Anda di halaman 1dari 20

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MESIN DAN ALAT

Disusun oleh:
Kelompok 08

Nindy Okta Novianti 0320170005


Hafis Syakur Azindha 0320170025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA


POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
BAB II JENIS JENIS PERAWATAN .................................................................3
BAB III PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN .........................................5
3.1 Jadwal Operasi Pabrik .............................................................................5
3.2 Perencanaan Perawatan ...........................................................................5
3.3 Sasaran Perencanaan Perawatan ..............................................................6
3.4 Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Perencanaan Pekerjaan
Perawatan .............................................................................................................6
3.5 Keuntungan-keuntungan dari Perawatan yang Direncanakan .................8
BAB IV PERAWATAN DI INDUSTRI ..............................................................9
4.1 Perawatan setelah terjadi kerusakan ........................................................9
4.2 Perawatan Preventif .................................................................................9
4.3 Keuntungan-keuntungan dari Perawatan Preventif ...............................13
4.4 Prosedur Pelaksanaan Perawatan Preventif ...........................................13
BAB V STUDI KASUS .......................................................................................14
BAB VI PENUTUP ..............................................................................................17
6.1 Kesimpulan ............................................................................................17
6.2 Saran ......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

i
BAB I
PENDAHULUAN

Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung
suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri
harus mempunyai hal-hal berikut:

1. Kualitas baik

2. Harga yang sesuai

3. Diproduksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.

Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap
saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi
ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana[1].

Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar 1.

Merawat dalam pengertian “suatu kondisi yang dapat diterima” antara suatu perusahaan
berbeda dengan perusahaan lainnya.

Dibentuknya bagian perawatan dalam suatu perusahaan industri bertujuan:

1. Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalam keadaan siap
pakai secara optimal.

1
2. Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembali modal
yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang besar.

Adapun tujuan utama dari perawatan adalah[2]:


1. Menunjang kemampuan berproduksi pada mesin agar dapat mencapai target produksi
pada sebuah industri.
2. Menjaga kualitas produk pada tingkat yang diharapkan.
3. Membantu mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang harus dikeluarkan perusahaan
jika terjadi kerusakan pada mesin industri, sehingga menjaga modal yang
diinvestasikan perusahaan selama kurun waktu yang ditentukan.
4. Dengan melaksanakan kegiatan perawatan mesin secara efektif dan efisien, maka
diharapakan tingkat biaya maintenance dapat ditekan serendah mungkin.
5. Untuk menjamin keselamatan pekerja yang mengoperasikan mesin industri.
6. Membangun kerja sama yang erat antara fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu
perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin
dan biaya pengeluaran serendah mungkin.

2
BAB II
JENIS JENIS PERAWATAN

Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah
“perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah
kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki
kerusakan.

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi
dua cara:

1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).

2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).


Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:

3
Bentuk-bentuk perawatan diantaranya[3]:
1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)
Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan
pada mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara normal
atau terhentinya operasional secara total dalam kondisi mendadak. Breakdown Maintenance
ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian akibat berhentinya Mesin produksi yang
menyebabkan tidak tercapai Kualitas ataupun Output Produksi.

2. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)


Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative Maintenance adalah jenis
Maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi
berlangsung. Contoh Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk
pengecekan (inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang secara rutin
dan berkala. Preventive Maintenace terdiri dua jenis, yakni :
a. Periodic Maintenance (Perawatan berkala)
Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala yang terjadwal
dalam melakukan pembersihan mesin, Inspeksi mesin, meminyaki mesin dan juga
pergantian suku cadang yang terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara
mendadak yang dapat menganggu kelancaran produksi. Periodic Maintenance biasanya
dilakukan dalam harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.
b. Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif)
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive Maintenance ini akan
memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan pada komponen tertentu pada mesin
dengan cara melakukan analisa trend perilaku mesin/peralatan kerja. Berbeda dengan
Periodic maintenance yang dilakukan berdasarkan waktu (Time Based), Predictive
Maintenance lebih menitikberatkan pada Kondisi Mesin (Condition Based).
3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)
Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya sehingga Mesin atau peralatan Produksi
dapat beroperasi normal kembali. Corrective Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau
peralatan produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat beroperasi
tetapi tidak optimal).

