Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN SISTEM PEMELIHARAAN

PREVENTIVE, PREDICTIVE, CORRECTIVE, AND


BREAKDOWN MAINTENANCE

Prayoga Dharma

12/329831/TK/39073

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

ABSTRAK
Saat ini terdapat berbagai macam jenis tindakan maintenance. Pertama,
Preventive Maintenance, merupakan maintenance yang dilakukan secara
terjadwal yang dilakukan untuk meningkatkan availability dari peralatan yang
diamaintenance itu sendiri. Kedua, Predictive Maintenance, merupakan
maintenance yang dilakukan dengan bantuan teknologi monitoring untuk
memprediksi kapan waktu yang tepat untuk melakukan maintenance. Ketiga,
Corrective Maintenance, merupakan maintenance yang dilakukan setelah user
atau pengguna perlatan merasa peralatan yang ada mengalami penurunan
performansi, sehingga mereka merasa perlatan yang ada perlu dilakukan
perbaikan. Keempat, breakdown maintenance, merupakan maintenance yang
bersifat reaktif, dimana maintenance ini dilakukan ketika perlatan yang ada
memang memang mengalami kegagalan dan perlu dilakukan shutdown pada
sistem yang ada.
Dalam penerapannya dalam dunia nyata, keempat jenis maintenance ini
memiliki prosedur yang berbeda dalam implementasinya. Biaya yang terjadipun
akhirnya juga akan berbeda-beda pula. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
biaya yang optimal, maka diperlukan riset untuk melakukan kombinasi dari
keempat jenis maintenance yang ada sebelumnya.
Keywords : preventive maintenance, predictive maintenance, corrective
maintenance, breakdown maintenance, definisi, implementasi, availability,
reliability, biaya optimal
INTRODUCTION

ditentukan sebelumnya. Maintenance

Maintenance
semua

tindakan

mempertahankan
peralatan

merupakan

atau

item

terkait
/

part

sendiri dapat dibagi menjadi 4 jenis,


yaitu

preventive

predictive

maintenance,

maintenance,

mengembalikannya

maintenance,

sesuai dengan kondisi yang telah

maintenance.

dan

corrective
breakdown

PREVENTIVE MAINTENANCE
Preventive
merupakan

Maintenance

kegiatan

maintenance

rutin, maka biaya maintenance yang


ditimbulkan akan cenderung besar.
Untuk

terjadwal yang dilakukan dengan

preventive

tujuan

menurut

untuk

kemungkinan
sehingga

mengurangi

kegagalan

dapat

peralatan

memaksimalakan

operational availability dari peralatan


itu sendiri (Carazas dan Sauza, 2009).
Kegiatan
yang

preventive

sering

maintenance

dilakukan

adalah

replacement dan overhaul.


Replacement

merupakan

kegiatan maintenance yang dilakukan


dengan

mengganti

part

yang

dinilai

peralatan

ataupun
sudah

waktunya untuk diganti. Replacement


ini

terjadi

karena

berdasarkan

penelitian yang sudah ada, ketika part


atau

peralatan

melebihi

masa

waktunya (life time) maka akan


terjadi kenaikan fungsi kegagalan
yang besar. Sedangkan overhaul,
merupakan

kegiatan

maintenance

dimana dilakukan inspeksi secara

Implementasi
maintenance

Knezevic

sendiri,

(1997)

dapat

dibagi menjadi 8 tahap yaitu :


1. Functional Failure
Tahap ini merupakan tahap awal
dilakukannya

preventive

maintenance
kegagalan

dimana

terjadi

fungsional

selama

proses beroperasinya perusahaan.


2. Failure Diagnosis
Pada tahap ini dilakukan diagnosa
pada kegagalan yang ada.
3. Selection of Spare Parts
Pada tahap ini dilakukan pemilihan
part mana yang sebaiknya akan
diperbaiki

berdasarkan

failure

diagnosis yang telah dilakukan


sebelumnya.
4. Disassembly
Pada
tahap

ini

dilakukan

pemisahan part yang terpilih untuk


dilakukan perbaikan atau mungkin
penggantian

pada

tahap

selanjutnya dari part-part yang

sesuai

lainnya.
5. Restoration atau Replacement
Pada tahap ini dilakukan perbaikan

dengan prosedur yang dianjurkan.

dan pergantian pada part yang

Untuk jenis preventive maintenance

telah

teliti kepada part atau peralatan,


kemudian

ini

membenahinya

sendiri,

overhaul dan

karena

melakukan

replacement secara

terpilih

pada

proses

sebelumnya.
6. Check for Other demaged parts

Selain mengecek part yang telah

menurut

dipilih sebelumnya, dilakukan juga

dibagi menjadi 6 tahap yaitu :

pengecekan part-part yang lain


yang mungkin juga mengalami

Knezevic

1. Parameter Monitoring
Pada
tahap
ini

dapat

dilakukan

monitoring pada parameter yang

kerusan.
7. Assembly
Pada
tahap

telah
ini

pemasangan

dilakukan

part-part

yang

diperbaiki atau diganti sebelumnya


kerangkaian part semula
8. Functional Test
Pada
tahap
ini
dilakukan
pengecekan

pada

ditentutakan

Monitoring
yang

lubrication
particel

destructive.
2. Condition

Kemunculan

Predictive

Maintenance juga dilatar belakangi


oleh kemajuan teknologi. Predictive
ini

memanfaatkan

bisa

dilakukan

oil

analysis,

analysis,

fungsional part / peralatan yang

PREDICTIVE MAINTENANCE

parameter

menggunakan vibration analysis,

monitoring,

dilakukan maintenance tadi.

sebelumnya.

terhadap

ada

kondisi

maintenance

(1997)

dan

pengukuran

performance
teknik

Assessment

Interpretation
Pada
tahap

ini
dan

wear
nonand

dilakukan
interpretasi

kondisi dari part atau komponen


yang menjadi suspect berdasarkan
pada

parameter

yang

telah

jenis

ditentukan sebelumnya.
3. Check Acceptance Limits
Pada
bagian
ini
dilakukan

pengukuran modern dan pemrosesan

komparasi antara kondisi part atau

sinyal untuk mendiagnosa kondisi

peralatan yang ada dengan batas

part atau peralatan selama operasi

yang diperbolehkan berdasarkan

teknolgi

yang

maintenance

secara

ada.

Predictive

menggunakan

akurat

(Dhillon,

2002).

Predictive maintenance ini sendiri


sering

disebut

sebagai

condition

monitoring dan predictive testing and


inspections (PTI).
Untuk
predictive

aturan yang telah ditetapkan.


4. Decision
Making
About
Maintenance Intervantion
Melakukan
pengambilan
keputusan terkait part atau perlatan
yang menjadi suspect, apakan

Implementasi
maintenance

sendiri,

perlu dilakukan maintenance atau


tidak.
5. Maintenance Planning
Pada
tahap
ini
perencanaan

dilakukan

terhadap

kegiatan

maintenance yang akan dilakukan.


Perencanaan yang ada meliputi
siapa

yang

akan

melakukan

maintenance, part atau peralatan


apa

yang

akan

dilakukan

maintenance, kapan maintenance


itu akan dilakukan, dan jenis
maintenance apa yang dilakukan
6. Maintenance Execution
Pada tahap ini dilakukan eksekusi
terhadap plan yang telah dibuat
pada maintenance planning.

Grafik Peningkatan Mode Kegagalan


Potensial (Carazas dan Sauza, 2009)
Predictive

Berikut juga diberikan grafik


yang

akan

membantu

dalam

sendiri

juga

maintenance

menimbulkan

biaya

memahami secara lebih mendalam

maintenance yang cukup besar karena

mengenai predictive maintenance

perlu menerapkan sistem monitoring


terhadap performa part atau peralatan
yang ada, serta biaya yang akan
ditimbulkan juga tidak menentu oleh
karena

dilakukan

atau

tidaknya

maintenance berdasarkan sistem yang


telah ditentukan (alarm level).
CORRECTIVE MAINTENANCE
Menurut

Dhillon

(2002)

corrective maintenance merupakan


maintenance yang tidak terjadwal

yang dilakukan untuk mengembalikan

BREAKDOWN MAINTENANCE

part / peralatan ke kondisi yang

Breakdown berseifat reaktif,

ditetapkan. Corrective maintenance

sehingga

ini dilakukan karena pengguna part /

maintenance ketika memang tidak

alat tersebut merasa perlatan yang ada

terjadi kegagalan (Shreve, 2003).

