Anda di halaman 1dari 8

ISSN:2655-8491 Vol. 1 No.

2 (Juli, 2019)
DAMPAK PENERAPAN KURIKULUM 2013
BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN ALALAK
(KAJIAN FENOMENOLOGI PENDIDIKAN)

JAMIATUL HAMIDAH, AKHMAD SYAKIR

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP-UMBanjarmasin


Email: midah.beswan@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dampak penerapan kurikulum 2013 bagi guru di
sekolah dasar dan faktor penyebab yang menjadi kendala dalam penerapannya. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi pendidikan. Data
diperoleh melalui penyebaran angket untuk guru sekolah dasar serta wawancara sebagai
pelengkap data. Jumlah responden adalah 30 orang yang diambil secara acak berdasarkan
usia dan lamanya pengalaman mengajar yang berasal dari guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Alalak Kabupaten Batola. Instrumen yang digunakan berupa angket dan wawancara. Data
dianalis melalui beberapa tahapan, yaitu pertama, mengklasifikasi pilihan jawaban angket
berdasarkan kategori, kedua mengkatagorikan alasan/uraian berdasarkan rumusan masalah,
ketiga menguraikan hasil penelitian, dan tahap terakhir menyimpulkan hasil penelitian.
Berdasarkan pembahasan, disimpulkan bahwa dampak penerapan kurikulum 2013 bagi
guru sekolah dasar adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yaitu guru
semakin kreatif dan inovatif dalam mengajar, memudahkan dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, dan meningkatkan kualitas berpikir dan kualitas mengajar guru. Sementara
dampak negatifnya adalah bagi guru yang di sekolahnya terbatas dalam hal sarana dan
prasarana, maka kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013.
Faktor-faktor penyebab terhambatnya penerapan kurikulum 2013 adalah karena guru
tidak atau kurang memahami kurikulum 2013. Hal ini disebabkan karena minimnya sosialisasi
dan pelatihan bagi guru, terutama yang berada di daerah/pedesaan. Faktor kedua karena
minimnya sarana dan prasaran sehingga guru merasa terbebani dan tanggungjawabnya
semakin berat.

Kata Kunci: dampak, kurikulum, guru

PENDAHULUAN secara bertahap menyosialisasikan


Kurikulum 2013 telah diterapkan penerapan kurikulum 2013 ke seluruh
oleh pemerintah sejak tahun 2013/2014 sekolah di Indonesia pada semua jenjang
dengan tujuan meningkatkan mutu dan senantiasa melakukan evaluasi di
pendidikan di Indonesia. Pengembangan berbagai hal. Meskipun pemerintah tidak
Kurikulum 2013 merupakan langkah mewajibkan seluruh sekolah menerapkan
lanjutan pengembangan Kurikulum kurikulum 2013, antara tahun 2014-2017
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis ada sebagian sekolah yang menetapkan
pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang untuk menerapkan kurikulum tersebut dan
mencakup kompetensi sikap, berkelanjutan, ada juga sekolah yang
pengetahuan, dan keterampilan secara menyatakan ketidaksiapannya serta
terpadu. Pada tahun 2014 Pemerintah kembali ke kurikulum terdahulu.

75
ISSN:2655-8491 Vol. 1 No. 2 (Juli, 2019)
Terdapat beberapa alasan siswa yang tidak sesuai dengan jumlah
mengapa sekolah kembali menerapkan yang ideal sehingga menghambat
kurikulum lama, padahal telah mencoba pemantauan guru dalam proses belajar-
menerapkan kurikulum 2013. Alasan itu mengajar. Penelitian lain yang serupa oleh
misalnya guru yang belum siap secara (3) Faridah Alawiyah, yang berjudul
kognitif terhadap kurikulum yang baru, dan “Dampak Implementasi Kurikulum 2013
siswa yang dibuat bingung dengan metode terhadap Guru”. Dari penelitian tersebut
pembelajarannya. Pendekatan kurikulum disimpulkan bahwa: (a) Guru belum siap
yang terintegrasi dianggap sebagian siswa dan sulit mengubah pola pikirnya; (b) Guru
menjadi hal yang membingungkan karena pada beberapa mata pelajaran kehilangan
penggabungan 2 atau 3 mata pelajaran tugas dan jam mengajarnya; (c) Minimnya
menjadi satu tema dalam kegiatan tematik. informasi mengenai pedoman dan
Adapun sebaliknya, pada sekolah sosialisasi kurikulum 2013; (d) Isi buku
yang menerapkan kurikulum 2013 secara tidak sesuai.
berkelanjutan, bukan berarti tidak memiliki Perbedaan penelitian ini dengan
masalah ataupun hambatan. Fakta di penelitian sebelumnya adalah penelitian
lapangan membuktikan, berdasarkan hasil dilakukan untuk menganalisis dampak
wawancara singkat peneliti dengan penerapan kurikulum 2013 terhadap guru
beberapa orang guru, mereka menyatakan yang difokuskan pada guru sekolah dasar
bahwa kurikulum 2013 menuntut seorang dan faktor-faktor yang menjadi kendala
guru untuk berfikir keras menetapkan dalam penerapannya. Responden yang
metode pembelajaran, dan siswa yang dipilih merupakan guru pada sekolah dasar
bingung dengan metode pembelajaran. yang baru menerapkan kurikulum 2013
Penelitian serupa pernah dilakukan pada tahun 2018 dan sekolah dasar yang
oleh (1) Yuna Mumpuni Rahayu, yang letaknya jauh dari pusat kota/daerah
berjudul “Pengaruh Perubahan Kurikulum pedesaan. Alasan penentuan responden
2013 terhadap Perkembangan Peserta adalah karena guru sekolah dasar
Didik” Penelitian tersebut menyimpulkan merupakan tonggak awal dalam
bahwa implementasi pendekatan saintifik pendidikan formal siswa. Sebagian besar
mampu mempengaruhi hasil pembelajaran guru sekolah dasar juga masih belum
siswa, rasa percaya diri dalam bertanya, berkualifikasi pendidikan guru sekolah
mengemukakan pendapat, mencari dasar (PGSD), sehingga dianggap memiliki
informasi, melakukan presentasi dan kesulitan dan kendala tersendiri dalam
sekaligus mampu menciptakan suatu penyesuaian kurikulum yang terus
kegiatan belajar yang menyenangkan dan berkembang. Bahkan tidak bisa dipungkiri,
berkesan bagi siswa. (2) Yetty Morelent guru sekolah dasar masih banyak yang
dan Syofiani, yang berjudul “Pengaruh hanya berkualifikasi pendidikan SMA/
Penerapan Kurikulum 2013 terhadap sederajat.
Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Berdasarkan paparan di atas, maka
Dasar Negeri 05 Percobaan Pintu Kabun rumusan masalah yang dibahas dalam
Bukit tinggi”. Hasil penelitian menunjukkan penelitian ini adalah bagaimana dampak
bahwa: (a) Penerapan kurikulum 2013 penerapan kurikulum 2013 bagi guru
dapat membentuk karakter siswa ke arah sekolah dasar dan faktor apa saja yang
yang lebih baik. Hal ini terlihat pada menjadi kendalanya.
karakter yang tampak pada diri siswa yaitu
karakter disiplin, menghargai guru, percaya Fenomenologi Pendidikan
diri, serius, dan religius. (b) Kendala- Fenomenologi berasal dari bahasa
kendala yang dirasakan oleh guru adalah Yunani fenomenon yang artinya suatu yang
belum memadainya sarana dan prasarana tampak, yang terlihat karena bercakupan.
untuk menunjang kegiatan belajar Dalam bahasa Indonesia, biasa dipakai
mengajar sehingga menghambat istilah gejala. Barnawi dan Darojat
kreativitas yang sudah dipersiapkan. (2018:42) menyatakan bahwa dalam
Disamping itu, ada juga kendala jumlah penelitian fenomenologi, seorang peneliti

76
ISSN:2655-8491 Vol. 1 No. 2 (Juli, 2019)
mencoba mengungkap sikap dan perguruan tinggi, yang berbeda
menjelaskan konsep dari suatu fenomena dengan pengembangan kurikulum
pengalaman yang didasari dengan sebelumnya yang hanya bersifat
kesadaran dan terjadi pada seorang parsial.
individu. Konsep dasar fenomenologi 3. Rumusan competensi yang
adalah kompleksitas realitas atau masalah tercantum dalam kurikulum 2013
itu disebabkan oleh pandangan atau mencakup tiga ranah: pengetahuan,
perspektif subjek. keterampilan, dan sikap.
4. Keterpaduan kurikulum 2013 terlihat
Kurikulum 2013 pada sinergitas antara
Kurikulum menurut Undang-undang pengembangan kurikulum dengan
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) penyediaan buku (guru dan siswa)
adalah seperangkat rencana dan dengan pelatihan dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan pendampingan, yang dalam
bahan pelajaran serta cara yang digunakan pengembangan kurikulum
sebagai pedoman penyelenggaraan sebelumnya hal itu tidak dilakukan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai secara terpadu.
tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 5. Gradasi pengembangan kurikulum
memfokuskan kegiatan pembelajaran pada 2013 memperlihatkan konsistensi
mengembangkan sikap spiritual, sikap dari kerangka berpikir dalam
sosial, pengetahuan dan keterampilan penataan materi pembelajaran yang
peserta didik (Depdiknas, 2013). berangkat dari yang umum ke
Secara historis, pengembangan khusus, dari yang konkret ke yang
kurikulum di Indonesia telah mengalami 10 abstrak, dari yang dekat ke yang
kali perubahan sejak tahun 1947 hingga jauh. Prinsip ini terlihat pada prinsip
tahun 2013. Mahsun (2014: 92) pengembangan kurikulum tingkat
menyatakan bahwa kurikulum 2013 satuan pendidikan sekolah dasar
sebagai hajatan besar, yang ditandai yang tidak mengenal mata pelajaran,
dengan hal-hal berikut ini: semua terintegrasi dalam suatu
1. Pengembangan Kurikulum 2013 ikatan tema, sehingga pada level ini
dilaksanakan dalam satu rangkaian dikenal dengan konsep kurikulum
pengembangan 8 standar yang tematik terpadu.
terkait dengan reformasi bidang 6. Pengembangan kurikulum 2013
pendidikan, yaitu empat standar yang sangat memerhatikan hasil studi
menjadi substansi kurikulum itu organisasi dunia tentang hasil
sendiri, yaitu standar kompetensi capaian siswa Indonesia dalam
lulusan, standar isi, standar proses, pembelajaran, seperti studi hasil
standar penilaian, dan empat standar capaian siswa Indonesia dalam
lainnya yang di luar kurikulum, tetapi pembelajaran. Studi tersebut
terkait erat dengan pencapaian menggambarkan bahwa 95 % siswa
reformasi pada empat standar yang Indonesia hanya mampu menjawab
mencakup kurikulum itu sendiri. soal hafalan dan hanya 5 % yang
Empat standar tersebut adalah mampu memecahkan masalah yang
standar pengelolaan melalui memerlukan pemikiran.
manajemen berbasis sekolah, 7. Kondisi yang digambarkan pada poin
standar pembiayaan melaui BOS, 6, menjadi bahan evaluasi dan
bantuan siswa miskin, bidik misi, introspeksi dalam pengembangan
standar sarana dan prasarana, serta kurikulum dan pembelajaran.
standar pendidik dan tenaga 8. Penekanan pembelajaran melalui
kependidikan. pendekatan ilmiah yang berbasis
2. Pengembangan kurikulum 2013 pada proyek.
dilakukan secara menyeluruh mulai
dari tingkat PAUD sampai ke

