Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS TUJUAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN PEMBELAJARAN

SAINTIFIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SEKOLAH


DASAR

Amelia Nur Ma’ani


Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
email: maanimaani.amelia@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan pengembangan tujuan
pembelajaran berdasarkan pembelajaran saintifik dalam implementasi kurikulum 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian analisis konten yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari pengumpulan data, pencatatan data, reduksi
data, penarikan kesimpulan, dan mendeskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
kesesuaian tujuan pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 dengan tujuan yang
terdapat dalam peraturan perundang – undangan.

Kata kunci: tujuan pembelajaran, pembelajaran saintifik, kurikulum 2013

ANALYSIS OF THE DEVELOPMENT OF LEARNING OBJECTIVES BASED ON


SCIENTIFIC LEARNING IN THE IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013

Abstract
This study aims to analyze and describe the development of learning objectives based on
scientific learning in the implementation of the 2013 curriculum. This research is a content
analysis research using qualitative approach. Data analysis techniques used consisted of data
collection, data recording, data reduction, drawing conclusions, and descriptions. The results
show that there is a conformity of learning objectives in the implementation of the 2013
curriculum with the objectives contained in legislation.

Keywords: learning objectives, scientific learning, curriculum 2013


PENDAHULUAN kondisi saat ini. Hali ini menjadi dasar
Dalam rangka mencerdaskan pertimbangan pemerintah untuk
kehidupan bangsa dan mengembangkan melakukan penyempurnaan kurikulum
manusia Indonesia yang dicita-citakan yaitu dengan kebijakan kurikulum baru
dalam pembangunan nasionalnya untuk pendidikan dasar dan menengah
pemerintah dan bangsa Indonesia melalui kurikulum 2013 sebagai
menyelenggarakan pendidikan nasional. penyempurna Kurikulum 2006 ( KTSP ).
Pendidikan nasional diselenggarakan Tujuannya untuk mewujudkan masyarakat
berdasar atas Pancasila dan UUD 1945 Indonesia yang mampu bersaing dan
yang berdasar atas nilai agama, menyesuaikan diri dengan perubahan
kebudayaan nasional Indonesia dan respon zaman.
terhadap tuntutan perubahan zaman. Perubahan kurikulum 2006
Pendidikan nasional sebagai system berarti menjadi kurikulum 2013 dibilang cukup
Keseluruhan komponen pendidikan yang relevan karena melihat mutu pendidikan
saling terkait secara terpadu untuk Indonesia pada umumnya masih rendah
mencapai tujuan pendidikan nasional. dan tertinggal dengan negara – negara
Pendidikan memberi kemungkinan tetangga terdekat. Pendidikan di Indonesia
dan kekuatan untuk melakukan perubahan juga mengalami masalah mengenai
agar sebuah kondisi menjadi lebih baik. terjadinya dekadensi moral, seperti
Begitu juga pendidikan di Indonesia yang perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
yang diupayakan untuk menghadapi plagiarism, kecurangan saat ujian, dan
tantangan dan permasalahan era berbagai tindakan tidak baik lainnya yang
globalisasi dan pasar bebas dalam berbagai apabila tidak segera diurus akan menjadi
bidang kehidupan, yaitu dengan penyebab kehancuran bangsa dan
menyiapkan sumber daya manusia yang hilangnya eksistensi bangsa Indonesia.
berkualitas dan siap bersaing, bersanding, Belum ada internalisasi nilai – nilai secara
bahkan bertanding dengan lulusan negara matang dan bermakna yaitu ditandai
lain. Oleh karena itu untuk mencapai dengan proses belajar mengajar yang
pendidikan yang berkualitas harus ada masih berorientasi pada aspek kognitif dan
system pendidikan yang baik. mengabaikan aspek afektif dan aspek
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 psikomotorik. Persoalan lain yaitu
tentang Sistem Pendidikan Nasional, kaitannya dengan globalisasi dan pasar
kurikulum yaitu seperangkat rencana dan bebas, masalah lingkungan hidup,
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan pesatnya IPTEK, kebangkitan industri dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan lain – lain.
untuk mencapai tujuan pendidikan Problem lain yang mendasari
tertentu.Konsep kurikulum yang perubahan kurikulum yaitu ada beberapa
ditekankan di Indonesia ialah konsep kelemahan pada kurikulum 2006 antara
kurikulum sebaga rencana pembelajaran. lain: 1) konten kurikulum masih terlalu
Menyesuaikan perubahan dan padat, 2) kurikulum belum sepenuhnya
perkembangan yang terjadi dalam berbasis kompetensi sesuai dengan
kehidupan bermasyarakat, pemerintah tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan
Indonesia melakukan perbaikan system nasional, 3) kompetensi belum
pendidikan nasional yang relevan dengan menggambarkan secara holistic domain
sikap, keterampilan dan pengetahuan, 4) pendekatan kompetensi yaitu yang
beberapa kompetensi yang dibutuhkan berkaitan dengan keterampilan.
sesuai dengan perkembangan kebutuhan Implementasi kurikulum adalah
(misalnya pendidikan karakter, metodologi usaha bersama antara pemerintah dan
pembelajaran aktif, keseimbangan soft skill pemerintah daerah provinsi dan
dan hard skills) belum) belum pemerintah daerah kabupaten/kota. Proses
terakomodasi dalam kurikulum, pelaksanaan implementasi 2013 para guru
5)bkurikulum belum peka dan tanggap mendapat pendampingan dari guru inti,
terhadap perubahan sosial yang terjadi pengawas, dan kepala sekolah agar
pada tingkat local, nasional, maupun pelaksanaan berjalan sesuai tujuan yang
global, dan 6) standar proses pembelajaran diharapkan. Beberapa strategi dari
belum menggambarkan urutan pemerintah dalam implementasi kurikulum
pembelajaran yang terperinci. 2013 yaitu: Pertama, pelatihan pendidik
Kurikulum 2013 ini telah dan tenaga kependidikan; Kedua,
dikembangkan dan di implementasikan pengembangan buku siswa dan buku
secara sistematis dan terarah dengan pengembangan guru; Ketiga,
orientasi dan tujuan perubahan yang jelas. pengembangan manajemen,
Orientasi kurikulum 013 yaitu terjadinya kepemimpinan, system administrasi, dan
peningkatan dan keseimbangan antara pengembangan budaya sekolah; Keempat,
kompetensi sikap, keterampilan, dan pendampingan dalam bentuk mentoring
pengetahuan. Sedangkan tujuannya yaitu dan evaluasi untuk menemukan kesulitan
untuk memepersiapkan manusia Indonesia dan masalah implementasi dan upaya
agar memiliki kemampuan sebagai pribadi penanggulangan.
dan warga negara yang beriman, produktif, Dalam implementasi kurikulum
kreatif, inovaif dan efektif serta mampu 2013 yang termasuk kurikulum integrative
berkontribusi dalam kehidupan diharapkan dapat menjawab tantangan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, abad ke-21 yang akuntabel dan relevan.
dan peradaban dunia. Kurikulum integrative yaitu kurikulum
Ada beberapa keunggulan yang mampu membangkitkan minat siswa,
kurikulum 2013 seperti yang diungkapkan mampu meniadakan duplikasi pada
oleh Mulyasa bahwa kurikulum 2013 berbagai mata pelajaran, mampu
memiliki keunggulan sebagai berikut: mendorong kerja sama siswa, mampu
Pertama, kurikulum 2013 menggunakan memeberikan ruang yang lebar bagi
pendekatan yang bersifat alamiah pengaplikasian teori pembelajaran popular,
(kontekstual) yang berangkat, berfokus mampu menghargai kreativitas guru
dan bermuara pada hakikat peserta didik sebagai agen inteligen pendidikan, mampu
untuk mengembangkan berbagai menciptakan akuntabilitas dan relevansi
kompetensi sesuai dengan potensinya dengan dunia nyata, ampu memberikan
masing – masing. Kedua, Kurikulum 2013 pengalaman bermakna pada siswa, dan
yang berbasis kompetensi dan karakter memungkinkan untuk mempelajari suatu
mendasar pengembangan kemampuan lain. konsep secara mendalam dan bukannya
Ketiga, beberapa bidang studi atau mata secara luas.
pelajaran tertentu lebih pas menggunakan Implementasi kurikulum 2013
terdapat implikasi yang menonjol yaitu
penggunaan pembelajaran tematik terpadu Pendekatan tematik terpadu
pada jenjang sekolah dasar atau ,adrasah memiliki maksud yaitu pendekatan
ibtidaiyah.Sebelumnya pembelajaran pembelajaran yang mengintegrasikan
tematik ini sudah diterapkan namun berbagai kompetensi dari berbagai mata
tingkat keberhasilan rendah akibat banyak pelajaran ke dalam berbagai tema.
kelemahan dan kesulitan yang dihadapi Pendekatan yang digunakan yaitu
diantaranya yaitu dukungan dari intradisipliner, interdisipliner,
pemerintah masih minim. Kelemahan multidisipliner, dan transdisipliner.
secara konseptual mislanya pembelajaran Integrasi intradisipliner mengintegrasikan
tematik yang diterapkan pada KTSP dan dimensi sikap, pengetahuan, dan
KBK hanya dilaksanakan pada kelas keterampilan dalam setiap mata pelajaran.
rendah, sedangkan utnuk kelas tinggi Integrasi interdisipliner menggabungkan
menggunakan pembelajaran berbasis kompetensi dasar beberapa mata pelajaran
bidang studi yang masih terpisah – agar saling memperkuat, dan selaras tanpa
pisah.Maka dari itu dirancang sebuah tumpang-tindih. Integrasi multidisipliner
konsep pembelajaran tematik terpadu yang yaitu memisahkan kompetensi dasar tiap
berbeda dan lebih disempurnakan lagi. mata pelajaran. Integrasi transdisipliner
Konsep pembelajaran tematik mengaitkan mata pelajaran denagn
terpadu dalam kurikulum 2013 dapat permasalahan yang dijumpai di sekeliling
digambarkan sebagai berikut: Pertama, sehingga menjadi pembelajaran
terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. kontekstual.
32 Tahun 2013 bahwa “Proses Perubahan pendekatan
pembelajaran pada satuan pendidikan pembelajaran juga menyebabkan
diselenggarakan secara interaktif, perubahan lain seperti: 1) desain rencana
inspiratif, menyenangkan, menantang, pembelajaran, 2) pengorganisasian materi,
memotivasi peserta didikuntuk 3) langkah – langkah pembelajaran, dan 4)
berpartisipasi aktif, serta memberikan teknik penilaiannya. Hal ini seiring dengan
ruang yang cukup bagi prakarsa, Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013
kreativitas, dan kemanidirian sesuai yaitu “ Penyusunan silabus dan RPP
dengan bakat, minat, dan perkembangan (rencana pelaksana pembelajaran)
