NITRIDING
Nitriding dilakukan dengan memanaskan baja di dalam dapur
yang mengandung atom nitrogen aktif yang akan berdifusi ke
dalam baja dan bereaksi dengan unsur dalam baja dan mem-
bentuk nitrida yang sangat keras dan stabil.
Nitrogen aktif diperoleh dari gas amonia yang bila dipanaskan
pada temperatur 500 – 600OC akan berdekomposisi menjadi
nitrogen aktif dan gas hidrogen.
2 NH3 2 Nat + H2
Pada dasarnya semua baja dapat dinitriding, tetapi hasil yang
baik akan diperoleh bila baja mengandung unsur paduan yang
dapat membentuk nitrida (nitride forming elements) seperti
aluminium, kromium, atau molibdenum.
Benda kerja yang akan dinitriding dimasukkan ke dalam dapur
yang kedap udara dan kemudian gas amonia dialirkan secara
kontinu selama pemanasan pada temperatur 500 – 600 OC, dalam
waktu yang cukup lama (dapat sampai beberapa hari).
Lapisan yang terbentuk sangat tipis, sehingga baja yang dinitri-
ding biasanya tidak boleh terlalu lunak, 0,3 – 0,4 % C, agar
mampu mendukung lapisan yang terlalu tipis tersebut.
Baja yang dinitriding mempunyai sifat tahan aus, tahan korosi,
dan sifat tahan terhadap kelelahan yang sangat baik.
Bina Nusantara
PROSES PENGOLAHAN PERMUKAAN
1: gas nitrogen
6 2: pemanas
3 : kontrol
5 temperatur
1
4: pompa vakum
2 5: tegangan
tinggi
6: tabung nitrid
3 4
Bina Nusantara
CARBONITRIDING
Carbonitriding menggunakan gas seperti pada gas carburising
(campuran gas yang terdiri dari gas karbon monoksida dan gas
hidrokarbon) yang diperkaya dengan gas amonia, sehingga yang
berdifusi bukan hanya karbon tetapi juga nitrogen. Proses
berlangsung pada temperatur yang lebih rendah.
Dengan larutnya karbon dan nitrogen pada permukaan material
dasar (dalam austenit) maka akan mempertinggi hardenability,
sehingga quenching tidak perlu terlalu drastis pendinginannya,
apalagi juga temperatur pemanasan selama difusi lebih rendah,
maka kemungkinan terjadinya distorsi/retak akan lebih rendah.
Kekerasan yang dihasilkan dari carbonitriding (setelah quen-
ching) akan lebih stabil terhadap pemanasan, tidak mudah
menjadi lunak karena pemanasan.
Bina Nusantara
Proses pengerasan permukaan
(surface hardening)
Induction Hardening
• pengerasan induksi tidak mengalami
perubahan komposisi kimia di permukaannya,
zona yang dikeraskan permukaannya
dipanaskan hingga temperatur austenisasi lalu
didinginkan dengan cepat sehingga
membentuk struktur martensit. Baja yang
dikeraskan harus mempunyai sifat mampukeras
(hardenability) yang baik seperti baja dengan
kandungan karbon sekitar 0,3 sampai 0,6 %.
• Pemanasan pada proses pengerasan induksi
diperoleh dari arus bolak-balik berfrekuensi tinggi
berasal dari konverter oscilator yang selanjutnya
didinginkan dengan cepat (seperti terlihat pada
gambar 9.1). Arus bolak-balik dengan frekuensi
tinggi (10.000 sampai 50.000 Hz) ini
mengakibatkan timbulnya arus Eddy dalam lapisan
permukaan logam yang kemudian berubah menjadi
panas. Sedangkan kedalaman pemanasan tergantung
kepada daya dan frekuensi arus listrik.
Flame Hardening
Ini dapat diasumsikan bahwa percepatan thermal jet spray yang lebih tinggi
umumnya membawa ke rata-rata percepatan partikel yang lebih tinggi,yang
berdampak akan menjadi energi yang lebih tinggi, hal ini akan
mempengaruhi bonding coat yang lebih baik dan kepadatan deposit yang
lebih tinggi.
Energi Kinetik = ½ m v2 .
•1. Combustion : Yaitu sumber panas yang dipakai dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar dengan oksigen. Bahan tambahnya bisa berupa wire ( kawat ) dan powder.
•2. Plasma : Yaitu sumber panas yang dipakai kombinasi dari pembakaran bahan bakar
dan oksigen dengan plasma. Plasma adalah gas yang luminous dengan derajad
pengantar arus dan kapasitas termis yang tinggi, yang dapat menampung temperatur
jauh diatas 5000 oC. Plasma pada hakekatnya terdiri dari molekul-moklekul, elektron-
elektron dan berbagai ion sebagai hasil pemecahan atom atau molekul.Elektron yang
sangat gesit itu dipercepat dengan kenaikan tegangan didalam berkas nyala plasma,
sehingga memberikan sebagian tenaganya sewaktu terjadi tumburan dengan atom-
atom gas, sehingga temperatur gas dapat naik hingga mencapai 10.000o C hingga
20.000o C
•3. Arc spray : Yaitu sumber panasnya dari energi listrik. Bahan tambahnya berupa wire.
Arus listrik yang dipakai yaitu arus searah (DC) dengan tegangan 30 V – 50 V,
besarnya arus tergantung dari diameter wire yang dipakai 100 A hingga 300 A. Prinsip
kerja arc spray yaitu dengan mengkonsletkan wire (Kawat) yang disambung kekutub
(+) dengan wire yang disambung kekutub (-) di gun , sehingga timbul hubungan
pendek yang mengakibatkan melelehnya wire tersebut, bersamaan itu disemprotkan
angin bertekanan, dan hal ini berlangsung secara terus menerus .
•KEUNTUNGAN PAKAI METAL SPRAY
Telah kita uraikan didepan metal spray adalah salah satu solusi engineering untuk
repair, modifikasi, perlindungan korosi, perlindungan panas.
Sebagai solusi engineering metal spray mempunyai beberapa keuntungan antara
lain :
b) Memperbaiki sifat fisis material base metal sehingga menambah life time dari
suatu part.( Modifikasi / hard facing misalnya diaplikasikan di shaft sleeve, dengan
material ceramic dengan sifat ceramic yang keras akan menambah life time dari
shaft tersebut dengan demikian dapat mengurangi cost maintenance dan lost time
akibat kerusakan shaft tersebut )
c) Mengurangi waktu yang hilang (lost time) akibat kerusakan part, sebab metal
spray dapat dilakukan dengan relatif cepat dibanding dengan pembuatan part
baru, hal ini akan mengurangi kerugian produksi akibat waktu yang hilang. Tidak
menimbulkan bending / kebengkokan atau menimbulkan kerusakan ditempat lain.
•e) Metal spray dapat diaplikasikan untuk perlindungan korosi yang
diakibatkan dari oksidasi.Hal ini dapat diaplikasikan di konstruksi-
konstruksi yang berada di pinggir laut, diatas rik yang mana tempat –
tempat tersebut sangat potensial terjadinya korosi, material yang
umum dipakai yaitu Alluminium dan zinc. Dengan metal spray
alluminium atau zinc life time dari anti korosi ini jauh lebih lama
dibanding dengan coating cat biasa, hal ini akan mengurangi cost
perawatan konstruksi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan pemakaian metal spray sangat
menguntungkan dalam mengurangi biaya perawatan dan
mengurangi lost time akibat kerusakan suatu part yang rusak
KAPAN KITA MEMAKAI METAL SPRAY??
1. Ketika kita mempunyai masalah bearing housing, shaft, roll atau part
lain yang mengalami keausan yang harus di standarkan kembali
dimensinya.
•2. Ketika kita selalu direpotkan untuk maintenance
karena life time part yang pendek. Hard facing
( ceramic coating, tungsten coating ) salah satu
jawaban untuk menambah life time suatu part.
•3. Ketika kita membutuhkan perlindungan karat
yang lebih baik karena letak konstruksi yang dilepas
pantai ( TSA Coating).
A. Degreasing
Tujuannya adalah menghilangkan senyawa-
senyawa minyak, lemak, dan bahan lemak lainnya
yang digunakan sebagai pelindung sementara
selama logam disimpan. Degreasing yang efektif
dilakukan dengan menggunakan pelarut organik
seperti nafta, khloro hidrokarbon (trikhloro atau
tetrakhloro etilen), toluen, xylen, aseton, dll.
Pembersihan dan perlakuan awal ini diikuti dengan
pemanasan permukaan logam dan pembersihan
lagi dengan menggunakan air panas yang
mengandung senyawa basa dan alkalin.
B. Descaling
Tujuannya adalah menghilangkan kerak oksida dan
hasil-hasil korosi dari permukaan logam. Caranya
dimulai dengan metoda mekanik dan dilanjutkan
dengan metoda kimia. Metoda mekanik terdiri atas
wire brushing yaitu menyikat permukaan logam dengan
kawat, dilanjutkan dengan shot blasting yaitu
penyemprotan permukaan logam dengan partikel-
partikel kasar untuk menggosok, seperti leburan bauksit,
butiran-butiran halus logam, silika, dll., yang
disemprotkan ke permukaan logam dibawah udara tekan
(pneumatic blasting).
Penggunaan lapisan pelindung logam dapat dilakukan dengan
cara-cara clading, dipping, spraying, cementation, dan
electro depotition.
1. Cladding
Logam yang akan dilapisi (logam dasar) diletakkan
diantara 2 lembar logam lapisan pelindung, kemudian
seluruh lapisan logam ditekan (dipres).
2. Dipping
Cara ini digunakan untuk lapisan pelindung logam atau
aloy yang memiliki titik leleh yang rendah, seperti Zn, Sn,
Pb, dll. Logam dasar yang akan dilapisi lapisan pelindung
dicelup ke dalam bak berisi lapisan pelindung cair,
ketebalan dari lapisan pelindung diatur dengan menekan
sisa lapisan pelindung dengan pemutar (rollers).
3. Spraying
Aliran logam cair sebagai lapisan pelindung seperti Al, Zn, dll. disemprotkan
pada permukaan logam yang dilindungi sebagai butiran atomisasi dengan
menggunakan kompresor udara. Lapisan pelindung logam yang disemprotkan
akan lebih berpori dibandingkan dengan cara pelapisan lainnya. Meskipun
demikian hal ini tidak mengurangi kekuatan dari lapisan pelindung tersebut
dalam hal melindungi logam dasar.
4. Cementation
Pada proses ini lapisan pelindung dalam bentuk bubuk logam dilekatkan pada
permukaan logam dasar dan dipanaskan pada temperatur yang cukup tinggi
supaya terjadi difusi dari lapisan pelindung ke logam dasar.
5.Electro deposition
Electro deposition merupakan metoda pelapisan logam yang paling banyak
digunakan, dengan logam pelapis diantaranya adalah Au, Ag, Cu, Sn, Ni, Cd,
Cr, Zn, dan Pb. Logam yang akan dilapisi dijadikan katoda dalam bak
pelapis yang berisi ion-ion logam yang akan diendapkan. Anoda biasanya
logam atau materi inert dengan konduktivitas listrik yang baik (grafit).
Biasanya diupayakan supaya kecepatan pelarutan pada anoda dan kecepatan
pengendapan pada katoda sama, supaya komposisi elektrolit tetap
LAPISAN PELINDUNG NON
LOGAM – AN ORGANIK
Lapisan pelindung anorganik terdiri atas surface or chemical conversion
coating dan ceramic protective materials.
Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas,
brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Perbedaan
utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan, adalah
larutan elektrolisisnya.
1. Asam kromat
2. Asam fosfat
3. Asam oksalat
4. Asam sulfonat
5. Asam borak
Pada proses Anodizing benda dipasang pada
kutub positif (anoda).