77
ISSN:2655-8491 Vol. 1 No. 2 (Juli, 2019)
Dampak Penerapan Kurikulum 2013 d) Isi buku tidak sesuai; Peserta didik dan
Purnamawati (2017) mengemukakan guru diberikan buku yang telah
bahwa dalam implementasi kurikulum 2013 disusun oleh pusat. Namun, beberapa
tentunya guru dituntut untuk lebih waktu terakhir, ditemukan adanya
meningkatkan kinerjanya. Pengetahuan, ketidaksesuaian antara isi buku
keterampilan, dan sikap dari pendidik ini dengan materi dan perkembangan
sangat diperlukan agar dapat kognitif peserta didik. Beberapa
melaksanakan kurikulum 2013 sesuai temuan tersebut antara lain masih
dengan amanat kurikulum. Bukankah untuk adanya analogi-analogi yang masih
menciptakan generasi berpengetahuan dirasa belum pantas diberikan kepada
tinggi, berketerampilan, dan berkarakter siswa karena mengandung kata-kata
bagus diperlukan guru yang pengetahuan, kasar, dan beberapa materi atau
keterampilan, dan karakternya dapat bahan bacaan tidak sesuai dengan
diandalkan. Rasanya akan menjadi usia siswa.
mustahil jika guru yang berpengetahuan
terbatas, tidak memiliki keterampilan
mengajar yang baik, dan berkarakter METODE PENELITIAN
negatif, akan dapat menciptakan generasi Metode yang digunakan dalam
yang baik. Untuk ini, implementasi penelitian ini adalah metode kualitatif
kurikulum 2013 menuntut guru untuk dengan pendekatan fenomenologi
mengubah paradigma negatif tentang pendidikan. Metode ini dipilih berdasarkan
kurikulum sehingga dengan terbuka pada tujuan penelitian yang ingin
melaksanakan kurikulum 2013 ini sesuai mengungkapkan dampak penerapan
dengan yang seharusnya. Di samping itu, kurikulum 2013 beserta faktor
guru juga perlu meningkatkan kualitas penyebabnya. Data yang ditemukan di
dirinya agar pengetahuan, keterampilan, lapangan diuraikan secara deskriptif untuk
dan karakter yang dibutuhkan dapat menggambarkan dampak dari penerapan
berkembang sesuai dengan kurikulum 2013 di tingkat Sekolah Dasar.
perkembangan profesionalis-menya. Populasi objek penelitian adalah
Alawiyah (2013) mengemukakan seluruh guru sekolah dasar yang ada di
beberapa kendala yang dihadapi guru Kalimantan Selatan, sampel yang
dalam penerapan kurikulum 2013 adalah: ditetapkan adalah guru di sekolah dasar
a) Guru belum siap dan sulit mengubah yang baru menerapkan kurikulum 2013 dan
pola pikirnya; Kesiapan ini karena sekolah dasar yang letaknya di pedesaan
kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang berada di Kecamatan Alalak,
cenderung menggunakan metode Kabupaten Batola. Jumlah responden yang
ceramah, sehingga guru kurang telah mengisi angket adalah 30 orang yang
memiliki kompetensi yang diambil secara acak berdasarkan usia dan
mengakibatkan ketidaksiapan dalam lamanya pengalaman mengajar.
penerapan kurikulum 2013. Data diperoleh melalui penyebaran
b) Guru pada beberapa mata pelajaran instrumen berupa angket untuk guru
kehilangan tugas dan jam sekolah dasar serta wawancara sebagai
mengajarnya; Meniadakan dan pelengkap data. Angket yang disebarkan
menggabungkan beberapa mata berisi 10 pernyataan, dengan skala pilihan
pelajaran mengakibatkan beberapa dari sangat setuju, setuju, kurang setuju,
guru kekurangan bahkan kehilangan tidak tahu/netral, dan tidak setuju.
jam mengajarnya. Responden juga dapat menjelaskan alasan
c) Minimnya informasi mengenai jawaban pada kolom terakhir yang
pedoman dan sosialisasi kurikulum disediakan. Peneliti menyebarkan angket
2013; Kurangnya informasi mengenai dengan mendatangi sekolah-sekolah yang
pedoman dan sosialisasi jug dianggap ditentukan sebelumnya. Sebelum guru
sebagai kendala bagi penerapan yang bersangkutan mengisi angket,
kurikulum 2013.

78
ISSN:2655-8491 Vol. 1 No. 2 (Juli, 2019)
dilakukan wawancara singkat dan sedikit 5 dengan 2 24 2 2 30
adanya
penjelasan tentang tujuan penelitian. penerapan
Setelah data terhimpun, data dianalis kurikulum
melalui beberapa tahapan. Tahap pertama, 2013 tugas
saya
mengklasifikasi pilihan jawaban angket bertambah,
berdasarkan kategori, tahap kedua seperti jam
mengajar
mengkatagorikan alasan/uraian yang
berdasarkan rumusan masalah, tahap semakin
ketiga menguraikan hasil penelitian, dan banyak,
tugas
tahap terakhir menyimpulkan hasil administrasi,
penelitian. dan lain-lain
6 penerapan 11 13 4 2 30
kurikulum
HASIL DAN PEMBAHASAN 2013
Penerapan Kurikulum 2013 oleh membuat
saya lebih
pemerintah bertujuan untuk meningkatkan mudah
mutu pendidikan. Akan tetapi, ada dalam
beberapa dampak terhadap penerapan mengajar.
7 buku 1 19 7 1 2 30
tersebu, yaitu dampak positif dan negatif. pegangan
guru dan
A. Dampak Penerapan Kurikulum 2013 siswa pada
kurikulum
bagi Guru Di Sekolah Dasar 2013 sudah
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Angket lengkap dan
sesuai
Jawaban dengan yang
sa ku saya ajarkan
tidak tid
N ng ra 8 saya ingin 11 7 10 2 30
se tahu ak
o Pernyataan at ng tot penerapan
tuj / se
. se se al kurikulum
u netr tuj
tuj tuj 2013 dapat
al u
u u dilaksanakan
1 2 3 4 5 6 secara terus-
1 saya sudah 26 2 1 1 30 menerus
pernah 9 kurikulum 1 22 3 4 30
mengikuti 2013
sosialisasi menerapkan
penerapan metode
kurikulum pembelajara
2013 n yang
2 kurikulum 12 10 7 1 30 berpusat
2013 baik pada siswa
bagi saya dengan
3 saya 1 11 4 14 30 pendekatan
memahami saintifik
tujuan 1 sarana dan 12 7 4 7 30
penerapan 0 prasarana di
kurikulum sekolah
2013 tempat saya
4 kurikulum 3 14 4 8 1 30 mengajar
2013 sangat
mengubah mendukung
cara berfikir untuk
dan cara penerapan
mengajar kurikulum
saya dari 2013
yang lama
ke yang baru
dengan lebih Berdasarkan tabel rekapitulasi
kreatif dan
inovatif perolehan data di atas, dapat dijelaskan
beberapa hal yaitu, dampak positif
penerapan kurikulum 2013, dampak negatif
penerapan kurikulum 2013, dan faktor-
faktor penyebabnya. Berikut akan diuraikan
satu-persatu.

79
ISSN:2655-8491 Vol. 1 No. 2 (Juli, 2019)
Dampak Positif berpikir, bersikap, dan
1. Kurikulum 2013 mengubah cara berketerampilan. Sementara untuk
berfikir guru dan cara mengajar guru anak yang berada di kelas 1 Sekolah
dari yang lama ke yang baru dengan Dasar yang masih belum bisa
lebih kreatif dan inovatif. membaca dan tingkat penguasaan
Berdasarkan data penelitian bahasanya masih rendah, K-13
menunjukkan 14 orang menyatakan membuat siswa kesulitan untuk
setuju dengan penerapan kurikulum merangkai setiap tema yang
yang mengubah cara berfikir dan diajarkan.
mengajar guru. 3 orang bahkan 4. Kurikulum 2013 yang menerapkan
menyatakan sangat setuju. 4 orang metode pembelajaran berpusat pada
menyatakan tidak setuju, 8 orang siswa dengan pendekatan saintifik,
menyatakan tidak tahu, dan 1 orang membuat siswa lebih aktif belajar.
menyatakan tidak setuju. Alasan Beberapa alasan yang dikemukakan
yang dikemukakan beragam, yaitu guru dapat mengetahui bahwa
seperti: pemahaman setiap siswa berbeda-
1) Anak-anak lebih aktif dan beda. Siswa juga menjadi terlatih
kreatif. untuk berpikir kritis, inovatif, memiliki
2) Guru selalu berfikir untuk terus keterampilan dan sikap yang baik.
meningkatkan kemampuan Guru menjadi lebih memahami
dalam mentransfer ilmu kekurangan dan kelebihan setiap
pengetahuan kepada siswa. siswa. Penerapan K-13 membuat
3) Guru harus berinovasi dalam suasana belajar lebih
pencapaian materi. menyenangkan, siswa terbiasa
4) Siswa menjadi pusat dengan pengamatan, dan siswa jadi
pembelajaran. lebih aktif dalam belajar.
5) Untuk jenjang siswa yang lebih
tinggi tingkat pengetahuannya, Dampak Negatif
K-13 memberikan pola berfikir Selain dampak positif yang dirasakan
yang lebih kompleks bagi anak. oleh guru, juga terjadi dampak yang
2. Kurikulum 2013 mempermudah negatif. Alasan utama yang dikemukakan
pekerjaan guru dalam mengajar. adalah sebagian guru menyatakan belum
Bagi guru yang telah memahami pernah mengikuti pelatihan maupun
metode dan pendekatan sosialisasi K-13, dan sebagian besar
pembelajaran Kurikulum 2013, pernah mengikuti sosialisasi K-13, namun
dianggap semakin mempermudah hanya 1 kali dan guru merasa hal tersebut
pekerjaan guru dalam mengajar. belum mencukupi. Pada tahun 2018,
Beberapa alasan yang dikemukakan pemerintah menerapkan K-13 secara
yaitu, kurikulum 2013 memberikan merata di seluruh sekolah. Baik bagi yang
kesempatan lebih banyak kepada sudah siap maupun belum siap. Hal ini
siswa untuk belajar, sesuai dengan diterima oleh para guru yang mau tidak
cara berfikir siswa. Guru hanya mau harus mengikuti aturan tersebut.
berperan sebagai fasilitator dan Akibatnya, terjadi beberapa hal negatif
pembimbing bagi siswa. Tentu hal ini yang ditemukan di lapangan, yaitu:
bernilai postif bagi guru maupun 1. Guru yang belum memahami
siswa. secara menyeluruh tentang K-13,
3. Guru berharap kurikulum 2013 dapat merasa kesulitan dalam
dilaksanakan secara terus-menerus menerapkannya.
Beberapa alasan yang dikemukakan 2. Tugas guru semakin bertambah,
yaitu karena dengan K-13 siswa tidak hanya mengajar, tetapi juga
semakin memahami materi-materi harus melaksanakan tugas
yang diajarkan. Selain itu, karena administrasi lainnya.
melatih siswa untuk mengubah cara

