Anda di halaman 1dari 10

Nama : Alfan Mohammad Shirothu Rizqi

NIM : 5201418010

Prodi : Pendidikan Teknik Mesin S1

Rombel : PTM 1A (Senin, jam 07.00)

Mata Kuliah : Praktik Pemesinan Bubut 2

Dosen Pengampu : Rusiyanto, S. Pd., M. T.

Sudiyono, S. Pd., M. Pd.

ULANGAN TENGAH SEMESTER

A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


• Alat
Alat-alat yang digunakan dalam proses praktik pemesinan bubut ini adalah :
a. Mesin Bubut Universal
b. Pahat bubut HSS
c. Pahat alur
d. Pahat ulir
e. Pahat chamfer
f. Pahat kartel ukuran medium
g. Center jalan
h. Kunci chuck
i. Kunci L
j. Jangka sorong
k. Centre drill

• Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam proses praktik pemesinan bubut ini adalah :
a. Bahan ST 37 ukuran Ø50 mm dan panjang 105 mm

 GAMBAR KERJA
B. PROSEDUR PENGERJAAN

• Persiapan :

a. Menyiapkan segala alat dan bahan yang akan digunakan


b. Melakukan pengecekan pada mesin beserta tool maupun handlenya
c. Melakukan pengecekan pada ukuran benda kerja

• Menentukan parameter pemotongan pada mesin bubut :

a. Kecepatan Cutting speed (Cs)

Untuk menentukan kecepatan potong, tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan
dibubut dan jenis alat potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-bahan khusus/spesial,
tabel Cs-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut. Berikut tabelnya :

Gambar 1. Tabel kecepatan potong

Dalam praktik ini akan menggunakan bahan ST-37 dan pahat bubut HSS, sehingga disini akan
digunakan Cs = 25 meter/menit.

b. Kecepatan putaran mesin (Rpm)

Pada benda kerja yang akan digunakan berbahan baja dengan memiliki ukuran diameter 50
mm akan dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit. Besar putaran mesin dapat
dihitung sebagai berikut :
c. Kecepatan pemakanan (Feed-F)

Pada benda kerja akan dibubut dengan putaran mesin sebesar 159,235 putaran per-menit, dan
besar pemakanan (f) = 0,5 mm/putaran. Besar kecepatan pemakanannya adalah :

Jadi, pahat akan bergeser sejauh 79,61 mm selama satu menit.

d. Waktu pemesinan bubut muka (facing)

Benda kerja dengan panjang 105 mm akan dibubut muka menjadi benda ukuran diameter
104 mm dengan jarak start pahat ( )= 3 mm, putaran mesinnya = 159,235 putaran per-menit
dan pemakanan dalam satu putaran ( ) = 0,5 mm/putaran. Waktu yang digunakan untuk bubut
muka apabila pemakanaan dilakukan satu kali pemakanan proses adalah :

mm/menit

e. Waktu pemakanan bubut rata tahap 1

Benda kerja dengan diameter (D) = 50 mm akan dibubut rata menjadi (d) = 48 mm sepanjang
( )= 66 mm dengan jarak start pahat ( )= 5 mm, putaran mesinnya = 159,235 putaran per-
menit dan pemakanan dalam satuan putaran ( )= 0,5 mm/putaran. Waktu yang diperlukan dalam
proses bubut rata adalah :
Gambar 2. Bubut rata tahap 1

f. Waktu pemeesinan bubut rata tahap 2

Benda kerja dengan diameter (D) = 48 mm akan dibubut rata menjadi (d) = 30 mm sepanjang
( )= 38 mm, dengan jarak start pahat ( )= 5 mm, putaran mesin = 159,235 putaran-menit dan
pemakanan dalam satu putaran ( )= 0,5 mm/putaran. Waktu yang diperlukan untuk membubut
rata tahap kedua ini adalah :

Gambar 3. Bubut rata tahap 2


menit

g. Waktu pemesinan bubut rata tahap 3

Benda kerja diameter (D) = 48 mm akan dibubut rata menjadi (d) = 28 mm, sepanjang ( )=
10 mm dengan jarak start pahat ( )= 5 mm, putaran mesin = 159,235 putaran per-menit dan
pemakanan dalam satu putaran ( )= 0,5 mm/putaran. Waktu yang diperlukan untuk bubut rata
tahap ke 3 ini adalah :

Gambar 4. Bubut rata tahap 3

mm

mm/menit

menit

h. Waktu pemesinan bubut rata tahap 4


Benda kerja diameter (D) = 48 mm akan dibubut rata menjadi (d) = 45 mm sepanjang ( ) =
28 mm dengan jarak start pahat ( ) = 5 mm, putaran mesin = 159,235 putaran per-menit dan
pemakanan dalam satu putaran ( ) = 0,5 mm/putaran. Waktu yang diperlukan bubut rata tahap 4
ini adalah :

Gambar 5. Bubut rata tahap 4

mm

mm/menit

menit

C. Langkah kerja :

a. Pemasangan pahat bubut


- Persyaratan utama dalam melakukan proses pembubutan adalah, pemasangan pahat bubut
ketinggiannya harus sama dengan pusat senter. Persyaratan tersebut harus dilakukan dengan
tujuan agar tidak terjadi perubahan geometri pada pahat bubut yang sedang digunakan.

Gambar 6. Pemasangan ketinggian pahat


b. Pemasangan benda kerja
- Untuk pemasangan benda kerja yang memiliki ukuran tidak terlalu panjang, disarankan
pemasangannya tidak boleh terlalu keluar atau menonjol dari permukaan rahang cekam, hal
ini dilakukan dengan tujuan agar benda kerja tidak mudah berubah posisinya/kokoh dan tidak
terjadi getaran akibat tumpuan benda kerja terlalu jauh. Pasanglah benda kerja pada cekam
kemudian jepit dengan kencang. Lakukan pengencangan dengan kunci cekam hingga benda
kerja benar-benar kencang dan tidak oleng.

Gambar 7. Pemasangan benda kerja

c. Proses pembubutan permukaan benda kerja (facing)


- Setelah pahat dan benda telah terpasang, dekatkan ujung pahat pada senter benda kerja.
- Jika sudah senter, jangan lupa arahkan dan posisikan pahat di sisi luar benda kerja, kemudian
nyalakan mesin dengan arah putaran berlawanan jarum jam.
- Lakukan penyayatan dengan pemakanan 0,5 mm dari luar sebelah kiri hingga bagian tengah
benda kerja dengan menggunakan eretan atas. Lakukanlah penyayatan dengan perlahan
sampai selesai pada kedua sisi benda kerja.

d. Pembubutan/pembuatan lubang senter


- Pembubutan/pembuatan lubang senter bor dengan menggunakan bor senter (centre drill).
- Jika centre drill telah dipasang, dekatkan pada permukaan ujung benda kerja lalu mulai
pengeboran centre drill dengan kedalaman ¾ dari mata centre drill.
- Lakukanlah proses pengeboran lubang senter sampai selesai.