4
BAB III
PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN

3.1 Jadwal Operasi Pabrik


Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan minimum, maka waktu untuk
pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik mungkin. Waktu pekerjaan perawatan
ditentukan atas kondisi berikut:

1. Kapan aktivitas produksi dihentikan karena adanya kebutuhan perawatan.

2. Kapan pabrik tidak beroperasi karena jadwal waktu atau jam kerja yang sudah.

Penentuan jam operasi pabrik tergantung besar kecilnya industri, jenis dan tingkat
produksi. Tabel 1. memperlihatkan berbagai sistem penggantian waktu kerja di industri,
sehingga bisa ditentukan waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan perawatan pada saat
pabrik tidak beroperasi.

3.2 Perencanaan Perawatan


Urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :
1. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
2. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan pertimbangan
ke masa depan.
3. Pengontrolan dan pencatatan.

5
4. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu bentuk
perawatan.
5. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih:
a. Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.
b. Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan.
c. Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana.
d. Riwayat perawatan dicatat secara statistik dan dihimpun serta dijaga untuk
dievaluasi hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.

3.3 Sasaran Perencanaan Perawatan


Sasaran perencanaan perawatan :

1. Bagian khusus dari pabrik dan fasilitas yang akan dirawat.

2. Bentuk, metode dan bagaimana tiap bagian itu dirawat.

3. Alat perkakas dan cara penggantian suku cadang.

4. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan.

5. Frekwensi perawatan yang perlu dilakukan.

6. Sistem Pengelolaan pekerjaan.

7. Metode untuk menganalisis pekerjaan.

Dasar-dasar pokok yang menunjang dalam pembentukan sistem perawatan:

1. Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas pabrik.

2. Jadwal kegiatan perawatan lengkap untuk masing-masing tugas yang harus dilakukan
pada tiap bagian.

3. Program yang menunjukkan kapan tiap tugas harus dilakukan.

4. Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil.

5. Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan.

3.4 Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Perencanaan Pekerjaan Perawatan


1. Ruang lingkup pekerjaan.

Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau
pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat
membantu dalam melakukan pekerjaan.

6
2. Lokasi pekerjaan.

Lokasi pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang
mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi
kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor departemen dsb.

3. Prioritas pekerjaan.

Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan
yang benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi mesin
tersebut prioritas utama.

4. Metode yang digunakan.

“Membeli kemudian memasang” sangat berbeda artinya dengan “membuat kemudian


memasang”. Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun
akan lebih baik jika penyelesaian pekerjaan tersebut dilakukan dengan metode yang
sesuai dengan keahlian yang dipunyai.

5. Kebutuhan material.

Apabila ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka biasa
diikuti dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus selalu
tersedia.

6. Kebutuhan alat perkakas.

Sebaiknya alat yang khusus perlu diberi tanda pengenal agar mudah penyediaannya bila
akan digunakan. Kunci momen, dongkrak adalah termasuk alat-alat khusus yang perlu
ditentukan kebutuhannya.

7. Kebutuhan keahlian.

Keahlian yang dimiliki seorang pekerja akan memudahkan dia bekerja.

8. Kebutuhan tenaga kerja.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan
untuk setiap jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.

7
3.5 Keuntungan-keuntungan dari Perawatan yang Direncanakan
Perawatan yang direncanakan dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1. Kesiapan fasilitas industri lebih besar
a. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada peralatan bisa berkurang karena adanya
sistem perawatan yang baik dan teratur.
b. Pelaksanaan perawatan tidak banyak mengganggu kegiatan produksi, sehingga
hilangnya waktu produksi menjadi minimum.
c. Perawatan yang lebih sederhana dan teratur dapat mengurangi kemacetan produksi
daripada adanya perawatan khusus yang mahal.
d. Perlengkapan dan suku cadang yang dibutuhkan lebih mudah terkontrol dan selalu
tersedia bilaman diperlukan.
2. Pelayanan yang sederhana dan teratur, lebih cepat dan murah daripada memperbaiki
kerusakkan yang terjadi secara tiba-tiba.
3. Pengelolaan dan pelayanan perawatan yang terencana dapat menjaga kesinambungan
hasil industri dengan kualitas dan efisiensi yang tinggi.
4. Pemanfaatan tenaga kerja lebih besar dan efektif.
a. Frekuensi pekerjaan perawatan yang direncanakan dapat merata dalam setahunnya,
sehingga penumpukan tugas perawatan akan terkurangi.
b. Tiap jenis pekerjaan perawatan lebih mudah diketahui kemajuannya dan dapat
terkontrol secara efektif.
c. Cara kerja perawatan yang positif dapat mempengaruhi sikap kerja menjadi lebih
baik dengan pendekatan yang penuh dedikasi dan tanggung jawab.
5. Adanya perhatian yang penuh untuk mengelola seluruh sarana dalam melayani program
perawatan.

8
BAB IV
PERAWATAN DI INDUSTRI

Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya
cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah
dirancang dengan baik. Perbaikan sebaiknya dilakukan tanpa menganggu kegiatan produksi.
Misalnya perbaikan mesin dilakukan pada saat tidak digunakan atau dengan pertimbangan
bahwa pelaksanaan perbaikan tidak menganggu keseluruhan aktifitas produksi. Karena itu
inspeksi pada umumnya dilakukan pada saat mesin tidak beroperasi.

Perawatan pada umumnya dilakukan dengan dua cara:

1. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown maintenance)

2. Perawatan preventif (preventive maintenance)

4.1 Perawatan setelah terjadi kerusakan


Perbaikan dilakukan pada mesin ketika mesinnya telah mengalami kerusakan. Kerusakan
pada mesin disebabkan antara lain karena:

1. Proses kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan dan tidak dapat dicegah.

2. Kerusakan yang terjadi berangsur-angsur dan berkurangnya kekuatan komponen


karena pemakaian/keausan. Kejadian ini dapat diatasi dengan adanya inspeksi yang
teratur dan mengetahui cara pencegahannya.

Dalam penanganan perawatan ini, perbaikan dilakukan ketika mesin sedang tidak berfungsi
dan departemen menyetujui adanya perbaikan mesin tersebut. Cara perawatan ini memakan
biaya yang lebih tinggi karena adanya biaya tambahan, membayar operator produksi yang
menganggur, kemungkinan membayar lembur bagi tenaga perawatan yang melakukan kerja
perbaikan. Perawatan ini merupakan perawatan yang tidak direncanakan.

4.2 Perawatan Preventif


Perawatan dilakukan dengan jadwal yang teratur, sehingga kadang-kadang disebut sebagai
”perawatan yang direncanakan” atau ”perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara
perawatan jenis ini adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan
kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan sebelum

9
kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu lebih ekonomis daripada perawatan yang
tidak terjadwal.

Pekerjaan perawatan preventif ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi, pelumasan dan
pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat
kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat
membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab yang menimbulkan kerusakan,
dan juga untuk mempermudah usaha perbaikannya melalui tahapan-tahapannya.

Perawatan preventif mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mencapai tingkat kesiapan industri yang maksimum dengan mencegah


kerusakan dan mengurangi periode waktu perbaikan menjadi seminimum mungkin.

2. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan produk yang


berkualitas tinggi.

3. Memperkecil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industri.

4. Menjamin keselamatan pekerja.

5. Menjaga industri pada tingkat efisiensi produksi yang maksimum.

6. Mencapai semua tujuan tersebut dengan cara yang sangat ekonomis.

Pekerjaan-pekerjaan Dasar Pada Perawatan Preventif

Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan preventif adalah: inspeksi, pelumasan,


perencanaan dan penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga perawatan, serta
penyimpanan suku cadang.

1. Inspeksi

Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi
bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang
terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal,
getaran, panas, asap dan lain-lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk
pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi,
ring, paking, bantalan dan lain-lain.

Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena terlalu kurangnya
inspeksi dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera.

10
Sedangkan terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu
produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar
ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal program untuk inspeksi perlu
dipertimbangkan dengan matang.

Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan menjadi dua macam:

1. Kategori mesin yang penting

Mesin-mesin dalam kelompok ini sangat besar pengaruhnya terhadap jalannya


produksi secara keseluruhan, sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan waktu
yang lama untuk memperbaikinya. Untuk itu perlu diberikan penekanan yang lebih
kepada inspeksi mesin-mesin tersebut.

2. Kategori mesin biasa.

Frekuensi inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya
produksi.

2. Pelumasan

Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus
diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam
pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas,
bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.

3. Perencanaan dan Penjadwalan

Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program
perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang
diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap
setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya.

4. Pencatatan dan Analisis

Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini
adalah:

1. Buku manual operasi.

2. Manual instruksi perawatan.

3. Kartu riwayat mesin.

11
4. Daftar permintaan suku cadang.

5. Kartu inspeksi.

6. Catatan kegiatan harian.

7. Catatan kerusakan, dan lain-lain.

Catatan-catatan ini akan banyak membantu dalam menentukan perencanaan dan


keputusan-keputusan yang akan diambil. Analisis yang dibuat berdasarkan catatan-
catatan tersebut akan membantu dalam hal:

1. Melakukan pencegahan kerusakan daripada memperbaiki kerusakan yang terjadi.


2. Mengetahui tingkat kehandalan mesin.
3. Menentukan umur mesin.
4. Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk memperbaikinya
sebelum terjadi kerusakan.
5. Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi.
6. Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok berdasarkan
pengalaman masa lalu.
5. Latihan Bagi Tenaga Perawatan.

Untuk berhasilnya program perawatan preventif dengan baik, perlu adanya latihan yang
mendasar bagi tenaga perawatan. Baik teknisi maupun pengawas harus terlatih dalam
menjalankan pekerjaan perawatan, inspeksi dan perbaikan-perbaikan dengan cara yang
sistematis.

6. Penyimpanan Suku Cadang.

Sistem penyimpanan suku cadang memegang peranan penting yang berpengaruh


terhadap efisiensi waktu produksi. Namun demikian berdasarkan pertimbangan dan
pengalaman, untuk order dalam jumlah besar perlu ditentukan banyaknya suku cadang
yang benar-benar dibutuhkan, karena penyimpanan suku cadang yang terlalu banyak
dapat menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan,
ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber penyalurnya, waktu pengantaran
dan persediaan suku cadang di pasaran.

12
4.3 Keuntungan-keuntungan dari Perawatan Preventif
Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting dari program perawatan preventif yang
dilaksanakan dengan baik.

1. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.


2. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan.
3. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan.
4. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.
5. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga
suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu.
6. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan.

4.4 Prosedur Pelaksanaan Perawatan Preventif


Pekerjaan perawatan harus dilakukan berdasarkan pertimbangan dari berbagai faktor yang
aman dan menguntungkan. Berikut ini adalah suatu contoh prosedur yang dapat dipakai untuk
melakukan perawatan pada mesin.

Perawatan harian dapat dilakukan oleh operatornya sendiri. Sebelum mulai bekerja pada
mesin, terlebih dahulu operator melakukan pembersihan dan pelumasan terhadap mesin yang
akan dipakainya. Untuk pelaksanaan ini, industri mengeluarkan instruksi yang ditujukan
kepada para operator untuk melakukan perawatan mesin. Instruksi ini harus ditaati dengan
sungguh-sungguh.

Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa ditangani oleh tenaga perawatan yang
sudah dilatih secara khusus untuk tugas tersebut. Periode waktu perawatan ini perlu ditentukan
berdasarkan pengalaman terdahulu untuk mempercepat keterangannya. Dalam hal ini instruksi
pengoperasian mesin harus diikuti dengan benar oleh operator. Adanya kejadian yang tidak
normal atau kelainan-kelainan yang timbul pada mesin dengan segera dilaporkan kepada
tenaga perawatan agar gangguan dapat cepat diatasi. Tindakan perbaikan harus segera
dilakukan, jangan sampai menunda waktu.

13
BAB V
STUDI KASUS

PENERAPAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MESIN SKRAP


MERK SACIA L550-E[4]

Untuk pelaksanaannya agar dapat diselesaikan secara efisien. aman dan diperoleh hasil
kerja yang optimum, maka harus ada prosedur perencanaan pelaksanaan yang harus
diperhatikan antara lain:

1. Mengkoordinasi teknisi pelaksana


2. Mempelajari sistem kerja masing-masing komponen
3. Identifikasi peralatan yang akan digunakan
4. Perencanaan penggunaan bahan dan komponen
5. Menentukan urutan pembongkaran
6. Pembersihan komponen yang telah dibongkar
7. Mengamati dan menentukan bagian/komponen yang rusak
8. Melakukan penggantian komponen
9. Mempelajari penyebab terjadinya kerusakan sehingga dapat dihindarkan
10. Menginstal kembali
a. Peralatan dan bahan yang digunakan
Kompresor udara, alat-alat perkakas (set box mekanik). jangka sorong peralatan pendukung
lainnya
b. Bahan yang digunakan
Minyak pernbersih (bensin dan solar), kuas dan kain majun, oli, vet, lern, verpak, seal.
c. Pembersihan
Membersihkan mesin-mesin dari debu amatlah penting karena kondensasi debu yang
mengandung uap air dapat merusak permukaan dan bagian mesin lain. pekerjaan
membersihkan ini sering diabaikan banyak orang karena dianggap tidak bermanfaat.
Membersihkan tidak hanya berarti membuat peralatan bersih tetapi merupakan suatu
komitmen untuk bertanggung jawab atas segala aspek terhadap mesin-mesin yang ada dan
mernastikan mesin-mesin yang ada dalam kondisi yang prima.

14
d. Pembongkaran
Pada gear box mesin skrap dibongkar untuk mengetahui letak trouble. Ditemukan
masalah/gangguan pada pen yang berfungsi untuk mengkopel tuas dengan roda gigi
penggerak patah. Pen tersebut patah sehingga handle kopling tidak bisa digerakkan.
e. Pemeriksaan
Memeriksa bagian-bagian mesin yang kritis. pemeriksaan ini mengikuti pola jadwal
tertentu dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengalaman dalam melakukan pekerjaan tertentu sehingga akan
didapat selang waktu atau frekuensi untuk melakukan pemeriksaan seefektif dan
seminimal mungkin
2. Berdasarkan sifat operasinya yang dapat menimbulkan kerusakan setelah mesin
beroperasi dalam selang waktu tertentu.
3. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.
f. Perbaikan
Bila terdapat kerusakan-kerusakan pada unit mesin yang sedemikian rupa sehingga harus
dilakukan perbaikan yang diperlukan agar didapat mesin pada kondisi semula. namun harus
tetap diperhatikan penghematan penggunaan waktu . tenaga dan biaya agar pengeluaran
dapat ditekan seefisien mungkin. Sesuai dengan tahapan pengerjaan sebagai berikut:
1. Memastikan mesin dalam kondisi mati/off
2. Membuka penutup mesin dengan kunci yang sesuai
3. Membersihkan bak oli dari kotoran
4. Melepas filter oli dari dudukannya dan dicuci dengan solar
5. Melepas selang oli kemudian dibersihkan dengan disemprot angin kompresor
6. Melepas pompa oli kemudian dibersihkan dengan solar
7. Menguras bak oli dan dibersihkan dari kotorankotoran yang mengendap dengan
menggunakan kain yang bersih
8. Mengembalikan bagian-bagian yang dilepas dengan baik dan benar agar dapat
berfungsi dengan semestinya
9. Mengisi oli sesuai dengan spesisifikasi
10. Memastikan semua telah terpasang dengan baik
11. Menghidupkan mesin dengan menekan tombol on
12. Menunggu beberapa saat sampai oli naik dan terdistribusi ke bagian-bagian mesin
13. Jika belum ada aliran oli, cek pompa oli apakah sudah terpasang dengan benar

15
14. Jika sudah ada aliran oli pertanda pemasangan telah benar, ditunggu beberapa saat
sampai aliran oli benar-benar stabil kemudian matikan mesin dengan menekan tombol
off
15. Menutup penutup oli dan coba sekali lagi dengan menghidupkan mesin jika distribusi
oli telah lancar dan merata pertanda perbaikan telah berhasil dengan baik.
g. Keuntungan dilakukan perawatan :
1. Berkurangnya perbaikan keadaan darurat
2. Tenaga untuk melakukan perawatan lebih efisien
3. Kesiapan dan kehandalan peralatan dapat lebih terjaga
4. Anggaran perawatan dapat dikendalikan

16
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung
suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Oleh karena itu proses produksi
harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal
itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan
yang teratur dan terencana.

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi
dua cara:

1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).


2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Terdapat 3 bentuk perawatan yaitu:

1. Breakdown Maintenance.
2. Preventive Maintenance.
3. Corrective Maintenance.

Adapun tujuan utama dari perawatan mesin adalah untuk menjaga kualitas produk,
meningkatkan produksi, mengurangi biaya produksi yang tidak diperlukan dan untuk
menjamin keselamatan pekerja.

6.2 Saran
Perawatan pada mesin perlu dilakukan untuk mengurangi biaya-biaya yang tidak
diperlukan dalam proses produksi serta meningkatkan produktifitas, karena dengan adanya
perawatan dan mengurangi kemungkinan defect pada produk. Untuk melakukan perawatan
harus dilakukan identifikasi terlebih dahulu secara teliti dan detil tentang apa saja yang akan
dirawat atau diganti secara berkala.

Jenis-jenis Perawatan atau Maintenance yang sudah disebutkan diatas perlu dipelajari dan
diketahui dalam menerapkan Total Productive Maintenance (TPM). Untuk mengukur kinerja
Mesin, kita dapat menghitungnya dengan rumus OEE (Overall Equipment Effectiveness).

17
DAFTAR PUSTAKA

[1] M. P. AAN ARDIAN, “PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN


INDUSTRI,” Yogyakarta, 209AD.
[2] “TUJUAN KEGIATAN PERAWATAN MESIN INDUSTRI,” 12 January, 2016.
[Online]. Available: http://libratama.com/tujuan-kegiatan-perawatan-mesin-industri/.
[Accessed: 29-Mar-2019].
[3] B. Kho, “Jenis-jenis Maintenance (Perawatan) Mesin/Peralatan Kerja,” 10 Oktober,
2016. [Online]. Available: https://ilmumanajemenindustri.com/jenis-maintenance-
perawatan-mesin-peralatan-kerja/. [Accessed: 29-Apr-2019].
[4] B. L. Ign.Dewanto, Tony R, “PENERAP AN MANAJEMEN PEMELllIARAAN
DAN PERBAIKAN MESIN SKRAP MERK SACIA L550-E,” vol. II, p. 449, 2013.

18

Anda mungkin juga menyukai