Anda di halaman 1dari 9

JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Vol, 5. No, 3. Tahun 2021


e-ISSN: 2597-4440 dan p-ISSN: 2597-4424
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Analisis Kesulitan Guru Dalam Merancang Pembelajaran Tematik di Kelas


Tinggi SDN 71 Maccini Kabupaten Soppeng

Anisa Gala1, Abd. Hafid2, Sudirman3


1,2,3
PGSD FIP Univrsitas Negeri Makassar
Email: 1anisagala23@gmail.com
2
Hafidabdul196403@gmail.com
3
dirman64@unm.ac.id

Abstrak; Masalah dalam penelitian ini yaitu masih banyak guru yang belum mampu
untuk merancang pembelajaran tematik yang sesuai dengan ketentuan Kurikulum
2013 terutama merancang RPP, bahan ajar, dan LKPD. Penelitian ini adalah
penelitian deksriptif kualitatif. Bertujuan untuk mengetahui kesulitan guru dalam
merancang RPP, bahan ajar, dan LKPD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam
merancang RPP guru kesulitan dalam menggabungkan tema, kesulitan dalam
merumuskan indikator, dan kesulitan dalam pemilihan model pembelajaran. Pada
LKPD guru kesulitan dalam pemilihan jenis materi dan penyajian gambar yang
menarik. Pada bahan ajar guru kesulitan dalam memasukkan materi. Kesimpulannya
dalam penerapan Kurikulum 2013 di sekolah SDN 71 Maccini sudah baik akan tetapi
guru masih kesulitan dalam menggabungkan tema, merumuskan indikator
pembelajaran, pemilihan model pembelajaran, pemilihan jenis materi ke dalam
LKPD, memasukkan gambar yang menarik ke dalam LKPD, dan kesulitan dalam
memasukkan materi dalam bahan ajar.

Kata Kunci: Pembelajaran tematik; RPP; LKPD; Bahan ajar

Abstract; The problem in this study is that there are still many teachers who have
not been able to design thematic learning in accordance with the provisions of the
2013 curriculum, especially designing lesson plans, teaching materials, and LKPD.
This research is a qualitative descriptive research. Aims to find out difficulties of
teachers designing lesson plans, teaching materials, and LKPD. The results showed
that in designing lesson plans, teachers had difficulty in combining themes,
difficulties formulating indicators, and difficulties in choosing learning models. In
LKPD the teacher has difficulty in choosing type of material and presenting
interesting images. In teaching materials teacher has difficulty in entering material.
In conclusion, the implementation of 2013 Curriculum at SDN 71 Maccini schools
is good, but teachers still have difficulty in combining themes, formulating learning
indicators, selecting learning models, selecting types of material into the LKPD,
inserting interesting pictures into LKPD, and difficulties in inserting material in
teaching materials.

Keywords: Thematic learning; RPP; LKPD; Teaching materials

407
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

PENDAHULUAN memberikan pengalaman bermakna kepada


Pendidikan merupakan unsur yang peserta didik. Hal ini sesuai dalam
sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 tentang
manusia untuk meningkatkan pengetahuan, Kurikulum 2013 dijelaskan bahwa
keterampilan dan kebiasaan sekelompok pembelajaran tematik merupakan
orang yang diturunkan dari suatu generasi ke pembelajaran yang mengintegrasikan
generasi berikutnya melalui pengajaran berbagai kompetensi dari berbagai mata
maupun pelatihan. Pendidikan pada dasarnya pelajaran ke dalam berbagai tema.
bertujuan untuk membina peserta didik agar Pelaksanaan konsep pembelajaran
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan tematik tentu saja tidak lepas dari peranan
sikap positif dalam menjalani kehidupan. seorang guru. Pembelajaran berbasis tematik
Kualitas pendidikan sangat diperlukan pada kelas rendah telah dilakukan oleh guru
untuk mendukung upaya terciptanya manusia sejak diberlakukannya KTSP (Kurikulum
yang cerdas dan mampu bersaing di era Tingkat Satuan Pendidikan) pada tahun 2006.
globalisasi. Pendidikan itu tidak hanya Pembelajaran tematik bertolak dari anggapan
sekedar menyampaikan informasi kepada bahwa peserta didik pada usia enam hingga
peserta didik, melainkan menciptakan situasi, sembilan tahun masih berfikir secara integral
mengarahkan, mendorong dan membimbing atau menyeluruh. Oleh karena itu, pada usia
aktivitas belajar peserta didik ke arah kelas (satu sampai tiga) diterapkanlah
perkembangan yang optimal. Menurut Patta pembelajaran tematik, pada Tahun 2013
dan Novianti (2017) Pendidikan merupakan kembali lagi diluncurkan kurikulum baru
suatu usaha yang dilakukan atau dilaksanakan yang merupakan penyempurnaan dari
secara teratur dan sistematis untuk kurikulum sebelumnya.
mengembangkan potensi siswa dengan Pembelajaran tematik pada
memberikan ilmu pengetahuan dan melatih Kurikulum 2013 telah dirancang begitu
dengan berbagai keterampilan, penanaman matang, sehingga guru dituntut siap dalam
nilai-nilai sikap hidup yang baik. Selain itu menerapkan pembelajaran tematik di sekolah
untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional dengan dilakukannya sosialisasi dan pelatihan
salah satunya dengan cara meningkatkan serta diskusi dalam KKG (Kelompok Kerja
mutu pendidikan. Hal ini senada dengan Guru) tentang pembelajaran tematik. Dengan
tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang- dilakukannya sosialisasi dan pelatihan tentang
Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tujuan pembelajaran tematik sebagai penerapan
Pendidikan Nasional yaitu untuk Kurikulum 2013, guru bisa menguasai dan
mengembangkan potensi peserta didik agar menerapkan pembelajaran tematik. Menurut
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Hafid et al., (2019) model pembelajaran
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak tematik adalah model pembelajaran yang
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menggunakan pendekatan yang melibatkan
dan menjadi warga negara yang demokratis beberapa muatan mata pelajaran untuk
serta bertanggung jawab. Pelaksanaan proses memberikan pengalaman bermakna kepada
pendidikan di sekolah dasar telah mengalami siswa. Menurut (Rusman, 2016)
pembaruan kurikulum. Kurikulum yang mengemukakan bahwa pembelajaran tematik
diterapkan pada saat ini yaitu Kurikulum 2013. di sekolah dasar penting disebabkan karena
Menurut Ahmadi (2014) bahwa Tujuan pengalaman belajar sangat dibutuhkan oleh
Kurikulum 2013 mendorong peserta didik anak usia sekolah dasar, proses pembelajaran
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, menjadikan peserta didik aktif sehingga tidak
bertanya, bernalar, dan mereka ketahui setelah merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran,
menerima materi pembelajaran. mengembangkan keterampilan seperti berani
Ciri khas Kurikulum 2013 di SD berbicara didepan kelas, selalu bekerja sama,
adalah pembelajaran tematik pada semua dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
kelas. Menurut Rasidi et al., (2015) Pembelajaran tematik di sekolah
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran dasar guru harus mampu merancang
yang menggunakan tema dalam mengaitkan pembelajaran tematik yaitu merancang RPP,
beberapa mata pelajaran sehingga dapat bahan ajar, merancang penyusunan LKPD,