Gambar 8. Pembuatan lubang senter


e. Pembubutan lurus/rata
- Pasanglah pahat bubut rata kemudian pasang benda kerja dengan mensejajarkan dengan
centre putarnya dan kencangkan kepala lepas.
- Kemudian menentukan kecepatan spindle, kali ini memakai kecepatan 159,235 rpm,
sehingga tuas-tuasnya disesuaikan dengan kode yang dipakai pada kecepatan tersebut. Jika
tidak ada yang senilai maka carilah nilai terdekatnya pada kode kecepatan spindle.
- Kemudian, lakukan penyayatan untuk membubut rata tahap 1 dengan pemakanaan
kedalaman 0,5 mm. Dari ukuran benda asal yaitu diameter Ø50 mm dibubut menjadi Ø48
mm sepanjang 66 mm. Jika sudah, jangan lupa untuk melakukan pengecekan ukuran sebelum
melanjutkan ke step berikutnya.
- Jika benda secara keseluruhan telah terbubut menjadi Ø48 mm, lanjutkan dengan bubut rata
tahap 2. Matikan mesin, lalu lepas benda kerja dari chuck kemudia balik sisi benda.
- Jika sudah, lakukan pembubutan dari ukuran benda asal yaitu diameter Ø50 mm dibubut
menjadi Ø30 mm sepanjang 38 mm.
- Lanjutkan pada bubut rata tahap 3. Lepaslah benda dari cekam, kemudian balik benda lalu
lakukanlah proses pembubutan rata pada bagian belakang/tepi yang berukuran Ø48 mm
dibubut rata menjadi Ø28 mm sepanjang 10 mm.
- Jika telah selesai lanjutkan kembali proses bubut rata tahap 4. Lepas lagi benda dari cekam,
kemudian balik benda dan lakukan bubut rata pada bagian tengah yang masih berukuran Ø
48 mm dibubut menjadi Ø45 mm sepanjang 28 mm.

f. Pembubutan tirus
- Untuk melakukan bubut tirus, dapat dilakukan menggunakan eretan atas. Jika mengacu pada
gambar kerja, maka besar sudut untuk pergeseran eretan atas adalah
- Setelah ditemukan sudut , lanjutkan dengan memulai peroses pembubutan tirus.
- Sebelum membubut, ubahlah sudut eretan atas. Aturlah pada skala eretan atas geser menjadi

- Jika arah eretan atas sudah menjadi , mulailah melakukan proses pembubutan tirus
- Kali ini yang akan ditirus sebesar 20 mm dan sepanjang 20 mm, pada besar penyayatan
menggunakan kedalaman pemakanan (depth of cut) sebesar 0,5 mm. Jangan lupa untuk
melakukan pengecekan ukuran sebelum masuk ke step proses selanjutnya.
- Jika sudah, pada penyayatan kedua dan seterusnya menggunakan kedalaman pemakanan
1mm. Lakukanlah pembubutan tirus sampai selesai.

g. Pembubutan kartel
- Pasanglah pahat karetl dengan ukuran medium 21 pitch karean yang dikartel benda ukuran
diameter 44 mm. Posisikan sumbu kepalanya setinggi sumbu mesin bubut dan permukaannya
paralel dengan permukaan benda kerja,
- Kemudian atur kecepatan spindle dengan kecepatan rendah sebesar 60 rpm dengan
pemakanan sebesar 0,4 mm per putaran spindle.
- Pada roda pahat yang kontak dengan benda kerja harus diberi pelumas agar supaya tekanan
awal pahat kartel menjadi kecil.
- Setelah semua telah diatur, maka spindle mesin bubut kemudian dihidupkan dan pahat kartel
didekatkan ke benda kerja menyentuh benda sekitar 2 mm.
- Kemudian gerak makan dijalankan otomatis, setelah benda kerja berputar beberapa kali
(missal 20 kali) kemudian mesin bubut dihentikan.
- Hasil proses kartel dicek apakah hasilnya bagus atau ada bekas injakan yang ganda.

h. Pembubutan alur
- Pasanglah pahat alur setinggi sumbu mesin bubut.
- Kemudian setting kecepatan spindle sebesar 45 rpm dengan pemakanan sebesar 0,25 mm.
- Lakukan pembubutan alur dengan kedalaman 2 mm dan sepanjang 5 mm.
- Jika sudah, cek ukuran benda kerja.

i. Pembubutan ulir
- Pasanglah pahat ulir setinggi sumbu mesin bubut.
- Kemudian setting kecepatan spindle sebesar 90 rpm dengan pemakanan sebesar 0,25 mm.
- Lakukanlah proses pembubutan ulir M30x2-69 sepanjang 20 mm secara berulang sampai
selesai.

j. Pembubutan champer.
- Setelah semua pengerjaan selesai, baru dilakukan proses chamfer pada benda kerja.
- Letak posisi benda kerja yang chamfer dan ukurannya disesuaikan pada gambar kerja.
- Selesai.

Anda mungkin juga menyukai