Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

“PENERAPAN METODE PRODUCTION BASED TRAINING UNTUK


MENINGKATKAN MINAT BELAJAR TEKNIK PEMESINAN BUBUT XII TP6
SMK BINA KARYA 1 KARANGANYAR-KEBUMEN”

Disusun Oleh:
Tri Suci Widodo
19531299018

PPG TAHAP 3
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2019

1
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

A. JUDUL PENELITIAN
“PENERAPAN METODE PRODUCTION BASED TRAINING UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR TEKNIK PEMESINAN BUBUT XII TP6 SMK
BINA KARYA 1 KARANGANYAR-KEBUMEN”.

B. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini telah mengalami banyak


perubahan, karena pemerintah telah melakukan evaluasi dan pembaruan sistem
pendidikan setiap tahunnya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,
pemerintah melakukan berbagai upaya, salah satunya adalah tentang perubahan
kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Perubahan ini dilakukan karena
banyaknnya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang
tepat.
Pada kurikulum 2013 sekarang ini yang lebih menekankan pada pentingnya
penggunaan proses berfikir ilmiah sesuai dengan tingkat perkembangan anak, atau lebih
dikenal dengan pendekatan pembelajaran Saintifik (scientific approach). Peserta didik
didorong untuk mencari tahu dari berbagai sumber informasi, bukan hanya diberi tahu.
Untuk itu, mereka dilibatkan dalam proses pembelajaran melalui pengamatan, menanya,
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan atau lebih dikenal dengan istilah 5M.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah
faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dimana guru secara langsung
dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan, kemampuan dan
keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan diatas dan guna mencapai tujuan
pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki

2
cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran dalam lingkup sekolah maupun di dalam kelas, dengan memilih strategi atau
model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi guru di kelas
dalam hal ini adalah minat belajar peserta didik yang rendah. Pada mata pelajaran teknik
pemesinan bubut selain pembelajaran teori juga dilaksanakan pembelajaran praktik.
Rendahnya minat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran teori maupun
praktik dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor penyebab minat belajar siswa rendah adalah dapat disebabkan oleh
pemilihan metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat, kurang tertariknya
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, peserta didik kurang memperhatikan
ketika guru menerangkan materi di depan kelas sehingga peserta didik kurang paham
dengan materi yang dipelajarinya, kurangnya kualitas pengelolaan interaksi guru dan
peserta didik, peserta didik tidak berani mengemukakan pendapat di depan kelas dan
kurangnya kemandirian siswa dalam belajar.
Alternatif tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
menerapkan metode pembelajaran Production Base Trainning pada mata pelajaran
Teknik Pemesinan Bubut, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik,
sehingga suasana pembelajaran teori maupun prakti dapat berjalan sesuai dengan
harapan peserta didik, guru dan sekolah.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah
faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung
dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa.
Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara
maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model
mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode
pembelajaran, yaitu metode Production Base Training untuk mengungkapkan apakah
dengan model Production Base Training dapat meningkatkan minat belajar teknik

3
pemesinan bubut XII TP6 SMK Bina Karya 1 Karanganyar-Kebumen. Penulis memilih
metode pembelajaan ini bertujuan untukn mengkondisikan siswa untuk menyiapkkan
peserta didik agar memiliki kompetensi teknis serta kemampuan kerjasama sesuai
tuntutan organisasi kerja.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil
judul “PENERAPAN METODE PRODUCTION BASED TRAINING UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR TEKNIK PEMESINAN BUBUT XII TP6
SMK BINA KARYA 1 KARANGANYAR-KEBUMEN”.

2. DIAGNOSIS PERMASALAHAN KELAS


Berdasarkan apa yang didiskusikan pada bagian latar belakang masalah, setelah di
diagnosis ternyata banyak permasalahan di kelas yang mungkin timbul dalam
pembelajaran teknik pemesinan bubut, diantaranya:
a. Metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat,
b. Ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran kurang,
c. Kurangnya kualitas pembelajaran teknik pemesinan bubut ditinjau dari tujuan
meningkatkan minat belajar siswa
d. Pengelolaan interaksi guru dan peserta didik kurang berkualitas
e. Sikap kritis dan kemandirian belajar peserta didik kurang.

3. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan diagnosis permasalahan kelas yang telah diuraikan di atas, peneliti
akan memberikan batasan masalah sebagai ruang lingkup dari penelitian ini yaitu upaya
untuk meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran teknik pemesinan
bubut XII TP6 SMK Bina Karya 1 Karanganyar-Kebumen.

4. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
a. Apakah dengan penerapan metode production base training dapat meningkatkan
minat belajar Teknik Pemesinan Bubut XII TP6 SMK Bina Karya 1 Karanganyar-
Kebumen.