408
Vol, 5. No, 3. Tahun 2021

menggunakan media pembelajaran, dan Berdasarkan latar belakang di atas,


melakukan penilaian yang sesuai dengan maka untuk mengkaji lebih lanjut diperlukan
Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran kajian penelitian yang mendalam, maka
tematik guru juga harus lebih kreativitas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
dalam mengembangkan kegiatan judul Analisis Kesulitan Guru dalam
pembelajaran akan tetapi berbeda yang ada di Merancang Pembelajaran Tematik di Kelas
lapangan yaitu di tempat Magang dan lokasi Tinggi SDN 71 Maccini Kecamatan Liliriaja
penelitian di SDN 71 Maccini bahwa masih Kabupaten Soppeng
banyak guru-guru yang belum mampu untuk
merancang pembelajaran tematik yang sesuai METODE PENELITIAN
dengan ketentuan Kurikulum 2013 terutama
dalam merancang RPP, bahan ajar, dan Penelitian ini menggunakan
penelitian deksriptif kualitatif. Menurut
LKPD. Hal ini sejalan dengan temuan yang
Sugiyono (2017) Penelitian kualitatif adalah
dilakukan oleh ain (2016) menunjukkan
bahwa kesulitan atau hambatan guru dalam metode penelitian yang berlandaskan pada
melaksanakan pembelajaran tematik yaitu filsafat postpositivisme, digunakan untuk
kesulitan menggabungkan tema dengan mata meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
pelajaran dan kesulitan dalam membuat RPP. (sebagai lawanannya adalah eksperimen)
Berdasarkan temuan yang ada di atas, dimana peneliti adalah instrumen kunci,
maka fenomena tersebut hampir sama di SDN teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
71 Maccini Kecamatan Liliriaja Kabupaten
Soppeng bahwa setiap guru memiliki keluhan induktif/kualitatif dan hasil penelitian
dalam merancang pembelajaran tematik di kualitatif lebih menekankan makna daripada
kelas tinggi. Hasil wawancara yang tidak generalisasi.
Penelitian ini dilaksanakan mulai
terstruktur bahwa dari kelima perencanaan
Bulan Maret sampai dengan Bulan Juni 2021.
pembelajaran tematik yaitu RPP, bahan ajar,
LKPD, media pembelajaran, dan Penilaiaan Penelitian ini dilaksanakan di SDN 71
yang menjadi sulit bagi guru yaitu Maccini Kecamatan Liliriaja Kabupaten
kebingungan dalam merancang sebuah RPP di Soppeng, Peneliti memilih lokasi penelitian
ini karena lebih dekat dari rumah dan lokasi
kelas tinggi, karena cakupan materinya yang
penelitian ini sesuai dengan masalah yang
lebih kompleks sehingga sulit untuk
memadukan materi pelajaran menjadi sebuah didapatkan.
tema dan kadang memberikan pembelajaran Langkah–langkah penelitian yaitu
terlebih dahulu peneliti mengurus surat izin
tematik tetapi lebih sering menggunakan
pembelajaran terpisah. penelitian, kemudian mendatangi sekolah
Berdasarkan penelitian yang yang menjadi lokasi penelitian untuk meminta
dilakukan oleh Nisyatul 2017 mengenai izin kepada kepala sekolah untuk melakukan
“ Hambatan Guru Pada Pembelajaran Tematik penelitian di sekolah tersebut, setelah izin
dalam Kurikulum 2013”. Hasil penelitian tersebut telah didapatkan, selanjutnya
menunjukkan bahwa guru terhambat dalam meminta kesediaan guru kelas IV, V, dan VI
merancang pembelajaram tematik terutama kapan akan diwawancarai. Setelah ada waktu
merancang penyusunan RPP (Rencana yang disepakati peneliti mewawancarai dan
membagikan angket kepada informan.
Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan kaidah Kurikulum 2013, guru
kesulitan dalam merancang penyusunan dengan tiga cara yaitu wawancara, angket, dan
LKPD, guru juga terhambat dalam merancang dokumentasi. Wawancara yang digunakan
bahan ajar, dan kesulitan dalam pemilihan dalam penelitian ini untuk memperoleh
informasi melalui tatap muka. Wawancara
media pembelajaran.
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kesulitan guru dalam merancang wawancara semi-tersruktur. Angket yang
RPP, LKPD, dan bahan ajar tematik di kelas digunakan dalam penelitian ini hanya sebagai
tinggi SDN 71 Maccini Kecamatan Liliriaja pendukung berbentuk skala guttman. Dalam
Kabupaten Soppeng. penelitian ini menggunakan 2 alternatif