fisikserta psikologis peserta didik. Lebih disesuaikan dengan pendekatan
spesifik lagi terdapat pada Permendikbud pembelajaran yang digunakan.”
RI No.67 tahun 2013 bahwa “Pola Perencanaan pembelajaran dengan
pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal desain pembelajaran merupakan hal yang
(monodiscipline) menjadi pembelajaran berbeda menurut Wina Sanjaya meskipun
jamak (Multidiscipliner)” dan “ keduanya memiliki kaitan erat dengan
Pelaksanaan kurikulum 2013 pada sekolah program pembelajaran. Perencanaan
dasar / madrasah ibtidaiyah dilakukan pembelajaran disusun untuk kebutuhan
melalui pembelajaran dengan pendekatan guru dalam melaksanakan tugas
tematik terpadu dari kelas I sampai kelas mengajarnya. Perencanaan pembelajaran
VI. Mata pelajaran Agama dan Budi yaitu kegiatan menerjemahkan kurikulum
Pekerti dikecualikan untuk tidak sekolah ke dalam kegiatan pembelajaran di
menggunakan pembelajaran tematik dalam kelas. Perencanaan program
terpadu”. pembelajaran dapat berupa perencanaan
untuk kegiatan sehari – hari, kegiatan untungan. Kedua, sebagai alat untuk
mingguan, bahkan rancangan untuk memecahkan masalah. Ketiga, dapat
kegiatan tahunan sesuai dengan tujuan memanfaatkan berbagai sumber belajar
kurikulm yang akan dicapai. secara cepat. Keempat, perencanaan akan
Perencanaan pembelajaran membuat pembelajaran berlangsung secara
menekankan pada proses pengembangan sistematis yaitu terarah dan terorganisasi.
kurikulum sekolah, sedangkan desain Berkaitan dengan perencanaan
menekankan pada proses merancang pembelajaran, kurikulum 2013 menganut:
program pembelajaran untuk membantu Pertama, pembelajaran yang dilakukan
proses belajar siswa. Perencanaan guru adalah bentuk proses yang
pembelajaran berasal dari dua kata yaitu dikembangkan berupa kegiatan
perencanaan dan pembelajaran. Hamzah pembelajaran di sekolah, kelas, dan
B. Uno mengungkapkan perencanaan yaitu masyarakat. Kedua, pengalaman belajar
suatu cara yang memuaskan untuk langsung peserta didik sesuai dengan latar
membuat kegiatan dapat berjalan dengan belakang, karakteristik, dan kemampuan
baik, disertai dengan berbagai langkah awal peserta didik. Oleh karena itu
yang antisipatif guna memperkecil kurikulum 2013 menggunakan kurikulum
kesenjangan yang terjadi, sehingga tematik terpadu yang diimplementasikan
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang dalam kegiatan pembelajaran di SD/MI
telah di tetapkan. Pembelajaran ialah untuk semua kelas. Hal ini merujuk pada
kegiatan mengajar bukan sekedar Permendikbud RI No. 67 Tahun
menyampaikan materi pelajaran, 2013tentang Kerangka Dasar dan Struktur
melainkan juga sebagai proses mengatur Kurikulum pada SD/MI yang menjelaskan
lingkunagn supaya belajar siswa. Jadi, bahwa kegiatan pembelajaran di SD/Mi
perencanaan pembelajaran yaitu suatu cara dari kelas satu sampai kelas enam
memuaskan yang disertai dengan langkah menggunakan tematik terpadu. Kemudian
– langkah antisipatif untuk membuat Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang
pembelajaran dapat berjalan dengan baik Standar Proses juga mengatur bahwa untuk
sehingga dapat membentuk watak, mendukung pendekatan tematik terpadu
peradaban dan meningkatkan mutu maka digunakan pula pendekatan saintifik.
pendidikan.Perencanaan pembelajaran Pendekatan saintifik berkaitan dengan
merupakan sebuah sistem. metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah)
Menurut Deshimer dalam Sanjaya, melibatkan kegiatan pengamatan atau
ada dua alasan perencanaan yaitu hakikat observasiyang dibutuhkan untuk
manusia yang memiliki kemampuan perumusan hipotesis atau mengumpulkan
pilihan dan berkreasi sesuai dengan data. Pembelajaran dengan integrasi
pandangannya, dan setiap manusia hidup kegiatan ilmiah pada umumnya merupakan
saling berinteraksi sehingga membutuhkan kegiatan inkuiri. Pendekatan scientifi c
koordinasi dalam melaksanakan berbagai atau lebih umum
aktivitas. Manfaat perencanaan dikatakan pendekatan ilmiah merupakan
pembelajaran ada empat yaitu: Pertama, pendekatan dalam Kurikulum 2013.
melalui proses perencanaan yang Nasser
matangkita akan terhindar dari (2014: 5) menyatakan bahwa “The
keberhasilan yang bersifat untung – approach
elicited the knowledge of stakeholders and (Suharsimi, 2009: 244). Penelitian ini
experts in the fi eld”. Yang dapat dimaknai berusaha memahami pesan simbolik pada
bahwa pendekatan mampu menimbulkan sebuah dokumen . Pesan simbolik yang
pengetahuan dan stakeholder yang ahli dimaksud adalah muatan tujuan
di bidangnya. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran berdasarkan pendekatan
ada yang menjadikan scientific sebagai pembelajaran saintifik dalam kurikulum
pendekatan ataupun metode. Namun, 2013. Dokumen yang di analisis adalah
karakteristik dari pendekatan scientific buku teks kumpulan Rencana Pelaksanaan
tidak berbeda dengan metode scientifi c. Pembelajaran (RPP) dalam implementasi
Sesuai dengan Standar Kompetensi kurikulum 2013 untuk SD/MI yang
Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup disusun dan diipublikasikan berbagai
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, sumber dari internet.
dan keterampilan yang dielaborasi untuk Objek penelitian yang digunakan
setiap satuan pendidikan. Pendekatan adalah muatan tujuan pembelajaran,
scientific atau lebih umum dikatakan muatan pendekatan saintifik. Muatan
pendekatan ilmiah merupakan pendekatan tujuan pembelajaran dilihat kesesuaiannya
dalam Kurikulum 2013. antara tujuan yang ada dalam RPP dengan
Berbagai pendekatan, model, tujuan pendidikan nasional dalam
strategi, metode, dan teknik yang kurikulum 2013 untuk siswa SD/ MI.
digunakan dalam implementasi kurikulum Pendekatan saintifik yang dimaksud
2013 masing – masing memiliki tujuan adalah kesesuaian lima langkahnya, yaitu
pembelajaran yang diarahkan untuk mengamati, menanya, mengumpulkan
mencapai tujuan pendidikan nasional. informasi/eksperimen, mengasosiasi/
Penelitian ini akan membahas menalar, dan mengomunikasikan dalam
perkembangan tujuan pembelajaran buku guru dan buku siswa
berdasarkan pembelajaran saintifik dalam Instrumen yang digunakan dalam
kurikulum 2013 di sekolah dasar sudah penelitian ini adalah lembar analisis
sinkron dengan tujuan pendidikan nasional dokumen yang disusun berdasarkan
dalam peraturan yang telah ditetapkan oleh landasaan teori tentang tujuan
pemerintah dalam Undang undang. pembelajaran dan muatan pendekatan
saintifik. Teknik pengumpulan data dalam
METODE penelitian ini adalah pembacaan dan
Penelitian ini dalam praktiknya pencatatan secara cermat terhadap buku
menggunakan pendekatan kualitatif teks buku teks kumpulan Rencana
dengan analisis konten. Analisis konten Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam
merupakan teknik penelitian untuk implementasi kurikulum 2013 untuk
membuat inferensi yang dapat diteliti SD/MI yang disusun dan diipublikasikan
ulang dan valid dari data berdasarkan berbagai sumber dari internet. Instrumen
konteks penggunaannya. utama yang digunakan dalam penelitian
Penelititan yang dilakukan terhadap ini adalah human instrument yaitu peneliti
informasi yang didokumentasikan dalam sendiri, dengan pengetahuan, ketelitian,
rekaman, baik gambar, suara, tulisan, dan kekritisan peneliti mencari dan
atau lain-lain biasa dikenal dengan menggali untuk menemukan data-data
penelitian dokumen atau analisis isi
yang diperlukan sesuai dengan pernyataan yang operasional. Urgensi
permasalahan penelitian. penyususnan rumusan tujaun pembelajaran
data yang berhubungan dengan aspek dalam RPP yang dijelaskan Abdul Majid
yang diteliti (Kripendorff, 2004: 215). sebagai berikut: pertama, agar guru dapat
Teknik analisis data yang digunakan melakukan pemilihan materi, metode,
pada penelitian ini adalah skema analisis media, dan urutan kegiatan,kedua, agar
konten menurut Kripendorff (2004: guru memiliki komitmen untuk
83) sebagai berikut: (1) unitizing menciptakan lingkungan belajar shingga
(pengumpulan data) objek penelitian yang tujuan tercapaidan ketiga, membantu guru
dapat diukur dan dinilai dengan jelas, (2) dalam menjamin evaluasi yang benar.
sampling (penentuan sampel) cara untuk Robert F. Mager mendefinisikan tujuan
menyederhanakan penelitian dengan pembelajaran adalah perilaku yang hendak
membatasi observasi yang merangkum dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh
semua jenis unit yang ada sehingga saya pada kondisi dan tingkat kompetensi
terkumpul unit-unit yang memiliki tema/ tertentu. Jadi, makna tujuan pembelajaran
karakter yang sama, (3) recording pernyataan yang spesifik yang
(perekaman/pencatatan) dilakukan menunjukkan perubahan perilaku yang
pencatatan dan deskripsi terhadap konten hendak dicapai oleh peserta didik setelah
buku, (4) reducing (reduksi) dilakukan melalui kegiatan tertentu. Melalui rumusan
dengan menghilangkan hal-hal yang tidak tujuan pembelajaran dpat dilihat
relevan dengan penelitian, (5) inferring pengalaman belajar seperti apakah yang
(penarikan kesimpulan) dilakukan dengan akan diberikan keoada peserta didik untuk
menganalisa data lebih jauh dengan dapat mencapai suatu kompetensi tertentu.
mencari makna data unit-unit yang ada, Adapun fungsi dan keguanan dari
(6) naratting (narasi) berisi informasi penyususnan tujuan pembelajaran yaitu:
informasi penting bagi pengguna pertama, menjadi arah dan tujuan guru
penelitian agar mereka lebih paham atau dalam melaksanakan proses pembelajaran.
lebih lanjut dapat mengambil keputusan Tujuan pembelajaran menjadi petunjuk
berdasarkan hasil penelitian yang ada. bagaimana proses pembelajaran akan
dilaksanakan dan seperti apa hasil yang
PEMBAHASAN akan dicapai. Kedua, rumusan tujuan
Tujuan pembelajaran pembelajaran menjaid bukti akuntabilitas
Setiap suatu hal dilakukan karena kinerja guru. Maksudnya melalui tujuan
ada sebuat tujuan. Begitu juga dalam pembelajaran siswa dapat memperoleh
pendidikan juga ada tujuan yang akan kepastian tentang kompetensi yang dapat
dicapai. Dalam proses pendidikan terdapat diraih serta kinerja dan proses yang harus
kegiatan pembelajaran yang berfungsi dilalui dengan demikian akuntabilitas guru
untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan semakin meningkat. Ketiga, rumusan
pembelajaran adalah penguasaan tujuan pembelajaran mendorong
kompetensi yang bersifat operasional yang komiymen guru untuk menciptakan
ditargetkan atau di capai oleh siswa dalam pengalaman belajar yang menatik, efektif,
RPP. Tujuan pembelajaran dirumuskan dan efisien dalam pencapaian tujuan
dengan mengacu pada rumusan yang pembelajaran.
tercantum dalam indicator, dalam bentuk
Tujuan pembelajaran merupakan yaitu situasi pada saat tujuan tersebut
salah satu dari langakh – langkah diselesaikan. Degree yaitu standar yang
oenyusunan RPP. Dalam permendikbud RI harus dicapai oleh audience sehingga
No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses dapat dinyatakan telah mencapai tujuan.
Pendidikan menyebutkan salah satu dari Selanjutnya Rudi Susilana dan Cepi
13 komponen RPP yaitu tujuan Riyana (2008) dalam perumusan tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran haruslah memiliki ketentuan sebagai
dirumuskan berdasarlkan KD dan berikut :
dikembangkan lagi oleh indicator. Tujuan a. Leraner Oriented, yaitu berpatokan
pembelajaran dpat diklasifikasikan kepada perilaku siswa bukan perilaku
menjadi tiga jenis yaitutujuan guru. Sehingga dalam perumusannya
pembelajarna pada aspek sikap, tujuan kata-kata siswa secara eksplisit harus
pembelajaran dari aspek pengetahuan, dan dituliskan. Selain itu perilaku yang diukur
tujuan pembelajaran pada aspek harus mungkin dapat dilakukan siswa
keterampilan. Ketiga klasifikasi ini sama bukan perilaku yang tidak mungkin
klasifikasi pada standar kompetensi dilakukan siswa.
lulusan, kompetenai inti, kompetensi Contohnya : Setelah menyimak penjelasan
dasar. guru, siswa kelas XII MA dapat membuat
Penyusunan tujuan pembelajaran berita berdasarkan rumus 5 W + 1 H.
hendaknya memperhatikan prinsip prisnsip Atau : Setelah melakukan diskusi
tujaun pembelajaran. Karena perumusan kelompok, siswa kelas XI MA dapat
tujuan pembelajaran merupakan arah yang menafsirkan makna yang terkandung pada
harus dicapai oleh siswa. Tujuan pasal 3 kode etik jrnalistik.
pembelajaran harus pakai perilaku yang b. Operational, yaitu rumusan tujuan harus
harus dimiliki setelah siswa mengikuti dibuat secara spesifik dan operasional
proses pembelajran yang kita sehingga mudah untuk mengukur tingkat
selenggarakan. Dengan tujuan keberhasilannya. Dalam hal ini tidak
pembelajaran baik guru maupun siswa terlepas dari penggunaan kata kerja
diharapkan memiliki kejelasan apa yang operasional menurut Bloom dan Anderson.
harus dicapai, apa yang harus dilakukan Sebab penggunaan kata yang masih umum
untuk mencapai tujuan . (banyak penafsiran) akan menghasilkan
Menurut Wina Sanjaya perumusan perilaku siswa yang umum dan demikian
tujuan pembelajaran memiliki ketentuan sebaiknya penggunaan kata kerja yang
sebagai berikut antara lain: 1) berorientasi khusus akan menghasilkan perilaku yang
pada siswa, 2)operational, maksudnya khusus pula.
secara spesifik dan operasional hingga Contoh penggunaan kata yang bersifat
mdah mngukur tingkat keberhasilannya. umum :
Tujuan pembelajaran harus mengandung Setelah menyimak penjelasan guru, siswa
unsure audience A, behavior B, condition kelas X MA dapat memahami cara
C, dan degree D. Audience yaitu peserta membuat berita berdasarkan rumus 5 W +
didik yang menjadi subjek tujuan 1 H. Kata memahami adalah kata yang
pembelajaran. Behavior adalah kata kerja bersifat umum karena masih memerlukan
yang mendeskripsikan kemampuan kata kerja operasional lain sebagai
audience setelah pembelajaran. Condition, indikator untuk menentukan bahwa siswa
memahami, misalnya membuat berita, C dikerjakan siswa pada saat
menyusun berita, menulis berita, dan dilakukan pembelajaran.
lainnya. Misalnya: Dengan cara
Contoh yang lebih spesifik : mengamati, Dengan
Setelah mengkaji berbagai sumber belajar, berdiskusi, Dengan menyimak
siswa kelas XI MA dapat mengemukakan penjelasan guru, Dengan
tiga contoh pengamalan sila Ketuhanan membaca buku sumber,
Yang Maha Esa dalam kehidupan Dengan menggunakan kamus,
bermasyarakat. Dengan menggunakan
c. Formula ABCD (Adience, Behaviour, internet, dan lainnya.
Conditioning, Degree) Degree, adalah batas minimal
Menurut Baker (1971) yang dikutip dari tingkat keberhasilan terendah
Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008) D yang harus dipenuhi dalam
bahwa tujuan pembelajaran yang baik mencapai perilaku yang
adalah mengandung unsur Adience, diharapkan. Penentuan ini
Behaviour, Conditioning, Degree, tergantung jenis materi, dan
biasanya unsur Conditioning (C) berada penting tidaknya materi.
diawal kalimat tujuan, baru diikuti unsur Misalnya: 3 contoh, 4 jenis,
yang lain. minimal 4 macam, dan
Adapun penjelasan dari Formula Baker lainnya.
sebagai berikut : Berikut ini adalah contoh-contoh
Audience, artinya sasaran rumusan tujuan pembelajaran yang
A sebagai pembelajar yang perlu memenuhi formula ABCDE:
dijelaskan secara spesifik agar 1. “Setelah mengkaji berbagai sumber
jelas untuk siapa tujuan belajar, siswa kelas XII MA dapat
tersebut diberikan. menguraikan kembali proses perumusan
Misalnya: Siswa kelas V MI, Pancasila sebagai Dasar Negara”
Kelas IX MTs, Kelas XII MA, Audience Siswa kelas XII
dan lainnya. MA
Behaviour, adalah perilaku Behaviour Menguraikan
spesifik yang diharapkan Conditioning Setelah mengkaji
B dilakukan atau dimunculkan berbagai sumber
siswa setelah pembelajaran belajar
berlangsung. Behaviour ini Degree Proses perumusan
dirumuskan dalam bentuk kata Pancasila sebagai
kerja operasional. Dasar Negara
Misalnya: Merinci, 2. “Setelah mengamati tayangan video,
Membedakan, siswa kelas VII MTs dapat menjelaskan
Mengidentifikasi, proses metamorfosis kupu-kupu”
Mengklasifikasikan, dan Audiensce Siswa kelas VII
lainnya. MTs
Conditioning, yaitu keadaan Behaviour Menjelaskan
yang harus dipenuhi atau Conditioning Setelah
mengamati dan memahami berbagai materi
tayangan video pembelajaran menggunakan langkah-
Degree Proses langkah ilmiah. Pendekatan ini
metamorfosis menekankan bahwa informasi dapat
Kupu-kupu berasal dari mana saja, kapan saja, dan
3. “Setelah mempelajari Peta Wilayah tidak bergantung kepada informasi yang
Indonesia, siswa kelas III MI dapat disampaikan guru.
menyebutkan 5 pulau besar di Indonesia”
Pendekatan saintifik diarahkan
Audience Siswa kelas III MI
untuk menciptakan kondisi pembelajaran
Behaviour Menyebutkan
yang mendorong siswa dalam mencari
Conditioning Setelah
tahu informasi dari berbagai sumber
mempelajari Peta
melalui observasi baik langsung maupun
Wilayah Indonesia
melalui media, tidak hanya sekedar diberi
Degree 5 pulau besar di
tahu. Pelaksanaan pembelajaran
Indonesia
menggunakan pendekatan ini bukan berarti
tidak membutuhkan peran guru. Guru
Pendekatan Saintifik adalah sebuah sangat diperlukan sebagai pemberi dasar
pendekatan yang digunakan dalam ilmu, pemantik semangat belajar siswa,
kurikulum 2013. Pendekatan ini adalah dan membimbing pemahaman siswa ke
sebuah pendekatan ilmiah (Saintifik) arah yang benar.
dimana siswa dituntut aktif dalam
pembelajaran dan berpikir ilmiah. Dalam Cabang-cabang Pendekatan
kurikulum 2013 dengan menggunakan Saintifik
pendekatan saintifik dalam proses Menurut Abdul Gafur (2013: 19-20), ada
pembelajaran yang dirancang sedemikian beberapa pendekatan pembelajaran
rupa agar peserta didik secara aktif berbasis ilmiah/ saintifik, yaitu:
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip 1) Penerapan pendekatan sistem dan
melalui tahapan-tahapan mengamati langkah-langkah pemecahan masalah
(untuk mengidentifikasi atau menemukan (problem based learning) 2) Pendekatan
masalah), merumuskan masalah, sistem (System Approach), pendekatan
mengajukan atau merumuskan hipotesis, pemecahan masalah (Problem Solving
mengumpulkan data dengan berbagai Approach), dan perencanaan secara
teknik, menganalisis data, menarik sistematis (Systematic Planning)
kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang 3) Pembelajaran berbasis riset (Research
“ditemukan”. Dengan pendekatan tersebut based-teaching)
diharapkan siswa mampu berpikir secara 4) Strategi inkuiri (Inquiry)
ilmiah dan menerapkannya dalam Menurut Lazim (2013: 2), ada
kehidupan mereka, siswa dituntut aktif beberapa karakteristik pembelajaran
bagaimana siswa mengamati, menanya dengan metode saintifik, yaitu sebagai
(kritis) dan lain-lainnya. Pendekatan berikut:
saintifik dimaksudkan untuk memberikan 1) Berpusat pada siswa.
pemahaman kepada siswa dalam mengenal
2) Melibatkan keterampilan proses sains analisis kegiatan menanya tersebut kurang
dalam mengonstruksi konsep, hukum atau sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal
prinsip. ini dikarenakan (1) Sebagian besar
3) Melibatkan proses-proses kognitif yang kegiatan menanya dilaksanakan oleh guru.
potensial dalam merangsang Kegiatan menanya yang demikian
perkembangan intelek, khususnya adalah tidak tepat karena berdasarkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013
4) Dapat mengembangkan karakter siswa. tentang Implementasi Kurikulum, bahwa
kegiatan 5M adalah kegiatan yang
Pembelajaran saintifik di dalamnya dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu,
mengandung unsur materi pembelajaran. rumusan kegiatan menanya pada RPP
Materi pembelajaran dengan pendekatan memposisikan siswa sebagai subyek yang
saintifik terdiri atas materi faktual, materi mengajukan pertanyaan. (2) Pertanyaan
konsep, materi prinsip, materi prosedur, tidak sesuai dengan materi yang diajarkan,
dan sikap (Abdul Gafur, 2013: 8-9). (3) Pertanyaan kurang sesuai dengan
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan tujuan pembelajaran pengetahuan dan
saintifik didasarkan pada keunggulan kegiatan mengamati. Selain itu,
pendekatan tersebut. Beberapa ketidaksesuaian kegiatan menanya dengan
tujuanembelajaran dengan pendekatan tujuan pembelajaran dikarenakan guru
saintifik adalah:1) untuk tidak mengembangkan kegiatan menanya,
meningkatkan kemampuan intelek, dan hanya copy paste kegiatan menanya
khususnya kemampuan berpikir tingkat pada silabus. Kegiatan mengumpulkan
tinggi siswa, 2) untuk membentuk data yang tercantum pada RPP
kemampuan siswa dalam menyelesaikan dilaksanakan dengan mengamati
suatu masalah secara sistematik, 3) lingkungan sekolah, diskusi, studi literatur,
terciptanya kondisi pembelajaran dimana percobaan atau eksperimen, serta
siswa merasa bahwa belajar itu merupakan mengamati gambar/charta. Hal ini sesuai
suatu kebutuhan, 4) diperolehnya hasil dengan Permendikbud Nomor 81A Tahun
belajar yang tinggi, 5) untuk melatih 2013 yang menyatakan bahwa pada
siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, kegiatan mengumpulkan data siswa dapat
khususnya dalam menulis artikel ilmiah, melaksanakan eksperimen, membaca
6) untuk mengembangkan karakter sumber lain seperti buku teks, mengamati
siswa. objek atau kejadian, aktivitas, dan
wawancara dengan nara sumber untuk
Tujuan pembelajaran merupakan salah dapat memperoleh sejumlah informasi.
satu komponen RPP yang dirumuskan Kurang sesuainya kegiatan mengumpulkan
berdasarkan kesesuaiannya dengan KD data dengan tujuan pembelajaran
(Permendikbud Nomor 81ATahun 2013). dikarenakan (1) guru tidak melaksanakan
Berikut pengembangan tujuan praktikum atau percobaan untuk mencapai
pembelajaran pada seluruh dokumen RPP tujuan pembelajaran pengetahuan dan
yang telah diperoleh. menanya yang keterampilan, (2) kegiatan yang
tercantum pada RPP dilaksanakan direncanakan belum sepenuhnya sesuai
berdasarkan hasil dari kegiatan dengan tujuan pembelajaran pengetahuan
mengamati, dimana berdasarkan hasil yang
dirumuskan, (3) kegiatan yang mengkomunikasi siswa direncanakan
direncanakan tidak sesuai dengan tujuan untuk menyampaikan hasil pengamatan,
pembelajaran pengetahuan dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis
keterampilan, serta (4) guru tidak secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
mengembangkan kegiatan mengumpulkan Kurang sesuainya kegiatan
data, dan hanya copy paste kegiatan mengkomunikasi dengan tujuan
mengumpulkan data pada silabus. pembelajaran dikarenakan (1) guru tidak
Kegiatan eksperimen/praktikum mengembangkan kegiatan
tidak direncanakan pada kegiatan mengkomunikasi, (2) aspek yang
mengumpulkan data dikarenakan oleh dipresentasikan tidak memenuhi seluruh
beberapa faktor, yaitu (1) waktu dan tujuan pembelajaran pengetahuan yang
tempat yang kurang memadai untuk dirumuskan karena kegiatan
melaksanakan kegiatan eksperimen atau mengumpulkan data dan mengasosiasi
praktikum, serta (2) keterbatasan alat dan data juga kurang memenuhi tujuan
bahan yang digunakan untuk pembelajaran pengetahuan, (3) kegiatan
melaksanakan kegiatan mengkomunikasi tidak sesuai dengan
eksperimen/praktikum. Kegiatan tujuan pembelajaran pengetahuan dan
mengasosiasi data yang tercantum pada keterampilan serta tidak sesuai dengan
RPP dilakukan dengan berdiskusi dan materi yang dipelajari, dan (4) guru tidak
menyimpulkan data hasil pengamatan, mengembangkan kegiatan
praktikum dan studi literatur yang mengkomunikasi, dan hanya copy paste
diperoleh dari kegiatan mengumpulkan kegiatan mengkomunikasi pada silabus.
data. Kurang sesuainya kegiatan
mengasosiasi data dengan tujuan KESIMPULAN
pembelajaran dikarenakan (1) aspek yang Hasil analisis kesesuaian kegiatan
didiskusikan kurang memenuhi seluruh pembelajaran pendekatan saintifik (5M)
tujuan pembelajaran pengetahuan, karena dengan tujuan pembelajaran pada RPP
kegiatan mengumpulkan data juga kurang kumpulan menunjukkan bahwa nilai
memenuhi tujuan pembelajaran kesesuaian kegiatan mengamati dengan
pengetahuan, (2) kegiatan mengasosiasi tujuan pembelajaran tergolong dalam
data yang direncanakan memang tidak kategori sesuai. Adapun nilai kesesuaian
sesuai dengan tujuan pembelajaran kegiatan menanya, mengumpulkan data,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, mengasosiasi data, serta mengkomunikasi
serta (3) guru tidak mengembangkan dengan tujuan pembelajaran yang
kegiatan mengasosiasi data, dan hanya tergolong dalam kategori kurang sesuai.
copy paste kegiatan mengasosiasi data
pada silabus. SARAN
Kegiatan mengkomunikasi yang Pada penelitian selanjutnya perlu
tercantum pada RPP dilaksanakan dengan dilakukan analisis kesesuaian penilaian
mempresentasikan hasil pengamatan, dengan indikator untuk mendukung data
praktikum dan studi literatur secara lisan kesesuaian kegiatan pembelajaran
dan tertulis. Hal ini sesuai dengan pendekatan saintifik (5M) dengan tujuan
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 pembelajaran. Analisis kesesuaian
yang menyatakan bahwa kegiatan kegiatan pembelajaran pendekatan
saintifik (5M) dengan tujuan pembelajaran Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana
sebaiknya tidak hanya dilaksanakan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
dengan metode analisis konten, tetapi juga Terpadu Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kencana.
dilakukan dengan metode observasi.
Selanjutnya perlu dilakukan pembekalan Sani, RA. 2015. Pembelajaran saintifik
secara mendalam dan berkala terhadap untuk Implementasi Kurikulum 2013.
guru untuk melatih kemampuannya dalam Jakarta: Bumi Aksara.
mengembangkan kegiatan pembelajaran
pendekatan saintifik (5M) dengan tujuan Sufairoh. (2016). PENDEKATAN
pembelajaran. SAINTIFIK & MODEL
PEMBELAJARAN K-13. Jurnal
Pendidikan Profesional, Volume 5, No. 3,
DAFTAR PUSTAKA Desember 2016.

Agustina, D A & Mustadi A. (2016). Wahyudin, Dinn, dkk. 2009. Pengantar


ANALISIS BUKU TEKS TEMATIK Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
INTEGRATIF BERBASIS SCIENTIFIC
APPROACH DAN AUTHENTIC Wardani. E R S, dkk. (2014). ANALISIS
ASSESSMENT PADA KURIKULUM KESESUAIAN KEGIATAN
2013. JURNAL PENELITIAN ILMU PEMBELAJARAN PENDEKATAN
PENDIDIKAN. Retrieved from SAINTIFIK DENGAN TUJUAN
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpip/arti PEMBELAJARAN DI SMAN
cle/view/10689 MOJOKERTO. Berkala Ilmiah Pendidikan
Biologi Vol.3 No.3 Agustus 2014.
Ayuliasari, Citra. (2016). KESESUAIAN http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioed
RENCANA PELAKSANAAN u
PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM
2013 DAN IMPLEMENTASINYA Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip –
DALAM MENGEMBANGKAN Prinsip Desain Pembelajaran Dengan
KEMAMPUAN PROSES ILMIAH DI Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana.
SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/d
iktat%20pendidikan%20Sains.pdf

Mulyasa, H E. 2014. Guru dalam


Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Novianto, A., & Mustadi, A. (2015).


ANALISIS BUKU TEKS MUATAN
TEMATIK INTEGRATIF, SCIENTIFIC
APPROACH, DAN AUTHENTIC
ASSESSMENT SEKOLAH DASAR.
Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi
Pembelajaran, 45(1). Retrieved from
https://journal.uny.ac.id/index.php/jk/articl
e/view/7181

Anda mungkin juga menyukai