Anda di halaman 1dari 46

No.

Kode: DAR@/Profesional/1/4/2019

PENDALAMAN MATERI TEKNIK MESIN


MODUL 1: TEKNIK PEMESINAN

KELOMPOK BELAJAR 3
PEMESINAN GERINDA

Nama Penulis:
Paryanto

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


2019

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul 1
Daftar Isi 2
A. Pendahuluan 3
1. Deskripsi Singkat 3
2. Relevansi 3
3. Panduan Belajar 3
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran 4
2. Sup Capaian Pembelajaran 4
3. Pokok-Pokok Materi 4
4. Uraian Materi 4
5. Forum Diskusi 40
C. Penutup 41
1. Rangkuman 41
2. Tes Formatif 43
3. Daftar Pustaka 46

2
A. Pendahuluan
1. Diskripsi singkat : Kegiatan Belajar 3 dalam modul ini berisi materi Pemesinan
Gerinda. Capaian pembelajaran dalam Kegiatan Belajar 3, yaitu penggerindaan
datar, penggerindaan selinder serta mengasah pahat bubut dan frais.
Sedangkan kompetensi yang akan dicapai oleh peserta PPG adalah: (1) mampu
merencanakan pekerjaan dengan mesin gerida terkait dengan penggerindaan
datar, penggerindaan selinder serta mengasah pahat bubut dan frais; (2)
menganalisis dan mengajarkan kompetensi-kompetensi terkait dengan pemesinan
gerinda (penggerindaan datar, penggerindaan selinder serta mengasah pahat
bubut dan frais)
2. Relevansi : Kedalaman materi modul ini setara dengan KKNI level 5.
Capaian pembelajaran modul dalam lingkup pengetahuan dan ketrampilan
PPG vokasi Teknik Mesin yang relevan dengan struktur kurikulum SMK.
Kegiatan-kegiatan belajar yang disajikan relevan dengan kompetensi inti
dan kompetensi dasar bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa, program
keahlian Teknik Mesin. Dengan dikuasainya materi Pemesinan Gerinda,
maka sangat relevan dengan pekerjaan di industri bidang manufaktur.
3. Petunjuk belajar: agar proses pembelajaran Pemesinan Gerinda dapat
dilaksanakan dengan lancar, maka langkah-langkah belajar yang dapat
diikuti sebagai berikut :
1) Bacalah dan pahami capaian pembelajaran dan sub capaian
pembelajaran kemudian catat bagian yang belum Anda kuasai dan yang
sudah Anda kuasai.
2) Bacalah ulang uraian materi pada bagian yang belum Anda kuasai dan
apabila belum cukup dapat ditambah dengan sumber belajar lain dari
buku bacaan di daftar pustaka. Lakukan kajian terhadap proses
pemesinan gerinda yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat
kerja Anda.
3) Setelah Anda menguasai semua tugas dan tes formatif pada keempat
kegiatan belajar, silahkan Anda lanjutkan dengan mengerjakan tugas
akhir dan tes akhir.

3
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Menguasai materi ajar pada bidang studi Teknik Mesin yang meliputi: Teknik
pemesinan; Teknik pengelasan; Teknik pengecoran Logam; Teknik mekanik
industri; Teknik perancangan dan gambar mesin; dan Teknik fabrikasi Logam
dan Manufaktur termasuk kewirausahan dan advance materials secara
bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi),
dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari) sehingga dapat
membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi keahlian yang
dibutuhkan oleh DUDI.

2. Sub Capaian Pembelajaran


Menganalisis dan mengajarkan kompetensi-kompetensi terkait dengan
pemesinan Bubut (bubut bertingkat, tirus, ulir dan suaian), pemesinan Frais
(frais benda kerja bertingkat, frais roda gigi payung dan suaian), pemesinan
Gerinda (penggerindaan datar, penggerindaan selinder dan mengasah pahat
bubut dan frais), pemesinan CNC (pemrograman G-code) yang relevan dengan
kebutuhan DUDI.

3. Pokok-Pokok Materi
(1) Penggerindaan Datar (Surface Grinding)
(2) Penggerindaan Silinder
(3) Mengasah pahat bubut dan frais

4. Uraian Materi
Materi yang disampaikan dalam kegiatan belajar 3 (Pemesinan Gerinda)
meliputi penggerindaan datar (surface grinding), penggerindaan silinder
(cylindrical grinding), serta mengasah pahat bubut dan frais (tool grinding).

4
1) Penggerindaan Datar (Surface Grinding)
Proses penggerindaan datar dilakukan dengan menggunakan mesin gerinda
datar. Fungsi utama mesin gerinda datar adalah untuk menghasilkan permukaan
rata (flat surfaces). Mesin gerinda datar menggunakan roda gerinda yang dipasang
pada spindel horisontal atau vertikal, sementara meja mesin dapat bergerak bolak
balik (reciprocal) atau berputar (rotary). Berikut adalah ilustrasi mesin gerinda
datar dengan spindel horisontal, cobalah amati, bagaimana gerak roda gerinda, arah
pemakanannya, dan fungsinya!

Gambar 1. Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja bolak-
balik

Gambar 2 Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja


berputar

5
Gambar 3. Mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja bolak-
balik

Gambar 4. Mesin merinda datar spindel vertikal dengan gerak meja berputar

a. Bagian-bagian utama dan perlengkapan mesin gerinda datar

Gambar 5. Bagian-bagian utama mesin gerinda datar, seperti gambar di atas dapat
diuraikan sebagai berikut:

6
(1) Body Mesin, berfungsi sebagai dudukan komponen-komponen mesin
gerinda
(2) Meja Mesin, berfungsi sebagai dudukan ragum, dan komponen pendingin
(coolant)
(3) Handel penggerak meja memanjang, berfungsi untuk menggerakan meja
arah memanjang secara manual
(4) Tuas penggerak otomatis, berfungsi untuk penggerak meja secara otomatis
(5) Saklar Cairan Pendingin, berfungsi membuka saluran cairan pendingin
(coolant)
(6) Panel kelistrikan, berfungsi sebagai tempat tombol-tombol pengendali
motor spindel, pompa oli, pompa air dan tombol darurat (emergensi)
(7) Roda Gerinda, berfungsi sebagai alat potong dari pemesinan gerinda
(8) Kolom mesin, berfungsi sebagai dudukan spindel dan motor
penggerak
(9) Kepala Roda Gerinda, berfungsi sebagai tempat roda gerinda
(10) Handel Pengatur Pemakanan Roda Gerinda, berfungsi untuk
mengatur pemakanan roda gerinda jika diperlukan besar pemakanan yang
teliti
(11) Handel Penggerak Meja Melintang, berfungsi untuk menggerakan
meja arah melintang secara manual
Adapun perlengkapan mesin gerinda datar, umumnya adalah sebagai
berikut:
(1) Meja Magnetik
Cekam magnetik yang paling banyak digunakan adalah tipe elektrik dan non
elektrik. Bentuk dari cekam magnetik untuk meja rotari adalah circular, sedang
untuk meja resiprokal adalah rectangular. Berikut adalah contoh cekam
magnetik yang umum digunakan untuk mesin gerinda datar.

7
Gambar 6. Cekam magnetik non elektrik

Gambar 7. Cekam magnetik elektrik

(2) Clamp
Ketika bentuk, ukuran benda kerja tidak dapat dicekam dengan cekam
magnetik maka dapat dijepit dengan menggunakan clamp.
(3) Ragum
a) Ragum lurus untuk mencekam benda kerja dengan bentuk rectangular
b) Swivle Vice, untuk mencekam benda kerja yang mengharuskan benda
kerja digerinda pada sudut atau kemiringan tertentu.
c) Universal Vice, ragum ini untuk mencekam dengan posisi standar dan
dapat diatur kemiringannya
(4) Angle Plate
Beda ini sering digunakan untuk penggerindaan yang permukaannya haru rata
dan siku
(5) Fixture (Alat Bantu)

8
Seperti halnya pada mesin frais, alat ini dibuat digunakan untuk membantu
mencekam bentuk benda kerja tertentu atau mempermudah penepatan benda
kerja

b. Roda Gerinda dan Pemilihan Roda Gerinda


Roda gerinda dikonstruksi sebagai alat potong yang digunakan untuk
pekerjaan finishing dengan tingkat kehalusan dan kepresisian yang tinggi. Aksi
pemotongan dilakukan oleh butiran pemotong (abrasive) terhadap benda kerja yang
digerinda. Beberapa hal yang perlu dipelajari sebelum menentukan roda gerinda
yang tepat untuk penggerindaan adalah:

(1) Komponen roda gerinda


Komponen utama roda gerinda adalah butiran pemotong (abrasive), perekat
(bond), dan pori-pori (pore). Butiran abrasive adalah elemen yang berfungsi sebagai
pemotong pada proses penggerindaan. Pemilihan butiran pemotong sangat
dipengaruhi oleh material yang akan digerinda. Peran perekat adalah mengikat
butiran-butiran abrasive untuk tetap tinggal ditempatnya. Jenis perekat yang
digunakan sangat dipengaruhi oleh kecepatan keliling roda gerinda, tipe proses
penggerindaan, dan kualitas permukaan yang diinginkan. Pori-pori terletak antara
butiran abrasive dan perekat. Pori-pori berfungsi memberikan kebebasan tatal (chip
clearance) hasil pemotongan pada proses penggerindaan.

Gambar 8. Komponen utama roda gerinda

9
(2) Bahan butiran pemotong (Abrasive)
a) Aluminium Oksida
Komponen ini terbuat dari bauxite. Abrasive ini digunakan untuk
penggerindaan dengan logam yang memiliki kekuatan tarik tinggi seperti
baja, besi lunak, dan perunggu keras.Terdapat bebearapa jenis alumunium
oxida yang digolongkan sesuai dengan penggunaannya. Beberapa jenis
yang sering digunakan adalah :
(1) Regular A, banyak digunakan untuk mengasah alat potong
(2) 32A dan 25A, untuk mengasah alat potong dan besi yang keras. Jenis
ini memberikan kondisi yang dingin
(3) 38A, untuk penggerindaan yang kasar, sensitif dengan panas. Untuk
mengasah alat potong HSS, dan penggerindaan silinder, permukaan,
serta penggerindaan dalam
(4) 57A, berfungsi untuk penggerindaan silinder dari benda kerja bersifat
lunak maupun keras
(5) 19A. ntuk penggerindaan dalam, permukaan, dan silinder
(6) 23A, berfungsi untuk penggerindaan yang membutuhkan ke presisian
yang tinggi baik silinder, dalam, dan permukaan.
b) Silikon Karbida
Butiran abrasive ini sangat keras, tajam, dan getas juga butiran ini
dibuat dari pasir silika dan coke. Butiran abrasive ini digunakan untuk
penggerindaan logam yang memiliki tegangan tarik rendah seperti baja
tuang, kuningan, perak lunak, tembaga, alumunium, stainless steel (non-
magnetik), karbida, karet, dan plastik. Macam butiran ini adalah:
(1) 37C, berwarna abu-abu, digunakan pada penggerindaan yang kasar,
baik silinder maupun penggerindaan dalam.
(2) 39C, berwarna hijau. Pada umumnya digunakan untuk penggerindaan
alat potong karbida.
c) Diamond

10
Jenis butiran abrasif ini digunakan pada material-material yang
keras seperti karbida dan keramik.

(3) Ukuran Butiran


Semua butiran abrasive dibuat sesuai dengan ukuran standar. Untuk
ukuran butiran kasar (coarse) berguna untuk mengurangi benda kerja dengan cepat,
sedangkan untuk butiran halus (finer) untuk operasi akhir (finishing). Ukuran
butiran pemotong diperoleh dari menyaring butiran-butiran tersebut pada
penyaring dengan jumlah mata jala/penyaring tertentu pada setiap inchinya (mesh).

Tabel 1. Daftar ukuran butiran abrasive


Kelompok Ukuran Butiran
Coarse grain 8 10 12 14 16 20 24
Normal grain 30 36 46 54 60 70
Fine Grain 80 90 100 120 150 180 220
Very fine 240 280 320 400 500 600 700 800 1000 1200 2500
grain

(4) Perekat (bond)


Adalah material yang memegang butiran abrasive untuk tetap tinggal
ditempatnya. Persentase jumlah perekat dalam roda gerinda sangat menentukan
keras dan lunaknya roda gerinda (grade).
a) Grade
Adalah kekuatan relatif perekat dalam memegang butiran abrasive
untuk diam ditempatnya. Jika jumlah perekat persentasenya meningkat maka
ikatan antar butiran abrasive juga meningkat.
Tabel 2. Grade roda gerinda
Very soft Soft Medium Hard Very hard
A,B,C,D,E,F,G H,I,J,K L,M,N,O P,Q,R,S T,U,V,W,X,Y,Z

Untuk perekat dengan tingkat kekerasan yang rendah digunakan untuk


penggerindaan logam-logam yang keras, karena perekat lebih mudah untuk
melepaskan butiran-butiran pemotong (abrasive), sehingga pemotongan bisa

11
lebih efisien. Layaknya alat potong, maka lepasnya butiran abrasive akan
digantikan oleh butiran baru yang lebih tajam.
b) Macam-macam perekat
 Perekat Keramik: sebagian besar roda gerinda menggunakan perekat
jenis keramik. Kelebihan dari perekat jenis ini adalah tahan terhadap
air, asam, dan panas. Sedangkan kelemahannya adalah rapuh dan
kasar, sehingga batu gerinda tidak boleh menipis.
 Perekat Resin: Perekat ini dibuat dari resin plastik. Perekat ini
digunakan untuk penggerindaan dengan kecepatan yang tinggi dan
sangat baik untuk pekerjaan pemotongan yang cepat.
 Shellac (E), Karet (R), Silica (S), Magnesite (O) adalah perekat untuk
pengerjaan khusus.
(5) Struktur
Adalah elemen penting dalam batu gerinda yang ditentukan oleh
proporsi tata letak perekat dan butiran abrasive.
Tabel 3. Struktur roda gerinda
Short Dense (D) Medium (M) Open (W)
designation
Structure 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Number
Grain 62 60 58 56 54 52 50 48 46 44 42 40 38 36 34
Percentage
(%)

Ilustrasi struktur roda gerinda tersebut menunjukkan bahwa semakin


kecil angkanya, berarti proporsi butiran abrasive lebih besar dibanding
perekatnya, sebaliknya semakin besar angkanya menunjukkan persentase
butiran abrasive yang lebih kecil. Semakin kecil angkanya berarti strukturnya
semakin rapat (dense), semakin besar angkanya berarti strukturnya semakin
terbuka (open)

12
(6) Penandaan Roda Gerinda
Penandaan atau penulisan kode roda gerinda berfungsi untuk memberi
informasi terkait jenis roda gerinda yang digunakan baik dari bahan, ukuran
butiran, grade, struktur, perekat, dan lain-lain.

Gambar 9. Kode roda gerinda untuk memudahkan pemilihan


Dimensi roda gerinda terdiri dari diameter luar, tebal, dan diameter lubang
tengahnya. Cara penulisan dimensi adalah :

Gambar 10. Dimensi roda gerinda

(7) Bentuk standar roda gerinda dan penggunaannya


Roda gerinda memiliki beberapa bentuk, ukuran dan jenis abrasive.
Beberapa tipe bentuk roda gerinda adalah seperti gambar berikut.
a. Lurus

13
Roda gerinda berbentuk lurus nomer 1,5, dan 7 biasanya digunakan untuk
gerinda internal, silindris, spindel horisontal, permukaan, alat potong,
offhand grinding dan snagging.
b. Silinder
Roda gerinda berbentuk silinder (type no 2), dapat digunakan untuk
menggerinda dengan sisi potong di permukaan atau sisi sampingnya.
c. Taper
Tiper roda gerinda no. 4 adalah bentuk roda gerinda tirus (taper).
Digunakan untuk snagging.
d. Mangkok Lurus
Roda gerinda tipe nomer 6, digunakan untuk geinda permukaan, offhand
grinding permukaan datar, bidang datar atau menyudut.

14
Gambar 11. Bentuk-bentuk roda gerinda

e. Mangkok Flaring
Roda gerinda tipe nomer 11 biasanya digunakan untuk gerinda alat potong.
Apabila menggunakan perekat resin sangat bagus digunakan untuk
snagging. Permukaan yang dikerjakan bisa datar atau menyudut.

15
f. Piring
Roda gerinda tipe nomer 12 biasa digunakan untuk menggerinda alat
potong. Ujung yang runcing memungkinkannya masuk pada celah sempit
dan sangat cocok untuk menggerinda alat potong frais dan broach.
g. Piring rata (saucer)
Roda gerinda nomer 13 disebut juga sebagai saw gummer, digunakan
untuk menajamkan gergaji.
Bahan abrasive roda gerinda dibuat dari Silicon Carbide atau Alluminum
Oxide yang merupakan abrasive artificial (buatan). Silicon carbide bersifat
sangat keras dan rapuh. Alluminum okside lebih lunak dan lebih tangguh
dari pada Silicon carbide. Alluminum Oxide akan tumpul lebih cepat akan
tetapi tidak mudah retak sehingga lebih cocok untuk menggerinda material
yang memiliki kekuatan tarik tinggi.

(8) Menetapkan parameter pemotongan mesin gerinda datar


1) Kecepatan keliling roda gerinda
Parameter pemotongan pada mesin gerinda datar diantaranya:
kecepatan keliling roda gerinda (peripheral operating speed - POS),
kecepatan putar mesin (revolution permenit - Rpm), dan waktu
pemesinannya.
Kecepatan Keliling Roda Gerinda (Peripheral operating speed -
POS) Kecepatan keliling roda gerinda sangat dipengaruhi oleh tingkat
kekerasan (grade) atau jenis perekat. Kecepatan keliling terlalu rendah
membuat butiran mudah lepas, dan sebaliknya jika kecepatan keliling terlalu
tinggi akan berakibat roda gerinda mudah pecah.
Rumus untuk menghitung kecepatan keliling roda (POS) roda
gerinda adalah:

𝜋.𝑑.𝑛
POS = 60 . 1000

Dimana :
POS : Peripheral Operating Speed atau kecepatan keliling roda gerinda

16
(meter/detik)
n : kecepatan putar roda gerinda/menit (Rpm)
d : diameter roda gerinda (mm)
60 : Konversi satuan menit ke detik
1000 : Konversi satuan meter ke millimeter

2) Waktu Pemesinan gerinda datar


Waktu pemesinan adalah waktu yang dibutuhkan oleh mesin
geirnda untuk menyelesaikan proses penggerindaan datar. Waktu pemesinan
penggerindaan datar sangat sangat dipengaruhi oleh panjang langkah, lebar
penggerindaan dan berapa kali jumlah pemakanan yang harus dilakukan.

Mengatur panjang langkah penggerindaan datar gerak memanjang,


dapat dilihatt pada gambar berikut

Gambar 12. Mengatur panjang langkah penggerindaan datar


Keterangan:
L = Panjang langkah penggerindaan datar gerak memanjang (mm),
L = l + (la+lu)
l = Panjang benda kerja; (mm)
la = Jarak bebas awal = (15+1/2. d); (mm)

17
lu = jarak bebas akhir = (15+1/2. d); (mm)

Pengaturan gerak meja mesin gerinda datar arah melintang dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 13 Mengatur gerak meja arah melintang


Dimana:
C = Panjang langkah penggrindaan datar gerak melintang (lebar penggerindaan)
C = A + {2(2/3 .b)}
C = A + (4/3 . b); (mm)
A = Lebar benda kerja; (mm)
b = Tebal roda gerinda; (mm)

Untuk menghitung waktu pemesinan dengan mempertimbangkan pergeseran gerak


meja digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:
Keterangan:
L = panjang penggerindaan datar; (mm)
La = Jarak bebas awal = (15+1/2. d) ; (mm)
Lu = Jarak bebas akhir = (15+1/2. d) ; (mm)

18
C = Lebar penggrindaan datar arah melintang
= A + {2(2/3 . b)}
= A + (4/3 . b); (mm)
A = lebar benda kerja (mm)
b = lebar roda gerinda
i = jumlah pemakanan
F = kecepatan gerak meja; (m/menit)
f = pemakanan ke samping; (mm/langkah)

(9) Melakukan pengecekan pada roda gerinda


1) Inspeksi
a) Mengecek Suara
Caranya adalah menahan roda gerinda pada lubang center dengan
tangan kemudian pukul bagian roda gerinda pada jarak 25-50 mm dari
lubang center dengan sudut 45o seperti pada gambar menggunakan obeng
ataupun kayu yang keras. Jika roda gerinda berbunyi nyaring, maka tidak
ada cacat maupun retak pada roda gerinda tersebut dan layak untuk
digunakan begitupun sebaliknya. Putar roda gerinda dan ulangi langkah
tersebut dengan cara yang sama.

Gambar 14. Pengecekan Suara

b) Pengecekan Kondisi
 Pastikan kertas washer ada/utuh pada setiap sisi roda gerinda
 Pastikan bahwa roda gerinda tidak ada kotoran yang menempel dan
bebas dari minyak

19
 Pastikan bahwa bushing dalam kondisi baik dan bebas dari debu atau
benda-benda kecil

2) Pemasangan Roda Gerinda (Mounting)


a) Roda gerinda harus pas (fit)
Roda gerinda harus benar-benar pas (fit) saat terpasang pada poros
spindel, agar tidak terjadi getaran berlebih sehingga roda gerinda lepas.
b) Kondisi permukaan
Kondisi permukaan roda gerinda harus bersih dan bebas dari materail
atau debu apapun
c) Bushing
Posisi bushing harus berada didalam lubang center gerinda, tidak boleh
melebihi.
d) Kertas washer
Washer yang berfungsi perantara penjepit antara flens (flange) dan roda
gerinda harus terpasang dengan baik. Diameter washer sendiri juga
tidak boleh lebih kecil dari diameter flange
e) Pengencangan
Flange dikencangkan menggunakan baut, pengencangan
secukupnya jangan berlebihan karena dapat menyebabkan kerusakan
pada roda gerinda

Gambar 15. Pemasangan Roda Gerinda

20
3) Penyetimbangan (Balancing)
Balancing merupakan proses penting untuk menghasilkan
penggerindaan yang baik. Roda gerinda dipasang pada dudukan
penyeimbang yang dapat memutar roda gerinda.

Gambar 16. Penyetimbangan Roda Gerinda


Langkah penyetimbangan:
a) Melepas semua bobot penyetimbang dari pencekam roda gerinda.
b) Laksanakan proses dressing untuk mengurangi masa beban dan
meratakan roda gerinda.
c) Pasang arbor pada lubang pencekam/flens roda gerinda.
d) Roda gerinda yang sudah terpasang pada arbor diletakkan pada
dudukan penyetimbang, dan arbor benar-benar tegak lurus dengan
dudukan penyetimbang.
e) Roda Gerinda dibiarkan berputar hingga berhenti. Posisi terberat saat
ini berarti pada bagian bawah (pusat gravitasi).
f) Roda gerinda pada bagian atas ditandai dengan kapur (berlawanan
dengan arah gravitasi)

21
Gambar 17. Penandaan dengan kapur

g) Salah satu bobot penyetimbang dipasang dan dikencangkan searah


dengan tanda kapur. Selama penyetimbangan berlangsung, posisi bobot
jangan diubah.

Gambar 18. Pemasangan salah satu bobot penyetimbang

h) Dua (2) bobot penyetimbang lainnya dipasang dekat dengan pusat


gravitasi dan masing-masing memiliki jarak yang sama dengan bobot
penyetimbang yang pertama.

Gambar 19. Pemasangan 2 bobot penyetimbang lainnya

22
i) Putar roda gerinda 90o searah jarum jam, dan lepaskan.

Gambar 20. Pemutaran kembali roda gerinda

j) Jika roda gerinda kembali pada posisi pertama, maka 2 bobot


penyetimbang harus diatur mendekati bobot penyetimbang yang
pertama..

Gambar 21. Mengatur posisi bobot penyeimbang

k) Sebaliknya jika roda gerinda bergulir berlawanan arah dengan posisi


pertama (tanda kapur di bawah), maka 2 bobot penyetimbang harus
digeser menjauhi bobot penyetimbang pertama.

Gambar 22. Mengatur kembali posisi bobot penyetimbang

23
l) Jika roda gerinda dapat berhenti dimana saja, maka roda gerinda sudah
setimbang

4) Pembentukan dan Pengasahan Roda Gerinda


a) Pembentukan Roda Gerinda
Proses ini merupakan membuang material/debu dari permukaan
roda gerinda dan memastikan bahwa roda gerinda dapat berputar secara
benar. Roda gerinda yang telah dipasang dibentuk agar benar-benar
lingkaran dan konsentrik dengan spindel juga memilki permukaan yang
rata. Untuk proses pembentukan roda gerinda menggunakan alat
dengan intan sebagai pemotong/membuat material roda gerinda.
b) Pengasahan Roda Gerinda
Proses ini adalah mengembalikan kekuatan potong roda gerinda
yang berkurang akibat debu/material penggerindaan yang menempel.

c) Alat Pengasahan Roda Gerinda

Gambar 23. Peralatan Pengasahan Roda Gerinda


Semua peralatan diatas dibuat untuk pengasahan manual, dan
baik untuk mengasah roda gerinda. Pengasah (Dresser) diletakkan pada
dudukan dan ditekan secara konstan pada roda gerinda dan digerakkan
ke kanan atau ke kiri untuk meratakan permukaan roda gerinda.
d) Pembentukan Roda Gerinda dengan Intan
Proses ini menggunakan bahan intan yang tertanam pada
kuningan dan disambungkan pada baja sebagai holder.

24
e) Prosedur Pembentukan Roda Gerinda
 Pasang intan pada holder, dan juga harus sebisa mungkin tahan
terhadap getaran. Ujung intan yang berfungsi sebagai mata potong
harus mengenai roda gerinda dan juga terletak pada sumbu tengah
dimana kontak antara roda gerinda dan intan terjadi. Untuk
menghindari terlepasnya atau pecahnya intan maka pengasahan
dilakukan sesuai sudut yang ada pada gambar.

Gambar 24. Sudut Pemasangan Intan (Diamond)

 Sesuaikan posisi penggeseran dresser dengan lebar roda gerinda


sehingga pengasahan mendapatkan hasil yang baik.
 Pakailah kacamata safety
 Putar roda gerinda dan buat kontak ringan dengan ujung intan
 Gerakkan dresser bolak balik sesuai jarak lebar roda gerinda dan
beri pendingin
 Jika pemakanan otomatis bisa digunakan maka, pemakanan yang
dianjurkan adalah 0.02 mm
 Lanjutkan hingga mendapat hasil roda gerinda yang baik

25
f) Proses Pengasahan Roda Gerinda (Dressing)

Gambar 25. Posisi Holder


 Naikkan roda gerinda diatas dresser sehingga posisi permukaan
roda gerinda lebih tinggi dari dresser
 Posisikan dresser pada cekam seperti pada gambar (letak holder
dan miringkan dresser)
 Jika menggunakan dresser dengan 1 titik mata potong, maka
gerakkan meja memanjang kira-kira 1/8” dari pusat roda gerinda
(seperti pada gambar)

Gambar 26. Posisi Dresser


 Jauhkan roda gerinda dari dresser untuk mengatur dalamnya
pemakanan
 Atur dalamnya pemakanan, untuk pengasahan awal atau kasar,
pemakanan yang dipakai 0.001- 0.003 “. Sedangkan untk finishing
turunkan roda gerinda sedalam 0.0002 – 0.0005 “

26
(10) Melakukan pemasangan benda kerja pada mesin gerinda datar
Teknik pemasangan benda kerja pada proses penggerindaan datar dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
1) Pemasangan benda kerja dengan meja magnetik
Pemasangan/pengikatan benda kerja dengan meja magnetik tekniknya
tergantung dari bentuk/profil dan ukuran benda kerjanya. Hal yang harus
diperhatikan sebelum mengikat benda kerja dengan meja magnetik adalah
permukaan benda kerja yang akan dijadikan dasar/basic
penggerindaan harus bersih dari kotoran dan tidak ada beram yang
mengganjal.

Gambar 27. Kondisi meja magnetik harus bersih dan bebas dari kotoran

2) Pencekaman benda kerja yang panjang dan lebar


Pengikatan benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang dan lebar,
dapat dilakukan langsung menggunakan meja magnet tanpa harus
menggunakan alat bantu penahan, karena dengan bidang yang luas, meja
magnet akan dapat mencekam cukup kuat.

27
Gambar 28. Pencekaman benda yang panjang dan lebar

3) Pencekaman benda kerja yang relatif kecil


Pencekaman benda kerja yang memilki ukuran relatif kecil juga dapat
dilakukan pengikatan langsung menggunakan meja magnet, untuk
pengikatan benda kerja yang berukuran relatif kecil, posisi bagian
sekeliling benda kerja harus ditahan dengan menggunakan pelat atau alat
penahan lainnya.

Gambar 29. Pencekaman benda kerja yang berukuran relatif kecil

2) Penggerindaan Silinder
Proses gerinda silindris pada dasarnya sama dengan proses gerinda rata, tetapi
benda kerja berbentuk silindris dan berputar berlawanan arah dengan putaran
roda gerinda ketika proses penggerindaan berlangsung berlangsung. Proses
gerinda silindik (cylindrical grinding), untuk menghasilkan permukaan
silindris.

28
Gambar 30. Proses gerinda silindris

a. Bagian-bagian utama dan perlengkapan mesin gerinda silinder. Pada


umumnya, bagian-bagian mesin gerinda silinder dan fungsinya hampir
sama dengan mesin gerinda datar, seperti, meja, kolom, dudukan roda
gerinda, dan lain-lain. Hanya saja bentuk yang berbeda.

1) Bed
Terbuat konstruksi kotak besi
tuang berbentuk tee yang memberikan
kekakuan maksimum dan bebas dari
getaran. Bed tersebut terletak di atas alur
mesin yang cukup panjang untuk
memberi dukungan penuh di semua
posisi.

Gambar 31. Bed mesin gerinda

2) Meja Gerinda
a) Meja Geser / Sliding Table
Meja geser terletak pada bed dan bisa digerakkan maju mundur
dengan tangan atau oleh sistem hidrolik.

