DOSEN
M. WAWAN JUNAIDI USMAN, M. ENG
DISUSUN OLEH :
1. Moh. Agus Setiawan (19020067)
2. Boy Nurlazi (19020078)
3. Afdzan Arnoldy Seba (19020069)
MATERI YANG DISAMPAIKAN
MESIN FRAIS
TABEL DIAGNOSA
1. KOMPONEN UTAMA KERUSAKAN DAN
MESIN FRAIS PENANGANNYA
2. PERLENGKAPAN
MESIN FRAIS
3. PISAU MESIN FRAIS PERHITUNGAN
PERHITUNGAN RODA
PUTARAN DAN
GIGI PAYUNG
PENYAYATAN
PENGERTIAN MESIN MESIN
FRAIS
4. RAGUM RATA
Fungsi ragum adalah alat yang berfungsi
untuk menjepit dan mencengkram benda
kerja pada saat pengfraisan.
JENIS-JENIS PISAU MESIN
1. Heavy Duty Plain Millimg Berfungsi untuk pengefraisan kasar (Berat Pisau
Cutter ini dibuat dengan ukuran lebih besar dan lebar
dengan jumlah gigi yang lebih kecil daripada
light duty plain milling. Untuk pisau frais dengan
diameter 3” biasanya terdiri dari 8 gigi dan
untuk diameter 4” biasanya 10 gigi. Sudut
kemiringan gigi pisau antara 250-450. (berat)
6. Pisau Ekor Burung Pisau ini berfungsi untuk membuat alur ekor
burung. Pisau ini sudut kemiringannya terletak
pada sudut-sudut istimewa yaitu: 300, 450,
600
CARA KERJA MESIN FRAIS
α = 2 º 9’
η = 3 º 22’
Penampang Sistem
Transmisi V-Belt pada Kotak Transmisi
Mesin Frais Listrik Mesin Frais
PROSES PENGEFRAISAN
A. Pengefraisan slab
merupakan dasar dari pengefraisan peripheral di mana lebar alat potong lebih panjang
daripada jarak kedua tepi benda kerja.
B. Slotting
merupakan pengefraisan di mana lebar alat potong lebih kecil daripada lebar benda kerja.
Proses ini akan membentuk slot karena lebar alat potong yang tipis. Alat potong yang tipis
juga dapat digunakan untuk memotong benda kerja menjadi dua bagian, proses pemotongan
tersebut dikenal dengan istilah pengefraisan saw (saw milling).
C. Pengefraisan side
merupakan pengefraisan di mana alat potong menyayat sisi tepi (samping) benda kerja.
D. Pengefraisan straddle
merupakan pengefraisan yang sama dengan pengefraisan side. Akan tetapi pada
pengefraisan straddle, proses penyayatan dilakukan pada kedua sisi tepi benda kerja.
E. Pengefraisan bentuk
merupakan pengefraisan di mana alat potong yang digunakan memiliki ujung sayat (teeth)
dengan bentuk khusus. Proses pengefraisan ini akan menghasilkan benda kerja dengan
bentuk potongan sesuai bentuk alat potong.
Berdasarkan arah putaran alat potong, pengefraisan peripheral dibedakan menjadi
dua bentuk pengefraisan. Dua bentuk pengefraisan tersebut yaitu: up
milling dan down milling.
A. Up milling atau conventional milling merupakan pengefraisan dengan arah gerak
ujung sayat (teeth) alat potong berlawanan dengan arah pemakanan (feed)
ketika teeth memotong benda kerja.
B. Down milling atau climb milling merupakan pengefraisan dengan arah ujung sayat
(teeth) alat potong searah dengan arah pemakanan ketika teeth memotong benda
kerja.
Pengefraisan Muka (Face Milling)
Pengefraisan muka merupakan pengefraisan di mana sumbu putar alat
potong tegak lurus terhadap permukaan benda kerja yang difrais. Pada
pengefraisan muka, ujung sayat yang digunakan ada dua yaitu pada
penampang alat potong dan keliling luar alat potong. Pengefraisan muka
terdiri dari beberapa jenis. Berikut jenis-jenis pengefraisan muka:
1. Pengefraisan muka konvensional merupakan pengefraisan di mana
diameter alat potong lebih besar daripada benda kerja.
2. Pengefraisan muka sebagian merupakan pengefraisan di mana alat
potong menggantung (overhang) pada salah satu sisi benda kerja.
3. End milling merupakan pengefraisan di mana diameter alat potong
lebih kecil daripada lebar benda kerja, sehingga sebuah slot dapat
terbentuk.
4. Pengefraisan bentuk atau pengefraisan pulau (island) merupakan
pengefraisan yang memotong keliling luar benda kerja sehingga
membentuk pulau.
5. Pengefraisan kantong merupakan pengefraisan yang membentuk
kantong yang dangkal.
6. Pengefraisan kontur permukaan merupakan pengefraisan dengan alat
potong yang ujungnya berbentuk bola. Pengefraisan ini dapat
menghasilkan bentuk permukaan tiga dimensi.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH