Anda di halaman 1dari 44

No.

Kode: DAR@/Profesional/1/4/2019

PENDALAMAN MATERI TEKNIK MESIN


MODUL 1: TEKNIK PEMESINAN

KELOMPOK BELAJAR 2
PEMESINAN FRAIS

Nama Penulis:
Paryanto

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


2019
DAFTAR ISI

1
Halaman Judul 1
Daftar Isi 2
A. Pendahuluan 3
1. Deskripsi Singkat 3
2. Relevansi 3
3. Panduan Belajar 3
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran 4
2. Sub Capaian Pembelajaran 4
3. Pokok-Pokok Materi 4
4. Uraian Materi 4
5. Forum Diskusi 35
C. Penutup 36
1. Rangkuman 36
2. Tes Formatif 38
3. Daftar Pustaka 41

A. Pendahuluan

2
1. Diskripsi singkat : Kegiatan Belajar (KB) ini berisi tentang materi proses
pengefraisan, yaitu terdiri dari persiapan pekerjaan frais manual, proses frais
benda kerja bertingkat dan proses frais benda kerja suaian. Materi pada KB
ini relevan dengan kebutuhan guru terkait dengan kemampuan mengerjakan
dan mengajarkan proses frais. Untuk mempelajari KB ini, mestinya
mahasiswa sudah memiliki pengetahuan tentang pengoperasian mesin frais
dan pengefraisan benda kerja datar.
2. Relevansi : Kedalaman materi modul ini setara dengan KKNI level 5.
Capaian pembelajaran modul dalam lingkup pengetahuan dan ketrampilan
PPG vokasi Teknik Mesin yang relevan dengan struktur kurikulum SMK.
Kegiatankegiatan belajar yang disajikan relevan dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa, program keahlian
Teknik Mesin. Dengan dikuasainya materi Pemesinan Frais maka cukup
signifikan dengan pekerjaan di industri bidang manufaktur.
3. Petunjuk belajar: Proses pembelajaran materi Pemesinan Frais yang sedang
diikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
a) Bacalah dan pahami capaian pembelajaran dan sub capaian pembelajaran
kemudian catat bagian yang belum Anda kuasai dan yang sudah Anda
kuasai.
b) Bacalah uraian materi pada bagian yang belum Anda kuasai dan apabila
belum cukup dapat ditambah dengan sumber belajar lain dari buku
bacaan di daftar pustaka. Lakukan kajian terhadap proses pemesinan
frais yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda.
c) Setelah Anda menguasai semua tugas dan tes formatif pada keempat
kegiatan belajar, silahkan Anda lanjutkan dengan mengerjakan tugas
akhir dan tes akhir.

B. Inti

3
1. Capaian Pembelajaran (CP):
Menguasai materi ajar pada bidang studi Teknik Mesin yang meliputi: Teknik
pemesinan; Teknik pengelasan; Teknik pengecoran Logam; Teknik mekanik
industri; Teknik perancangan dan gambar mesin; dan Teknik fabrikasi Logam
dan Manufaktur termasuk kewirausahan dan advance materials secara
bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa”
(filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari)
sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi
keahlian yang dibutuhkan oleh DUDI

2. Sub Capaian Pembelajaran:


Menganalisis dan mengajarkan kompetensi-kompetensi terkait dengan
pemesinan Bubut (bubut bertingkat, tirus, ulir dan suaian), pemesinan Frais
(frais benda kerja bertingkat, frais roda gigi payung dan suaian), pemesinan
Gerinda (penggerindaan datar, penggerindaan selinder dan mengasah pahat
bubut dan frais), pemesinan CNC (pemrograman G-code) yang relevan
dengan kebutuhan DUDI.

3. Pokok-Pokok Materi
a) Persiapan pekerjaan frais manual
b) Frais benda kerja bertingkat
c) Frais roda gigi payung
d) Frais benda kerja suaian

4. Uraian Materi
1) Persiapan pekerjaan frais manual
Proses pemesinan frais adalah proses pemotongan benda kerja
dengan alat potong yang berputar. Proses pemesinan frais merupakan
proses pemotongan benda kerja yang sangat efektif, karena pisau frais
memiliki sisi potong jamak. Permukaan yang dipotong bisa berbentuk
bidang rata datar, bidang rata miring menyudut, bidang siku, bidang

4
sejajar, alur lurus atau melingkar, dan segi banyak beraturan maupun yang
tidak beraturan. Disamping itu dengan penggunaan peralatan bantu, mesin
frais dapat digunakan untuk mengerjakan pembuatan roda gigi (lurus,
rack, helik, payung, dan roda gigi cacing), nok/eksentrik, ulir scolor (ulir
pada bidang datar), dan ulir cacing yang mempunyai kisar besar dan tidak
dapat dikerjakan di mesin bubut.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan
proses pengefraisan, diantaranya sebagai berikut: a. Perlengkapan mesin
frais
Beberapa perlengkapan mesin frais yang dapat digunakan selama
proses pekerjaan menggunakan mesin frais, diantaranya sebagai
berikut:
1) Drill Chuck Arbor

2) Sleeve Arbor Alat ini dipakai untuk mencekam mata


bor, atau tool lain yang berdiameter kecil
a) Slevee Arbor for cutter dan memiliki bentuk tangkai silindris.

Digunakan untuk mencekam end mill


cutter yang memiliki bentuk tangkai tirus.

b) Sleeve Arbor for twist-drill

Digunakan untuk mencekam twist drill


yang memiliki bentuk tangkai tirus.
3) Collet Arbor

5
Digunakan untuk mencekam pisau
dengan tangkai silindris, dan

diameter yang bervariasi sesuai


dengan kapasitas collet yang sudah
ditentukan.

didesain untuk dapat mencekam


pisau dengan 4) Stub Arbor

5) Short Arbor Digunakan untuk mencekam face mill,


shell end mill cutter, dan beberapa tools
lain yang memiliki lubang silindris di
tengah, dan tanpa perlu menambahkan
ring untuk membantu pencekaman

Short arbor ini digunakan untuk


mencekam shell end mill cutter dan
beberapa tools lain yang memiliki lubang
6) Long Arbor silindris ditengah, dan biasanya perlu
ditambahkan ring untuk membantu proses
pencekaman.

Long Arbor digunakan sebagai dudukan


pisau (slab mill, side and face mill,
slitting saw, dll.) yang dipasang pada
spindel utama pada posisi mendatar
(horizontal). Long arbor dilengkapi
7) Side Lock Arbor dengan ring-ring yang berfungsi untuk
memposisikan kedudukan pisau dan
sekaligus untuk menjepit pisau. Pada long
arbor terdapat alur pasak.

6
Salah satu jenis Arbor yang mengencangkan screw yang ada pada
digunakan untuk mencekam cutter arbor, sehingga screw tersebut menekan
dengan tangkai silindris, dimana cutter dan mengikatnya, untuk itu perlu
prinsip pencekamannya cukup ada bidang rata pada
sederhana, yaitu hanya dengan
sisi tangkai cutter, agar bisa
tercekam dengan baik.

8) Boring Head Arbor

Digunakan
untuk
mencekam
boring tools,
dimana pada
boring head
biasanya
disertai skala

9) Clamping
Clamping digunakan untuk

yang cukup
teliti untuk
pembuatan
lubang yang
memiliki ukuran presisi.

mencekam material langsung pada


meja mesin frais. Dalam hal ini clamp digunakan sebagai pencekam
sedangkan T-slot Bolt sebagai
pengencangnya.

7
10) Angle Plate Angle plate digunakan sebagai
dudukan atau basis dari benda kerja
yang dituntut memiliki kesikuan
yang teliti, yang tidak bisa dicekam
dengan
ragum. Benda kerja yang dipasang
pada angle plate, dicekam dengan
menggunakan clamp.

11) V-Block V-blocks digunakan untuk


pencekaman batang poros yang
akan
dikerjakan
dengan mesin
frais.
Batang poros yang
pendek biasanya
ditempatkan pada sebuah V-
blocks saja, tetapi jika batang
porosnya panjang, dibutuhkan
dua buah V-
blocks atau lebih dipasang pada meja
mesin. V-blocks dan benda kerja
dicekam pada meja mesin frais
dengan menggunakan clamp.
12) Vice Machine
a) Vice Plate
Vice plate atau ragum rata
merupakan

b) Swivel Vice Swivel vice memiliki kemampuan


untuk diubah sudutnya pada satu sudut

alat pencekam benda kerja yang


paling sering digunakan dalam proses pemesinan frais.
putar, sehingga mampu digunakan
untuk pembuatan sudut pada proses

8
pemesinan frais.

c) Compound Vice

Co mpound vice ini memiliki lebih dari satu


sudut putar, sehingga bisa
digunakan untuk pembuatan sudut / profil
yang lebih rumit.

13) Rotary Table

Rotary table
digunakan untuk
membuat pembagian
jarak-jarak lobang,
alur radius
(melingkar), dan
bentuk-bentuk segi
banyak.

14) Deviding Heads Deviding head digunakan untuk


membuat segi-segi yang beraturan
pada poros benda kerja, maupun
untuk membuat alur helik pada
pemesinan frais. Deviding head
biasanya dilengkapi dengan plat
pembagi yang berfungsi untuk
membantu pembagian yang
tidak dapat dilakukan dengan
pembagian
langsung. Untuk melakukan pembagian deferensial dan
pembuatan alur helik, deviding head
dilengkapi juga dengan roda-roda
tukar.

b. Jenis pisau frais

9
Untuk melakukan pekerjaan dengan mesin frais maka kita
harus tepat memilih jenis pisau frais yang akan digunakan.
Berdasarkan bentuknya pisau frais dapat dibedakan sebagai
berikut:
1) Pisau Frais Rata (Plain Milling Cutter)
Pisau frais rata dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,
pisau frais rata untuk pemotongan ringan dan pisau frais
rata untuk pemotongan berat.
a) Pisau frais rata Untuk Pemotongan Ringan (Light Duty Plain
Milling Machine)
Pisau ini pada umumnya digunakan untuk pekerjaan-
pekerjaan ringan Bentuk gigi dari pisau ini pada umunya
berupa gigi lurus maupun gigi miring/helik. Gigi helik
biasanya mempunyai sudut 250. Gigi-gigi helik lebih
sesuai untuk pemakanan dengan tenaga yang lebih
sedikit mulai awal pemakanan, getaran yang lebih
ringan dan mampu menghasilkan permukaan yang lebih
halus. Gigi-gigi pisau ini pada umumnya kecil dengan
pitch kecil pula. Pisau ini didesain untuk pemotongan
ringan dengan kecepatan sedang.

Gambar. 1. Pisau Frais Lurus (Plain Milling Cutter)

b) Pisau frais rata untuk Pemotongan Kasar/Berat (Heavy Duty


Plain Millimg Cutter)
Pisau ini dibuat dengan ukuran lebih besar dan lebar
dengan jumlah gigi yang lebih kecil daripada light duty
plain milling. Untuk pisau frais dengan diameter 3”

10
biasanya terdiri dari 8 gigi dan untuk diameter 4”
biasanya 10 gigi. Sudut kemiringan gigi pisau antara
250-450. Pisau ini didesain untuk pekerjaan– pekerjaan
kasar (berat)

Gambar 2. Pisau Lurus Untuk Pemotongan


Kasar/Berat (Heavy Duty Plain Millimg Cutter)

2) Pisau Sisi ( Side Milling Cutter)


Side Millling Cutter sama dengan Plain Milling Cutter
namun pada salah satu sisi atau kedua sisi terdapat mata
potong/mata pisau. Dengan pisau ini dapat dilakukan
pemakanan pada sisi muka dan pada kedua sisi samping.
Macam-macam pisau sisi (side milling cutter) antara lain:
a) Pisau sisi lurus (Plain side milling cutter) dengan sisi
lurus pada sisi muka dan kedua sisi sampingnya.
b) Pisau setengah sisi (half side milling cutter) mempunyai
gigi helik pada sisi muka dan gigi pemotong pada satu
sisi samping. Pisau tipe ini dianjurkan untuk
pengefraisan permukaan kasar dan pengfraisan pada
satu sisi saja.
c) Pisau Staggered (Staggered tooth side milling cutter)
pisau ini dianjurkan untuk pemotongan kasar dan alur
atau slotting.

11
a. Pisau sisi lurus b. Pisau setengah sisi c. Pisau Staggered

Gambar 3. Macam-macam Pisau Sisi ( Side Milling Cutter)

3) Pisau Potong/Gergaji (Metal Slitting Saw)


Pisau ini didesain untuk operasi pemotongan benda kerja dan
pembuatan alur sempit dan dalam (narrow slot). Untuk
pemotongan yang dalam diperlukan kelonggaran (clearance)
samping yang mencukupi.
Terdapat beberapa macam pisau gergaji antara lain:
a) Pisau gergaji rata (Plain metal seltting saw). Merupakan
pisau yang paling tipis dengan sisi rata dan pada sisi
sampingnya dibuat tirus masuk. Hal ini digunakan untuk
mencegah terjadinya tekanan pada sisi pisau. Gigi-gigi
pisau harus tajam dan mempunyai jumlah yang lebih
banyak daripada pisau muka lurus (plain milling cutter).
Namun demikian kecepatan pemakanan (feed) harus lebih
rendah (biasanya 1/8 hingga ¼ dari feed yang digunakan
pada pisau lurus. Pisau gergaji lurus biasanyan dibuat
dengan ketebalan 1/32 inch sampai dengan 3/16 inch
dengan diameter 2 ½“ sampai 8 “.
b) Pisau Potong dengan Gigi Samping (Metal Slitting Saw
with Side
Teeth)
Pisau ini mempunyai bentuk sama dengan pisau sisi. Pada
sisi samping diberi kelonggaran untuk beram dan untuk
melindungi atau mencegah pisau dari tekanan dan jepitan
sewaktu pengoperasian. Pisau ini biasanya dibuat dengan
tebal 1/16 inch sampai 3/16 inch dan diameter dari 2 ½ “
sampai 8 “. Pisau jenis ini dianjurkan untuk membuat alur
yang dalam dan proses pemotongan.
c) Pisau Potong Staggered (Stanggered Tooth Metal Slitting
Saw) Pisau ini mempunyai bentuk yang sama pisau
staggered. Pisau ini dianjurkan untuk pemotongan selebar

12
3/16 inchi dan selebihnya, dan bisa pula untuk
pemotongan yang lebih tajam. Biasanya pisau ini
mempunyai lebar3/16 inchi hingga ¼ Inchi dengan
diameter 3” sampai 8”.
d) Pisau Alur Sekrup (Screw Sloting Cutter) adalah pisau
potong khusus yang didesain untuk memotong alur dalam
kepala baut. Pisau ini juga dapat digunakan untuk
pemotongan ringan seperti pemotongan tube copper, ring
piston dan benda sejenisnya. Pisau ini mempunyai fine
feeds. Pada sisi pisau ini dibuat lengkung lurus san sejajar.
Pisau ini mempunyai lebar 0,020”-0,182” dan diameter
maksimal 2 ¾ inchi.

a b c
a. Pisau gergaji lurus, b. Pisau potong staggered dan pisau
potong dengan gigi samping, dan c. Pisau alur sekrup

Gambar 4. Macam-macam Pisau Potong/Gergaji (Metal


Slitting Saw)

4) Pisau Sudut (Angular Milling Cutter)


Pisau sudut digunakan untuk pemotongan sudut seperti
pemotongan alur V, ekor burung, serrations dan gigi
reamer. Terdapat dua macam pisau sudut yaitu:
a) Pisau sudut tunggal. Pisau ini mempunyai satu sisi
permukaan sudut. Pisau ini digunakan pada pembuatan
alur ekor burung, nothes pada roda ratchet dan
operasional sejenis. Sudut pisau ini pada umumnya
antara 450-600

13
b) Pisau sudut ganda digunakan untuk pembuatan alur V.
Pisau ini mempunyai bentuk sisi V dan biasanya
dibuat dengan sudut 450, 600, atau 900..

a b

a. Pisau sudut ganda, b. Pisau sudut tunggal

Gambar 5. Pisau Sudut (Angular Milling Cutter)

5) Pisau Jari ( End Mill Cutter)


End Mill Cutter merupakan pisau solid dengan sisi dan
gagang yang menjadi satu. Namun demikian terdapat
pisau end mill dengan mata pisau dan gagang terpisah
yang disebut tipe shell. Selain tipe shell tersebut pisau
end mill mempunyai gagang lurus atau tirus yang dapat
dipasangkan pada spindel mesin frais. End mill dapat
digunakan untuk pengefraisan muka, pengefraisan
horizontal, vertikal, menyudut atau melingkar. Secara
operasional end mill digunakan untuk pembuatan alur,
keyways, pockets (kantong), shoulders (tingkat),
permukaan datar dan pengefraisan bentuk.
End Mill sebagian besar digunakan pada mesin frais
vertikal meskipun tidak menutup kemungkinan dipakai
pada mesin frais horizontal. Terdapat berbagai macam
bentuk end mill dan biasanya terbuat dari HSS, comented
carbide, atu gigi comented carbide yang disisipkan.
Macam-macam end mill tersebut antara lain:
a. End mill dua mata (two flute). Pisau ini hanya
mempunyai dua mata potong pada selubungnya.

14
Ujung sisi didesain untuk dapat memotong hinggga
ke center. Pisau ini dapat digunakan sebagaimana bor
dan dapat pula digunakan untuk membuat alur.
b. End mill dengan mata potong jamak. Pisau ini
mempunyai tiga, empat, enam atau delapan sisi
potong dan biasanya mempunyai diameter di atas 2“
c. Ball end mill. Pisau ini digunakan untuk pengefraisan
fillet atau alur dengan radius pada permukaannya,
untuk alur bulat, lubang, bentuk bola dan untuk
semua pengerjaan bentuk bulat.
d. Shell end mill. Pisau ini mempunyai lubang untuk
pemasangannya pada arbor pendek. Gigi-gigi pisau
ini biasanya berbentuk helik. Pisau ini dibuat lebih
besar ukurannya dari pada pisau solid dan biasanya
berukuran 1 ¼ “ sampai 6 “ .

Gambar. 6. Pisau Jari ( end mill cutter) (A) Dua mata satu ujung,
(B) Dua mata dua ujung, (C) Tiga mata satu ujung, (D)
Mata ganda satu ujung, (E) Empat mata dua ujung, (F)
Dua mata ujung bulat, (G) Type Carbide , (H) Tipe
carbide gigi helik kanan, (I) Mata potong ganda gagang
tirus, (J) Tipe carbide dengan ujung tirus dan gigi helik.

15
Gambar. 7. Pisau Shell End Mill

6) Pisau Muka (Face Milling Cutter)


Adalah pisau bentuk khusus dari pisau end mill besar.
Pisau ini dibuat dengan ukuran 6 “ atau lebih. Face
milling cutter biasanya mempunyai mata potong sisip
(inserted). Pisau ini biasanya dipasangkan langsung pada
spindel mesin frais dan digunakan untuk menghasilkan
permukaan datar.

Gambar 8. Pisau Muka

7) T-Slot Milling Cutter.


Merupakan pisau tipe end mill khusus yang didesain
untuk pemotongan alur T, seperti pada alur yang terdapat
pada meja mesin frais.

16
8) Pisau Modul
Pisau ini dipakai untuk membuat roda-roda gigi. Dalam
satu set, pisau modul terdapat 8 dan 15 buah pisau modul.

9) Pisau ekor burung


Pisau ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Pisau
ini sudut kemiringannya terletak pada sudut-sudut
istimewa yaitu: 300, 450,
600

10) Pisau Bentuk (Cekung dan Cembung)


Pisau bentuk digunakan untuk mengefrais permukaan
dengan bentuik yang bervariasi sesuai keinginan. Pisau
ini dapat digunakan untuk mengefrais bentuk-bentuk
dan ukuran standar maupun bentuk-bentuk dan ukuran
yang berbeda-beda.
Bermacam-macam pisau bentuk dapat dilihat pada Gambar 9.

17
a (pisau Cekung) b (Pisau Cembung)

c (Pisau Sudut dan Bulat)) d (Pisau Roda Gigi)

e. Pisau Frais Bentuk Khusus

Gambar 9. Pisau Frais Bentuk

c. Parameter pemotongan proses frais


Agar penyayatan pada proses pemesinan frais dapat
berjalan dengan efektif dan efisien, maka perlu diperhatikan
berbagai parameter dalam proses pemesinan frais yaitu:
kecepatan potong, putaran pisau, feeding, kedalaman
pemotongan, gerak makan per gigi, kedalaman pemotongan,
waktu pemotongan, dan kecepatan penghasilan tatal (chip).
1) Kecepatan potong/cutting speed (V) m/menit
Dalam menentukan kecepatan potong beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan antara lain: (1) material benda kerja
yang akan difrais, (2) material pisau frais, (3) diameter
pisau, (4) kehalusan permukaan yang diharapkan, (5)
dalam pemotongan yang ditentukan, dan (6) Rigiditas

18
penyiapan benda kerja dan mesin. Untuk benda kerja yang
berbeda kekerasannya, strukturnya dan kemampuan
pemesinaanya diperlukan penentuan cutting speed yang
berbeda. Tabel 1 berikut menunjukkan cara penentuan
cutting speed:

Tabel 1. Cutting Speed untuk Proses frais


High-Speed Steel Cutter Carbide Cutter
Material
ft/min m/min ft/min m/min
Machine steel 70-100 21-30 150-250 45-75
Tool steel 60-70 18-20 125-200 40-80
Cast iron 50-80 15-25 125-200 40-80
Bronze 65-120 20-35 200-400 80-120
Aluminium 500-1000 150-300 1000-2000 150-300

Cutting speed dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan:


v = (π.d.n)/1000
m/min, v = cutting
speed (m/menit), d =
diameter pisau frais
(mm) n = putaran
pisau (rpm)

2) Penentuan putaran Pisau (n) rpm


Terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan putaran pisau frais antara lain: (1) Material
yang akan di frais, (2) Bahan pisau frais, dan (3) Diameter
pisau frais

3) Feed (vf) mm/putaran


Feed dapat dinyatakan sebagai rasio gerak benda kerja
terhadap gerak putar pisau frais. Dalam menentukan feed,
faktor yang harus diperhatikan adalah: (1) Dalam
pemakanan, (2) Tipe pisau frais, (3) Bentuk pisau frais, (4)

19
Kekuatan dan keseragaman benda kerja, (5) Tipe
permukaan finishing yang ditentukan, dan (6) Power dan
rigiditas mesin.

4) Kedalaman pemotongan (a)


Pemakanan pada proses frais meliputi pemakanan kasar
dan pemakanan halus (finishing). Pada pemakanan kasar
kedalaman pemotongan dapat ditentukan pada kedalaman
maksimal (lebih dalam). Pada pemotongan yang berat
dapat digunakan pisau dengan gigi helik dan jumlah gigi
yang lebih sedidkit. Pemotongan dengan jumlah gigi
potong lebih sedikit akan menghasilkan pemotongan yang
lebih kuat dan lebih mempunyai kelonggaran yang lebih
besar daripada banyak gigi.

