Kode: DAR@/Profesional/1/4/2019
KELOMPOK BELAJAR 2
PEMESINAN FRAIS
Nama Penulis:
Paryanto
1
Halaman Judul 1
Daftar Isi 2
A. Pendahuluan 3
1. Deskripsi Singkat 3
2. Relevansi 3
3. Panduan Belajar 3
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran 4
2. Sub Capaian Pembelajaran 4
3. Pokok-Pokok Materi 4
4. Uraian Materi 4
5. Forum Diskusi 35
C. Penutup 36
1. Rangkuman 36
2. Tes Formatif 38
3. Daftar Pustaka 41
A. Pendahuluan
2
1. Diskripsi singkat : Kegiatan Belajar (KB) ini berisi tentang materi proses
pengefraisan, yaitu terdiri dari persiapan pekerjaan frais manual, proses frais
benda kerja bertingkat dan proses frais benda kerja suaian. Materi pada KB
ini relevan dengan kebutuhan guru terkait dengan kemampuan mengerjakan
dan mengajarkan proses frais. Untuk mempelajari KB ini, mestinya
mahasiswa sudah memiliki pengetahuan tentang pengoperasian mesin frais
dan pengefraisan benda kerja datar.
2. Relevansi : Kedalaman materi modul ini setara dengan KKNI level 5.
Capaian pembelajaran modul dalam lingkup pengetahuan dan ketrampilan
PPG vokasi Teknik Mesin yang relevan dengan struktur kurikulum SMK.
Kegiatankegiatan belajar yang disajikan relevan dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa, program keahlian
Teknik Mesin. Dengan dikuasainya materi Pemesinan Frais maka cukup
signifikan dengan pekerjaan di industri bidang manufaktur.
3. Petunjuk belajar: Proses pembelajaran materi Pemesinan Frais yang sedang
diikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
a) Bacalah dan pahami capaian pembelajaran dan sub capaian pembelajaran
kemudian catat bagian yang belum Anda kuasai dan yang sudah Anda
kuasai.
b) Bacalah uraian materi pada bagian yang belum Anda kuasai dan apabila
belum cukup dapat ditambah dengan sumber belajar lain dari buku
bacaan di daftar pustaka. Lakukan kajian terhadap proses pemesinan
frais yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda.
c) Setelah Anda menguasai semua tugas dan tes formatif pada keempat
kegiatan belajar, silahkan Anda lanjutkan dengan mengerjakan tugas
akhir dan tes akhir.
B. Inti
3
1. Capaian Pembelajaran (CP):
Menguasai materi ajar pada bidang studi Teknik Mesin yang meliputi: Teknik
pemesinan; Teknik pengelasan; Teknik pengecoran Logam; Teknik mekanik
industri; Teknik perancangan dan gambar mesin; dan Teknik fabrikasi Logam
dan Manufaktur termasuk kewirausahan dan advance materials secara
bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa”
(filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari)
sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi
keahlian yang dibutuhkan oleh DUDI
3. Pokok-Pokok Materi
a) Persiapan pekerjaan frais manual
b) Frais benda kerja bertingkat
c) Frais roda gigi payung
d) Frais benda kerja suaian
4. Uraian Materi
1) Persiapan pekerjaan frais manual
Proses pemesinan frais adalah proses pemotongan benda kerja
dengan alat potong yang berputar. Proses pemesinan frais merupakan
proses pemotongan benda kerja yang sangat efektif, karena pisau frais
memiliki sisi potong jamak. Permukaan yang dipotong bisa berbentuk
bidang rata datar, bidang rata miring menyudut, bidang siku, bidang
4
sejajar, alur lurus atau melingkar, dan segi banyak beraturan maupun yang
tidak beraturan. Disamping itu dengan penggunaan peralatan bantu, mesin
frais dapat digunakan untuk mengerjakan pembuatan roda gigi (lurus,
rack, helik, payung, dan roda gigi cacing), nok/eksentrik, ulir scolor (ulir
pada bidang datar), dan ulir cacing yang mempunyai kisar besar dan tidak
dapat dikerjakan di mesin bubut.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan
proses pengefraisan, diantaranya sebagai berikut: a. Perlengkapan mesin
frais
Beberapa perlengkapan mesin frais yang dapat digunakan selama
proses pekerjaan menggunakan mesin frais, diantaranya sebagai
berikut:
1) Drill Chuck Arbor
5
Digunakan untuk mencekam pisau
dengan tangkai silindris, dan
6
Salah satu jenis Arbor yang mengencangkan screw yang ada pada
digunakan untuk mencekam cutter arbor, sehingga screw tersebut menekan
dengan tangkai silindris, dimana cutter dan mengikatnya, untuk itu perlu
prinsip pencekamannya cukup ada bidang rata pada
sederhana, yaitu hanya dengan
sisi tangkai cutter, agar bisa
tercekam dengan baik.
Digunakan
untuk
mencekam
boring tools,
dimana pada
boring head
biasanya
disertai skala
9) Clamping
Clamping digunakan untuk
yang cukup
teliti untuk
pembuatan
lubang yang
memiliki ukuran presisi.
7
10) Angle Plate Angle plate digunakan sebagai
dudukan atau basis dari benda kerja
yang dituntut memiliki kesikuan
yang teliti, yang tidak bisa dicekam
dengan
ragum. Benda kerja yang dipasang
pada angle plate, dicekam dengan
menggunakan clamp.
8
pemesinan frais.
c) Compound Vice
Rotary table
digunakan untuk
membuat pembagian
jarak-jarak lobang,
alur radius
(melingkar), dan
bentuk-bentuk segi
banyak.
9
Untuk melakukan pekerjaan dengan mesin frais maka kita
harus tepat memilih jenis pisau frais yang akan digunakan.
Berdasarkan bentuknya pisau frais dapat dibedakan sebagai
berikut:
1) Pisau Frais Rata (Plain Milling Cutter)
Pisau frais rata dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,
pisau frais rata untuk pemotongan ringan dan pisau frais
rata untuk pemotongan berat.
a) Pisau frais rata Untuk Pemotongan Ringan (Light Duty Plain
Milling Machine)
Pisau ini pada umumnya digunakan untuk pekerjaan-
pekerjaan ringan Bentuk gigi dari pisau ini pada umunya
berupa gigi lurus maupun gigi miring/helik. Gigi helik
biasanya mempunyai sudut 250. Gigi-gigi helik lebih
sesuai untuk pemakanan dengan tenaga yang lebih
sedikit mulai awal pemakanan, getaran yang lebih
ringan dan mampu menghasilkan permukaan yang lebih
halus. Gigi-gigi pisau ini pada umumnya kecil dengan
pitch kecil pula. Pisau ini didesain untuk pemotongan
ringan dengan kecepatan sedang.
10
biasanya terdiri dari 8 gigi dan untuk diameter 4”
biasanya 10 gigi. Sudut kemiringan gigi pisau antara
250-450. Pisau ini didesain untuk pekerjaan– pekerjaan
kasar (berat)
11
a. Pisau sisi lurus b. Pisau setengah sisi c. Pisau Staggered
12
3/16 inchi dan selebihnya, dan bisa pula untuk
pemotongan yang lebih tajam. Biasanya pisau ini
mempunyai lebar3/16 inchi hingga ¼ Inchi dengan
diameter 3” sampai 8”.
d) Pisau Alur Sekrup (Screw Sloting Cutter) adalah pisau
potong khusus yang didesain untuk memotong alur dalam
kepala baut. Pisau ini juga dapat digunakan untuk
pemotongan ringan seperti pemotongan tube copper, ring
piston dan benda sejenisnya. Pisau ini mempunyai fine
feeds. Pada sisi pisau ini dibuat lengkung lurus san sejajar.
Pisau ini mempunyai lebar 0,020”-0,182” dan diameter
maksimal 2 ¾ inchi.
a b c
a. Pisau gergaji lurus, b. Pisau potong staggered dan pisau
potong dengan gigi samping, dan c. Pisau alur sekrup
13
b) Pisau sudut ganda digunakan untuk pembuatan alur V.
Pisau ini mempunyai bentuk sisi V dan biasanya
dibuat dengan sudut 450, 600, atau 900..
a b
14
Ujung sisi didesain untuk dapat memotong hinggga
ke center. Pisau ini dapat digunakan sebagaimana bor
dan dapat pula digunakan untuk membuat alur.
b. End mill dengan mata potong jamak. Pisau ini
mempunyai tiga, empat, enam atau delapan sisi
potong dan biasanya mempunyai diameter di atas 2“
c. Ball end mill. Pisau ini digunakan untuk pengefraisan
fillet atau alur dengan radius pada permukaannya,
untuk alur bulat, lubang, bentuk bola dan untuk
semua pengerjaan bentuk bulat.
d. Shell end mill. Pisau ini mempunyai lubang untuk
pemasangannya pada arbor pendek. Gigi-gigi pisau
ini biasanya berbentuk helik. Pisau ini dibuat lebih
besar ukurannya dari pada pisau solid dan biasanya
berukuran 1 ¼ “ sampai 6 “ .
Gambar. 6. Pisau Jari ( end mill cutter) (A) Dua mata satu ujung,
(B) Dua mata dua ujung, (C) Tiga mata satu ujung, (D)
Mata ganda satu ujung, (E) Empat mata dua ujung, (F)
Dua mata ujung bulat, (G) Type Carbide , (H) Tipe
carbide gigi helik kanan, (I) Mata potong ganda gagang
tirus, (J) Tipe carbide dengan ujung tirus dan gigi helik.
15
Gambar. 7. Pisau Shell End Mill
16
8) Pisau Modul
Pisau ini dipakai untuk membuat roda-roda gigi. Dalam
satu set, pisau modul terdapat 8 dan 15 buah pisau modul.
17
a (pisau Cekung) b (Pisau Cembung)
18
penyiapan benda kerja dan mesin. Untuk benda kerja yang
berbeda kekerasannya, strukturnya dan kemampuan
pemesinaanya diperlukan penentuan cutting speed yang
berbeda. Tabel 1 berikut menunjukkan cara penentuan
cutting speed:
19
Kekuatan dan keseragaman benda kerja, (5) Tipe
permukaan finishing yang ditentukan, dan (6) Power dan
rigiditas mesin.
20
datar lv ≥ 0 untuk mengefrais tegak
ln ≥ 0 untuk mengefrais datar ln ≈ d/2
untuk mengefrais tegak
c) Kecepatan penghasilan
geram Z = (vf.a.w)
/1000 cm3/min. vf =
feeding a = kedalaman
penyayatan w = lebar
benda kerja yang
disayat
21
a. Pengefraisan Rata Sejajar dan Siku Arah Mendatar (Horizontal)
Dalam melakukan pemotongan mendatar, jenis mesin yang
digunakan yaitu mesin frais horizontal. Pisau yang digunakan
yaitu jenis pisau frais mantel. Berikut ini langkah-langkah
pengefraisan rata dengan posisi mendatar:
• Siapkan perlengkapan mesin yang diperlukan meliputi
ragum mesin,arbor,dan satu set kollar (ring arbor) dengan
diameter lubang sama dengan diameter lubang alat potong
yang akan digunakan berikut kelengkapan lainnya.
• Majukan lengan (Gambar 10a) dan lepaskan pendukung
arbor (Gambar 10b).
• Bersihkan lubang dan arbor bagian tirusnya (Gambar 11).
• Pasang arbor pada spindle mesin dan ikat arbor dengan
memutar mur pengikat dibelakang bodi mesin (Gambar
12).
22
Gambar 11. Membersihkan bagian arbor
a b
23
Gambar 14. Pemasangan pendukung arbor
24
a b
a b
25
pemakanan dapat diberitanda dengan balok penggores
( Gambar 17b).
a b
26
hasil tidak presisi. (Gambar 19) menunjukan pengunaan
nonius ketelitian pada handel mesin frais.
Gambar 20. Proses pengefraisan bidang rata dengan shell endmill cutter
27
bertingkat sama dengan proses pembuatan alur dengan
menggunakan pisau end mill diameter 12 mm..
28
Untuk lebih jelasnya, diberikan contoh job roda gigi payung
seperti pada gambar kerja berikut.
• Ketentuan: Sudut shaft angle ∑ = 90˚
• Modul yang digunakan, m = 2
• Jumlah gigi, z = 24 gigi
• Sudut tekan α = 20˚
29
Sudut tusuk (𝛿) Sudut kepala gigi (Ѳa)
𝛿 = 45˚
Panjang kerucut (R) Tip angle (𝛿a)
R1= a = + Ѳa
R1= a= + a
R1= = ˚2’
Perhitungan RG Driven
Diamter tusuk (Dt2) Tinggi gigi (H)
2= H= + = 4,37
2= mm
2= Sudut kaki gigi ( 2)
30
Sudut tusuk ( 2) Sudut kepala gigi (Ѳa2)
Ѳa2 = 1
Ѳa2 =
2 = 68,2˚
Panjang kerucut (R2) Tip angle ( a2) a2 =
2 + Ѳa2
R
a2 =
R + 1,89 ˚
R2= a2 = ˚
Lebar gigi (b2) Root angle ( f2)
f2 = 2 – Ѳf2
B
f2 = - 3,71 ˚
B f2 =64,5 ˚
B2 =
Tinggi kepala Diameter luar (Da2)
Da2 =
Da2=
Da2=
Tinggi kaki (Hf2) Inner tip diameter (Di2)
Hf2 = -
Di
Hf2 = - Hf2
= m Di
Di2 =
Langkah kerja:
Langkah kerja proses pengefraisan roda gigi paying sesuai job di atas
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Alat / mesin /
No Gambar ilustrasi pekerjaan Langkah kerja
instrument
31
1. Mempersiapkan mesin frais dan • Mesin frais 1. memasang pisau
perlengkapannya • Tool box frais roda gigi modul 2
nomer 4 (20-25 gigi)
• Dividinghead
pada arbor panjang dan
• Palu karet ditopang support arbor
• Pisau roda
gigi modul 2
no4
• Dial indicator
• Kunci klem 2. pasang dividing
• Kunci chuck head pada meja mesin
• Kunci inggris frais dan setting
• penyiku kelurusan dan
kesejajaran dividing
head dengan
menggunkan silinder
panjang dan dial
indicator
4. setting kemiringan
40,57˚ Dividing head sebesar
Root Angle
32
2. Setting 0 Benda Kerja (BK) • Mesin frais 1. setting kecepatan
• Cutter modul spindle mesin frais
2 no 4 dengan
rumus
• Kertas basah
• Dividing =
head
rpm
2. tempelkan kertas
basah pada permukaan
tirus BK
3. hidupkan spindle
mesin frais dan
sentuhkan cutter ke
kertas basah
4.bebaskan BK dari
cutter dengan menarik
meja frais menjauhi
cutter
5. setting kedudukan
meja frais menjadi 0
33
4. Putar Dividing head 1x putaran • Mesin frais 1. putar dividing
+ 36 lubang pada • Cutter modul head dengan rumus
piringan 54 lubang 2 no 4
Dividing Nc = =
head
2. pilih lubang
piring pembagi yang
memiliki lubang 54
3.putar piringan
pembagi dividing
head 1 putaran +
36 lubang
3. lakukan
pengamatan dengan mata,
bila terdapat sisi tajam
dan kasar, segera
hilangkan dengan kikir
halus.
34
4) Frais benda kerja suaian
Pekerjaan frais pada benda kerja suaian biasanya dilakukan pada
pembuatan alur pasak, pembuatan alur ekor burung, bentuk
persegi dan benda-benda rakitan atau assembly. Untuk pekerjaan
suaian tentunya harus mengikuti kaidah suaian atau toleransi yang
telah dibahas pada KB 1. a. Pengefraisan alur pasak
Poros yang berfungsi sebagai penerus daya biasanya dibuat
alur pasak. Alur pasak tersebut pembuatannya dapat
dilakukan dengan mesin frais. Gambar 23 menunjukkan
pemotongan alur pasak pada mesin frais horizontal. Gambar
24 menunjukan pemotongan alur pasak yang stub arbornya
dipasang langsung pada lubang spindel mendatar Gambar 25
menunjukan pemotongan alur pasak pada mesin frais vertical.
35
Gambar 24. Pembuatan alur pasak dengan spindle mendatar
36
Bentuk-bentuk persegi misalnya membuat segienam,
segiempat, dan sebagainya, dapat dilakukan dengan mesin
frais dengan alat bantu kepala pembagi. Untuk membuat
bentuk segi beraturan ini dapat dilakukan pada posisi
mendatar dengan menggunakan pisau end mill (Gambar 27).
Atau dilakukan pada posisi tegak dengan menggunakan pisau
shell end mill (Gambar 28).
Gambar 28. Pengefraisan persegi empat dengan sheel end mill cutter
5. Forum Diskusi
Cermati gambar di bawah ini, kemudian diskusikan bersama
teman dalam kelompok anda, dengan instruksi sebagai berikut:
• Gunakan Acuan Teori Roda Gigi Payung/Tirus, Teknik
pencekaman blank, Teknik mengefrais roda gigi tirus, Tabel
37
RPM, Metrologi, dan K3, serta SOP pengoperasian mesin
frais manual.
• Modul gigi, M = 2
• Jumlah gigi, Z = 18
• Sudut tusuk, ά = 45 °
• Hitung : Ukuran dimensi RG Payung tersebut. ?
C. Penutup
1. Rangkuman
1) Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda
kerja dengan alat potong yang berputar. Proses pemesinan
frais merupakan proses penyayatan benda kerja yang
sangat efektif, karena alat potongnya memiliki sisi potong
jamak. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar,
bidang rata miring menyudut, bidang siku, bidang sejajar,
alur lurus atau melingkar, dan segi banyak beraturan
maupun tidak beraturan. Disamping itu dengan tambahan
38
peralatan bantu mesin frais dapat digunakan untuk
mengerjakan pembuatan: roda gigi (lurus, rack, helik,
payung, dan roda gigi cacing), no/eksentrik, ulir scolor
(ulir pada bidang datar), dan ulir cacing yang mempunyai
kisar besar dan tidak dapat dikerjakan di mesin bubut. Pada
umumnya mesin frais yang dikendalikan secara mekanis
konvensional manual) dapat dikelompokkan menjadi mesin
frais horisontal dan vertikal.
39
dipertimbangkan antara lain: (1) material benda kerja yang
akan difrais, (2) material pisau frais, (3) diameter pisau, (4)
kehalusan permukaan yang diharapkan, (5) dalam
pemotongan yang ditentukan, dan (6) Rigiditas penyiapan
benda kerja dan mesin. Terdapat tiga faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan putaran pisau frais
antara lain: (1) material yang akan di frais, (2) bahan pisau
frais, dan (3) diameter pisau frais. Feeding dapat
dinyatakan sebagai rasio gerak benda kerja terhadap gerak
putar pisau frais. Faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam menentukan bnesarnya feeding adalah: (1) dalam
pemakanan, (2) tipe pisau frais, (3) bentuk pisau frais, (4)
kekuatan dan keseragaman benda kerja, (5) tipe permukaan
finishing yang ditentukan, dan (6) power dan rigiditas
mesin.
5) Pembagian dengan menggunakan kepala pembagi dapat
dilakukan dengan teknik pembagian langsung, tidak
langsung, pembagian deferensial, dan pembagian sudut.
6) Roda gigi merupakan salah satu elemen penting pada
mekanisme suatu peralatan/konstruksi mesin. Roda gigi
berfungsi sebagai transmisi daya, untuk mengubah arah
putaran/gerakan, dan juga dapat digunakan untuk
meningkatkan maupun menurunkan kecepatan suatu
putaran/gerakan. Keuntungan menggunakan transmisi daya
dengan roda gigi adalah tidak terjadi slip, sehingga speed
ratio tetap.
7) Berbagai macam bentuk roda gigi dapat juga
dikelompokkan berdasarkan posisi poros atau sumbu antara
roda gigi penggerak dan roda gigi yang digerakkan, sebagai
berikut:
40
• Poros sejajar : roda gigi lurus, roda gigi helik, roda
gigi rack dan pinion).
• Poros yang berpotongan : ulir cacing dengan roda
cacing, dan roda gigi helik).
• Poros yang bersinggungan: roda gigi payung/konis.
2. Tes Formatif
Petunjuk:
Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara pilihan A,B,C,D,E
41
4. Jika diketahui n=600 rpm, dan f = 0,2 mm/putaran, maka
kecepatan pemakanan (F mm/menit) adalah sebesar….
a. 160 mm/menit
b. 150 mm/menit
c. 140 mm/menit
d. 130 mm/menit
e. 120 mm/menit
5. Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi 32. Roda gigi tersebut
dikerjakan dengan mesin frais menggunakan kepala pembagi
dengan i=40. Tentukan putaran engkol pada kepala pembagi jika
piring pembagi yang digunakan memiliki deretan lubang dengan
jumlah lubang: 15, 16, 17, 18, 19 dan 20.
a. 1 + 4/16 putaran
b. 1 + 5/20 putaran
c. 20/16 putaran
d. 25/20 putaran
e. a dan b benar.
6. Jika kita memutarkan engkol pada kepala pembagi sejauh dua
jarak lobang pada plat pembagi yang memiliki jumlah lobang
18, maka besarnya sama dengan ………
a. 1o
b. 2o
c. 3o
d. 4o
e. 30’
7. Pisau frais yang digunakan untuk membuat alur yang sempit dan
dalam adalah:
a. end mill
b. slot mill
c. slotting saw mill
42
d. face mill
e. slab mill
8. Diketahui data roda gigi payung sebagai berikut; jumlah gigi 18
buah, modul 2, dan sudut tusuk 450. Berapakah panjang kerucut
roda gigi tersebut.?
a. 25,46 mm.
b. 24,56 mm.
c. 24,64 mm.
d. 25,65 mm.
e. 23,54 mm.
9. Berdasarkan soal no 8 tersebut, berapakah lebar gigi nya.?
a. 6,87 mm.
b. 7,47 mm.
c. 8,49 mm.
d. 5,25 mm.
e. 4,78 mm.
3. Daftar Pustaka
43
B.H. Amstead, Bambang Priambodo. (1995). Teknologi Mekanik
Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Budiman, A., Priambodo, B. (1999). Elemen Mesin Jilid 1 (G.
Niemann. Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Chapman W.A.J. (1972). Senior Workshop Calculation, Third
Edition, London: Edward Arnold Publisher
Gerling Heinrich. (1965). All About Machine Tools. New Delhi:
Wiley Eastern Limited.
Taufiq Rochim, (1993). Teori & Teknologi Proses Pemesinan.
Bandung: Proyek HEDS.
Widarto. (2008). Teknik Pemesinan untuk SMK. Jakarta.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan-
Departemen Pendidikan Nasional
44