Disusun oleh:
NIM : 5201418010
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui, Mengetahui,
i
ABSTRAK
Kata kunci: prosedur pengelasan, besi cor kelabu, standar ASME, preheat,
postweld..
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
Standar ASME pada Perbaikan Mild Roll Mesin Penggiling Tebu Berbahan Besi
Cor Kelabu”. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa, kegiatan PKL dan penulisan
Laporan PKL ini dapat terlaksana dan diselesaikan dengan baik berkat dukungan
1. Kepada kedua orang tua penulis yang selalu memberikan support dan
doanya.
2. Bapak Rusiyanto S.Pd., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin dan
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis berharap adanya kritik dan saran
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
iv
2.1.1. Sejarah dan Kepemilikan ..................................................................... 10
2.4.5. Preheat Treatment dan Post Weld Heat Treatment (PWHT) ............... 41
3.1. Simpulan.................................................................................................... 48
LAMPIRAN ......................................................................................................... 53
v
DAFTAR TABEL
Number 6............................................................................................................... 27
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 12. Table UHT-56 Postweld Heat Treatment Requirements for Material
Gambar 13. Foto rigi las specimen A tanpa preheat dan postweld ....................... 45
Gambar 14. Foto rigi las specimen B dengan preheat 200℃ ............................... 45
Gambar 15. Foto rigi las specimen C dengan postweld 625℃ ............................. 46
Gambar 16. Foto rigi las specimen D dengan preheat 200℃ dan postweld 625℃
............................................................................................................................... 46
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6. Flow Sheet Proses Pengolahan Tebu Menjadi Gula PG Trangkil .... 58
viii
BAB I
PENDAHULUAN
pertanian yang melimpah dan variatif. Hampir dari segala jenis macam tanaman
dapat tumbuh dengan baik di negara ini, mulai dari tanaman palawija, tanaman
obat-obatan, dan juga tanaman pangan. Lahan pertanian yang luas dan subur sangat
di dunia. Untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas dari tanaman pangan yang
dihasilkan perlu dilakukan adanya usaha dan upaya untuk menekan angka
kehilangan produksi tanaman pangan terkhusus pada produksi gula agar persediaan
gula didalam negeri ini dapat terpenuhi sehingga mengurangi angka impor barang
Kebon Agung yang ada di Trangkil Lor Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati, yang
bergerak di sektor pertanian terkhusus pada produksi gula. Dalam prosesnya untuk
pabrik gula Trangkil terdapat beberapa stasiun produksi yang digunakan untuk
memproses tanaman tebu menjadi gula, antara lain stasiun gilingan, stasiun
1
2
dalam tanaman tebu. Dalam tiap 5 unit gilingan masing-masing terdiri dari
beberapa komponen yaitu roll pengumpan, roll atas, roll depan, dan rol belakang.
Proses produksi untuk melakukan penggilingan tebu ini biasa dilakukan hingga
kasus, terjadi sebuah kejadian saat dilakukan proses produksi. Baut CC (Cane
Cutter) yang memliki kekuatan hingga 10 ton tersebut ikut terbawa ampas tebu
melewati unigrator yang kemudian baut CC tersebut ikut tergerus roll gilingan
tips unigrator dan kerusakan pada gigi roll gilingan yang mengalami gowang
(berlubang pada tepi gigi). Di pabrik gula Trangkil, perbaikan (repair) dilakukan
kemajuan teknologi saat ini kebutuhan kontruksi yang kuat dan tahan lama memang
sambungan las yang baik dan kuat karena job/pekerjaan yang dilakukan dibidang
konstruksi ini tidak main-main dan memiliki risiko yang besar. Mutu hasil las
yang benar yang telah diatur dalam standar ASME Section IX dan Welding
dilaksanakan PKL/PI pada pekerjaan (job) perbaikan gigi mild roll gilingan.
Pengelasan SMAW Berdasarkan Standar ASME pada Perbaikan Mild Roll Mesin
perbaikan mild roll gilingan, sehingga untuk tujuan spesifik dan manfaatnya akan
1.2.1. Tujuan
tujuan spesifik dari pelaksanaan PKL/PI pada job perbaikan mild roll giling ini
adalah :
4
a. Untuk mengetahui alur tahapan dari proses perbaikan mild roll gilingan
b. Untuk mengetahui jenis elektroda apa saja yang digunakan dalam proses
perbaikan mild roll gilingan yang berbahan dasar grey iron cast (besi cor
kelabu)
bidang pengelasan
dan berinteraksi serta bekerja sama dalam tim dengan orang lain.
Selain tujuan pelaksanaan PKL/PI diatas, tujuan dari pembuatan laporan ini
kelabu yang benar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam standar
1.2.2. Manfaat
Selain tujuan yang telah disebutkan diatas, dalam Praktik Kerja Lapangan
a. Manfaat Teoritis
mesin
5
pengelasan
b. Manfaat Praktis
1) Bagi mahasiswa/penulis
dalam mengelas
Semarang
3) Bagi Perusahaan/Industri
ASME Section IX
6
yang berlokasi di desa Trangkil Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Letak geografis berada pada ketinggian ± 200-600 m diatas permukaan laut. Lokasi
perusahaan/industri.
8
Administrasi Jurusan.
perusahaan/insdutri,
perusahaan/industri.
1) Observasi
2) Wawancara
jawab, dalam hal ini penulis melakukan proses wawancara dengan menjadikan
narasumber.
3) Studi Literatur
sebelumnya seperti artikel online, buku catatan kuliah, e-book, jurnal, laporan
Sejarah berdirinya PT. Kebon Agung diawali dari kepemilikan dengan nama
Kebon Agoeng yang dimiliki oleh De Javasche Bank pada tahun 1935,
Maatscahppij Trangkil pada tahun 1962. Pabrik Gula Kebon Agung sendiri
dahulunya didirikan pada tahun 1905 oleh seorang pengusaha asal Tionghoa
yang bernama Tan Tjwan Bie. Lokasi Pabrik Gula saat itu berada di desa Kebon
awal mulanya dikelola secara perorangan, lalu pada tahun 1917 pengelolaan PG
10
11
Kebon Agoeng dengan Akte Notaris Hendrik Willem Hazenberg (No. 155).
Kemudian seiring dengan merosotnya harga pasar dunia industri gula di Jawa,
kebangkrutan. Kesepakatan antar produsen gula dunia atau yang dikenal dengan
produksinya, mulai dari sekitar 3 ton menjadi maksimal 1,4 juta ton per tahun.
Akibat hal tersebut dampaknya sangat dirasakan pabrik-pabrik gula yang ada di
Javasche Bank dengan jaminan seluruh saham NV S.F. Kebon Agung. Karena
dtariknya seluruh saham NV S.F. Kebon Agoeng dan sepenuhnya menjadi milik
De Javasche Bank.
Pabrik Gula Trangkil saat itu didirikan tepatnya pada tanggal 2 Desember 1835
Clifford.
pabrik yang semula berada Desa Suwaduk dipindah ke desa Trangkil. Kisar
antara tahun 1841 sampai pada tahun 1917, kepemilikan PG Trangkil sempat
Ny. Ade Donariere EMSDA E. Janies van Herment. Dan pada akhirnya pada
“Tiedeman van Kerchem” yang pada akhirnya seluruh saham dari PG Trangkil
Sekitar tahun 1946 sampai pada tahun 1949, Pabrik Gula Trangkil dipegang
oleh Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara. Lalu untuk periode sekitar
kepada TVK. Pada tahun 1958 sampai 1962 Pabrik Gula Trangkil, dinasionalisir
Dana Pensiun dan Tunjangan serta Yayasan Dana Tabungan Pegawai Bank, dan
selaku pemegang saham tunggal dari PT PG Kebun Agung (yang terdiri dari PG
proses serah terima dari badan yang sebelumnya melaksanakan pengurusan dan
ada di Semarang. Dalam hal ini Panitia Likwidasi PBU-PPN Gula dan Karung
Pada 1 Juli tahun 1968, PT Tri Gunabina merupakan suatu Direksi yang
Kebon Agung dan PG Trangkil. Berdasarkan Akta yang dibuat oleh Abdul Latif
yaitu Akta No. 19 tanggal 8 Maret 1972, dibentuklah sebuah Yayasan Dana
Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia (YDPTHT-BI) yang mulai
beroperasi pada 25 Februari 1972 sesuai dengan ketentuan surat kuasa dari Bank
Indoensia. Semenjak saat itu berdasarkan Akta No. 19 tanggal 8 Maret, Yayasan
Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia (YDPTHT-BI) menjadi
14
No. 11 tahun 1992 yang mengatur tentang dana pension, maka Bank Indonesia
Karyawan Bank Indonesia (YKK-BI) dengan Akte notaris Abdul Latif No. 29.