29
Gambar 32. Meja Mesin Gerinda Silinder

b) Meja Putar / Swivel Table


Meja putar terletak di atas meja geser yang digunakan untuk
menyetel letak penggerindaan, meja ini dikunci dengan clamp
screws.

Gambar 33. Meja Putar Mesin Gerinda Silinder

30
c) Kepala Utama
Kepala utama berfungsi untuk mencekam benda kerja dan
memutarnya dengan putaran yang bervariasi. Kepala utama dapat
dipindah posisikan sepanjang meja putar sesuai dengan jenis pekerjaan
yang diinginkan.Variasi kecepatan didapat melalui kontak roda gigi
maupun melalui kecepatan variasi motor yang digunakan. Poros spindle
dirancang sesuai/pas dengan chuck, face plate, dan collet.

Gambar 34. Kepala Utama Mesin Gerinda Silinder

d) Tailstock
Tailstock memiliki kompresi pegas untuk memungkinkan ekspansi
aksial selama proses penggerindaan. Tailstock terletak pada meja putar
dan dapat diposisikan sesuai pekerjaan yang diinginkan. Fungsi
tailstock ini adalah menekan benda kerja agar tidak terjadi getaran yang
berlebiham, sehingga benda kerja yang dihasilkan mempunyai akurasi
yang lebih baik.

31
Gambar 35. Tailstock

e) Kepala Roda Gerinda


Komponen ini memutar roda gerinda dan poros spindle, dan juga
mempunyai bantalan (bearing) dengan tingkat presisi yang tinggi serta
dilengkapi motor dan belts.

Gambar 36. Kepala Roda Gerinda

b. Menetapkan parameter pemotongan mesin gerinda silinder


1) Kecepatan keliling roda gerinda
Rumus untuk menghitung kecepatan keliling roda (POS) roda gerinda
pada mesin gerinda silindris adalah sama dengan mesin gerinda
datar, yaitu:

𝜋.𝑑.𝑛
POS =
60 . 1000

32
Dimana :
POS : Peripheral Operating Speed atau kecepatan keliling roda
gerinda (meter/detik)
n : kecepatan putar roda gerinda/menit (Rpm)
d : diameter roda gerinda (mm)
60 : Konversi satuan menit ke detik
1000 : Konversi satuan meter ke millimeter

2) Menghitung kecepatan keliling benda kerja


Proses gerinda dilakukan dengan mesin gerinda silindrik memerlukan
putaran benda kerja, dimana kecepatan periperal benda kerja adalah:
𝜋 𝑑𝑤 𝑛𝑤
Vw = 60.000
; ..................m/detik

Dimana:
Vw : kecepatan periperal benda kerja
dw : diameter mula benda kerja; mm
nw : putaran benda kerja; r/min

Kecepatan periperal benda kerja jauh lebih kecil dari pada kecepatan
peripheral batu gerinda, dimana secara teoritis dirumuskan sebagai
berikut:
𝑃𝑂𝑆
Speed rasio q = ............sekitar 20 sd 120
𝑉𝑤

3) Menghitung kecepatan gerak meja (feeding)


Kecepatan gerak meja pada mesin gerinda silinder adalah:
Ls = nw . Sr
Dimana:
Ls = kecepatan gerak meja (m/min)
nw = kecepatan putar benda kerja (rpm)
Sr = kecepatan pemotongan setiap putaran benda kerja.

33
Gambar 37. Kecepatan gerak meja mesin gerinda silinder
c. Melakukan pemasangan benda kerja pada mesin gerinda silinder
1) Antar senter
(a) Keuntungan :
(i) Penyettingan cepat
(ii) Akurasi lebih tinggi
(iii)Getaran lebih bisa dikontrol
(iv) Tekanan yang konstan

(b) Driving Dog ( Carrier )


Gambar dibawah menunjukkan driving dog untuk
penggerindaan antar centre. Jarak lubang driving dog
disesuaikan dengan diameter benda kerja, maka pilih ukuran
yang tepat sesuai ukuran benda kerja.
Prosedur penggunaan :
 Jepitkan driving dog secara hati-hati pada benda kerja
 Pin pada driving dog tidak harus terlalu kencang karena
bisa mengakibatkan benda kerja rusak
 Atur pin dengan benar

34
Gambar 38. Driving dog dan driving pin

(c) Mandrel
Benda kerja dengan lubang centre bisa di tekan/press dengan
mandrel, lubang harus bersih dan di beri pelumas.
2) Pencekaman dengan Chuck
Pengerjaan tempa, cetak, atau benda kerja yang pendek pada umunya
menggunakan chuck dengan jenis rahang 4 atau rahang 3. Permukaan
benda kerja harus dilapisi dengan lapisan logam lunak antara benda
kerja dan rahang chuck.
3) Face plate
Benda kerja dengan bentuk yang kompleks membutuhkan alat bantu
face plate untuk pemasangan pembawa, angle plate, dan lain-lain.
Fungsinya adalah untuk melindungi permukaan benda kerja dari
jepitan rahang supaya tidak rusak.
4) Steady Rest
Benda kerja yang panjang harus didukung dengan steady rest, yang
berfungsi agar tidak terjadi getaran yang berlebihan.

3) Mengasah pahat bubut dan frais


a. Pahat Bubut
Pahat bubut atau alat potong bubut berbentuk batangan yang ujungnya
dibentuk pisau dan dapat digunakan untuk memotong benda kerja sesuai dengan

35
tujuan kerja bubut. Sudut-sudut yang dibentuk pada ujung pahat bubut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini,

Gambar 39. Sudut-sudut pahat bubut

A = Sudut rake atas C = Sudut bebas depan


B = Sudut rake sisi D = Sudut bebas sisi

Pahat bubut membutuhkan pengasahan, tanpa pengasahan maka hasil benda kerja
tidak sesuai dengan desain yang diharapkan. Selain membuat bentuk dan ketajaman
pahat yang baru, pengasahan juga dilakukan untuk merubah bentuk pahat untuk
tujuan pembubutan yang lain.

Gambar 40. Proses penggerindaan pahat bubut

36
Mesin gerinda yang digunakan adalah mesin gerinda biasa (pedestal), beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut,
 Lepas pahat dari alat pemegang pahat (tool holder)
 Pegang pahat dengan tangan seperti gambar di bawah ini
 Jangan menekan terlalu keras pada roda gerinda, akan menyebabkan
terlepasnya pahat dan mencelakakan diri anda atau merusakkan pahat itu
sendiri.
 Penekanan yang terlalu keras juga akan menyebabkan terbakarnya ujung
pahat dan jari tangan, selanjutnya akan menghilangkan sifat kekerasan
(tempering) pahat.
 Jaga suhu pengasahan dengan sewaktu-waktu merendam pahat ke dalam air
pendingin selama kerja pengasahan.

Urutan pengasahan pahat bubut yang baru dilakukan sesuai gambar dibawah ini,
sedangkan untuk pahat sudah digunakan cukup mengulangi sudut-sudut yang telah
terbentuk dengan sedikit penekanan yang merata.

Gambar 41. Posisi penggerindaan pahat bubut


Keterangan Gambar :
1. Gerinda sisi bebas kiri pahat
2. Gerinda sisi bebas kanan pahat
3. Gerinda sisi bebas bagian depan pahat
4. Gerinda bagian ujung radius (bila diperlukan)
5. Gerinda “rake” bagian atas pahat.

37
Periksa sudut-sudut yang telah dibuat sesuai ketentuan sudut pahat bubut. Bila
sudut-sudutnya belum memenuhi, ulangi langkah pengasahan. Usahakan
penekanan pahat pada roda gerinda merata dan tetap.

b. Pisau Frais
Pahat atau pisau frais perlu diasah agar dapat digunakan dengan baik. Pisau
frais baru sudah siap digunakan, pengasahan dilakukan setelah pisau tersebut
berkali-kali digunakan. Pangasahan pisau frais dilakukan pada mesin gerinda
universal, roda gerinda yang digunakan biasanya ada tiga bentuk, 1) roda gerinda
rata, 2) roda gerinda berbentuk piring, dan 3) roda gerinda berbentuk mangkuk.
Pengasahan pisau frais dibagi menjadi dua grup yaitu,
 Pisau frais yang diasah pada bidang depan atau sudut bebasnya dan
lengkungannya dari ujung pisau adalah plain mill, helical mill, reamer.
Sedangkan yang diasah bagian sampingnya adalah face mill, shell mill, dan
end mill.
 Pisau frais yang diasah hanya pada permukaan bagian sisi buang atau cuting
face agar bentuknya tidak berubah adalah pisau untuk membentuk sesuatu,
misalnya pisau roda gigi, pisau hobbing, pisau ukir, dan pisau bentuk yang
lain.

Langkah Pengasahan
Ada dua cara menggerinda pisau frais, kedua cara tersebut tergantung pada arah
putar roda gerinda yang berhubungan dengan arah ujung pisau frais.
 Pilih roda gerinda yang akan digunakan.
 Tempatkan pisau frais pada tempatnya.
 Lakukan langkah penyetelan roda gerinda untuk pemotongan.
 Langkah penyetelan penahan gigi pisau frais.
 Pastikan posisi siap untuk menggerinda.
 Pengasahan dapat dimulai.

38
Pemeriksaan hasil gerindaan perlu dilakukan agar mendapatkan ujung pisau
yang tajam dan benar. Di bawah ini merupakan gambar bagian pisau yang harus
diasah pada bagian ujung atau depannya (gambar 42). Sudut bebas harus benar
sesuai dengan bahan benda kerja yang akan dipotong. Tabel 4 merupakan tabel
sudut bebas utama yang disesuaikan dengan material atau bahan benda kerja yang
akan digerinda.

Gambar 42. Gigi pisau frais

Tabel 4. Sudut bebas gigi pisau frais


Bahan Benda Kerja Sudut Bebas
Aluminium 10 – 12
Bronze, cast 10 – 15
Brass and soft bronze 10 – 12
Cast iron 3–7
Copper 12 – 15
High carbon and alloy steels 3–5
Low carbon steels 0–7
Steel casting 6–7
Tobin bronze, very tough 4–7

Alat bantu yang sangat diperlukan dalam gerinda alat adalah penahan gigi pisau
frais, seperti gambar di bawah ini.

39
Gambar 43. Penahan gigi pisau frais

Arah pengasahan dan posisi pisau frais dapat dilihat pada gambar 43 tersebut, yaitu
pengasahan menggunakan roda gerinda rata (plain), dan roda gerinda mangkuk
(cup). Perhatikan posisi penahan gigi pisau frais dan arah sisi potong pisau frais.

5. Forum Diskusi
Diskusikan beberapa kasus penggerindaan di bawah ini Bersama teman dalam
satu kelompok!
1. Pada proses gerinda datar sebuah benda kerja berbentuk menyudut tidak
dapat dilakukan dengan menempelkan pada magnet meja mesin gerinda.
Apabila menggunakan perkakas bantu, bagaimanakah pemasangan dan
penyetingannya agar diperoleh hasil yang presisi?
2. Hasil proses penggerindaan silindris sebuah poros, diperoleh ukuran
diameter yang tidak lurus yaitu ada ketirusan sebesar 0,3 mm.
Bagaimanakah penyetingan mesin gerinda silindris agar diperoleh poros
yang lurus?
3. Pada waktu proses penggerindaan sebuah tool berlangsung terlihat hasil
permukaan tool tersebut terbakar dan menjadi kehitaman. Lakukan analisis
penyebab kejadian tersebut dan bagaimanakah jalan keluarnya!

40
C. Penutup
1. Rangkuman
1) Penggerindaan Datar
a. Fungsi utama mesin gerinda datar adalah untuk menghasilkan permukaan
rata (flat surfaces)
b. Mesin gerinda datar dibedakan menjadi 2 macam menurut letak
spindlenya, yaitu mesin gerinda horizontal dan vertikal
c. Peralatan mesin gerinda datar meliputi: meja magnetic, meja clamp, angle
plate, fixture
d. Roda gerinda dikonstruksi sebagai alat potong yang digunakan untuk
pekerjaan finishing dengan tingkat kehalusan dan kepresisian yang tinggi
e. Komponen utama roda gerinda adalah butiran pemotong (abrasive),
perekat (bond), dan pori-pori (pore)
f. Butiran abrasive adalah elemen yang berfungsi sebagai pemotong pada
proses penggerindaan
g. Bahan butiran (abrasive) meliputi : Aluminium oksida, silicon karbida,
diamond/intan.
h. Perekat (bond) adalah material yang memegang butiran abrasive untuk
tetap tinggal ditempatnya
i. Macam-macam perekat meliputi: perekat keramik, perekat resin, shellac,
karet, magnesite
j. Struktur adalah elemen penting dalam batu gerinda yang ditentukan oleh
proporsi tata letak perekat dan butiran abrasive
k. Penandaan atau penulisan kode roda gerinda berfungsi untuk memberi
informasi terkait jenis roda gerinda yang digunakan baik dari bahan
abrasive, ukuran butiran, grade, struktur, perekat, dan kode prabrik
l. Dimensi utama roda gerinda terdiri dari diameter luar, tebal, dan diameter
lubang tengahnya
m. Parameter utama pemesinan gerinda datar meliputi : Kecepatan Keliling
Roda Gerinda, Waktu Pemesinan Gerinda Datar

41
n. Balancing merupakan proses menyetimbangkan roda gerinda untuk
menghasilkan penggerindaan yang baik.
o. Trueing merupakan proses membentuk permukaan roda gerinda dan
memastikan bahwa roda gerinda dapat berputar secara benar
p. Dressing adalah mengembalikan kekuatan potong/ketajaman roda gerinda
yang berkurang akibat debu/material penggerindaan yang menempel
q. Teknik pemasangan benda kerja pada gerinda datar meliputi: Pencekaman
benda kerja dengan meja magnetik, Pencekaman benda kerja dengan alat
bantu

2) Penggerindaan Silinder
a. Proses gerinda silindris pada dasarnya sama dengan proses gerinda rata,
tetapi benda kerja berbentuk silindris dan berputar berlawanan arah
dengan putaran roda gerinda ketika proses penggerindaan berlangsung
berlangsung
b. Pada umumnya, bagian-bagian mesin gerinda silinder dan fungsinya
hampir sama dengan mesin gerinda datar, seperti, meja, kolom, dudukan
roda gerinda, dan lain-lain. Hanya saja bentuk yang berbeda
c. Parameter pada pemesinan gerinda silinder meliputi: Kecepatan keliling
roda gerinda, Kecepatan keliling benda kerja, Kecepatan gerak meja
(feeding)
d. Pemasangan benda kerja pada mesin gerinda silinder: Antar senter,
Pencekaman dengan Chuck, Face plate, Steady Rest

3) Mengasah pahat bubut dan frais


a. Mengasah pahat bubut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin
gerinda biasa (pedestal). Ketajaman dan ketepatan sudut pahat sangat
tergantung pada keterampilan tangan pengasahnya.
b. Mengasah pisau frais menggunakan mesin gerinda universal. Bagian yang
perlu diasah adalah bagian depan atau sisi potong pisau frais. Untuk pisau
bentuk, hanya bagian sisi buangnya yang diasah.

42
2. Tes Formatif
Petunjuk:
Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara pilihan A,B,C,D,E
1. Dari proses penggerindaan berikut yang memberikan hasil terbaik pada
pemesinan kasar adalah … .
a. Fine grain
b. Very fine grain
c. Coarse grain
d. Silicon Carbide grain
e. Alumunium Oxide grain
2. Kisaran ukuran butiran abrasive yang termasuk kategori sangat kasar adalah…
a. 700 - 1200
b. 220 - 600
c. 80 - 180
d. 30 – 60
e. 10 – 24
3. Dari proses penggerindaan berikut yang memberikan hasil terbaik pada
pemesinan finishing adalah... .
a. Fine grain
b. Very fine grain
c. Coarse grain
d. Silicon Carbide grain
e. Alumunium Oxide grain
4. Huruf alphabet yang merupakan simbol roda gerinda dengan “grade” sangat
keras (very hard) adalah ... .
a. A – G
b. H – K
c. L – O
d. P – S
e. T – Z

43
5. Roda gerinda berikut yang lebih ekonomis untuk penggerindaan benda kerja
keras adalah…
a. Soft & dense grinding wheel
b. Hard & dense grinding wheel
c. Keduanya hard and soft grinding wheel
d. Dense & wide grinding wheel
e. Widely grinding wheel
6. Sebuah roda gerinda memiliki penandaan A16P5VBE, pernyataan yang tepat
adalah…
a. bahan roda gerinda alumunium oxide
b. ukuran butiran sangat halus
c. grade “lunak”
d. struktur rapat
e. perekat karet/rubber
7. Proses penajaman kembali batu gerinda yang telah digunakan adalah proses…
a. mounting
b. balancing
c. trueing
d. dressing
e. cutting
8. Roda gerinda kehilangan ketajamannya akibat adanya chip di celah-celah
butiran abrasive disebut dengan…..
a. Glazing
b. Sounding
c. Dressing
d. Trueing
e. Loading

44
9. Perhatikan gambar pahat bubut di bawah ini!

Apabila pahat bubut yang sudah digunakan mengalami penurunan


ketajaman dan perlu dilakukan pengasahan dengan mesin gerinda, maka agar
lebih efisien, bagian yang paling utama untuk digerinda/diasah adalah…
a. A
b. B
c. C
d. D
e. A dan C
10. Pisau frais yang pengasahannya dilakukan pada bagian sudut bebasnya,
adalah…
a. End mill
b. Face mill
c. Helical mills
d. Pisau modul
e. Shell mill

45
3. Daftar Pustaka
B.H. Amstead, Bambang Priambodo. (1995). Teknologi Mekanik Jilid 2.
Jakarta: Erlangga

Budiman, A., Priambodo, B. (1999). Elemen Mesin Jilid 1 (G. Niemann.


Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Chapman W.A.J. (1972). Senior Workshop Calculation, Third Edition,


London: Edward Arnold Publisher

Gerling Heinrich. (1965). All About Machine Tools. New Delhi: Wiley Eastern
Limited.

Taufiq Rochim, (1993). Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Bandung:


Proyek HEDS.

Widarto. (2008). Teknik Pemesinan untuk SMK. Jakarta. Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan-Departemen Pendidikan Nasional

46

Anda mungkin juga menyukai