409
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

jawaban dari skala guttman yaitu ya dan tidak. 2) Hasil wawancara


Dokumentasi dalam penelitian ini untuk Pertanyaan yang diajukan melalui
mendapat gambaran atau informasi yang jelas wawancara langsung kepada subjek penelitian
tentang kondisi di lapangan yaitu foto RPP, yaitu kesulitan yang dialami guru dalam
LKPD, dan bahan ajar. menggabungkan tema. Sebagaimana hasil
Teknik analisis data yang digunakan petikan wawancara berikut ini:
dalam penelitian ini adalah teknik analisis “Ya dalam merancang sebuah RPP saya
data yang dikembangkan oleh Miles dan kesulitan dalam menggabungkan tema,
Huberman yaitu data reduction, data display, karena cakupan materi yang ada di kelas
dan conclution drawing. Pemriksaan tinggi sudah cukup luas, tidak sama halnya di
keabsahan data yang digunakan dalam kelas rendah”(SI 18 Mei 2021)
penelitian ini yaitu menggunakan teknik Sejalan dengan pendapat SI di atas,
triangulasi. Menurut Sidiq (2019) triangulasi kesulitan guru dalam merancang
dalam pengujian kreabilitas ini diartikan pembelajaran tematik juga dialami oleh SII.
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber Sebagaimana hasil petikan wawancara berikut
dengan cara, dan berbagai waktu. ini:
“Ya disitulah kendala saya sulit memadukan
HASIL DAN PEMBAHASAN mata pelajaran agar menjadi sebuah tema,
akan tetapi ada materi susah dan ada mteri
Data hasil penelitian diperoleh dari yang mudah untuk digabungkan menjadi
guru SDN 71 Maccini sebanyak tiga guru
tema” (SII 19 Mei 2021)
yaitu guru kelas IV sebagai subjek pertama Hal yang sama juga diungkapkan oleh
disingkat SI, guru kelas V sebagai subjek SIII bahwa kesulitan dalam merancang RPP
kedua disingkat SII, guru kelas VI sebagai terutama dalam menggabungkan tema
subjek ketiga disingkat SIII.
terbukti dari hasil wawancara langsung
1. Kesulitan Guru dalam Merancang RPP kepada SIII sebagaimana yang diutarakan
Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:
mengenai kesulitan guru dalam merancang “Sebenarnya dalam menggabungkan sebuah
RPP kesulitan yang ditemukan yaitu guru tema tergantung dari materi pelajarannya
kesulitan dalam menggabungkan tema, guru yang akan digabungkan, ada memang materi
kesulitan dalam merancang indikator yang sulit untuk digabungkan menjadi tema
pembelajaran, dan guru kesulitan dalam tetapi ada juga materi yang mudah untuk
pemilihan model pembelajaran, adapun hasil digabungkan menjadi tema” (SIII 24 Mei
penelitian sebagai berikut: 2021)
a. Kesulitan guru dalam menggabungkan
tema b. Kesulitan dalam Merancang Indikator
Pembelajaran
1) Hasil angket
Pertanyaan yang diajukan melalui 1) Hasil angket
angket sebagai pendukung hasil penelitian Berdasarkan hasil temuan peneliti,
yaitu kesulitan yang dialami guru dalam pertanyaan yang diajukan melalui angket
menggabungkan tema, sebagaimana hasil kepada subjek yaitu mengenai kesulitan guru
angket guru kelas IV, V, dan VI masing- dalam merancang RPP khususnya dalam
masing guru menjawab ya, terbukti bahwa merancang indikator pembelajaran,
guru kesulitan dalam menggabungkan tema. sebagaimana hasil angket guru kelas IV, V,
Hal yang menjadi sulit bagi guru karena dan VI memiliki jawaban yang sama, masing-
materi yang ada pada kelas tinggi sudah masing subjek menjawab ya, terbukti bahwa
meluas jadi cukup sulit untuk digabungkan memang benar guru kesulitan dalam
menjadi tema berbeda dengan yang ada di merancang indikator pembelajaran. Hal yang
kelas rendah bahwa cakupan materinya belum menjadi sulit bagi guru karena pada
terlalu luas jadi masih mudah untuk merancang indikator itu memerlukan kata
digabungkan. kerja yang mudah dipahami yang sesuai
dengan kata kerja oprasioanl hal tersebut yang

410
Vol, 5. No, 3. Tahun 2021

membuat guru sulit untuk merancangnya. masing subjek, berikut hasil wawancaranya,
SI mengatakan bahwa:
2) Hasil wawancara
“Ya dalam merancang sebuah RPP yang
Pertanyaan yang diajukan melalui
menjadi sangat sulit bagi saya di merancang
wawancara kepada subjek penelitian yaitu
model pembelajaran, karena dalam
kesulitan yang dialami guru dalam merancang
merancang model pembelajaran itu harus
indikator pembelajaran. Sebagaimana hasil
yang menarik dan guru juga harus akitf, akan
petikan wawancara berikut ini:
tetapi saya hanya sering melakukan model
“kalau di bagian indikator cukup sulit karena
ceramah saja jika mengajar,itu yang menjadi
harus sesuai dengan KD” (SI 18 Mei 2021)
sulit bagi saya” ( SI 18 Mei 2021)
Sejalan dengan pendapat SI dalam
Pada wawancara SII juga mengatakan
wawancara kesulitan dalam merancang
bahwa sangat sulit merancang model
indikator. SII mengemukakan hal yang sama
pembelajaran. Sebagaimana hasil petikan
dengan SI mengatakan bahwa:
wawancara SII mengatakan bahwa:
“Iya sulit karena menyusun indikator bukan
“ Iya saya sulit, apalagi di Kurikulum 2013
hanya sekedar menyususn kata yang singkat
guru dituntut untuk membuat model
dan jelas akan tetapi kita tetap harus
pembelajaran yang menarik, tetapi saya
memperhatikan KD, kadang jika sulit kami
terkendala karena umur saya juga sudah tua
hanya melihat pada contoh RPP di internet”
jadi susah untuk menciptakan model
(SII 19 Mei 2021)
pembelajaran yang menarik” (SII 19 Mei
Sedangkan SIII pada wawancara juga
2021)
mengatakan hal yang serupa dengan SI dan
Hal yang sama juga diungkapkan oleh
SII bahwa pada bagian merancang indikator
SIII dengan subjek sebelumnya mengenai
menemukan kesulitan. SIII mengatakan
kesulitan dalam merancang model
bahwa:
pembelajaran. SIII mengatakan bahwa:
“iya bagi saya sulit karena diindikator itu
“Kalau merancang model pembelajaran
menjadikan kata kerja yang ada dalam KD
menurut saya sulit dalam pemilihan model
menjadi kata kerja oprasional sesuai dengan
pembelajaran karena apalagi jika mau
jenis kompetensi yang diharapkan dan harus
menyesuaikan dengan karakter peserta didik”
sesuai dengan taksonomi bloom, jadi itu juga
( SIII 24 Mei 2022)
sulit bagi guru” (SIII 24 Mei 2021)
2. Kesulitan Guru dalam Merancang
c. Kesulitan dalam merancang model LKPD
pembelajara Berdasarkan hasil penelitian
1) Hasil angket mengenai kesulitan guru dalam merancang
Pertanyaan yang diajukan melalui LKPD diantaranya guru kesulitan dalam
angket kepada subjek penelitian mengenai pemilihan jenis materi dan kesulitan dalam
kesulitan guru dalam merancang RPP yaitu penyajian dari segi tampilan, adapun hasil
kesulitan dalam merancang model penelitian sebagai berikut:
pembelajaran, sebagaimana hasil angket guru a. Kesulitan yang dialami guru dari segi
kelas IV, V, dan VI semua subjek menjawab pemilihan jenis materi
ya, yaitu dari hasil angket terbukti bahwa guru 1) Hasil angket
kesulitan dalam merancang model Pertanyaan yang diajukan melalui
pembelajaran. Dalam pemilihan model angket kepada subjek penelitian yaitu
pembelajaran guru masih belum terbiasa kesulitan guru dalam merancang LKPD,
dengan pemilihan model yang sesuai dengan sebagaimana hasil angket guru kelas IV, V,
peserta didik karena masih terbiasa dengan dan VI diperoleh dalam merancang sebuah
model ceramah. LKPD semua subjek menjawab ya yaitu
2) Hasil wawancara ditemukan guru kesulitan pada saat pemilihan
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan materi ke dalam LKPD.
melalui wawancara mengenai kesulitan dalam
merancang model pembelajaran masing-

411
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

2) Hasil wawancara menemukan gambar yang menarik yang harus


Pertanyaan yang diajukan melalui disesuaikan dengan materi.
wawancara kepada subjek mengenai kesulitan 2) Hasil wawancara
yang dialami guru dalam merancang LKPD
dari segi pemilihan jenis materi, berikut hasil Merancang sebuah LKPD dari segi
wawancara. SI mengemukakan bahwa: tampilan harus menarik agar peserta didik
“Sulit karena kan dalam membuat LKPD kita mudah memahami materi, akan tetapi kadang
harus mencari materi yang tepat untuk guru terkendala dalam memberikan tampilan
dijadikan LKPD, disini memang kami yang menarik. SIII mengatakan bahwa:
menggunakan akan tetapi yang membuat sulit “iya saya sulit memasukkan gambar- gambar
bagi kami pada pemilihan jenis materi hal yang di dalam LKPD karena gambar-gambar
yang membuat sulit karena masih kurangnya tersebut harus menarik jadi susah cari
pemahaman guru dalam pemilihan jenis gambar yang menarik agar singkron dengan
materi dalam pembuatan LKPD” (SI 18 Mei materinya” (Subjek Pertama 18 Mei 2021)
2021) Sejalan dengan respon yang diberikan
Hal yang sama juga diungkapkan oleh oleh SI juga kesulitan dalam memilih gambar-
SII bahwa kesulitan dalam merancang LKPD gambar yang menarik dan harus sesuai dengan
terutama dalam pemilihan jenis materi, materi. SII mengatakan bahwa:
sebagaimana yang diutarakan sebagai berikut “saya terkendala yaitu jika LKPD itu
“Kalau saya dalam membuat LKPD sulit membutuhkan gambar, saya sering terkendala
dalam pemilihan jenis materi yang akan untuk mengakses internet untuk mencari
dimasukkan ke dalam LKPD karena memang gambar-gambar yang menarik” ( SII 19 Mei
saya tidak terlalu paham dengan 2021)
menggunakan leptop untuk memasukkan Sedangkan SIII juga terkendala dalam
materi jadi saya terhambat mencari materi, memilih gambar yang singkron dengan materi.
biasanya saya meminta bantuan kepada rekan SIII mengungkapkan bahwa:
guru-guru yang muda atau rekan guru untuk “Kesulitan yang sering dialami yaitu
membantu membuat LKPD” (SII 19 Mei 2021) memasukkan gambar dalam LKPD terkadang
Sedangkan pada wawancara SIII ada materi yang sulit kami temukan gambar
mengungkapkan hal yang sama dengan SI dan yang sesuai dengan materi yang ada” (Subjek
SII. Subjek ketiga mengatakan bahwa: ketiga 24 Mei 2021).
“Sulit, karena tidak semua materi itu c. Kesulitan Guru Menyusun Bahan Ajar
dibuatkan LKPD jadi itu yang menjadi sulit
pemilihan jenis materinya yang akan 1) Kesulitan dalam memasukkan materi
dimasukkan kedalam LKPD dan disini kami Berdasarkan hasil penelitian
masih kurang pemahaman tentang LKPD mengenai kesulitan guru dalam merancang
makanya kami tidak terlalu menggunakan bahan ajar yaitu guru kesulitan dari segi
LKPD” (SIII Mei 2020) memasukkan materi, adapun hasil penelitian
sebagai berikut:
b. Kesulitan guru dari segi format LKPD
a) Hasil angket
1) Hasil angket Berdasarkan hasil angket, pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan melalui yang diajukan kepada subjek yaitu mengenai
angket kepada subjek penelitian yaitu kesulitan guru dalam merancang bahan ajar
kesulitan dalam merancang LKPD dari segi bahwa terbukti guru kesulitan dalam
tampilan sebagaimana hasil angket guru kelas memasukkan materi ke dalam bahan ajar,
IV,V dan VI diperoleh semua subjek sebagaimana hasil angket guru kelas kelas IV,
menjawab ya, terbukti guru kesulitan dalam V, dan VI memiliki jawaban yang sama,
memasukkan gambar-gambar yang menarik masing-masing subjek menjawab ya, guru
ke dalam LKPD. Hal yang menjadi sulit kesulitan dalam memasukkan materi.
karena guru terhambat dalam memilih gambar b) Hasil wawancara
yang menarik yang sesuai dengan materi agar Berdasarkan hasil temuan penelitian,
singkron dengan materinya karena sulit pertanyaan yang diajukan kepada subjek yaitu