a. Visi
(stakeholder) lainnya.
b. Misi
Untuk melihat secara lengkap bentuk dan urutan jabatan organisasi yang ada
b. Karyawan Pelaksana
1) Pekerja Tetap
maupun borongan.
Dulu pada saat itu, pemasaran gula pasir yang merupakan produk utama dari
sama dengan Departemen Pertanian dan Bank Bumi Daya. Bulog mengatur
jawab bulog. Hanya sekita 5,5% dari total produksi perusahaan yang boleh dijual
Tetapi sejak mulai tahun 2001, aspek pemasaran produk gula dipegang
memperoleh harga jual gula yang lebih baik untuk menutupi biaya operasional.
Dalam proses produksi gula, diawali dengan pencacahan tanaman tebu dan
pengambilan nira yang terkandung didalam tebu. Untuk melakukan proses tersebut
di Pabrik Gula Trangkil, tebu harus memasuki stasiun produksi yang pertama yaitu
Stasiun Gilingan.
18
tujuan yaitu mengambil nira semaksimal mungkin yang terkandung dalam tebu,
sehingga dengan kehilangannya nira yang terbawa dalam ampas tebu dapat
ulang.
yang terdiri dari roll pengumpan, roll atas, roll depang dan roll belakang. Tiap roll
memiliki permukaan yang teratur seperti huruf V. Pada roll gilingan yang terakhir
memiliki alur yang lebih kecil dibanding gilingan berikutnya namanya feeder roll.
Hal ini bertujuan untuk memperluas permukaan roll sehingga roll dapat
mencengkeram ampas tebu dengan baik serta untuk menghindari timbulnya selip.
bengkel fabrikasi Mill Station dengan penugasan job perbaikan mild roll giling.
dilakukan karena telah terjadi kerusakan parah pada gigi roll giling. Kerusakan ini
disebabkan oleh putusnya baut CC (Cane Cutter) saat berjalannya proses produksi
unigrator yang lalu ikut tergerus roll gilingan bersama ampas tebu yang
pada gigi roll gilingan yang mengalami gowang (berlubang pada tepi gigi).
20
perawatan) kepada roll giling agar dapat kembali dipakai untuk proses produksi.
Langkah dari perbaikan roll gilingan ini menggunakan metode pengelasan SMAW
Mengenai langkah kerja awal dan tahapan persiapan perbaikan roll gilling akan
membersihkan roll giling dari zat kotor seperti debu, minyak, dll.
besi cor kelabu. Hal ini dilakukan untuk mencegah keretakan, mengurangi
suhu 200℃.
21
d. Setelah material siap, lanjut pada tahap eksekusi yaitu proses pengelasan
SMAW.
Dalam proses pengelasan SMAW pada perbaikan roll giling, dibuat 4 layer rigi
las. Prosedur atau langkah kerja pengelasannya akan dijelaskan sebagai berikut :
untuk menutup kampuh dan melapisi gigi roll. Pelapisan ini dibuat untuk
tahap finishing dengan tujuan agar gigi roll gilingan dapat mencengkeram
Di dalam stasiun gilingan Pabrik Gula Trangkil, mild roll yang digunakan pada
mesin giling berbahan dasar besi cor kelabu, sesuai dengan spesifikasi material
yang telah ditetapkan oleh ASME Section II, besi cor kelabu memiliki kode
spesifikasi yaitu SA-487. Dalam proses perbaikan gigi roll yang berlubang,
menambah dimensi gigi roll. Untuk pengelasan material besi cor benar-benar harus
karbon yang tinggi, semakin tinggi kadar karbon yang ada pada besi cor akan
menyebabkan besi cor rapuh/getas, sehingga besi cor termasuk dalam material yang
mempunyai sifat mampu las (weldability) kurang baik. (Widi, dkk., 2018 : 17-19).
Pengelasan besi cor merupakan proses pengerjaan las yang cukup sulit untuk
dikerjakan. Hal itu dikarenakan karakter yang dimiliki besi cor kelabu memiliki
kandungan grafit dengan bentuk serpih. Dengan adanya kandungan grafit inilah
yang membuat karakteristik besi cor kelabu sangat sensitive timbul yang namanya
retakan apabila terkena beban tumpuan maupun beban tarikan. Dengan kondisi
tersebut membuat besi cor kelabu tergolong material yang sangat sulit untuk dilas
karena besi cor cepat mudah dingin dan membeku. Ketika proses pendinginan yang
cepat beriringan dengan penyusutan, maka akan timbul cacat pengelasan retak yang
dapat timbul di area rigi pengelasan. Maka dari itu, perlu dilakukan perlakuan panas
tambahan untuk mengantisipasi cacat yang timbul pada hasil pengelasan besi cor
kelabu seperti preheat treatment maupun post weld heat treatment dan juga perlu
Setelah dilakukan proses pengelasan repair pada mild roll giling berbahan
dasar besi cor kelabu (grey casting iron), kemudian diambil point-point penting
sebagai berikut :
lubang yang cukup dalam akibat kerusakan yang dihasilkan dari gigi roll yang
stainless steel.
dalam ASME BPVC Section IX, untuk kombinasi material antara besi cor SA-
487 (Type or Grade CA6NM CI. B) dengan material stainless steel SA-240
(Type or Grade S41500) bisa dilakukan proses pengelasan karena dapat dilihat
pada tabel kualifikasi material ferrous yang ada pada ASME Section IX QW-
25
422, material besi cor SA-487 (Type or Grade CA6NM CI. B) dan material
proses penyambungan material logam (metal) atau non logam yang busur
(pressure), dan dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi (filler metal).
pemilihan jenis elektroda dan besar arus yang digunakan. Pemakaian jenis
elektroda yang sembarangan dan tidak sesuai dengan jenis material yang
itu juga dapat mempengaruhi ketangguhan, kekerasan dan kekuatan tarik dari
penyalaan busur listrik dan jika nyala pun busur listrik yang terjadi tidak stabil.
Hal ini disebabkan panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda
dan material yang dilas sehingga saat digunakan mengelas pasti akan rawan
Sebaliknya jika arus yang digunakan terlalu tinggi maka elektroda akan mencair
terlalu cepat dan menghasilkan permukaan rigi las yang lebar dan penembusan
terlalu dalam sehingga dapat mempengaruhi pada kekuatan tarik yang rendah
Untuk memilih jenis elektoroda yang sesuai dapat melihat pada ASME
Welding Rods for Qualification. Pada perbaikan gigi roll giling yang berbahan
dasar besi cor kelabu, untuk menambal gigi roll yang lubang menggunakan
antara material besi cor dan stainless steel dapat dilas menggunakan elektroda
Qualification F- Number 6
6 AWS SFA-5.2
6 AWS SFA-5.9
6 AWS SFA-5.17
6 AWS SFA-5.18
6 AWS SFA-5.20
6 AWS SFA-5.22
6 AWS SFA-5.23
6 AWS SFA-5.25
6 AWS SFA-5.26
6 AWS SFA-5.28
6 AWS SFA-5.29
6 AWS SFA-5.30
untuk kombinasi material besi cor kelabu dan stainless steel karena mempunyai
F-Number yang sama dengan P-Number material besi cor SA-487 (Type or
Grade CA6NM CI. B) dan material stainless steel SA-240 (Type or Grade
S41500) yaitu 6.
mild roll giling di PT Kebon Agung Pabrik Gula Trangkil. Ada 3 jenis
dengan bahan tambah kombinasi material besi cor kelabu dan stainless
Section IX, untuk penggunaan jenis elektroda perbaikan mild roll giling
1) Elektroda NS 8942
material antara besi cor kelabu yang dipadukan dengan bahan tambah
8942 karena memiliki kode spesifikasi AWS A5.15 yang didalam tabel
dengan P-Number material besi cor SA-487 (Type or Grade CA6NM CI.
Solusi : AWS A5.15 tipe CIN-1, CIN-2, CIN-3 merupakan kode spesifikasi
semua jenis material besi cor dengan rekomendasi arus pengelasan 90-130
Ampere.
2) Elektroda NS 8629
Evaluasi : Untuk pengelasan SMAW pada tahap pelapisan mild roll giling
berbahan dasar besi cor kelabu tidak sesuai jika menggunakan elektroda NS
8629, karena elektroda jenis tersebut memiliki kode spesifikasi AWS A5.4
memiliki F-Number 4, tidak sesuai dengan P-Number material besi cor SA-
487 (Type or Grade CA6NM CI. B) dan material stainless steel SA-240
Solusi : AWS A5.4 merupakan kode spesifikasi AWS jenis elektroda yang
dapat digunakan untuk pengelasan material baja karbon tinggi yang sulit
untuk dilas dan untuk kombinasi logam yang berbeda yang tidak ada
spesifikasi pasti dari material tersebut. Jadi, untuk pelapisan atau untuk
menambah diameter mild roll yang berbahan dasar besi cor dapat
yang memiliki kandungan paduan besi 45% dan nikel 55% untuk
3) Elektroda NS 8835
Evaluasi : Untuk pengelasan tahap akhir yaitu pengasaran mild roll giling
berbahan dasar besi cor kelabu, tidak sesuai jika menggunakan elektroda
F-Number yang tidak sesuai dengan P-Number material besi cor SA-487
(Type or Grade CA6NM CI. B) dan material stainless steel SA-240 (Type
Solusi : AWS A5.1 merupakan kode spesifikasi AWS jenis elektroda yang
pengelasan SMAW. Jadi untuk tahap pengasaran mild roll, sesuai dengan
bahan dasarnya yaitu besi cor kelabu dapat menggunakan elektroda tipe
CIN-1 dengan kode AWS A5.15 Eni-Cl yang memiliki kandungan nikel
murni.
pengelasan besi cor kelabu dapat menggunakan elektroda dari paduan nikel.
Karena kawat las yang memiliki kandungan paduan nikel memiliki keuletan
yang tinggi.
dapat mencegah terjadinya keretakan pada logam las. Selain itu, paduan nikel
memiliki tingkat dilusi yang tinggi dan memiliki tingkat porositas yang rendah.
(Sonawan, 2006).
terjadi selama pendinginan. Sifat dari paduan nikel yang memiliki tingkat
porositas rendah dapat mencegah terjadinya porosity pada logam las. Hal itu
dibuktikan dari lima specimen uji dengan bahan dasar besi cor kelabu dengan
spesimen semua terhindar dari cacat retak las dan porositas meskipun
treatment).
Keberadaan grafit dengan bentuk serpih inilah yang menyebabkan besi cor
beban tarik. Grafit tersebut juga menjadi penyebab mengapa besi cor kelabu
sangat sulit untuk dilas, karena pada saat logam las membeku akan terjadi
korban jiwa. Setiap produk yang ditangani oleh perusahaan sudah pasti
sudah terkualifikasi yang bertujuan untuk memberikan arahan kepada juru las
benar, dan sesuai dengan persyaratan dari standar yang telah ditetapkan dalam
Page 1 of 2
PT KEBON AGUNG PG TRANGKIL
Jl. Raya PG Trangkil, Kec. Trangkil, Kab. Pati, Jawa Tengah 59153
WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) Date: 18/01/2021
Or
Chemical Analysis and Mech. Prop. None
To Chemical Analysis and Mech. Prop. None
Thickness Range:
Base Metal Groove 1.5mm – 21.94 mm Fillet Unlimited
Pipe Dia. Range Groove All Fillet Unlimited
JOINTS (QW-402)
Joint Design Single bevel, ‘V’ groove
Backing None Type None
Details
A
A – 35º ± 2 º
B – 10.97
C
C – 1.5 ± 0.5 B
D – 3.2 ± 0.8
D All Dimensions are in
mm
FILLER METALS (QW-404)
F. No. 6 Other None UNS. No. None Other None
ASME Spec No. (SFA) SFA-5.15
AWS No. (Class) All Classification
Size of filler metals 3,2 mm
TECHNICAL APPROVAL
Prepared by
Approved by KJO(AGOC/KGOC)
Al JALHAMI CONT. & TRAD. CO.
Signature Signature
Date Date
35
Page 2 of 2
PT KEBON AGUNG PG TRANGKIL
Jl. Raya PG Trangkil, Kec. Trangkil, Kab. Pati, Jawa Tengah 59153
position(s) of Fillet All Positions Heating rate None cooling rate None
Electrode size and type 3,2 mm NS 8942, 3,2 mm NS 8629, 3,2 mm NS 8835
Filler
Current Travel
Weld Metal Volt
Process speed Other
Layer AWS Dia. range
Type Amp (mm/min)
Specification (mm)
Root SMAW A5.15 ENi-Cl 3,2 DCEN 90-130 15 – 20 90 – 120 Penembusan
Fill SMAW A5.15 ENi-Cl 3,2 DCEP 90-130 15 – 20 90 – 120 Pengisian
Capping SMAW A5.15 ENiFe-Cl 3,2 DCEP 90-130 18-27 90 – 120 Pelapisan
Finishing SMAW A5.15 ENiFe-Cl 3,2 DCEP 110-130 20 – 35 100 -120 Pengasaran
36
Cacat las atau Weld Defect merupakan hasil pengelasan yang tidak
kurang dan juga dapat disebabkan oleh penggunaan alat ataupun barang yang
Cacat pengelasan terbagi menjadi dua jenis, yaitu cacat las internal (berada
didalam hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata telanjang).
Untuk perbaikan roll giling yang berbahan dasar besi cor kelabu setelah
3. Prosedur
pengelasan
yang salah
4. Elektroda
yang
digunakan
tidak sesuai
2. Undercut 1. Arus 1. Menyesuaikan arus
pengelasan pengelasan dengan
yang melihat rekomendasi
digunakan kisaran arus yang
terlalu besar ada pada bungkus
2. Kecepatan elektroda (WPS)
tangan dalam 2. Menyesuaikan
mengelas kecepatan
terlalu lambat pengelasan jangan
3. Sudut terlalu cepat/lambat
elektroda 3. Pastikan sudut
yang salah pengelasan dengan
4. Ayunan benar sesuai dengan
tangan saat posisi pengelasan
mengelas yang sedang
tidak stabil dilakukan
4. Memperbanyak
latihan dalam
mengelas agar saat
mengelas terbiasa
dan memiliki ayunan
yang stabil.
38
pencairan logam
pas pada garis
kampuh.
memenuhi standar yang diatur dalam ASME Section IX, karena masih banyak
persiapan (prepare) pengelasan yang kurang, juga dapat disebabkan oleh faktor
sudah ditetapkan.
kerja, karena tidak adanya kepatuhan pada WPS yang dibuat dan juga masih
suatu produk.
Besi cor kelabu (grey cast iron) merupakan jenis material yang memiliki
yang getas dan mudah retak akibat dari grafit serpih kasar yang dimiliki oleh
besi cor kelabu. Untuk mendapatkan kualitas pengelasan yang baik dari
material besi cor kelabu, perlu dilakukan perlakuan khusus untuk mencegah
temperature tertentu dengan tujuan meningkatkan sifat mampu las dan untuk
namanya keretakan
sesuai dengan spesifikasi material, dapat ditentukan dengan melihat kode pada
43
mengetahui temperature preheat yang sesuai dapat dilihat pada ASME B31.1
(2012).
Pada ASME B31.1 (2012) paragraf 131.4.6 dijelaskan bahwa untuk semua
awal (preheat treatment) ditetapkan suhunya mencapai 200℉ (93℃) s.d. 400℉
(200℃). Jadi untuk produk yang sedang dianalisis yaitu mild roll giling yang
berbahan dasar besi cor SA-487 (Type or Grade CA6NM CI. B) dengan P-
standar spesifikasi dapat melihat pada gambar tabel UHT-56 ASME BPVC
VIII.1-2017 berikut :
Dapat dilihat pada gambar tabel diatas, sebagaimana telah diatur dalam
ASME VIII.1-2017 ditunjukkan bahwa untuk jenis material castings (besi cor)
620℃).
untuk material besi cor kelabu dengan mengacu pada standard ASME, dilakukan
eksperimen pada proses pengelasan SMAW besi cor kelabu dengan melakukan
Proses pengelasan specimen dilakukan dengan pembuatan rigi las dari kiri
ke kanan material (benda kerja). Setelah keempat specimen sudah dilas sesuai
dengan parameter yang telah ditentukan, dilakukan pengujian visual (NDT) dengan
cara mengecek rigi-rigi las pada tiap material apakah ada atau tidaknya cacat
pengelasan setelah diberi perlakuan preheat maupun postweld. Berikut gambar rigi
1) Specimen A
Gambar 13. Foto rigi las specimen A tanpa preheat dan postweld
2) Specimen B
3) Specimen C
4) Specimen D
Gambar 16. Foto rigi las specimen D dengan preheat 200℃ dan postweld 625℃
Pengelasan besi cor kelabu tanpa adanya perlakuan preheat dan postweld
seperti pada specimen A, menghasilkan rigi las yang kurang baik. Dengan
Untuk ketiga material uji lainnya seperti specimen B, C dan D tidak ditemukan
adanya crack maupun porositas, sehingga rigi las bebas dari cacat pengelasan.
47
pengelasan, ataupun keduanya sesuai dengan suhu panas yang tepat mengacu pada
standard yang telah ditetapkan, cukup mampu mencegah timbulnya cacat retak
3.1. Simpulan
mampu melatih diri dalam beradaptasi, berinteraksi dan bekerja sama dalam tim
dengan orang lain dalam lingkungan sosial yang baru terkhusus pada ruang lingkup
industri. Selain itu, dalam pelaksanaan PKL/PI ini penulis juga mendapatkan
banyak berbagai pengalaman dan pengetahuan baru yang belum didapatkan dalam
perkuliahan, yaitu terkait dalam bidang pengelasan terkhusus pada las SMAW dan
Sesuai dengan inti pembahasan pada laporan ini, pada job perbaikan mild roll
giling yang dilakukan selama PKL/PI di PT. KEBON AGUNG PABRIK GULA
alur tahapan dari proses perbaikan mild roll gilingan dengan metode
pengelasan SMAW
b. Untuk penggunaan filler rod (bahan tambah) material stainless steel pada
pengelasan besi cor kelabu, dinyatakan sesuai karena mengacu pada ASME
48
49
berbahan dasar besi cor kelabu, hanya 1 yang sesuai yaitu NS 8942 AWS
5.15
sesuai dengan standard ASME yang dapat digunakan sebagai acuan para
roll giling, hasilnya masih belum memenuhi standar yang diatur dalam
ASME IX, karena masih banyak ditemui cacat pengelasannya seperti retakan
(crack), porositas, undercut, pin hole, incomplete fusion, slag inclusion dan
overlap.
pengelasan besi cor kelabu, mengacu pada standard ASME untuk preheat
antaranya 565-620℃.
g. Perlakuan preheat dan postweld heat treatment dengan suhu panas yang
3.2. Saran
adalah :
50
ASME. (2001). Power Piping ASME Code for Pressure Piping, B31 an American
ASME. (2010). ASME Boiler & Pressure Vessel Code Section IX : Qualification
ASME. (2017). ASME Boiler & Pressure Vessel Code VIII Rules for Construction
Azwinur, J., Saifuddin, A., dan Husna, Asmaul. (2017). Pengaruh Variasi Arus
Terhadap Pengujian Face dan Root Bending Hasil Las SMAW Baja SUP
Putri, Fenoria. (2012). Analisa Pengaruh Variasi Kuat Arus dan Jarak Pengelasan
51
52
Alfa Beta.
Unknown. (2018, Juli 6). Cara Las Besi Cor Tidak Retak. Retrieved from Teknik
Kita: https://www.teknikkita.com/2018/07/cara-las-besi-cor-tidak-
retak.html?m=1
Widi, K. A., Sujana, W., dan Rahardjo, T. (2018). Analisa Mampu Las Material
Pengaruh Preheat dan Postheat Terhadap Lebar HAZ, Struktur Mikro, dan
53
54