Pada pemotongan halus (finishing) dilakukan secara ringan


(light) daripada pemotongan kasar. Dalamnya pemotongan
pada pemakanan kasar biasanya tidak lebih dari 1/64 inchi
(0,39 mm). Pada pemakanan halus, feed harus dikurangi
dan putaran pisau dipercepat.

a) Gerak makan per


gigi, Fz Fz = vf
/z.n. mm/gigi
Z = jumlah gigi pisau frais
b) Waktu pemotongan (tc)
menit tc = lt/vf
menit Keterangan:
lt = lv + lw + ln (mm) lt = panjang
total lw= panjang benda kerja lv =
jarak awal sebelum menyayat ln =
jarak keluar benda kerja setelah
menyayat lv = 1 , untuk mengefrais

20
datar lv ≥ 0 untuk mengefrais tegak
ln ≥ 0 untuk mengefrais datar ln ≈ d/2
untuk mengefrais tegak

c) Kecepatan penghasilan
geram Z = (vf.a.w)
/1000 cm3/min. vf =
feeding a = kedalaman
penyayatan w = lebar
benda kerja yang
disayat

2) Frais benda kerja bertingkat,


Untuk melakukan proses prais benda kerja bertingkat, tentunya
disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Sebagai contoh, kita
akan melaksanakan pekerjaan frais benda kerja bertingkat sesuai
gambar di bawah ini.

Untuk mengerjakan job frais sesuai gambar tersebut, perlu kita


analisis terlebih dahulu langkah kerja yang tepat, serta pemakaian
jenis pisau frais yang dibutuhkan. Untuk job tersebut, proses frais
yang dilaksanakan terdiri dari: pengefraisan rata vertical-
horisontal, pengefraisan bertingkat (alur), dan pengeboran. Secara
rinci langkah kerja untuk job tersebut, sebagai berikut:

21
a. Pengefraisan Rata Sejajar dan Siku Arah Mendatar (Horizontal)
Dalam melakukan pemotongan mendatar, jenis mesin yang
digunakan yaitu mesin frais horizontal. Pisau yang digunakan
yaitu jenis pisau frais mantel. Berikut ini langkah-langkah
pengefraisan rata dengan posisi mendatar:
• Siapkan perlengkapan mesin yang diperlukan meliputi
ragum mesin,arbor,dan satu set kollar (ring arbor) dengan
diameter lubang sama dengan diameter lubang alat potong
yang akan digunakan berikut kelengkapan lainnya.
• Majukan lengan (Gambar 10a) dan lepaskan pendukung
arbor (Gambar 10b).
• Bersihkan lubang dan arbor bagian tirusnya (Gambar 11).
• Pasang arbor pada spindle mesin dan ikat arbor dengan
memutar mur pengikat dibelakang bodi mesin (Gambar
12).

Gambar 10. Pemasangan arbor

22
Gambar 11. Membersihkan bagian arbor

Gambar 12. Mengikat arbor

• Pasang pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor


(Gambar 13a), posisi pengikatan yang benar dan (Gambar
13b), posisi pengikatan yang salah apabila yang
digunakan pisau mantel helik kiri.

a b

Gambar 13. Pemasangan cutter & kollar


• Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin
dengan posisi tidak jauh dari pisau dan ikat dengan kuat
(Gambar 14).

23
Gambar 14. Pemasangan pendukung arbor

• Selanjutnya pasang ragum pada meja mesin frais pada


posisi kurang lebih ditengah-tengah meja mesin agar
mendapatkan area kerja yang maksimal.
• Lakukan pengecekan kesejajaran ragum. Apabila jenis
pekerjaannya tidak dituntut hasil kesejajaran dengan
kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum
dapat dilakukan dengan penyiku (Gambar 15a). Apabila
hasil kesejajarannya dituntut dengan kepresisian yang
tinggi, pengecekan kesejajaran ragum harus dilakukan
dengan dial indicator (Gambar 15b).

24
a b

Gambar 15. Pengecekan kesejajaran ragum

• Pasang benda kerja pada ragum dengan diganjal paralel


pad di bawahnya (Gambar 16a) .Untuk mendapatkan
pemasangan benda kerja agar dapat duduk pada paralel
dengan baik, sebelum ragum dikencangkan dengan kuat,
pukul benda dengan keras secara pelanpelan dengan palu
lunak (Gambar 16b).

a b

Gambar 16. Pemasangan benda kerja pada ragum

• Selanjutnya lakukan setting nol untuk persiapan


melakukan pemakanan dengan cara menggunakan kertas
(Gambar 17a). Untuk jenis pekerjaan yang tidak dituntut
hasil dengan kepresisian tinggi, batas kedalaman

25
pemakanan dapat diberitanda dengan balok penggores
( Gambar 17b).

a b

Gambar 17. Setting nol

• Atur putaran dan feeding mesin sesuai dengan


perhitungan atau melihat tabel kecepatan potong mesin
frais.
• Selanjutnya, lakukan pemakanan dengan arah putaran
searah jarum jam bila pisau yang digunakan arah mata
sayatnya helik kiri (Gambar 18). Pemakanannya dapat
dilakukan secara manual maupun otomatis.

Gambar 18. Proses pemotongan benda kerja

• Dalam menggunakan nonius ketelitian yang terletak pada


handel mesin,pemutaran roda handel arahnya tidak boleh
berlawanan arah dari setting awal karena akan
menimbulkan kesalahan setting yang akan mengakibatkan

26
hasil tidak presisi. (Gambar 19) menunjukan pengunaan
nonius ketelitian pada handel mesin frais.

Gambar 19. Pemutaran handel pemakanan

b. Pemotongan Rata Sejajar dan Siku Arah Tegak (Vertical)


Untuk mengefrais bidang rata dapat digunakan shell endmill
cutter (Gambar 20) dengan cara yang sama, tetapi
menggunakan mesin frais tegak. Namun, untuk mesin frais
universal dapat juga digunakan untuk mengefrais rata pada
sisi benda kerja, yaitu stub arbor dipasang langsung pada
spindel mesin.

Gambar 20. Proses pengefraisan bidang rata dengan shell endmill cutter

c. Pengefraisan bertingkat (pembuatan alur)


Pembuatan profil bertingkat, menggunakan pisau sesuai dengan
ukuran dan jenis pekerjaannya. Untuk job ini, pembuatan profil

27
bertingkat sama dengan proses pembuatan alur dengan
menggunakan pisau end mill diameter 12 mm..

Gambar 21. Proses pengefraisan bertingkat/alur

3) Frais roda gigi payung


Roda gigi payung digunakan apabila diinginkan untuk memindah
daya pada posisi poros yang bersinggungan (intersection). Contoh
penggunaan roda gigi ini misalnya pada: drill chuck, jalur vertical
pada mesin planning, mekanisme pengatur langkah pada mesin
skrap dan pengatur arah pada mesin bor pekerjaan berat. Pada
umunya pasangan roda gigi payung membentuk sudut 90 0, namun
dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan roda gigi payung dengan
sudut lebih besar maupun lebih kecil dari 90 0.

Gambar 22. Roda gigi payung

Selanjutnya kita akan pelajari bagaimana caranya melaksanakan


proses pekerjaan frais untuk pembuatan profil roda gigi payung.

28
Untuk lebih jelasnya, diberikan contoh job roda gigi payung
seperti pada gambar kerja berikut.
• Ketentuan: Sudut shaft angle ∑ = 90˚
• Modul yang digunakan, m = 2
• Jumlah gigi, z = 24 gigi
• Sudut tekan α = 20˚

Langkah kerja pengefraisan roda gigi payung untuk gambar kerja


tersebut, sebagai berikut:
Perhitungan RG Pinion
 Diamter tusuk (Dt)  Tinggi gigi (H)
𝐷𝑡 = 𝑧. m H = 2 𝑚𝑚+2.376 𝑚 = 4,37 mm
𝐷𝑡 = 24.2
𝐷𝑡 = 48 𝑚𝑚  Sudut kaki gigi (Ѳ𝑓)

29
 Sudut tusuk (𝛿)  Sudut kepala gigi (Ѳa)

𝛿 = 45˚
 Panjang kerucut (R)  Tip angle (𝛿a)
R1= a = + Ѳa
R1= a= + a
R1= = ˚2’

 Lebar gigi (b) b  Root angle ( f)


f = - Ѳf f
= - 4˚2’ f
b b = ˚57’
=

 Tinggi kepala  Diameter luar (Da)


Da =
Da=
= Da=
 Tinggi kaki (Hf)  Inner tip diameter (Di)
Hf = -
Di
Hf = -
Hf = Di
Di =

Perhitungan RG Driven
 Diamter tusuk (Dt2)  Tinggi gigi (H)
2= H= + = 4,37
2= mm
2=  Sudut kaki gigi ( 2)

30
 Sudut tusuk ( 2)  Sudut kepala gigi (Ѳa2)
Ѳa2 = 1
Ѳa2 =

2 = 68,2˚
 Panjang kerucut (R2)  Tip angle ( a2) a2 =
2 + Ѳa2
R
a2 =
R + 1,89 ˚
R2= a2 = ˚
 Lebar gigi (b2)  Root angle ( f2)
f2 = 2 – Ѳf2
B
f2 = - 3,71 ˚
B f2 =64,5 ˚
B2 =
 Tinggi kepala  Diameter luar (Da2)
Da2 =
Da2=
Da2=
 Tinggi kaki (Hf2)  Inner tip diameter (Di2)
Hf2 = -
Di
Hf2 = - Hf2
= m Di
Di2 =

Langkah kerja:
Langkah kerja proses pengefraisan roda gigi paying sesuai job di atas
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Alat / mesin /
No Gambar ilustrasi pekerjaan Langkah kerja
instrument

31
1. Mempersiapkan mesin frais dan • Mesin frais 1. memasang pisau
perlengkapannya • Tool box frais roda gigi modul 2
nomer 4 (20-25 gigi)
• Dividinghead
pada arbor panjang dan
• Palu karet ditopang support arbor
• Pisau roda
gigi modul 2
no4
• Dial indicator
• Kunci klem 2. pasang dividing
• Kunci chuck head pada meja mesin
• Kunci inggris frais dan setting
• penyiku kelurusan dan
kesejajaran dividing
head dengan
menggunkan silinder
panjang dan dial
indicator

3. pasang benda kerja


cutter pada dividing head dan
setting tegak lurusnya
cutter dengan sumbu
BK, dengan
penyiku
menyentuhkan sisi
terluar BK dengan
BK penyiku dan sisi cutter
modul, lalu digeser
sejauh

4. setting kemiringan
40,57˚ Dividing head sebesar
Root Angle

32
2. Setting 0 Benda Kerja (BK) • Mesin frais 1. setting kecepatan
• Cutter modul spindle mesin frais
2 no 4 dengan
rumus
• Kertas basah
• Dividing =
head

rpm

2. tempelkan kertas
basah pada permukaan
tirus BK

3. hidupkan spindle
mesin frais dan
sentuhkan cutter ke
kertas basah

4.bebaskan BK dari
cutter dengan menarik
meja frais menjauhi
cutter

5. setting kedudukan
meja frais menjadi 0

3. Pengefraisan profil roda gigi • Mesin frais 1. naikan meja frais


• Cutter modul dengan memutar
2 no 4 poros engkol
 Dividing setinggi H
2. lakukan pemakanan
head
dengan memajukan
BK dengan
memutar meja frias
mendekati cutter
hingga profil gigi
terbentuk
3. bebaskan BK dari
pergerakan cuter
dengan menarik
kembali meja frais

33
4. Putar Dividing head 1x putaran • Mesin frais 1. putar dividing
+ 36 lubang pada • Cutter modul head dengan rumus
piringan 54 lubang 2 no 4
 Dividing Nc = =
head

2. pilih lubang
piring pembagi yang
memiliki lubang 54

3.putar piringan
pembagi dividing
head 1 putaran +
36 lubang

5. Pengefraisan profil roda gigi • Mesin frais 1. lakukan


• Cutter modul pemakanan dengan
memajukan BK dengan
2 no 4
memutar meja frias
 Dividing mendekati cutter hingga
head profil gigi
terbentuk
2. bebaskan BK dari
pergerakan cuter dengan
menarik kembali meja
frais
3. putar piringan
pembagi dividing
head 1 putaran + 36
lubang
4. ulangi proses
nomer 12-14 hingga
seluruh
profil gigi terbentuk
6. Deburring roda gigi payung  Kikir halus 1. lepas benda kerja
dari mesin frais

2. lepas mandrell dari


benda kerja

3. lakukan
pengamatan dengan mata,
bila terdapat sisi tajam
dan kasar, segera
hilangkan dengan kikir
halus.

34
4) Frais benda kerja suaian
Pekerjaan frais pada benda kerja suaian biasanya dilakukan pada
pembuatan alur pasak, pembuatan alur ekor burung, bentuk
persegi dan benda-benda rakitan atau assembly. Untuk pekerjaan
suaian tentunya harus mengikuti kaidah suaian atau toleransi yang
telah dibahas pada KB 1. a. Pengefraisan alur pasak
Poros yang berfungsi sebagai penerus daya biasanya dibuat
alur pasak. Alur pasak tersebut pembuatannya dapat
dilakukan dengan mesin frais. Gambar 23 menunjukkan
pemotongan alur pasak pada mesin frais horizontal. Gambar
24 menunjukan pemotongan alur pasak yang stub arbornya
dipasang langsung pada lubang spindel mendatar Gambar 25
menunjukan pemotongan alur pasak pada mesin frais vertical.

Gambar 23. Pembuatan alur pasak pada mesin frais horizontal

35
Gambar 24. Pembuatan alur pasak dengan spindle mendatar

Gambar 25. Pembuatan alur pasak dengan mesin frais vertical

b. Pengefraisan alur ekor burung


Pengefraisan alur ekor burung biasa dikukan pada benda kerja
rakitan dengan model pengepasannya menyerupai ekor
burung. Benda seperti ini misalnya pada landasan kepala lepas
mesin bubut yang peletakannya pada bed/meja mesin bubut.

Gambar 26. Pembuatan alur ekor burung

c. Pengefraisan bentuk persegi

36
Bentuk-bentuk persegi misalnya membuat segienam,
segiempat, dan sebagainya, dapat dilakukan dengan mesin
frais dengan alat bantu kepala pembagi. Untuk membuat
bentuk segi beraturan ini dapat dilakukan pada posisi
mendatar dengan menggunakan pisau end mill (Gambar 27).
Atau dilakukan pada posisi tegak dengan menggunakan pisau
shell end mill (Gambar 28).

Gambar 27. Pengefraisan segi empat dengan end mill cutter

Gambar 28. Pengefraisan persegi empat dengan sheel end mill cutter

5. Forum Diskusi
Cermati gambar di bawah ini, kemudian diskusikan bersama
teman dalam kelompok anda, dengan instruksi sebagai berikut:
• Gunakan Acuan Teori Roda Gigi Payung/Tirus, Teknik
pencekaman blank, Teknik mengefrais roda gigi tirus, Tabel

37
RPM, Metrologi, dan K3, serta SOP pengoperasian mesin
frais manual.
• Modul gigi, M = 2
• Jumlah gigi, Z = 18
• Sudut tusuk, ά = 45 °
• Hitung : Ukuran dimensi RG Payung tersebut. ?

C. Penutup
1. Rangkuman
1) Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda
kerja dengan alat potong yang berputar. Proses pemesinan
frais merupakan proses penyayatan benda kerja yang
sangat efektif, karena alat potongnya memiliki sisi potong
jamak. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar,
bidang rata miring menyudut, bidang siku, bidang sejajar,
alur lurus atau melingkar, dan segi banyak beraturan
maupun tidak beraturan. Disamping itu dengan tambahan

38
peralatan bantu mesin frais dapat digunakan untuk
mengerjakan pembuatan: roda gigi (lurus, rack, helik,
payung, dan roda gigi cacing), no/eksentrik, ulir scolor
(ulir pada bidang datar), dan ulir cacing yang mempunyai
kisar besar dan tidak dapat dikerjakan di mesin bubut. Pada
umumnya mesin frais yang dikendalikan secara mekanis
konvensional manual) dapat dikelompokkan menjadi mesin
frais horisontal dan vertikal.

2) Secara garis besar, perlengkapan mesin frais dapat


dikelompokkan menjadi dua,yaitu peralatan penjepit benda
kerja dan penjepit pisau. Peralatan penjepit benda kerja
adalah: clamp, vice (vice plate, swivel vice, compound
vice), v-block, angle plate, rotary table, dan deviding head.
Sedangkan peralatan penjepit pisau adalah: drill chuck
arbor, long arbor, stub arbor, short arbor, collet arbor,
sleeve arbor, side lock arbor, dan boring head arbor.
3) Pisau frais atau gigi pisau frais pada umumnya terbuat dari
bahanbahan high speed steel, cemented carbide atau cast
alloy. Pisau frais dapat dibedakan mejadi pisau frais solid
dan pisau frais inserted. Tipe solid dibuat dari material
solid seperti HSS atau dibuat dari carbon steel, alloy steel,
atau HSS dengan gigi cemented carbide yang dibrasing
pada bodi pisau. Jenis pisau frais adalah: plain milling,
side milling, metal slitting saw, end milling, face milling,
Tslot milling, devotil milling, dan form milling (cekung,
cembung).
4) Parameter-parameter yang perlu diperhatikan dalam proses
pemesinan frais adalah: kecepatan potong, kecepatan
putaran pisau frais, feeding, kedalaman penyayatan, waktu
pemotongan, dan kecepatan penghasilan tatal. Dalam
menentukan kecepatan potong, beberapa faktor yang perlu

