tinggalku (Edisi
berbasis model PBL di kelas IV sekolah Revisi). Jakarta: Kemendikbud
dasar dapat digunakan sebagai salah satu
Kunandar. (2011). Guru Profesional. Jakarta :
alternatif dalam proses pembelajaran tema PT. Rajagrafindo Persada.
8. Tempat Tinggalku subtema 3 Aku
Majid, Abdul. (2014). Implementasi
Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku. Kurikulum 2013. Bandung: Interes

91

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
ISSN 2579-3403
Volume 2, Nomor 1, Juli 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional PROFIL SINGKAT:


Republik Indonesia Nomor 57 Tahun Silviana adalah dosen PGSD STKIP Adzkia
2014 tentang kerangka dasar dan Kota Padang dengan bidang keahlian Bahasa
struktur kurikulum SD/MI. Jakarta: Indonesia
Direktoral Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah

Plomp, T. dan Nieveen, N. (Eds). (2007). An


Introduction to Educational Design
Research. Enschede: Netherlands
Institute for Curriculum Development
(SLO).

Prastowo, Andi. (2013). Pengembangan


Bahan Ajar Tematik terpadu.
Jogjakarta: Diva Press

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran


Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian


Pendidikan Model Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Trianto. (2010). Pengantar Penelitian


Pendidikan bagi Pengembangan
Profesi Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan. Surabaya: Prenada
Media Group.

92

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Anda mungkin juga menyukai