4
b. Bagaimanakah penerapan metode production base training dapat meningkatkan
minat belajar Teknik Pemesinan Bubut XII TP6 SMK Bina Karya 1 Karanganyar-
Kebumen.

5. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Apakah dengan penerapan metode production base training dapat meningkatkan
minat belajar Teknik Pemesinan Bubut XII TP6 SMK Bina Karya 1 Karanganyar-
Kebumen.
b. Bagaimanakah penerapan metode production base training dapat meningkatkan
minat belajar Teknik Pemesinan Bubut XII TP6 SMK Bina Karya 1 Karanganyar-
Kebumen.

6. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini antara lain;
a. Manfaat teoritis:
1) Melengkapi teori- teori pembelajaran dan evaluasi belajar pada mata pelajaran
teknik pemesinan bubut.
2) Menjadi bahan acuan dalam menyusun, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi pembelajaran teknik pemesinan bubut.
b. Manfaat praktis:
1) Bagi guru :
a) Dapat mengetahui strategi pembelajaran mandiri untuk dapat memperbaiki
dan mengoptimalkan pembelajaran dikelolanya
b) Mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru selama
pembelajaran.
c) Membiasakan diri melakukan penelitian kecil dan bermakna dalam mencari
solusi terhadap permasalahan pembelajaran produktif, untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran serta profesionalisme guru.

5
2) Bagi peserta didik :
a) Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran teknik
pemesinan bubut secara komprehensif dan berkesinambungan
b) Dapat mencapai tujuan belajar peserta didik pada mata pelajaran teknik
pemesinan bubut
3) Bagi Sekolah:
a) Memberikan informasi dan masukan pada pihak sekolah dalam mengambil
kebijakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b) Meningkatkan prestasi sekolah, dengan melihat perbaikan proses dan hasil
belajar siswa.

C. KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
a. Metode Production Base Training
Model Pembelajaran Production Based Training merupakan proses
pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi, dimana peserta
didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran
kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan
evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.
Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT adalah untuk menyiapkan peserta
didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis
serta kemampuan kerjasama sesuai tuntutan organisasi kerja.
Adapun sintaks atau tahapan model pembelajaran Production
Based Trainning berdasarkan G. Y. Jenkins, Hospitality (2005) meliputi:
1) Merencanakan produk;
Membuat perencanaan produk sanggup berupa benda hasil produksi/layanan
jasa/perencanaan pertunjukanyang sanggup dilakukan dari mulai
menggambar detail/membuat pamflet (berisi tanggal, waktu, pertunjukan, isi
cerita), perhitungan kebutuhan bahan/kostum, peralatan, dan teknik
pengerjaan serta alur kerja/koordinasi kerja.

6
2) Melaksanakan proses produksi;
Pada sintak ini akseptor didik diajak melaksanakan tahapan produksi
berdasarkan planning produk, benda/layanan, jasa/perencanaan pertunjukan,
alur kerja/koordinasi kerja serta memonitor proses produksi.
3) Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu),
Pada langkah ini akseptor didik diajak untuk menyelidiki hasil produk melalui
membandingkan dengan tuntutan pada perencanaan teknis.
4) Mengembangkan planning pemasaran.
Peserta didik diajak mempersiapkan rancangan pemasaran baik dalam
jejaring (daring) maupun luar jejaring (luring) berbentuk brosur/pamflet dan
mempresentasikannya.

b. Minat Belajar
Minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian
terhadap sesuatu dan disertai keiinginan untuk mengetahui dan mempelajari
maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat timbul karena adanya perhatian
yang mendalam terhadap suatu obyek, di mana perhatian tersebut menimbulkan
keinginan untuk mengetahui, mempelajari, serta membuktikan lebih lanjut. Hal
itu menunjukkan bahwa didalam minat, di samping perhatian juga terkandung
suatu usaha untuk mendapatkan sesuatu dari obyek minat tersebut.
Minat belajar mempunyai peran yang penting untuk mencapai kegiatan
belajar yang maksimal, karena pada saat minat belajar peserta didik itu tinggi,
maka pada saat itulah perhatiannya tidak lagi dipaksakan, melainkan beralih
menjadi spontan. Makin tinggi minat belajar peserta didik akan makin besar
tingkat perhatiannya. Menurut Muhibbin Syah (2011: 152) Minat berarti
kecenderungan dan kegairahan tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan dan juga datang dari hati
sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya
untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.
Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena
keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang

7
baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi sebaliknya minat belajar kurang akan
menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 2005: 56).
Menurut Slameto (2010: 180) berpendapat bahwa Minat adalah rasa suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat siswa terhadap sesuatu.
Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong
untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa paling efektif untuk
membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada
sebaiknya para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri
siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa
mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikandengan
bahan pengajaran yang lalu dan menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa
yang akan datang.
Bila usaha-usaha tersebut tidak berhasil, pengajar dapat memakai intensif
dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Intensif merupakan alat yang dipakai
untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau
melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian
intensif yang akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap
bahan yang diajarkan akan muncul (Slameto, 2003: 181).
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah pilihan kesenangan
dalam melakukan suatu kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang
untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar.

8
2. KERANGKA PIKIR

Dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi saat ini pada Program Keahlian Teknik
Pemesinan belum memuaskan. Hal ini terlihat dari kurangnya minat belajar peserta
didik pada mata pelajaran teori maupun praktek, khususnya mata pelajaran Teknik
Pemesinan Bubut. Faktor penyebab minat belajar siswa rendah adalah dapat
disebabkan oleh pemilihan metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat, kurang
tertariknya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, peserta didik kurang
memperhatikan ketika guru menerangkan materi di depan kelas sehingga peserta didik
kurang paham dengan materi yang dipelajarinya, kurangnya kualitas pengelolaan
interaksi guru dan peserta didik, peserta didik tidak berani mengemukakan pendapat
di depan kelas dan kurangnya kemandirian siswa dalam belajar.
Alternatif tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
menerapkan metode pembelajaran Production Base Trainning pada mata pelajaran
Teknik Pemesinan Bubut, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik,
sehingga suasana pembelajaran teori maupun prakti dapat berjalan sesuai dengan
harapan peserta didik, guru dan sekolah.

3. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dijelaskan diatas, maka timbul pertanyaan
dalam penilitian ini, yaitu:
a. Apakah metode Problem Base Trainning dapat meningkatkan minat belajar peserta
didik?
b. Mengapa metode Problem Base Trainning dapat meningkatkan minat belajar
peserta didik?

D. METODE PENELITIAN
1. Model Penelitian Tindakan Kelas
Pada prinsipnya, penerapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR
(Classroom Action Research) ditujukan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat
di dalam kelas. Terdapat beberapa model atau desain yang dapat diterapkan dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model atau desain tersebut diantaranya:

9
a. Model Kurt Lewin
Model kurt lewin menjadi acuan patokan atau dasar dari adanya berbagai model
penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah
yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan.
Konsep pokok penelitian Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu a)
perencanaan (planning), b) tindakan (acting), pengamatan (observing), dan d)
refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai
siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus PTK Menurut Kurt Lewin

b. Model Kemmis & Mc Taggart


Model kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar
yang diperkenalakn oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya
saja, komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan
sebagai satu kesatuan. Disatukan kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya
kenyataan bahwa penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang
tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan
waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.
Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk desainnya (Kemmis & Mc
Taggart dalam Kusumah dan Dwitagama, 2009:20).

10
Gambar 2. Siklus PTK Menurut Kemmis & Mc Taggart.
Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart pada
hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat
yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu
siklus.
Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah putaran kegiatan
yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada gambar di
atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat
dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya, jumlah siklus
sangat bergantung kepada masalah yang perlu diselesaikan.
Selain model atau desain Kemmis & McTaggards dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ada beberapa model atau desain lain yaitu model Jhon Elliot, model
Hopkins dan model Mc Kernan. Karena peneliti termasuk pemula, maka dalam
kesempatan ini peneliti akan menggunakan model atau desain Kemmis &
McTaggards, dengan konsep pokok yang terdiri dari tiga komponen yaitu:
a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting) dan pengamatan (observing), serta
c) refleksi (reflecting).

2. Setting Penelitian
a. Sekolah
Untuk lokasi penelitian berada di SMK Bina Karya 1 Karanganyar Kebumen.
Sekolah ini berada di pusat Kecamatan Karanganyar Kebumen. Artinya berada
pada lingkungan yang strategis, yang dilingkungan tersebut ada banyak sekolah,
baik SD, SMP dan SMA/SMK. Selain itu lokasi sekolah juga berada dekat dengan
Alun-alun Karanganyar. Sehingga termasuk berada pada lingkungan yang ramai.