80
ISSN:2655-8491 Vol. 1 No. 2 (Juli, 2019)
3. Banyak menyita waktu, baik dalam dalam menerapkan K-13. Di
pembelajaran maupun administrasi. samping itu, tuntutan dalam K-13
4. Siswa tidak menerima rapot karena lebih spesifik dan mendalam,
guru tidak bisa atau kurang faham sehingga guru merasa terbebani
cara pengisian rapot yang sesuai dengan hal tersebut.
dengan K-13. 4. Buku pegangan guru dan siswa
5. Buku-buku sumber belajar pada tidak lengkap atau kurang
kurikulum sebelumnya tidak bisa mendukung. Untuk sekolah yang
lagi digunakan, sehingga terkesan berada di perkotaan, mendapatkan
mubazir, karena sebagian ada yang buku-buku pelajaran tidak sulit.
masih baru. Hal ini sejalan dengan Karena bisa dibeli di toko buku,
pendapat Alawiah (2013), yang atau diunduh melalui internet. Lain
menyatakan bahwa isi buku tidak halnya dengan sekolah yang ada di
sesuai dengan perkembangan pedesaan, pengadaan buku
peserta didik. pelajaran mengalami kesulitan
6. Memerlukan biaya tambahan untuk seperti, pendistribusian buku yang
pengadaan buku-buku baru yang membutuhkan waktu lama, atau
sesuai dengan K-13. tidak adanya fasilitas internet.
5. Sarana dan prasarana di sekolah
B. Faktor-faktor yang Menjadi Kendala tidak mendukung untuk penerapan
dalam Penerapan Kurikulum 2013 kurikulum 2013. Berdasarkan hasil
Berdasarkan uraian di atas, dapat wawancara kepada salah satu guru
diidentifikasi beberapa faktor yang menjadi yang mengajar di daerah
penyebab terhambatnya penerapan pedesaan, sekolah mereka sangat
Kurikulum 2013, yaitu: minim fasilitas, bahkan listrik saja
1. Guru tidak pernah mengikuti baru beberapa tahun dirasakan.
sosialisasi penerapan kurikulum Faktor lainnya adalah sekolah tidak
2013, atau hanya 1 kali mengikuti memiliki komputer dan jaringan
pelatihan. Memang tidak dapat internet. Padahal sarana ini
dipungkiri, jika pemerintah memberi termasuk yang dituntut dalam
pelatihan K-13 kepada seluruh guru kurikulum 2013. Fasilitas lain yang
dalam beberapa waktu, tentunya menjadi faktor penyebab
akan memerlukan waktu, tenaga, terhambatnya penerapan K-13
dan biaya yang besar. Maka di adalah kondisi sekolah atau ruang
setiap sekolah atau bahkan per- kelas yang masih sangat minim.
daerah, dipiih beberapa orang
perwakilan untuk mengikuti
pelatihan. Selanjutnya mereka yang SIMPULAN
akan menyosialisasikan dan Dari hasil analisis data yang telah
memberikan pelatihan kepada diuraikan, dapat disimpulkan bahwa
teman-teman guru di lingkungan dampak penerapan kurikulum 2013 bagi
sekolahnya. Akibatnya, materi yang guru sekolah dasar adalah dampak positif
diterima dan disampaikan kembali dan dampak negatif. Dampak positif yang
sangat minim. ditemukan adalah guru semakin kreatif dan
2. Guru tidak memahami kurikulum inovatif dalam mengajar, memudahkan
2013. Ketidakpahaman ini dalam pencapaian tujuan pembelajaran,
disebabkan oleh minimnya dan meningkatkan kualitas berpikir dan
sosialisasi dan pelatihan yang kualitas mengajar guru. Sementara
diberikan. dampak negatifnya adalah bagi guru yang
3. Guru merasa beban dan di sekolahnya terbatas dalam hal sarana
tanggungjawabnya bertambah. dan prasarana, maka kesulitan dalam
Bagi guru yang bukan pembelajar, penerapan kurikulum 2013. Kesulitan yang
tentu hal ini juga menjadi kendala dihadapi antara lain tidak ada sarana dan

