Anda di halaman 1dari 23

TEKNIK PEMESINAN

DOSEN
M. WAWAN JUNAIDI USMAN, M. ENG

DISUSUN OLEH :
1. Moh. Agus Setiawan (19020067)
2. Boy Nurlazi (19020078)
3. Afdzan Arnoldy Seba (19020069)
MATERI YANG DISAMPAIKAN
MESIN FRAIS

PENGERTIAN KOMPONEN DAN


CARA KERJA/SOP PERHITUNGAN
MESIN FRAIS FUNGSINYA

TABEL DIAGNOSA
1. KOMPONEN UTAMA KERUSAKAN DAN
MESIN FRAIS PENANGANNYA
2. PERLENGKAPAN
MESIN FRAIS
3. PISAU MESIN FRAIS PERHITUNGAN
PERHITUNGAN RODA
PUTARAN DAN
GIGI PAYUNG
PENYAYATAN
PENGERTIAN MESIN MESIN
FRAIS

Mesin frais (Milling machine)


Merupakan salah satu mesin
konvensional yang mampu
mengerjakan suatu benda kerja
dalam permukaan datar
,sisi,tegak,miring, bahkan alur
rodagigi.Mesin perkakas ini
mengerjakan atau menyelesaikan
suatu benda kerja dengan
menggunakan pisau milling(cutter)
BAGIAN UTAMA DAN FUNGSI MESIN
FRAIS
1. Head atau kepala berfungsi untuk
motor penggerak dan mekanisme
pengendali.

1. HEAD 2. Fungsi dari spindle sendiri untuk


menahan alat potong dari mesin ini.

2. SPINDLE 3. Work Table Berfungsi utama untuk


mengikat benda selama proses
3. WORK TABLE pengefraisan

4. SADLE 4. Sadel (dudukan mesin) berfungsi


untuk gerakan melintang pada meja
mesin frais

5. BASE 5.Base (landasan Mesin) berfungsi


sebagai reservoir (penampung fluida
pendingin
PERLENGKAPAN MESIN FRAIS

1. Sleeve Arbor for twist-drill

Berfungsi untuk mencekam end mill


cutter yang memiliki bentuk tangkai tirus.

Short arbor ini berfungsi untuk


2. Short Arbor
mencekam shell end mill cutter dan
beberapa tools lain yang memiliki
lubang silindris ditengah, dan
biasanya perlu ditambahkan ring
untuk membantu proses
pencekaman.
3. V-BLOCKS
V-blocks berfungsi untuk pencekaman
batang poros yang akan dikerjakan dengan
mesin frais. Batang poros yang pendek
biasanya ditempatkan pada sebuah V-blocks
saja, tetapi jika batang porosnya panjang,
dibutuhkan dua buah V-blocks atau lebih
dipasang pada meja mesin. V-blocks dan
benda kerja dicekam pada meja mesin frais
dengan menggunakan clamp.

4. RAGUM RATA
Fungsi ragum adalah alat yang berfungsi
untuk menjepit dan mencengkram benda
kerja pada saat pengfraisan.
JENIS-JENIS PISAU MESIN

1. Heavy Duty Plain Millimg Berfungsi untuk pengefraisan kasar (Berat Pisau
Cutter ini dibuat dengan ukuran lebih besar dan lebar
dengan jumlah gigi yang lebih kecil daripada
light duty plain milling. Untuk pisau frais dengan
diameter 3” biasanya terdiri dari 8 gigi dan
untuk diameter 4” biasanya 10 gigi. Sudut
kemiringan gigi pisau antara 250-450. (berat)

2. Staggered tooth side milling cutter

Pisau frais Staggered berfungsi untuk pemotongan


kasar, slotting dan alur.
3. Screw Sloting Cutter
Pisau Alur Sekrup (Screw Sloting Cutter) adalah pisau
potong khusus yang didesain untuk memotong alur
dalam kepala baut. Pisau ini juga dapat berfungsi untuk
pemotongan ringan seperti pemotongan tube copper,
ring piston dan benda sejenisnya. Pisau ini mempunyai
fine feeds. Pada sisi pisau ini dibuat lengkung lurus san
sejajar. Pisau ini mempunyai lebar 0,020”-0,182” dan
diameter maksimal 2 ¾ inchi.

End Mill Cutter merupakan pisau solid dengan sisi dan


4. End Mill Cutter gagang yang menjadi satu . Secara operasional end mill
berfungsi untuk pembuatan alur, keyways, pockets
(kantong), shoulders (tingkat), permukaan datar dan
pengefraisan bentuk. End Mill sebagian besar
digunakan pada mesin frais vertikal meskipun tidak
menutup kemungkinan dipakai pada mesin frais
horizontal. Terdapat berbagai macam bentuk end mill
dan biasanya terbuat dari HSS, comented carbide, atu
gigi comented carbide yang disisipkan
5. Pisau Modul
Pisau ini berfungsi untuk membuat roda-roda
gigi. Dalam satu set, pisau modul terdapat 8 dan
15 buah pisau modul.

