Anda di halaman 1dari 5

FIRST LINE MAINTENANCE PADA LOKASI KERJA

1. Pendahuluan
First line maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang dilakukan oleh operator
yang tidak membutuhkan material atau sparepart khusus. Jika tidak mampu maka operator
harus melaporkan ke bagian pemeliharaan (maintenance) untuk ditindaklanjuti. Tindakan-
tindakan first line maintenance meliputi:
- Pelumasan (lubricating and greasing)
- Pengencangan (tightening)
- Pembersihan (cleaning)
Alur Pelaporan Gangguan/ Fault/ Temuan (FAULT REPORTING) dengan kondisi dapat
dilakukan FLM (First Line Maintenance) sebagai berikut:
Temuan adanya gangguan/fault
yang dilaporkan Operator

SPS Operasi / wakil menerbitkan SERVICE REQUEST (SR) via


MAXIMO. Pelaporan gangguan lengkap dengan:
- Gejala / Symptom (bagaimana kerusakannya)
- Dampak / Impact (akibatnya bagaimana pada alat)
- Resiko/ Consequence (resiko yang akan terjadi)
- Saran/ Suggestion to resolve (jika ada)
Pelaporan hendaknya langsung kepada peralatan yang mengalami
kerusakan, tidak berisi kalimat perintah seperti : mohon, agar
diperbaiki, dll (untuk mencapai maturity level yang lebih tinggi)

Jika pekerjaan telah dapat ditangani dengan


FLM, maka SPS Operasi melakukan Close
Out pada Sevice Request. catatan penting di
sini bahwa WORK ORDER TIDAK
PERLU DITERBITKAN

SELESAI

2. Lubricating dan Greasing


Keausan akibat gesekan dapat dikurangi dengan cara mencegah terjadinya kontak
langsung antara dua permukaan benda yang saling bersinggungan seperti poros dengan
bantalan. Untuk mengurangi singgungan langsung ini, dapat dilakukan dengan memberikan
pelumasan. Pelumas akan menjadi media pemisah diantara dua permukaan sehingga tidak
terjadi kontak langsung. Secara umum, prinsip pelumasan dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu :

1
- Pelumasan Batas adalah pelumas dimana kedua
permukaan benda hanya dipisahkan oleh selapis pelumas yang sangat tipis sehingga
pada beberapa lokasi masih terjadi kontak langsung antara kedua permukaan tersebut.
- Pelumasan Film adalah pelumasan dimana kedua
permukaan benda dipisahkan oleh lapisan pelumas yang cukup (film) sehingga tidak
terjadi kontak langsung antara kedua permukaan.
Prinsip pelumasan yang baik adalah pelumasan film. Jadi fungsi utama pelumasan
adalah untuk mengurangi gesekan. Selain fungsi utama tersebut, pelumasan juga
mempunyai fungsi lain seperti :
a. Sebagai Pendingin
Gesekan akan menimbulkan panas. Panas yang berlebihan dapat merusakkan komponen.
Pelumas akan menyerap sebagian panas yang timbul sehingga panas yang berlebihan
dapat dihindari. Apabila panas yang timbul diperkirakan cukup besar, biasanya pelumas
disirkulasikan melalui pendingin minyak.
b. Untuk mengurangi korosi
Pelumas dapat mengurangi laju korosi dengan cara membentuk lapisan pelindung pada
permukaan logam. Lapisan ini akan mencegah kontak langsung antara permukaan logam
dengan zat penyebab korosi seperti asam dan sebagainya.
c. Sebagai perapat
Pelumas dapat membentuk perapat sehingga kotoran dari luar dapat dicegah agar tidak
masuk ke dalam bidang kontak.
d. Sebagai peredam beban kejut
Beban kejut dapat terjadi pada banyak komponen mesin dimana dua permukaan kontak
langsung seperti roda-roda gigi yang saling berhubungan dan berputar pada kecepatan
tinggi. Pelumas akan memperkecil kejutan/benturan yang terjadI sehingga dapat
meredam getaran dan mengurangi kebisingan.
Menurut wujudnya pelumasan dibedakan menjadi:
a. Pelumas cair (minyak pelumas)
Untuk jenis ini banyak dipakai minyak pelumas mineral. Minyak pelumas ini
merupakan hasil sampingan dari penyulingan minyak bumi. Karakteristik minyak pelumas
merupakan gambaran dari sifat-sifat pelumas serta kemampuannya untuk melumasi. Di
pasaran tersedia cukup banyak jenis minyak pelumas. Diantara sifat-sifat minyak pelumas
yang terpenting adalah :
1) Kadar Viskositas (Viscosity)
Viskositas atau kekentalan merupakan suatu ukuran yang menyatakan besarnya tahanan
cairan terhadap aliran. Dengan kata lain juga disebut sebagai kemampuan suatu cairan
untuk mengalir. Viskositas cairan merupakan fungsi dari temperatur. Menurut SAE
(Society of Automotive Engineers), kekentalan minyak pelumas dibedakan menurut
nomor. Makin tinggi nomornya makin kental minyak pelumas tersebut. Contoh: Minyak
pelumas SAE 30 lebih kental dari minyak pelumas SAE 10.
2) Indeks Viskositas (Viscosity Index / V.I)
Merupakan ukuran dari laju perubahan viskositas minyak pelumas terhadap perubahan
temperatur. Minyak pelumas yang viskositasnya berubah cukup banyak terhadap
perubahan temperatur dikatakan memiliki indeks viskositas rendah dan sebaliknya.
Indeks viskositas dinyatakan dengan angka dari 0 sampai 100.

2
3) Titik Tuang (Pour Point)
Merupakan temperatur dimana minyak pelumas mulai menjadi kental dan tidak dapat
mengalir. Minyak pelumas yang akan digunakan pada temperatur rendah harus memiliki
titik tuang yang rendah.
4) Titik Nyala (Flash Point)
Merupakan temperatur terendah dimana uap minyak pelumas akan terbakar bila
diberikan sumber panas tetapi pembakaran berhenti bila sumber panas dihilangkan.
5) Titik Bakar (Fire Point)
Merupakan temperatur dimana uap minyak/pelumas yang timbul akan terbakar dan akan
terus menyala meskipun tidak diberikan sumber panas.
b. Pelumas semipadat (grease)
Pelumas semi padat berwujud pasta dan sering disebut gemuk (grease). Gemuk
merupakan campuran yang terdiri dari 4 komponen yaitu :
1) Cairan dasar (base fluid)
Bahan dasar gemuk kebanyakan adalah minyak mineral. Minyak mineral dengan
viskositas rendah dipakai sebagai bahan dasar bagi gemuk untuk temperatur rendah dan
kecepatan tinggi. Untuk pemakaian temperatur tinggi dan kecepatan rendah dipakai
gemuk dengan bahan dasar minyak mineral viskositas lebih tinggi. Bahan pengental
berfungsi untuk mengentalkan bahan dasar hingga menjadi gemuk (grease).
2) Bahan pengental yang sering dipakai adalah sabun yang
berasal dari campuran lemak (binatang dan tumbuh-tumbuhan) dengan logam seperti:
Logam Barium, Lithium, Calsium, Timah atau Seng.
3) Bahan tambah (additive)
Berfungsi untuk memperbaiki sifat dan daya lumas gemuk. Tipe-tipe bahan tambah
yang dipakai diantaranya adalah : bahan anti oksida, anti korosi, dsb.
4) Bahan pengisi (filler)
Berfungsi untuk meningkatkan stabilitas gemuk. Bahan yang paling banyak dipakai
adalah Graphite, Molybdenum, dan Mica. Bahan pengisi dapat dilepaskan sedikit demi
sedikit untuk membantu pelumasan dengan membentuk lapisan pelumas pada
permukaan yang dilumasi. Meskipun bahan pengisi (filler) juga memiliki daya lumas,
tetapi peranan utama tetap dipegang oleh bahan dasarnya sendiri.
Seperti halnya minyak pelumas, gemuk jugas memiliki karakteristik yang harus
dipertimbangkan untuk memilih gemuk yang sesuai dengan kebutuhan. Karakteristik gemuk
yang perlu diketahui diantaranya :
1) Kekerasan (hardness)
Bila minyak pelumas memiliki indeks viskositas maka gemuk memiliki kekerasan
/kepadatan (hardness). Pengaruh dan kegunaannya setara dengan viskositas.
2) Titik leleh (dropping point)
Adalah temperatur dimana gemuk mulai mencair
3) Ketahanan terhadap air (water resistance)
Adalah sifat gemuk tentang kekedapan terhadap air
4) Kemampuan untuk dipompa (pump ability)
Ialah sifat gemuk yang menyatakan dapat atau tidaknya gemuk tersebut dipompakan,
dan merupakan sifat gemuk yang menyatakan tingkat stabilitasnya terhadap kondisi
operasi dari peralatan yang dilumasi.

3
c. Pelumas padat
Pelumas padat biasanya terbuat dari graphite dan molybden disulfida (MoS2). Pelumas
ini dipakai apabila pelumas cair dan pelumas semi padat sudah tidak memungkinkan untuk
dipakai misalnya pada temperatur operasi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Cara terbaik untuk memakai pelumas padat adalah dengan cara menyemprotkan
(spraying) ke permukaan yang akan dilumasi. Bila cara spray tidak tersedia, bahan pelumas
padat dapat disapukan ke permukaan yang akan dilumasi dengan menggunakan kuas
meskipun sebenarnya cara ini kurang menjamin pemerataan distribusi pelumas. Baut dapat
dikencangkan sampai kekuatan maksimum tanpa mengalami kesukaran waktu melepaskan
kembali asalkan sebelumnya ulir/drad baut tersebut dibubuhi pelumas padat Molybden
Disulfida (MoS2). Pelumas ini seing dipakai untuk melumasi baut-baut ketel, melumasi
baut-baut turbin, flens katup sampai rantai-rantai conveyor yang bersuhu tinggi.
3. Tightening
Untuk keperluan mekanik, terutama untuk penyambungan, penggunaan baut sangat
penting. Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya, yaitu segi enam, soket segi enam dan
kepala persegi. Baut dan mur dibagi sebagai berikut: baut penjepit, baut untuk pemakaian
khusus, sekrup mesin, sekrup pengetap, dan mur seperti diuraikan di bawah:
a. Baut penjepit
1) Baut tembus untuk penjepit dua bagian melalui lubang tembus dimana repitan
diketatkan dengan sebuah mur
2) Baut tap, untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan dengan ulir yang
ditapkan pada salah satu bagian
3) Baut tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada kedua ujungnya.
Untuk dapat menjepit dua bagian, baut ditanamkan pada salah satu bagian yang
mempunyai lubang berukir dan repitan diketatkan dengan sebuah mur.
b. Baut untuk pemakaian khusus
1) Baut pondasi, untuk memasang mesin atau bangunan pada pondasinya. Baut ini
ditanam pada pondasi beton, dan jepitan pada bagian mesin atau bangunan
diketatkan dengan mur.
2) Baut penahan untuk menahan dua bagian dalam jarak yang dekat
3) Baut kait, dipasang pada badan mesin sebagai kaitan untuk alat pengangkut
c. Sekrup mesin
Sekrup mesin ini mempunyai diameter sampai 8 mm dan untuk pemakaian dimana tidak
ada beban besar, kepalanya mempunyai alur lurus atau alur silang untuk dapat
dikencangkan atau dilonggarkan dengan obeng.
d. Sekrup pengetap
Sekrup ini mempunyai ujung yang dikeraskan sehingga dapat mengetap lubang pada
pelat tipis atau bahan lunak pada waktu diputar masuk.
e. Mur
Pada umumnya mur mempunyai bentuk segienam, tetapi untuk pemakaian khusus
dipakai mur dengan bentuk yang bermacam-macam seperti mur bulat, mur flens, mur
tutup, mur mahkota, dan mur kuping.
Pada dasarnya masalah tightening sangatlah sederhana, tetapi seringkali hal ini
menyebabkan masalah pada suatu sistem. Oleh karena itu, tightening menjadi hal mendasar
untuk menghindari dan mengurangi timbulnya kesalahan penyambungan. Hal-hal yang

4
mungkin bisa terjadi disebabkan oleh karena kurang kencang (undertightening), terlalu
kencang (overtightening), ataupun pengencangan yang tidak sesuai (irregular tightening)
diantaranya adalah overloading peralatan, kerusakan peralatan yang pada akhirnya
mengganggu proses produksi sistem.
Pengencangan yang benar berarti kemampuan baut dan elastisitas baut berfungsi dengan
benar sehingga baut berfungsi sebagai per/pegas. Pada proses pengencangan, tekanan aksial
bekerja menekan bahan. Tekanan ini sama dan berbanding terbalik dengan gaya kompresi
dari bahan yang dikencangkan. Berdasarkan fungsinya, tujuan dari tightening yaitu:
1) Memastikan kekencangan dari
sambungan dan memastikan agar bisa menahan beban dari luar seperti daya tarik
kompresi, momen tekuk dan pergeseran.
2) Sebagai tempat untuk mencegah
terjadinya kebocoran.
3) Menghindari gaya geser dari baut.
4) Menahan efek dari kelonggaran
(loosening) yang terjadi tiba-tiba.
5) Mengurangi pengaruh dari beban dinamis
sehingga mempengaruhi kemampuan baut menahan sambungan.
4. Cleaning
Kegiatan cleaning merupakan kegiatan yang harus dilakukan. Hal ini dikarenakan
banyaknya debu/abu batubara yang beterbangan sehingga menimbulkan kesan kotor
terhadap lingkungan pembangkit dan juga potensi bahaya terbakar.
Di lingkungan industri, proses cleaning merupakan langkah awal untuk melindungi
komponen-komponen yang penting dan sensitif dari suatu sistem seperti alat-alat control,
peralatan berputar (motor, fan). Kegiatan cleaning meliputi beberapa hal antara lain:
- Pembersihan bahan-bahan logam
- Pembersihan permukaan dari bahan-bahan logam
- Pembersihan komponen-komponen kontrol
Hal yang perlu diperhatikan adalah bagian-bagian apa saja yang perlu diperhatikan.
Bagian itu bisa berupa kabel atau peralatan kontrol, bagian mesin atau komponen-
komponen dari suatu mesin. Bagian-bagian tersebut bisa terdiri dari logam yang sama atau
berbeda. Plastik atau material lain yang berbeda penanganannya. Cara untuk membersihkan
tiap-tiap bagian berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut karena tiap bagian
memiliki karakteristik yang berbeda meliputi suhu peralatan, bahan yang digunakan untuk
membersihkan dan material dari peralatan tersebut. Cara yang bisa dilakukan antara lain:
- Sprinkling
- Spraying
- Flooding

Anda mungkin juga menyukai