81
ISSN:2655-8491 Vol. 1 No. 2 (Juli, 2019)
prasarana yang menunjang pembelajaran,
tidak bisa mengisi rapot sesuai aturan, dan Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran
banyak menyita waktu serta biaya. Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Faktor-faktor penyebab Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
terhambatnya penerapan kurikulum 2013
adalah karena guru tidak atau kurang Rahayu, Yuna Mumpuni. (2016). Pengaruh
memahami kurikulum 2013. Hal ini Perubahan Kurikulum 2013 terhadap
disebabkan karena minimnya sosialisasi Perkembangan Peserta Didik.
dan pelatihan bagi guru, terutama yang www.jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN:
berada di daerah/pedesaan. Faktor kedua 2442-5176 (online). Universitas
karena minimnya sarana dan prasarana, Swadaya Gunung Jati Cirebon,
sehingga guru merasa terbebani dan JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3,
tanggungjawabnya semakin berat. Desember 2016 ISSN : 1978-2560
Penerapan kurikulum 2013 tentunya (print). Diakses tanggal 18 Januari
tidak hanya berdampak bagi guru, namun 2019.
juga berdampak pada siswa, sekolah,
orang tua siswa, bahkan lingkungan Morelent, Yetty dan Syofiani. (2015).
belajar. Penelitian kurikulum 2013 juga Pengaruh Penerapan Kurikulum
dapat dilakukan dengan metode dan teknik 2013 terhadap Pembentukan
lainnya, misalnya kajian terhadap Karakter Siswa Sekolah Dasar
pengaruh penerapan kurikulum 2013 bagi Negeri 05 Percobaan Pintu Kabun
orang tua siswa. Bukit Tinggi. JURNAL GRAMATIKA,
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra
Indonesia V1.i2 (141-152) 141.
DAFTAR PUSTAKA Diakses tanggal 17 Januari 2019.
Alawiyah, Faridah. (2013). Dampak
Imlementasi Kurikulum 2013 Purnamawati. (2017). Implementasi
terhadap Guru. Tersedia Kurikulum 2013 dan
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info Implementasinya bagi Guru.
_singkat/Info%20Singkat-V-19-I- Tersedia:
P3DI-Oktober-2013-56.pdf. Diakses https://bdkpadang.kemenag.go.id/in
tanggal 21 Januari 2019. dex.php.158. Diakses tanggal 5 April
2019.
Barnawi dan Jajat Darojat. (2018).
Penelitian Fenomenologi Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

82

Anda mungkin juga menyukai