6. Pisau Ekor Burung Pisau ini berfungsi untuk membuat alur ekor
burung. Pisau ini sudut kemiringannya terletak
pada sudut-sudut istimewa yaitu: 300, 450,
600
CARA KERJA MESIN FRAIS

Cara kerja mesin frais, Benda kerja dijepit di suatu ragum


mesin atau peralatan khusus atau dijepit di meja mesin
frais. Pemotongan dikerjakan oleh pemakanan benda kerja
di bawah suatu pisau yang berputar. Pekerjaan yang terjadi
mesin frais vertikal. Pergerakkan meja dan ke atas dan ke
bawah dari spindel. Mesin frais vertikal dapat
menghasilkan permukaan horizontal.
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik
yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor
listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan
gerakan putar pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama
mesin milling yang bertugas untuk memegang dan
memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau
gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada
benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi
gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan
pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi
karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan
diatas kekerasan benda kerja.
PERHITUNGAN DALAM
MESIN FRAIS
Rumus putaran mesin frais
Ket :
n = putaran spindle    (putaran/menit)
D = Diameter pisau frais   (milimeter)
CS = Cutting Speed   (meter/menit)

Rumus Feeding (penyayatan)


Ket :
s = feeding  (mm/menit)
sz = sayatan per gigi (mm/gigi)
z = jumlah gigi
n = putaran pisau frais (putaran/menit)
PERHITUNGAN PEMBUATAN RODA GIGI
PAYUNG
1. Hitunglah dimensi / ukuran suatu roda
gigi payung, jika diketahui jumlah gigi yang
dibuat adalah : Z = 24 buah, Modul yang
digunakan Modul M 2,75 dan sudut
tusuknya adalah β = 45º
1. Diameter Tusuk (Dt) 2. Diameter Kepala (Dka)
Dt = Z x M Dka = Dt + 1,6 x M Cos β
     = 24 x 2,75         = 66 + 1,6 x 2,75 x Cos 45º
     = 66 mm         = 66 + 4,4 x 0,7071
        = 69 mm
3. Tinggi Kepala Gigi (Ha) 4. Tinggi Kaki Gigi (Hi)
Ha = 0,8 x M Hi = 1 x M
= 0,8 x 2,75 = 1 x 2,75
= 1,76 mm = 2,75 mm

5. Tinggi Gigi (Hz) 6. Panjang Penjuru (R)


Hz = Ha + Hi Dt 66
= 1,76 + 2,75 R = ---------- = ------------ = 46,67 mm
= 4,51 mm 2 Sin β 2 . Sin 45º
7. Lebar Gigi (B) 8. Sudut Kepala Gigi
1.R 46,67
B = ----- = --------- = 15,5 mm Ha 1,76
3 3 Tg α = ------ = --------- = 0,0377
R 46,67

α = 2 º 9’

9. Sudut kaki Gigi 10. Sudut Muka (Ϫ )


Ϫ=β+α
Hi 2,75 = 45º + 2 º 9’
Tg η = ------ = --------- = 0,05892 = 47 º 91’
R 46,67

η = 3 º 22’

11. Sudut Potong (λ) PUTARAN POROS ENGKOL


KEPALA PEMBAGI
λ=β+η T 40 12
   = 45º + 3 º 22’ Z 24 18
   = 41 º 38’ = =1
TABEL DIAGNOSA KERUSAKAN DAN
PENANGANNYA
CARA
NO JENIS KERUSAKAN DISEBABKAN OLEH PENANGANNYA

1 keausan pada Keausan ini terjadi akibat Melakukan


bantalan poros putaran mesin yang tinggi pelumasan secara
spindel utama. menyebabkan gesekan dan berkala dan
timbulnya panas antara poros pengecekan secara
spindle dan bantalan. rutin
2 Sabul v-belt putus Hal ini dikarenakan jika v-belt Mengganti dengan
terkena air,oli, debu maka faktor v-belt dengan yang
selip di sini akan membesar dan baru
Tingkat ketegangan yang
berlebihan akan menyebabkan
ketahanan sabuk cepat
melemah.
3 keausan terhadap Keausan tersebut terjadi karena dengan menyekrap
lintasan pembimbing akibat seringnya gesekan atara permukaan lintasan
pada rangka mesin permukaan lintasan pembimbing
frais. pembimbing antara meja mesin rangka mesin
frais dan knee secara hati-hati
4. kebocoran arus listrik sambungan kabel-kabel Mengganti kabel
(korsleteing listrik) yang putus yang yang putus
disebabkan oleh kurang dengan yang baru
sigapnya perawatan dan pengecekan
dan pemeliharaan yang terkait
dilakukan untuk mesin penghubung dan
frais pembersihan
menggunakan
silika gel.
Lintasan Pembimbing
bantalan poros spindel
Menjadi Satu Dengan
utama
Meja Frais