11
b. Kondisi Kelas
Kondisi kelas yang akan saya teliti, keadaanya adalah minat belajar peserta didik di
kelas XII TP6 yang masih rendah. Sehingga kondisi pembelajarannya kurang
maksimal. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian tindakan kelas agar bisa
diketahui penyebab minat belajar peserta didik di kelas XII TP6 rendah.
c. Kondisi dan Latar Belakang Peserta Didik
Untuk kondisi peserta didik pada kelas XII TP6 ini berasal dari lulusan SMP yang
berbeda-beda. Ada yang dari SMP swasta atau negeri. Serta berasal dari keluarga
yang berbeda-beda, tetapi bisa dikatakan mayoritas berasal dari keluarga buruh dan
petani.
d. Lingkungan
Lingkungan sekolah berada pada lingkungan yang strategis, yang dilingkungan
tersebut ada banyak sekolah, baik SD, SMP dan SMA/SMK. Selain itu lokasi
sekolah juga berada dekat dengan Alun-alun Karanganyar. Sehingga termasuk
berada pada lingkungan yang ramai.
e. Fasilitas Yang Tersedia
Fasilitas yang tersedia di SMK Bina Karya 1 Karanganyar Kebumen antara lain:
1) Ruang kelas yang memadai dilengkapi dengan LCD Proyektor
2) Ruang bengkel mesin yang lengkap yang terdiri dari: Mesin Bubut, Mesin
Frais, Mesin Gerinda, Mesin Bor, Mesin Las dan lain-lain.
3) Lab Komputer berjumlah 4 ruang
4) Lab CNC berjumlah 1 ruang
5) Ruang Perpustakaan
6) Fasilitas olah raga
7) Mushola
8) Kantin
9) Koperasi
10) Toilet yang memadai
f. Lingkungan Sosial Peserta didik
Kondisi lingkungan sosial peserta didik disekolah berada paa lingkungan sosial
yang baik. Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial peserta didik di sekolah. dan

12
memiliki peranan yang diakui oleh sesama. Hampir mayoritas mudah
menyesuaikan diri dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

3. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas adalah;
a. Peserta didik kelas XII TP6 Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Bina Karya
1 Karanganyar-Kebumen semester 1 Tahun Ajaran 2019/2020 sebanyak 40 peserta
didik.
b. Guru praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Bina Karya 1
Karanganyar-Kebumen sejumlah 2 orang. Sedangkan kedudukan peneliti adalah:
1) Sebagai guru teori dan praktik bersama guru lain membuat perencanaan
pembelajaran yang meliputi pembuatan RPP, membuat job sheet, mengadakan
pembelajaran teori dan praktik, dan melakukan evaluasi
2) Menyusun rencana penelitian, yang meliputi kajian implementasi PTK,
3) Kemampuan guru dan peserta didik, fasilitas, dan suasana belajar.
4) Melakukan refleksi penelitian bersama guru lain, yaitu megulas secara kritis
perubahan yang terjadi, baik pada peserta didik, instruktur, maupun toolman.
Pada tahap ini peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, dan sejauh
mana intervensi menghasilkan perubahan secara signifikan
5) Sebagai kolaborator bersama dengan guru lain, yang melakukan tugas:
a) Menyebar tes
b) Menganalisis data
c) Mengkomparasikan hasil
d) Menyimpulkan perlu tidaknya melanjutkan ke siklus selanjutnya
4. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mengikuti prosedur kerja Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu mulai dari tahap perencanaan sampai tahap
pelaporan, yaitu tanggal 26 Agustus 2019 - 28 September 2019, yang dirancang
menggunakan tiga siklus penelitian. Sedangkan data penelitian diambil dengan metode:
a. Observasi, yaitu melihat langsung kegiatan pembelajaran teori dan praktik Teknik
Pemesinan Bubut SMK Bina Karya 1 Karanganyar-Kebumen. Hal yang diamati

13
adalah minat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran teori dan praktik,
pengelolaan pembelajaran teori dan praktik oleh instruktur, dan pelayanan alat di
bengkel oleh toolman.
b. Wawancara, yaitu wawancara terhadap instruktur, toolman, dan peserta didik.
c. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan dan menganalisa nilai hasil praktik untuk
mengetahui minat belajar peserta didik.

5. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini, data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif.
a. Teknik Kuantitatif
Data ini diperoleh dari hasil tes penyusunan hasil penelitian Teknik Pemesinan
Bubut secara sederhana yang diperoleh dari peserta didik. Besarnya presentase
peningkatan minat peserta didik melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Merekap perubahan minat peserta didik
2) Menghitung nilai rata-rata
3) Menghitung presentase
b. Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran perilaku siswa dalam
pembelajaran sejarah dengan materi langkah-langkah penelitian Teknik Pemesinan
Bubut secara sederhana dengan mengacu pada data non tes berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data non tes tersebut dianalisis secara kualitatif,
yaitu dengan menilai, mengklasifikasikan dan mendeskripsikan atau
menginterpretasi seluruh data yang diperoleh melalui pengamatan, jurnal dan
dokumentasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muhibbin Syah. 2011 Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hal.152

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusamah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT. Idenks

https://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/minat-belajar.html

https://artmlab.wordpress.com/artikel-ptk/mode-model-ptk/

https://nilamarifani.wordpress.com/2013/07/05/upaya-meningkatkan-minat-belajar-siswa-
terhadap-pembelajaran-sejarah-dengan-menggunakan-media-film-dalam-pokok-bahasan-g-
30-spki-pada-siswa-kelas-xii-ipa-2-di-sma-leuwimunding-tahun-ajaran-2012-2013/

15

Anda mungkin juga menyukai