kurang dalam performanya. Dengan

Dengan demikian pada breakdown

demikian, biaya yang ditimbulkan

maintenance pada dasarnya tidak

untuk maintenance dengan jenis ini

dilakukan

tidak menentu, karena maintenance

yang ada dibiarkan beroperasi sampai

yang ada bersifat unpredicted.

kegagalan total atau inefisiensi atau

Tahapan

tidak

akan

maintenance.

terjadi

Peralatan

corrective

permasalahan kualitas produk yang

maintenance sendiri yaitu (Carazas

terjadi memaksa untuk dilakukan shut

dan Sauza, 2009):

down. Dengan demikian terkait biaya,

1. Terjadi Kegagalan fungsional


Disini terjadi kegagalan dimana

jika tidak terjadi kegagalan, tidak

user merasa kondisi operasi yang


ada lebih rendah dari performa
standar.
2. Mendiagnosis part / peralatan
yang menyebabkan penurunan
performa.
3. Memisahkan part / peralatan
yang

mengalami

kegagalan

dengan komponen lainnya


4. Melakukan
repair

jika sampai terjadi kegagalan, maka


akan timbul biaya yang sangat besar,
karena perusahaan harus mematikan
produksi mereka yang menggunakan
peralatan itu dan juga biaya perbaikan
atau

penggantian

peralatan

yang

mahal oleh karena rusak yang terjadi


telah parah.

atau

penggantian pada part / peralatan


yang tidak bekerja sesuai dengan
performa standar
5. Memasang part / peralatan sesuai
dengan tempatnya
6. Melakukan pengecekan ulang
7. Menjalankan kegiatan operasi
kembali.

timbul biaya maintenance, namun

Tahapan
breakdown

implementasi

maintenance

dari

sendiri

berdasarkan Shreve (2003), yaitu :


1. Terjadi Kegagalan
2. Menghentikan
(Shut

down)

operasi
3. Mendiagnosis part / peralatan
apa

saja

kegagalan

yang

mengalami

4. Melakukan

penggantian

atau

KESIMPULAN

perbaikan pada part / peralatan

Terdapat

yang yang mengalami kegagalan.


5. Mengecek ulang part / perelatan
yang

telah

beserta

di

maintenance

komponen

lain

yang

berinteraksi dengannya.
6. Setelah
semuanya

baik,

jenis maintenance yang ada, yaitu


preventive, predictive, corrective dan
breakdown

Masing-

yang

berbeda-beda.

Tahapan

ini

dihasilkan

maintenance

actions yang tepat. Selain itu, masing-

REKOMENDASI
menerapkan

jenis

maintenance yang ada (predictive,


breakdown),

maintenance.

masing memiliki tahapan penerapan

nantinya

preventice,

macam

berguna untuk menjadi pedoman agar

menjalankan kembali operasi.

Untuk

berbagai

corrective

dan

sebaiknya

masing

jenis

memiliki

maintenance
kelemahan

juga
dan

kelebihannya masing-masing.

dilakukan

sesuai dengan prosedur yang ada,

REFERENSI

sehingga penyelesaian masalah dapat


tepat mengatasi masalah yang ada.
Selain

itu

keempat

kombinasi

maintenance

penerapan
ini

selama

perusahaan beroperasi juga sangat


membantu

perusahaan

dalam

mengurangi biaya dan availability


dan reliability dari peralatan yang
ada,

karena

masing-masing

jenis

memiliki kelemahan dan kelebihan


masing-masing,
dikombinasikan

sehingga
ada

ketika

kemungkinan

tersusun kombinasi terbaik dimana


kelebihan dapat dimaksimalkan dan
kekurangan dapat diminimalkan.

Carazas, F.,J.,G., Souza, G., F., M.,


2012,
Fundamentals
of
Maintenance, University of Sao
Paulo, Sao Paulo.
Dhillon,W B.,S., 2002, Engineering
Maintenance : A Modern
Approach, CRC Press, New
York.
Knezevic
J,
1997,
Systems
maintainability:
analysis
engineering and management,
Chapman and Hall, London.
Saffa, A., 1998, Using Fundamentals
to Break the Breakdown
Maintenance Cycle, Research
Online : University of Wollong.

Shreve, Dennis, H., 2003, Integrated


Condition
Monitoring
Technologies, IRD LLC.

Anda mungkin juga menyukai