Politeknik
Negeri medan
Gambar(a): Mesin fraiz vertikal
2. Mesin frais Horizontal, Merupakan mesin frais yang poros utamanya sebagai pemutar dan
pemegang alat potong pada posisi mendatar.
3. Mesin frais universal Ini adalah mesin produksi dari konstruksi yang
kasar.Bangkunya ini adalah benda cor yang kaku dan berat serta menyangga sebuah
meja kerja yang hanya memiliki gerakan longitudinal. Penyetelan vertikal di berikan
dalam kepala spindel dan suatu penyetelan lintang di buat dalam pena atau ram
spindel.
Gambar(c) : Mesin frais Universal
C.Bagian-bagian Mesin Frais
Bagian—bagian mesin frais dapat dilihat pada gambar di bawah ini yaitu:
A. Lengan untuk kedudukan penyongkong obor
B. Penyongkong obor
C. Tunas untuk mengerakan meja secara otomatis
D. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis meja
E. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dengan perlengkapan mesin
F. Engkol untuk mengerakan meja dalam arah memanjang
G. Tuas untuk mengunci meja
H. Baut menyetel, untuk menghilangkan getaran meja
I. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah melintang.
J. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah tegak
K. Tuas untuk mengunci meja
L. Tabung pendukung dengan batang ulir, untuk mngatur tingginya meja
M. Lutut untuk kedudukan alas meja
N. Tuas untuk mnegunci sadel
O. Alas meja, tempat kedudukan untuk meja
P. Tuas untuk merubah kecepatan motor listrik
Q. Engkol meja
R. Tuas untuk menentukan besarnya putaran spindel/pisau frais
S. Tuas untuk mengatur angka-angka kecepatan spindel/pisau frais
T. Tiang, untuk mengantar turun naiknya meja
U. Spindel, untuk memutarkan arbor dan pisau frais
V. Tuas untuk menjalankan spindle
BAB 2
PERINSIF KERJA MESIN FRAIS
C.TEKNIK PENGEFRAISAN
Teknik pengefraisan tergantung dari jenis mesin frais dan posisi alat potong (pisau frais terhadap
bidang kerja). Berdasarkan hal tersebut ada dua macam teknik pengefraisan, yaitu:
1. Pengefraisan Sisi
Sisi mata potong sejajar dengan permukaan bidang benda kerja. Teknik pengefraisan ini menggunakan
mesin frais datar.
2. Pengefraisan Muka
Sisi mata potong tegak lurus terhadap bidang permukaan benda kerja. Pisau frais mempunyai mata
potong sisi dan muka yang keduanya dapat melakukan pemotongan secara bersamaan. Pengefraisan ini
menggunakan mesin frais tegak.
D.KECEPATAN POTONG DAN PEMAKANAN
Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh kemampuan pemotongan alat
potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut menyangkut kecepatan potong dan pemakanan.
Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya bram yang terpotong oleh
satu mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama.
Umumnya makin keras bahan, makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatan
potong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan potong menurut bahan dan
diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai diameter 100 mm maka satu putaran penuh
menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata
pisau frais. Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh oleh mata
potong pisau frais menjadi p x d x n. jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga
dengan kecepatan potong (V). Maka:
Tabel 01 Harga Kecepatan Potong
Bahan Bahan Pisau Frais
Baja HSS HSS Stelit Tantalu Tngsten
Karbon Super m Karbit Karbid
Alumuniu 83 – 66 166 – 20 – 34 267 – 50 – 84 332 –
m 13 – 26 332 14 – 24 498 44 – 64 664
Kuningan 10 – 20 24 – 58 10 – 16 50 – 64 34 – 50 116 –
Perunggu 10 – 14 21 – 44 26 – 42 34 – 54 200
Besi Tuang 12 – 16 10 – 16 24 – 34 16 – 24 64 – 142
Besi 10 – 15 16 – 26 20 – 30 30 – 44 42 – 64
Tempa 10 – 14 10 – 16 14 – 24 20 – 30 84 – 108
Baja 24 – 34 14 – 20 50 – 64
Karbon 20 – 30 38 – 50 94 – 164
Lunak 16 – 26 84 – 124
Sedang 10 – 16
Tinggi
Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnya adalah besarnya
pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais. Pemakanan mempengaruhi gerakan bram
terlepas dari benda. Faktor dalamnya pemotongan dan tebalnya bram juga menentukan proses
pemotongan. Besarnya pemakanan di hitung dengan rumus :
Dimana :
f = Besarnya pemakanan per menit
F = Besarnya pemakanan per mata pisau
T = Jumlah mata potong pisau
n = Jumlah putaran pisau per menit
Tabel 02 Harga Pemakanan Menurut Jenis Bahan dan Pisau Frais (per mata potong mm)
Jenis Pisau Jenis Bahan Benda
Frais
Alumuniu Kuninga Perungg Baja Baja Baja Besi
m n u Sedang Keras Campura Tuang
n
Muka 0,55 0,55 0,45 0,23 0,20 0,18 0,33
Spiral 0,43 0,43 0,35 0,18 0,15 0,13 0,25
Sisi dan 0,33 0,33 0,28 0,15 0,13 0,10 0,20
Muka 0,28 0,28 0,23 0,13 0,10 0,10 0,15
Jari 0,15 0,15 0,13 0,07 0,07 0,05 0,10
Bentuk 0,15 0,13 0,10 0,07 0,05 0,05 0,07
Gergaji
D =70 mm menjadi :
Langkah Kerja:
Mengitung T terlebih dahulu setelah diketahui diatas dengan cara:
Diket : DL = 70 mm, Z = 15, M = 4.5, T = 9 mm, N = 40
Ditanya : n = …………?
Jawab:
N 40 10
n= = =2
Z 15 15
T = 2,16 x M = 2. 16 x 4,5 = 9,7 = 9 mm
Dari hitungan diatas didapatkan kedalaman 9 mm dan banyaknya kita memutar plat pembagi
sebanyak 2,5 putaran.
2.Saran
Saya menyarankan kepada pihak yang bersangkutan agar supaya
perkakasan yang berhubungan dengan mesin frais ,agar di perbanyak ,agar setiap
mahasiswa lebih leluasa dalam mengoperasikan mesin frais tersebut. Dan dapat
membuat daya kreativitas setiap mahasiswa tumbuh dengan penu skil yang
mendukung.sehingga dapat membuat sebuah universitas berkembang .
DAFTAR PUSTAKA
[1] : Agung, Mario. 2004. Perancangan Fixture untuk Mesin EDM Wire
Cutting. Surabaya: Institute Technologi Sepuluh Nopember Surabaya.
[2] : Tohari, M. Khamim. 2007. Perancangan Press Tool dan Fixture
Komponen Bearing Case. Gresik: PT Agrindo Gresik.
[3] : Alamsyah, Deny. 2004. Simulation Design of CNC Milling
Machining Process for Emco VMC 200 Machine. Surabaya: Institute
Technologi Sepuluh Nopember Surabaya.
[4] : Kiswanto, Gandjar. 2011. Optimasi Proses Permesinan Milling 3-
axis, <URL:http://www.milling@google.
com.htm>. Surabaya Agustus 2011