39
dipertimbangkan antara lain: (1) material benda kerja yang
akan difrais, (2) material pisau frais, (3) diameter pisau, (4)
kehalusan permukaan yang diharapkan, (5) dalam
pemotongan yang ditentukan, dan (6) Rigiditas penyiapan
benda kerja dan mesin. Terdapat tiga faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan putaran pisau frais
antara lain: (1) material yang akan di frais, (2) bahan pisau
frais, dan (3) diameter pisau frais. Feeding dapat
dinyatakan sebagai rasio gerak benda kerja terhadap gerak
putar pisau frais. Faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam menentukan bnesarnya feeding adalah: (1) dalam
pemakanan, (2) tipe pisau frais, (3) bentuk pisau frais, (4)
kekuatan dan keseragaman benda kerja, (5) tipe permukaan
finishing yang ditentukan, dan (6) power dan rigiditas
mesin.
5) Pembagian dengan menggunakan kepala pembagi dapat
dilakukan dengan teknik pembagian langsung, tidak
langsung, pembagian deferensial, dan pembagian sudut.
6) Roda gigi merupakan salah satu elemen penting pada
mekanisme suatu peralatan/konstruksi mesin. Roda gigi
berfungsi sebagai transmisi daya, untuk mengubah arah
putaran/gerakan, dan juga dapat digunakan untuk
meningkatkan maupun menurunkan kecepatan suatu
putaran/gerakan. Keuntungan menggunakan transmisi daya
dengan roda gigi adalah tidak terjadi slip, sehingga speed
ratio tetap.
7) Berbagai macam bentuk roda gigi dapat juga
dikelompokkan berdasarkan posisi poros atau sumbu antara
roda gigi penggerak dan roda gigi yang digerakkan, sebagai
berikut:

40
• Poros sejajar : roda gigi lurus, roda gigi helik, roda
gigi rack dan pinion).
• Poros yang berpotongan : ulir cacing dengan roda
cacing, dan roda gigi helik).
• Poros yang bersinggungan: roda gigi payung/konis.

2. Tes Formatif
Petunjuk:
Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara pilihan A,B,C,D,E

1. Gambar ini merupakan perlengkapan mesin frais yang bernama..


a. Sleeve arbor for cutter
b. Sleeve arbor for twist drill
c. Collet arbor
d. Short arbor
e. Stub arbor
2. Berikut ini faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan putaran pisau frais yaitu:
a. material yang akan di frais,
b. material pisau frais,
c. diameter pisau frais,
d. a dan b benar.
e. a, b, dan c benar.
3. Berikut ini faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan
feeding pada proses frais, yaitu:…… a. kedalaman pemakanan,
b. tipe pisau frais
c. kehalusan permukaan
d. a,c benar
e. a,b,c benar

41
4. Jika diketahui n=600 rpm, dan f = 0,2 mm/putaran, maka
kecepatan pemakanan (F mm/menit) adalah sebesar….
a. 160 mm/menit
b. 150 mm/menit
c. 140 mm/menit
d. 130 mm/menit
e. 120 mm/menit

5. Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi 32. Roda gigi tersebut
dikerjakan dengan mesin frais menggunakan kepala pembagi
dengan i=40. Tentukan putaran engkol pada kepala pembagi jika
piring pembagi yang digunakan memiliki deretan lubang dengan
jumlah lubang: 15, 16, 17, 18, 19 dan 20.
a. 1 + 4/16 putaran
b. 1 + 5/20 putaran
c. 20/16 putaran
d. 25/20 putaran
e. a dan b benar.
6. Jika kita memutarkan engkol pada kepala pembagi sejauh dua
jarak lobang pada plat pembagi yang memiliki jumlah lobang
18, maka besarnya sama dengan ………
a. 1o
b. 2o
c. 3o
d. 4o
e. 30’
7. Pisau frais yang digunakan untuk membuat alur yang sempit dan
dalam adalah:
a. end mill
b. slot mill
c. slotting saw mill

42
d. face mill
e. slab mill
8. Diketahui data roda gigi payung sebagai berikut; jumlah gigi 18
buah, modul 2, dan sudut tusuk 450. Berapakah panjang kerucut
roda gigi tersebut.?
a. 25,46 mm.
b. 24,56 mm.
c. 24,64 mm.
d. 25,65 mm.
e. 23,54 mm.
9. Berdasarkan soal no 8 tersebut, berapakah lebar gigi nya.?
a. 6,87 mm.
b. 7,47 mm.
c. 8,49 mm.
d. 5,25 mm.
e. 4,78 mm.

10. Pernyataan berikut ini semua benar, kecuali:


a. Pada metode pemotongan up milling gerak dari putaran pisau
berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais
b. Bentuk penampang melintang beram (chip) pada up milling
adalah seperti koma
c. pada metode pemotongan up milling, ketebalan maksimal
beram terjadi pada akhir penyayatan
d. pada metode pemotongan up milling benda kerja cenderung
akan terangkat
e. metode pemotongan up milling tidak cocok digunakan pada
mesin frais konvensional

3. Daftar Pustaka

43
B.H. Amstead, Bambang Priambodo. (1995). Teknologi Mekanik
Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Budiman, A., Priambodo, B. (1999). Elemen Mesin Jilid 1 (G.
Niemann. Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Chapman W.A.J. (1972). Senior Workshop Calculation, Third
Edition, London: Edward Arnold Publisher
Gerling Heinrich. (1965). All About Machine Tools. New Delhi:
Wiley Eastern Limited.
Taufiq Rochim, (1993). Teori & Teknologi Proses Pemesinan.
Bandung: Proyek HEDS.
Widarto. (2008). Teknik Pemesinan untuk SMK. Jakarta.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan-
Departemen Pendidikan Nasional

44

Anda mungkin juga menyukai