Penampang Sistem
Transmisi V-Belt pada Kotak Transmisi
Mesin Frais Listrik Mesin Frais
PROSES PENGEFRAISAN

Pengefraisan (milling) merupakan proses penyayatan atau permesinan dengan mesin


frais (milling machine). Pengefraisan mencakup sejumlah proses permesinan
serbaguna yang berlangsung dalam berbagai konfigurasi dengan menggunakan pisau
frais. Pisau frais tersebut menghasilkan sejumlah chip dalam satu putaran. Proses
pengefraisan secara dasar dibagi menjadi dua macam yaitu:
A. Pengefraisan peripheral atau plain.
B. Pengefraisan muka (face milling).
PENGEFRAISAN PERIPHERAL
Pengefraisan Peripheral atau Plain (Peripheral Milling atau Plain Milling)
pengefraisan peripheral atau pengefraisan plain, sumbu alat potong paralel atau sejajar
dengan permukaan benda kerja yang akan dikerjakan. Proses ini dilakukan dengan ujung
sayat pada keliling luar alat potong. Pengefraisan peripheral terdiri dari beberapa jenis.
Berikut jenis-jenis pengefraisan peripheral:

A. Pengefraisan slab 
merupakan dasar dari pengefraisan peripheral di mana lebar alat potong lebih panjang
daripada jarak kedua tepi benda kerja.
B. Slotting 
merupakan pengefraisan di mana lebar alat potong lebih kecil daripada lebar benda kerja.
Proses ini akan membentuk slot karena lebar alat potong yang tipis. Alat potong yang tipis
juga dapat digunakan untuk memotong benda kerja menjadi dua bagian, proses pemotongan
tersebut dikenal dengan istilah pengefraisan saw (saw milling).
C. Pengefraisan side 
merupakan pengefraisan di mana alat potong menyayat sisi tepi (samping) benda kerja.
D. Pengefraisan straddle 
merupakan pengefraisan yang sama dengan pengefraisan side. Akan tetapi pada
pengefraisan straddle, proses penyayatan dilakukan pada kedua sisi tepi benda kerja.
E. Pengefraisan bentuk 
merupakan pengefraisan di mana alat potong yang digunakan memiliki ujung sayat (teeth)
dengan bentuk khusus. Proses pengefraisan ini akan menghasilkan benda kerja dengan
bentuk potongan sesuai bentuk alat potong.
Berdasarkan arah putaran alat potong, pengefraisan peripheral dibedakan menjadi
dua bentuk pengefraisan. Dua bentuk pengefraisan tersebut yaitu: up
milling dan down milling.
A. Up milling atau conventional milling merupakan pengefraisan dengan arah gerak
ujung sayat (teeth) alat potong berlawanan dengan arah pemakanan (feed)
ketika teeth memotong benda kerja.
B. Down milling atau climb milling merupakan pengefraisan dengan arah ujung sayat
(teeth) alat potong searah dengan arah pemakanan ketika teeth memotong benda
kerja.
Pengefraisan Muka (Face Milling)
Pengefraisan muka merupakan pengefraisan di mana sumbu putar alat
potong tegak lurus terhadap permukaan benda kerja yang difrais. Pada
pengefraisan muka, ujung sayat yang digunakan ada dua yaitu pada
penampang alat potong dan keliling luar alat potong. Pengefraisan muka
terdiri dari beberapa jenis. Berikut jenis-jenis pengefraisan muka:
1. Pengefraisan muka konvensional merupakan pengefraisan di mana
diameter alat potong lebih besar daripada benda kerja.
2. Pengefraisan muka sebagian merupakan pengefraisan di mana alat
potong menggantung (overhang) pada salah satu sisi benda kerja.
3. End milling merupakan pengefraisan di mana diameter alat potong
lebih kecil daripada lebar benda kerja, sehingga sebuah slot dapat
terbentuk.
4. Pengefraisan bentuk atau pengefraisan pulau (island) merupakan
pengefraisan yang memotong keliling luar benda kerja sehingga
membentuk pulau.
5. Pengefraisan kantong merupakan pengefraisan yang membentuk
kantong yang dangkal.
6. Pengefraisan kontur permukaan merupakan pengefraisan dengan alat
potong yang ujungnya berbentuk bola. Pengefraisan ini dapat
menghasilkan bentuk permukaan tiga dimensi.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai