Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KONSEP DAN MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

Alfan Mohammad Shirothu Rizqi


NIM 5201418010
Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK

Di Indonesia telah beberapa kali melakukan pergantian kurikulum. Mulai dari Rencana Pelajaran
1947, Rencana Pelajaran 1950, Rencana Pelajaran 1958, Rencana Pelajaran 1964, kemudian
berubah nama menjadi Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994,
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2016 (KTSP),
sampai pada kurikulum 2013 atau biasa disebut kurtilas. Dari berbagai pergantian kurikulum
yang telah dilakukan pastinya menginginkan output atau hasil yang baik dalam rangka mencetak
generasi bangsa yang berpendidikan dan unggul. Dibuatnya kurikulum 2013 untuk mengikuti
pesatnya perkembangan dan kemajuan peradaban, terkhusus pada bidang teknologi dan ilmu
pengetahuan yang pasti memberi pengaruh pada sistem pendidikan di Indonesia. Dalam tulisan
ini, akan dijelaskan mengenai analisis konsep dan model pembelajaran pada Kurikulum 2013.
Kata kunci : konsep, model pembelajaran, kurikulum 2013.

A. PENDAHULUAN
Pesatnya kemajuan peradaban memberikan tantangan besar bagi dunia pendidikan
Indonesia. Ditandai dengan kemajuan pesat bidang teknologi dan ilmu pengetahuan yang
memberikan dampak pada tatanan sistem pengajaran. Perubahan demi perubahan dilakukan demi
perbaikan sistem pendidikan. Indonesia dituntut untuk bisa bersaing agar tidak ketinggalan dari
ketatnya persaingan ilmu pengetahuan yang ada di dunia internasional. Maka dari itu, dibuatlah
kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) yang diharapkan bisa menjadi solusi untuk bersaing di dunia internsional.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang diatas, kurikulum 2013 dijadikan projek
jangka menengah nasional untuk menghadapi tantangan persaingan ilmu pengetahuan dunia
internasional. Muncul sebuah pertanyaan. Bagaimana analisis konsep dan model pembelajaran
kurikulum 2013?

C. KONSEP DAN MODEL PEMBELAJARAN K-13


Pengertian kurikulum telah dijelaskan di dalam undang-undang sistem pendidikan
naisonal Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19 sebagaimana dijelaskan bahwa¸ Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses peembelajaran agar tercapai
tujuan pendidikan nasional. Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran yang harus ditempuh
serta dipelajari oleh seorang pelajar untuk memperoleh sebuah ilmu pengetahuan. (Oemar
Hamalik, 2013).
Menurut Husamah dan Yanur Setyaningrum (2013:4) mengatakan, Kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang disusun guna menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif,
inovatif, efektif dalam pengaturan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Kurikulum 2013 sendiri adalah sebuah kurikulum pengembangan berkfokus pada pola pikir yang
mengedepankan perbaikan pribadi dan sikap peserta didik. Implementasi kurikulum 2013 yang
berbasis kompetensi juga berbasis karakter melalui pendekatan tematik dan kontekstual
diharapkan mampu membuat peserta didik secara mandiri dapat meningkatkan pengetahuannya,
mengkaji, mengintegrasikan serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan berkahlak mulia.
(Mulyasa, 2013:7).
Kemendikbud (2017: 10) menjelaskan, model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada
permendikbud nomor 103 pada tahun 2014 dan Permendikbud nomor 22 pada tahun 2016 adalah
model pembelajaran yang menonjolkan aktifitas dan kreatifitas, menginspirasi, menyenangkan,
dan berprakarsa, berpusat pada siswa, otentik, kontekstual,dan bermakna bagi kehidupan siswa
sehari-hari, antara lain :
1. Model Penyingkapan (Discovery Learning)
Model ini memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk menyikapi dan mencari
tahu tentang permasalhan, sehingga peserta didik dapat memiliki pengetahuan baru yang dapat
digunakannya untuk memecahkan persoalan yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Model Penemuan (Inquiry Learning)
Model penemuan merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematik, kritis, logis, dan
analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya.
3. Model Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Model pembelajaran mengajak fokus peserta didik untuk dapat mengidentifikasi isu
pembelajaran dan selanjutnya mencari alternative-alternatif penyelesaian. Model pembelajaran
berbasis masalah ini bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk belajar melalui berbagai
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari atau permasalahan yang dikaitkan dengan
pengetahuan yang akan dipelajarinya sehingga peserta didik akan terlatih dan terampil dalam
menyelesaikan masalah.
4. Model Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Model pembelajaran berbaris proyek adalah model pembelajaran yang dapat digunakan
untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki melatih berbagai ketrampilan berpikir,
sikap, dan ketrampilan konkret. Sedangkan pada permasalahannya kompleks, diperlukan
pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen mengintregasikan berbagai subjek
dalam pembelajaran.

D. ANALISIS

Berkaitan dengan dilakukannya perubahan demi perubahan pada kurikulum, sudah


banyak berbagai pihak ahli atau peneliti melakukan analisis dan melihat perlunya diterapkan
kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter yang dapat membekali peserta didik
dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan
tuntutan perkembangan teknologi. Sholeh Hidayat (2013:114) mengatakan, setiap tahapan
pengembangan kurikulum baik mulai dari perencanaan, perancangan dan penyusunan kurikulum
evaluasi serta implementasinya haruslah memperhatikan landasan-landasan pokok serta prinsip
dasar pengembangan kurikulum. Terhitung ada lima landasan yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum 2013 yaitu landasan filosofis, landasan konseptual, landasan teoritis,
landasan empiris, dan landasan yuridis.

Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah disusun dan terencana secara
sistematis memiliki peranan yang sangat penting bagi dunia pendidikan. Persaingan ilmu yang
semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional membuat Indonesia harus siap untuk
menghadapi tantangan dunia pendidikan nasional. Oleh karena itu, upaya harus dilakukan untuk
menghadapi tantangan tersebut, Indonesia memerlukan ketegasan kurikulum dan
implementasinya agar bisa membenahi kinerja pembelajaran di Indonesia sehingga dunia
pendidikan kita tidak tertinggal dari dunia pendidikan Negara lain. Jika dianalisis secara
sederhana ada tiga peranan penting kurikulum. Menurut Abdullah Idi (2007:217) mengatakan
tiga peranan kurikulum yang sangat penting itu adalah peranan konservatif, peranan kritis atau
evaluatif, dan peranan kreatif. Dari ketiganya ini harus berjalan dengan seimbang.

Sedangkan kurikulum terbaru saat ini yang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum
2013, dimana kurikulum ini lebih mirip dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Model
kurikulum berbasis kompetensi ini ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap,
pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam
berbagai mata pelajaran. Walaupun hampir mirip dengan model Kurikulum Berbasis
Kompetensi, akan tetapi masih ada juga perbedaan-perbedaannya. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Di dalam kurikulum ini memandang bahwa setiap
peserta didik itu memiliki potensinya masing-masing yang perlu digali dan dikembangkan,
sehingga kelak potensinya tersebut dapat bermanfaat di dalam kehidupan si peserta didik
nantinya dalam bermasyarakat. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa setiap
peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa
guru hanya sebagai fasilitator saja. Peran peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran itu lebih
diutamakan, sehingga potensi-potensi yang ada di dalam diri peserta didik menjadi lebih
tersalurkan dan dapat berkembang. Penyelenggaraan pendidikan seperti yang disampaikan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat
mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa di masa depan.

Dalam kurikulum 2013 diterapkan terdapat lima tahapan belajar siswa yang disebut 5M
yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Dalam implementasinya, untuk menguatkan sifat dan sikap sosial pada peserta didik dapat
dilakukan strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif dapat memberi efek
variasi interaksi didalam pembelajaran sehingga dapat mengurangi tingkat kejenuhan peserta
didik dalam aktivitas kegiatan pembelajaran berlangsung.

Namun tidak serta-merta implementasi dari kurikulum 2013 ini dapat berjalan dengan
sempurna, karena masih terdapat banyak kekurangan didalamnya. Kekurangan kurikulum 2013
yaitu :

1. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini,
karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para
guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka
cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan
agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat
memotivasi siswa agar kreatif.
2. Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
3. Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya
dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.
4. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa
tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap
mata pelajaran yang dia ampu.
5. Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
6. Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang
7. Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang
8. Masalah isi dan kemasan kurikulum 2013 yang pelaksanaannya banyak menghabiskan
anggaran yang sangat besar.
9. Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik
10. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik

Terkait dengan model pembelajaran kurikulum 2013, banyak sekali model-modelnya. Model
pembelajaran sendiri memiliki lima unsur dasar yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran
(syntax), suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran (social system), menggambarkan
bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan dan merespon peserta didik
(principles of reaction), segala sarana bahan, alat atau lingkungan yang mendukung
pembelajaran (support system), hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang
ditetapkan dan diluar yang ditetapkan (instructional dan nurturant effects).
Dalam menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran pasti akan berbeda-beda untuk setiap mata pelajaran, karena harus disesuaikan
dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran. Model pembelajaran yang
disajikan harus dapat memotivasi peserta didik untuk berfikir kritis, logis, dan sistematis sesuai
dengan karakteristik tiap mata pelajaran, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Berikut adalah hasil penentuan model pembelajaran yang telah saya buat dalam bentuk RPP
untuk pembelajaran pada mata pelajaran Teknik Pemesinan Bubut :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMKN/S


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Bubut
Paket Keahlian : Teknik Pemesinan
Program Keahlian ; Teknik Mesin Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa
Semester : 4 (empat)
Materi Pokok : Parameter Proses Pembubutan
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Indikator : Pertemuan ke-1
- Menerangkan parameter kecepatan potong dan kecepatan putaran
mesin secara matematis
- Menerangkan parameter kecepatan pemakanan dan waktu pemesinan
proses bubut
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit (1 kali pertemuan)
Nilai KKM : 75

a.) Tujuan Pembelajaran :


Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran pada materi ini, peserta didik
diharapkan :
1. Mampu menetapkan kecepatan potong (Cutting speed–Cs) pada proses pembubutan
2. Mampu menghitung putaran mesin (Revolotion Permenit–Rpm) pada proses pembubutan
3. Mampu menghitung kecepatan pemakanan (feed) pada proses pembubutan
4. Mampu menghitung waktu pemesinan pada setiap proses pembubutan
b.) Materi Pokok Pembelajaran :
1. Konsep
• Parameter pemotongan pada proses pembubutan merupakan sebuah informasi berupa dasar
perhitungan, rumus, dan tabel-tabel yang mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan
pada mesin bubut.
2. Fakta
• Parameter pemotongan pada proses pembubutan merupakan suatu bagian penting yang bisa
diatur dan dijadikan informasi oleh operator pada saat mengerjakan job/pengerjaan
menggunakan mesin bubut.
3. Uraian materi
• Kecepatan potong (Cutting speed)
• Kecepatan putaran mesin
• Kecepatan pemakanan
• Waktu pemesinan pada proses pembubutan

c.) Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran :


1. Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning
2. Model pembelajaran : Project-Based Learning
3. Metode pembelajaran : Diskusi, tanya-jawab, penugasan dalam kelas

d.) Media Pembelajaran


1. LCD Projector
2. Laptop
3. Modul

e.) Sumber Media Pembelajaran


1. BSE, Tim. (2013). TEKNIK PEMESINAN BUBUT 1. Cimahi: BUKU SEKOLAH
ELEKTRONIK.

f.) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Waktu


Pembelajaran
1. Orientasi
- Guru membuka pembelajaran dengan salam
ppembuka dan berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
- Melakukan presensi untuk mengecek kehadiran
peserta didik
2. Motivasi
Kegiatan - Memberikan gambaran mengenai manfaat
Pendahuluan mempelajari materi yang akan disampaikan 20 Menit
- Memberikan kata motivasi yang bersifat
membangun untuk bersungguh-sungguh dalam
belajar
3. Pemberian acuan
- Penyampaian serangkaian kegiatan pembelajaran
yang akan dlakukan dan materi-materi yang akan
dibahas