412
Vol, 5. No, 3. Tahun 2021

kesulitan dalam merancang bahan ajar dari guru dan dari hasil pembagian angket bahwa
segi memasukkan materi, hal tersebut kesulitan dalam merancang indikator. Faktor
didukung oleh hasil petikan wawancara yang menyebabkan guru kesulitan dalam
berikut ini. SI mengatakan bahwa: merancang indikator karena menyusun
“iya saya memang sering terkendala indikator bukan hanya menyusun kata yang
dalam memasukkan materi jika merancang singkat dan jelas akan tetapi sebagai guru
bahan akan tetapi tergantung dari materinya harus mampu menjadikan kata kerja yang ada
saja karena kadang ada materi di internet tapi dalam kompetensi dasar menjadi kata kerja
susah dipahami oleh siswa” ( SI18 Mei 2020) oprasional yang sesuai dengan kompetensi
Selanjutnya hal yang sama juga yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan
diungkapkan oleh SII dalam memasukkan Prastowo (2019) bahwa indikator
jenis materi yang akan di masukkan ke dalam dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
bahan ajar sulit. SII mengatakan bahwa: oprasional mencakup dua hal yaitu tingkat
“ Kalau saya memang sering terkendala kompetensi dan materi yang menjadi
diwilayah memasukkan materi karena jika pencapaian kompetensi.
materinya ingin dikembangkan terkadang Dalam merancang RPP yaitu
tidak ada di buku jadi harus menggunakan kesulitan dalam merancang model
internet,nah saya terkendala di wilayah pembelajaran, hal yang menjadi sulit bagi
tersebut” (SII 19 Mei 2021) guru karena masih ada guru yang belum
Hal yang sama diungkapkan oleh SIII menguasai pemilihan model pembelajaran
jika memasukkan materi ke dalam bahan ajar yang tepat untuk menyesuaikan dengan
sedikit terkendala. Subjek ketiga karakter siswa. Guru masih terbiasa dengan
mengungkapkan bahwa: metode ceramah sehingga kebiasaan
“Seperti yang tadi saya katakan di merancang menerapkan metode ceramah dan sulit
LKPD bahwa tidak semua memasukkan menciptakan model pembelajaran yang
materi itu susah akan tetapi tergantung lagi variatif. Padahal dalam pemilihan model
dari materinya,kadang ada materi memang pembelajaran akan membuat siswa menarik
yang mudah untuk dicari ada juga susah mengikuti pembelajaran. Dalam Kurikulum
untuk dicari begitupun juga yang ada dibahan 2013 penggunaan model pembelajaran
ajar” (SIII 24 Mei 2021). sangatlah penting karena didalam model
Berdasarkan temuan peneliti di SDN pembelajaran tersebut sudah ada urutan-
71 Maccini Kecamatan Liliriaja Kabupaten urutan pembelajaran, sehingga guru tinggal
Soppeng menunjukkan dari hasil deksripsi mengisi urutan pembelajaran dengan kegiatan
dan analisis wawancara secara langsung dan yang sesuai dengan materi dan tujuan
hasil pembagian angket yang dilakukan pembelajaran.
dengan SI, SII dan SIII, maka ada beberapa Kemampuan guru dalam menentukan
kesulitan guru yang dialami dalam merancang model pembelajaran sangatlah penting dalam
RPP diantaranya yaitu kesulitan dalam proses pembelajaran karena dengan
menggabungkan tema. Faktor yang menjadi menggunakan model pembelajaran dapat
sulit bagi guru dalam menggabungkan tema membantu peserta didik dalam memahami
disebabkan karena materi yang terdapat di suatu materi yang disampaikan oleh guru.
kelas tinggi sudah meluas artinya cukup sulit Sudah seharusnya guru mampu melakukan
untuk digabungkan menjadi sebuah tema. Hal sebuah inovasi pembelajaran supaya peserta
ini didukung oleh pendapat Prastowo (2015) didik tertarik dan merasa senang ketika
yang mengatakan bahwa penerapan pembelajaran berlangsung. Seperti yang
pembelajaran tematik di kelas tinggi berbeda disampaikan oleh Rahman (Kinasih, 2017: 61)
dengan kelas rendah karena kedalaman materi “bahwa inovasi pembelajaran menjadi hal
di kelas tinggi lebih kompleks sehingga sulit yang penting agar susasana pembelajaran di
mengaitkan materi dengan tema. kelas berlangsung tidak monoton dan
Kesulitan yang dialami oleh guru membosankan”.
pada saat merancang RPP yaitu kesulitan Berdasarkan hasil wawancara dan
dalam merancang indikator pembelajaran pembagian angket permasalahan yang
berdasarkan informasi dari wawancara guru- ditemukan selanjutnya adalah terdapat

413
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

keluhan bagi guru mengenai kesulitan dalam ajar disebabkan karena materi yang susah
membuat LKPD. Secara umum kendala yang dicari yang sesuai dengan peserta didik karena
ditemukan sehingga membuat guru sulit di internet terkadang banyak materi tetapi sulit
membuat di antaranya kesulitan dalam dipahami oleh peserta didik.
pemilihan jenis materi yang tepat untuk Faktor yang membuat guru kesulitan
dimasukkan ke dalam LKPD karena dalam dalam memasukkan materi ke dalam bahan
membuat sebuah LKPD tidak semua materi ajar karena guru biasanya hanya
dibuatkan LKPD jadi guru harus mempu menggunakan buku sebagai sumber informasi
untuk menyesuaikan materi yang cocok untuk dan kurangnya jaringan internet di sekolah
dibuatkan LKPD. tersebut dan masih ada subjek yang masih
Faktor yang membuat guru sulit belum bisa memanfaatkan teknologi sehingga
dalam merancang LKPD dari segi pemilihan menghambat guru dalam mencari materi.
jenis materi disebabkan karena kekurangan Peran seorang guru dalam merancang
pemahaman guru terhadap LKPD, ataupun menyusun bahan ajar sangatlah
ketersediaan pemilihan jenis materi mengenai menentukan keberhasilan proses belajar dan
LKPD yang sulit ditemukan guru sehingga pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Dari
guru kurang termotivasi untuk membuat hasil wawancara guru bahwa tidak semua
LKPD yang dapat digunakan dalam proses materi sulit dimasukkan kedalam bahan ajar
pembelajaran . akan tetapi tergantung dari materi, kadang ada
Kesulitan selanjutnya dalam materi susah ada materi yang mudah. Karena
merancang LKPD yaitu dari segi tampilan menurut Akbar (2016) materi yang ada di
artinya guru terhambat dalam memilih dalam bahan ajar harus seluruh materi
gambar-gambar yang menarik yang sesaui pelajaran dari satu unit kompetensi yang di
dengan materi. Hal ini akan membuat siswa pelajari terdapat di dalam satu bahan ajar
jenuh, hal ini terbukti pada dokumentasi foto secara utuh. Jadi sebuah bahan ajar haruslah
LKPD guru bahwa tidak ada gambar yang memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu
dimasukkan dalam LKPD-nya hanya berupa buku secara utuh untuk memudahkan
soal-soal. Padahal Menurut Khotimah pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.
(2017) gambar yang baik untuk LKPD
adalah gambar yang dapat menyampaikan SIMPULAN DAN SARAN
pesan/isi dari gambar tersebut.
Dalam merancang pembelajaran
Upaya yang dilakukan guru dalam
tematik masih ada beberapa guru yang
mengatasi kesulitan pada LKPD yaitu
mengalami kesulitan dalam merancang
bertanya dan saling bertukar informasi antar
pembelajaran tematik hal ini menyebabkan
rekan-rekan guru, bertukar ide sehingga
karena kurangnya minat dan kemauan guru
antara satu guru dengan guru yang lainnya
dalam mengetahui dan memahami konsep
dapat saling membantu. Hal tersebut selaras
pembelajaran tematik hal ini disebabkan
dengan yang disampaikan oleh Wuryani &
karena mereka cenderung tidak perduli
Yamtinah, (2018) menyampaikan bahwa
terhadap perkembangan kurikulum di sekolah
sebagai seorang guru sudah seharusnya untuk
dasar yang menggunakan pembelajaran
selalu belajar, guru juga dapat menjadikan
tematik sehingga masih ditemukannya
organisasi keguruan seperti KKG (Kelompok
kesulitan-kesulitan dalam merancang
Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru
pembelajaran tematik.
Mata Pelajaran) sebagai media bagi mereka
Disarankan kepada guru kelas agar
untuk saling bertukar pengetahuan melalui
meningkatkan minat dan kemauannya dalam
kegiatan diskusi
memahami pembelajaran tematik dan lebih
Berdasarkan hasil wawancara dan
meningkatkan perkembangan kurikulum
hasil pembagian angeket bahwa
tentang pembelajaran tematik agar tidak
ditemukannya kesulitan guru dalam
terjadi lagi kesulitan-kesulitan dalam
merancang bahan ajar hanya terdapat dalam
merancang pembelajaran tematik.
memasukkan materi. Dari hasil peneltian
ditemukan informasi bahwa guru kesulitan
dalam memasukkan materi ke dalam bahan

414
Vol, 5. No, 3. Tahun 2021

Integratif Di Sd Kota Mataram.


DAFTAR RUJUKAN Jurnal Prima Edukasia, 3(2), 155.
https://doi.org/10.21831/jpe.v3i2.650
Ahmadi, A. (2014). Pengembangan & Model
4
Pembelajaran Tematik Integratif. Rusman. (2016). pembelajaran tematik
Prestasi Pustaka. terpadu. Jurnal Pustaka Ilmiah, 3(2),
Akbar, S. (2016). Impelmentasi Pembelajaran 164.
Tematik di Sekolah Dasar. Pt Remaja https://doi.org/10.20961/jpi.v2i1.331
Rosdakarya. 78
Hafid, A., Rosmalah, R., & Sultan, S. (2019). Sisdiknas. (2003). Sistem pendidikan nasional.
Efektifitas Penerapan Pendidikan Direktorat Pendidikan Menengah
Karakter Pada Kurikulum 2013 Umum.
Pembelajaran Tematik Di Sekolah
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian.
Dasar Inpres 6/75 Ta’ Tanete Riettang
Alfabeta.
Kabupaten Bone. JIKAP PGSD: Wuryani, M. T., & Yamtinah, S. (2018).
Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, Textbooks Thematic Based Character
3(3), 283. Education on Thematic Learning
https://doi.org/10.26858/jkp.v3i3.102 Primary School: An Influence. 4(2),
32 75–81.
Khotimah, K. (2017). Pengembangan Lembar https://doi.org/10.12973/ijem.4.2.75
Kerja Peserta Didik Tematik Berbasis
Learning Cycle 5 E Tema IV Kelas IV
di SD. Universitas Lampung.
Kinasih, A. M. (2017). Problematika Guru
Dalam Penyusunan Perangkat
Pembelajaran Di Sd Muhammadiyah
14 Surakarta. 1–14.
http://eprints.ums.ac.id/50853/1/ART
IKEL PUBLIKASI.pdf
Nisyatul, T. (2017). Hambatan Guru Pada
Pembelajaran Tematik dalam
Kurikulum2013 di MI SE Kecematan
Gemuh Kabupaten Kendal. Insitut
Agama Islam Negeri.
Nurul ain, M. kurniawati. (2016). Analisis
Kesulitan Guru Dalam Pembelajaran
Tematik Pada Kelas Tinggi. Jurnal
Inspirasi Pendidikan, 3.
Prastowo, A. (2015). Menyusun Renacana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Terpadu. Kencana.
Prastowo, A. (2019). Analisis Pembelajaran
Tematik Terpadu (1st ed.). Kencana.
Rahmawati Patta, R. D. N. (2017). Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Ipa
Siswa Kelas V SD Inpres 6/75 Ta’
Kecamatan Tanete Riattang
Kabupaten Bone. JIKAP PGSD:
Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan,
1(1), 40.
Rasidi et al. (2015). Faktor-Faktor Kesulitan
Guru Pada Pembelajaran Tematik

415

Anda mungkin juga menyukai