1. Mengamati
- Peserta didik memperhatikan dan menyimak terkait
dengan penjelasan guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran
2. Menanya
- Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya
terkait dengan materi pembelajaran yang telah
disampaikan
3. Merespon
- Guru memfasilitasi peserta didik dengan menjawab
pertanyaan yang telah diajukan peserta didik
- Guru memotivasi peserta didik yang kurang aktif
Kegiatan Inti 4. Mengasosiasi 500 menit
- Sebagai latihan, guru memberikan tugas terkait
dengan materi pembalajaran yang telah dibahas
- Dengan berdiskusi siswa mengolah data dengan
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
5. Konfirmasi
- Guru melakukan pembahasan terkait tugas yang
diberikan
- Guru membantu memecahkan masalah pada tugas
yang belum terselesaikan
- Guru memberikan penguatan materi berisi
penjelasan pada bagian yang masih belum dipahami
peserta didik
- Guru bersama peserta didik merefleksi pembelajaran
untuk mencairkan suasana.

1. Penegasan
- Membuat kesimpulan terkait terkait materi
pembelajaran yang telah berlangsung
Kegiatan Penutup - Menyampaikan point-point penting terkait dengan
materi pembelajaran 20 menit
- Mengagendakan pekerjaan rumah jika diperlukan
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
- Penutup dan salam.

g.) Penilaian :
1. Teknik Penilaian
- Penilaian pada sikap peserta didik ketika berlangsungnya proses kegiatan belajar
mengajar,penilaian tugas, dan penilaian pada hasil ujian.
2. Latihan sooal/tugas
- Pada benda kerja yang akan digunakan untuk dibubut berbahan baja dengan memiliki ukuran
diameter 60 mm akan dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit. Besar putaran
mesinnya adalah?

Penyelesaian :

1000. Cs
n=
π .d

1000 x 25
n=
3,14 x 60

n=132,696 Rpm

- Pada benda kerja akan dibubut dengan putaran mesin sebesar 132,696 putaran per-menit, dan
besar pemakanan (f) = 0,5 mm/putaran. Besar kecepatan pemakanannya adalah?

Penyelesaian :

F=f x n

F=0,5 x 132,696

F=66,34 mm. Jadi, pahat akan bergeser sejauh 66,34 mm selama satu menit.

- Benda kerja dengan diameter (D) = 60 mm akan dibubut rata menjadi (d) = 50 mm sepanjang
(l )= 150 mm dengan jarak start pahat ( l a )= 5 mm, putaran mesinnya = 132,696 putaran per-
menit dan pemakanan dalam satuan putaran ( f )= 0,5 mm/putaran. Waktu yang diperlukan
dalam proses bubut rata adalah :

Penyelesaian:

L=l a+l

L=150+5=155 mm
F=f . n

F=0,5 . 132,696=66,348 mm /menit

L
tm=
F

155
tm= =2,33 menit
66,348

E. PENUTUP

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang terfokus dalam pembentukan pendidikan


karakter yang nantinya akan menjadi sebuah pondasi kuat bagi generasi penerus bangsa
Indonesia. Sesuai dengan orientasi kurikulum 2013 yaitu terjadinya peningkatan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan serta pengembangan
pola piker kreatif dan inovatif yang lebih mengedepankan perbaikan sikap. Dengan
diterapkannya kurikulum 2013 ini, kita berharap dapat mencetak generasi yang dapat bersaing,
memiliki nilai jual yang bisa ditawarkan pada bangsa-bangsa lain, dan juga bisa mengangkat
harum nama baik Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Husamah dan Setyaningrum, Yanur. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian


Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Hamalik, O. (2013). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hidayat, S. (2013). Perkembangan Kurikulum Baru. Bandung: Rosda.
Idi, A. (2007). Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kemendikbud. (2017). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Kemendikbud.
Mulyasa. (2013). Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai